R DENGAN HALUSINASI
Disusun Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Masalah Utama
Halusinasi
1) Faktor Predisposisi
a) Faktor perkembangan. Tugas perkembangan klien terganggu misalnya
rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri.
b) Faktor sosiokultural.
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungan sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungan.
c) Biologis. Faktor biologis Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan
jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh
akan dihasilkan suatu zat yang
dapat bersifat halusinogen neurokimia.Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.
d) Psikologis.
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adikitif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya, klien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.
e) Sosial Budaya.
Meliputi klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,
klien meganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahayakan. Klien asyik dengan Halusinasinya, seolah-olah ia merupakan
tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan
harga diri yang tidak didapatkan dakam dunia nyata
2) Faktor presipitasi
Faktor presipitasi merupakan stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai
tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk
menghadapinya. Seperti adanya rangsangan dari lingkungan, misalnya partisipasi
klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada di
lingkungan dan juga suasana sepi atau terisolasi, sering menjadi
pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan
kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik. Penyebab
Halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi (Oktiviani, 2020) yaitu :
1. Kondisi klien :
a. Keluarga mengatakan bahwa klien sering menyendiri di kamar.
b. Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri.
c. Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya
tidak jelas serta melihat setan-setan.
V. Rencana Keperawatan
Rencana tindakan pada keluarga (Husein,& Arifin,2011) adalah ;
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 27 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kunduran RT 07/02 Kab. Blora,Jawa Tengah,58255
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA / Sederajat
Pekerjaan : Swasta
Tanggal dirawat : 29 Januari 2022
Tanggal pengkajian : 17 Februari 2022
Ruang Rawat : Irawan
No. CM : 00095047
Diagnosa medis : Halusinasi.
Klien datang ke RSJ diantar keluarga (orang tau). Keluarga mengatakan pasien
kurang lebih 2 minggu ini pasien tampak kebingung, melantur, mondar – mandir, bisikan
sulit dinilai, makan dan minum harus diingatkan
4. Faktor Predisposisi
Menurut keluarga (orang tua ), sebelumnya pasien belum pernah beobat. keluarga
pasien mengatakan pasien kurang lebih 2 minggu ini pasien tampak kebingung, melantur,
mondar – mandir, bisikan sulit dinilai, makan dan minum harus diingatkan
Menurut keluarga didalam keluarga tidak ada angota keluarga yang mengalami
penyakit atau masalah yang sama dengan klien.
Adapun riwayat masa lalu yang tidak menyenangkan bagi klien adalah perceraian
dengan suami.
5. Pengkajian Fisik :
VITAL SIGN
TD : 130/80 mmHg Suhu : 36,9ºC
Nadi : 22x/ menit RR : 20x/menit
BB : 45 Kg TB : 156 cm
Keluhan fisik yang dirasakan : tidak bisa tidur, sering mendengar sura-suara bisikan
6. Pengkajian Genogram.
Keterangan :
: pasien
: perempuan
: laki –laki
Pasien tinggal bersama dengan orang tua dan juga pasien memiliki 1 adik laki-laki
Sosialisasi
Klien selama dirumah selalu berdiam diri bahkan tidak mau bicara, sering
berbicara sendiri.
1) Pola Komunikasi
Selama dirumah klien jarang berkomunikasi dengan keluarga. Klien juga
tidak pernah berkomunikasi dengan tetangga dan rekan klien yang berada
dilingkungan rumah klien.
2) Pola Pengambil Keputusan
Saat klien mempunyai masalah biasanya diselesaikan dengan cara di
pendam sendiri , namun jika tidak menemukan solusinya klien biasanya
membicarakan kepada keluarga.
a. KONSEP DIRI
1. Citra diri
Klien menganggap tubuhnya sehat, klien mengatakan dulu merasa minder
dengan tubuh yang gemuk.
2. Identitas diri
Klien bernama N yang berumur 28 tahun tinggal di daerah Demak Klien
tinggal bersama adeknya Klien berjenis kelamin perempuan, dan klien
pernah bekerja di pabrik.
3. Peran diri
Sehari-hari klien dulu pernah bekerja di pabrik trus keluar karga klien
merasa seringa mendengar sura-suara bisikan, sering biacara sendiri. klien
sudah mandiri dan belum bisa ikut andil banyak dalam pemberian nafkah
dirinya sendiri
4. Ideal diri
Klien mengatakan dirinya ingin sembuh dan tidak ingin masuk RSJ lagi
agar bisa akrab dengan tetangga
5. Harga diri
Klien mengatakan malu jika berkumpul teman-teman di ruangan, klien
juga sering menarik diri saat diajak kumpul dengan teman.
b. HUBUNGAN SOSIAL
Orang terdekat klien adalah adek. Klien dekat dengan semua orang dan
keluarganya.
c. NILAI, KEYAKINAN , DAN SPIRITUAL
Klien dan keluarganya beragama islam, klien rajin melakukan ibadah dan
klien sering berdoa untuk kesembuhannya dan kebaikan keluarganya.
