Anda di halaman 1dari 47

KEGIATAN 1

PENGERTIAN PERKEMBANGAN GERAK


A. Konsep pertumbuhan dan perkembangan
Sebelum membahas mengenai perkembangan yang terjadi pada diri manusia, yang
berarti mengenai perkembangan-perkembangan yang terjadi pada diri kita. Dan kita mesti
mengetahui terminologi dalam perkembangan gerak membahas pengertian atau istilah yang
digunakan dalam studi perkembangan gerak khususnya. Suatu bidang studi kadang-kadang
menggunakan kata-kata tertentu sebagai suatu istilah dengan pengertian tertentu. Ada
beberapa istilah dalam studi perkembangan gerak yang perlu dijelaskan pengertiannya yaitu:
pertumbuhan, (growth), perkembangan (development), kematangan (maturation), penuaan
(aging).
1. Pertumbuhan;
Adalah proses peningkatkan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif,
atau peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya mengenai pertumbuhan fisik; maka
terdapat peningkatan ukuran tinggi atau berat badan. Istilah pertumbuhan kadang-kadang
digunakan dalam kaitkannya denga peningkatan kemampuan intelektual dan sosial.
Tetapi di dalam studi perkembangan gerak cenderung digunakan dalam kaitannya dengan
peningkatan ukuran fisik.
Contoh:
pertumbuhan adalah: bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lebar bahu,
bertambahnya lebar panggul, bertambahnya ketebalan dada, bertambahnya berat badan.
2. Perkembangan;
Adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ
tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi
artinya bahwa organ-organ tubuh makin bisa dikendalikan dengan kemauan.
Perkembangan bisa terjadi dalam bentuk perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif
atau kedua-duanya secara serempak. Yang dimaksud dengan perubahan kuantitatif adalah
perubahan yang bisa diukur atau dihitung. Sedangkan perubahan kualitatif adalah
perubahan dalam bentuk semakin baik, semakin teratur, semakin lancar, dan sebagainya
yang dasarnya merupakan perubahan yang tidak bisa atau sukar diatur.
Contoh:
Perkembangan adalah: bayi yang belum bisa berjalan kemudian menjadi bisa
berjalan tertatih-tatih 2 – 3 langkah pada saat mengawali masa kecil selanjutnya menjadi
berjalan dengan gerakan yang lancar beberapa langkah.

3. Kematangan;
Adalah kemajuan yang bersifat kualitatif dalam perkembangan biologis.
Perkembangan biologis berkenaan dengan kemajuan seluler, organ, dan sistem dalam
komposisi biokimia. Kematangan merupakan kemajuan kearah status matang.
Kematangan mencerminkan tingkat integrasi fungsional sistem tubuh dan kemampuan
reproduksi. Kematangan merupakan kemajuan yang bersifat intrinsik (ada di dalam diri
individu atau timbul dari diri sendiri) dan menggambarkan perubahan yang berkembang
dalam suatu urutan sejalan dengan pertambahan usia, dan tanpa pengaruh langsung oleh
stimulus eksternal (rangsangan yang berasal dari luar diri manusia).
Contoh munculnya tanda-tanda kematangan adalah:
Pada bayi yang sudah bisa duduk pada usia mendekati satu tahun, yang sedang
berusaha untuk mengangkat tubuhnya seolah-olah ingin berdiri. Tiba-tiba anak itu benar-
benar bisa mengangkat tubuhnya sampai pada sikap berdiri, padahal sebelumnya dia
belum pernah mampu seperti itu. Keadaan semacam ini bisa menunjukkan bahwa anak
itu mulai matang untuk bisa berdiri.
Untuk mengetahui perilaku yang terbentuk karena proses kematangan atau bukan
karena proses belajar, ada beberapa sifat yang menandainya, yaitu: perilaku muncul atau
terjadi pertama kali secara tiba-tiba. Permunculannya tanpa didahului proses belajar,
dalam segi fisik dan biologis terjadi peningkatan integrasi fungsi sistem organ-organ
tubuh dan kempuan reproduksi.
4. Penuaan;
Adalah proses penurunan kualitas organik karena bertambahnya usia. Proses penuaan
ini bukan hanya sekedar berarti bertambahnya umur, tetapi mempunyai arti perubahan
yang terjadi pad individu setelah mencapai puncak kematangan atau puncak
perkembangan.
Contoh-contoh penuaan adalah:
Persendian dan otot menjadi semakin kaku atau tidak fleksibel dan tidak elastik yang
mengakibatkan kemampuan gerak menurun, kontrol tubuh menurun, integrasi fungsi
organ menurun, dan kekenyalan lensa mata menurun yang mengakibatkan kerabunan.
Perubahan sepanjang hidup seperti telah digambarkan di atas terjadi secara
berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Untuk menandai perubahan yang berupa
pertumbuhan dan perkembangan setiap hari seringkali sangat sulit. Pertumbuhan manusia
sangat kompleks. Bukan hanya karena variasi diantara dua jenis atau di antara dua orang
yang berbeda, tetapi variasi didalam diri orang yang sama dari waktu ke waktu selama
proses pertumbuhan berlangsung. Untuk memahami hubungan timbal balik pendidikan
jasmani dengan pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat dua asumsi yang
melandasinya, sebagai berikut:
a. Salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah mengarahkan anak didik pada
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis. Melalui aktivitas gerak yang
mendapatkan sentuhan metodik-didaktik dari guru pendidikan jasmani anak diarahkan
pada pertumbuhan dan perkembangan yang selaras, seimbang dan harmonis. Oleh
karena itu dalam proses pembelajarannya guru pendidikan jasmani berupaya untuk
mengaktualisasikan berbagai program pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak didik. Asumsi tersebut memiliki implikasi bahwa
pengembangan program pembelajaran pendidikan jasmani harus mempertimbangkan
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
b. Bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak didik membutuhkan materi
pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam proses pembelajarannya, perkembangan
gerak menjadi acuan dalam pengembangan program pendidikan jasmani. Aktivitas
gerak pilihan yang sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan gerak,
yaitu anak didik melakukan program pembelajaran yang diharapkan dapat
mengantarkan mereka pada pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis.
Pemahaman terhadap prinsip-prinsip perkembangan akan membantu kita untuk
menyusun perencanaan kegiatan, memberikan stimulasi dan pengayaan pengalaman yang
sesuai bagi anak. Terdapat seperangkat prinsip yang menjadi karakteristik pola dan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Prinsip-prinsip ini akan menjelaskan tipikal
perkembangan sebagai suatu proses yang berurutan dan dapat diramalkan atau diprediksi.
Menurut Ruffin kita dapat meramalkan bagaimana sebagian besar anak akan berkembang
dengan kecepatan yang sama dan pada waktu yang hampir bersamaan dengan anak lain
yang seusianya. Walaupun terdapat beberapa perbedaaan dalam satu aspek, namun pola
tumbuh-kembang anak-anak dapat dikatakan berlaku secara universal.
Manusia adalah makhluk hidup yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu, berawal dari proses pembuahan hingga berkembang menjadi janin. Janin tumbuh
dan berkembang melengkapi diri dengan organ-organ dan bagian-bagian sampai menjadi
wujud manusia kecil yang akan lahir. Setelah lahir semua bagian, organ dan fungsi yang
ada pada diri individu terus mengalami perubahan dan perkembangan. Manusia adalah
mahluk hidup yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Bermula dari
proses pembuahan sperma dan sel telur, terbentuklah serangkaian organisme yang
kemudian tumbuh menjadi janin, lalu lebih kurang selama 9 bulan 10 hari, janin tumbuh
dan berkembang melengkapi diri dengan organ-organ sampai terbentuk manusia kecil
yang akan lahir ke dunia fana dengan sebutan bayi. Setelah lahir semua bagian, organ dan
fungsi yang ada pada diri individu terus mengalami perubahan.
Kemampuan gerak yang ada pada saat lahir berupa hentakan-hentakan kaki dan
tangan, akan berkembang sedikit demi sedikit. Dari gerakan-gerakan sederhana menjadi
gerakan-gerakan kompleks. Kemampuan fisik yang mula-mula masih lemah dengan
fungsi organ-organ tubuh yang terbatas akan berkembang menjadi semakin kuat yang
didukung oleh fungsi organ-organ tubuh yang sempurna.
Kemampuan mengekspresikan diri berhubungan dengan kemampuan komunikasi
dengan orang lain atau kemampuan dalam hubungan sosial. Fisik, gerak, fikir, emosi dan
sosial tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fungsi-
fungsi organ yang tumbuh di dalam tubuh, yang mendukung pelaksanaan aktivitas dalam
hidupnya. Oleh karena itu fisik merupakan sarana melakukan aktivitas yang mana
didalamnya terjadi proses biologis dan proses psikologis yang bisa menghasilkan atau
menimbulkan aktivitas yang berupa gerakan tubuh, pemikiran, emosi, dan perasaan, serta
komunikasi dengan sesama manusia sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak
membutuhkan materi pembelajaran pendidikan jasmani atau aktivitas gerak.
Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja
organ tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin
terorganisasi artinya adalah bahwa organ-organ tubuh makin bisa dikendalikan sesuai
dengan kemauan. Makin terspesialisasi artinya bahwa organ-organ tubuh semakin bisa
berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perkembangan bisa terjadi dalam
bentuk perubahan kuantitatif, perubahan kualitatif atau kedua-duanya secara serempak.
