oleh:
BANDUNG
2022
a. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan s timulus yang sebetul-betulnya tidak ada
(Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang ligkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan melihat seseorang di depan dia padahal tidak ada siapapun (Direja, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan
sadar/bangun, dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik (Trimelia, 2011).
b. Penyebab
Menurut Yosep (2014) terdapat dua factor penyebab halusinasi, yaitu:
a. Faktor presdisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya
3) Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh
akan dihasilkan suatu zat yang bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya
neurotransmitter otak,misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylchoin dan dopamine.
4) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan klien mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata
menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia . Hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangatberpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam hakekatnya seorang individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar
unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi,yaitu:
1) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium dan kesulitan tidur dalam waktu yang lama.
2) Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi. Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan
menakutkan. Klien tida sanggup menentang sehingga klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri
untuk melawan impuls yang menekan,namun menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan
tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien.
4) Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase awal dan comforting menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat
membahayakan. Klien halusinasi lebih asyik dengan halusinasinya seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
5) Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas tidak bermakna, dan hilangnya aktivitas beribadah.
Klien halusinasi dalam setiap bangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.
c. Fase-Fase Halusinasi
Menurut stuart dan laraia dalam Prabowo, 2014 menunjukan tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase
mempunyai karakteristik yang berbeda yaitu:
a. Fase I
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pkiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, gerakan mata cepat,dan asyik
sendiri.
b. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas kendali dan mencoba jaga jarak dengan sumber yang
dipersepsikan sehingga timbul peningkatan tanda-tanda vital.
c. Fase III
Pasien menghentikan perlawanan halusinasi dan menyerah pada halusinasi. Disini pasien sukar berhubungan dengan orang lain,
tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain, dan kondisi sangat menegangkan terutama berhubungan dengan orang lain.
d. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti perintah halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi,
menarik diri dan tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.
d. Disorientasi
j. Sering melamun
e. Klasifikasi Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik tertentu, diantaranya
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pancaran cahaya,gambaran geometric, gambar kartun, panorama yang luas dan
bayangan yang menakutkan.
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasaan sesuatuyang busuk, amis, dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentuan urine.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA (HALUSINASI PENGLIHATAN)
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS(masuk rumah sakit), informan, tanggal
pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang kerumah sakit. Yang telah dilakukan
keluarga untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa padamasa lalu, pernah melakukan atau
mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakandari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan
pengkajiannyameliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motoric klien, afek klien, interaksi selama wawancara,
persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan alat makan kembali.
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d. Istirahat tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asik dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan
persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan, Pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan
kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapatkan dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah
11. Aspek medik
diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi, psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
12. Daftar masalah keperawatan
a. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan
13. Analisa data
Data Masalah
Data Subjektif : Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Penglihatan
Klien mengatakan sering melihat
bayangan-bayangan yang
menurut klien menyeramkan
Klien mengatakan sering melihat
orang terdekatnya di cekik
menggunakan tali
Data Objektif :
Klien tampak senyum - senyum
Klien tampak bersemangat
Klien berbicara ngawur
14. Intervensi
Setelah ( ) pertemuan SP 2
pasien mampu : Evaluasi kegiatan
Menyebutkan yang lalu (SP1)
kegiatan yang sudah Latih
dilakukan berbicara/bercakap
Memperagakan cara dengan orang lain
bercakap-cakap saat halusinasi
dengan orang lain muncul
Masukan dalam
kegiatan pasien
Setelah ( ) pertemuan SP 3
pasien mampu : Evaluasi kegiatan
yang lalu
Menyebutkan
Latih kegiatan agar
kegiatan yang sudah
halusinasi tidak
dilakukan
muncul
Membuat jadwal
Tahapannya
kegiatan sehari-hari
- Jelaskan
dan mampu
pentingnya
memperagakannya
aktivitas teratur
untuk mengatasi
halusinasi
- Diskusikan
aktifitas yg biasa
dilakukan
- Latih pasien
melakukan
aktivitas
- Susun aktivitas
sehari-hari
Setelah ( ) pertemuan SP 4
pasien mampu : Evaluasi kegiatan
yang lalu
Menyebutkan
Tanyakan program
kegiatan yg sudah
pengobatan
dilakukan
Jelaskan
Menyebutkan
pentingnya
manfaat dari
penggunaan obat
pengobatan
Jelaskan akibat
jika tidak
digunakan sesuai
program
Jelaskan akibat
jika putus obat
Jelaskan cara
mendapatkan obat
Jelaskan cara
pengobatan
Latih pasien
minum obat
Masukan dalam
jadwal kegiatan
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 110/80 N: 74 S: 36.5 P: 20
2. Ukur : TB:176 BB: 65 kg
3. Keluhan fisik Ya √
Tidak
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan paling menyukai tangannya
b. Identitas : klien dapat menyebutkan namanya, klien anak ke dua dari tiga bersaudara
c. Peran : klien berperan sebagai suami dan ayah bagi anak- anaknya
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah dan berkumpul Bersama anak dan
keponakannya.