1. STATUS MENTAL
a. PENAMPILAN UMUM
Klien berpenampilan rapi, sesuai dalam penggunaan baju. Klien bersih pada
bagian mulut terutama gigi, klien memiliki badan yang cukup berisi, rambut
penjang diikiat
b. PEMBICARAAN
Klien bebicara normal dengan sesekali terbata-bata, banyak senyum dan mau
berbicara dengan siapapun. Pembicaraan jelas dan mudah dimengerti.
c. AKTIVITAS MOTORIK
Klien kooperatif, tidak bingung dan tidak gelisah.
d. ALAM PERASAAN
Klien cukup tenang dalam menceritakan masalahnya dan menerima
keadaannya saat ini.
e. AFEK
Hasil observasi didapatkan klien sering menarik diri dari teman-teman dan
pendiam saat di ruangan.
f. INTERAKSI SELAMA WAWANCARA
Saat wawancara klien kooperatif, klien masih sedikit bingung dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan.
g. PERSEPSI
Klien tidak ada gangguan persepsi sensori
h. PROSES PIKIR
Pasien berbicara dengan baik
i. ISI PIKIR
Wajar, karna pasien bisa menjawab pertanyaan dengan baik
j. TINGKAT KESADARAN DAN ORIENTASI
Klien tampak bingung dan kurang terfokus
k. MEMORI
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan pendek
sehingga klien tidak lupa akan semua yang telah terjadi bahkan yang baru saja
terjadi.
l. TINGKAT KONSENTRASI DAN BERHITUNG
Klien kurang berkonsentrasi sehingga terkadang meminta agar pertanyaan
diulang tidak mampu menjelaskan kembali, Mampu untuk berhitung.
m. KEMAMPUAN PENILAIAN
Tidak ada gangguan dalam menilai suatu masalah
n. DAYA TILIK DIRI
Klien mengakui penyakit yang diderita. Klien mengetahui bahwa sekarang dia
berada dalam RSJ untuk perawatan dan pengobatan dirinya yang sedang
mengalami gangguan jiwa.
2. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. MAKAN
Pola makan selama dirawat 3x sehari, porsi sedang dan makanan selalu habis.
Tidak pernah memisahkan diri pada saat makan, makan dapat dilakukan
secara mandiri, nafsu makan stabil, BB saat ini 45 Kg. Klien puas dengan
makanan yang diberikan Rumah Sakit.
b. BAB / BAK
Klien dapat BAB dan BAK dikamar mandi pasien secara mandiri.
c. MANDI
Pasien mandi 2x sehari secara mandiri
d. BERPAKAIAN
Cara berpakaian pasien cukup rapi dan bisa menjaga kebersihan.
e. ISTIRAHAT dan TIDUR
Klien memiliki kebiasaan tidur siang lamanya jam 13.00- 14.00 WIB, dan
tidur malam jam 20.00 – 05.00 WIB, tidak ada masalah saat tidur, dan setelah
bangun tidur badan terasa segar.
f. PENGGUNAAN OBAT
Klien selama dirawat rajin minum obat.
g. PEMELIHARAAN KESEHATAN
Sebelum sakit klien tidak pernah periksa kepada tenaga pelayanan kesehatan.
h. AKTIVITAS DI DALAM RUMAH TANGGA
Selama dirumah klien berdiam diri, sering mengurung diri dikamar dan
menjauhi keramaian.
3. MEKANISME KOPING
Saat klien mempunyai masalah klien selalu melampiaskan dengan berdiam diri di
kamar atau pergi jalan-jalan tidak jelas.
4. ASPEK MEDIS
a. DIAGNOSA MEDIS
Diagnosis : Skizofrenia tak terinci
b. TERAPI YANG DIBERIKAN
1. Trapi medik : lorazepam 1 x 2 mg , Risperidon 2 x 1 mg,
carbamozepin 2 x 200mg
2. Terapi : ECT Non premedikasi
7. Analisa Data :
DO :
Klien tampak murung
Lebih banyak diam
Nada bicara pelan
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan menghardik dan minum obat.
Berikan pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap.
Sp 4
1. Evalusi kegiatan menghardik, obat dan
bercakap-cakap. Berikan pujian.
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap.
1. Evaluasi kegiatan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan harian. Berikan
pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah halusinasi terkontrol
9. Catatan Perawatan :
15/02 SP 1 SP 1 S:
/2022 1. Klien dapat membina 1. Bina hubungan saling Klien mengatakan
Jam hubungan saling percaya. percaya : salam terapeutik, “Nama saya R, biasa
09.10 empati, sebut nama di panggil R”
WIB perawat dan jelaskan Klien mengatakan “
tujuan interaksi. saya tidak suka
2. Panggil klien dengan nama orang mengganggu
panggilan yang disukai. saya dan tidak
3. Bicara dengan sikap percaya dengan saya
tenang, rileks dan tidak “
menantang. O:
Klien mau
menjawab salam
Klein mau
menyebutkan nama
Kontak mata tidak
ada.
Pandangan
menunduk
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, T & Maula, (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada An S Dengan Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Kusuma Husada
Surakarta.
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1510/1/naskah%20publikasi%20titania%20anggraini.pdf
https://doi.org/10.31219/osf.io/n9dgs