Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. J


Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

Dosen Pebimbing : Wahyu Endang Setyowati, SKM, M. Kep

Nama Kelompok :
1. Siti Akhidatun Nisa ( 40901800093 )
2. Uswatun Khoirun Nisa ( 40901800099 )
3. Zulfa Isna’iyah ( 40901800106 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2020/ 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan persepsi tentang halusinasi adalah ketidakmampuan manusia dalam
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti
pikiran,perasaan, dan sensasi somatic dengan inpuls dan stimulus external. Manusia
pada dasarnya masih mempunyai kemampuan dan membandingkan dan mengenal
mana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang
sehat dapat membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa.Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempresepsipkan sesuatu yang sebenarnya tidakterjadi. Suatu penerapan panca
indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca ondera tanpa stimulus eksteren persepsi palsu. Salah persepsi pada
halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi. Stimulus internal
dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata ada oleh klien ( Stuart, 2009 ).
Berdasarkan hasil laporan periode bulan Desember 2010, pasien yang dirawat
di ruang IV ( Dewaruci ) didapatkan dari 24 pasien yang mengalami gangguan jiwa
terdapat 11 pasien atau sekitar 45,8% mengalami gangguan persepsi halusinasi, 8
pasien atau sekitar 33,3% mengalami Perilaku kekerasan , 3 pasien atau sekitar 12,5%
mengalami gangguan konsep diri harga diri rendah dan 2 pasien atau sekitar 8,3%
mengalami gangguan isolasi sosial : menarik diri dengan rata – rata umur pasien
antara 18 – 40 tahun.
Dari fenomena tersebut, penulis mengangkat judul ”Asuhan Keperawatan
Klien Ny. J Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi pendengaran.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
c. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
e. Mampu membuat implementasi keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kasus ( masalah utama )


Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada. (Yusuf, Rizky & Hanik, 2015).
Etiologi:
Faktor Predisposisi dari halusinasi (Yusuf, Rizky & Hanik, 2015) adalah :
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal yang dapat
meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi.
Pasien mungkin menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual
dan emosi tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa disingkirkan atau
kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti
delusi dan halusinasi.
c. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang
bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan pengingkaran
terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
d. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas,
serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan besar, serta
bentuk sel kortikal dan limbik.
e. Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya dit emukan pada pasien
skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua
orang tua skizofrenia.
Faktor Presipitasi :
a. Stresor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat
menimbulkan halusinasi.
b. Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat
halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk
halusinasi.
c. Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan
orientasi realitas. Pasien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang tidak menyenangkan.
d. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas
berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan sosial.

B. Proses terjadinya masalah


Proses terjadinya halusinasi diawali dari atau dengan orang yang menderita
halusinasi akan menganggap sumber dari hasilnya berasal dari lingkungan atau
stimulus eksternal (Yosep, 2011). Pada fase awal masalah itu menimbulkan
peningkatan kecemasan yang terus dan sistem pendukung yang kurang akan
menghambat atau membuat persepsi untuk membedakan antara apa yang dipikirkan
dengan perasaan sendiri menurun.
Meningkatnya pada fase Comforting, klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensorinya dapat dikontrol bila
kecemasan dapat diatur. Pada fase ini klien cenderung merasa nyaman dengan
halusinasinya. Pada fase conderming klien mulai menarik diri. Pada fase controlling
klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berhenti. Pada fase conquering
klien lama kelamaan sensorinya terganggu, klien merasa terancam dengan
halusinasinya terutama bila tidak menuruti perintahnya.