Perubahan kuantitatif adalah perubahan yang bisa diukur atau dihitung. Sedangkan
perubahan kualitatif adalah perubahan dalam bentuk semakin baik, semakin teratur,
semakin lancar, dan sebagainya yang pada dasarnya merupakan perubahan yang tidak
bisa atau sukar diukur.
Apabila istilah perkembangan disatukan dengan kata gerak yaitu menjadi istilah
perkembangan gerak maka pengertiannya menjadi sebagai berikut: Perkembangan gerak
atau motor development adalah suatu proses sejalan dengan bertambahnya usia dimana
secara bertahap dan berkesinambung gerakan individu meningkat dari gerakan sederhana,
tidak terorganisasi, dan tidak terampil, ke arah penampilan keterampilan gerak yang
kompleks dan terorganisasi dengan baik yang pada akhirnya menuju ke arah penyesuaian
keterampilan menyertai terjadinya proses menua. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa studi tentang perkembangan gerak tidak hanya terbatas pada lingkup masa
pertumbuhan fisik, melainkan mencakup perubahan yang terjadi pada usia tua. Perlu
ditekankan bahwa perkembangan dalam studi perkembangan gerak adalah perkembangan
sejalan dengan bertambahnya usia, bukan perkembangan yang dihasilkan dari proses
latihan fisik. Perkembangan karena bertambahnya usia dengan perkembangan karena
hasil latihan fisik memang tidak bisa dipisahkan sama sekali, namun secara konseptual
kedua hal tersebut adalah berbeda. Dalam kehidupan normal walaupun tidak melakukan
latihan fisik secara khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Dalam hal ini latihan fisik
bisa memacu atau mempercepat peningkatan kualitas perkembangan gerak.
Perkembangan individu mencakup berbagai aspek yang ada dalam dirinya, yang
berpengaruh terhadap perkembangan itu meliputi berbagai faktor, baik yang berada
dalam dirinya maupun yang berada diluar dirinya. Berbagai aspek yang berkembang, dan
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan perlu dipadukan dalam dalam
membentuk konsep perkembangan secara menyeluruh. Teori-teori perkembangan yang
sudah berkembanga lebih awal digunakan sebagai acuan dalam studi perkembangan
gerak. Secara umum perkembangan di kaji dalam perspektif atau sudut pandang biologis
dan psikologis. Dalam sudut pandang biologis, keterbukaan dan perkembangan bagian-
bagian dan sistem tubuh di pelajari pada level selular dan pada level organismik. Pada
level selular di pelajari perkembangan sel-sel yang membentuk organ-organ tubuh
manusia. Sedangkan pada level organismik dipelajari perkembangan organ-organ tubuh
yang membentuk dan mendukung hidup individu. Dalam pespektif psikologis individu
dipelajari dalam segi berfikir emosi dan perasaannya.
Kedua perspektif tersebut yaitu pesprspektif biologis dan psikologi diperlukan dalam
studi perkembangan gerak. Studi ini memerlukan pengetahuan tentang pertumbuhan fisik
dan perubahan fisiologis sehubungan dengan aktivitas yang berbentuk gerakan tubuh dan
sehubungan dengan akibat pertambahan usia. Pengetahuan tentang pertumbuhan fisik dan
perubahan fisiologis termasuk di dalam konsep kajian biologis. Selain itu penting juga
memahami perilaku yang dihasilkan dari keputusan yang difikirkan dan perasaan
individu. Perilaku semacam itu memainkan peranan penting dalam pemilihan aktivitas,
partisipasi individu dalam aktifitas dan keberhasilan dalam melakukan aktifitas gerak
keterampilan. Perkembangan perilaku yang menyangkut fikiran dan perasaan termasuk
dalam kajian perspektif psikologis khususnya psikologi perkembangan. Dengan
gambaran mengenai pentingnya perspektif biologis dan perspektif psikologis dalam studi
perkembangan gerak, maka ada pandangan dan teori biologis dan psikologis yang perlu
dimanfaatkan untuk mengkaji berbagai aspek dalam perkembangan gerak.
Bayi lahir tidak akan dapat mempertahankan hidupnya tanpa bantuan atau peran dari
orang lain. Kemampuan gerak yang ada pada saat lahir sangat terbatas hanya pada
menggerakkan beberapa organ tubuh saja seperti kaki dan tangan. Seiring bertambahnya
usia akan bertambah pula kemampuan gerak yang bisa dilakukan, dari gerakan yang
sederhana misalnya menendang dan mengepalkan tangan akan berkembang misalnya
memegang meraba, melempar hingga bisa menggerakkan kepalanya dan mengangkat
badannya.
Kemampuan gerakan atau fisik yang semula lemah dengan fungsi dan organ-organ
gerak yang terbatas, akan berkembang menjadi semakin kuat yang didukung oleh fungsi
organ tubuh yang sempurna. Kemampuan diri mengekspresikan yang semula hanya
dilakukan melalui tangis dan tawa juga berkembang sampai mampu mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan emosinya melalui kata-kata.
Pada masa anak kecil perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan
kualitas penguasaan pola gerak yang telah bisa dilakukan pada masa bayi, serta
peningkatan variasi berbagai macam pola gerak dasar. Kemampuan berjalan dan
memegang akan semakin baik dan bisa dilakukan dengan berbagai macam variasi
gerakan.
Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya koordinasi
mata, tangan dan kaki, perkembangan gerak ini akan akan terjadi dengan baik apabila
anak memperoleh kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk
gerakan-gerakan yang melibatkan keseluruhan bagian-bagian anggota tubuh.
Pada masa anak kecil perkembangan fisik berada pada tingkatan dimana secara
organis telah memungkinkan untuk melakukan beberapa macam gerak dasar dengan
beberapa variasi. Ukuran fisik yang semakin tinggi dan semakin besar serta peningkatan
jaringan otot yang cepat pada tahun-tahun terakhir masa ini telah memungkinkan anak
lebih mampu menjelajahi ruang yang lebih luas, serta menjangkau obyek-obyek yang
berada di sekitarnya. Kemungkinan menjelajah tersebut memacu berkembangnya
kemampuan melakukan beberapa macam gerakan. Gerakan berjalan dan memegang yang
telah bisa dilakukan pada akhir masa bayi terus makin dikuasai pada masa anak kecil.
Selain makin dikuasainya gerakan-gerakan lain yang pada dasarnya merupakan
pengembangan dari gerakan berjalan dan memegang. Berikut adalah bebeapa macam
gerak dasar dan variasinya yang makin dikuasai atau mulai dilakukan yaitu:
 Berjalan
 Mendaki
 Meloncat
 Menendang
 Melempar
 Menangkap
 Memukul

Setelah anak dapat berjalan sendiri, semakin besar pula minatnya untuk melakukan
aktivitas fisik. Hal ini bisa dilihat dan diamati dari kebanyakan anak kecil pada umumnya
tidak mau diam atau selalu aktif. Kemampuan anak kecil untuk memperhatikan atau
memusatkan perhatiannya dalam melakukan aktivitas tertentu masih terbatas.
Perhatiannya masih mudah beralih kepada hal lain, karena kebanyakan anak kecil akan
cepat jemu atau bosan, mereka cenderung berganti-ganti untuk memperhatikan suatu
objek.
Pada umumnya anak kecil memiliki sifat imajinatif suka membayangkan atau
berangan-angan, imitatif suka menirukan atau mencontoh, dan rasa ingin tahu lebih besar,
hal ini bisa kita liat dari seringnya anak kecil mengutak atik sesuatu misalnya mainan, ini
dilakukan karena rasa ingin tahunya bukan karena ingin merusak. Selain itu anak kecil
pada umumnya menyukai aktivitas gerak berirama atau ritmik, mereka senang melakukan
gerak-gerak berirama lagu sambil bernyanyi.
Perkembangan gerak adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang
memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada manusia
perkembangan gerak merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa
yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan
perkembangan gerak saling mempengeruhi satu sama lainnya. Perubahan kompetensi
atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai masa dewasa (adulthood).
Kemampuan gerak dan aspek perilaku yang ada pada manusia yang mempengaruhi
perkembangan gerak, perkembangan gerak itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan
perilaku manusia artinya semakin anak melakukan aktivitas gerak yang cukup, maka
perkembangannya akan meningkat dengan cepat.
Salah satu kegiatan gerak yang terorganisir dan bisa mempengaruhi perkembangan
berikutnya adalah adanya aktivitas yang ada dalam pendidikan jasmani, dalam hal ini
seorang guru harus bisa mengarahkan anak didik pada pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis melalui aktivitas gerak yang dikemas dengan didaktik dan methodik guru
penjasnya.
B. Pembelajaran gerak
Istilah gerak diambil dari istilah gerak manusia (human movement). Istilah yang
digunakan pada studi mengenai gerak manusia adalah ilmu gerak, kinesiology, performance
manusia, dan pendidikan jasmani. Gerak sudah menjadi bagian integral dari kehidupan
manusia untuk dapat meningkatkan keterampilan individu diperlukan perilaku gerak
manusia (human behavior).
Perilaku gerak manusia dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Teori gerak (motor control)
Teori Gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi syaraf yang mempengaruhi
gerak manusia. Funsi syarat terkait erat dengan system syaraf. Sistem syaraf merupakan
bagian penting dalam memproduksi gerak manusia, sebab sel-sel syaraf merangsang otot
untuk memproduksi gerak yang diinginkan . Contoh mengapa orang yang dibawah
kondisi tertentu kecepatan rangsangan ototnya lebih cepat?.
