Anda di halaman 1dari 13

MODUL I

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN INDIVIDU


(Prinsip Perubahan Sepanjang Hidup dan Periodisasi Perkembangan)

A. Kompetensi dan Indikator


Kompetensi secara umum yang diharapkan setelah memaknai bahan ajar ini adalah:
1. Mahasiswa mampu melakukan kajian terhadap perspektif perkembangan individu dan
prinsip perubahan sepanjang hidup serta periodisasi perkembangan dalam pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah.
2. Mahasiswa mampu mengembangkan kajian terhadap perspektif perkembangan individu dan
prinsip perubahan sepanjang hidup serta periodisasi perkembangan dalam pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah.
Adapun indikator secara umum pencapaian kompetensi adalah sebagai berikut :
1. Mengenal dan dapat menjelaskan perspektif perkembangan individu dan prinsip perubahan
sepanjang hidup serta periodisasi perkembangan dalam pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di Sekolah.
2. Mengenal dan dapat mengembangkan perspektif perkembangan individu dan prinsip
perubahan sepanjang hidup serta periodisasi perkembangan dalam pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di Sekolah.

B. Uraian Materi
1. Prinsip Perubahan Sepanjang Hidup
Manusia adalah makhluk hidup yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Bermula dari proses pembuahan yang terjadi dalam bentuk menyatunya sperma sang
ayah dengan sel telur ibu, terbentuklah serangkaian organisme yang kemudian tumbuh menjadi
janin. Selama kurang lebih 9 bulan 10 hari, janin tumbuh dan berkembang melengkapi diri
dengan organ-organ dan bagian-bagian sampai menjadi wujud bentuk manusia kecil yang akan
lahir ke dunia fana dengan sebutan bayi Setelah lahir, semua bagian, organ dan fungsi yang
ada pada diri individu terus mengalami perubahan.
Bayi lahir tanpa daya; dengan pengertian bahwa bayi tidak akan mampu
mempertahankan hidupnya tanpa bantuan atau pertolongan orang lain. Bayi lahir dengan
menygurung sifat bawaan untuk bisa tumbuh dan berkembang; namun bayi hanya bisa tumbuh
dan berkembang menjadi manusai sebagaimana layaknya manusia normal apabila berada di
lingkungan manusia yang lain dan diperlakukan sebagai manusia. Manusia yang sejak bayi
berada di lingkungan bukan manusia, akan berperilaku tidak seperti manusia.
Bayi yang lahir dengan ukuran-ukuran tubuh yang panjangnya lebih kurang 50 cm dan
beratnya lebih kurang 3 kg, akan bertambah panjang dan hertambah berat sedikit demi sedikit
sampai mencapai ukuran panjang atau tinggi orang dewasa yaitu lebih kurang 175 cm untuk
laki-laki dan lebih kurang 160 cm untuk perempuan; dan berat lebih-kurang 65 kg untuk laki-laki
dan lebih-kurang 50 kg untuk perempuan.
Kemampuan gerak yang ada saat lahir hanya berupa gerakan menghentak-hentakkan
kaki dan tangan, akan berkembang sedikit demi sedikit. Dari gerakan-gerakan yang sederhana
menjadi gerakan-gerakan yang kompleks. Misalnya mulai dari menggapai, memegang, meraba,
sampai melempar; mulai dari terlentang, tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, berlari, sampai
meloncat, serta gerakan-gerakan lain yang lebih kompleks misalnya: memukul, menyepak,
memanjat: berenang, dan sebagainya yang makin kompleks.
