Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

“ HALUSINASI”

Disusun Oleh:
Samratul Qalbi Assani (P07120421081)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan
(persepsi) panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yg dapat meliputi
semua system penginderaan pada seseorang dalam keadaan sadar penuh
( baik ).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi , suatu pencerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar.

2. Tanda dan gejala


Geja dan tanda seseorang yang mengalami halusinasi adalah :
a. Tahap 1 (comforting)
1) Tertawa tidak sesuai dengan situasi
2) Menggerakkan bibir tanpa bicara
3) Bicara la mbat
4) Diam dan pikiranya dipenuhi pikiran yang menyenangkan

b. Tahap 2 (condemning)
1) Cemas
2) Konsentrasi menurun
3) Ketidakmampuan membedakan realita

c. Tahap 3
1) Pasien cenderung mengikuti halusinasi
2) Kesulitan berhubungan dgn orla
3) Perhatian dan konsentrasi menurut
4) Afek labil
5) Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti
petunjuk)

d. Tahap 4 (controlling)
1) Pasien mengikuti halusinasi
2) Pasien tidak mampu mengendalikan diri
3) Tidak mampu mengikuti perintah nyata
4) Beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

C. PENYEBAB
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara
lain klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan
kurangnya keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri
dari lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada
dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus
eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan membedakan
stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu
terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
1. Aspek fisik :
a) Makan dan minum kurang
b) Tidur kurang atau terganggu
c) Penampilan diri kurang
d) Keberanian kurang
2. Aspek emosi :
a) Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
b) Merasa malu, bersalah
c) Mudah panik dan tiba-tiba marah
3. Aspek sosial
a) Duduk menyendiri
b) Selalu tunduk
c) Tampak melamun
d) Tidak peduli lingkungan
e) Menghindar dari orang lain
f) Tergantung dari orang lain
4. Aspek intelektual
a) Putus asa
b) Merasa sendiri, tidak ada sokongan
c) Kurang percaya diri

D. AKIBAT
Akibat dari perubahan sensoori persepsi halusinasi adalah resiko
mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan. Adalah suatu suatu
perilaku maladaptive dalam memanifestasikanperasaan marah yang
dialami oleh sesorang. Perilaku tersebut dapat berupa menciderai diri
sendiri, melalukan penganiayaan terhadap orang lain dan merusak
lingkungan.
Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagai suatu ancaman ( stuart dan Sundeen,1995). Perasaan marah
sendiri merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang
dimanifestasikan berada pada rentang adaptif.
Tanda dan gejala :
1. Data obyektif :
a) Mata merah
b) Pandangan tajam
c) Otot tegang
d) Nada suara tinggi
e) Suka berdebat
f) Sering memaksakan kehendak
g) Merampas makanan, memukul jika tidak senang
2. Data subyektif
a) Mengeluh merasa terancam
b) Mengungkapkan perasaan tak berguna
c) Mengungkapkan perasaan jengkel
d) Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, sesak dan bingung

E. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

F. Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

G. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji
a. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
DataSubyektif :
1) Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.
2) Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang
mengusiknyajikasedangkesalataumarah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak,
menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
3) Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi


Data Subjektif :
1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
4) Klien merasa makan sesuatu
5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
7) Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
4) Disorientasi

c. Isolasi sosial : menarik diri


Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup,
Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas
menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan,
Kurang memperhatikan kebersihan

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri

I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa I :Perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi seanjutnya
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :

1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal


2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien

2. Klien dapat mengenal halusinasinya


Tindakan :
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara
dan tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan
seolah-olah ada teman bicara
c. Bantu klien mengenal halusinasinya
1) Tanyakan apakah ada suara yang didengar
2) Apa yang dikatakan halusinasinya
3) Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun
perawat sendiri tidak mendengarnya.
4) Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
5) Katakan bahwa perawat akan membantu klienDiskusikan
dengan klien :
a) Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b) Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore, malam)
d. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien
mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat
ber pujian
c. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya
halusinasi:
1) Katakan “ saya tidak mau dengar”
2) Menemui orang lain
3) Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
4) Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien
tampak bicara sendiri
d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya
secara bertahap
e. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
f. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
g. Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi
persepsi

4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol


halusinasinya
Tindakan :

a. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami


halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat
kunjungan rumah):
1) Gejala halusinasi yang dialami klien
2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama
c. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat
bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri
atau orang lain

5. Klien memanfaatkan obat dengan baik


Tindakan :
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan
manfaat minum obat
b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping minum obat yang dirasakan
d. Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
e. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

Diagnosa II : isolasi sosial menarik diri


Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Tindakan :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan


kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
3) Berireinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
b. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial


Tindakan :
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
1) K – P
2) K – P – P lain
3) K – P – P lain – K lain
4) K – Kel/Klp/Masy
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang


lain
Tindakan :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga


Tindakan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

1) Salam, perkenalan diri


2) Jelaskan tujuan
3) Buat kontrak
4) Eksplorasi perasaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
1) Penyebab perilaku menarik diri
2) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
3) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
c. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain
d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
e. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga

J. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:
PENDENGARAN
1. PERTEMUAN PERTAMA
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan,
merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum
sendiri dan bicara sendiri
2) Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3) Tujuan keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya dengan klien
b) Mengidentifikasi dan mengajarkan cara
mengontrol halusinasi dgn menghardik
4) Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan klien
SP 1 :
a) Identifikasi jenis halusinasi klien
b) Identifikasi isi halusinasi klien
c) Identifikasi waktu halusinasi klien
d) Identifikasi frekuensi halusinasi klien
e) Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f) Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
g) Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
h) Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik
halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.

b. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan
Fase Orientasi

1) Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak, perkenalkan nama


saya Oka Darmaja, saya biasa dipanggil Oka, saya yang
akan merawat bapak selama di sini, nama Bapak siapa?
Suka dipanggil siapa?
2) Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari
ini? Apa yang terjadi di rumah sehingga bisa sampai
kesini?
3) Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita mendiskusikan masalah
kesehatan bapak?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau
masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang tamu sini saja?
Fase Kerja

1) Apa yang bapak rasakan saat ini?


2) Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
3) Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara itu?
4) Berapa kali sehari/sering suara-suara itu muncul/terdengar?
5) Saat bapak sedang apa biasanya suara-suara itu muncul?
6) Apa yang bapak lakukan jika suara-suara itu muncul?
Bagaimana perasaan bapak saat mendengar suara-suara itu?
7) Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana
caranya untuk menghardik/mengusir suara-suara itu?
8) Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu,
bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah
saya ajarkan tadi.

Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak
setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong
bapak sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita
bicarakan tadi?
2) Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong
bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara
itu, bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang
sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke
dalam jadwal harian bapak.
3) Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau besok pagi setelah kegiatan jalan
pagi?
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan?

2. PERTEMUAN KEDUA
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien
a) S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan,
merusak barang dan mengamuk
b) O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-
senyum sendiri dan bicara sendiri
2) Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3) Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
4) Tindakan keperawatan
Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
SP II :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-
cakap
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-
cakap halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.
b. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
Fase orientasi
1) Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat
dengan nama saya?
2) Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari
ini? Apa yang pak Sehri rasakan saat ini? Apakah masih
mendengar suara-suara istrinya? Jam berapa? Waktu pak
Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya
muncul, pak Sehri sudah berusaha untuk menghardik?
3) Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn
bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau
masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?

Fase kerja

1) Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain


2) Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu,
bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan teman
sebelahnya atau menghardik seperti cara yang sudah saya
ajarkan kemarin.

Fase terminasi

1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak
setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong
bapak sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita
bicarakan tadi?
2) Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong
bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara
itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang
lain seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya
akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3) Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang makan?

3. PERTEMUAN KETIGA
a. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien
a) S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan,
merusak barang dan mengamuk
b) O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum
sendiri dan bicara sendiri
2) Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
3) Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol halusinasi dgn berkegiatan

4) Tindakan keperawatan
Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
SP III:
a) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
c) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap
halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.

b. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan
Fase orientasi

1) Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak Sehri, masih ingat


dengan nama saya (tergantung respon klien saat menyapa
kita)?
2) Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini?
Apa yang pak Sehri rasakan saat ini? Apakah masih
mendengar suara-suara Istrinya? Jam berapa? Waktu pak
Sehri sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya
muncul, apa pak Sehri sudah berusaha untuk mengontrol
dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan kemarin?
3) Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn
berkegiatan?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau
masih kurang bisa kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang makan sini saja?

Fase kerja

1) Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain


2) Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu,
bapak usahakan untuk berkegiatan atau seperti cara-cara
yang sudah saya ajarkan kemarin.

Fase terminasi

1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


a) Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan
bapak setelah kita berbincang-bincang?
b) Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
Tolong bapak sekarang menceritakan ulang apa
yang sudah kita bicarakan tadi?

2) Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan


hasil tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak
sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara itu,
bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain
seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan
memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3) Kontrak yang akan datang :
a) Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang
cara benar minum obat
b) Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan
siang?
c) Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
DAFTAR PUSTAKA

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK
UI. 1999
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000

Anda mungkin juga menyukai