2. Belajar gerak (motor learning)
Belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan
menyempurnakan keterampilan gerak, sangat terkait dengan latihan dan pengalaman
individu. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman
atau situasi belajar gerak pada manusia.
Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning)
a. Tahapan verbal kognitif
artinya kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol
b. Tahapan gerak
artinya sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta didik atau
atlet lebih terampil
c. Tahapan otomatisasi
artinya memperhalus gerakan agar performa peserta didik atau atlet menjadi lebih
padu dalam melakukan gerakannya.
3. Perkembangan gerak (motor develovment)
Perkembangan gerak merupakan sebuah bidang studi secara pasti apa yang kita
pelajari dalam perkembangan gerak sesungguhnya sesuatu yang masih bersifat
kontroversi. Kontroversi ini mulai muncul sejak awal 1974 dimana enam orang ahli
dalam bidang perkembangan gerak menemui apa yang disebut dengan menggambarkan
fokus penelitian pada perkembangan gerak. Dalam berbagai upaya yang telah dilakukan
kelompok tersebut memunculkan sebuah definisi mengenai perkembangan gerak. Mereka
mengatakan bahwa perkembangan gerak sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang
merefleksikan interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya. Definisi ini
diyakini masih melahirkan dua pandangan yang berbeda, dimana yang satu kelompok
memandang bahwa perkembangan gerak lebih memperhatikan pada gerak yang
dihasilkan (movement product). Kelompok lainnya memandang bahwa perkembangan
gerak lebih memperhatikan pada proses gerak (movement process).
Dari berbagai pandangan itu maka muncullah seorang pakar perkembangan gerak
yaitu Keogh yang menjelaskan bahwa perkembangan gerak dapat didefinikan sebagai
perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai
masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan
gerak dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan gerak
dan perkembangan gerak itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.
Akhirnya pada tahun 1988 Roberto mengklarifikasikan peranan dari para ahli
perkembangan gerak melalui penjelasan bahwa kita berupaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman dalam tiga hal yaitu :
1. Memahami motor behavior, apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi
2. Mengerti apakah perilaku sekarang sama seperti perilaku sebelumnya, mengapa?
3. Mencari tahu apa perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang,
mengapa ?
Perkembangan gerak merupakan aspek perkembangan individu yang dominan dan
jelas dilihat. Gerak merupakan sifat kehidupan. Tanpa gerak manusia pasti mati. Manusia
hidup karena gerak pernafasan, gerak peredaran darah, gerakan pencernaan dan
sebagainya. Belajar dan penampilan gerak merupakan tantangan bagi individu agar
berkembang dengan baik dan bisa hidup secara layak. Keterampilan gerak dasar tubuh
harus dikuasai pada saat-saat awal dalam hidup, seperti keterampilan dasar yang dimulai
dengan tumbuhnya mengkontrol tubuh.
Banyak faktor yang menyumbang pada kemampuan manusia untuk mempelajari
keterampilan gerak. Ketika seorang anak tumbuh dan kembang, kemampuan
penampilannya juga bertambah. Sama halnya, ketika manusia lebih kuat lagi atau
meningkatnya daya tahan kardiovaskularnya, merekapun dapat menampilkan aktivitas
tertentu secara lebih efektif. Akan tetapi, kematangan dan tingkat kebugaran tidak harus
selalu terkait dengan tingkat keterampilan. Sebuah faktor utama yang nampaknya secara
konsisten terkait dengan tingkat keterampilan adalah yang datang sebagai hasil langsung
dari latihan suatu tugas, atau disebut pengalaman belajar. Agar anak bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat
pertumbuhan dan perkembangan yang ada pada mereka. Sifat-sifat tersebut digunakan
untuk pertimbangan dalam upaya untuk memberikan kondisi yang sesuai dengan anak
dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sesuai dengan sifat pertumbuhan, perkembangan
serta minat dalam melakukan aktivitas berbagai pengalaman yang perlu diberikan kepada
mereka adalah sebagai berikut:
o Aktivitas fisik yang cukup, yang memerlukan penggunaan otot-otot besar misalnya
kaki, lengan dan bahu.
o Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit, pengorganisasian
yang sederhana dan tidak terlalu lama untuk setiap macam permainan.
o Kesempatan mencoba-coba dan meniru-niru gerakan-gerakan.
o Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan temannya.
o Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbagai ukuran berawal dari yang
berukuran besar ke yang kecil.
C. Rangkuman
Sebagai mahkluk hidup manusia terus mengalami perubahan sepanjang hidupnya, mulai
dari kandungan, lahir, kemudian anak-anak, dewasa dan tua, Perkembangan itu meliputi
aspek-aspek fisik, gerak, fikir, emosi dan social.Pola perubahan berawal dari meningkat
kemudian menurun. Peningkatan terjadi pada proses pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan, kemudian penurunan terjadi pada saat proses penuaan. Pada masa anak kecil
kemampuan gerak terus terjadi atau mengalami perkembangan. Perkembangan ini terjadi
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Perkembangan kemampuan gerak
yang terjadi adalah berupa mulai bisa dilakukannya berbagai macam pola gerak yang
didukung oleh berkembangnya koordinasi mata tangan dan kaki.
Gerak dasar yang mulai dikuasai anak adalah, berjalan, berlari, mendaki, meloncat,
memukul dan berenang. Anak memiliki kecenderungan minat yang besar untuk selalu
melakukan aktivitas gerak fisik sehingga tampak selalu aktif bergerak. Selain itu anak
memiliki sifat imajinatif, imitative, dan rasa ingin tahu yang lebih besar, selain itu juga
memiliki sifat egosentrik, individualistic dan suka gaduh. Untuk memacu perkembangan
secara baik anak memerlukan aktivitas fisik yang cukup dan dituangkan dalam bermain yang
bersifat memacu penggunaan otot-otot tubuh, mulai dari aktivitas yang sederhana dengan
menggunakan alat-alat yang besar, hingga aktivitas yang komplek dengan alat-alat yang
lebih kecil.
D. Tugas /Latihan
Jawablah dengan singkat soal-soal dibawah ini !
1. Sebutkan beberapa istilah dalam studi perkembangan gerak !
2. Jelaskan pengertian dari perkembangan gerak !
3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan penuaan !
E. Test Formatif
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar di bawah ini dengan
memberi tanda (x) pada pernyataan butir a b c d
1. Maksud dari pernyataan bahwa pada hakikatnya bayi manusia lahir tanpa daya adalah…
a. Tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain
b. Memiliki sifat untuk tumbuh dan berkembang
c. Tidak bisa bergerak
d. Hanya mampu mempertahankan hidup dalam beberapa saat
2. Perubahan yang bersifat meningkat terjadi sejalan dengan proses
a. Pertumbuhan
b. Pertumbuhan dan perkembangan
c. Pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan
d. Pertumbuhan, perkembangan, kematangan dan penuaan
3. Yang bersifat bawaan setiap bayi sejak lahir antara lain adalah..
a. Potensi untuk tumbuh dan berkembang
b. Potensi menjadi olahragawan
c. Potensi menjadi orang jenius
d. Potensi menjadi orang berprestasi
4. Puncak perkembangan dan pertumbuhan serta kematangan setiap aspek dalam diri
manusia adalah..
a. Dicapai pada saat usia tua
b. Dicapai pada akhir masa adolensi
c. Dicapai secara serempak
d. Dicapai pada waktu yang berbeda
5. Studi tentang perkembangan gerak mempelajari perubahan perilaku gerak..
a. Bayi sampai adolensi
b. Pada masa perkembangan
c. Saat dalam kandungan sampai mencapai puncak perkembangan
d. Sepanjang hidup
Kegiatan2
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN GERAK
A. Perkembangan gerak
Dalam prinsip perkembangan gerak pengertian perkembangan berbeda
dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan
struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan
struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak
memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan
berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan
koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing
mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya
hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya. Prinsip-
prinsip perkembangan merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami oleh seorang anak, ciri-ciri dari prinsip
perkembangan tersebut adalah :
1. Adanya perubahan.
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah
dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian
tiba. Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak
kemudian mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan seorang
anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu ;
a. Perubahan ukuran
Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh,
perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran,
persepsi, dan imajinasi.
b. Perubahan proporsi
Perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
c. Hilangnya ciri lama,
ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti dengan sikap
prososial.
d. Mendapatkan ciri baru,
Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang baru
yaitu sikap prososial.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Pada masa perkembangan lingkungan tempat anak menghaiskan masa
kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan
mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal
cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang
hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
a. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang sangat dominan
dalam perkembangan anak
b. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya akan
berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi
anak
c. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
d. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi
seorang anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses
kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada
pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti misalnya
dalam fungsi filogentik yaitu merangkak, duduk kemudian berjalan.
Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan
usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan. Hubugan antara kematangan dan
hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada
seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya
maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak,
demikian pula sebaliknya.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan gerak akan mengikuti hukum chepalocaudal
yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki
ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi
di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukuk yang kedua
yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh.
Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan
lengan terlebih dahulu.
5. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini
berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak
mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap
berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran
sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan
berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan
perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan
perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata.
Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam
perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata,
sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju
tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak
mainan sebelum dia mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya.
Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespon
ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan
merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari
pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai
kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan
perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan
mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan
menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa
remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode
perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak
akan megikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya
sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi
langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan
pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena
setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian
juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana
emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan
intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau
tidak. Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi
pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu.
Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki
kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan
berikutnya.
Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru,
orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang
diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak
seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus
bersifat perseorangan.
7. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia
mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dari
dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya
penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan
anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan.
Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan
penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut
merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua,
guru dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang
sesuai.
Selain prinsip perkembangan diatas ada pendapat yang mengatakan
bahwa prinsip perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan dimulai dari kepala kearah kaki.
Prinsip ini menjelaskan mengenai arah perkembangan dan
pertumbuhan. Menurut prinsip ini, anak-anak akan terlebih dahulu
mampu mengkontrol bagian kepalanya, kemudian lengan dan terakhir
tungkai. Kemampuan mengkoordinasi lengan akan diikuti dengan
kemampuan mengkoordinasi tungkai.
2. Perkembangan dimulai dari bagian tengah ke bagian luar tubuh.
Prinsip ini menjelaskan arah perkembangan. Menurut prinsip ini, sum-
sum tulang belakang (spinal cord) berkembang terlebih dahulu,
sebelum bagian yang lebih luar. Atau dengan kata lain, perkembangan
dimulai dari bagian tengah tubuh ke arah luar. Lengan akan
berkembang terlebih dahulu sebelum tangan, dan tangan atau kaki akan
berkembang sebelum jari-jemari. Jari-jemari baik di tangan maupun di
kaki, yang digunakan untuk gerak gerak halus merupakan bagian yang
terakhir berkembang dalam proses perkembangan fisik.
3. Perkembangan tergantung pada kematangan dan pembelajaran.
Kematangan merujuk pada urut-urutan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan biologis. Perubhan biologis berlangsung secara
berurutan dan akan memberikan kemampuan baru bagi anak-anak.
Perubahan pada otak dan sistem syaraf lebih banyak tergantung pada
adanya proses pematangan. Perubahan di bagian ini akan menyebabkan
meningkatnya kemampuan anak-anak dalam berpikir (kognitif) dan
keterampilan gerak (fisik). Di samping itu, anak-anak harus terlebih
mencapai kematangan pada titik tertentu sebelum ia mampu
berkembang lebih lanjut untuk menguasai keterampilan yang baru.
Lingkungan dan pembelajaran yang dialami oleh anak-anak memiliki
berpengaruh besar terhadap optimasi perkembangan anak-anak.
Rangsangan lingkungan dan pengalaman yang beragam akan membuat
anak mampu mengembangkan kemampuan secara maksimal.
4. Perkembangan dimulai dari sesuatu yang simple/nyata ke arah yang
lebih kompleks.
Anak-anak menggunakan kognisi dan keterampilan bicaranya untuk
memberikan alasan dan memecahkan masalah. Tahap pertama dari
proses berpikir tentang apa kesamaan 2 objek, sama dengan
mendeskripsikan atau mencari hubungan fungsional di antara kedua
obyek tersebut. Bila kemampuan kognisi akan makin berkembang,
mereka akan mampu memahami hubungan yang lebih kompleks dari 2
objek atau benda.
5. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses terus menerus dan
berkelanjutan.
Seiring dengan perkembangan, anak-anak akan makin menguasai
keterampilan-keterampilan yang sudah mereka pelajari dan menambah
keterampilan baru. Selanjutnya keterampilan baru ini akan menjadi
dasar bagi penguasaaan keterampilan baru yang lain. Pola ini berlaku
pada sebagian besar anak. Satu tahap perkembangan akan menjadi
dasar bagi perkembangan selanjutnya, demikian selanjutnya.
6. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal yang umum ke hal
yang khusus.
Dalam perkembangan gerak, bayi akan terlebih dahulu meraih sesuatu
dengan tangannya sebelum mampu melakukannya dengan hanya
menggunakan jemari tangannya, atau hanya menggunakan jari telunjuk
dan ibu jarinya. Awal gerak gerak bayi sangat umum, tidak terarah dan
reflektif. Pertumbuhan terjadi dari gerak otot besar ke gerak otot yang
lebih kecil/halus.
7. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.
Setiap anak berbeda dan kecepatan pertumbuhannya juga berbeda-beda.
Meskipun pada umumnya pola dan tahapan perkembangan dan
pertumbuhannya sama, tetapi kecepatan mencapai tingkat
perkembangan tentunya bisa berbeda-beda. Dengan memahami
kenyataan ini bahwa kecepatan perkembangan bersifat individual, maka
kita harus berhati-hati karena usia tidak dapat dengan begitu saja
digunakan sebagai patokan untuk mendeskripsikan atau menyimpulkan
tingkat perkembangan seorang anak.

Prinsip-prinsip Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-


perubahan yang terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam diri anak, baik
dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif (berpikir), dan dimensi
spiritual.
Berikut ini penjelasan tentang prinsip-prinsip penting dalam perkembangan
anak.
1. Dimensi-dimensi perkembangan anak, fisik, sosial, emosi, kognitif, dan
spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu dimensi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan dalam
satu dimensi dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada
dimensi-dimensi lainnya.
Sebagai contoh, ketika para bayi mulai belajar berjalan, kemampuan
mereka untuk menjelajahi lingkungan menjadi meluas dan pergerakan
mereka ini, pada gilirannya, mempengaruhi perkembangan kognitif
mereka. Demikian juga perkembangan dalam keterampilan berbahasa
mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk membangun hubungan-
hubungan sosial dengan orang dewasa dan anak-anak yang lain, dan pada
gilirannya keterampilan-keterampilan dalam interaksi sosial ini dapat
mendukung atau menghambat perkembangan bahasa mereka.
Karena dimensi-dimensi perkembangan tersebut berhubungan satu sama
lain, kita seharusnya menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran
ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar anak,
membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi
perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan
adanya hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk
perencanaan kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Kurikulum
untuk bayi, anak-anak batita (bayi sampai usia tiga tahun) dan anak usia
prasekolah hampir pasti digerakan oleh kebutuhan untuk mendukung
perkembangan yang sehat pada semua bagian diri anak. Sementara untuk
anak-anak usia sekolah dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai
usaha-usaha untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman-
pemahaman konseptual yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran yang
dipelajari.
2. Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur
di mana kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan
pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-
kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan
anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia menunjukkan bahwa
tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun pertama
rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya.
Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian
perkembangan— fisik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif—meskipun
bagaimana perubahan-perubahan ini mewujud dan makna yang dilekatkan
pada perubahan tersebut mungkin bervariasi menurut kontek budaya.
Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia
anak membantu para orangtua atau pendidik untuk mempersiapkan
lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang
reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut
perkembangan anak.
3. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap anak, termasuk untuk
keberfungsian semua dimensi perkembangan dalam diri anak. Keragaman
individual paling tidak dalam dua makna: keragaman dari rata-
rata/normatif arah perkembangan dan keunikan setiap anak sebagai
individu.
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan bersifat individual, sebagaimana halnya untuk kepribadian,
temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga.
Semua anak memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan, dan minat-minat
masing-masing; sejumlah mungkin memiliki kebutuhan belajar dan
perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang keragaman yang luas
bahkan pada anak-anak usia kronologis (usia yang dihitung sejak anak
lahir) yang sama, hendaknya mengantarkan kita pada kesadaran bahwa
usia anak hanyalah sebuah gambaran kasar untuk kemasakan
perkembangan anak.
Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga
dihargai menuntut kita sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan
anak-anak memperlakukan mereka secara tepat dengan keunikannya
masing-masing. Penekanan perlakuan anak secara individual sesuai
dengan keunikan masing-masing anak tidaklah sama dengan
“individualisme.” Alih-alih demikian, pengakuan ini menuntut kita untuk
tidak menganggap anak hanya sebagai anggota kelompok usia, kemudian
mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas perkembangan
kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan keragaman kemampuan
adaptasi setiap individu anak.
Memiliki pengharapan tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi
memiliki harapan-harapan yang kaku menurut norma kelompok tidak
mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya perbedaan yang
nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam tahun-tahun
awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang
sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan
perkembangan dan belajar yang khusus.
4. Pengalaman-pengalaman awal memberikan pengaruh yang bersifat
kumulatif maupun tertunda terhadap perkembangan anak; ada periode-
periode optimal untuk jenis-jenis perkembangan dan belajar tertentu.
Pengalaman-pengalaman awal anak, baik positif atau negatif, bersifat
kumulatif dalam arti bahwa jika sebuah pengalaman frekuensi kejadiannya
jarang, maka hal tersebut juga memiliki pengaruh minimal. Jika
pengalaman-pengalaman positif atau negatif sering terjadi, mereka
memberikan dampak yang sangat kuat, lama, dan bahkan memiliki
dampak seperti bola salju.
Sebagai contoh
Pengalaman seorang anak prasekolah bersama anak-anak dalam tahun-
tahun prasekolah membantu dia mengembangkan keterampilan-
keterampilan sosial dan kepercayaan diri yang memungkinkan dia
memiliki teman-teman/persahabatan dalam tahun-tahun pertama sekolah
dan pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menguatkan kompetensi
sosialnya. Sebaliknya, anak-anak yang gagal untuk mengembangkan
kompetensi sosial minimal dan diabaikan atau ditolak teman-teman
sebayanya memiliki resiko tinggi untuk drop out sekolah, menjadi anak-
anak dan remaja nakal, dan menunjukkan permasalahan kesehatan mental
ketika mereka dewasa.
Pola-pola yang sama dapat diamati pada bayi-bayi yang menangis dan
menunjukkan usaha-usaha sejenis dalam berkomunikasi yang ditanggapi
secara teratur, memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Demikian
juga, ketika anak-anak memiliki atau tidak memiliki pengalaman literasi
sejak dini, seperti dibacakan secara teratur,keberhasilan mereka
selanjutnya dalam belajar membaca sangat dipengaruhi oleh hal tersebut.
