Anda di halaman 1dari 45

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Menurut Soetjiningsih (2012), pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) ukuran panjang
(cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh). Dalam pengertian lain dikatakan bahwa pertumbuhan merupakan
bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh baik sebagian maupun
seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
karena bertambah besarnya sel (IDAI, 2002).
Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi
sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang terorganisasi dan
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Dalam hal ini perkembangan juga termasuk perkembangan emosi,
intelektual dan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Soetjiningsih,
2012).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
mempunyai dampak terhadap aspek fisik (kuantitas), sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu yang merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi (kualitas). Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan
manusia secara utuh.
Menurut pandangan para ahli biologi “pertumbuhan” diartikan sebagai
suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau pikiran dimensif dari pada
tubuh dan bagian-bagiannya. Sedangka kata “perkembangan” dimaksudkan untuk
menunjukan perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi ke

1
dalam suatu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Jadi
pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat diamati dengan
memperhatikan perubahan-perubahan dalam bentuk ketika terjadi dan dalam
bentuk-bentuk tingkah laku ketika telah tercapai kematangan.
Berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk
untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin
besar/panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan
untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek social.
1. PERTUMBUHAN
a. Pengertian Pertumbuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh
yang berarti tambah besar atau sempurna. Serta Secara Termitologis
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
Pengertian Pertumbuhan menurut para ahli
1. Karl E. Garrison: Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk
ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
2. Atan Long: Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu
peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa.
3. D.S Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah pertambahan dalam
berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani , seperti: ukuran tubuh,
tinggi, berat badan dan lain-lain).
4. Kartono : Pertumbuhan merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara
normal pada diri anak dan berdasarkan peredaran waktu tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan
perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat
diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya
tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.
Ciri-ciri Pertumbuhan
Menurut Soetjiningsih (2012), pertumbuhan mempunyai ciri-ciri:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini
ditandai dengan tanggalnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen,
hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder
dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur. Hal ini ditandai dengan adanya
masa-masa tertentu dimana pertumbuhan berlangsung cepat yang terjadi
pada masa prenatal, bayi dan remaja (adolesen). Pertumbuhan berlangsung
lambat pada masa pra sekolah dan masa sekolah.

b. Pengertian Perkembangan
Perkembangan berasal dari kata kembang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kembang berarti maju, menjadi lebih baik.
Perkembangan ( Development ) adalah suatu proses perubahan ke arah
kedewasaan atau pematangan yang bersifat KUALITATIF ( ditekankan pada
segi fungsional ) akibat adanya proses pertumbuhan materiil dan hasil belajar
dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan sel ovum dan sperma,
munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst.
Pengertian Perkembangan Menurut Para Ahli
1. Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti
perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan".
2. E.B. Harlock : Perkembangan merupakan serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif .
3. Crow: Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta
cenderung kearah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral,
dan sosial.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan
yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari
proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus
menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab
kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang
lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan
sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar,
setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut dinamakan
dengan perkembangan.

Ciri-ciri Perkembangan
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak bersifat individual. Namun
demikian pola perkembangan setiap anak mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu
(Depkes, 2006):
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Seorang anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
ia melewati tahapan sebelumnya. Contoh: seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum ia berdiri dan ia tidak bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian
tubuh lain yang terkait dengan fungsi anak terhambat. Perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan juga mempunyai kecepatan yang
berbedabeda baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak juga berbeda-beda.
d. Pertumbuhan berkorelasi dengan perkembangan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung, maka perkembanganpun mengikuti. Terjadi
peningkatan kemampuan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain pada
anak, sehingga pada anak sehat seiring bertambahnya umur maka bertambah pula
tinggi dan berat badannya begitupun kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke
arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak mampu berjalan
dahulu sebelum bisa berdiri.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan
tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Heriditas
2. Lingkungan
3. Kematangan fisik dan psikis
4. Dan aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti anak
bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta mempunyai
emosi
B. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
1. PERTUMBUHAN
Terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan menurut
Soetjiningsih (1998) yaitu :
a. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung,
paru-paru, atau usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan
kebutuhan tubuh.
b. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi juga merupakan ciri pertumbuhan. Anak
bukanlah dewasa kecil. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan
proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh
seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak
ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai
proporsi yang lebih besar dibandingkan pada umur lainnya. Titik pusat
tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada
orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih simpisis pubis.
c. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-
lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan
menghilangnya reflek-reflek primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan
fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama
pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi
susu yang telah lepas, dan munculnya tanda-tanda seks sekunder
seperti timbulnya rambut pubis, aksila, dan lain-lain.

2. PERKEMBANGAN
Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh
yang berkelanjutan, teratur, dan saling terkait. Seperti pertumbuhan,
perkembangan pun mempunyai cirri-ciri tertentu sebagai suatu pola yang
tetap walaupun variasinya sangat luas.
Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan
sistem neuromuskuler, bicara, emosi, dan social. Kesemua fungsi tersebut
memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-ciri
perkembangan adalah :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan,
maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan ukuran tubuh
secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama,
dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ
tubuh tertentu.
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Misalnya, seorang anak
tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu,
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
4. Perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam
kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat
pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin
berkembang pesat pada masa lainnya.
5. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi,
dan lain-lain (Moersintowarti, 2002).