C. Pohon masalah

Harga Diri Rendah

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

D. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah
E. Rencana tindakan keperawatan
Tindakan Keperawatan untuk Pasien (Yusuf, Rizki & Hanik, 2015) :
1. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
2. Tindakan keperawatan
a. Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan pasien
tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul,
dan respons pasien saat halusinasi muncul.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai berikut.
1) Menghardik halusinasi
2) Bercakap-cakap dengan orang lain
3) Melakukan aktivitas yang terjadwal
4) Menggunakan obat secara teratur
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga:
1. Tujuan :
a. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di
rumah.
b. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien
2. Tindakan keperawatan :
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi,
serta cara merawat pasien halusinasi.
c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.
d. Buat perencanaan pulang dengan keluarga.
BAB III
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
RUANG RAWAT : Ruang Melati
TANGGAL DIRAWAT : 07 Desember 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. J ( P )
Umur : 24 tahun
Informan : Klien
Tanggal Pengkajian : 08 Desember 2020
RM No. : 568900

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan bahwa ia sering melamun dan bicara sendiri, Klien mengatakan
sering mendengar bisikan - bisikan dan suara - suara halus . Suaranya terkadang
hilang terkadang ada, saat suara terdengar klien berteriak - teriak dikarenakan ibu
klien sudah meninggal pada 3 bulan yang lalu dan pasien masih teringat dengan
ibunya.

III.FAKTOR PREDESPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasalalu?

Ya

Tidak

2. Pengobatan sebelumnya?
Berhasil

Kurang berhasil

Tidak berhasil
3. Trauma
pelaku/Usia korban/Usia saksi/Usia

Aniaya fisik
Aniaya

seksual

Penolakan

Kekerasan
dlm
keluarga

Tindakan criminal

Jelaskan No. 1, 2, 3: (-)


Masalah Keperawatan : (-)

4. Adakah keluarga yang mengalamai gangguan jiwa ?

Ya √ Tidak

Hubungan Keluarga gejala riwayat


pengobatam/penyakit
(-) (-) (-)
Masalah Keperawatan : (-)
5. Pengalaman masalah yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pernah tekanan batin karena kehilangan pekerjaan

IV. Fisik
1. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/menit
Suhu : 36,8 °C
RR : 20 x/menit
2. Ukur
TB : 155 Cm
BB : 48 Kg


3. Keluhan Fisik : Ya Tidak
Jelaskan : ( - )
Masalah Keperawatan : ( - )

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
X X X
X

Keterangan :

: laki-laki : Klien

: perempuan X : Meninggal

Jelaskan : Klien tinggal bersama ayahnya . Klien mempunyai saudara 1 laki


-laki dan 1 perempuan. Klien anak terakhir dari 3 bersaudara.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya, karena menurut klien
ciptaan Allah harus disyukuri.

b. Identitas
Klien mengatakan bahwa ia adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara. Ia tinggal
dengan ayah kandungnya.
c. Peran
Klien mengatakan pekerja, sebelumnya klien bekerja sebagai karyawan
dipabrik garmen tetapi sekarang klien berhenti karena kondisi klien saat ini.
d. Ideal diri
Klien mengatakan mempunyai keinginan untuk sehat kembali agar bisa
bekerja secara normal seperti 3 bulan yang lalu.
e. Harga diri
Klien mengatakan hidupnya tidak bermakna karena kejiwaannya terganggu,
tidak percaya diri untuk bergabung dengan lingkungan sekitarnya, apabila
klien diajak bicara klien mengalihkan perhatiannya dengan melihat kearah
lantai rumah dan seperti orang yang bingung.
f. Masalah keperawatan : (-)

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Menurut klien, orang yang paling berarti baginya saat ini adalah ayahnya
sebab saat ini dia tinggal bersama ayahnya dikarenakan ibunya sudah
meninggal dunia.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan dulu mengikuti karang taruna. Sejak klien sakit klien
mengatakan tidak mengikuti kegiatan apapun. Malu untuk bertemu dengan
orang lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan oranglain
Klien mengatakan malas berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya klien
merasa malu, klien hanya menyendiri di kamar.
d. Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan yang penting beribadah kepada Allah, klien mengaku
beragama Islam, dan pengobatan klien selama ini menurutnya tidak
bertentangan dengan keyakinannya.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan bahwa ia jarang melakukan sholat 5 waktu, dan ketika
melakukan shalat selalu di ingetin sama ayahnya.
c. Masalah keperawatan : (-)
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan

√ Tidak rapi Penggunaan pekaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasannya


Jelaskan : Klien bernampilan rapi, pakainnya bersihh, rambut bersih dan terawat.
Masalah keperawatan : (-)

2. Pembicaraan
V Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak


mampu
memula
i
pembicaraan
Jelaskan : cara bicara klien lancar dan tidak ada gangguan, klien hanya bicara
apabila
diberi pertanyaan, apabila diajak bicara klien melihat lantai, terkadang
pembicaraan
klien terputus seperti mendengar sesuatu yang ia dengar.
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran.

3. Aktivitas motorik

Lesu keras Gagap Inkoheren


TIK Tegang Gelisah Agitas

Jelaskan : Klien mengatakan takut, bingung dan gelisah saat mendengar suara
tersebut, dan klien hanya diam dan menyendiri.
Masalah keperawatan : (-)
4. Alam Perasaan

Sedih Ketakutan Putus asa


Khawatir Gembira berlebihan


Jelaskan : klien mengatakan terkadang merasa sedih karena kondisi yang
dialaminya
sekarang ini.
Masalah keperawatan : (-)

5. Efek

Datar Tumpulabil Lemah


idak se Tidak sesuai

Jelaskan : Jika diajak mengobrol tentang masa - masa yang paling dikenang. Klien
tidak merespon adanya ekspresi mimic gembira (datar).
Masalah keperawatan : (-)

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan

Tidak

kooperatif

Mudah
Tersinggung

√ Kontak mata

Defensif

Curiga

Jelaskan : Pada saat interaksi hanya berbicara seperlunya saja, kontak mata kurang
memperhatikan penanya.
Masalah keperawatan : (-)

7. Persepsi
Halusinasi :
Pendenga
V
ran

Penglihat

an

Perabaan

Pengecap

an

Penghidu

Jelaskan : Klien mengaku sering mendengar bisikan - bisikan halus suara itu dating
tak menentu terlebih saat klien sendirian. Mengaku bingung dan hanya diam saat
suara itu datang, klien mengatakan suara itu datang lalu pergi sendiri.
Masalah keperawatan : (-)

8. Proses pikir
Sirkumtansial

Tangensial

Kehilangan ( √ )

Asosiasi Flight

of ideas

Blocking

Pengulangan Pembicaraan

Jelaskan : Selama interaksi dengan klien, seperti apa yang dipikirkan, sehingga saat
melakukan komunikasi terkadang terdiam sesaat, lalu pembicaraan dilanjutkan
kembali.
Masalah Keperawatan : (-)

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide ya ng terkait Pikiran Magis

Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistik control pikir sisi pikir sisip


piker

Jelaskan : Selama berinteraksi tidak ditemukan perilaku klien yang berlebihan.


Masalah keperawatan : (-)

10. Tingkat kesadaran


Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi :
Waktu Tempat Orang

Jelaskan : Klien dapat berorientasi dengan oranglain, tempat, dan waktu.


Masalah keperawtan : (-)

11. Memori

( √ )Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat


Jangka pendek
Jangka panjang

Gangguan daya ingat konfabulasi

Saat ini

Jelaskan : Jika ditanya tanggal lahirnya klien mapu menjawab kapan dan tahun
lahirnya. Klien mampu menyebutkan anggota keluarganya dan tempat tinggalnya.
Masalah keperawatan : (-)

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah
Tidak
√ mampu
berkon
sentrasi

Tidak mampu
Berhitung sederhana

Jelaskan : Klien tidak bisa berkonsentrasi, klien hanya mampu berhitung


sederhana
Yaitu berhitung ( 3 + 5 = 8 ).
Masalah keperawatan : ( - )

13. Kemampuan penilaian

√ Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain
dan keluarga.
Masalah keperawatan : ( - )