e. Harga diri : klien mengatakan menerima keaadanya yang sekarang
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan anaknya adalah orang yang sangat berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien mengatakan selalu ikutan kegiatan misalnya senam dengan
kelompok yang lain
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan beragama islam, percaya akan keyakinannya, berharap keluarga dan masyarakat
mau menerima keadaanya
b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan sholat 5 waktu
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya
Jelaskan : pakaian sesuai dan klien menggunakan pakaian rapih
Masalah Keperawatan : tidak ada
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
√
Pembicaraan
Jelaskan : klien terlihat berpikir terlebih dahulu sebelum bicara dan mencoba mengingat
Masalah Keperawatan : -
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitas
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di panti rehabilitasi
Masalah Keperawatan : tidak ada
4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : klien mengatakan nyaman berada dipanti dan klien merasakan rindu keluarganya
Masalah Keperawatan : tidak ada
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : saat komunikasi dengan klien raut wajah klien berseri dan penuh semangat
Masalah Keperawatan : tidak ada
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidung
Jelaskan : klien sering melihat bayangan-bayangan aneh
Masalah Keperawatan : Halusinasi Penglihatan
8. Proses Pikir
√ Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan/
persevarasi
Jelaskan : ketika komunikasi klien menjawab berbelit belit dan tidak sampai pada tujuan pembicaraan
Masalah Keperawatan : -
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yg terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : klien memiliki pikiran yang baik dan normal, klien tidak memiliki obsesi terhadap sesuatu dan juga tidak mempunyai
fobia.
Masalah Keperawatan :
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : composmetis, tingkat kesadaran klien baik, ketika komunikasi menjawab dengan semangat
Masalah Keperawatan : tidak ada
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : klien tidak ada gangguan daya ingat karena klien mampu menjelaskan kegiatan sehari-hari
Masalah Keperawatan : tidak ada
Jelaskan : klien dapat berpakaian dengan rapih tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 13.00 s/d 15.00
Tidur malam lama : 21.00s/d 04.30
Aktivitas sebelum/sesudah tidur : sebelum tidur klien menonton tv dan membaca doa
6. Penggunaan Obat
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan : untuk penggunaan obat klien tidak membutuhkan bantuan karena klien bisa melakukannya sendiri. Tetapi klien
tidak mengetahui obat-obat yang dikonsumsi
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem dukungan
Jelaskan : klien mengatakan jarang pergi ke pusat Kesehatan untuk memeriksakan diri.
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Jelaskan : klien bisa melakukan kegiatan rumahan dengan baik, seperti menonton tv, mencuci piring dan membereskan
tempat tidur.