C. HUKUM-HUKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa
mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan penduduknya dengan
demikian, akan terbentuk karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang
bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh kecenderungan -
kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang
selanjutnya dinamakan hukum-hukum perkumbuhan dan perkembangan.
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa
pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada
kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah
terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang
baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang
lebih "matang" daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa
menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan
lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-
anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula
kecil dan makin lama perband'rngan ini makin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan
fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan
mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung,
hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota
tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang
terdapat pada daerah pusat itu lebih vital, misalnya anggota gerak seperti
tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila
terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi
kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih
banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur
dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan,
anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang
tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar-
kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak
memasuki masa remaja. Pada saat ini terjadi
3. Perkembanga Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal-hal
yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Anak akan
lebih dulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan
baru kemudian menggerakkan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga
terlihat hal yang tadinya umum ke khusus.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan
Perkembangan
Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang
berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya ciri-ciri
perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya
saja terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Namun demikian ada aspek-
aspek tertentu yang tidak berkembangdan tidak meningkat lagi, hal ini
disebut fiksasi.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Setiap tahap perkembangan perkembangan tidak berlangsung secara
melompat-lompat. Akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan
tempo dan irama tertentu pula. Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada
dalam diri anak.
Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan
pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a. Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal
dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik
yang terganggu.
b. Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan
anak-anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.

D. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Arnold Gesell membagi prinsip-prinsip dasar pemkembangan menjadi
lima yaitu:
1. Principle of Developmental Direction (Prinsip Arah Perkembangan)
Prinsip arah perkembangan dalam pemikiran Gesell mengandung arti
bahwa perkembangan tidak berlangsung acak, melainkan dalam pola yang
teratur. Kenyataanya adalah perkembangan bergerak maju secara
sistematis dari kepala hingga ke ujung kaki,contohnya seorang bayi yang
baru lahir relatif lebih matang susunan saraf motoriknya di bagian kepala
daripada yang ada di bagiannya muncul lebih dulu dibandingkan
koordinasi kaki.
Perkembangan ini cendrung dalam teratur mulai dari arah kepala ke
kaki, hal ini disebut sebagai tren cefalokaudal(cephalocaudal trend).
Perkembangan juga bergerak dari pusat tubuh ke arah luar, ke arah
pinggir. Contohnya, gerakan-gerakan bahu terlihat jauh lebih teratur pada
awal kehidupan seorang anak dibandingkan gerakan-gerakan pergelangan
tangan dan jari-jemarinya. Berikutnya adalah tren proksimodistal
(proximodistal trend) atau dari arah terdekat menuju yang terjauh, bisa
dilihat pada perilaku tangan yang menggenggam pada anak. Pada usia 20
minggu, perilaku ini berlangsung secara serampangan dan didominasi oleh
gerakan-gerakan lengan atas, tetapi pada minggu ke-28, ketika si anak
sudah bisa menggunakan jempolnya secara lebih cermat, gerakan ini
menunjukkan keahlian motorik yang lebih baik. Kedua tren
cefalokaudal
dan proksimodistal ini menguatkan pendapat Gesell bahwa perkembangan
(dan perilaku) memiliki arah dan arah ini pada dasarnya merupakan suatu
fungsi mekanisme genetik yang telah terprogram.

2. Principle of Reciprocal Interweaving(Prinsip Jalinan Timbalbalik)


Pada perilaku ini dari sebuah prinsip psikologi yang disebut sebagai
reciprocal innervation (aktivitas saraf secara timbal balik), yang diajukan
oleh Sir. Charles Scott Sherrington, pemenang Hadiah Nobel kedokteran
tahun 1932. Prinsip fisiologis Sherrington menyatakan bahwa
pengencangan dan peregangan otot-otot yang berbeda-beda sama-sama
saling melengkapi untuk menghasilkan gerakan tubuh yang efisien. Gesell
menegaskan bahwa fenomena seperti itu juga beroperasi dalam proses
perkembangan artinya, berlangsungnya pola-pola perilaku membutuhkan
pertumbuhan struktural yang saling melengkapi. Gesell menjelaskan
urutan perkembangan yang menghasilkan aktivitas berjalan kaki sebagai
rangkaian pergantian antara dominasi otot pengencang dan dominasi otot
pelonggar pada lengan dan kaki; hal ini dilakukan melalui semacam
koordinasi dan integrasi otot-otot saraf dalam jangka waktu tertentu.
Gesell menggunakan prinsip ini untuk menggambarkan
berkembangnya kemampuan berjalan kaki dan juga berkembangnya
kemampuan menggerakkan tangan-kanan atau tangan-kiri. Ia
menyimpulkan prinsip tersebut sebagai susunan hubungan timbal-balik
antara dua fungsi atau sistem saraf motorik yang saling berlawanan, yang
secara ontogenik terwujud melalui peralihan periodik yang semakin
meningkat antara berbagai komponen fungsi atau sistem, dengan modulasi
dan integrasi progresif pada pola-pola perilaku yang dihasilkan (Gesell,
1954, h. 349). Melalui prose-proses yang saling melengkapi seperti itu,
rangkaian kekuatan yang saling berlawanan menjadi meningkat (atau
dominan) dalam waktu yang berbeda-beda selama berlangsungnya siklus
perkembangan. Kinerja dari kekuatan-kekuatan yang berlawanan ini
menghasilkan integrasi dan kemajuan ke arah tingkat kematangan yang
lebih tinggi.
3. Principle of Functional Asymmetry (Prinsip Asimetri Fungsional):
Menurut prinsip ini prilaku berlangsung melalui periode-priode
perkembangan yang bersifat asimetris (tidak seimbang) agar organisme
bisa mencapai kadar kematangan pada tahapan selanjutnya. Contoh yang
diberikan oleh Gesell sebagai ilustrasi mengenai prinsip kompleks ini
diantaranya adalah tanggapan dasar yang disebut refleks pengencangan
otot leher (tonic neck reflex). Refleks ini terjadi ketika seorang anak
mengambil posisi tubuh seperti seorang pemain anggar, di mana kepala
menoleh ke satu sisi, satu tangan terentang ke samping dan kaki pada sisi
tersebut tetap lurus, sementara tangan yang lain terlipat melintang di dada,
dan kaki lainnya menekuk lutut.
Perilaku asimetris ini menjadi pendahuluan bagi pencapaian
perkembangan simetris berikutnya, di mana kedua tangan si anak secara
berbarengan memegangi suatu benda yang tergantung. Ini menjadi langkah
penting bagi si anak untuk menguasai dan memahami lingkungannya.
Gesell juga menegaskan bahwa prinsip asimetri fungsional sangat terkait
dengan perkembangan gerakan tangan dan bentuk-bentuk dominasi
psikomotor yang lainnya. Hal itu juga membantu mencegah anak-anak dari
kemungkinan kekurangan napas (dengan cara menolehkan kepala) dan
merupakan simpanan dari berbagai refleks yang turut menyumbang
terbentuknya tindakan tertentu, misalnya melempar bola dan bahkan
agresi.

4. Principle of Individuating Maturation(Prinsip Kematangan Individu):


Prinsip ini menekankan pentingnya pola pertumbuhan, yakni
mekanisme internal dalam diri individu yang menentukan arah dan pola
perkembangannya. Menurut Prinsip maturasi individuasi, perkembangan
merupakan proses terbentuknya pola-pola berurutan yang telah tertentukan
dan terwujud seiring dengan bertambah matangnya organisme.
Gesell menekankan hubungan antara pematangan dengan lingkungan
sebagai berikut: Faktor-faktor lingkungan ikut mendukung, membelokkan,
dan meng-khususkan; tetapi faktor-faktor lingkungan tidak menjadi
penyebab munculnya bentuk-bentuk pokok dan tata urutan ontogenesis.
Sebagai konsekuensinya, pembelajaran (learning) hanya bisa terjadi ketika
struktur-struktur telah berkembang sehingga memungkinkan terjadi
adaptasi perilaku, dan sebelum struktur-struktur itu berkembang maka
pendidikan semacam apa pun tidak akan bisa efektif. Gesell sangat
menekankan peranan faktor-faktor biologi. Gesell menegaskan bahwa
efek-efek lingkungan terhadap hasil akhir perkembangan bersifat amat
terbatas.

5. Principle of Self-Regulatory Fluctuation (prinsip fluktuasi teratur):


Menurut Prinsip Pluktuasi teratur, setiap tahap yang berjalan dengan
tidak seimbang atau goyah akan dikuti oleh satu tahapan perkembangan
yang seimbang. Artinya bahwa perkembangan bergerak naik-turun
(fluctuates) antara periode stabil dan periode tidak stabil, dan antara
periode pertumbuhan aktif dan periode konsolidasi. Fluktuasi progresif ini,
yang amat mirip dengan kaidah “memberi dan menerima” dalam prinsip
jalinan timbal balik, berpuncak pada serangkaian tanggapan yang bersifat
stabil. Semua fluktuasi ini bukannya tidak dikehendaki atau berjalan acak.
Sebaliknya, semua itu merupakan upaya organisme untuk
mempertahankan keutuhannya sambil memastikan bahwa pertumbuhan
yang berkelanjutan tetap berjalan.
Menurut Gesell, dalam kenyataannya setiap urutan tahapan yang khas
akan berlangsung berulang-ulang seiring dengan semakin dewasanya si
anak, dan tahapan-tahapan yang tidak seimbang atau goyah akan selalu
diikuti oleh tahapan-tahapan yang seimbang. Gambar 3.1 menunjukkan
tingkatan keseimbangan dalarn perkembangan anak sejak usia 2 hingga 16
tahun, menggambarkan bagaimana perkembangan berlangsung dalam
siklus yang meliputi keadaan yang relatif seimbang sampai keadaan yang
relatif tidak seimbang. Garis tren dalam gambar menunjukkan
karakteristik perilaku anak-anak pada umumnya, dan balikan perilaku
setiap anak.
Meskipun kelima prinsip yang dipaparkan di atas bisa diamati dalam
pola-pola pertumbuhan semua (mak, Gesell juga menekankan pentingnya
perbedaan individu yang beranekaragam dan stabil. Salah satu sumbangan
unik dari Gesell bagi psikologi perkembangan adalah upayanya
menggunakan gambar-gambar bergerak untuk merekam perkembangan
anak-anak yang tengah diteliti. Gesell dan para rekannya pertama kali
menggunakan ‘rekaman-rekaman sinema ini untuk meneliti lima anak
kecil dalam tahun-tahun awal kehidupan mereka, mereka meneliti lagi
anak-anak yang sama ini 5 tahun kemudian.

Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Berdasarkan beberapa teori, maka proses tumbuh kembang anak dibagi menjadi
beberapa tahap (Depkes, 2006), yaitu:
A. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot/mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2
minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Sel
telur/ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organism, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
3) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan. Masa janin ini terdiri dari 2 periode yaitu:
- Masa fetus dini, yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester
ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan,
alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
- Masa fetus lanjut, yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi organ.
Terjadi transfer imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui plasenta.
Akumulasi asam lemak esensial omega 3 (docosa hexanic acid) dan
omega 6 (arachidonic acid) pada otak dan retina. Trimester pertama
kehamilan merupakan periode terpenting bagi berlangsungnya kehidupan
janin. Pada masa ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan
asap rokok, minuman beralkohol, obat-obatan, bahan-bahan toksik, pola
asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil
dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan
kehamilan. Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi
anak sehat, maka selama hamil ibu dianjurkan untuk:
Menjaga kesehatannya dengan baik.
Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
Mendapat asupan gizi yang adekuat untuk janin yang dikandungnya.
Memeriksakan kehamilan dan kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
Memberi stimulasi dini terhadap janin.
Mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya.
Menghindari stress baik fisik maupun psikis.

B. Masa bayi (infancy) umur 0-11 bulan.


Masa ini dibagi menjadi 2 periode,
yaitu:
1) Masa neonatal, umur 0-28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah serta mulai berfungsinya organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi dua
periode:
Masa neonatal dini, umur 0-7 hari.
Mas neonatal lanjut, umur 8-28 hari.
2) Masa post neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus-menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Selain itu untuk menjamin berlangsungnya proses tumbuh kembang optimal, bayi
membutuhkan pemeliharaan kesehatan yang baik termasuk mendapatkan ASI
eksklusif selama 6 bulan, diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai
dengan umurnya, mendapatkan imunisasi sesuai jadwal serta mendapatkan pola
asuh yang sesuai. Masa ini juga masa dimana kontak ibu dan bayi berlangsung
sangat erat, sehingga dalam masa ini pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat
besar.

C. Masa anak toddler (umur 1-3 tahun).


Pada periode ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik kasar dan motorik halus serta fungsi ekskresi.
Periode ini juga merupakan masa yang penting bagi anak karena pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada masa balita akan menentukan dan mempengaruhi
tumbuh kembang anak selanjutnya. Setelah lahir sampai 3 tahun pertama
kehidupannya (masa toddler), pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya
sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan
hubungan antar sel saraf ini akan sangat mempengaruhi kinerja otak mulai dari
kemampuan belajar berjalan, mengenal hurup hingga bersosialisasi. Pada masa ini
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral dan dasar-dasar kepribadian anak
juga dibentuk pada masa ini sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil
apapun apabila tidak dideteksi dan ditangani dengan baik akan mengurangi
kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
D. Masa anak pra sekolah (umur 3-6 tahun).
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil. Aktivitas jasmani bertambah
seiring dengan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir. Pada masa ini
selain lingkungan di dalam rumah, anak mulai diperkenalkan pada lingkungan di
luar rumah. Anak mulai senang bermain di luar rumah dan menjalin pertemanan
dengan anak lain. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca
indra dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah
siap sehingga anak mampu belajar dengan baik.

E. Masa anak sekolah (6-12 tahun)


Pada masa ini pertumbuhan dan pertambahan berat badan mulai melambat. Tinggi
badan bertambah sedikitnya 5 cm per tahun. Anak mulai masuk sekolah dan
mempunyai teman yang lebih banyak sehingga sosialisasinya lebih luas. Mereka
terlihat lebih mandiri. Mulai tertarik pada hubungan dengan lawan jenis tetapi
tidak terikat. Menunjukkan kesukaan dalam berteman dan berkelompok dan
bermain dalam kelompok dengan jenis kelamin yang sama tetapi mulai
bercampur.

F. Masa anak usia remaja (12-18 tahun)


Pada remaja awal pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncaknya.
Karakteristik sekunder mulai tampak seperti perubahan suara pada anak laki-laki
dan pertumbuhan payudara pada anak perempuan. Pada usia remaja tengah,
pertumbuhan melambat pada anak perempuan. Bentuk tubuh mencapai 95%
tinggi orang dewasa. Karakteristik sekunder sudah tercapai dengan baik. Pada
remaja akhir, mereka sudah matang secara fisik dan struktur dan pertumbuhan
organ reproduksi sudah hampir komplit. Pada usia ini identitas diri sangat penting
termasuk didalamnya citra diri dan citra tubuh. Pada usia ini anak sangat berfokus
pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri sendiri) meningkat. Mampu
memandang masalah secara komprehensif. Mereka mulai menjalin hubungan
dengan lawan jenis dan status emosi biasanya lebih stabil terutama pada usia
remaja lanjut.

Teori-teori Perkembangan Anak


a. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
1). Tahap sensori motor (0-2 tahun).
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini anak mampu mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan
aktivitas motorik. Semua kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut (oral).
2). Tahap pra operasional (2-7 tahun)
Anak mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan
sesuai dengan pikirannya. Pada saat ini anak masih bersifat egosentris. Pikirannya
masih transduktif, artinya menganggap semua sama. Contoh: seorang pria di
keluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah. Ciri lain adalah masih
berkembangnya pikiran animisme dimana anak selalu memperhatikan adanya
benda mati. Contoh apabila anak terbentur benda mati maka ia akan memukul
kembali ke arah benda tersebut.
3). Tahap kongkret (7-11 tahun).
Anak sudah dapat memandang realistis dan mempunyai anggapan sama dengan
orang lain. Sifat egosentris mulai hilang karena ia mulai sadar akan keterbatasan
dirinya. Tetapi sifat realistik ini belum sampai ke dalam pikiran sehingga belum
dapat membuat suatu konsep atau hipotesis.
4). Formal operasional (lebih dari 11 tahun sampai dewasa).
Pada tahap ini anak sudah membentuk gambaran mental dan mampu
menyelesaikan aktivitas yang ada dalam pikirannya, mampu menduga dan
memperkirakan dengan pikirannya yang abstrak.

b. Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmud Freud


Menurut Freud, dalam perkembangannya anak akan melewati beberapa tahap
dalam hidupnya, yaitu:
1). Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui kegiatan
menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara. Ketergantungan pada orang di
sekelilingnya sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa
aman. Masalah yang sering terjadi pada masa ini adalah masalah penyapihan dan
makan.
2). Tahap anal (1-3 tahun).
Kepuasan anak didapatkan pada saat pengeluaran tinja. Anak akan menunjukkan
keakuannya dan sangat egoistik dan narsisistik yaitu cinta terhadap dirinya
sendiri. Pada saat ini anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Tugas yang
dapat dilakukan adalah latihan kebersihan. Masalah yang sering terjadi pada fase
ini adalah sifatnya yang obsesif, pandangan sempit, introvert atau ekstrovet
impulsive yaitu dorongan untuk membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian
diri.
3). Tahap oedipal/phalik (3-5 tahun).
Pada tahap ini kepuasan anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-
raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya dan mulai suka pada
lawan jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya
demikian juga sebaliknya anak perempuan suka sama ayahnya.
4). Tahap laten (5-12 tahun).
Kepuasan anak mulai terintegrasi. Anak masuk dalam masa pubertas dan
berhadapan langsung dengan tuntutan sosial seperti menyukai hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya. Dorongan libido mulai mereda.
5). Tahap genital (lebih dari 12 tahun).
Kepuasan anak pada masa ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan
cinta yang matang terhadap lawan jenis.

c. Perkembangan Psikososial Menurut Erikson


1). Tahap percaya vs tidak percaya (0-1 tahun).
Pada tahap ini bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua
maupun orang yang mengasuhnya atau perawat yang merawatnya. Kegagalan
atau kesalahan dalam mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan
rasa tidak percaya pada anak.
2). Tahap kemandirian (otonomi) vs rasa malu dan ragu (1-3 tahun/toddler).
Pada tahap ini anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh
kembangnya seperti fungsi motorik dan bahasa, mulai latihan jalan sendiri dan
belajar berbicara. Pada tahap ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua
terlalu melindungi dan tidak memberikan kemandirian atau kebebasan pada anak
bahkan menuntut anak dengan harapan yang tinggi.
3). Tahap inisiatif vs rasa bersalah (4-6 tahun/pra sekolah)
Pada tahap ini anak mulai berinisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru
secara aktif melalui aktivitasnya. Apabila anak dilarang atau dicegah maka akan
tumbuh perasaan bersalah pada dirinya.
4). Tahap rajin vs rendah diri (6-12 tahun/sekolah)
Anak selalu berusaha mencapai segala sesuatu yang diinginkan dan berusaha
mencapai prestasinya sehingga pada usia ini anak rajin melakukan sesuatu.
Apabila harapan tidak tercapai, kemungkinan besar anak akan merasakan rendah
diri.
5). Tahap identitas vs kebingungan peran (masa remaja/adolesen).
Pada tahap ini terjadi perubahan pada anak khususnya perubahan fisik,
kematangan usia dan perubahan hormonal. Anak akan menunjukkan identitas
dirinya seperti “siapa saya”. Apabila kondisi ini tidak sesuai dengan suasana hati
maka kemungkinan akan terjadi kebingungan dalam peran.
6). Tahap keintiman dan pemisahan/isolasi (dewasa muda).
Anak mencoba berhubungan dengan teman sebaya atau kelompok masyarakat
dalam kehidupan sosial untuk menjalin keakraban. Apabila anak tidak mampu
membina hubungan dengan orang lain, maka kemungkinan ia akan menarik diri
dari anggota atau kelompoknya.
7). Tahap generasi dan penghentian (dewasa pertengahan).
Individu berusaha mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan di
masyarakat dan melibatkan diri dengan maksud agar lingkungan menerimanya.
Apabila terjadi kegagalan pada tahap ini maka akan terjadi penghentian/stagnasi
dalam kegiatan atau aktivitasnya.
8). Tahap integritas dan keputusasaan (dewasa lanjut).
Pada tahap ini individu memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan.
Perasaan putus asa akan mudah timbul karena kegagalan dalam melakukan
aktivitasnya.
• Pengert
Pertumbuha
- Suatu proses
setiap anak  d
- Istilah dan pengertia
- Penyimpangan pengerti
 Negatif  tidak dapat m
sesungguhnya.

• Pertumb
• Perkemban

Tumbuh Kemb

TUMBANG / TUKEM D
Pertumbu
 Perubaha
 Peningkatan
 Ukuran
 Kuantitatif
 Tinggi Badan, Berat Bad
 Pola Bervariasi
Perkembangan :
 Kualitatif
 Maturation
 Sistematis, Progresif dan Berkesinambunga

- Proses bert
berbagai orga
- Bertambahnya uk
serta jaringan Interse
Bertambahnya ukuran fi
struktur tubuh sebagian ata
keseluruhan, sehingga dapat
dengan satuan panjang dan ber
 Proses pema
berhubungan d
bentuk/fungsi terma dan
emosi (non fisik)
 Periode Pertumbuhan :
- Cepat : kurang 2 tahun dan 12-1
- Lambat : 2-12 tahun dan 18 tahun-de

1. Perubahan
2. Perubahan dala
3. Lenyapnya tanda-ta
4. Diperoleh tanda-tanda
Proses
Pola yang
Variasi waktu
tahapan
Never ending process aspek
Hukum : Cephalocaudal, Prox
Hal yang unik  setiap individu ce
maksimum perkembangannya
Perkembangan suatu aspek dapat diperc diperlambat
Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sej berkorelasi dengan aspek lainnya
Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan

Faktor Gen
Faktor ketur
Bersifat tetap a
Penentu beberap warna mata, pertumb
keunikan psikologis seper
Potensi genetik yang bermu dengan lingkungan secara pos
Faktor Eksternal/Lingkungan
Mempengaruhi individu setiap hari mul akhir hayatnya, dan sangat menentukan tidaknya potensi bawaan
Faktor eksternal yang cukup baik akan memu tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kuran akan menghambatnya
Faktor Gen
Faktor ketur
Bersifat tetap a
Penentu beberap warna mata, pertumb
keunikan psikologis seper
Potensi genetik yang bermu dengan lingkungan secara pos
Faktor Eksternal/Lingkungan
Mempengaruhi individu setiap hari mul akhir hayatnya, dan sangat menentukan tidaknya potensi bawaan
Faktor eksternal yang cukup baik akan memu tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kuran akan menghamba

A. K
Nilai
interaks
B. Kelompok tem
Lingkungan yang b pola
dan struktur yang
dan komunikasi, dan mem yang
berbeda

C. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembe membiarkan
individu berkembang denga mengaplikasikan apa
yang telah dipelajari
D. K
 Ting
 Keseha
pertumbuh
 Nutrisi adekuat
 Keseimbangan a
olahraga
E. Lingkungan tempat tinggal Musim,
iklim, kehidupan sehari-har ekonomi

Neonatu
Pada tahap
memungkinkan
keinginan

Bayi usia 1-3 bulan :


 Mengangkat kepala, mengi
 Melihat dengan tersenyum
 Bereaksi terhadap suara atau buny
 Mengenal ibunya dengan penglihatan,
pendengaran dan kontak
 Menahan barang yang dipegangnya
 Mengoceh spontan/ bereaksi dengan mengoceh
Bay
 Meng
 Mengang
 Belajar mera
jangkauannya
a
 Menaruh benda-bend
 Berusaha memperluas la
 Tertawa dan menjerit karen
diajak bermain
 Mulai berusaha mencari benda-ben
hilang

B
 Du
 Tengku
 Merangkak
seseorang
 Memindahkan ben
yang lain
 Memegang benda kecil
telunjuk
 Bergembira dengan melempar b
 Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
 Mengenal muka anggota keluarga dan
t orang lain
 Mulai berpartisipasi dalam permainan te
tangan
Ba
Ber Meniruk
Belajar men Mengerti perint Minat yang besar da
Ingin menyentuh apa sa
mulutnya
Berpartisipasi dalam permaina

Anak usia 12-18 bulan :


Mulai mampu berjalan dan mengeksp sekeliling rumah
Menyusun 2 atau 3 kotak Dapat mengatakan 5-10 kata
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Ana
Mamp Menyusun Menunjuk ma
Menyusun dua ka Belajar makan sendiri
Menggambar garis di kert
Mulai belajar mengontrol bua
air kecil
Menaruh minat kepada apa yang
orang yang lebih besar
Memperlihatkanminatkepadaanakl bermain-main dengan mereka
Anak
Anak b
satu kaki
Membuat jemb
Mampu menyusun
Mempergunakan kata-k
Bertanya
Mengerti kata-kata yang ditujuk
Menggambar lingkaran
Bermain dengan anak lain
Menyadari adanya lingkungan lain di luar kel

An
Berj Berjalan Belajar berp
Menggambar ga Menggambar orang Mengenal 2 atau 3 warn Bicara dengan baik
Bertanya bagaimana anak dilahi Mendengarkan cerita-cerita Bermain dengan anak lain
Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-s Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
A
Ma
Mengg dan badan
Dapat menghi
Mendengar dan m
cerita
Minat kepada kata baru d Memprotes bila dilarang apa Membedakan besar dan kecil
Menaruh minat kepada aktivitas oran

An
Ket
Mengur
Mengetahui
Memperlihatkan
Mungkin menentang

Anak Usia 6-7 Tahun :


Membaca seperti mesin
Membaca waktu untuk seperempat ja
Anak wanita bermain dengan wanita
Anak laki-laki bermain dengan laki-laki
Cemas terhadap kegagalan, kadang malu atau sedih
Peningkatan minat pada bidang spiritual
An
 Kec
 Mengg
u
tangga
 Ingin terlibat
mode
 Mencari teman secara

Anak Usia 10-12 Tahun:


• Pertambahan TB lambat, pe
perubahan tubuh berhubungan deng
• Melakukan aktivitas : mencuci dan menje
• Memasak, menggergaji, mengecat dan
kesenangan
• Teman sebaya dan orang tua penting
• Mulai tertarik dengan lawan jenis
• Sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

Re

bil), kesukaan seksual m


lebih menyukai ola bicara tentang pakaian, make-up
epaskan diri dari orang tua

ritas fisik karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman denga sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi le terkontrol
7
G
Ada k
Membua
sebagai ora
Berusaha menc
rasional meningka
Pengalaman pendidik dalam pekerjaan mening

8. Dewasa Menengah (40-65 Tah Gaya hidup mulai berubah karena seperti anak meninggalkan rumah
Anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan rumah
Terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut
lipatan pada muka, dan lain-lain Waktu untuk bersama lebih banyak
Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks de
cara menikah lagi (dangerous age).

You
Berada (penurun perubahan kronik

Middle-Old (Tua-Men
Diperlukanadaptasi kecepatandalamperger sensoridanpeningkatan terhadap orang lain

Old-Old (Tua-Tua), 85 Tahun Ke atas

Terjadi peningkatan gangguankeseh


fisik.
Develo
Havighur
Teori Perkemb
Freud)
Teori Perkembangan
(Erik H. Erickson )
Teori Perkembangan Kogniti
Teori Perkembangan Moral Kohlb

No Development Task Teori Psikoseksual Teori Psikososial


Theory (Robert (Sigmund Freud) (Erik H. Erickson )
Havighurst)
1. Infancy & Early Childhood Tahap Oral-Sensori (Lahir Trust Vs Mistrust -- Bayi (Lahir – 12
(Masa Bayi dan Kanak- Sampai Usia 12 Bulan) Bulan)
kanak Awal)
2. Tahap Anal-Muskular (Usia 1-3 Otonomi Vs Ragu-ragu dan Malu
Tahun /Toddler) (Autonomy Vs Shame & Doubt) -- Todler
(1-3 Tahun)
3. Tahap Falik (3-6 Tahun/Pra Inisiatif Vs Merasa Bersalah (Initiative Vs
Sekolah) Guilt) -- Pra Sekolah (3-6 Tahun)
4. Middle Childhood (Masa Tahap Latensi (6-12 Industri Vs Inferior (Industry Vs
Sekolah) Tahun/Masa Sekolah) Inferiority) -- Usia Sekolah (6-12 Tahun)
5. Adolescence (Remaja ) Genital (13 Tahun Ke atas/ Identitas Vs Bingung Peran (Identity Vs
Pubertas atau Remaja Sampai Role Confusion) -- Remaja (12 - 18
Dewasa) Tahun)
6. Early Adulthood (Dewasa Intimasi Vs Isolasi (Intimacy Vs Isolation)
Muda) – Dewasa Muda (18-25 Sampai 45
Tahun)
7. Middle-Age (Dewasa Generativitas Vs Stagnasi atau Absorpsi
Lanjut) Diri – Dewasa Tengah (45 – 65 Tahun)
8. Later Maturity (Usia Integritas Ego Vs Putus Asa -- Dewasa
Lanjut) Akhir (65 Tahun Keatas)
No Teori Perkembangan Kognitif Teori Perkembangan Moral
Piaget (1952) Kohlberg (1968)
1. Fase Sensorimotor (Lahir – 2 Tingkat Premoral
Tahun) (Prekonvensional) : Lahir
Sampai 9 Tahun
2. Fase Preoperasional (2-7
Tahun)
3. Fase Konkret Operasional (7- Tingkat Moralitas
11 Tahun) Konvensional : 9-13 Tahun
4. Fase Formal Operasional (11-
15 Tahun)
5. Tingkat Moralitas Pasca
Konvensional : 13 Tahun
Sampai Meninggal

Develop

1. Infancy & Ear


Kanak-kanak Aw
– Belajar berjalan, m
– Belajar bicara
– Belajar mengontrol elimi
– Belajar tentang perbedaan je
– Membentuk konsep-konsep sed
mengenai kenyataan sosial dan
fis
– Belajar membedakan mana yang bena
mana yang salah, mengembangkan hati
n
– Belajar mengadakan hubungan emosi
2.
 Mem
 Belajar
permainan
 Belajar bergau
 Belajar peran sosi
feminitas
 Mengembangkan ketram
membaca, menulis dan ber
 Mengembangkan konsep-kons
dalam kehidupan sehari-hari
 Membangun moralitas, hati nurani da
 Pencapaian kemandirian
 Membangun perilaku dalam kelompok sosial
maupun institusi (sekolah)

3
Me
sebay
Pencapaia
Pencapaian ke
Pencapaian keman
Menerima keadaan
fis
Memilih dan mempersiap
Mempersiapkan pernikahan d
Membangun ketrampilan dan kon
perlu bagi warga negara
Pencapaian tanggungjawab sosial
Memperolah nilai-nilai dan system etik sebag
dalam berperilaku
4.
 Me
 Belajar
pasangan
 Mulai berkelua
 Membesarkan anak
 Mengatur rumah tangg
 Mulai bekerja
 Mendapat tanggungjawab seba
negara
 Menemukan kelompok sosial yang co

5
 M
war
g
 Memban
ekonomi ke
 Membimbing a
dewasa yang
berta
menyenangkan
 Mengembangkan kegiata
luang
 Membina hubungan dengan pa
individu
 Mengalami dan menyesuaikan diri
den beberapa perubahan fisik
 Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebaga
6
Me
kekua
Menyesua
dan penghas
Menyesuaikan di kehilangan pasanga
Membina hubungan den usia lanjut
Melakukan pertemuan-pertemu Membangun kepuasan kehidupan Kesiapan m

Te

A. Tahap
Karakterist
Aktivitas meliba
(sumber utama ken
Perasaan dependen (be
Individu yang terfiksasi  orang lain, menunjukkan peril kuku, mengunyah permen karet,
menyalahgunakan obat, minum alko
terlalu banyak, overdependen

Implikasi : prosedur pemberian makan sebaikn


memberikan kenyamanan dan keamanan.
B. T
Karakte
Organ an kenyamanan
Masa “toilet tra Mengotori adalah a Gangguan pada tahap
kepribadian obsesif-komp
kikir, kejam dan tempertantr

Implikasi : “toilet training” sebaikny sebagai pengalaman yang menyenangk yang tep

C.
Kar
 Organ
 Masturba
menjadi terb
 Dapat mengalam
kompleks Elektra
 Hambatan pada tahap
kesulitan dalam indentita
bermasalah dengan
otoritas dan takut.

Implikasi : mengembangkan identitas s


Anak sebaiknya mengenali hubungan deng
orang lain di luar anggota keluarga
K
Ener
intelekt
Ini adalah p
tidak muncul (t
Anak mungkin terik
(perasaan erotik) deng
jenis kelaminnya.
Penggunaan koping dan meka
muncul pada waktu ini
Konflik yang tidak diatasi pada masa
menyebabkan obsesif dan kurang motiv

Implikasi : anjurkan anak mencari aktivitas fisik


intelektual

E.
Sa
Karakteri
 Genital m
seksual
 Produksi hormon
heteroseksual
 Energi ditujukan untuk m
yang matur
 Pada awal fase sering terjadi em
matang, kemudian mulai
berkemban untuk menerima dan
memberi cinta
Implikasi : anjurkan untuk mandiri, dapat m
keputusan sendiri dan berpisah dengan kedua o
tua
a. Trust V
Indikator po
Indikator negat
lingkungan masyar
Pemenuhan kepuasan
u
rasa hangat dan nyaman, c
menghasilkan kepercayaan.
Pada saat kebutuhan dasar tidak te
adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh
dan tidak percaya. Hal ini ditandai
dengan makan, tidur dan eliminasi yang

S
Indik
harga di
Indikator ne
terpaksa menga
Anak mulai mengem
membuka dan memaka
makan sendiri, dan ke toil
kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didu
tua, mungkin anak memiliki kepribad
ragu
Jika anak dibuat merasa buruk pada saat me
kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
S
Indik
harga di
Indikator ne
terpaksa menga
Anak mulai mengem
membuka dan memaka
makan sendiri, dan ke toil
kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didu
tua, mungkin anak memiliki kepribad
ragu
Jika anak dibuat merasa buruk pada saat me
kegagalan, anak akan menjadi pemalu.