Kemampuan fisik yang mula-mula masih lemah dengan fungsi organ-organ tubuh yang
terbatas akan berkembang menjadi semakin kuat yang didukung oleh fungsi organ-organ tubuh
yang sempurna.
Kemampuan mengekspresikan diri yang mula-mula hanya mampu dilakukan melalui
tangis dan tawa, berkembang sedikit demi sedikit sampai mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan dan emosinya melalui kata-kata atau perilaku yang lain.
Kemampuan mengekspresikan diri berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain atau kemampuan dalam hubungan sosial. Pada mulanya bayi hanya
berkomunikasi secara sederhana dan hanya terbatas dengan ibu melalui tangis dan tawa.
Kemampuan berhubungan dengan orang lain berangsur-angsur meningkat sejalan dengan
meningkatnya penguasaan sarana berkomunikasi yaitu penguasaan bahasa dan meningkatnya
kemampuan bergerak menjelajahi lingkungannya. Penguasaan bahasa bisa mempermudah
perkembangan dalam menyatakan pikiran emosi dan perasaannya kepada orang lain.
Sedangkan kemampuan bergerak menjelajahi lingkungannya dapat mempermudah bergaul
bukan hanya dengan orang tua dan anggota keluarga serumah tetapi juga anggota masyarakat
di luar rumah.
Fisik, gerak, fikir, emosi, dan sosial tumbuh dan berkembang sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan fungsi-fungsi organ yang ada di dalam tubuh. Yang
mendukung pelaksanaan aktivitas dalam hidupnya. Fisik merupakan sarana untuk melakukan
aktivitas; di dalamnya terjadi proses biologis dan proses psikologis yang bisa menghasilkan
atau menimbulkan aktivitas yang berupa gerakan tubuh, pemikiran, emosi dan perasaan serta
berkomunikasi dengan sesama manusia.
Ditinjau dari segi sifatnya, perubahan yang terjadi sepanjang hidup mula-mula bersifat
meningkat, tetapi setelah mencapai puncak peningkatan dalam beberapa lama kemudian akan
mengalami penurunan. Dari segi ukuran fisik, mula-mula kecil dan pendek, kemudian makin
besar dan tinggi, akhirnya menyusut menjadi sedikit mengecil dan memendek. Orang tua
menjadi keriput dan bongkok.
Dari segi kemampuan gerak, mula-mula hanya bisa bergerak sederhana kemudian
makin terampil dan akhirnya menurun keterampilannya bahkan bisa sampai hampir tidak
mampu bergerak. Dari segi kemampuan fisik, mula-mula lemah kemudian menjadi makin kuat,
makin tahan melakukan aktivitas fisik, makin fleksibel dan akhirnya menurun menjadi lemah
kembali dan tidak berdaya.
Dari segi kemampuan mengekspresikan diri mula-mula hanya dalam bentuk
sederhana kemudian menjadi makin mampu menyatakan pikiran, dan mengontrol emosi dan
perasaanya dengan baik dan akhirnya menjadi tidak mampu berfikir dengan baik dan pelupa
serta kontrol emosi menurun. Dengan kata lain, orang tua menjadi pikun. Dari segi kemampuan
sosial, mula-mula hanya bisa berkomunikasi secara sederhana kemudian makin mampu
berkomunikasi dengan berbagai cara, dan akhirnya menurun menjadi sulit berkomunikasi.
Pencapaian puncak pertumbuhan, perkembangan dan kematangan setiap bagian
anggota tubuh, organ-organ dan fungsi-fungsi yang ada dalam diri manusia tidak terjadi pada
saat yang bersamaan. Karena itu penurunan kapasitas dalam proses penuaan juga tidak
bersamaan waktunya. Ada yang sudah mulai menurun, pada usia dewasa muda, tetapi ada