14. Daya titik diri

Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar


diri

Jelaskan : Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya


Masalah keperawatan : (-)

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

15. Makan
Bantuan minimal bantuan total

Jelaskan : membutuhkan bantuan minimal

16. BAB / BAK

Bantuan minimal bantuan total

Jelaskan : tidak membutuhkan bantuan

17. Mandi
vv Bantuan minimal bantuan total
18. Berpakain/berhias

Bantuan minimal bantuan total

19. Kebersihan diri

Bantuan minimal bantuan total

Jelasakan : Klien tidak membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari

hari.

Masalah keperawatan : ( - )

20. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama s/d
Tidur malam lama 21.00 s/d 04.00
V
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
Jelaskan : Klien mengatakan tidur malamnya lama
Masalah keperawatan : (-)

21. Penggunaan obat


Bantuan minimal Bantuan total
22. Pemeliharaan kesehatan

Ya tidak
Perawatan lanjutan

System pendukung

23. Kegiatan didalam rumah


Ya Tidak

Mempersiapkan makanan √
Menjaga kerapihan rumah √

Mencuci pakaian

Pengaturan keuangan √

24. Kegiatan diluar rumah

Ya Tidak
Belanja

Transportasi √

Lain-lain

Jelaskan : Klien mengatakan lebih senang ketika berada didalam rumah


Masalah keperawatan : (-)

MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif √ Menghindar

Olah raga Mencederai diri

Lainnya Lainnya
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

√ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik


Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

√ Masalah denagn pendidikan, spesifik

√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik

√ Masalah perumahan, spesfik

√ Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Masalah keperawatan : (-)

SUMBER DAYA

Pengetahuan penyakit jiwa system pendukung

pengetahuan ttg
faktor presipitasi pengetahuan ttg peny.fisik

koping pengetahuan ttg obat-obatan


lainnya

Masalah keperawatan : (-)

ASPEK MEDIK
1. Diagnosa medik : Skizofrenia
2. Terapi medik : (-)

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
.
1. Ds : Halusinasi
- Klien mengatakan sering
mendengar bisikan - bisikan
dan suara - suara halus .
Suaranya terkadang hilang
terkadang ada, saat suara
terdengar klien berteriak -
teriak dikarenakan ibu klien
sudah meninggal pada 3 bulan
yang lalu dan pasien masih
teringat dengan ibunya dan
masih terdengar suara dari
ibunaya.
- Klien mengatakan merasa
terganggu dengan suara
tersebut
- Klien mangatakan takut,
bingung dan gelisah.
Do :
- Klien terlihat berbicara sendiri
- Klien terkadang terlihat sedih,
gelisah
- Klien terlihat ketakutan dan
bingung
- Tatapan klien tampak kosong
- Klien terlihat lebih suka diam
2. Ds : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan males
berinteraksi dengan
lingkungan sekitar karena
merasa malu.
- Klien mengatakan lebih baik
dirumah
- Klien mengatakan lebih
senang menyendiri dikamar
Do :
- Klien tampak menyendiri
- Klien terlihat bingung

3. Ds : Harga Diri Rendah


- Klien mengatakan hidupnya
tidak bermakna lagi
- Klien mengatakan malu dan
tidak percaya diri
Do :
- Klien kalau diajak ngobrol
melihat kelantai
- Klien tampak diam

