Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. Masalah Utama
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada
keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilairealitas.(Sunaryo, 2004)
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak
sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar
(Maramis, 1998).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar ekternal.
Tanda dan Gejala:
1. Bicara, senyum, tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup (mencium) dan
merasa suatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
6. Sikap curiga dan saling bermusuhan.
7. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
8. Menarik diri menghindar dari orang lain.
9. Sulit membuat keputusan.
10. Ketakutan.
11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias
yang rapi.
12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13. Menyalahkan diri atau orang lain.
14. Muka marah kadang pucat.
15. Ekspresi wajah tegang.
16. Tekanan darah meningkat.
17. Nafas terengah-engah.
18. Nadi cepat
19. Banyak keringat.

2. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan
berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya
klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan
dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan
membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu
terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
 Aspek fisik :
 Makan dan minum kurang
 Tidur kurang atau terganggu
 Penampilan diri kurang
 Keberanian kurang
 Aspek emosi :
 Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
 Merasa malu, bersalah
 Mudah panik dan tiba-tiba marah
 Aspek sosial
 Duduk menyendiri
 Selalu tunduk
 Tampak melamun
 Tidak peduli lingkungan
 Menghindar dari orang lain
 Tergantung dari orang lain
 Aspek intelektual
 Putus asa
 Merasa sendiri, tidak ada sokongan
 Kurang percaya diri

3. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah
sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala :
- Muka merah
- pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

C. PohonMasalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
DataSubyektif :
- Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.
- Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang
mengusiknyajikasedangkesalataumarah.
- Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
- Mata merah, wajah agak merah.
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
- Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
- Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
- Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi
verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak
berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

E. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I :Perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi seanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa
tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman
bicara
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Tanyakan apakah ada suara yang didengar
b. Apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun perawat
sendiri tidak mendengarnya.
d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.4 Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah,
takut, sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya

3. Klien dapat mengontrol halusinasinya


Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
a. Katakan “ saya tidak mau dengar”
b. Menemui orang lain
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara
sendiri
3.4 Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara bertahap
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
3.6 Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.7 Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi

4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya


Tindakan :
4.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah):
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan :
halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan :
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat
minum obat
5.2 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum
obat yang dirasakan
5.4 Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri


Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan
jelas tentang topik, tempat dan waktu.
1.2. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
1.3. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul
2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. 3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Berireinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan :
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
- K–P
- K – P – P lain
- K – P – P lain – K lain
- K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan :
6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN PERTAMA)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Keperawatan :
a Membina hubungan saling percaya dengan klien
b Mengidentifikasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dgn menghardik
4. Tindakan Keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP 1 :
1. Identifikasi jenis halusinasi klien
2. Identifikasi isi halusinasi klien
3. Identifikasi waktu halusinasi klien
4. Identifikasi frekuensi halusinasi klien
5. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
7. Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
8. Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Oka Darmaja, saya
biasa dipanggil Oka, saya yang akan merawat bapak selama di sini, nama Bapak
siapa? Suka dipanggil siapa?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang terjadi di
rumah sehingga bisa sampai kesini?
3. Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita mendiskusikan masalah kesehatan bapak?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang tamu sini saja?
FASE KERJA
1. Apa yang bapak rasakan saat ini?
2. Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
3. Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara itu?
4. Berapa kali sehari/sering suara-suara itu muncul/terdengar?
5. Saat bapak sedang apa biasanya suara-suara itu muncul?
6. Apa yang bapak lakukan jika suara-suara itu muncul? Bagaimana perasaan bapak saat
mendengar suara-suara itu?
7. Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana caranya untuk
menghardik/mengusir suara-suara itu?
8. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan
tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau besok pagi setelah kegiatan jalan pagi?
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KEDUA)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP II :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam
jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak Sehri
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara istrinya? Jam berapa? Waktu
pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, pak Sehri
sudah berusaha untuk menghardik?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
1. Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau menghardik seperti cara yang sudah
saya ajarkan kemarin.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara yang
sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan
Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KETIGA)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP III:
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
3)Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam
jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya
(tergantung respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak Sehri
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa? Waktu
pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak Sehri
sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan
kemarin?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn berkegiatan?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
1. Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara yang
sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum obat
b. Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KE EMPAT)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dan teratur
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP IV :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn meminum obat

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya
(tergantung respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini pak? Apa yang pak Sehri
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa? Waktu
pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak Sehri
sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara meminum obat ya?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
1. Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin dan rutin
meminum obat.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk mengendalikan seperti cara-cara yang sudah saya
ajarkan kemarin. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Tergantung kondisi dan situasi klien
b. Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?

Anda mungkin juga menyukai