yang baru menurun pada usia dewasa madya, atau pada usia tua. Penurunan kapasitas diakhiri
dengan kematian. Seringkali bisa diamati pada manusia yang mendekati ajalnya karena usia
tua, ia tidak mampu lagi berbuat apa-apa. Kehidupan yang ada tinggal denyut jantung
perlahan dan nafas yang tidak teratur.
Studi tentang perkembangan individu yang mencakup berbagai aspek tersebut telah
lama berkembang. Mula-mula studi perkembangan dilakukan dalam aspek perkembangan
biologis dan psikologis saja. Namun selanjutnya pengkajian menjadi semakin terperinci.
Pengkajian secara mendalam aspek demi aspek yang tampak dalam perkembangan individu
terus dilakukan.
Perkembangan gerak merupakan salah satu aspek pengkajian perkembangan individu
yang dewasa ini menjadi semakin berkembang. Perkembangan psikologis sudah lebih awal
dikaji secara mendalam, dibanding pengkajian tentang perkembangan gerak. Perkembangan
psikologis dikaji dalam bidang studi yang disebut "Psikologi Perkembangan", sedangkan
perkembangan gerak dikaji dalam bidang studi "Perkembangan Gerak "
Perkembangan Gerak sebagai suatu bidang studi tidak membahas secara terlepas
aspek gerak saja. Gerakan manusia selalu berkaitan dengan aspek-aspeky ang lain. Gerakan
dipengaruhi oleh fisik dan proses psikologis yang ada di dalamnya. Misalnya orang yang ukuran
fisiknya pendek-kecil cenderung lebih lincah dibanding orang yang tinggi dan gemuk. Juga
misalnya orang yang gizi makanannya terpenuhi cenderung lebih besar kapasitas geraknya
dibandingkan dengan orang yang gizi makanannya kurang.
Selain itu, gerakan juga ada hubungannya dengan kondisi psikologis yang dialami.
Misalnya orang yang minat geraknya besar cenderung terdorong untuk melakukan aktivitas
gerak yang lebih banyak dibanding orang yang kurang minat geraknya.
Studi tentang perkembangan gerak mencakup deskripsi atau penggambaran dan
penjelasan mengenai perubahan perilaku gerak sepanjang hidup manusia. Ahli perkembangan
gerak mengintegrasikan atau memadukan pengetahuan-pengetahuan yang menyangkut faktor-
faktor biologis, psikologis, sosiologis, kognitif dan mekanik dalam membahas perilaku gerak
pada setiap tingkat perkembangan. Selain itu juga mengungkapkan mengenai perubahan
perilaku gerak pada setiap kelompok usia berdasarkan identifikasi sifat perkembangan. Oleh
karena perilaku gerak selalu berhubungan dengan aspek fisik dan psikis, maka kedua aspek
tersebut dikaji juga di dalamnya.
Studi tentang perkembangan perilaku manusia mula-mula hanya terbatas kajiannya
pada manusia yang berada pada usia pertumbuhan; yaitu mulai perkembangan janin,
dilahirkan dan sampai pada masa adolesensi atau awal masa dewasa. Namun dengan semakin
disadarinya bahwa masa-masa usia dewasa dan usia tua tidak lagi dianggap sebagai masa
sakit-sakitan dan kemerosotan, melainkan bisa diupayakan untuk memperpanjang masa
produktif dengan kondisi tetap sehat dan segar; maka studi tentang perkembangan perilaku
berkembang menjangkau masa sepanjang usia manusia.
Kesadaran akan perlunya menjaga kondisi untuk tetap sehat dan segar pada usia
dewasa dan usia tua tampak dengan semakin banyaknya orang dewasa dan orang tua mau
berolahraga secara teratur. Sejalan dengan kecenderungan studi perkembangan perilaku
manusia, studi tentang perkembangan gerak juga membahas perkembanga gerak mulai dari
janin sampai pada manusia usia tua.
Perkembangan gerak merupakan aspek perkembangan individu yang menonjol dan
jelas bisa dilihat. Gerak merupakan sifat kehidupan. Tanpa gerak maka manusia pasti mati.
Manusia bisa hidup karena ada gerak misalnya gerak pernafasan, gerak peredaran darah dan
gerak pencernaan makanan. Manusia bisa mempertahankan hidupnya apabila ia bisa berupaya
menghidupi dirinya. Ia mencari makan, untuk itu ia harus bekerja, dan sebagainya. Semua itu
memerlukan gerakan.
Belajar dan penampilan gerak merupakan tantangan bagi setiap individu agar bisa
berkembang dengan baik dan bisa hidup secara layak. Keterampilan gerak dasar tubuh harus
dikuasai pada saat-saat awal dalam hidup. Penguasaan keterampilan gerak dasar dimulai
dengan tumbuhnya kemampuan mengontrol tubuh. Pengontrolan tubuh mula-mula baru bersifat
sederhana, misalnya menggai-gapaikan tangan ke arah tertentu atau meraba suatu obyek.
Seperti kita lihat seorang ibu yang sedang berguaru dengan bayinya; ibu
mengacungkan mainan yang bisa berbunyi gemerincing di atas bayi yang tiduran terlentang.
Bayi bereaksi menggapai-gapaikan tangannya ke arah benda mainan yang diacungkan ibu,
namun ia belum mampu untuk memegangnya. Kemampuan ini berkembangan sampai
kemudian bisa meraba atau memegang.
Gerak berpindah (lokomotor) dan gerak memainkan suatu benda (gerak manipulatif)
merupakan kemampuan gerak dasar yang berkembang kemudian. Yang termasuk gerak
berpindah misalnya merayap, merangkak, berjalan, dan berlari. Yang termasuk gerak
manipulatif misalnya: memegang dan mempermainkan bola, menggiring dan menyepak bola,
memegang dan memukuk-mukulkan tongkat dan sebagainya. Keterampilan gerak dasar yang
telah dikuasai berkembang menjadi lebih bail dan berkembang juga kearah kemampuan
mengkombinasikan dan menganekaragamkan dalam bentuk gerakan yang semakin kompleks.
Gerakan yang kompleks adalah gerakan yang melibatkan berbagai bagian tubuh dan
memerlukan koordinasi bagian-bagian tubuh yang relatif sukar.
Penyempurnaan atau perbaikan keterampilan gerak dasar terjadi pada masa anak-
anak. Menjelang adolesensi dan pada adolesensi gerak yang makan kompleks bisa dikuasai
dengan kemampuan memanfaatkan keterampilan gerak sesuai dengn kebutuhannya. Pada
akhir masa adolesensi atau awal masa dewasa berbagai organ tubuh mencapai puncak
perkembangan fungsinya, dan fisik mencapai puncak kematangannya. Pada saat itu bisa
dicapai puncak kemampuan fisik dan penampilan gerak. Berbagai prestasi yang memerlukan
keterlibatan fisik secara total bisa mencapai puncaknya. Puncak prestasi bisa dipertahankan
dalam beberapa tahun melalui aktivitas fisik yang memadai, dan ditunjang oleh pengaturan gizi
makanan yang sesuai.
Untuk selanjutnya prestasi puncak akan berangsur-angsur menurun sejalan dengan
penurunan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ tubuh. Seperti halnya dalam
mempertahankan prestasi puncak, cara serupa bisa dilakukan untuk memperlambat proses
penurunan kemampuan fisik dan penampilan gerak. Dengan pengaturan aktivitas fisik dan gizi
makanan yang memadai, penurunan kemampuan fisik dan penampilan gerak tidak akan terlalu
cepat.