Mungkin yang paling meyakinkan adalah hasil-hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa pengalaman-pengalaman sosial dan sensorik gerak
selama tiga tahun pertama kehidupan secara langsung mempengaruhi
perkembangan neurologis otak, dengan implikasi-implikasi penting dan
menetap terhadap kapasitas-kapasitas anak untuk belajar.
Pengalaman-pengalaman awal juga dapat memberi pengaruh yang bersifat
menunda, baik positif atau negatif, terhadap perkembangan selanjutnya.
Sejumlah bukti menyarankan bahwa mengandalkan penguatan ekstrinsik
(dari luar) seperti permen atau uang untuk membentuk perilaku anak,
merupakan sebuah strategi yang efektif dalam jangka pendek, sementara
motivasi intrinsik (dari dalam) lebih efektif untuk membentuk perilaku
dalam jangka panjang. Sebagai contoh, memberi uang kepada anak untuk
membaca dalam jangka panjang merusak keinginan anak untuk membaca
sebagai kesenangan dan budaya.
Pada dimensi tertentu dalam rentangan kehidupan, beberapa bentuk
perkembangan dan belajar terjadi sangat optimal. Sebagai contoh, tiga
tahun pertama kehidupan menjadi periode paling optimal untuk
perkembangan bahasa verbal. Meskipun keterlambatan-keterlambatan
dalam perkembangan bahasa, baik karena kerusakan fisik atau lingkungan,
dapat diperbaiki kemudian, penanganan sejenis menuntut pertimbangan-
pertimbangan tersebut. Demikian juga, tahun-tahun prasekolah tampaknya
menjadi periode optimal untuk perkembangan gerak yang mendasar dan
karenanya keterampilan-keterampilan gerak mendasar lebih mudah dan
lebih efisien dicapai pada periode usia ini.
Anak-anak yang memiliki banyak kesempatan dan dukungan orang
dewasa untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan gerak besar
(berlari, melompat, melempar, dll) selama periode ini memiliki
keuntungan kumulatif menjadi lebih baik dan mampu dalam menguasai
keterampilan-keterampilan gerak yang lebih kompleks pada tahun-tahun
berikutnya. Sebaliknya, anak-anak yang memiliki pengalaman awal
terbatas kemungkinan besar mengalami kesulitan untuk menguasai
kompetensi fisik dan menunjukkan keterlambatan ketika mencoba
berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas olahraga tingkat lanjut.
5. Perkembangan berjalan dalam arah yang dapat diprediksikan menuju
sebuah kondisi yang lebih kompleks, lebih terorganisasi, dan lebih
terinternalisasi. Belajar selama periode anak usia dini berlangsung dari
pengetahuan yang berbentuk perilaku menuju pengetahuan yang berbentuk
simbolik.
Sebagai contoh, anak-anak belajar untuk mengenali rumah mereka dan
tempat-tempat lain yang mereka kenal lebih dahulu sebelum mereka dapat
memahami kata-kata kiri dan kanan atau membaca peta sebuah
rumah. Program-program yang tepat menurut tahapan perkembangan
menyediakan banyak kesempatan kepada anak-anak untuk memperluas
dan memperdalam pengetahuan mereka yang bersifat pengetahuan dengan
menyediakan sebuah pengalaman langsung yang bervariasi dan membantu
anak-anak menguasai pengetahuan yang bersifat simbolik melalui
representasi pengalaman-pengalaman mereka dalam media yang beragam
seperti menggambar, melukis, menyusun model, bermain drama,
deskripsi-deskripsi verbal dan tulisan.
Bahkan setiap anak yang masih kecil mampu untuk menggunakan
beragam media untuk merepresentasikan konsep-konsep pemahaman
mereka. Lebih lanjut, melalui representasi pengetahuan mereka,
pengetahuan itu sendiri menjadi meningkat . Representasi modalitas
sensori panca indera dan media juga bervariasi menurut usia anak.
Sebagai contoh
Kebanyakan bayi dan anak yang baru belajar berjalan kebanyakan
belajarnya menggunakan panca indera dan gerak, tetapi anak-anak usia 2
tahun menggunakan satu benda melakukan satu hal dalam bermain
(sebuah kotak untuk menelepon atau menggunakan sendok sebagai gitar).
6. Perkembangan dan belajar terjadi dalam dan dipengaruhi oleh kontek
social cultural yang majemuk. Bronfenbrenner (1979, 1989, 1993)
menyediakan sebuah model ekologis untuk memahami perkembangan
manusia. Bronfenbrenner menjelaskan bahwa perkembangan anak paling
baik dipahami dalam kontek keluarga, setting pendidikan, komunitas, dan
masyarakat yang lebih luas. Kontek-kontek yang beragam ini berhubungan
satu sama lain dan semuanya memiliki pengaruh terhadap anak yang
sedang berkembang. Sebagai contoh, bahkan seorang anak diasuh dalam
keluarga yang mencintai dan mendukungnya, komunitas yang sehat
dipengaruhi oleh bias-bias masyarakat yang lebih luas, seperti rasisme atau
seksisme, dan kemungkinan memperlihatkan pengaruh negatif dari
stereotif negative dan diskriminasi.
Kultur merupakan pola-pola keyakinan dan perilaku, baik eksplisit dan
implisit, yang diwariskan kepada generasi penerusnya oleh masyarakat
atau kelompok social, kelompok religi, atau kelompok etnis di mana
mereka tinggal. Karena kultur seringkali didiskusikan dalam kontek
diversitas atau multikulturalisme, orang seringkali gagal untuk mengenali
peran dominan yang yang dimainkan budaya dalam mempengaruhi
perkembangan semua anak-anak. Setiap budaya menstruktur dan
memaknai perkembangan dan perilaku anak aturan-aturan perkembangan
adalah sama untuk semua anak, tetapi kontek-kontek social membentuk
perkembangan anak ke dalam konfigurasi-konfigurasi yang berbeda.
Guru-guru anak usia dini perlu memahami pengaruh kontek-kontek
sosiokultural dalam belajar, mengenali kompetensi yang sedang
berkembang pada anak-anak, dan menerima sebuah cara yang beragam
pada anak-anak untuk mengekspresikan pencapaian-pencapaian
perkembangan yang mereka peroleh.
Para guru seharusnya mempelajari budaya dari mayoritas anak didik
terutama budaya mereka memiliki budaya yang berbeda dengan peserta
didiknya. Meskipun demikian, mengakui bahwa perkembangan dan belajar
dipengaruhi oleh kontek-kontek social dan cultural bukan berarti menuntut
para guru untuk memahami semua nuansa setiap budaya yang mereka
temui dalam praktek-praktek mereka; hal ini akan menjadi tugas yang
tidak mungkin. Lebih dari itu, pengakuan fundamental ini membuat para
guru peka terhadap kebutuhan untuk mengakui bagaimana pengalaman
cultural yang mereka miliki membentuk perspektif mereka dan untuk
menyadari bahwa perspektif yang majemuk harus dipertimbangkan dalam
keputusan-keputusan tentang perkembangan dan belajar anak-anak.
Anak-anak mampu belajar untuk berfungsi di dalam lebih satu kontek
budaya secara simultan. Meskipun demikian, jika para guru menetapkan
ekspektasi-ekspektasi yang rendah untuk anak-anak berdasarkan budaya
dan bahasa rumah mereka, anak-anak tidak dapat berkembang dan belajar
secara optimal. Pendidikan seharusnya merupakan sebuah proses yang
memiliki nilai tambah.
Sebagai contoh,
Anak-anak yang bahasa utamanya bukan bahasa Inggris seharusnya
mampu untuk belajar bahasa Inggris tanpa dipaksa untuk menyerah pada
bahasa ibu mereka. Demikian juga, anak-anak yang terbiasa memakai
bahasa Inggris mendapatkan keuntungan dari belajar bahasa lainnya.
Tujuannya adalah bahwa semua anak belajar untuk berfungsi dengan baik
dalam masyarakat secara keseluruhan dan bergerak secara nyaman di
antara kelompok orang-orang yang memiliki latarbelakang yang sama
maupun berbeda.
7. Anak-anak adalah pembelajar aktif, mengalami langsung pengalaman fisik
dan sosial sebagaimana halnya pengetahuan yang ditransmisikan secara
kultural untuk menyusun pemahaman-pemahaman mereka sendiri tentang
dunia yang ada di sekitar mereka. Anak-anak memiliki kontribusi terhadap
perkembangan dan belajar mereka sendiri sebagaimana halnya mereka
berusaha untuk menanggapi pengalaman-pengalaman harian mereka di
rumah, program usia dini dan komunitas. Prinsip-prinsip dari praktek yang
sesuai dengan tahapan perkembangan didasarkan pada teori-teori dominan
yang memandang bahwa perkembangan intelektual dari sebuah perspektif
konstruktivis-interaktif
Sejak lahir, anak-anak secara aktif terlibat dalam menyusun pemahaman-
pemahan mereka sendiri dari pengalaman-pengalaman dan pemahaman-
pemahaman ini dimediasi oleh dan secara pasti terhubungan kepada
kontek sosiokultural. Anak-anak usia dini secara aktif belajar dari
mengamati dan berpartisipasi dengan anak-anak dan orang dewasa lain,
termasuk di dalamnya adalah para orangtua dan para guru. Anak-anak
membentuk hipotesis mereka sendiri dan membuktikannya melalui
interaksi sosial, manipulasi fisik, dan melalui proses-proses berpikir
mereka sendiri mengamati apa yang terjadi, merefleksikan dalam temuan-
temuan mereka, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
memformulasikan jawaban-jawaban. Ketika objek-objek, peristiwa-
peristiwa, dan orang-orang lain menunjukkan hal yang berbeda dengan
model yang secara mental telah tersusun dalam diri anak, anak dipaksa
untuk menyesuaikan model atau mengubah struktur mental untuk
mempertimbangkan informasi baru. Selama masa usia dini, anak-anak
secara kontinyu memproses pengalaman-pengalaman baru untuk
membentuk ulang, memperluas, dan mereorganisasi struktur-struktur
mental . Ketika para guru dan orang dewasa menggunakan berbagai
strategi untuk mendorong anak-anak melakukan refleksi atas pengalaman-
pengalaman mereka melalui sebuah perencanaan, maka pengetahuan dan
pemahaman yang diperoleh menjadi mendalam.