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah

C. Intervensi, implementasi dan evaluasi

Intervensi
No Diagnosa Rencana Tindakan Rasional Tindakan
. Keperawatan
1. Diagnosa Tujuan : Agar pasien dapat a. Dapat mengenali
Keperawatan 1: mengenali halusinasi yang dialami, halusinasi (apa
Halusinasi mengontrol halusinasinya dan yang didengar,
mengikuti program pengobatan waktu terjadi,
secara optimal frekwensi , situasi
Kriteria : yang
- Klien dapat menyebutkan menyebabkan
isi,waktu, frekuensi, situasi, halusinasi muncul
pencetus halusinasi dan perasaan
- Klien dapat memperagakan pasien saat
cara mengontrol halusinasi halusinasi muncul
sehingga
Intervensi memudahkan
SP 1 Pasien perawat
a. Membantu pasien mengenal melakukkan
halusinasi intervensi.
b. Melatih pasien mengontrol b. Dengan
halusinasi dengan cara : mengajarkan cara
Menghardik mengontrol
c. Menganjurkan pasien halusinasi, pasien
memasukkan latihan mampu
menghardik dalam jadwal mengatasinya saat
kegiatan harian halusinasi muncul
c. Membantu klien
untuk
membiasakan
kegiatan sehari-
hari agar mampu
mengatasi
halusinasi dan
memudahkan
klien dalam
mengingat
aktivitas yang
dilakukan.
SP 2 Pasien a. Mengetahui
a. Mengevaluasi jadwal harian perkembangan
b. Melatih pasien mengontrol pasien dan
halusinasi dengan cara data dasar
kedua: Bercakap-cakap untuk
dengan orang lain. intervensi
c. Masukan dalam jadwal selenjutnnya.
kegiatan harian b. Untuk
mengontrol
halusinasi.
Ketika pasien
bercakap-
cakap dengan
orang lain
maka terjadi
distraksi;
fokus
perhatian
pasien akan
beralih dari
halusinasi ke
percakapan
yang
dilakukan
dengan orang
lain tersebut.
c. Memudahkan
klien dalam
mengingat
aktivitas yang
dilakukan

SP 3 Pasien a. Mengetahui
a. Mengevaluasi jadwal harian perkembangan
b. Melatih pasien mengontrol pasien dan data
halusinasi dengan cara dasar untuk
ketiga:Melakukan aktivitas intervensi
yang terjadwal selenjutnnya.
c. Masukkan dalam jadwal
b. Untuk
harian pasien
mengurangi
resiko halusinasi
muncul
lagi adalah
dengan
menyibukkan diri
dengan aktivitas
yang teratur.
c. Menumbuhkan
keterbiasaan agar
pasien melakukan
aktivitas dengan
SP 4 Pasien
teratur
a. Mengevaluasi jadwal harian
b. Melatih pasien mengontrol
halusinasi dengan cara a. Mengetahui
keempat:Menggunakan obat perkembangan
secara teratur pasien dan data
c. Masukkan dalam jadwal dasar untuk
harian pasien intervensi
selenjutnnya
b. Agar mampu
mengontrol
halusinasi dengan
menggunakan
obat secara teratur
sesuai dengan
program. Selain
itu agar
meningkatkan
kesadaran klien
akan pentingnya
obat dan
kesembuhanya
c. Agar pasien
mengetahui
jadwal minum
obat

Implementasi dan Evaluasi

IMPLEMENTASI/ TINDAKAN EVALUASI ( SOAP )


KEPERAWATAN
Selasa, 08 Desember 2020 S : Klien mengatakan sering mendengar
1. Data bisikan – bisika dan suara – suara halus,
Data Diagnosa Pertama (Halusinasi) suaranya terkadang hilang terkadang ada,
a. Ds : saat suara terdengar klien berteriak – teriak.
- Klien mengatakan sering O : Klien tampk bingung, gelisah danterlihat
mendengar bisikan - berbicara sendiri
bisikan dan suara - suara A : Halusinasi ( + )
halus . Suaranya P : Melakuakn teknik menghardik
terkadang hilang Lakukan tindakan 2 x sehari yaitu pada pagi
terkadang ada, saat suara dan sore hari pada pukul :
terdengar klien berteriak 1. Pagi : 08.00 WIB
- teriak dikarenakan ibu 2. Sore : 16.00 WIB
klien sudah meninggal
pada 3 bulan yang lalu
dan pasien masih teringat
dengan ibunya dan masih
terdengar suara dari
ibunaya.
- Klien mengatakan merasa
terganggu dengan suara
tersebut
- Klien mangatakan takut,
bingung dan gelisah.
Do :
- Klien terlihat berbicara sendiri
- Klien terkadang terlihat sedih,
gelisah
- Klien terlihat ketakutan dan
bingung
- Tatapan klien tampak kosong
- Klien terlihat lebih suka diam
2. Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa Pertama :
Halusinasi

3. Terapai / Tindakan Keperawatan


 Diagnosa Pertama : SP1
Pasien ( Menghardik )

4. Rencana Tindak Lanjut


 Diagnosa Pertama : Tgl 08
Desember 2020 SP 2 Pasien

5. Planning Perawat
 Memotivasi untuk
melakukan SP yang telah
diberikan secara mandiri
Rabu, 09 Desember 2020 S : Klien mengatakan sudah tidak
1. Data mendengar suara – sura itu lagi dan klien
Data Diagnosa Pertama (Halusinasi) sudah tidak takut ataupun gelisah lagi.
a. Ds : O:
- Klien mengatakan sudah - Klien tampak lebih segar
tidak mendengar suara – sura - Klien tampk tidak gelisah dan tidak
itu lagi dan klien sudah tidak bingung lagi
takut ataupun gelisah lagi A : Halusinasi ( - )
b. Do : P : Hentikan SP yang telah diberikan kepada
- Klien tampak lebih segar Klien
- Klien tampk tidak gelisah
dan tidak bingung lagi

2. Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa Pertama :
Halusinasi

3. Terapi/ Tindakan Keperawatan


 Diagnosa Pertama : SP 2
Pasien ( Melatih pasien
mengontrol Halusinasi )

4. Rencana Tindak Lanjut


 Diagnose Pertama : Tgl 09
Desember 2020 SP
selanjutnya untuk pasien
yaitu SP 3 dan SP 4

5. Planning Perawat
 Memotivasi untuk
melakukan SP yang telah TTD
diberikan secara mandiri dan
TAK Uswatun Khoirun Nisa
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang masalah yang terjadi didalam kasus dan
penyelesaiannya. Saat pemberian asuhan keperawatan pada Ny. J dengan masalah
keperawatan halusinasi dengan menggunakan Asuhan Keperawatan yang komprehensif
berdasarkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Data yang diperoleh pada saat pengkajian pada tanggal 07 Desember 2020 didapatkan
diagnosa pasien menuju ke masalah gangguan halusinasi. Klien dibawa ke rumah sakit jiwa
oleh keluarganya dengan keluhan klien mengatakan sering mendengar suara bisikan ibunya
yang mengatakan ibunya sudah meninggal 3 bulan lalu . Dari data pengkajian yang
berhubungan dengan masalah keperawatan Halusinasi yang didukung dengan data subjektif,
klien mengatakan sering mendengar suara bisikan ibunya yang sudah meninggal 3 bulan
lalu, klien mengatakan merasa terganggu ketika suara itu muncul dan data objektif klien
tampak berbicara sendirian, klien tampak gelisah dan bingung. Pohon masalah yang
didapatkan pada kasus ini yaitu isolasi sosial merupakan penyebab sedangkan Gangguan
persepsi sensori: Halusinasi pendengaran menjadi masalah utama dan harga diri rendah.
Rencana tindakan yang dilakukan sama dengan landasan teori, karena rencana
tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Tujuan umum
dari gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran yaitu agar pasien dapat mengenali
halusinasi yang dialami, mengontrol halusinasinya dan mengikuti program pengobatan secara
optimal. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
SP 1 P:
o Membantu pasien mengenal halusinasi
o Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara : Menghardik
o Menganjurkan pasien memasukkan latihan menghardik dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 P:
o Mengevaluasi jadwal harian
o Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: Bercakap-cakap dengan
orang lain
o Masukan dalam jadwal kegiatan harian

