Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,


yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,
maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan
juga ukuran dan struktur oragn-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil
dari pertumbuhan otak adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk
belajar, mengingat,dan mempergunkan akalnya. Jadi anak tumbuh baik
secara fisik maupun mental. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran Panjang (cm, meter) umur tulang,
dan tanda-tanda seks sekunder (soetjiningsih, 2013). Menurut Karl E
Garrison (Syamsussabri, 2013) pertumbuhan adalah perubahan individu
dalam bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan
kelenjar.
Pengertian perkembangan secara terminology adalah proses
kualitatif yang mengacu pada pemyempurnaan fungsi social dan psikologis
dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Menurut
para ahli perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B Harlock
dalam Syamsubahri, 2013), dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan
proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan
seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan
kualitatif dan kuantitatif (daoat diukur) yang menyebabkan perubahan pada
diri individu tersebut. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya
perkembangan system neuromuscular, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi (Depkes, 2007)

5
2.2 Tahap Pertumbuhan dan Peurkembangan Anak

Menurut Moersintowarti (2002) tahap-tahap pertumbuahn dan


perkembangan, antara lain:
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini bagi menjadi 2 periode, antara lain :
1. Masa embrio ialah sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8
minggu.
2. Masa fetus ialah sejak sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa
ini terdiri dari dua periode :
a) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trimester
kedua kehidupan intra uterin, terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah
terbentuk dan mulai berfungsi.
b) Masa fetus lanjut pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung
pesat dan adanya perkembangan fungsi – fungsi. Pada masa
terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui
plasenta.
b. Masa postnatal atau masa setalah lahir masa ini terjadi dari 5 periode,
antara lain :
1. Masa neonatal (0-28 hari) terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsinya
organ-organ lainnya
2. Masa bayi, di bagi menjadi 2 :
a) Masa bayi dini (1-12 bulan), pertumbuhan yang sangat pesat dan
proses pematangan berlangsung secara kontiyu terutama
meningkatnya fungsi sitem saraf.
b) Masa bayi akhir (1-2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motoric
dan fungsi ekskresi.
3. Masa pra sekolah (2-6 tahun), pada saat ini pertumbuhan
berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas

6
jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses
berfikir.
4. Masa sekolah atau masa pubertas (wanita: 6-10 tahun, laki-laki: 8-
12 tahun)
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa pra sekolah,
keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang bermain
berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.
5. Masa adolesensi (masa remaja), (wanita: 10-18 tahun, laki-laki: 12-
20 tahun).
Anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesensi
dibandingkan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dan
periode anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang
disebut Adolescent Growth Spurt pada masa ini juga terjadi
pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder.

2.3 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain:


1. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang
dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-lain.
2. Perubahan proporsi
Selain berrtambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga
memperlihatkan perubahan proporsi. Tubuh anak
memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan dengan
tubuh orang dewasa. Pada bayi baru lahir titik pusat tubuh
terdapat kurang lebih setinggi umbilikus, sedangkan pada orang
dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi simpisis

7
pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia kehamilan 2 bulan
sampai dewasa.
3. Hilangnya cir-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi
perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya
gigi susu dan menghilangnya reflex primitif.
4. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi
organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah
munculnya gigi tetap dan munculnya tanda-tanda seks sekunder
sepertu tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah
dada pada wanita dan lain-lain.

Ciri-ciri perkembangan, antara lain:


1. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Perkembangan system reproduksi
misalnya, disertai dengan perubahan pada organ kelamin.
Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh
secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri
lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan
suatu organ tubuh tertentu.
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bias melewati satu tahan perkembangan
sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Misalnnya, seorang
anak tidak akan bias berjalan sebelum ia bias berdiri. Karena itu
perkembangan awal ini masa kritis karena akan menentukan
perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