9. Aktivitas di luar rumah
Ya Tidak
Belajar
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan : klien hanya melakukan senam dan olahraga
ANALISA DATA
Data Masalah
Data Subjektif : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
- Klien mengatakan sering melihat Pengihatan
bayangan-bayangan yang menurut
klien menyeramkan
Data Objektif :
- Klien tampak senyum - senyum
- Klien tampak bersemangat
- Klien berbicara ngawur
SP.2 SP 2
- Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP.1) S: Klien mengatakan selalu bercakap – cakap dengan
- Melatihan berbicara / bercakap dengan orang teman sekamarnya
lain saat halusinasi muncul O: klien mampu berbicara dan bercakap dengan teman-
- Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien teman nya
A: Halusinasi (Pengihatan)
P: intervensi dilanjutkan SP 3
SP.3 SP 3
- Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & 2)
S : Klien mengatakan sering melakukan aktivitas sehari –
- Melatih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
hari seperti bersih – bersih, memasak dan mencuci baju
Tahapannya :
O : klien terlihat mampu melakukan aktivitas yang
- Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur
bermanfaat
untuk mengatasi halusinasi
A : Halusinasi (penglihatan)
- Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
P : Lanjutkan intervensi SP 4
oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktivitas
- Menyusun jadwal aktivitas sehari – hari sesuai
dengan aktivitas yang telah dilatih (dari
bangun pagi sampai tidur malam)
- Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan,
berikan penguatan terhadap perilaku pasien
yang (+)
SP.4 SP.4
- Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP. 1, 2 & 3) S : Klien mengatakan meminum obat pada pagi dan sore
- Menanyakan program pengobatan hari
- Menjelaskan pentingnya penggunaan obat pada O : klien mampu meyebutkan obat yang telah di minum
gangguan jiwa A : Halusinasi (Penglihatan)
- Menjelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai P : Intervensi dilanjutkan
program
- Menjelaskan akibat bila putus obat
- Menjelaskan pengobatan (6B)
- Melatih pasien minum obat
- Memasukan dalam jadwal harian pasien
DO :
- Klien tampak senyum – senyum
- Klien tampak bersemangat
- Klien sangat kooperatif
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan
3. Tujuan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut :
- Ekspresi wajah bersahabat
- Menunjukan rasa senang
- Klien bersedia diajak berjabat tangan
- Klien bersedia menyebut nama
- Ada kontak mata
- Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
- Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
4. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikai terapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat siang pak, Asslamualaikum boleh saya berkenalan dengan bapak? perkenalkan nama saya Nurul Kharisma
Yoisangadji, bapak boleh panggil saya nurul , saya mahasiswa dari stikep ppni jawa barat, saya sedang praktik di bumi
kaheman ini pak pada hari ini saya berdinas pada siang hari pukul 12.00 siang ini sampai dengan 17.00 sore. Kalau boleh tau
nama bapak siapa? bapak senang dipanggil apa?
b. Evaluasi / validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam nyenyak pak?ada keluhan tidak pak?”
c. Kontrak
1. Topik
“apakah bapak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Bapak karena ini hari pertama kita bertemu gimana kalau hari ini
perkenalan terlebih dahulu”
2. Waktu
“berapa lama kira-kira bisa ngobrol pak?bapak maunya berapa menit?bagaimana kalau 15 menit saja pak?bisa pak?
3. Tempat
“dimana kita akan berbincang-bincang pak?bagaimana kalo di gazebo pak?
2. Kerja
“nama bapak siapa pak?”
“umur bapak berapa pak?”
“alamat bapak dimana?”
“bagaimana perasaan bapak saat ini?”
“apakah bapak semalam tidur nyenyak?”
“nah kita kan sudah saling kenal jadi apabila bapak ada masalah bapak bisa cerita ke saya ya pak”
“boleh tau bagaimana ceritanya bapak bisa disini?”
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak ngobrol dengan saya pak?bapak merasa senang tidak pak?”
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita keanalan, sekarang coba bapak masih ingat nama bapak siapa? Coba bapak ceritakan kembali identitas bapak?”,
bagus pak, bapak udah bisa ya mengenalkan identitas bapak dengan baik”
c. Rencana tindak lanjut
“bapak tadikan kita sudah kenalan ya nah gimna kalo nanti sore kita berbincang lagi ya pak, bapak bisa ceritakan kepada saya
masalah apa saja yang bapak rasakan”
d. Kontrak yang akan datang
1. Topik
“bapak, bagaimana kalau nanti sore kita berbincang tentang masalah yang bapak rasakan dan cara mengatasinya ya pak?”
2. Waktu
“kira – kira waktunya mau kapan ya? Bagaimana kalo nanti sore saya datang kembali sekitar pukul 15.00 WIB , apakah
bapak bersedia?”
3. Tempat
“kira-kira tempat yang enak kita ngobrol dimana ya pak?baik pak sampai jumpa”
Wassalamualaikum….
