Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

HALUSINASI

Disusun Oleh :
1. Ricky (2108038)
2. Sopian Suandi Hidayat (2108042)
3. Dwi Klara Ningsih (2108051)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KARYA HUSADASEMARANG
2021-2022
1. Masalah Utama
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Pengertian Halusinasi
Halusinasi Adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal
terjadi pada keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya
kemampuan menilai realitas. (Sunaryo, 2004) Halusinasi adalah persepsi
sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan
kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298). Halusinasi merupakan gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi,
suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 1998).
Jadi,dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar ekternal.
Tanda dan Gejala:
1) Bicara, senyum, tertawa sendiri
2) Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup
(mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.
3) Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
4) Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5) Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
6) Sikap curiga dan saling bermusuhan.
7) Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
8) Menarik diri menghindar dari orang lain.
9) Sulit membuat keputusan.
10) Ketakutan.
11) Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti
pakaian, berhias yang rapi.
12) Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13) Menyalahkan diri atau orang lain.
14) Muka marah kadang pucat.
15) Ekspresi wajah tegang.
16) Tekanan darah meningkat.
17) Nafas terengah-engah.
18) Nadi cepat

b. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi
antara lain klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan
kurangnya keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari
lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya.
Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal.
Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal
dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
1) Aspek fisik :
a) Makan dan minum kurang
b) Tidur kurang atau terganggu
c) Penampilan diri kurang
d) Keberanian kurang
2) Aspek emosi :
a) Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
b) Merasa malu, bersalah
c) Mudah panik dan tiba-tiba marah
3) Aspek sosial
a) Duduk menyendiri
b) Selalu tunduk
c) Tampak melamun
d) Tidak peduli lingkungan
e) Menghindar dari orang lain
f) Tergantung dari orang lain
4) Aspek intelektual
a) Putus asa
b) Merasa sendiri, tidak ada sokongan
c) Kurang percaya diri
c. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya
sehingga bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak
lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi
jika halusinasi sudah sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan
perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan
kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien
dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain bahkan merusak
lingkungan.
Tanda dan gejala :

1) pandangan tajam
2) muka merah
3) Otot tegang
4) Nada suara tinggi
5) Berdebat
6) Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak
senang.
3. PohonMasalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

4. Data yang perlu dikaji


a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :

1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusik nya jika
sedang kesal atau marah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
3) Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :

1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan


stimulus nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
4) Klien merasa makan sesuatu
5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
7) Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4) Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis,
Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin
pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

5. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I :Perubahan sensori persepsi halusinasi
SP 1:
a. identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon
b. Jelaskan cara mengontrol halusinansi: hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar : jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
c. masukan pada jaddwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.

SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan menhardik dan obat. Berikan pujian
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Berikan pujian.
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatn harian (mulai 2
kegiatan)
c. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri


SP 1:
a. identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon
b. Jelaskan cara mengontrol halusinansi: hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar : jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
c. masukan pada jaddwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.

SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan menhardik dan obat. Berikan pujian
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Berikan pujian.
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatn harian (mulai 2
kegiatan)
c. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

Diagnosa 3 : Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


SP 1:
a. identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon
b. Jelaskan cara mengontrol halusinansi: hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik

SP 2 :
a. Evaluasi kegiatan menghardik. Berikan pujian
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar : jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
c. masukan pada jaddwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.

SP 3 :
a. Evaluasi kegiatan menhardik dan obat. Berikan pujian
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
c. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap

SP 4 :
a. Evaluasi kegiatan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Berikan pujian.
b. latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatn harian (mulai 2
kegiatan)
c. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN PERTAMA)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan
mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Keperawatan :
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mengidentifikasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dgn
menghardik
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. SP 1 :
1) Identifikasi jenis halusinasi klien
2) Identifikasi isi halusinasi klien
3) Identifikasi waktu halusinasi klien
4) Identifikasi frekuensi halusinasi klien
5) Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6) Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
7) Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
8) Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke
dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Oka Darmaja,
saya biasa dipanggil Oka, saya yang akan merawat bapak selama di sini,
nama Bapak siapa? Suka dipanggil siapa?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang
terjadi di rumah sehingga bisa sampai kesini?
3. Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita mendiskusikan masalah kesehatan bapak?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa
kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang tamu sini saja?
FASE KERJA
1. Apa yang bapak dengar saat ini?
2. Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
3. Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara itu?
4. Berapa kali sehari/sering suara-suara itu muncul/terdengar?
5. Saat bapak sedang apa biasanya suara-suara itu muncul?
6. Apa yang bapak lakukan jika suara-suara itu muncul? Bagaimana perasaan
bapak saat mendengar suara-suara itu?
7. Saya akan menjelaskan cara menghardik/mengusir suara-suara itu
8. Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana caranya untuk
menghardik/mengusir suara-suara itu?
9. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan
untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih
mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara
yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam
jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau besok pagi setelah kegiatan jalan pagi?
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KEDUA)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan
mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
4. Tindakan Keperawatan :
Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
SP II :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke
dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak
Sehri rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara istrinya? Jam
berapa? Waktu pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya
muncul, pak Sehri sudah berusaha untuk menghardik?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa
kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
1. Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan
untuk bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau menghardik seperti cara
yang sudah saya ajarkan kemarin.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih
mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan
orang lain seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan
memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan
Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KETIGA)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan
mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
4. Tindakan Keperawatan :
Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
SP III:
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke
dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya
(tergantung respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak Sehri
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa?
Waktu pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa
pak Sehri sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah
saya ajarkan kemarin?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn berkegiatan?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
1. Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan
untuk berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak
sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara
yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal
harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum obat
b. Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KE EMPAT)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan
mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dan teratur
4. Tindakan Keperawatan :
Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
SP IV :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn meminum obat

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat dengan nama saya
(tergantung respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini pak? Apa yang pak
Sehri rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa?
Waktu pak Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa
pak Sehri sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah
saya ajarkan?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara meminum obat ya?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?
FASE KERJA
1. Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin dan rutin
meminum obat.
FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk mengendalikan seperti cara-cara yang sudah saya
ajarkan kemarin. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Tergantung kondisi dan situasi klien
b. Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000

Anda mungkin juga menyukai