• Ind
manip
• Indikator
menarik diri
• Anak mendapatk
ketrampilan dan pro
mengembangkan harg
• Anak dipengaruhi oleh gur
• Perasaan inferior --- terjadi pad
memandang usaha anak untuk be
sesuatu bekerja melalui menipulasi
yang bodoh atau merupakan masalah.
• Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di se
ketidaksuksesan dalam perkembangan
ketram fisik dan mencari teman.
• Ind
manip
• Indikator
menarik diri
• Anak mendapatk
ketrampilan dan pro
mengembangkan harg
• Anak dipengaruhi oleh gur
• Perasaan inferior --- terjadi pad
memandang usaha anak untuk be
sesuatu bekerja melalui menipulasi
yang bodoh atau merupakan masalah.
• Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di se
ketidaksuksesan dalam perkembangan
ketram fisik dan mencari teman.

E
R
• Indik
dengan
aktualisasi
• Indikator nega
dan tidak mampu
• Individu mengemban
“diri sendiri”.
• Teman sebaya mempunyai
p kuat terhadap perilaku.
• Kegagalan untuk mengembangkan
identitas --- kebingungan peran, yan
muncul dari perasaan tidak adekuat, iso
dan keragu-raguan.
Indi
orang
dan berh
Indikator neg
komitmen gaya
Individu mengemba
hubungan dengan oran
termasuk pasangan seksu
Ketidakpastian individu meng
akan mempunyai kesulitan men
keintiman.
Seseorang tidak bersedia atau tidak ma
berbagi mengenai diri sendiri, akan mera
sendiri.

D
• Indik
dan perh
• Indikator ne
sendiri, kurang
• Orang dewasa --- bi
selanjutnya, mengeksp
pada dunia di masa yang a
• Absorpsi diri orang dewasa ak
dengan kesejahteraan pribadi
dan peningkatan materi
• Perenungan diri sendiri mengarah pada
stagnasi kehidupan.
A
• Indik
pribadi
unik. Siap
m
• Indikator negat
terhadap orang lai
• Masa lansia dapat meli
dengan rasa puas dan pen
kematian
• Resolusi (pencapaian) yang tidak
dalam krisis ini bisa menghasilkan p
putus asa karena individu melihat
kehi
sebagai bagian dari ketidakberuntungan,

A. Fase Sensori
 Tahap 1 : penggun
 Tahap 2 : reaksi sirkula
 Tahap 3 : reaksi sirkular sek
 Tahap 4 : koordinasi dari skema
 Tahap 5 : reaksi sirkular tersier (12-1
 Tahap 6 : intervensi dari arti baru (18-24 b
B

ben
 Kemam
pada satu
tidak logis
 Mobil menabrak a
marah pada anjing te
- Tahap Pre Konseptual (2-4
Ta
Sangat egosentris, “saya”, perke
kata-kata dengan objek
- Tahap Intuituf (4-7 Tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, klasifikas
sesuatu dengan satu atribut biasanya warna
at bentuk


 Mu
ukura
 Anak dapa
tidak dapat
m
kemungkinannya
berpikir mengenai ma

D. Fase Formal Operasional (11-15


 Pemikiran rasional, bersifat keakan
 Kemampuan untuk berperilaku yang
ab muncul pemikiran ilmiah
 Menyadari masalah moral dan politik dari berba
pandangan yang ada
A. Tingkat P
Tahun
 Kewaspadaan
sosial
 Kontrol didapatkan d
 Anak menggabungkan la
dalam perilaku
 Tawar menawar, pembagian ya
menjadi muncul
 Hidup dinilai dengan bagaimana
anak kebutuhan dari orang lain.
- Tahap Orientasi Hukuman dan Kepatuhan (Lah
Peraturan diikuti untuk menghindari hukuman
- Tahap Orientasi Egoistik Secara Sederhana (6-9 Tahu
Anak menyesuaikan minat diri sendiri dengan aturan,
berasumsi bahwa penghargaan atau bantuan akan diterima.

B. T
 U
 Kont
 Anak s
keluarga
ta
- Tahap “ anak lak
manis” (9-10 tahun)
 Keinginan untuk meny
merupakan hal yang palin
 Anak menyesuaikan diri untu
 Hidup dinilai dari seberapa bag
dengan mengidentifikasi
kepent emosional.
- Tahap Autoritas Mempertahankan Moralitas
 Anak melakukan kewajiban untuk menghinda
yang berwenang
 Identifikasi pergeseran pada agama atau institusi
seperti sekolah
C.
M
In
Kontr
Pencapai formal oper
Tidak semua o

Orientasi Kontraktual d
Individu memilih prinsi
meninggalkan aturan
Individu berhati-hati untuk tid
kehendak orang lain
Terjadi konflik pandangan moral dan
Orang akan bekerja untuk mengubah atu

Orientasi Prinsip Etis yang Universal


Individu bersikap dalam cara yang menghargai Tahapan ini jarang dicapai. Jika rancangan pemikira dalam

Anda mungkin juga menyukai