DO :
- Klien tampak senyum – senyum
- Klien tampak bersemangat
- Klien tampak kooperatif
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan
3. Tujuan keperawatan
Pasien mampu :
a. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Klien mampu mengontrol halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi nya
d. Klien mampu mengikuti program pengobatan secara optimal
a. Tindakan keperawatan
a) Bantu klien mengenal halusinasi yang meliputi : isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi
halusinasi
b) Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Jelaskan cara menghardik halusinasi
- Peragakan cara menghardik
- Minta psien memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
(Penjabaran dari semua tindakan keperawatan, buat semua dalam bentuk kalimat langsung)
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat sore, pak?, bagaimana kabarnya hari ini?bapak masih ingat nama saya?bapak sudah mandi belum?apakah sudah
makan pak?
b. Evaluasi validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini?bapak tadi siang kita sudah perkenalan ya pak, apakah bisa bapak menyebutkan identitas
bapak?”
c. Kontrak
1. Topik
“sesuai dengan kontrak waktu tadi siang, di sore ini kita akan berbincang tentang bayangan dan sesuatu yang selama ini
bapak lihat dan saya akan memperagakan cara menghardik halusinasi yang sering bapak lihat”
2. Waktu
“berapa lama kira – kira bisa berbincang – berbincang, bagaimana kurang lebih 15 menit?apakah bapak bersedia?”
3. Tempat
“dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?
2. Kerja
“apakah bapak melihat sesuatu bayangan yang menyeramkan?”
“seperti apakah bayangan itu?”
“apakah terus – menerus terlihat atau hanya sewaktu – waktu saja pak?”
“kapan paling sering bapak melihat hal tersebut?”
“berapa kali bapak dalam sehari melihat bayangan tersebut pak? ”
“bapak biasanya dalam keadaan apa, biasanya bayangan itu muncul?”
“apakah dalam keadaan sedang sendirian?”
“apa yang bapak lakukan saat melihat bayangan tersebut?”
“apakah cara itu bisa membuat bayangan-bayangan itu hilang pak?”
“bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah bayangan-bayangan menyeramkan tersebut agar tidak muncul”
“bapak, ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu muncul “
“pertama, dengan cara menghardik”
“kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain”
“ketiga, melakukan aktivitas sehari- hari atau yang terjadwal”
“keempat, minum obat dengan teratur”
“bagaimana pak kalo hari ini kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara menghardik halusinasi nya”
“caranya seperti ini pak :
1) Bapak saaat bayangan-bayangan itu muncul, langsung bapak ucapkan “istigfar 7x, tutup mata, tutup telinga lau katakana
dalam hati bahwa hal tersebut tidak nyata” ulangi hal tersebut sampai bayangan itu hilang dengan sendirinya . Coba bapak
peragakan seperti saya tadi pak… nah bagus begitu ya pak, coba lagi pak, iya seperti itu bagus pak, bapak sudah bisa ya pak”
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak ngobrol dengan saya pak?bapak merasa senang tidak dengan latihan menghardik halusinasi yang
saya ajarkan tadi?”
b) Evaluasi objektif
“Setelah kita melakukan dan ngobrol tentang halusinasi yang dialami bapak, sekarang coba bapak simpulkan kembali
pembicaraan kita tadi dan bagiamana cara menghardik halusinasi yang bapak alami itu muncul”
c) Rencana tindak lanjut
“kalau bayangan yang menyeramkan itu muncul lagi, silahkan bapak dapat menggunakan cara menghardik tersebut jika
halusinasi bapak muncul ya pak, bagaiamana kalo besok saya mencoba bapak untuk melakukan menghardik lagi ya pak, supaya
halusinasi bapak dapat terkontrol”
d) Kontrak yang akan datang
4. Topik
“bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat bayangan yang
menyeramkan muncul?”
5. Waktu
“kira – kira waktunya mau kapan ya? Bagaimana kalo besok jam 09.00 WIB , apakah bapak bersedia?”
6. Tempat
“kira-kira tempat yang enak buat besok kita ngobrol dimana ya pak?baik pak sampai jumpa besok”
Wassalamualaikum….
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS:
- Klien mengatakan bisa ngobrol dengan binatang dan sedang melihat bayangan wakil presiden
DO :
- Klien tampak senyum – senyum
- Klien tampak bersemangat
- Klien tampak kooperatif
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan
3. Tujuan keperawatan
Pasien mampu :
a. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Klien mampu mengontrol halusinasinya
c. Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
d. Memperagakan cara bercakap-cakap dengan orang lain
e. Klien mampu mengikuti program pengobatan secara optimal
f. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1)
- Latih berbicara/bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
- Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
- Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi, pak?, bagaimana kabarnya hari ini?bapak masih ingat dengan saya?bapak sudah mandi belum?apakah sudah
makan pak?
b. Evaluasi validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini?bapak kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah bapak bisa
menjelaskan kembali kepada saya tentang isi bayangan yang sering bapak lihat dan apakah bapak bisa mempraktekkan cara
mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan cara menghardik”
c. Kontrak
1. Topik
“sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang- bincang di ruangan ini ya pak mengenai cara – cara
mengontrol halusinasi yang sering bapak lihat dulu agar bayangan itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain ”
2. Waktu
“berapa lama kira – kira bisa berbincang – berbincang, bagaimana kurang lebih 15 menit?gimana apakah bapak setuju?”
3. Tempat
“dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?bagaimana kalau diruangan ini saja pak?
bapak setuju?”
2. Kerja
” sebelum kita melakukan berbincang-bincang, apakah bapak masih ingat bagaimana cara meghardik halusinasi bapak jika
muncul?”
“ nah begitu pak bagus, berarti bapak sudah bisa ya pak untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik”
“apakah bapak sudah melakukan nya jika suara-suara itu muncul pak?”
“bagus pak harus seperti itu ya pak”
“cara yang kedua adalah bapak bisa langsung pergi ke perawat atau bapak bisa datang kepada saya”
“katakan kepada perawat bahwa bapak melihat bayangan-bayangan yang menggangu bapak, nanti perawat akan mengajak
bapak mengobrol hal yang disukai bapak sehingga bayangan itu hilang dengan sendirinya”
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“tidak terasa kita udah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali bapak mau berbincang-bincang dengan saya.
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
b) Evaluasi objektif
“jadi seperti yang bapak katakana tadi, cara yang bapak pilih untuk mengontrol halusinasinya yaitu dengan cara?”
c) Rencana tindak lanjut
“kalau bayangan-bayangan itu muncul lagi, bapak terus praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak
menguasai pikiran bapak yaa pak”
d) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“bapak, bagaimana kalau besok kita berbincang – bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang
ketiga yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat dan juga patuh meminum obat ya pak kita akan
melakukan TAK (Terapi Aaktivitas Kelompok) yaitu mendengarkan musik”
2) Waktu
“kira – kira waktunya mau kapan ya? Bagaimana kalo besok jam 14.00 WIB , apakah bapak bersedia?”
3) Tempat
“kira-kira tempat yang enak buat besok kita ngobrol dimana ya pak?baik pak sampai jumpa besok”
Wassalamualaikum….
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS:
- Klien mengatakan melihat bayangan-bayangan menyeramkan seperti nenek lampir
DO :
- Klien tampak senyum – senyum
- Klien melakukan kontak mata
- Klien terlihat bersemangat
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Halusinasi Sensori Persepsi : Halusinasi Pengihatan
3. Tujuan keperawatan
Pasien mampu :
a. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Klien mampu mengontrol halusinasinya
c. Klien mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
d. Melatih klien memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas / kegiatan harian
e. Klien mampu mengikuti program pengobatan secara optimal
f. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & SP2)
- Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat siang, pak?, bagaimana kabarnya hari ini?bapak masih ingat dengan saya?apakah bapak sudah makan?”
b. Evaluasi validasi
“bapak tampak segar hari ini, bagaimana perasaan hari ini? Sudah siap kita berbincang – bincang? Bapak masaih ingat ga
kemarin kalau bayangan itu muncul bapak harus melakukan apa saja?”
Nah, benar pak kalau bayangan itu muncul bisa menggunakan cara menghardikan dan juga berbincang dengan orang lain”
c. Kontrak
1. Topik
“sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang – bincang tentang bayangan-bayangan yang sering bapak
lihat agar bisa dikendalikan dengan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian”
2. Waktu
“berapa lama kira – kira bisa berbincang – berbincang, bagaimana kurang lebih 15 menit?gimana apakah bapak setuju?”
3. Tempat
“dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?bagaimana kalau di taman depan saja pak?bapak
setuju?”
2. Kerja
“bapak cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara pertama dan cara kedua, cara lain dalam
mengontrol halusinasi yaitu dengan cara ketiga yaitu dengan cara bapak menyibukan diri dengan berbagai kegiatan yang
bermanfaat”
“bapak jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja”
“biasanya bapak di asrama melakukan apa saja”
“nah bagus pak seperti itu, bapak melakukan hal positif”
“jika bapak melihat bayangan menyeramkan, segera bapak menyibukan diri dengan kegiatan seperti, beres-beres tempat tidur,
nonton tv, mencuci pakaian atau menyibukan diri dengan kegiatan lain yang sering bapak kerjakan”
3. Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“tidak terasa kita udah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
b) Evaluasi objektif
“coba bapak jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga itu apa pak?”
c) Rencana tindak lanjut
“kalau banyan itu muncul lagi, bapak terus praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar bayangan tersebut tidak menguasai
pikiran bapak yaa pak dengan cara melakukan aktivitas yang bermanfaat ya pak agar bayangan itu hilang”
d) Kontrak yang akan datang
1. Topik
“bapak, bagaimana kalau nanti sore kita berbincang – bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang
keempat yaitu dengan patuh obat”
2. Waktu
“bapak mau jam berapa?bagaimana kalau jam 16.00 WIB? Apakah bapak setuju?”
3. Tempat
“kira-kira tempat yang enak buat besok kita ngobrol dimana ya pak?baik pak sampai jumpa”
Wassalamualaikum….
I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS:
- Klien mengatakan melihat bayangan menyeramkan terakhir tadi pagi dan bayangan tersebut seperti nenek lampir
DO :
- Klien tampak senyum – senyum
- Klien melakukan kontak mata
- Klien terlihat bersemangat
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan keperawatan
Pasien mampu :
a. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Klien mampu mengontrol halusinasinya
c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan patuh obat
d. Klien mampu menyebutkan manfaat dari program pengobatan
e. Klien mampu mengikuti program pengobatan secara optimal
4. Tindakan keperawatan
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1,2&3)
- Menanyakan program pengobatan
- Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
- Jelaskan akibat bila putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat / berobat
- Jelaskan pengobatan (6 Benar)
- Latih pasien minum obat
- Masukan dalam jadwal harian pasien
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat sore, pak?, bagaimana kabarnya hari ini?bapak masih ingat dengan saya?apakah bapak sudah makan?”
b. Evaluasi validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini? Sudah siap kita berbincang – bincang? bapak masih ingat ga kemarin kalau bayangan-
bayangan itu muncul bapak harus melakukan apa saja?”
c. Kontrak
1. Topik
“sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang – bincang tentang bayangan-bayangan yang sering
bapak lihat agar bisa dikendalikan dengan cara meminum obat dan patuh obat ya pak”
2. Waktu
“berapa lama kira – kira bisa berbincang – berbincang, bagaimana kurang lebih 15 menit?gimana apakah bapak setuju?”
3. Tempat
“dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?bagaimana kalau di taman depan saja pak?
bapak setuju?”
4. Kerja
“bapak obat apa saja yang biasa bapak minum?”
“ empat obat yang bapak minum itu sangat bagus ya pak untuk mengurangi gejala – gejala yang bapak rasakan saat ini”
“jadi bapak harus minum rutin obat itu sesuai dengan anjurannya”
“nanti bapak sampaikan ke dokter apa saja yang bapak rasakan setelah minum obat”
“obat ini harus diminum terus, mungkin berbulan bulan bahkan bertahun – tahun”
“kemudian, bapak jangan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang bapak alami sekarang akan muncul
lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh bapak pada saat minum obat yaitu benar obat, benar dosis, benar cara, benar
waktu dan benar rute”inget yaaa pak”
5. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“tidak terasa kita udah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali bapak mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
b. Evaluasi objektif
“coba bapak jelaskan lagi obat apa saja yang diminum?”
c. Rencana tindak lanjut
“kalau bayangan menyeramkan itu muncul lagi, bapak terus praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar bayangan tersebut
tidak menguasai pikiran bapak yaa”
“supaya bapak cepat sembuh dapat bertemu dan berkumpul dengan keluarga bapak kembali ya pak”
“baik bu saya pamit dulu yaa”
Wassalamuaalikum….