Dalam pernyataan prinsip ini, istilah pengalaman fisik dan sosial
digunakan dalam kontek yang luas termasuk ekspose anak terhadap
pengetahuan fisik, belajar melalui pengalaman menggunakan benda-benda
( mengamati bahwa bola yang dilempar ke udara jatuh kembali), dan
pengetahuan sosial, termasuk hal-hal penting yang secara kultural
ditransmisikan agar anak-anak berfungsi dengan baik di dunia ini.
Sebagai contoh
Anak-anak secara progresif menyusun pemahaman mereka atas berbagai
symbol, akan tetapi yang mereka gunakan (seperti system alphabet atau
numeric) merupakan sesuatu yang ditransmisikan kepada mereka oleh
orang-orang dewasa dalam budaya mereka.
Dalam tahun-tahun belakangan ini, diskusi-diskusi mengenai
perkembangan menjadi terpolarisasi. Teori Piaget menekankan bahwa
perkembangan struktur kognitif tertentu merupakan prasyarat bagi belajar
(contoh perkembangan mempengaruhi belajar), sementara penelitian
lainnya telah mendemonstrasikan bahwa pengajaran tentang konsep-
konsep spesifik atau strategi-strategi dapat memfasilitasi perkembangan
struktur kognitif menjadi lebih matang (belajar mempengaruhi
perkembangan). Usaha-usaha terkini untuk mengatasi dikotomi yang jelas
ini mengakui bahwa esensinya kedua perspektif teoritis tersebut adalah
benar dalam menjelaskan aspek-aspek perkembangan kognitif selama usia
dini. Pengajaran yang strategis tentu saja dapat meningkatkan belajar
anak-anak. Dengan demikian, pengajaran langsung kemungkinan besar
tidak efektif dan gagal jika tidak disesuaikan dengan pengetahuan dan
kapasitas-kapasitas kognitif anak dalam setiap tahapan perkembangannya.
8. Perkembangan dan belajar merupakan hasil interaksi antara maturasi
biologis dan lingkungan, baik fisik maupun sosial, di mana anak-anak
tinggal di dalamnya. Prinsip ini menunjukkan bahwa manusia merupakan
produk hereditas (biologis) dan lingkungan dan kedua kekuatan ini
berhubungan satu sama lain.
Para penganut behavioris (aliran perilaku) memfokuskan pada pengaruh-
pengaruh lingkungan sebagai penentu belajar, sementara para penganut
maturasionis (aliran kemasakan biologis) menekankan pentingnya
hereditas—karakteristik biologis bawaan. Setiap perspektif benar sampai
tingkatan tertentu dan selebihnya keduanya tidak mampu untuk
menjelaskan belajar atau perkembangan. Sekarang ini, perkembangan
dilihat sebagai hasil dari proses transaksional yang interaktif antara
individu yang sedang tumbuh dan berkembang dengan pengalaman-
pengalaman dalam lingkungan fisik dan sosial.
Sebagai contoh
Sebuah bawaan genetik kemungkinan memprediksi pertumbuhan yang
sehat, tetapi nutrisi yang tidak mencukupi dalam tahun-tahun awal
kehidupan mengganggu terpenuhinya potensi tersebut. Disabilitas yang
parah, baik disebabkan hereditas atau lingkungan, kemungkinan dapat
diperbaiki melalui intervensi yang sistematik dan tepat. Demikian juga
halnya, seorang anak dengan temperamen yang dibawanya—sebuah
kecenderungan psikologi dalam menanggapi situasi tertentu—membentuk
dan dibentuk oleh bagaimana anak-anak lain dan orang-orang dewasa
berkomunikasi dengan anak tersebut
9. Bermain merupakan sebuah instrumen penting bagi perkembangan sosial,
emosional, dan kognitif anak-anak, juga sebagai sebuah refleksi atas
perkembangan mereka. Memahami bahwa anak adalah konstruktor-
konstruktor aktif atas pengetahuan yang dimiliki dan bahwa
perkembangan dan belajar sebagai hasil proses interaktif, para guru anak
usia dini mengakui bahwa bermain bagi anak merupakan sebuh kontek
yang sangat mendukung untuk proses-proses perkembangan tersebut.
Bermain memberi anak-anak kesempatan-kesempatan untuk memahami
dunia, berinteraksi dengan orang lain dalam cara-cara yang secara sosial
diterima, mengekspresikan dan mengontrol emosi-emosi, dan
mengembangkan kapabilitas-kapabilitas simbolik mereka. Permainan anak
memberi orang-orang dewasa pencerahan-pencerahan atas perkembangan
anak-anak dan kesempatan-kesempatan untuk mendukung pengembangan
strategi-strategi baru. Aktivitas bermain juga bisa mengarahkan
perkembangan, sebagai contoh, permainan simbolik dapat
mempromosikan perkembangan abilitas-abilitas representasi simbolik.
Bermain menyediakan sebuah kontek bagi anak-anak untuk
mempraktekkan keterampilan-keterampilan yang baru dikuasai dan juga
berfungsi sebagai sudut pengembangan kapasitas-kapasitas untuk
menjalankan peran-peran sosial yang baru, mencoba tugas-tugas yang baru
atau yang menantang, dan memecahkan permasalahan yang komplek yang
mungkin bisa atau tidak akan bisa mereka tangani.
Penelitian menunjukkan pentingnya permainan sosiodrama sebagai bagian
dari kurikulum belajar untuk anak-anak usia 3 sampai 6 tahun. Ketika para
guru menyediakan sebuah organisasi tematik untuk bermain, menawarkan
dukungan, ruang, dan waktu yang tepat, dan menjadi lebih terlibat dalam
permainan dengan memperluas dan mengelaborasi atas gagasan-gagasan
anak, maka bahasa dan keterampilan-keterampilan literasi anak dapat
ditingkatkan. Selain mendukung perkembangan kognitif, bermain juga
menyediakan sejumlah fungsi penting bagi perkembangan fisik, emosi,
dan sosial anak-anak. Anak-anak mengungkapkan dan merepresentasikan
gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran, dan perasaan-perasaan mereka
ketika terlibat dalam bermain simbolik. Selama bermain, seorang anak
belajar untuk mengatasi emosi, untuk berinteraksi dengan orang lain,
untuk mengatasi konflik-konflik, dan untuk mendapatkan perasaan
kompeten. Melalui bermain, anak-anak juga dapat mengembangkan
imajinasi-imajinasi dan kreativitas-kreativitas mereka. Oleh karena itu,
inisiatif anak dan dukungan guru dalam bermain merupakan komponen
esensial dalam praktek yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
10. Perkembangan tingkat lanjut dicapai ketika anak-anak memiliki
kesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan
yang baru dikuasai, sebagaimana juga mereka mengalami sebuah
tantangan dalam level di atas penguasaan mereka sekarang ini. Penelitian-
penelitian mendemonstrasikan bahwa anak-anak perlu untuk mampu
menegosiasikan sebagian besar tugas-tugas belajar dengan sukses untuk
memelihara motivasi dan keteguhan mereka. Dihadapkan pada kegagalan
yang berulang, kebanyakan anak-anak berhenti untuk mencoba.
Implikasinya adalah bahwa pada sebagian besar waktu para guru
seharusnya menyediakan anak-anak dengan tugas-tugas yang dengan
usaha-usahanya mereka dapat menyelesaikan dan mempresentasikannya
sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Pada saat yang sama anak-anak secara kontinyu menghadapi situasi-situasi
dan stimulasi-stimulasi yang memberi mereka kesempatan untuk bekerja
pada tingkat kemampuan mereka yang sedang berkembang. Selanjutnya,
dalam sebuah tugas yang berada di atas jangkauan independensi anak,
orang-orang dewasa dan teman sebaya yang lebih kompeten memberikan
kontribusi yang signifikan bagi perkembangan dengan menyediakan
dukungan-dukungan yang memungkinkan anak mampu mengambil
langkah selanjutnya.
Perkembangan dan belajar merupakan proses-proses dinamik yang
menuntut orang-orang dewasa memahami dan mengamati anak-anak
secara lebih dekat dan kontinum agar sesuai dengan kurikulum dan
mengajari anak-anak kompetensi-kompetensi emergensi, kebutuhan-
kebutuhan, dan minat-minat mereka, dan membantu anak-anak untuk maju
lebih jauh dengan memberi target pengalaman-pengalaman pendidikan
sampai pada level kapasitas-kapasitas anak-anak yang memang sedang
berubah, sehingga membuat mereka menjadi tertantang, bukan frustasi.