SP 3P:
o Mengevaluasi jadwal harian
o Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:Melakukan aktivitas yang
terjadwal
o Masukkan dalam jadwal harian pasien

SP 4 P :
o Mengevaluasi jadwal harian
o Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara keempat:Menggunakan obat secara
teratur
o Masukkan dalam jadwal harian pasien

Implementasi yang dilakukan oleh penulis pada 08 Desember 2020 dan 09 Desember
2020 Jam 08.00 SP 1 P tindakan keperawatan yang dilakukan kepada Ny.J yaitu dengan
membantu pasien mengenal halusinasi rasionalnya dapat mengenali halusinasi (apa yang
didengar, waktu terjadi, frekwensi , situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan
perasaan pasien saat halusinasi muncul sehingga memudahkan perawat melakukkan
intervensi , melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara : Menghardik rasionalnya
dengan mengajarkan cara mengontrol halusinasi, pasien mampu mengatasinya saat halusinasi
muncul , menganjurkan pasien memasukkan latihan menghardik dalam jadwal kegiatan
harian rasionalnya membantu klien untuk membiasakan kegiatan sehari-hari agar mampu
mengatasi halusinasi dan memudahkan klien dalam mengingat aktivitas yang dilakukan . Saat
evaluasi pasien mampu mengungkapkan mendengar suara bisikan suaminya yang
mengatakan sudah tidak mendengar suara ibunya lagi, suara muncul saat sendirian, suara
muncul lebih 10 kali sehari, klien mengatakan kadang merasa marah jika suara itu muncul,
klien mampu mempraktikkan kembali cara menghardik, dan klien mampu memasukkan
kegiatan harian bersama perawat dan dilakukkan 2x dalam sehari pada pukul 08.00 WIB dan
04.00 sore WIB. Kontrak waktu selanjutnya (waktu,tempat dan jam) untuk SP 2 P untuk
berlatih cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempresepsikan sesuatu yang
sebenernya tidak terjadi. Berdasarkan dari asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada Ny.J dilakukan pada tanggal 07 Desember 2020. Dimana
informasi didapatkan dari klien sendiri dan studi dokumentasi
2. Dari hasil pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan pada Ny.J
adalah Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran, Isolasi sosial dan
Harga Diri Rendah. Diagnosa keperawatan tersebut ditegakkan berdasar data yang
ditemukan saat pengkajian.
3. Rencana asuhan keperawatan yang disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
yang ditegakkan dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan jiwa.
4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan tanggal 08 & 09 Desember 2020
sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan dilaksanakan
strategi pelaksanaan dari diagnosa pertama.
5. Pada evaluasi tujuan khusus tercapai. Klien mampu mengungkapkan perasaanya
dan mampu mempraktikan hal yang sudah diajarkan perawat.

B. Saran
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok menyarankan:
1. Untuk mahasiswa dapat berinteraksi dengan klien agar menunjukkan sikap sabar,
terbuka, jujur dan menerima klien apa adanya dalam melakukan tindakan
keperawatan pada klien gangguan Halusinasi perawat harus menggunakan prinsip
interaksi sering, singkat dan sangat jelas.
2. Perawat sebagai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan pada halusinasi,
perlu melakukan pendekatan singkat namun sering dilakukan sebagai upaya untuk
membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien.
3. Perawat sangat diharapkan selalu memberikan semangat dan dorongan kepada
klien dalam menyelesaiakan masalah yang dihadapinya.Sehingga dapat
mempercepat penyembuhan klien.
4. Keluarga merupakan salah satu elemen yang sangat berpengaruh pada pemulihan
klien dirumah setelah diijinkan pulang dari rumah sakit oleh karena itu peran
sangat penting dalam perawatan klien dirumah untuk menghindari kambuhnya
kembali gangguan jiwa pada klien.
5. Rumah sakit diharapkan bisa menambah fasilitas dan senatiasa menciptakan
lingkungan yang terapeutik guna mempercepat penyembuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai