TINJAUN PUSTAKA
yang belum genap berusia 18 tahun, didalamnya termasuk juga yang masih
dalam kandungan. Anak adalah aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan
perkembangan yang diawali dari bayi sampai remaja. Dalam proses nya
perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping, dan
perilaku sosial. Setiap anak memiliki ciri fisik yang berbeda-beda, begitu pula
dengan perkembngan kognitif ada yang cepat dan ada pula yang lambat
7
8
sebagai status gizi masa lampau Ukuran linear yang rendah biasanya
menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang diderita dimasa lampau. Ukuran linear yang sering digunakan adalah
status gizi yang dihubungkan pada masa sekarang atau saat pengukuran.
Contoh dari massa jaringan ialah berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan
juga tebal lemak bawah kulit. Ukuran yang menunjukan rendah atau kecil
menandakan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa
semakin lancar yang pada dasarnya tidak dapat diukur (Sudirjo & Alif, 2018).
1. Masa Prenatal
prenatal diawali dari pembuahan yang terjadi dari pertemuan sel sperma
9
dengan sel telur. Sel telur yang telah matang akhirnya akan menjadi sel-
Perkembangan pada masa prenatal terdiri dari tiga tahapan yaitu geminal,
sampai 2 minggu. Zigot akan membelah diri dan menjadi lebih kompleks
fetal tahapan ini dimulai pada usia 8 minggu sampai kelahiran. Pada masa
ini, janin akan tunbuh dengan pesat sekitar 20 kali lebih besar daripada
2. Masa Postnatal
prasekolah akan dimulai saat anak berusia 2 tahun, masa sekolah atau
akan terjadi pada usia 10 hingga 18 tahun sedangkan pada anak laki-
perkembangan anak diantara nya yaitu faktor yaitu genetik, faktor neuro
lingkungan, stress anak, mekanisme koping dan pengaruh media massa (M. .
1. Faktor internal
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis Kelamin
perempuan.
11
e. Genetik
anak yang akan menjadi ciri khasnya nanti. Ada beberapa kelainan
f. Kelainan Kromosom
2. Faktor Ekternal
1. Faktor Prenatal
a. Gizi
janin.
b. Mekanis
d. Endokrin
e. Radiasi
jantung.
f. Infeksi
jantung kongenital.
g. Kelainan Imunologi
h. Anoksia Embrio
i. Psikologi Ibu
2. Faktor Persalinan
Komplikasi yang terjadi saat proses persalinan yang terjadi pada bayi
jaringan otak.
a. Gizi
kembang bayi.
dan lain-lain ).
d. Psikologis
e. Endokrin
f. Sosioekonomi
g. Lingkungan Pengasuhan
h. Stimulasi
anak.
i. Obat-Obatan
atau motorik kasar, gerak halus atau motorik halus, kemampuan bicara dan
Gerak halus atau motorik halus merupakan aspek yang berkaitan dengan
lainnya.
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi akibat anak berusaha untuk
inap) pada pasien anak akan menyebabkan kecemasan dan stres pada
2017).
seorang individu merasa cemas, individu tesebut akan merasa takut, tidak
nyaman dan memiliki firasat akan terjadinya hal buruk kepada dirinya (Amir,
masalah yang serius dan harus mendapat perhatian khusus. Anak usia
prasekolah sering mengalami kehilangan kontrol pada dirinya dan rasa cemas
anak usia toddler. Anak usia prasekolah mampu mentolerir saat mereka
17
mulai untuk belajar mempercayai orang lain selain orang yang dikenal
orang lain. Respon yang biasa terjadi ialah rasa bersalah, malu, dan rasa
Menurut Ball & Binder (2003), anak yang dirawat di rumah sakit berada
reaksi hospitalisasi seperti rewel, tidak mau didekati oleh petugas kesehatan,
perubahan status kesehatan dan lingkungan yang jauh dari rutinitasnya sehari
Reaksi hospitalisasi yang ditunjukkan pada anak usia sekolah lebih ringan
dibandingkan dengan anak usia toddler dan pra sekolah. Anak yang pernah
merasakan sakit sebelumnya akan merespon sakitnya saat ini dengan lebih
positif. Perpisahan dengan rutinitas sehari-hari bagi anak usia sekolah menjadi
pernah dirawat di rumah sakit yang sama akan merasa lebih terbiasa
dibandingkan dengan yang baru pertama kali di rawat. Pembawaan anak yang
anak dan orang tua. Support system yang cukup dari keluarga, sekolah, dan
Hopitalisasi
a. Usia Anak
Semakin muda usia anak saat menjalani hospitalisasi maka akan susah
untuk anak beradaptasi dengan segala tindakan yang akan dialami selama
menjalani hospitalisasi untuk pertama kalinya (G. Stuart & Laraia, 2005).
b. Jenis Kelamin
c. Riwayat sebelumnya
Perilaku protes anak tersebut akan terus berlanjut dan hanya berhenti jika
al., 2008)
20
Pada tahap ini anak tampak tegang, menangis berkurang, anak kurang
aktif, kurang minat untuk bermain, tidak ada nafsu makan, menarik
Pada tahap ini anak akan mulai menerima perpisahan, mulai tertarik
1. Respon Fisiologis
a. Sistem Pernafasan
Nafas akan menjadi lebih cepat dan pendek, nafas dangkal, tekanan
b. Sistem Kardiovaskuler
c. Sistem Gastrointestinal
d. Sistem Neuromuskular
e. Sistem Integumen
2. Respon Psikologis
a. Sistem Afektif
b. Sistem Perilaku
c. Sistem Kognitif
penilaian.
anak.Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam usia
22
Penerapan atraumatic care baik karena anak sangat baik-baik saja jika
stress psikologi yang dialami anak. Sedangkan penerapan atraumatic care kurang
karena anak ini sangat cemas jika keadaan perasaan efektif yang tidak
lima yaitu :
mencegah dampak yang akan timbul dari perpisahan anak dengan keluarga
24 jam ( rooming in ).
23
anak.
anak dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari anak akan bersikap lebih
orang tua.
diminimalisir.
anaknya.
evaluasi.
hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi cidera pada anak yang
mengalami hospitalisasi :
tindakan pembedahan.
therapeutic hugging.
keperawatan serta akan membuat anak tidak akan mau berhenti unuk
stiker di dinding.
warna-warni.
d. Tempat tidur, lemari, kursi, dan meja didalam ruang rawat anak
lebih disukai anak dan orang tua saat menjalani rawat inap di
penerapan atraumatic care dirumah sakit yaitu, faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
a. Pengetahuan
b. Sikap
netral tanpa reaksi afektif apapun. Sikap positif merupakan sikap yang
2. Faktor Eksternal
Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang
binatang atau fauna, papan nama pasien bergambar lucu, dan tersedianya
rasa nyeri pada anak, jangan menahan anak terlalu kuat. Lakukan
tersebut tidak bisa dilakukan, maka anjurkan orang tua untuk berdiri
3. Gunakan theree way canule apabila anak mendapat lebih dari satu injeksi.
29
peditrik.
anestesi lokal.
dan pertumbuhan anak baik secara psikologis maupun secara fisik. Bermain pada
anak dapat meningkatkan keceerdasan anak dan perkembangan mental. Anak akan
terus bermain sepanjang aktivitas tersebut membuat nya senang dan saat bosan
agar mengenal norma, mematuhi aturan dan larangan secara jujur dan setia (Diani,
2013).
dan membangun kreatifitas anak. selain itu bermain bisa membantu melanjutkan
perkembangan dan pertumbuhan yang normal pada saat anak menderita gangguan
menghindari stress rumah sakit saat mereka menjalani hospitalisasi (Supartini, 2012).
1. Perkembangan intelektual
3. Kreatifitas
Anak akan mencoba ide yang mereka miliki dan berekperimen dalam
4. Sosialisasi
salah dan bertanggung jawab atas semua tindakan yang mereka lakukan.
5. Nilai Moral
Anak mempelajari nilai salah dan benar dari lingkngan nya terutama
dari orang yang lebih dewasa seperti guru dan orang tua dirumah.
lingkungannya.
6. Kesadaran Diri
7. Manfaat Terapeutik
mereka.
1. Bermain aktif
Bermain aktif yaitu jika anak ikut berperan aktif dalam permainnya.
ecploratory ) dimana perhatian anak akan tertuju pada alat bermain yang
Hidayat, 2008).
32
2. Bermain Pasif
Bermain pasif ialah anak hanya akan melihat gambar dimajalah atau
care bukan satu bentuk intervensi yang nyata terlihat, melainkan memberi
dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah serta mengurangi stress fisik
prasekolah diruangan anak di RSUD Bangkinang. Hal ini karena teknik cerita
Teknik autraumatic care lainnya yang dapat diberikan pada anak yaitu
teknik distraksi. Hal ini sesuai dengan penelitian (Andayani, 2019) yaitu
teknik distraksi yang dapat digunakan sebagai atraumatic care adalah audio visual.