Periodisasi Perkembangan
Perubahan sepanjang hidup seperti telah digambarkan di depan terjadi secara
berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Untuk mengurui perubahan yang berupa pertumbuhan
dan perkembangan setian hari seringkali sangat sulit. Pertumbuhan dan perkembangan yang
baru bisa dilihat setelah seminggu, setelah sebulan, atau bahkan setelah setahun atau lebih.
Pertumbuahan dan perkembangan tidak terputus-putus atau meloncat-loncat, misalnya satu
jam tumbuh, satu jam tidak; sehari tumbuh, sehari tidak; sebulan tumbuh, sebulan tidak.
Melainkan terus berkelanjutan sehingga sulit melihat batas-batas kapan tepatnya
setiap aspek perkembanan telah terjadi. Namun demikian para ahli perkembangan telah
berusaha mengidentifikan atau mengurui perkembangan tertentu dalam kurun waktu atau
periode usia tertentu dalam hidup seseorang. Perkembangan yang pada umumnya terjadi pada
kebanyakan orang dalam periode usia tertentu dicatat sebagai kecenderungan sifat
perkembangan pada periode usia itu. Dari identifikasi tersebut ternyata dapat diketahui adannya
kecenderungan sifat perkembangan yang berbeda-beda pada setiap periode usia.
Sepanjang hidup manusia, melai masih di dalam kandungan, dilahirkan dan kemudian
sampai tua memperoleh sebutan berganti-ganti. Pergantian sebutan didasarkan pada usianya
dan merupan fase-fasi dalam perkembangan yang dilewati. Secara garis besar ada 5 fase
perkembangan dalam hidup manusia, yaitu:
a. Fase sebelum lahir (prenatal )
b. Fase bayi (infant)
c. Fase anak-anak (childhood)
d. Fase adolesensi (adolescence)
e. Fase dewasa (adulthood).
Fase sebelum lahir adalah fase perkembangan selama masih berada di dalam
kandungan. Lama kanduangan yang normal adalah selama 9 bulan lebih 10 hari. Dua minggu
penama sejak terjadi pembuahan disebut fase awal (germinal). Antara 2 sampai 8 minggu
berada di dalam kandungan disebut embrio; dan antara 8 minggu sampai saat kelahiran disebut
janin (fetus)
Fase bayi adalah fase perkembangan mulai dilahirkan sampai berumur 1 atau 2 tahun.
Mulai saat lahir sampai umur 4 minggu merupakan fase kelahiran (neonatal).
Fase anak-anak adalah fase perkembangan mulai umur 1 atau 2 tahun sampai 10 atau
12 tahun.
Fase anak-anak diklasifikasikan menjadi 2 fase yaitu:
a. Fase anak kecil (early childhood)
b. Fase anak besar (later childhood)
Fase anak kecil adalah antara 1 atau 2 sampai 6 tahun. Fase anak besar adalah
antara 6 sampai 10 atau 12 tahun.
Fase adolesensi antara perempuan dan laki-laki dimulai dan diakhiri pada umur yang
berbeda. Pada perempuan mulai pada umur 10 tahun dan berakhir pada umur 18 tahun.
Sedangkan pada laki-laki mulai umur 12 tahun dan berakhir pada umur 20 tahun. Berarti
perempuan mencapai fase adolesensi 2 tahun lebih awal dibandingkan laki-laki. dan
berakhirnyapun 2 tahun lebih awal.
Fase dewasa terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
a. Fase dewasa muda (young adulhood)
b. Pase dewasa madya (middle adulhood)
c. Fase dewasa tua (older adulhood)
Fase dewasa muda adalah antar 18 tahun (perempuan) atau 20 tahun (laki-laki)
sampai 40 tahun. Fase dewasa madya adalah antara 40 sampai 60 tahun. Sedangkan fase
dewasa tua adalah mulai umur 60 dan seterusnya.
Pembagian fase-fase perkembangan tersebut dibuat berdasarkan identifikasi
kecenderungan karakteristik perkembangan pada masa-masa usia tertentu. Usia tertentu itu
yang menjadi dasar setiap fase perkembangan.
Untuk lebih menperjelas mengenai batas umum setiap fase perkembangan dapat
digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Umur
Fase Perkembangan Umur
Sebelum lahir Selama + 9 bulan 10 hari
- Awal Saat pembuahan sampai 2
- Embrio minggu
- Janin 2 sampai 8 minggu
8 minggu sampai lahir

Bayi
- Neonatal Sejak lahir sampai 1 atau 2 tahun
Sejak lahir sampai 4 minggu

Anak-anak 1 atau 2 sampai 10 atau 12 tahun


- Anak kecil 1 atau 2 sampai 6 tahun
- Anak besar 6 sampai 10 atau 12 tahun

Adolesensi
- Perempuan 10 sampai 18 tahun
- Laki-laki 12 sampai 20 tahun

Dewasa 18 atau 20 tahun sampai 40 tahun


- Muda 40 sampai 60 tahun
- Madya 60 tahun lebih
- Tua

Batas-batas umur dari setiap fase perkembangan seperti telah Guru baca tampak
bahwa disitu tidak menunjukkan batas secara tegas atau terlihat tumpang tindih. Hal ini
menunjukkan bahwa memang perkembangan yang terjadi pada setiap fase tidak begitu tampak
jelas batas-batasnya. Selain itu bahw perkembangan yang terjadi pada setiap individu tidak
sama persis waktu terjadinya atau dengan kata lain bawa munculnya perubahan karena
perkembangan pada setiap individu berada dalam rentangan waktu tertentu. Sebagai contoh,
misalnya terjadinya menstruasi pertama (menarche) yang mengurui mulainya masa puber
(puberty) pada perempuan, ada individu yang telah mengalaminya pada umur 10 tahun; tetapi
ada juga yang baru mengalami pada umur 12 tahun bahkan lebih.
MODUL II
Terminologi dan Teori Perkembangan

A. Kompetensi dan Indikator


Kompetensi secara umum yang diharapkan setelah memanaki bahan ajar ini adalah:
1. Mahasiswa mampu melakukan kajian terhadap terminologi dan teori perkembangan
dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah.
2. Mahasiswa mampu mengembangkan kajian terhadap terminologi dan teori
perkembangan dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah.
Adapun indikator secara umum pencapaian kompetensi adalah sebagai berikut :
1. Mengenal dan dapat menjelaskan terminologi dan teori perkembangan dalam
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah.
2. Mengenal dan dapat mengembangkan terminologi dan teori perkembangan dalam
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah.

B. Uraian Materi
1. Terminologi dalam Perkembangan Gerak
Terminologi dalam perkembangan gerak membahas pengertian beberapa istilah yang
digunakan dalam studi perkembangan pada umumnya dan studi perkembangan gerak pada
khususnya. Dengan memahami secara jelas mengenai istilah-istilah, maka upaya pemahaman
terhadap proses perkembangan menjadi lebih mudah. Tanpa memahami pengertian istilah-
istilah yang sering digunakan dalam suatu bidang studi anak bisa mengalami kesulitan dalam
memanak literatur atau buku-buku dalam bidang studi itu.
Suatu bidang studi kadang-kadang menggunakan kata-kata tertentu sebagai suatu
istilah dengan pengertian tertentu. Suatu kata yang merupakan istilah dalam suatu bidang studi
tertentu memiliki pengertian yang lebih mendalam dan lebih luas dibanding pengertian kata-kata
yang sama dalam penggunaan sehari-hari; bahkan kadang-kadang bukan sekedar lebih
mendalam dan lebih luas, tetapi agak berbeda atau bisa berbeda sama-sekali. Arti spesifik dari
suatu istilah diperlukan untuk mengkomunikasikan secara tepat maksud dari suatu
permasalahan.
Ada beberapa istilah dalam studi perkembangan gerak yang perlu dijelaskan
pengertiannya yaitu istilah-istilah:
1. pertumbuhan (growth)
2. perkembangan (development)
3. kematangan (maturation)
4. penuaan (aging).
Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat
kuantitatif, atau peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya mengenai pertumbuhan fisik; disitu
ada peningkatan ukuran tinggi atau berat. badan. Peningkatan tinggi dan berat-badan
dihasilkan dari peningkatan kesempurnaan unit-unit biologis, dan bukan dihasilkan dari
terbentuknya bagian baru dari anggota-anggota badan atau unit-unit biologis. Kaki, togok, leher,
dan kepala merupakan contoh dari yang disebut unit-unit biologis, disamping unit-unit biologis
yang lain.
Peningkatan karena kesempurnaan dan bukan karena pertambahan bagian baru perlu
digaris-bawahi; dan agar lebih jelas bisa diperhatikan contoh dalam pertumbuhan tinggi badan.
Pertumbuhan tinggi badan dihasilkan dari semakin memanjangnya tulang yang membentuk
tinggi badan. Tulang-tulang kaki, ruas-ruas tulang belakang dan leher serta tulang tengkorak.
Semuanya menjadi makin panjang. Jadi disitu tidak ada penambahan tulang baru.
Tubuh manusia merupakan unit-unit biologis yang lengkap; karena itu tidak akan ada
penambahan bagian-bagian baru dalam pertumbuhannya.
Istilah pertumbuhan kadang-kadang digunakan dalam kaitannya dengan peningkatan
kemampuan intelektual dan sosial. Tetapi di dalam studi perkembangan gerak cenderung
digunakan dalam kaitannya dengan peningkatan ukuran fisik.
Contoh pertumbuhan adalah:
- Bertambahnya tinggi badan
- Bertambahnya lebar panggul
- Bertambahnya ketebalan dada
- Bertambahnya berat badan
Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-
organ tubuh kearah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi;
artinya adalah bahwa organ-organ tubuh makin bisa dikendalikan sesuai dengan kemauan.
Makin terspesialisasi artinya adalah bahwa organ-organ tubuh semakin bisa berfungsi sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Perkembangan bisa terjadi dalam bentuk perubahan kuantitatif, perubahan kualitatif,
atau kedua-duanya secara serempak. Perubahan kuantitatif adalah perubahan yang bisa diukur
atau dihitung. Sedangkan perubahan kualitatif adalah perubahan dalam bentuk semakin baik,
semakin teratur, semakin lancar dan sebagainya yang pada dasarnya merupakan perubahan
yang tidak bisa atau sukar diukur.
Apabila istilah " perkembangan" disatukan dengan kata "gerak" yaitu menjadi istilah
"perkembangan gerak", maka pengertiannya menjadi sebagai berikut. Perkembangan gerak,
atau "motor development" adalah suatu proses sejalan dengan bertambahnya usia dimana
secara bertahap dan bersinambung gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak
terorganisasi, dan tidak terampil kearah penampilan keterampilan gerak yang kompleks dan
terorganisasi dengan baik, yang pada akhirnya kearah penyesuaian keterampilan menyertai
terjadinya proses menua (menjadi tua).
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa studi perkembangan gerak tidak hanya
terbatas pada lingkup masa pertumbuhan fisik melainkan mencakup perubahan yang terjadi
pada masa usia tua. Perlu ditekankan bahwa perkembangan dalam studi perkembangan gerak
adalah perkembangan sejalan dengan bertambahnya usia, bukan perkembangan yang
dihasilkan dari proses latihan fisik.
Perkembangan karena pertambahan usia dengan perkembangan karena hasil latihan
fisik memang tidak bisa dipisahkan sama sekali, namun secara konseptual kedua hal tersebut
adalah berbeda. Dalam kehidupan normal walaupun tidak melakukan latihan fisik secara
khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Dalam hal ini latihan fisik bisa memacu atau
mempercepat peningkatan kualitas perkembangan gerak.
Contoh perkembangan adalah:
 Bayi yang belum bisa berjalan kemudian meningkat menjadi bisa berjalan tertatih-tatih 2
atau 3 langkah pada saat mengawali masa anak kecil; dan selanjutnya menjadi bisa
berjalan dengan gerakan yang lancar sampai beberapa langkah.
 Pada anak kecil mula-mula baru bisa memegang bola dan belum bisa memantul-
mantulkannya ke lantai; kemudian menjadi bisa memantul-mantulkan sekali dua kali; dan
selanjutnya bisa melakukannya dengan gerakan yang lancar menggunakan 2 tangan atau 1
tangan berulang kali tanpa terlepas.

Kematangan adalah kemajuan yang bersifat kualitatif dalam perkembangan biologis berkenaan
berkenaan dengan kemajuan seluler, organ, dan sistem dalam komposisi biokimia.
Kematangan merupakan kemajuan kearah status matang. Kematangan mencerminkan tingkat
integrasi fungsional sistem tubuh dan kemampuan reproduksi. Yang dimaksud integrasi
fungsional sistem tubuh adalah kemampuan sistem tubuh misalnya: sistem pencernaan sistem
peredaran darah, sistem pernafasan, sistem kelenjar, dan sistem penggerak tubuh untuk
berfungsi atau bekerja secara serasi dalam menopang kehidupan atau aktivitas sehari-hari
Sedangkan kemampuan reproduksi adalah kemampuan untuk memperoleh keturunan atau
anak.
Kematangan merupakan kemajuan yang bersifat intrinsik dan menggambarkan
perubahan yang berkembang dalam sualu urutan sejalan dengan pertambahan usia. dan tanpa
pengaruh langsung oleh stimulus external. Bersifat intrinsik artinya adalah ada di dalam diri
individu atau semata-mata timbul dari dalam diri sendiri. bukan timbul karena faktor-faktordari
luar individu. Stimulus external adalah rangsangan yang berasal dari luar diri individu.
Proses meningkatkan individu menjadi matang, seperti halnya dalam pertumbuhan dan
perkembangan juga berlangsung secara berangsur-angsur. Proses peningkatan kematangan
berhubungan dengan terjadinya masa-masa sensitif untuk munculnya atau berkembangnya
perilaku baru. Munculnya suatu perilaku tertentu di mana sebelumnya belum pernah
dilakukannya, menunjukkan bahwa individu atau anak yang bersangkutan mulai matang untuk
bisa melakukan perilaku tersebut. Apabila guru-guru kematangan itu muncul, yang berperan
selanjutnya adalah proses belajar. Proses belajar akan menyempurnakan penguasaan perilaku
yang muncul dalam proses kematangan. Contoh munculnya tguru-tguru kematangan adalah
 Pada bayi yangsudahbisa duduk pada usia mendekati satu tahun, yang sedang berusaha
untuk mengangkat tubuhnya seoiah-olah ingin berdiri. Tiba-tiba anak itu benar-benar bisa
mengangkat tubuhnya sampai pada sikap berdiri, padahal sebelumnya dia belum pernah
mampu seperti itu. Keadaan semacam ini bisa menunjukkan bahwa anak itu mulai matang
untuk bisa berdiri. Pada saat ini peranan orang tua menjadi penting dalam memberi
kesempatan kepada anak untuk belajar berdiri sehingga cepat bisa berdiri dengan tegak
dan tidak mudah jatuh.
 Pada anak kecil yang sudah bisa berdiri tetapi belum memiliki keseimbangan yang baik atau
anak kecil yang baru bisa melangkah tertatih-tatih sambil berpegangan pada kursi atau
perabot rumah tangga lainnya; tiba-tiba ia nelepaskan pegangannya dan berusaha
melangkahkan kakinya seolah-olah ingin berjalan kesuatu arah tertentu misalnya kearah ibu
yang berada didekatnya.
Kedua perspektif tersebut yaita perspektif biologis dan perspektif psikologis diperlukan
dalam studi perkembangan gerak. Studi perkembangan gerak memerlukan pengetahuan
tentang pertumbuhan fisik serta perubahan yang bersifat fisiologis sehubungan dengan aktivitas
yang berbentuk gerakan tubuh dan sehubungan juga dengan akibat dari pertambahan usia.
Pengetahuan tentang pertumbuhan fisik dan perubahan fisiologis termasuk didalam
konsep kajian biologis. Selain itu penting juga memahami perilaku yang dihasilkan dari
keputusan yang difikirkan dan perasaan individu. Perilaku semacam itu memainkan peranan
penting dalam pemilihan aktivitas, partisipasi individu dalam aktivitas dan keberhasilan dalam
melakukan aktivitas gerak keterampilan. Perkembangan perilaku yang menyangkut fikiran dan
perasaan termasuk dalam kajian perspektif psikologis khususnya psikologi perkembangan.
Dengan gambaran mengenai pentingnya perspektif biologis dan perspektif psikologis
dalam studi perkembangan gerak, maka ada teori biologis dan psikologis yang perlu
dimanfaatkan untuk mengkaji berbagai aspek di dalam perkembangan gerak.
Ada beberapa teori penting dalam psikologi perkembangan yang bisa menjadi acuan
dalam studi perkembangan gerak yaitu:
1. Teori kematangan (maturational theory)
2. Teori keperilakuan (behavioral theory)
3. Teori kognitif (cognitive theory)
Pandangan dan teori-teori tersebut disini dengan menitikberatkan pada hal-hal yang
erat kaitannya dengan perkembangan gerak.

Anda mungkin juga menyukai