8
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum,
yang tetap yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala,
kemudia menuju kearah kaudal. Pola ini disebut pola
sefalokaudal.
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal
(Gerakan kasar) lalu berkembang di daerah distal seperti jari-
jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola
disebut proksimodistal.
4. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahan ini dilalui seoarang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik
misalnya anak lebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum
mampu membuat gambar otak, bediri sebelum berjalan dan lain-
lain.
5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-
beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa
remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang
pesat pada masa lainnya.
6. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat partum buhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar,
asosiasi, dll.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Soetjiningsih (1995) dan Suryana (1996) factor-faktor


yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain:
1. Factor genetic

9
Factor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Anak dapat mewarisi sifat
tertentu.
2. Factor lingkungan
Merupakan factor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapai potensi bawaan.
Factor lingkungan di bagi menjadi dua:
a) Factor prenatal
Factor liungkunagan yang mempengaruhi anak pada waktu
masih di dalam kandungan. Misalnya: gizi ibu pada waktu
hamil, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi., infeksi, dan
stress.
b) Factor postnatal
Factor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak setelah lahir. Secara umum dapat di golongkan
menjadi:
1) Lingkungan biologis, antara lain: ras/ suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan
terhadap penyakit, fungsi metabolisme dan hormone.
2) Factor fisik, antara lain: cuaca/ musim, sanitasi, keadaan
rumah dan radiasi.
3) Factor psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi
belajar, kelompok sebaya, kasih sayang, dan kualitas
intraksi anak-orangtua.
4) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain: pekerjaan,
Pendidikan, jumlah saudara, adat istiadat, norma dan
agama.

10
2.5 Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Aspek pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,
pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan (Panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar
dada (saputri 2014).
Pengukuran berat badan di gunakan untuk menilai hasil peningkatan
atau penuruna semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi
badan di gunakan untuk menilai status perbaikan gizi di samping faktopr
genetic, sedangkan pengukuran lingkar kepalam di maksudkan untuk
menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali)
menunjuikan adanya reterdasi mental, apabila otaknya besar (volume
kepala meningkat) terjaid akibat penyumbatan cairan cerebrosfinal
(hidayat 2011). Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata rata adalah 44 cm
(Angelina 2014).
2. Aspek perkembangan
a. Motorik kasar (grossmotor) merupakan keterampilan meliputi
aktivitas otot otot besar seperti gerakan lengan, duduk, berdiri,
berjalan dan sebagainya (saputri 2014)
b. Motoric halus (fine motor skills) adalah ketrampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang
emmerlukan koordinasi yang cermat.
Perkembankjgan motoric halur mulai memiliki kemampuan
menggoyangkan jari-jari kaki menggambar dua atau tiga bagian,
menggambar orang, melambaikan tanagn dan sebagainya. (saputri
2014)
c. Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, mengikuti [perintah dan berbicara spontan,
berkomunikasi. (hidayat 2011)
d. Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri (makan sendiri, membereskan mainan

11
selesai bermain), berpisah dengan ibu/ pengasuh anak, bersosialisasi
dan berintraksi dengan lingkungannya (rusmil 2008)

2.6 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada usia 0-1 tahun, perkembangan fisik dan motorik anak terlihat
lebih dominan. Namun sebenarnya, aspek aspek lainnya juga turut
berkembang, bahkan inilah yang menjadi dasar penentu perkembangan
selanjutnya.
Selama dua tahun pertama kehidupan, bayi berusaha menemukan
hubungan antara tubuh dan lingkungannya. Kemampuan sensoris anak
berkembang baik pada periode ini. Anak mengembangkan kemampuan
sensorisnya melalui kegiatan menyentuh , mengisap, dan mencium. Fungsi
fungsi inderanya digunakan untuk belajar mengenali diri dan
lingkungannya.
Jika anda kira tangisan bayi tidak ada artinya . Anda salah. Melalui
tangisanlah , perkembangan mental bayi pada bulan bulan pertama dapat
diketahui . Di bulan pertama bayi akan menangis jika stimulasi yang
diterima kurang, misalnya jika tidak menerima sentuhan. Sebaliknya, bisa
juga bayi menangis karena mendapat stimulus yang berlebihan . Misalnya
anda terlalu semangat mengajaknya bermain.
Pada bulan kedua, bayi mulai melakukan asosiasi. Ia tah, jika
menangis ia akan mendapatkan susu . Oleh karena itu, ia akan menangis
jika menginginkan susu.
Mulai usia empat bulan, bayi belajar prinsip sebab akibat . Misalnya,
dia menyadari jika digoyangkan, mainannya akan berbunyi. Sekali dia
memahami bisa berbuat sesuatu yang menarik, dia akan terus melakukan
“eksperimen” tersebut . Selain itu, ketika bereksperimen, dia belajar bisa
memengaruhi lingkungannya. Ketika menggoyangkan mainannya, maka
dia akan mendapatkan reaksi senyum, tepukan dan lain lain dari
lingkungannya. Mulai usia empat bulan pula, bayi belajar objek permanen .
Tahukah anda mulanya bayi mengira ketika anda pergi, berarti anda hilang

12
dan ketika anda datang , anda adalah seseorangyang baru? Ya setelah bayi
memahami objek permanen, sejak saat itu dia tahu bahwa anda yang
sebelumnya pergi, sama dengan anda yang datang kembali .

2.7 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum


digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar (Titi, 1993) :
1. Kebutuhan Fisik-Biomedis (“ASUH”)
Meliputi :
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian
ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau
sakit, dll.
- Pemukiman yang layak
- Hygine perorangan, kebersihan lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.
2. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (“ASIH”)
Pada tahun – tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental
maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya
sedini dan selanggeng mungkin, akan menjamin rasa aman bagi
bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis
sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin
segera setelah lahir. Kekurangan kasih sayang ibu tahun – tahun pertama
kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak
baik fisik, mental maupun social emosi, yang disebut “Sindroom
Deprivasi Maternal”. Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibunya)
akan menciptakan ikatan yang eratdan kepercayaan dasar.
3. Kebutuhan akan Stimulasi Mental (“ASAH”)

13
Stimulasi mental merupakan cikal bakal mdalam proses belaja
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini
mengembangkan perkembangan mental psokososial, keterampilan,
kemandirian, kreativitas, agama, keprihatian, moral-etika,
produktivitas, dan sebagainya.

2.8 Prinsip Perkembangan Anak

Ada prinsip-prinsip perkembangan yang harus dipahami orangtua.


Prinsip-prinsip ini dapat menjadi dasar dan pegangan dalam mengasuh anak
secara teratur, antatra lain :

1. Kematangan dan Proses Belajar Sebagai Dasar Perkembangan


Sekeras apapun Anda melatih bayi yang berusia empat bulan untuk
berbicara atau mengajari bayi enam bulan untguk berjalan, Anda tidak
akan berhasil. Mengapa ? secara biologis bayi Anda belum matang
untuk berbicara atau berjalan pada usia tersebut. Kematangan adalah
proses tumbuh kembang biologis. Secara biologis, perubahan yang
terjadi di otak dan system saraf pusatlah yang menentukan perubhan
pada aspek kognitif dan fisik tertentu. Kematangan terprogram secara
genetis dan bersifat potensial.
Sebetapa optimal potensi tersebut menjadi keteampilan yang nyata
pada diri anak? Lingkunganlah yang berperan dalam memeberikan
pembelajaran. Misalnya, anak yang secara biologis kemampuan
motoriknya telah matang untuk bisa menggunakan alat tulis, tidak akan
begitu saja terampil menulis jika tidak ada stimulasi dari lingkungan
yang mengajarnya.
Dengan memehami prinsip ini, Anda akan terhindar dari dua sikap
ekstrem yang keliru :
a. Jika telah sampai waktunya (fase usia tertntu) anak, akan bisa
melakukan suatu keterampilan dengan sendirinya.

14
b. Jika kita mau mengajarinya, apa pun bisa di lakukan anak pada usia
sedini mungkin.
2. Proses Perkembangan : Konkret dan Sederhana Menuju Kompleksitas
Pemahaman anak mengenai dunianya berlangsung secara berthap.
Sebagai contoh, tanyakan pada anak Anda, “Apa kesamaan dari apel dan
jeruk?”. Perkembangan kognitif anak akan tmpak dari perkembangan
jawabannya. Pada usia 2 tahun, ia tidak bisa melihat hubungan dari dua
nemda. Jadi, ia akan menjawab, “apel merah, kuning jeruk.” Jawaban
tersebut di dasarkan pada hal konkret yang di lihatnya. Selanjutnya,
anak usia 3-5 tahun mulai bisa melihat hubungan antara dua benda,
tetapi masih tetap melihat secara konkretjk. Jawaban mereka kurang
lebih, “sama-sama bisa di makan.” Baginya, jawaban di dasarkan pada
pemahaman bahwa apel dan jeruk sama-sama buah-buahan.
Dengan memahami prinsip ini anda menyadari bahwa dalam
mengajarkan suatu yang abstrak dan kompleks seperti nilai nilai dan
kebutuhan, anda harus mencari penjelasan yang sesuai dengan
pemahaman anak. Anda juga akan terhindar dari pemikirann bahwa
anak anda “Bodoh” ketika jawaban dari pertanyaan anda tidak sesuai
dengan harapan.
3. Proses Tumbuh kembang ; proses berkelanjutan.
Seiring dengan berkembangan, anak menambaatau
menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang sebelumnya telah
dikuasainya.keterampilan tersebut menjadi dasar perkembangan
selanjutnya.sebagian besar anak mengikuti pola perkembangan yang
sama. Ada beberapa hal bisa dijadikan contoh:
a. Dalam perkembangan motoric, ada tahapan yang bisa diprediksikan
sebelum anak bisa berjalan
b. Bayi mampu mengangkat kepalnya sebelum ia bisa menoleh
c. Anak mampu mengangkat tangannya sebelum ia bisa meraih benda
atau
d. Keterampilan memanjat meliputi kemampuan dari memegang
sampai berjalan

15
Dengan memahami prinsip ini, anda akan memberi perhatian pada
setiap tahap perkembangan anak. Keterampilan yang sekarang dikuasai
anak, akan menentukan penguasaannya pada keterampilan selanjutnya.
Tidak ada keterampilan yang tidak penting. Semuanya menjadi bagian
penting dari proses tumbuh kembang anak anda.
4. Tumbuh Kembang : Dari Keterampilan Umum ke Khusus
Salah satu contoh prinsip ini adalah perkembangan motoric anak.
Gerakan fisik anak awalnya sangat umum, tidak terarah, dan
dikendalikan secara reflex, dimulai dari motorik kasar, berkembang ke
arah motorik halus . Anak mula mula menggenggam benda kecil dengan
tangannya sebelum memungutnya menggunakan jarinya secara terampil
Dengan memahami prinsip ini, anda tidak akan memberikan
tuntutan yang berlebihan pada anak. Anda akan meyakini bahwa anak
tidak akan langsung bisa makan sendiri tanpa tercecer saat belajar
makan di beberapa bulan pertama. Namun tanpa berlatih, anak tidak
akan bisa mengembangkan keterampilan makan tersebut
5. Perbedaan individual pada Proses Tumbuh Kembang Setiap Anak
Meskipun pola perkembangan dan tahap tahapnya relative sama
pada setiap anak, masing masing memiliki “jadwal” tersendiri untuk
menguasai keterampilan tertentu. Misalnya, beberapa anak mungkin
sudah mulai bisa berjalan pada usia sepuluh bulan, sedangkan anak lain
baru setelah ulang tahun pertama. Contohlain, anak yang lebih aktif dari
anak lainnya, tidak berarti lebih cerdas .
Dengan memahami prinsip ini, Anda tidak akan mudah
membandingkan tumbuh kembang anak anda dengan anak lainnya .
Pembandingan hanya akan menjerumuskan anda pada perasaan yang
tidak proporsional. Bisa jadi, anak anda akan kecewa bahkan
sebaliknya, bisa juga merasa “lebih” yang tidak pada tempatnya.
6. Anak : Partisipan aktif dalam Proses Perkembangan dan Belajar
Proses belajar melibatkan penyusunan pengetahuan pada diri anak
bukan transfer informasi dari orang tua. Anak akan membangun
pemahamannya melalui eksplorasi, interaksi dengan lingkungannya dan

16
meniru model perilaku anak memerlukan kesempatan untuk belajar dari
pengalaman sendiri
Dengan memahami prinsip ini, Anda tidak akan mengkhawatirkan
bahwa semua stimulasi anak harus direncanakan. Ada banyak hal yang
tidak bisa dupelajari sendiri dari lingkungannya . Tugas anda adalah
menemani dan mengarahkannya. Yakinlah, tak hanya si kecil yang akan
mendapat pelajaran, tetapi anda juga .

2.9 Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Gangguan pertumbuhan fisik


Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas
normal, dan gangguan di bawah normal. Pemantauan berat badan
menggunakan KMS (kartu menuju sehat) menurut soetjaningsih (2003,
dalam Abdul Rajab, 2013) bila grafik berat badan naik lebih dari 120%
kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal.
Sedangkan apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan
anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis atau klainan
horminal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang
penting. Ukuran lingkar kepala menggambarkan izi kepala termasuk
otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal
dapat di jumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali,
tumor otak. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat
di duga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis.
2. Gangguan perkembangan motoric
Perkembangan motoric yang lambat dapat di sebabkan oleh beberapa
hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangahn motoriki adalah
kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskulat. Anak dengan cerebral
palsy dapat mengalami keterbatasan perkembangan motoric sebagai
aktivitas spastisitas atetosis, ataksia, atau hipotoinia. Eklainan sum sum
tulang belakang seperti spinabifida juga dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motoric. Namun, jtidak selama nya

17
gangguan perkembangan motoric sellau di dasari adanya penyakit
tersebut. Factor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat
mempengaruhib keterlambatan perkembangan motoric. Anak yang
tidak mempunyai kesempatan belajar seperti sering di gendong atau di
letakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam
mencapai kemampuan motoric ( nur 2009 dalam rajab, 2013)
3. Gangguan perkembangan bahasa.
Kemampuan baha merupakan kombinasi seluruh soistem
perkembangan anak, kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan
motoric, sikologis, emosional dan prilaku (widyastuti 2008). Gangguan
poerkembangan bahasapada anak dapa di akibatkan berbagai factor,
yaitu adanya factor genetuik, gangguan pendengaran, kurangnya
interaksi anak dengan lingkungan, maturase yang terlambat. Selain itu,
gangguan perkembangan bicaara dapat juga di sebabkan oleh kelainan
fiisk seperti bibir sumbing dan serebralpasi (nur, 2009 dalam rajab,
2013).
4. Gangguan suasana hati (mut disorder)
gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang di tandai
dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan
nafsu makan terganggu (rajab, 2013).
5. Gangguan pervasive dan psikosis pada anak.
Meliputi autism (gangguan komunikasi verbal dan non verbal,
gangguan prilaku dan interaksi sosisal). Asperger (gangguan interaksi
social, perilaku, perilaku yang terbatas dan di ulang ulang, obsesif),
childhood disintegrative disorders (rajab, 2013).

2.10 Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Antopometri
Pengukuran antropometri di maksudkan untuk mengetahui ukuran-
ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu,
seperti timbangan dan pita pengukur (meteran). (Nursalam,2008). Pada

18
penentuan keadaan pertumbuhan fisik anak perlu dilakukan
pemeriksaan antropometri dan pertumbuhan fisik. Pengukuran
antropometri untuk memantau tumbuh kembang anak adalah berat
badan, badan panjang, lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
b. Indeks Antropometri
Indeks antropometri merupakan rasio dari pengukuran terhadap satu
atau lebih pengkutran atau yang dihubungkan dengan umur, TB/U
(Tinggi Bjkmxzqadaadan terhadap Umur) dan BB/U (Berat Badan
terhadap Umur)
c. Interpretasi Indeks antropometri Gizi
Interpretasi indeks antropometri gizi memerlukan ambang batas.
Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga cara, yaitu persen terhadap
median,persentil, dan standar deviasi unit . WHO menyarankan
menggunakan standar deviasi Unit (SD) disebut juga Z-skor
Rumus perhitungan Z-Score adalah :

Hasil seorang penemu pakar gizi Indonesia Mei 2000 di Sematrang,


standar baku antropometri yang digunakan secara nasional dipakai
menggunakan standar baku WHO-NHCS 1983. Berdasarkan
Kepmenkes RI Nomor:920/Menkes/SK/VII/2002 tentang klasifikasi
status gizi anak (Susilowati, 2008)

19

Anda mungkin juga menyukai