Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN

HALUSINASI

Disusun oleh:

ASRI WULANDARI
S16135

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah utama
Halusinasi

B. Proses Terjadinya Masalah Commented [T1]: Tambahkan jenis halusinasi, level/fase


halusinasi
1. Definisi
Halusinasi merupakan suatu kondisi individu menganggap jumlah serta pola
stimulus yang datang (baik dari dalam maupun dari luar) tidak sesuai dengan
kenyataan, disertai distorsi dan gangguan respons terhadap stimulus tersebut baik
respons yang berlebihan maupun yang kurang memadai (Townsend, 2010).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart,
2009).

2. Tanda dan Gejala


a. Subjektif
1) Tidak mampu mengenal waktu dan tempat
2) Tidak mampu memecahkan masalah
3) Mengungkapkan adanya halusinasi
4) Mengeluh cemas takut dan khawatir
5) Sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu
6) Mendengar suara-suara yang mengajak bercakap cakap
b. Objektif
1) Berbicara sendiri
2) Tersenyum atau marah-marah sendiri tanpa sebab
3) Gelisah
4) Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
5) Konsentrasi rendah

3. Penyebab Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2009), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya. Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah:
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.

4. Akibat Terjadinya Masalah


a. Kognitif
Sukar membedakan sesuatu yang nyata dan tidak nyata serta gangguan asosia
b. Afektif
Afek tidak sesuai dengan isi pembicaraan dan kurangnya respon yang
emosional terhadap pikiran orang dan pengalaman
c. Perilaku dan hubungan sosial
Cenderung menari diri, gelisah dan inkoheren
d. Fisik
Muka pucat, sulit tidur, berat badan turun dan hygiene menurun

C. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri

D. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Masalah Keperawatan
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
2. Data yang perlu dikaji
Subjektif:
a. Klien mengatakan mendengar sesuatu
b. Klien mengatakan melihat bayangan putih
c. Klien mengatak dirinya seperti disengat listrik
d. Klien mencium bau-bauan yang tidak sedap, seperti feses.
e. Klien mengatakan kepalanya melayang di udara
f. Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang berebda pada dirinya
Objektif:
a. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti bicara di tengah- tengah kalimat unutk menfengarkan sesuatu
d. Disorientasi
e. Kosentrasi rendah
f. Pikiran cepat berubah-ubah
g. Kekacauan alur pikiran

E. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
2. Isolasi sosial: menarik diri

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa keperawatan 1: Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
1.Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialami
2.Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan prinsip
komunikasi terapeutuk
2) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
3) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
4) Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
1) Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya
2) Tanyakan apakah klien mengalami sesuat (halusinasi dengar/lihat)
3) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang dialaminya
4) Katakan bahwa perawat mempercayai klien mengalami hal tersebut namun
perawat sendiri tidak mendengarnya
5) Katakan bahwa perawat akan membantu klien
6) Diskusikan dengan klien situasi yang dapat menimbulkan/ tidak Commented [T2]: Diskusikan juga, jenis, isi, frekuensi, waktu ,

menimbulkan halusinasi
7) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi Commented [T3]: Dan apa yang dilakukan

c. Klien dapat mengontrol halusinasi


1) Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
2) Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi
3) Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk memutus halusinasi
secara bertahap
4) Berikan kesempatan klien untuk melakukan cara yang telah dilatih
5) Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita
dan stimulasi persepsi
d. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
1) Membina hubungan saling percaya dengan menyebutkan nama, tujuan
pertemuan dengan sopan dan ramah
2) Anjurkan klien menceritakan halusinasiya dengan keluarga
3) Diskusikan halusinasinya pada saat berkunjung tenang
e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
1) Anjurkan klien minta obat sendri pada perawat dan merasakan manfaat
2) Anjurkan klien untuk bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang dirasakan
3) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
4) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
Daftar Pustaka

Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Cetakan
I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

NANDA, (2011). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Cetakan


2011. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Townsend. M.C, (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan
& Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI

A. Proses Keperawatan
1.Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan
isinya tidak jelas serta melihat setan-setan.
b. Data Objektif
1) Klien tampak tertawa sendiri.
2) Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik. Commented [T4]: Mengenalnya dijabarkan mulai dari jenis
sampai respon seperti catatan saya di rencana tindakan
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat. keperawatan
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.

4.Tindakan Keperawatan SP 1
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi. Commented [T5]: Membantu pasien mengenal halusinasi dan
dijabarkan seperti di atas
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum..!!! selamat pagi mbak… perkenalkan nama saya Asri.
Saya mahasiswa praktek dari STIKES Kusuma Husada Surakarta yang akan
dinas disini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 07:00 pagi
sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat mbak selama di rumah sakit ini.
Nama mbak siapa? Senangnya mbak di panggil apa?”
b. Validasi
“Bagaimana keadaan mbak hari ini?
c. Kontrak
1) Topik
“Baiklah mbak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara
yang mengganggu mbak dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah
bersedia?
2) Waktu
“Berapa lama mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?”
3) Tempat
“mbak mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
Baiklah mbak”
.
2. Fase Kerja .
“Apakah mbak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya mbak
mendengar suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah
mbak mnedengarnya trus menerus atau sewaktu-waktu? Kapan paling sering
mbak mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari mbak mendengarnya? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang mbak
rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana perasaan mbak ketika mendengar
suara tersebut? Kemudian apa yang mbak lakukan? Apakah dengan cara tersebut
suara-suara itu hilang? Apa yang mbak alami itu namanya Halusinasi. Ada empat
cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap,
dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik,
apakah mbak bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya akan
mempraktekan dahulu baru mbak mempraktekkan kembali apa yang telah saya
lakukan. Begini mbak jika suara itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi
saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga mbak.
seperti ini ya mbak. coba sekarang mbak ulangi lagi seperti yang saya lakukan
tadi. Bagus sekali mbak, coba sekali lagi mbak. wah bagus sekali mbak”.

3. Terminasi.
a. Evaluasi respon kilen terhadap tindakan keperawatan
Respon subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan mbak setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara
itu menyuruh mbak untuk mengejek, terus menerus terjadi dan terutama kalau
sendiri dan mbak merasa kesal. Seperti yang telah kita perlajari bila suara-
suara itu muncul mbak bisa mengatakan “ pergi-pergi saya tidak mau dengar
kamu suara palsu”
b. Tindak Lanjut
Mbak lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3
kali sehari yaitu jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan
harian adalah sesuai dengan jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi
ya mbak? . Jika mbak melakukanya secara mandiri makan mbak menuliskan
M, jika mbak melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman
maka mbak buat W, Jika mbak tidak melakukanya maka mbak tulis T. Apakah
mbak mengerti? Coba mbak ulangi? Naah bagus mbak.
c. Kontrak yang akan datang
Topik :
“Baik lah mbak bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang kedua yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul,
apakah mbak bersedia?”
Waktu :
“Mbak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?”
Tempat :
Mbak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah W besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
mbak. Saya permisi Assalamualaikum wr,wb.”

Anda mungkin juga menyukai