Oleh :
P07120320061
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak
saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang membedakan anak dari
orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. llmu
Pertumbuhan (Growth) dan Perkembangan (Development) merupakan dasar Ilmu Kesehatan
Anak dan kedua istilah itu disatukan menjadi llmu Tumbuh-Kembang meskipun merupakan
proses yang berbeda, keduanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain.
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan.
Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan
satuan panjang atau satuan berat.
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran
pertumbuhan.
2. Tahapan Tumbuh-Kembang
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa ini dapat
dibagi menjadi dua periode :
b. Masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah
dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung
cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
c. Masa fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini terdiri dari dua periode
:
1. Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trimester kedua kehidupan intra
uterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna dan
alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
2. Masa fetus lanjut, pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya
perkembangan fimgsi-fungsi. Pada masa ini terjadi transfer imunoglobulin G (IgG)
dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak essensial sen' omega 3
(Docosa Hexanic Acid) omega 6 (Arachidonic acid) pada otak dan retina.
d. Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari beberapa periode :
1. Masa neonatal (O 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh lainnya.
- Masa bayi dini (1 -12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
- Masa bayi akhir (1-2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
e. Masa prasekolah (2 -6 tahun): Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil,
terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
keterampilan dan proses berpikir.
f. Masa sekolah atau masa prapubertas (Wanita : 6 -10 tahun, Laki-laki : 8-12 tahun):
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan
intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang
sama.
g. Masa adolesensi atau masa remaja (Wanita : 10-18 tahun, Laki-laki : 12-20 tahun) :
Anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesensi dibanding anak laki-laki.
Masa ini merupakan transisi dari periode anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi
percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut
Adolescent Growth Spurt dan pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder.
3. Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang normal, dan
ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembanngan anak. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Faktor-faktor tadi kita bagi dalam 2 golongan, yaitu :
Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang Eropa maka tidak mungkin ia
memiliki faktor herediter ras orang lndonesia atau sebaliknya. Tinggi badan tiap bangsa
berlainan, pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukuran tungkai yang lebih
panjang dari pada ras orang Mongol.
b.Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang gemuk-
gemuk.
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa disbanding anak laki-laki. Pada masa pubertas wanita
umumnya tumbuh lebih cepat dari pada laki-laki dan kemudian setelah melewati masa
pubertas laki-laki akan lebih cepat.
e. Kelainan genetic
f. Kelainan kromosom
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan pada jaringan otak.
c. Pasca natal :
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2. Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
3. Lingkungan fisis dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Mercuri, rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak negatif
terhadap pertumbuhan anak.
4. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitamya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Endokrin
Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan. Defisisnesi hormon pertumbuhan akan menyebabkan
anak menjadi kerdil.
6. Sosio-ekonomi
7. Lingkungan pengasuhan
8. Stimulasi
9. Obat-obatan
2. Jean Pieget (Perkembangan Kognitif) Jean Pieget menyatakan bahwa anak-anak memiliki
cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Sebagai bagian dari aspek
perkembangan anak usia dini
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun) : Pada masa ini, kemampuan bayi terbatas pada
gerak refleks dan panca inderanya. Bayi tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan,
keinginan, atau kepentingan orang lain.
b. Tahap Pra Operasional (2-7 tahun) : pada masa ini anak mulai dapat menerima
rangsangan, tetapi sangat terbatas. Ia juga masih “egosentris” karena hanya mampu
mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri. Kemampuan
berbahasa dan kosakata anak juga sudah berkembang, meski masih jauh dari logis.
c. Tahap operasional konkret ( 7-11 tahun) : Pada masa ini, kemampuan mengingat dan
berpikir secara logis pada anak sudah meningkat. Anak juga sudah mengerti konsep
sebab akibat secara rasional dan sistematis. Kemampuan belajar konsep meningkat.
d. Tahap operasional- formal ( mulai usia 11 tahun) : Pada masa ini, anak sudah mampu
berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran. Kemampuan ini akan membantu
anak melewati masa peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia
nyata.
3. Erikson ( Perkembangan Psikososial)
a. Trust vs mistrust (0-1 tahun) : Bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan
mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya
b. Initiative vs Guilty (3-6 tahun)
Perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap
sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu maka ia tidak berani
mengambil tindakan
c. Autonomy vs shame and dougt (2-3 tahun)
Anak perlu memperoleh dukungan dan pujian untuk mengembangkan rasa percaya
diri
d. Industry vs Inferiority (6-11 tahun)
Logika anak sudah mulai sekolah bila lingkungan ekstern lebih menghargainya maka
akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya anak akan rendah diri
e. Identifity vs Role Confusion (12 tahun)
Mulai berfikir mengenai masa depan, mulai mencari identitas diri dan perannya jika
berhasil melewati tahap ini tidak akan bingung menghadapi perannya
f. Intimacy vs Isolation
Kesiapan membina hubungan dengan orang lain, sedangkan yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil. Pada tahap ini individu mulai
mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang lain.
g. Generating vs Self absorbtion
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain diluar keluarganya, pengabdian
masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman masa lalu menyebabkan
individu mampu berbuat banyak bagi kemanusiaan
h. Ego integrity vs Depait ( Dewasa lanjut)
Kepuasan yang timbul akibat pengalaman dan tindakan serta prestasi masa lalu.
Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai sejak
dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu
hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu
pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur enam bulan,
sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik
dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi dan
prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah
sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.
c. Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. Karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat.
d. Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebut akan
membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal. Tempat
tinggalyang layak tidak berarti rumah yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya
kita untuk mengatur rumah menjadi sehat, cukup ventilasiserta terjaga kebersihan dan
kerapiannya, tanpa mempedulikan berapapun ukurannya.
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini mungkin.
Bahkan, sejak anak berada dalam kandungan, perlu diupayakan kontak psikologis antara
ibu dan anak, misalnya, dengan mengajak berbicara / mengelusnya. Setelah lahir, upaya
tersebut dapat dilakukan dengan mendekapkan bayi ke dada ibu segera setelah lahir.
Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu / orang tua dengan anak sangatlah
penting, karena berguna untuk menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang
perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar. Oleh
karena itu, kebutuhan asih ini meliputi:
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan
penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah
memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan
anak, sehingga anak merasa aman dan senang.
b. Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak memberikan rasa
aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
c. Harga diri
d. Dukungan/dorongan
e. Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih
untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri
tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.
f. Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang
yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab
untuk memelihara barangnya.
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa
latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang
terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi.
Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan setelah
lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan
kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan
pendidikan dan pelatihan.
1. Ukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik
seorang anak dengan menggunakan alat ukurtertentu, seperti timbangan dan pita
pengukur (meteran). Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Dari. beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan Untuk menentukan
keadaan pertumbuhan pada masa balita adalah:
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Pada usia
beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar
10% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya meconium dan air seni
yang belum diimbangi asupan yang mencukupi, misalnya produksi ASI yang belum
lancar. Umumnya, berat badan akan kembali mencapai berat lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700-
1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500-600 gram/ bulan, pada triwulan III sekitar
350-450 gram/ bulan, dan pada triwulan IV sekitar 250-350 gram/ bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat
badan akan bertambah sekitar 1 kg/ bulan, sementara pada 6 bulan berikutnya hanya +
0,5 kg/ bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/ bulan. Setelah 2 tahun,
kenaikan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/ tahun. Pada tahap adolesensia
(masa remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat (growth spurt). Selain
dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau
pedoman dari Behrman (1992), yaitu:
a. Berat badan lahir rata-rata: 3,25 kg
2 = 2
(Umur (tahun) x 2) + 8 = 2n + 8
Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari dibulatkan ke atas,
sementara bila kurang atau sama dengan 15 hari, dihilangkan. Misalnya, saat ini seorang bayi
berumur 5 bulan 25 hari, maka bayi tersebut dianggap berumur 6 bulan. Dengan demikian,
bila menggunakan rumus Behrman, BB bayi diperkirakan sebesar 7,5 kg. Sedangkan anak
yang berumur di atas satu tahun.
2. Tinggi badan
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang
badan. Pada bayi yang baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar :50 cm. Pada
tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/ bulan (1,5 x panjang badan lahir).
Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya
sekitar 5 cm/ tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbu an tinggi badan
yang cukup pesat, yaitu 5-25 cm/ tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki
peningkatannya sekitar 10-30 cm / tahun. Pertambahan tinggi badan akanberhenti pada
usia 18-20 tahun. Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:
Keterangan: n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan ke atas,
bila 6 bulan atau kurang, dihilangkan.
3. Lingkar Kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan
tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa, dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar
kepala normalnya adalah 34-35 cm. kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm / bulan
pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala
paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama
lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm / tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun
lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm.
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya
ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun. Ukuran lingkar lengan atas
mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh
keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak
prasekolah. Keuntungan dari pengukuran lingkar lengan atas adalah murah, mudah,
alatnya bisa dibuat sendiri, dan siapa saja dapat melakukannya. Namun, kadang-kadang
hasil pengukuran kurang akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan
jaringan. Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada gangguan
pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga pengukuran lila hanya efektif pada
usia di bawah 3 tahun (usia prasekolah).
5. Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan refleksi
pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi.
Apabila anak mengalami defisiensi kalori, maka lipatan kulit menipis, lipatan tersebut
akan menebal bila anak kelebihan energi.
2. Pemeriksaan Fisik
Hal yang dapat diamati dari pemeriksaan fisik adalah keseluruhan fisik, jaringan
otot, jaringan lemak, rambut dan gigi
Pemeriksaan baru dilakukan jika terdapat tanda dan gejala yang menunjukkan
adanya penyakit, misalnya anemia atau pertumbuhan fisik yang tidak normal.
8. Deteksi Perkembangan
Terkait dengan upaya memberikan asuhan kesehatan pada balita, supaya dapat
melakukan deteksi perkembangan anak, seseorang lebih dahulu harus memahami aspek-aspek
dalam perkembangan anak. Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih,
terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu:
1. Kepribadian/ tingkah laku sosial (personal social), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinaSi yang cermat, serta tidak
memerlukan banyak tenaga, misalnya, memasukkan manik-manik ke dalam botol,
menempel, dan menggunting.
3. Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh karena dilakukan dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya, berjalan dan
berlari.
KPAP adalah sekumpulan perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi
secara dini kelainan-kelainan perilaku pada anak prasekolah (usia. 3-6 tahun). Kuesioner
ini berisi 30 perilaku yang perlu ditanyakan satu per satu pada orang tua.
2. perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, atau sering mengkedip-
kedipkan mata.
3. kelainan mata seperti bercak bitot, juling, mata merah, dan keluar air.
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak, maka anak tersebut perlu
dirujuk.
Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar berbicara atau mengikuti
pelajaran di sekolah dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan deteksi secara dini atas
fungsi pendengaran anak, sehingga kemampuan pendengaran dan bicara anak dapat
berkembang dengan baik. Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang
disesuaikan dengan usia anak, yaitu kelompok usia 0-6 bulan, lebih dari 6 bulan, lebih
dari 9 bulan, lebih dari 12 bulan, lebih dari 24 bulan, dan lebih dari 36 bulan. Setiap
pertanyaan perlu dijawab ‘Ya' Atau 'tidak Apabila ada jawabannya adalah tidak, berarti
pendengaran anak tidak normal, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah formulir KPSP sesuai umur anak
dan alat untuk pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola besar, bola tennis, kerincingan,
kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis, dan kacang tanah.
Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1
bulan. Contoh: anak usia 9 bulan 16 hari dibulatkan 10 bulan, usia 9 bulan 15 hari
dibulatkan menjadi 9 bulan.Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan
adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan.
Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
a. Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti anak normal sesuai tahap
perkembangan. Jawaban “ya” berarti anak bisa, pernah, sering, atau kadang-
kadang melakukan.
b. Bila jawaban “ya” kurang dari 9 maka perlu diteliti tentang:
Cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya apakah sudah sesuai
Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan.
Apabila ada kesalahan, maka pemeriksaan harus diulang
c. Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7-8 berarti meragukan dan perlu
diperiksa ulang 2 minggu kemudian dengan pertanyaan yang sama. Jika jumlah
jawaban tetap sama kemunginan ada penyimpangan.
d. Bila jawaban “ya” berjumlah 6 atau kurang berarti ada penyimpangan. Anak perlu
dirujuk ke rumah sakit untuk memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah Sosialisasi & Ya Tidak
anak meniru apa yang anda lakukan? kemandirian
Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu ? kubus yang
digunakan ukuran 2,5-5 cm
Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang Bicara & Ya Tidak
mempunyai arti selain “papa” dan “mama”? bahasa
Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih Gerak kasar Ya Tidak
tanpa kehilangan keseimbangan ?
(anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya)
Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : baju, rok, atau Gerak halus, Ya Tidak
celananya ? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai ) sosialisasi &
kemandirian
Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri ? Jawab Ya jika ia Gerak kasar Ya Tidak
naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga jawab TIDAK jika ia naik
tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang
Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak Bicara & Ya Tidak
menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya bahasa
(rambut, mata, hidung , mulut atau bagian badan yang lain )?
Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara & Ya Tidak
membantu mengangkat piring jika diminta ? bahasa
Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke Gerak kasar Ya Tidak
depan tanpa berpegangan pada apapun ? Mendorong tidak
ikut dinilai
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmanidan
rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu fungsi
imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari
lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada
dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan
kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat
sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus
dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama sekali.
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika
saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi
acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih
lanjut untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan
imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan
lebih lanjut mengenai penyakitnya.
h. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada
riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan
kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini
diperbaiki untuk mengubah konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya
bahwa hal ini penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta
diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan mental pada anaknya
sehingga anak tidak risau dalam menghadapi imunisasi.
i. Riwayat Keluarga
k. Pemeriksaan fisik
l. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, mengenai keadaan perkembangan
anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan normal, meragukan, atau
memerlukan rujukan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
b. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan ditandai dengan mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya
c. Resiko gangguan perkembangan ditandai dengan ketidakadekuatan nutrisi
d. Ansietas berhubungan dengan faktor keturunan ditandai dengan tampak gelisah,tampak
tegang,sulit tidur
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan berat badan
menurun 10% dibawah rentang ideal
f. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakampuan fisik ditandai
dengan tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia, dan
pertumbuhan fisik terganggu
3. Rencana Keperawatan
Ketidakmampua
n belajar
Anak adopsi
Kejadian
bencana
Ekonomi lemah
Hipotiroidisme
Sindrom gagal
tumbuh (failure
to thrive
syndrome)
Leukemia
Defisiensi
hormone
pertumbuhan
Demensia
Delirium
Kelainan
jantung bawaan
Penyakit kronis
Gangguan
kepribadian
(personality
disorder)
4 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
keperawatan selama .... X .... Observasi
Definisi: jam diharapkan Tingkat Identifikasi saat tingkat
Kondisi emosional dan Ansietas Menurun dengan ansietas berubah (mis.
pengalaman subyektif kriteria hasil : Kondisi, waktu, stressor)
individu terhadap objek Tingkat Ansietas Identifikasi kemampuan
yang tidak jelas dan Verbalisasi kebingungan mengambil keputusan
spesifik akibat menurun (5) Monitor tanda-tanda ansietas
antisipasi bahaya yang Verbalisasi khawatir akibat (verbal dan nonverbal)
memungkinkan kondisi yang dihadapi
Terapeutik
individu melakukan menurun (5)
Ciptakan suasana
tindakan untuk Perilaku gelisah menurun
terapeutik umtuk
menghadapi ancaman. (5)
menumbuhkan
Penyebab: Perilaku tegang menurun
kepercayaan
Krisis (5)
Temani pasien untuk
situasional Keluhan pusing menurun
mengurangi kecemasan,
Kebutuhan tidak (5)
jika memungkinkan
terpenuhi Anoreksia menurun (5) Pahami situasi yang
Krisis Palpitasi menurun (5) membuat ansietas
maturasional Diaphoresis menurun (5) Dengarkan dengan penuh
Ancaman Tremor menurun (5) perhatian
terhadap konsep Pucat menurun (5) Gunakan pendekatan yang
diri Konsentrasi membaik (5) tenang dan meyakinkan
Ancaman Tempatkan barang pribadi
Pola tidur membaik (5)
terhadap yang memberikan
Frekuensi pernafasan
kematian kenyamanan
membaik (5)
Kekhawatiran Motivasi mengidentifikasi
Frekuensi nadi membaik
mengalami situasi yang memicu
(5)
kegagalan kecemasan
Tekanan darah membaik
Disfungsi sistem Diskusikan perencanaan
(5)
keluarga realistis tentang peristiwa
Kontak mata membaik (5)
Hubungan orang yang akan datang
Pola berkemih membaik
tua-anak tidak
(5) Edukasi
memuaskan
Orientasi membaik (5) Jelaskan prosedur,
Faktor
termasuk sensasi yang
keturunan
mungkin dialami
(temperamen
Informasikan secara
mudah teragitasi
faktual mengenai
sejak lahir)
diagnosis, pengobatan,
Penyalahgunaan
dan prognosis
zat
Anjurkan keluarga untuk
Terpapar bahaya
tetap bersama pasien, jika
lingkungan
perlu
(mis. Toksin,
Anjurkan melakukan
polutan, dan
kegiatan yang tidak
lain-lain)
kompetitif, sesuai
Kurang terpapar
kebutuhan
informasi Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Gejala Dan Tanda
Latih kegiatan pengalihan
Mayor
untuk mengurangi
Subjektif :
ketegangan
Merasa bingung
Latih penggunaan
Merasa khawatir
mekanisme pertahanan
dengan akibat
diri yang tepat
dari kondisi
Latih teknik relaksasi
yang dihadapi
Sulit Kolaborasi
berkonsentrasi Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
Objektif :
perlu
Tampak gelisah
Tampak tegang
Sulit tidur
Objektif :
Frekuensi napas
meningkat
Frekuensi nadi
meningkat
Tekanan darah
meningkat
Diaphoresis
Tremor
Muka tampak
pucat
Suara bergetar
Kontak mata
buruk
Sering berkemih
Berorientasi
pada masa lalu
Peningkatan laboratorium
kebutuhan Terapeutik
metabolism Lakukan oral hygiene,
Faktor ekonomi sebelum makan, bila perlu
(mis. finansial tidak Fasilitasi menentukan
mencukupi) pedoman diet (mis. piramida
Faktor psikologis makanan)
(mis. stress, Sajikan makanan secara
keengannan untuk menarik dan suhu yang sesuai
makan)
Berikan makanan yang tinggi
tumbuh Observasi
Identifikasi kebutuhan
Leukemia khusus dan kemampuan
Defisiensi adaptasi anak
hormone Terapeutik
pertumbuhan Fasilitasi hubungan anak
Demensia dengan teman sebaya
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada rencana tindakan yang
telah ditetapkan meliputi tindakan independent, depedent, interdependent. Pada pelaksanaan
terdiri dari beberapa kegiatan, validasi, rencan keperawatan, mendokumentasikan rencana
keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan.
2. Evaluasi
a. Evaluasi Formaatif (Mereflesikan observasi perawat dan analisi terhadap pasien
terhadap respon langsung pada ntervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Mereflesikan rekapiyulasi dan synopsis observasi dan analisis
mengenai status kesehatan pasien terhadap waktu)
Daftar pustaka
Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC).Singapore : Elsevier Global Rights.
Nursalam, Susilaningrum Rekawati, Utami Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak
(untuk Perawat dan Bidan). Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika