Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang

Klien bernama Ny.W berumur 49, beragama Islam, suku Banjar, tinggal di Tarakan
bersama suami dan ketiga anaknya. Pendidikan terakhir klien SLTA atau setingkat SMA.
Sehari-hari klien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Suami klien bekerja sebagai pegawai swasta di PT. Tumbu Surya dengan penghasilan
perbulan Rp.3.000.000.00 – 4.000.000.00 Anak klien yang pertama seorang laki-laki
berumur 29 tahun yang saat ini bekerja sebagai pegawai kontrak di kantor BKD Samarinda.
Anak kedua klien seorang perempuan yang berusia 25 tahun, sudah menikah dan memiliki
seorang anak laki-laki yang berusia 3 tahun. Anak ketiga klien seorang perempuan berumur
19 tahun yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Borneo Tarakan.
Klien menderita penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 sejak 2 tahun yang lalu. Klien di
diagnose menderita DM oleh dokter Spesialis Penyakit Dalam ketika berobat di RSUD
Tarakan. Penyebab DM yang di derita klien adalah gaya hidup dengan kebiasaan nyemil
dan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula. Klien juga memiliki
kebiasaan buruk yaitu makan di tengah malam sehingga menyebabkan klien menderita
penyakit DM. Saat ini klien rutin berobat setiap bulan ke dokter keluarga dan ke poli
penyakit dalam di RSUD Tarakan untuk mendapatkan insulin Novorapid dan Levemir
untuk mengontrol kadar glukosa darah klien. Klien juga mendapatkan obat oral yang
membantu mengontrol kadar glukosa yaitu Renabetic Glibenclamide. Selain DM, klien
juga memiliki riwayat Hipertensi dan klien juga rutin minum obat pengontrol tekanan
darah yaitu Amlodipin. Pengobatan alternative klien juga mengkonsumsi obat herbal
Habbatussauda untuk memelihara kesehatan tubuh.
Segala pengobatan klien ditanggung oleh jaminan kesehatan BPJS. Klien juga patuh
menyuntikkan insulin novorapid sebelum makan dan malam levemir sebelum tidur dan
minum obat rutin Renabetic Glibenclamide serta Amlodipine. Klien jarang mengkonsumsi
obat herbal Habbatussauda. Klien mengkonsumsi obat herbal Habbatussauda hanya ketika
daya tahan tubuh klien menurun.
Faktor teknologi (tecnological factors)
Menurut klien, klien sehat ketika gula darahnya normal dan sakit ketika gula darahnya
tinggi atau rendah karena saat gula darahnya tinggi klien akan merasakan pusing dan ketika
gula darahnya rendah klien akan merasalan lemah dan tidak enak badan sehingga
mengganggu aktivitas sehari-harinya. Klien rutin berobat setiap bulan ke dokter keluarga
dan ke poli penyakit dalam di RSUD Tarakan untuk mendapatkan pengobatan yaitu Insulin
dan Renabetic dan Glibenclamide untuk mengontrol glukosa darah dan amlodipine untuk
mengontrol tekanan darah. Klien juga melakukan pengobatan alternative yaitu dengan
mengkonsumsi obat herbal Habbatussauda untuk memelihara kesehatan tubuh klien.
Menurut klien, ketika klien merasakan sakit tidak enak badan klien akan mengkonsumsi
obat herbal Habbatussauda dan setelah itu klien akan merasakan tubuh klien fit kembali.
Menurut klien pengobatan dalam penyembuhan suatu penyakit itu penting. Dengan
kemajuan teknologi yang semakin canggih penyakit apapun pasti ada obatnya. Klien juga
sering browsing atau menggunakan media social untuk mencari tau tentang penyakitnya
dan pengobatan-pengobatan yang efektif untuk penderita DM.

Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)


Klien menganut agam islam. Klien menikah dan memiliki 3 orang anak. Menurut klien
selain gaya hidup penyakit juga merupakan ujian yang diberikan Tuhan untuk hambanya.
Menurut klien gaya hidup seperti kebiasaan ngemil, mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak glukosa serta makan di tengah malam akan beresiko menderita DM.
Klien rajin beribadah seperti sholat, sedekah dan memanjatkan doa setelah sholat untuk
kesembuhan penyakitnya. Dengan beribadah dan memperbanyak doa klien menjadi lebih
tabah dalam menghadapi penyakitnya dan menurut klien Allah telah memberi kemudahan
jalan untuk penyembuhan penyakitnya. Berangsur-angsur gula darah klien berada dalam
batas normal meskipun terkadang gula darahnya tinggi namun tidak mempengaruhi
kesehatan klien sepenuhnya.

Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)


Klien bernama Ny. W. Klien berumur 49 tahun. Tempat kelahiran Tarakan, 25
September 2019. Jenis kelamin perempuan. Status menikah dan memiliki 3 orang anak.
Untuk pengambilan keputusan terkait penyakit klien, klien yang memutuskan sendiri
pengobatan penyakitnya.

Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Sehari-hari klien sebagai ibu rumah tangga. Klien menggunakan Bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi sehari-hari. Klien makan 3 kali sehari dengan porsi sedang dan habis.
Menurut klien saat gula darahnya tinggi klien akan mengurangi makan-makanan yang
mengandung banyak glukosa seperti nasi dan menggantinya dengan beras merah. Klien
juga mengganti gula dengan gula diabetasol. Namun klien masih tidak mampu untuk
mengurangi kebiasaan mengemil walaupun sudah mengiranginya. Saat gula darah klien
tinggi klien akan merasakan pusing sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Klien juga
selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan.

Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Klien pernah di rawat baru-baru ini pada bulan September awal di RSUD Tarakan
dengan diagnose polip serviks. Segala pengobatan klien di RS ditanggung oleh BPJS.
Dirumah klien dirawat oleh suami dan anaknya yang ketiga. Suami dan anak klien yang
ketiga selalu mengingatkan klien untuk minum obat secara teratur dan mengingatkan klien
untuk mengurangi makan-makanan yang mengandung banyak gula.

Faktor ekonomi (economical factors)


Klien tidak bekerja. Sumber utama ekonomi adalah dari penghasilan suami klien.
Suami klien berpenghasilan Rp.3.000.000.00 – 4.000.000.00 perbulan. Sumber dana untuk
pengobatan klien menggunakan jaminan kesehatan BPJS tingkat 2. Setiap bulan klien rutin
membayarkan uang iuran BPJS. Klien mengatakan tidak memiliki tabungan keluarga.

Faktor pendidikan (educational factors)


Pendidikan terakhir klien adalah SLTA atau setingkat SMA. Klien mampu
mengidentifikasi tanda-tanda ketika gula darahnya tinggi dan rendah. Ketika gula darah
klien tinggi klien akan merasakan pusing sedangkan ketika gula darah klien rendah klien
akan merasakan lemah dan tidak enak badan. Klien juga memiliki alat cek gula darah
sendiri sehingga klien secara mandiri dapat mengetahui kadar glukosa dalam darahnya.
Saat kadar glukosa darah klien tinggi atau rendah klien akan mengurangi aktivitas dan lebih
banyak beristirahat.

Analisis Data

DATA ETIOLOGI PROBLEM


- Klien memiliki
kebiasaan ngemil

Diagnosa Keperawatan
1.

Intervensi

Anda mungkin juga menyukai