Manusia, terutama anak-anak, sangat dimotivasi untuk memahami apa
yang sebagian besar mereka pahami dan untuk menguasai sebagian besar
apa yang mereka mampu lakukan.
Prinsip belajar adalah pertama-tama anak-anak dapat melakukan sesuatu
dalam sebuah kontek suportif dan kemudian secara mandiri dan berada
dalam sebuah kontek yang lebih beragam. menggambarkan proses belajar
yang dibantu orang dewasa sebagai “partisipasi terbimbing” untuk
menekankan bahwa anak-anak secara aktif berkolaborasi dengan orang
lain untuk bergerak maju menuju sebuah level pemahaman dan
keterampilan yang lebih kompleks.
11. Anak-anak menunjukkan cara-cara yang berbeda dalam mengetahui dan
belajar, dan cara-cara yang berbeda dalam merepresentasikan apa yang
mereka ketahui. Pada kurun waktu tertentu, para teoritisi belajar dan ahli
psikologi perkembangan telah mengakui bahwa manusia terlahir untuk
memahami dunia dalam cara-cara yang beragam dan bahwa setiap
individu cenderung memiliki preferensi atau model belajar tertentu. Studi-
studi perbedaan dalam modalitas belajar telah menemukan hal yang
kontras antara pembelajar visual, auditori, atau taktil. Sementara karya
yang lain telah mengidentifikasi jenis pembelajar mandiri atau dependen.
konsep ini dengan berteori bahwa manusia paling tidak memiliki tujuh
“intelegensi.” Sebagai tambahan terhadap kecerdasan tradisional yang
penting bagi keberhasilan sekolah yaitu kecerdasan bahasa dan logika
matematis, setiap individu paling tidak memiliki kecerdasan dalam bidang-
bidang lain: musikal, spasial, kinestetik tubuh, intrapersonal dan
interpersonal. Ada ahli yang menggunakan metaphor “100 bahasa” untuk
menggambarkan modalitas yang beragam yang digunakan anak-anak
untuk memahami dunia dan merepresentasikan pengetahuan mereka.
Proses-proses merepresentasikan pemahaman yang mereka miliki, dengan
bantuan guru-guru, dapat membantu anak-anak memperdalam,
memperbaiki, dan memperluas pemahaman mereka.
Prinsip modalitas yang beragam memberi implikasi bahwa para guru
seharusnya menyediakan bukan hanyak kesempatan-kesempatan setiap
anak secara individual menggunakan preferensi model belajarnya sebagai
menjadi modal kekuatan mereka, tetapi juga kesempatan-kesempatan
untuk membantu anak-anak mengembangkan intelegensi-intelegensi yang
mereka sadari tidak begitu menonjol.
12. Anak-anak berkembang dan belajar dengan sangat baik dalam kontek
sebuah komunitas, di mana mereka aman dan dihargai, kebutuhan-
kebutuhan fisik mereka terpenuhi, dan mereka merasa secara psikologis
aman. hierarki kebutuhan-kebutuhan dimana belajar tidak mungkin terjadi
kecuali kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan psikologis untuk aman
terpenuhi lebih dahulu. Karena keamanan dan kesehatan fisik sekarang-
sekarang ini seringkali terancam, program-program untuk anak usia dini
harusnya bukan hanya menyediakan nutrisi, keamanan, dan kesehatan
yang adekuat tapi juga pastikan layanan-layanan yang lebih komprehensif,
seperti fisik, gigi, kesehatan mental, sosial.
Perkembangan anak-anak dalam semua bagiannya dipengaruhi oleh
abilitas mereka untuk membangun dan memelihara sebuah hubungan
primer yang positif secara konsisten dengan orang-orang dewasa dan anak-
anak yang lain. Hubungan-hubungan primer ini berawal dalam keluarga
tetapi kemudian meluas seiring berjalannya waktu termasuk guru-guru
anak-anak dan anggota-anggota komunitas; oleh karena itu, praktek-
praktek yang sesuai dengan tahapan perkembangan seharusnya
memperhatikan dengan baik kebutuhan-kebutuhan fisik, sosial, dan emosi
sebagaimana halnya perkembangan intelektual.
B. Rangkuman
Dalam prinsip perkembangan gerak pengertian pertumbuhan dan
perkembangan berbeda, meskipun keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan
struktur, Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan
koheren.
Prinsip-prinsip perkembangan merupakan ciri mutlak dari
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, Ciri-ciri
perkembangan anak antara lain,
a. Perubahan, perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan
selanjutnya,
b. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar,
c. Pola perkembangan dapat diramalkan
d. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan,
e. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial.
Prinsip-prinsip Perkembangan anak pada dasarnya adalah perubahan-
perubahan yang terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam diri anak, baik
dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif (berpikir), dan dimensi
spiritual. Prinsip-prinsip tersebut adalah,
a. Dimensi-dimensi perkembangan anak, fisik, sosial, emosi, kognitif, dan
spiritual
b. berhubungan erat satu sama lain,
c. Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif
teratur, -
d. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap anak,
e. Pengalaman-pengalaman awal memberikan pengaruh yang bersifat
kumulatif
f. maupun tertunda terhadap perkembangan anak,
g. Perkembangan berjalan dalam arah yang dapat diprediksikan menuju
sebuah kondisi yang lebih kompleks,
h. Perkembangan dan belajar terjadi dalam dan dipengaruhi oleh kontek
social cultural yang majemuk,
i. Anak-anak adalah pembelajar aktif,
j. Perkembangan dan belajar merupakan hasil interaksi antara maturasi
biologis dan lingkungan, baik fisik maupun sosial, Bermain merupakan
sebuah instrumen penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan
kognitif anak-anak,
k. Perkembangan tingkat lanjut dicapai ketika anak-anak memiliki
kesempatan-kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan
yang baru dikuasai, Anak-anak menunjukkan cara-cara yang berbeda
dalam mengetahui dan belajar, Anak-anak berkembang dan belajar dengan
sangat baik dalam kontek sebuah komunitas.
C. Latihan / Tugas
Dalam prinsip-prinsip perkembangan gerak ada beberapa pendapat
yang mengatakannya. Amatilah salah satu dari beberpa prinsip perkembangan
tersebut, kemudian tuliskan hasil pengamatan anda.
D. Test Formatif
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar di
bawah ini dengan memberi tanda (x) pada pernyataan butir a b c d
1. Perubahan yang bersifat kuantitatif yang berhubungan dengan peningkatan
ukuran dan struktur menjadi lebih besar atau lebih tinggi merupakan
pengertian dari...
a. Perkembangan
b. Pertumbuhan
c. Perkembangan dan pertumbuhan
d. Pertumbuhan kualitatif
2. Sedangkan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan
progresif dari perubahan yang teratur dan koheren adalah pengertian
dari…
a. Pertumbuhan kuantitatif
b. Perkembangan
c. Perkembangan kualitatif
d. Pertumbuhan
3. Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan
mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba.
Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak
kemudian mengalami kemunduran. Pernyataan tersebut merupakan arti
dari prinsip-prinsip perkembangan…
a. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
b. Adanya perubahan
c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
d. Pola perkembangan dapat diramalkan
4. Dalam perkembangan gerak, bayi akan terlebih dahulu meraih sesuatu
dengan tangannya sebelum mampu melakukannya dengan hanya
menggunakan jemari tangannya, atau hanya menggunakan jari telunjuk
dan ibu jarinya. Awal gerak-gerak bayi sangat umum, tidak terarah dan
reflektif. Pertumbuhan terjadi dari gerak otot besar ke gerak otot yang
lebih kecil/halus, merupaka pengertian prinsip perkembangan...
a. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual.
b. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal yang umum ke hal
yang khusus.
c. Perkembangan tergantung pada kematangan dan pembelajaran.
d. Perkembangan dimulai dari bagian tengah ke bagian luar tubuh.
5. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam
diri anak, baik dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif
(berpikir), dan dimensi spiritual, merupakan pengertian dari..
a. Prinsip perkembangan
b. Prinsip pertumbuhan
c. Pertumbuhan dan perkembangan
d. Pertumbuhan dan perkembangan kualitatif
KEGIATAN 3
FUNGSI DAN PERANAN PERKEMBANGAN GERAK

A. Fungsi perkembangan gerak


Perkembangan gerak merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh
perkembangan gerak terhadap konstelasi perkembangan individu sebagai
berikut:
1. Melalui keterampilan gerak, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap
bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan gerak, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan gerak, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal
Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis,
dan baris-berbaris.
4. Melalui perkembangan gerak yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman
sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan)
5. Perkembangan keterampilan gerak sangat penting bagi perkembangan self-
concept atau kepribadian anak.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari aktivitas gerak
atau bergerak, sehingga gerak merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap
manusia. Keterampilan gerak merupakan seperangkat proses yang bertahan
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan dalam
kapabilitas untuk bereaksi dalam situasi tertentu. Jika suatu keterampilan
dipandang sebagai aksi gerak atau pelaksanaan suatu tugas, maka
keterampilan itu akan terdiri dari sejumlah respon gerak dan persepsi yang
diperoleh melalui belajar.
Keterampilan gerak adalah bentuk keterampilan yang bermanfaat dan
dibutuhkan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya. Keterampilan ini
merupakan ciri pelengkap yang penting untuk anak sehingga berfungsi dalam
lingkungannya, atau disebut juga sebagai keterampilan fungsional.
Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerakan yang menjadi dasar
menguasai gerakan yang lebih komplek. Keterampilan gerak dasar
merupakan kemampuan yang digunakan dan dimanfaatkan anak untuk
meningkatkan kualitas hidupnya.
Berikut adalah beberapa keterampilan gerak yang harus dimilki agar
keterampilan gerak tersebut bisa berkembang dengan optimal.
1. Keterampilan Bantu Diri (Self-Help)
Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan
gerak yang memungkinkan mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi
diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan makan,
berpakaian, merawat diri, dan mandi.
2. Keterampilan Bantu sosial (Social-Help)
Untuk menjadi anggota kelompok social yang diterima di dalam keluarga,
sekolah, dan lingkungan sekitar rumah/tetangga, anak harus menjadi
anggota kooperatif. Untuk mendapatkan penerimaan kelompok tersebut
diperlukan keterampilan tertentu seperti membuat atau membantu
pekerjaan rumah atau sekolah.
3. Keterampilan Bermain
Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat
menghibur diri diluar kelompok sebaya, anak harus mempelajari
keterampilan bermain yang dimiliki oleh teman sebayanya sehingga anak
dapat diakui dan diterima oleh teman sebayanya dalam permainan.
4. Keterampilan Sekolah
Pada tahun permulaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan
keterampilan gerak. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan yang
dimiliki, semakin baik pula penyesuaian social yang dilakukan dan
semakin baik prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan
akademis.
Perkembangan gerak anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan
tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas.
Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat
menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan,
pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang
gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan
seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan
peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat,
koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian
bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan gerak
kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina
secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan
luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua
keterampilan ini. Selain kondisi diatas beberapa dasar gerak yang bisa
mempengaruhi perkembangan gerak anak adalah :
1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.
2. Keterampilan berolah raga atau menggunakan alat-alat olah raga.
3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan
kedisiplinan dan ketertiban.
Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas
olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan.
Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang
menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga
dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari
permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok
lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah
permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan
kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik
untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan
keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
Perkembangan gerak berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak
usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang
lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak
tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah
sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau
berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak
harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan
berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya
Olah raga memberi manfaat bagi perkembangan gerak anak. Selain
untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan
otak serta psikologis anak. Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan
meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak menjadi
senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk perkembangannya.
Selain berbagai kegiatan stimulai, hal lain yang mempengaruhi
perkembangan gerak anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang
menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan
gerak. Akibat kurang gizi akan menyebabkan functional isolationism ‘isolasi
diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak
(conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas,
perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Pada keadaan kurang energi
dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu
berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi
lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan
dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu
yang lebih lama.
Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan dan
perkembangan yang ada pada mereka. Sifat-sifat tersebut digunakan sebagai
pertimbangan dalam upaya memberikan kondisi yang sesuai bagi anak-anak
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sesuai dengan sifat –sifat
pertumbuhan, perkembangan, serta minat dalam melakukan aktivitas,
berbagai pengalaman yang perlu diberikan kepada mereka adalah sebagai
berikut ;
1. Aktivitas fisik yang cukup memerlukan penggunaan otot-otot besar
misalnya otot kaki, lengan dan bahu.
Contoh ;
Berlari-larian atau berkejar-kejaran. Memanjat atau mengelantun
Berguling-guling di matras, merangkak.
2. Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit
pengorganisasian yang sederhana,dan tidak terlalu lama untuk setiap
macam permainan (segera beralih pada permainan yang lain setelah
beberapa saat)
Contoh ;
Permainan sembunyi-sembunyian, Permainan gerak dan lagu yang
sederhana
3. Kesempatan mencoba –coba berbuat sesuatu dan meniru gerakan –
gerakan.
Contoh ;
Mencoba-coba gerakan yang memerlukan ketrampilan gerak dasar dan
mengunakan alat sederhana, Misalnya :Bermain bola menggunakan kaki
dan tangan dengan cara masing-masing, mengatasi rintangan dengan
gerakan meloncat, menerobos, atau mengitari sesuatu menurut caranya
masing-masing, bermain dengan menggunakan alat sederhana dengan
caranya masing-masing: misalnya menggunakan pemukil untuk memukul-
mukul bola, bermain menirukan gerakan binatang.
4. Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan teman-temannya.
Contoh :
a. Bermain bola dengan kelompok dengan cara melempar atau menyepak
b. Bermain dalam bentuk lomba antar kelompok, Misalnya: (1) Lomba lari
estafet dengan membawa bola dan (2) Lomba mengulirkan bola secara
estafet.
5. Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbagai ukuran, mula-
mula memainkan obyek yang agak besar kemudian semakin kecil.
Contoh :
Pada usia 2 sampai 3 tahun bermain mengguankan bola yang agak besar
sesudah itu menggunakan bola yang lebih kecil.
Berdasarkan uraian diatas sangat jelas sekali bahwa setiap anak akan
memerlukan aktifitas gerak, baik yang halus maupun yang kasar untuk
pertumbuhannya. Faktor gerak ini sangat dominan selain faktor yang lain
misalnya gizi.
Berikut adalah fungsi dan peranan gerak untuk perkembangan anak:
1. Peranan perkembangan gerak
a. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi
dan berat badan.
b. Terbentuknya sikap dan perilaku : disiplin, kejujuran, kerjasama dalam
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.
c. Mempunyai kemampuan untuk penampilan,ketrampilan gerak yang
benar dan efisien.
d. Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan, serta daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
2. Fungsi perkembangan gerak
a. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang serasi,
selaras dan seimbang.
b. Meningkatkan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional
yangserasi, selaras dan seimbang.
c. Memberikan kemampuan untuk menjelaskan manfaat pendidikan
jasmani dan kesehatan dan memenuhi hasrat bergerak.
d. Meningkatkan perkembangan dan aktifitas sistem peredaran
darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf.
e. Memberikan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesegaran jasmani dan kesehatan.
B. Rangkuman
Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan dan
perkembangan yang ada pada mereka. Sifat-sifat tersebut digunakan sebagai
pertimbangan dalam upaya memberikan kondisi yang sesuai bagi anak-anak
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sesuai dengan sifat –sifat
pertumbuhan, perkembangan, serta minat dalam melakukan aktivitas,
Olah raga memberi manfaat bagi perkembangan gerak anak. Selain
untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan
otak serta psikologis anak. Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan
meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak menjadi
senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk perkembangannya.
Sebab pada dasarnya aktivitas yang sangat diperlukan dalam perkembangan
anak adalah gerak, dalam hal ini yang dimaksud gerak adalah aktivitas fisik
apapun yang dilakukan anak sesuai dengan usianya.
Selain berbagai kegiatan stimulasi, hal lain yang mempengaruhi
perkembangan gerak anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang
menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan
gerak. Akibat kurang gizi akan menyebabkan functional isolationism ‘isolasi
diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak
(conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas,
perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Pada keadaan kurang energi
dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu
berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi
lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan
dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu
yang lebih lama.
C. Latihan /Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keterampilan gerak !
2. Sebutkan beberapa keterampilan gerak yang harus dimiliki untuk
menunjang supaya keterampilan gerak bisa berkembanga dengan optimal !
D. Test Formatif
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar di
bawah ini dengan memberi tanda (x) pada pernyataan butir a b c d
1. Seperangkat proses yang bertahan dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan kearah perubahan dalam kapabilitas untuk bereaksi dalam
situasi tertentu adalah pengertian dari..
a. Keterampilan gerak
b. Perkembangan gerak
c. Perkembangan fisik
d. Keterampilan fisik
2. Berikut adalah beberapa keterampilan gerak yang harus dimilki agar
keterampilan gerak tersebut bisa berkembang dengan optimal, kecuali..
a. Keterampilan bantu diri
b. Keterampilan bantu social
c. Keterampilan sekolah
d. Keterampilan memainkan alat
3. Keterampilan gerak yang memungkinkan mereka mampu melakukan
segala sesuatu bagi diri mereka sendiri adalah pengertian dari keterampilan
gerak ..
a. Keterampilan bantu social
b. Keterampilan bantu diri
c. Keterampilan bermain
d. Keterampilan sekolah
4. Berikut adalah beberapa fungsi dari perkembangan gerak, kecuali..
a. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang serasi,
selaras dan seimbang.
b. Meningkatkan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional
yang serasi, selaras dan seimbang.
c. Memberikan kemampuan untuk menjelaskan manfaat pendidikan
jasmani dan kesehatan dan memenuhi hasrat bergerak.
d. Terbentuknya sikap dan perilaku: disiplin, kejujuran, kerjasama dalam
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku
5. Kegiatan kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri diluar
kelompok sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain yang
dimiliki oleh teman sebayanya sehingga anak dapat diakui dan diterima
oleh teman sebayanya dalam permainan. Hal ini adalah pengertian dari
keterampilan gerak...
a. Bantu diri
b. Bantu sosial
c. Bermain
d. Sekolah
DAFTAR PUSTAKA

Amung Ma’mun, Yudha M. Saputra, 2000 , Perkembangan Gerak dan Belajar


Gerak, Depdikbud, Jakarta.
Erik H. Erikson, 2010 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia,
Anggaway, Jakarta.
Sugiyanto, Sudjarwo, 1991, Perkembangan dan Belajar Gerak, Depdikbud,
Jakarta.
Moersitowati.BN, 2005, Pertumbuhan dan Perkembangan Anaka Remaja, FK
UNAIR, Surabaya.
Soetjiningsih, 2007 Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Pada ilmu Kesehatan
Anak, FK UNUD, Denpasar.
Santrok, John W. 2007 Life Span Development, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai