Anda di halaman 1dari 6

BAB I

KONSEP PERKEMBANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Kompetensi Akhir Yang Diharapkan


Memahami konsep perkembangan dalam penyelengaraan pendidikan
Indikator
1. Mampu menjelaskan pengertian psikologi secara etimologi dan terminology
2. Mampu menjelaskan pengertian pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), belajar
(learning), dan latihan (exercise) serta keterkaitanya dengan perkembangan (development)
3. Mampu menjelaskan definisi perkembangan (development) serta implikasinya dalam
pendidikan
4. Mampu menjelaskan ciri-ciri perkembangan serta implikasinya dalam pendidikan
5. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan serta implikasinya dalam pendidikan

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Secara Etimologi: Psyche berarti jiwa atau ruh. Logos berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa atau ruh, secara terminologi ruh atau jiwa tidak dapat diamati, sulit diukur,
sulit telaah secara ilmiah, yang dapat diamati, diukur, dan ditelaah secara ilmiah adalah perilaku
organisme sebagai wujud adanya jiwa, jadi Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan
proses mental organisme.

B. PENGERTIAN PERTUMBUHAN, KEMATANGAN, BELAJAR, DAN LATIHAN


SERTA KETERKAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan (growth)
AHMAD THANTHOWI (1993) Pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat
dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan sel-sel. A.E.SINOLUNGAN (1997)
Pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, dapat dihitung /diukur seperti panjang/berat
tubuh. C.P.CHAPLIN(2002) p e rt u m b u h an s eb a g ai suatu pertambahan/kenaikan dalam
ukuran dari bagian tubuh/organisme sebagai suatu keseluruhan., jadi pertumbuhan dalam
konteks perkembangan merujuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan
dalam ukuran dan struktur (pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru dsb). Pertumbuhan
lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik/pertumbuhan tubuh yg melaju sampai pada
suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Pertumbuhan juga dapat
diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan secara alamiah maupun hasil
belajar.
Kematangan(maturation)
DAVIDOFF (1988) kematangan menunjukkan pada munculnya pola perilaku tertentu
yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. C.P.CHAPLIN (2002)
Kematangan merupakan perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak yang dianggap
berasal dari keturunan. Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir
tapi bukan sebagai factor keturunan/bawaan, timbul dan bersatu dengan pembawaan dan turut
mengatur pola perkembangan tingkah laku individu, kematangan merupakan sifat tersendiri yang
dimiliki setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Ada kematangan biologis: kematangan
yang meliputi jaringan tubuh, saraf dan kelenjar- kelenjar dan ada kematangan psikis yang
memerlukan latihan meliputi keadaan berpikir, rasa dan kemauan, jadi dapat disimpulkan
kematangan merupakan perubahan kualitatif fungsi psiko-fisik organisme dari tidak siap menjadi
siap melakukan fungsinya. Perubahannya dapat bersifat alamiah dan hasil belajar
Belajar(learning)
Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Latihan (exercise)
Perubahan perilaku yang lebih bersifat mekanistis dan lebih banyak menyentuh aspek
psikomotor organisme sebagai akibat pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Growth, maturation, learning, exercise sama-sama menghasilkan perubahan perilaku yang
menyebabkan organisme mengalami perkembangan (development). Perkembangan terjadi sejak
masa konsepsi, yakni saat bertemunya antara sperma dengan sel telur sampai akhir hayat.
Perkembangan adalah perubahan sepanjang hayat (changes over time) baik melalui proses
pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun melalui latihan.

C. PENGERTIAN PERKEMBANGAN SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN


Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu
dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak,
masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses
perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)
menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan, yang dimaksud dengan sistematis, progresif dan berkesinambungan adalah
sebagai berikut:
Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling
mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan
yang harmonis. Contoh prinsip ini, seperti kemampuan berjalan kaki seiring dengan matangnya
otot-otot kaki, atau berkembangnya minat untuk memperhatikan lawan jenis seiring dengan
matangnya hormon seksual.
Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam atau meluas, baik
secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Contohnya, seperti terjadinya perubahan
proporsi dan ukuran fisik anak (dari pendek menjadi tinggi, dari kecil menjadi besar); dan
perubahan pengetahuan dan kemampuan anak, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks
(mulai dari mengenal huruf dan angka sampai kepada kemampuan membaca, menulis dan
berhitung).
Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Contohnya, untuk dapat
berjalan, seorang anak harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu telentang,
tengkurap, duduk, merangkak dan berdiri; untuk mampu berbicara, anak harus melalui tahapan,
meraban; atau untuk mencapai masa dewasa, individu harus melalui masa remaja, anak, kanak-
kanak, bayi dan masa konsepsi.

D. CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
Terjadinya perubahan ukuran dalam a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta
organ-organ tubuh lainnya, dan b) aspek psikis : semakin bertambahnya pembedaharaan kata dan
matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatif.
Terjadinya perubahan proporsi dalam a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan
fase perkembangannya, dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia
dewasa; dan b) aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan
perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain
(khususnya teman sebaya)
Lenyapnya tanda-tanda lama dalam a) aspek fisik: lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-
kanak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu; dan aspek b) psikis: lenyapnya
masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik kanak-kanak (merangkak) dan perilaku impulsive
(melakukan sesuatu sebelum berpikir).
Munculnya tanda-tanda baru dalam a) aspek fisik: tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya
organ-organ seksual pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada
pria) maupun sekunder (membesarnya pinggul dan buah dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis
serta perubahan suara pada pria); dan b) aspek psikis : berkembangnya rasa ingin tahu, terutama
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam, nilai-nilai moral dan agama.

E. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
 Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process)
Individu secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan baik fisik maupun psikis berlangsung
secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
 Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, intelektual, emosi, social, maupun moral
spiritual satu sama lainnya saling mempengaruhi. Pada umumnya terdapat hubungan atau korelasi
yang positif antara aspek-aspek tersebut. Contoh : apabila seorang anak dalam pertumbuhan
fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan menglami kemandegan dalam
perkembangan aspek yang lainnya seperti kecerdasan dan emosinya.
 Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya. Menurut Yelon dan Weinstein (1977) pola perkembangan itu sebagai
berikut:
1. Cephalocaudal (perkembangan dimulai dari kepala ke kaki, artinya yang mengalami
kematangan duluan itu adalah bagian atas kemudian ke bagian bawah, dan tidak mungkin
terbalik), dan proximodistal (perkembangan itu bergerak dari tengah : seperti paru-paru dan
jantung, kepinggir seperti tangan).
2. Struktur mendahului fungsi, yang berarti bahwa anggota tubuh individu akan berfungsi setelah
matang strukturnya. Seperti mata dapat melihat setelah otot-otot matanya matang.
3. Perkembangan itu berdiferensiasi, yang berarti bahwa perkembangan fisik maupun psikis
berlangsung dari umum ke khusus (spesifik), contoh : bayi menendang-nendangkan kakinya
secara sembarangan sebelum dia dapat mengkoordinasikan untuk merangkak atau berjalan.
4. Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak, yang berarti bahwa perkembangan itu
berproses dari kemampuan berpikir konkret (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya
tak tampak).
5. Perkembangan berlangsung dari egeosentris ke perspektivisme, yang berarti bahwa pada
mulanya seorang anak hanya memerhatikan dirinya sebagai pusat atau hanya mementingkan
keinginan, kebutuhan dirinya sendiri. Melalui pengalamannya bergaul dengan orang lain
(khusunya teman sebaya), sikap egosentris itu secara perlahan-lahan berubah menjadi
perspektivis (anak sudah mulai memerhatikan kepentingan orang lain)
6. Perkembangan berlangsung dari out-control ke inner-control, yang berarti bahwa pada
awalnya anak sangat tergantung kepada pengawasan atau bantuan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan atau untuk melakukan suatu kegiatan yang terkait dengan kedisiplinan. Seiring
dengan bertambahnya pengalaman atau belajar dari pergaulan social tentang norma atau nilai –
nilai, baik di lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya atau masyarakat, anak dapat
mengembangkan kemampuannya untuk mengontrol tindakan atau perilakunya oleh dirinya
sendiri (inner control)
 Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo
yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat) contoh: a) otak mencapai bentuk ukurannya
yang sempurna pada umur 6-8 tahun; b) tangan, kaki, dan hidung mencapai pertumbuhannya yang
maksimum pada usia remaja; c) imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-
kanak dan mencapi puncaknya pada masa remaja.
 Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh: a) sampai usia 2 tahun, anak memusatkan
perhatiannya untuk menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara dan b) pada usia 3-6 tahun,
perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia social (belajar bergaul dengan orang lain)
 Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani kehdupannya yang normal dan berusia panjang,
individu akan mengalami masa atau fase perkembangan meliputi masa konsepsi, bayi, kanak-
kanak, anak, remaja dan dewasa. Sejatinya, setiap manusia memiliki tahapan perkembangan
seperti tersebut di atas, hanya dalam kenyataannya tidak semua manusia memiliki perjalan hidup
sesuai dengan rentang tahapan perkembangan tersebut. ada individu yang hidupnya hanya sampai
masa bayi, kanak-kanak, anak, atau remaja. Namun, ada juga yang rentang kehidupannya sampai
usia dewasa atau masa tua.

Anda mungkin juga menyukai