Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS

PADA NY. A USIA 30 TAHUN G2 P1 A0 USIA HAMIL

36+5 MG DENGAN LETAK SUNGSANG

DI PUSKESMAS KUTASARI

DISUSUN OLEH:

NAMA : KHASNA NURUL ADZQIA

NIM : P1337424318034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN PURWOKERTO


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2021

I
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Kegawat Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1
Menit di Puskesmas Kutasari

Laporan Ilmiah ini disusun oleh:

Nama : Khasna Nurul Adzqia

NIM : P1337424318034

Semeter : Semester 6

Disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Purbalingga, 13 Febuari 2021

Mengetahui,

Pembimbing Praktek Praktikan

Septerina P.W., SST., M.Kes Khasna Nurul Adzqia


P1337424318034
NIP. 198009240086

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Kegawat Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit di
Puskesmas Kutasari” Laporan ini disusun untuk memenuhi target kompetensi
pada PKK III.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan ilmiah ini, antara lan;

1. Ibu Sri Rahayu, S.Kp.Ns.,S.Tr.Keb.,M.Kes. selaku Ketua Jurusan


Kebidanan Semarang
2. Ibu Rusmini, S.Kep.,Ns.,MH selaku Ketua Jurusan Diploma III Kebidanan
Purwokerto
3. Ibu Septerina P.W., SST., M.Kes selaku dosen pembimbing istitusi
4. Serta pihak-pihak lain yang penulis tidak dapat penulis tuliskan satu-
persatu.

Penulis menyadari masih perlu banyak belajar dan latihan dalam penyusunan
karya ilmiah ini dan semoga laporan ilmiah ini dapat memberikan manfaat banyak
pihak.

Purbalingga, 13 Febuari 2021

Penulis

III
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Asfiksia.......................................................................................4
B. Klasifikasi Asfiksia.......................................................................................4
C. Tanda dan Gejala Asfiksia............................................................................4
D. Patofisiologi Asfiksia....................................................................................4
E. Penatalaksanaan Asfiksia..............................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif.............................................................................................23
B. Data Obyektif..............................................................................................24
C. Analisa.........................................................................................................25
D. Penatalaksanaan..........................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN
A. Data Subyektif ...........................................................................................28
B. Data Obyektif.............................................................................................30
C. Analisa........................................................................................................32
D. Penatalaksanaan.........................................................................................32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................33
B. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34

IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020
Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu
16/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi
perhatian penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59%
kematian bayi. (WHO, 2020)
Tingginya angka kematian bayi serta prevalensi balita gizi kurang ini
mendasari ditetapkannya indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) sekaligus disesuaikan dengan target pencapaian MDGs, yaitu
menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) dari 16/100.000 menjadi
10/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan prevalensi gizi kurang balita
menjadi 15 % pada tahun 2024 di Puskesmas dan Rumah Sakit. Sehingga
dibutuhkan suatu pelayanan kesehatan yang sesuai bagi anak khususnya bayi
baru lahir. (RPJMN, 2020)
Salah satu penyumbang terbesar Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia yaitu asfiksia. Asfiksia adalah ketidakmampuan bayi untuk bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Mengingat masa setelah lahir
merupakan suatu masa adaptasi yang sangat kritis dan menentukan untuk
kehidupan individu selanjutnya sehingga diperlukan tindakan khusus pada bayi
asfiksia. (Hidayat A.A, 2005)
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada kegawat daruratan neonatus pada By. Ny. F umur 1 menit di
Puskesmas Kutasari.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Kegawat
Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan
Asfiksia Berat di Puskesmas Kutasari
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan dari pengkajian
sampai evaluasi dengan melakukan pendekatan manajemen
kebidanan meliputi :
a. Melakukan pengkajian data Subyektif Pada Kegawat Daruratan
Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan Asfiksia
Berat di Puskesmas Kutasari
b. Melakukan pengkajian data Obyektif Pada Kegawat Daruratan
Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan Asfiksia
Berat di Puskesmas Kutasari
c. Melakukan Analisa kasus Pada Bayi Baru Lahir Pada Kegawat
Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan
Asfiksia Berat di Puskesmas Kutasari
d. Melakukan Penatalaksanaan Pada Kegawat Daruratan
Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan Asfiksia
Berat di Puskesmas Kutasari

C. MANFAAT
1. Bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada kegawat daruratan neonatus
dengan asfiksia yang sesuai dengan prosedur.
2. Bagi penulis
Menambah pengetahuan sehingga penulis dapat mengerti, memahami dan
menerapkan secara langsung di lapangan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada kegawat daruratan neonatus pada bayi Ny. F umur 1 menit
dengan asfiksia berat di Puskesmas Kutasari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan Patofisiologis

1. Kehamilan Letak Sungsang

a. Pengertian Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang

dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri

(Saifuddin, 2008 : 198) .

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang(membujur) dalam

Rahim, kepala berada di fundus, dan bokong berada dibawah (Mochtar, Rusam.

1998 : 350).

Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan kelainan dalam

polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah. Penunjuknya adalah sacrum.

Sacrum kanan depan (RSA = right sacrum anterior) adalah presentasi bokong

dengan sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter

bitrochanterica janin berada pada diameter oblique dextra panggul ibu (Oxorn,

Harry & Forte, 2010 : 195).

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya adalah bokong,kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4

% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37

minggu), presentasi bokong meruapakan mallpresentasi yang paling sering di

jumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu,kejadian presentasi bokong berkisar

antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala

setelah umur kehamilan 34 minggu(Sarwono, 2010v: 588). Presentasi bokong

merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan

28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30 %, dan sebagian


besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.

Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa

faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus,

polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel,

anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong

sebelumnya. Manajemen presentasi bokong mengalami perubahan yang mengarah

kepada semakin dipilihnya cara persalinan bedah sesar dibandingkan vaginal.

Pada tahun 1990 sebanyak 90 % kasus presentasi bokong dilahirkan secara

bedah sesar, sedangkan pada tahun 1970 hanya sebanyak 11,6 %. Kecenderungan

tersebut sangat berkaitan dengan bukti-bukti yang menunjukan hubungan cara

persalinan dengan risiko kematian atau mordibitas perinatal. Meskipun nilai

ambang dilakukannya bedah sesar pada kasus presentasi bokong semakin rendah,

keterampilan melakukan persalinan vaginal masih tetap diperlukan. Kontroversi

masih terjadi dalam pilihan cara persalinan pada presentasi bokong. Hal tersebut

hendaknya tidak membuat kekhawatiran terjadinya kematian atau mordibitas

perinatal membuat semua kasus presentasi bokong dilakukan bedah sesar.

Argumentasi atas hal tersebut adalah (a) mordibitas dan mortalitas perinatal pada

presentasi bokong tidak semata-mata berkaitan dengan cara persalinannya, akan

tetapi berhubungan dengan trauma persalinan, prematuritas, dan kelainan

kongenital, (b) protokol khusus yang dikembangkan untuk penanganan persalinan

dengan presentasi bokong memberikan luaran yang serupa dengan luaran bedah

sesar elektif. Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada

persalinan secara bedah sesar maupun vaginal (Saifuddin, 2014 : 135).


b. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap

ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air

ketuban relatif banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.

Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak

sungsang atau letak lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah

air ketuban relative berkurang. Karna bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih

besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas

dari fundus uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen

bawah uterus. Dengan demikian dapat di mengerti mengapa pada kehamilan

belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada

kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.

Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam

posisi sungsang (Saifuddin, 2014 : 148).

c. Klasifikasi Letak Sungsang

Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi

pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi

bokong, yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan

kaki. Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit,

kaki inkomplit, dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya

direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan persalinan vaginal(Sarwono,

2010 : 589).
Ada empat macam presentasi bokong menurut (Oxorn, Harry & Forte,

2010 : 196).

1) Sempurna : flexi pada paha dan lutut

2) Murni : flexi pada paha; extensi pada lutut. Ini merupakan jenis yang

tersering dan meliputi hamper dua per tiga presentasi

bokong.

3) Kaki : satu atau dua kaki, dengan extensi pada paha dan lutut. Kaki

merupakan bagian terendah.

4) Lutut : satu atau dua lutut, dengan extensi pada paha, flexi pada

lutut.

d. Etiologi Letak Sungsang

Faktor-faktor etiologi presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban

yang berlebihan, kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibromyoma,

hydrocephalus, dan janin besar. Setiap keadaan yang mempengaruhi masuknya

kepala janin kedalam panggul mempunyai peranan dalam etiologi presentasi

bokong. Banyak yang tidak diketahui sebabnya, dan setelah mengesampingkan

kemungkinan-kemungkinan lain maka sebab malposisi tersebut baru dinyatakan

hanya karna kebetulan saja. Sebaliknya, ada prsentasi bokong yang membakat.

Beberapa ibu melahirkan bayinya semuanya dengan presentasi bokong,

menunjukan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga cocok

untuk prsentasi bokong dari pada presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus

atau di cornu uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong

(Oxorn, Harry & Forte, 2010 : 195).

Menurut Martica D. G. Silinaung, Juneke J. Kaeng, dan Erna Supraman

(2014) karakteristik persalinan letak sungsang ditemukan hasil bahwa persalinan

letak sungsang paling banyak ditemukan pada ibu multigravida.


e. Prognosis Letak Sungsang

1) Bagi ibu

a) Kemungkinan robekan pada perenium lebih besar

b) Ketuban lebih cepat pecah

c) Partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi

d) Endrometritis

e) Pelepasan plasenta

2) Bagi janin

a) Kematian perinatal

b) Prolapse tali pusat

c) Trauma pada bayi akibat: tangan dan kepala menjuntai,

pembukaan serviks yang belum lengkap,CPD.

d) Asfiksia

e) Perlukaan/ trauma pada organ abdominal atau pada leher.

f. Diagnosis Letak Sungsang

Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.

Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila

umur kehamilannya > 34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat

keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan dalam vagina

dan atau pemeriksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya

presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya

prosedur versi luar yang direkomendasikan guna menurunkan insidensi persalinan

dengan presentasi selain kepala dan persalinan bedah sesar. Pemeriksaan yang

hanya menunjukan adanya presentasi bokong saja belum cukup untuk membuat
perkiraan besarnya risiko guna pengambilan keputusan caara persalinan yang

hendak dipilih. Taksiran berat jain, jenis keadaan bokong, keadaan selaput

ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala

janin, kemajuan persalinan, pengalaman penolong, dan ketersediaan fasilitas

pelayanan intensif neonatal merupakan hal-hal yang penting untuk diketahui.

Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi pasien

yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi bokong,

yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan kaki.

varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki

inkomplit, dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya

direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan persalinan vagina (Sarwono,

2010 : 588).

Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut (Marmi, 2011) dapat

ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan yaitu :

1) Pemeriksaan abdomminal

a) Letaknya adalah memanjang

b) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa seperti

kepala, di curigai adalah bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot

paha terengang di atas tulang-tulang di bawahnya, memberikan

gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan keselahan

diagnosa.

c) Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian kecil

ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.

d) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bila kepala

ada di bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan lebih bulat dari

pada
bokong dan kadangkadang dapat dipantulkan (ballottement). Kalau di

fundus uteri taraba masa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai

presentasi bokong.

e) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

2) Denyut jantung janin Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas

umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right Sacrum

Anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran kanan atau

perut ibu. Kadang-kadang denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus,

dalam hal ini banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah

oleh sebab itu denyut jantung janin terdengar tidak ditempat biasa.

3) Pemeriksaaan dalam

a) Bagian terendah teraba tinggi

b) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura

dan fontanella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukan adanya mal

presentasi.

c) Bagian terendahnya teraba lunak dan inreguler. Anus dan tuber

ishiadicum terletak pada satu garis. Bokong tidak teraba, yang teraba

hanya bagian muka.

d) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik dibawah

dan teraba oleh jari-jari pemeriksan, hanya dapat teraba bagian kepala

seperti tulang yang keras.

e) Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul dan daimeter bitrochanteria

ada pada diameter obliqua kanan.

f) Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.


Pemeriksaan Sinar X Sinar X berguna baik untuk menegakkan diagnosa

maupun untuk menentukan perkiraan ukuran dan konfigurasi panggul ibu.

Pemeriksaan sinar X harus dikerjakan pada semua primigravida dan pada

multipara yang mempunyai riwayat persalinan sukar atau bayi-bayi yang lahirkan

sebelum kecil semua, sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin,

demikian pula kalainan-kelainan seperti hydrochepalus.

Ultrasonografi Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan

memastikan letak janin yang tidak normal. Letak sungsang dikenal pula dengan

istilah kelahiran bokong dengan empat kemungkinan. Kemungkinan pertama,

ditemukan bokong sempurna atau bokong kaki, jika kedua tungkai terlipat

didepan perut. Kedua, bokong murni, kalau kedua tungkai menekuk lurus kearah

depan tubuh hingga bekerja sebagai badai mengurangi kebebasan gerak lahir.

Terakhir, bokong lutut, satu atau dua lutut menghadap jalan lahir (Sarwono, 2010

: 589).

g. Penanganan Letak Sungsang Pada Masa Kehamilan

Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi

pada saat persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah

presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi dan atau

akupuntur, dan posisi dada-lutut(Knee Chest). Bukti-bukti tentang manfaat dan

keamanan tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan

moksibusi dan/ atau akupuntur, dan posisi dada-lutut. Dengan demikian, baru

tindakan versi luar yang direkomendasikan (Sarwono, 2010 : 590). Salah satu

penanganan tindakan versi luar adalah dengan melakukan posisi knee chest.
h. Knee Chest Position

1) Definisi Knee Chest Position

Secara harfiah knee chest position berarti posisi lutut-dada

atau menungging atau biasa juga disebut dengan posisi sujud.

Menurut dr. Frizar Irmansyah, SpOG (K) menyatakan bahwa knee

chest position adalah posisi sujud yang dapat dilakukan untuk

memutar posisi bayi sungsang menjadi posisi yang seharusnya.

Knee chest position ini dapat dilakukan pada usia kandungan 7-8

delapan bulan. Durasi untuk melakukan posisi sujud ini dilakukan

selama 5-10 menit dua kali dalam sehari.

Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah yang

diharapkan setelah melakukan Knee Chest Position (KCP) ini.

Dilakukan 2-3 kali sehari selama 10-15 menit. Dimana diharapkan

bokong janin yang telah turun akan bebas kembali sehingga terjadi

versi spontan.Usia kehamilan yang dianjurkan untuk KCP adalah

usia kehamilan 30-32 minggu. Kalau 1 minggu tidak berhasil

berarti versi luar juga sia-sia (Rizkiani, 2013 : 288).

Gambar 1 Knee Chest Position

Sumber : (Rizkiani, 2013 : 288)


2) Kegunaan Knee-Chest Position

Kondisi melahirkan sungsang (bokong) biasanya terjadi

ketika kepala bayi tidak berada pada jalan lahir diusia kehamilan

37 minggu. Janin akan berputar-putar dalam rahim hingga berumur

35-36 minggu. Melahirkan bayi dengan kepala diatas, dapat

mempengaruhi proses persalinan. Adapun salah satu cara untuk

mencegah melahirkan sungsang (bokong) adalah melakukan knee

chest position, dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke

bawah. Dilakukan rutin 2 kali setiap hari pagi dan sore selama 10

menit. Kegiatan ini sangat mengurangi kemungkinan melahirkan

sungsang, aman dan memberi ruang pada bayi untuk berputar

kembali ke posisi normal. Kemungkinan berhasil adalah 92%.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan posisi janin

letak bokong pada kehamilan. Penyebab yang umumnya terjadi

antara lain panggul sempit, plasenta previa atau lainnya. Usaha

yanga dapat dilakukan untuk mengubah posisi janin menjadi

kepala di bawah adalah melakukan knee chest position (posisi

lutut-dada), berlututlah seperti dalam posisi sujud, letakan dada

pada dasar lantai, bernafaslah dengan rileks, lakukan posisi ini

antara 5 sampai 10 menit. Posisi knee-chest dapat dilakukan 1

sampai 2 kali sehari.

Posisi janin dikatakan sudah mantap (tidak berubah lagi)

setelah usia kehamilan 35 minggu. Jadi, bila pada usia kehamilan

32 minggu letaknya sungsang, masih ada kemungkinan berubah


karena usia kehamilan belum 35 minggu. Biasanya dokter akan

menyarankan ibu melakukan gerakan tertentu yang disebut knee-

chest position, yaitu gerakan seperti sujud, salah satu pipi

menempel di lantai, kedua lutut menempel di lantai dan bokong

dalam posisi menungging. Dilakukan minimal 2 kali sehari, selama

10-15 menit. Gerakan ini bertujuan agar janin berputar sehingga

bagian terbawahnya adalah kepala.

Dalam penelitian B. Kenfack dkk, instruksi yang diberikan

kepada perempuan untuk mengasumsikan posisi knee chest selama

15 menit tiga kali sehari selama seminggu, berhasil mengubah

presentasi sungsang ke presentasi kepala 61% dari wanita

dibandingkan dengan versi spontan 40% pada kelompok kontrol,

dengan signifikan secara statistik perbedaannya. Studi ini

menunjukkan bahwa menasihati perempuan dengan janin

presentasi sungsang antara minggu ke-36 dan ke-37 untuk

menggunakan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali sehari

aman, sederhana dan secara signifikan mengurangi kejadian

sungsang saat persalinan.

Dapat disimpulkan kegunaan dari knee-chest position adalah

a) Mencegah melahirkan sungsang/bokong

b) Memutar posisi janin sehingga bagian bawahnya adalah kepala.


3) Teknik Knee-Chest Position

Untuk melakukan knee chest position adalah:

a) Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakan

dilantai, salah satu sisi muka menempel di lantai,

kedua kaki direntangkan selebar bahu.

b) Dada dan bahu sedapat mungkin menempel dilantai

c) Lipat kedua lutut sehingga paha tegak lurus dengan


lantai

d) Pertahankan posisi selama 5-10 menit

Hal ini dapat membantu memperbaiki posisi janin tidak normal menjadi presentasi
kepala dan meningkatkan peredaran darah pada dinding panggul.

1
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS

PADA NY. A USIA 30 TAHUN G2 P1 A0 USIA HAMIL

36+5 MG DENGAN LETAK SUNGSANG

DI PUSKESMAS KUTASARI

I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 13 Febuari 2021

Jam : 11.30 WIB

Tempat : Puskesmas Kutasari, R. KIA

IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien : Penanggung Jawab :

No. Register : Hubungan dengan pasien : Suami


Nama : Ny. A Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Karang Klesem 2/1 Alamat : Karang Klesem 2/1

II. DATA SUBYEKTIF


1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ini merupakan
kunjugan ulangnya

2
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.

3. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Sekarang : Ibu mengatakan dalam kondisi sehat dan tidak
sedang masa pengobatan seperti diabetes melitus,
sifilis, hipertensi, HIV/AIDS, asma, hepatitis.
b. Yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti, hepatitis, sifilis, HIV/AIDS, TBC
serta tidak mempunyai penyakit menahun seperti,
jantung, hipertensi, ginjal.
c. Keluarga : Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti, diabetes
melitus, asma, serta penyakit melular seperti,
hepatitis, syfilis, HIV/AIDS, TBC, dan tidak
mempunyai kelainan bawaan dan riwayat kembar.

4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 14 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada

Siklus : 28 hari Lama


: 7 hari

Warna darah : Merah darah Leukhorea :-

Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 3 – 4x perhari

b. Riwayat Kehamilan sekarang :


1) G ke 2, hamil 36+5 mgg ANC: 12 x

2) HPHT : 29 - 6 - 2020 Fe : 110 tablet

3) HPL : 6 - 4 - 2020

4) Gerak janin :

 Pertama kali : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 18 minggu


 Frekuensi dalam 12 jam : Ibu mengatakan 12 x dalam 12 jam.

3
5) Tanda bahaya :
Ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya seperti keluar keluar
darah di jalan lahir, pusing hebat, nyeri hebat, dan mual mual
muntah yang berlebih.

6) Kekhawatiran khusus:
Ibu mengatakan tidak ada kehawatiran khusus dalam kehamilannya.
7) Imunisasi TT : TT 5 x

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:

Kead
Kehamilan Persalinan Nifas anak
sekarang
Tahun
Frek Keluhan/ JK/ Asi
UK Jenis Penolong Penyulit IMD Penyulit
ANC Penyulit BB eksklusif

P/
Letak Presentasi
2017 14x 38+5 Spontan Bidan 2600 Bokong 1 jam - Ya Baik
Sungsang
grm

2021 Hamil ini

5. RIWAYAT PERKAWINAN
Status Perkawinan : SAH Perkawinan ke
:1
Lama Perkawinan : 5 tahun
6. RIWAYAT KB : Pernah/ tidak pernah
a. Jika pernah :
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas

Suntik 3 tahun - Ingin memiliki anak

4
b. Rencana Setelah Melahirkan :
Ibu mengatakan akan menggunakan AKDK/Implant.

7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

5
POLA
KESEH SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL
ARIAN
Makan : 2x/hari porsi Makan : 4x/hari porsi
Pola
sedang sedikit
Nutrisi
Minum : 5x/hari Minum : 8x/hari + susu
BAB : 2x/hari, tanpa BAB : 2x/hari, tanpa
Pola
keluhan keluhan
Elimina
BAK : 4x/hari, tanpa BAK : 5x/hari, tanpa
si
keluhan keluhan
Pola Melakukan perkerjaan
Melakukan perkerjaan
aktivitas rumah tangga dengan
rumah tangga
t dibantu suami
Pola
istirahat Tidur siang : 1 jam Tidur siang : 2 jam
dan Tidur malam : 5 jam Tidur malam : 6 jam
tidur
Pola
3x/ minggu 1x/ minggu
sexual

Mandi : 2x/hari Mandi : 2x/hari


Pola Gosok gigi : 3x/hari Gosok gigi : 2x/hari
hygiene Keramas : 2x/minggu Keramas : 2x/minggu
Ganti baju : 2x/minggu Ganti baju : 3x/minggu

Mengkonsumsi Mengkonsumsi makanan


Pola makanan bergizi dan bergizi seimbang dan tidak
hidup tidak pernah merokok, pernah merokok,
sehat mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi alkohol,
obat/jamu obat/jamu

Riwayat Psikososial-spiritual
a. Kehamilan ini diharapkan / tidak oleh ibu, suami, keluarga

6
b. Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan
bahwa ibu, suami, dan keluarga senang atas kehamilannya.
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu mengatakan bahwa
pemecahan masalah dengan cara musyawarah dengan suami.
d. Ibu tinggal serumah dengan : Ibu mengatakan ibu tinggal serumah
dengan suami.
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Ibu mengatakan pengambil
keputusan utama dalam keluarga adalah suami.
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak mengambil keputusan
sendiri.

f. Orang terdekat ibu : Ibu mengatakan bahwa orang terdekat dengannya


adalah suami
g. Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami.
h. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Ibu
mengatakan adat istiadat yang dilakukan ibu yang berkaitan dengan
kehamilan adalah mapati dan mitoni.
i. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Ibu
mengatakan rencana persalinan dilaukan di Puskesmas oleh Bidan.
j. Penghasilan perbulan: Rp. 4 juta Cukup/Tidak Cukup
k. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : Ibu
mengatakan tidak berpuasa selama hamil
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 dan lainya,
8. TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN
- Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengatakan sudah
mengetahui tentang kehamilannya

7
- Hal-hal yang ingin diketahui ibu :
1) Ibu mengatakan ingin mengetahui tentang tanda bahaya
sesuai dengan usia dan kondisi kehamilannya
2) Ibu ingin mengetahui tentang persiapan persalinan sesuai
dengan kondisi kehamilannya

III. DATA OBYEKTIF:


1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Tensi : 110/70 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 80 x/menit
BB ( sebelum/selama) : 56/67 kg Suhu/T : 36,3 oC
TB : 155 cm RR : 20 x/menit
LILA : 25 cm

b. Status Present

8
Kepala : Bentuk mesocepal, simetris, bersih, tidak ada jahitan
atau luka, rambut tidak mudah rontok, tidak ada
ketombe.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih tidak
sianosis, tidak ada secret.
Hidung : Tidak ada secret dan polip.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis,bibir tidak pecah-pecah,
mukosa kemerahan, gusi tidak berdarah
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembengkakakan kelenjar limfe dan
tiroid.
Ketiak : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan abdormal pada payudar,
tidak ada retraksi dinding dada.
Perut : Tidak ada bekas oprasi, hepar, limfe, dan ginjal tidak
ada nyeri tekan.
Lipat paha : Tidak ada varises, tidak ada tanda hooman..
Vulva : Tidak Tidak ada varises, tidak ada kondilomata, tidak
odem, tidak bekas jahitan
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak odem, jari lengkap, tidak
ada kelainan, turgor baik, kapiler refil
kebmali dalam 1 detik
Bawah : Simetris, tidak odem, jari lengkap, tidak
ada kelainan, turgor baik, kapiler refil
kembali dalam 1 detik.
Punggung : Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan tulang
belakang.
Anus : Tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik
1. Inspeksi
Muka : Ada colasma gravdarum, tidak pucat, tidak odem.
Mamae : Simetris, puting menonjol, aerola menghitam,
colostrum sudah keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas oprasi, ada line nigra, ada striae
gravidarum, tidak ada hiperpigmentasi
Vulva : Tidak Tidak ada varises, tidak ada kondilomata, tidak
9
odem, tidak ada bekas jahitan
2. Palpasi

Leoplod I : Pada fundus teraba 1 bagian keras, bulat, melenting


(kepala).
Leoplod II : Bagian Kanan : Teraba bagian bagian kecil
(ekstermitas)
Bagian Kiri : Teraba 1 bagian keras, memanjang,
seperti papan (punggung)
Leoplod III : Pada bagian bawah perut teraba 1 bagian lunak, bulat,
tidak melenting (bokong)
Leoplod IV : Konvergen
2.
TFU : 32 cm
TBJ : (32-11) x 155 = 3.255 gram
3. DJJ : 142 x/menit

4. Reflek Patella : +/+

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Dilakukan pemeriksaan Lab :

Hb : 12,5 gr% PU : Negatif

IV. ANALISA
Diagnosa : Ny. A usia 30 tahun G2 P1 A0 hamil 36+5 minggu janin
tunggal hidup intrauteri punggung kiri presentasi bokong
dengan letak sungsang

Masalah : Ibu merasa cemas tidak dapat melahirkan dengan normal

Diagnosa Potensial : Rupture Uteri

Tindakan Segera : Kolaborasi dokter

10
V. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 13 Febuari 2021
Jam : 11.45 WIB

1. Melakuan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan


janin dalam keadaan sehat.
Keadaan Umum : Baik Tensi : 110/70 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 80 x/menit
BB ( sebelum/selama) : 56/67 kg Suhu/T : 36,3 oC
TB : 155 cm RR : 20 x/menit
LILA : 25 cm TFU : 32 cm
DJJ : 142 x/menit TBJ : 3.255 gram

Hasil : Ibu mengetahui kondisinya saat ini dan ibu merasa senang
2. Memberikan penkes tanda bahaya pada ibu hamil TM III yaitu nyeri perut
hebat, perdarahan pervaginam, pandangan kabur, sakit kepala menerus di
sertai kejang, berkurangnya geraka janin. Jika terjadi tanda bahaya TM III
tersebut segera memeriksakan diri
Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali tanda bahaya TM III serta dapat
menyebutkan apa yang harus dilakukan apabila terjadi tanda bahaya
tersebut.
3. Memberikan penkes tanda tanda persalinan yaitu perut mules mules teratur,
semakin sering dan semakin lama, keluar lendir bercampur darah atau
ketuban dari jalan lahir. Jika terjadi tanda persalinan tersebut segera
datangi tempat persalinan
Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali tanda tanda persalinan serta dapat
menyebutkan apa yang harus dillakukan apabila terjadi tanda persalinan
tersebut.

11
4. Memberikan penkes persiapan persalinan, antara lain:
a. Tempat bersalin : Rumah saki, Puskesmas
b. Penolong persalinan : Dokter, Bidan
c. Kendaraan/Transportasi : Mobil, Motor
d. Pendamping persalinan : Suami, Keluarga
e. Pengambil keputusan : Suami, Keluarga
f. Biaya persalinan : Menggunakan Jamkes/tidak
g. Pendonor darah : Untuk mengantisipasi kegawat daruratan

12
Hasil : Ibu paham dan mengerti apa yang saja yang harus dipersiapkan
menjelas persalinan.
5. Memberikan terapi Fe 10 tablet 1x1 diminum dimalam hari sebelum tidur
dan Kalsium 1x1 diminum dipagi hari. Tidak diminum bersamaan dengan
minum susu/teh/kopi.
Hasil : Ibu paham dan bersedia melakukan terapi yang dianjurkan.
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu yang akan datang atau
jika ibu mengalami keluhan/masalah kesehatan pada masa kehamilan.
Hasil : ibu paham dan bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu
yang akan datang atau jika ibu mengalami masalah kesehatan pada masa
kehamilannya.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter, terkait letak sungsang
Hasil : Rujuk ke poli kandungan RS.
8. Melakukan dokumentasi
Hasil : Telah dilakukan dokumentasi

13
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuain antara


teori dan kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang
mendukung antara fakta dan kenyataan serta ditambah opini yang luas
dari penulis sebagai pendamping klien yang melaksanakan Asuhan Pada

Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L Umur 1 Jam di Puskesmas 1 Wangon.

A. Data Subyektif

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan identitas bayi


baru lahir, yang mana lahir pada tanggal 20 Mei 2020 pukul 03.30
WIB, jenis kelamin perempuan serta identitas orang tua yaitu Ny. L
usia 20 tahun dan Tn. A usia 31 tahun. Pengkajian pada identitas
bayi baru lahir dan identitas orang tua ini sesuai dengan teori
menurut Sondakh (2013) untuk menghindari kesalahan atas intervensi
yang akan dilakukan.

Pada pengkajian riwayat kehamilan ibu mengatakan usia


kehamilannya yaitu 37+5 minggu, bersadarkan teori menurut Rochmah
(2012) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu. Sehingga usia kehamilan Ny. L termasuk
dalam kehamilan cukup bulan dan bayi Ny. L termasuk bayi baru lahir
nomal. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dalam
kehamilan apapun seperti diabetes mellitus (DM), hepatitis, TORCH,
hipertensi, TBC, Preeklamsia, penyakit jantung bawaan maupun
gangguan pada ginjal. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
kebiasaan yang merugikan selama hamil. Berdasarkan hasil pengkajian
diatas, menurut penulis riwayat kehamilan Ny. L telah sesuai dengan
teori dan bayi baru lahir Ny. L tidak memiliki resiko komplikasi yang

14
disebabkan riwayat kehamilan yang buruk seperti riwayat penyakit
jantung pada ibu dalam kehamilan dapat menyebabkan IUGR dan
BBLR pada bayi, Preeklampsia atau Eklampsia dapat mengakibatkan
bayi mengalami asfiksia (Prawirohardjo, 2010: N-30). DM dapat
mengakibatkan makrosomia atau berat badan lahir >4000 gram ,
kematian neonatus karena hipoglikemia, hidramnion (Fadlun, 2012).
Hipertensi dalam kehamilan dapat mengakibatkan pertumbuhan janin
terhambat didalam rahim, kematian janin didalam rahim, solusio
plasenta dan kelahiran prematur (Muslihatun, 2013: 181).

Pada pengkajian riwayat natal didapatkan bayi Ny. L usia 1


jam, jenis kelamin perempuan, lahir pada tanggal 20 Mei 2020, berat
badan lahir 2.820 gram, sesuai dengan teori menurut Rochmah (2012)
Berat badan lahir pada bayi baru lahir normal yaitu 2500 - 4000 gram.
Jadi bayi Ny. L dalam batas normal, tidak termasuk dalam bayi berat
lahir rendah (BBLR). BBLR menurut World Health Organization
(WHO) yaitu berat badan lahir <2500 gram. Panjang Badan 48 cm,
sesuai dengan teori menurut Sondakh (2013) Panjang badan pada bayi
baru lahir normalnya 45-55 cm. Jika <45 cm atau >55 cm menandakan
adanya penyimpangan kromosom atau herediter. Sehingga, panjang
badan pada bayi Ny. L dalam batas normal dan tidak ada
penyimpangan pada kromosom atau herediternya.

Berdasarkan pengkajian pada riwayat persalinan Ny. L


didapatkan, kehamilan Ny. L tunggal, lama persalinan kala I dan kala
II yaitu 4 jam 30 menit, jadi menurut penulis lama persalinan Ny. L
dalam batas normal dan tidak termasuk dalam persalinan lama
berdasarkan teori Wiknjosastro (2002) Bahwa persalinan lama adalah
persalinan yang dimulai dari fase laten >8 jam dan >12 jam dimuali
dari tanda tanda persalinan tanpa kelahiran bayi. Ibu mengatakan tidak
ada komplikasi pada persalinanya. Nilai APGAR pada bayi Ny. L yaitu
8-9-10, berdasarkan teori Hellen Varney (2007) Bayi normal (skor

15
APGAR 7-10), asfiksia sedang-ringan (skore APGAR 4-6), atau bayi
menderita asfiksia berat (skore APGAR 0-3), skor APGAR bayi
dengan asfiksia perlu dilakukan resusitasi bbl. Sehingga skor APGAR
bayi Ny. L dalam batas normal sesuai dengan teori, dan menurut
penulis bayi Ny, L tidak mengalami asfiksia, sehingga tidak perlu
dilakukan resusitasi.

Hasil pengkajian pola kebiasaan sehari hari pada bayi Ny. L


antara lain pada pola nutrisi didaptakan bayi sudah mulai minum ASI,
hal ini sesuai dengan teori Menurut Rukiyah (2013, h; 66) minuman
pokok yang diberikan pada bayi baru lahir yaitu Air Susu Ibu (ASI),
tanpa tambahan makanan lainnya. Sehinga dalam praktik dan teori
tidak ada kesenjangan. Pada pola istirahat dan aktifitas bayi baru lahir,
ibu mengatakan bayinya tidur dan menyusu, hal ini sesuai dengan teori
menurut Rukiyah (2013.h;71) yang menyebutkan bahwa dalam 2
minggu pertama setelah lahir,bayi normalnya sering tidur. Pada
umumnya neonatus sampai umur 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam.
Sehingga tidak ada kesenjangan pada teori dalam praktiknya. Pada
pola eliminasi bayi Ny. L sudah BAB 1kali yang mana berupa
mekonium dan BAK 1kali kosistensi cair dan berwarna kuning jernih,
hal ini sesuai dengan teori menurut Rukiyah (2013,h;69).

B. Data Obyektif

Berdasarkan pengkajian pada pemeriksaan umum bayi Ny.


L didapatkan, keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
denyut nadi : 133 x/menit sesuai dengan teori bahwa frekuensi
jantung bayi baru lahir normalnya adalah 100-160 x/menit (varney,
2008, h; 1197). Suhu : 36,70C, hal ini sesuai dengan teori menurut
Arsinah (2010, h;137) suhu normal pada neoatus adalah 360C-370C,
dan tidak ada tanda tanda hipotermia. Dan frekuensi nafas bayi 45
x/menit, yang mana sesuai dengan teori bahwa frekuensi nafas

16
normal bayo baru lahir adalah 40-60 x/menit (varney,2008, h;
1197). Berdasarkan hal diatas, keadaan umum bayi Ny. L dalam
batas normal sesuai dengan teorinya. Sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.

Berdasarkan pengkajian pada pemeriksaan antropometri


bayi Ny. L BB : 2820 gram, PB : 48 cm, LK : 32 cm, LD : 33 cm,
LiLA : 12 cm, yang mana sesuai dengan teori menurut Jenny J.S.
(2013, h;150) kriteria pada bayi baru lahir normal yaitu Berat badan
lahir antara 2500-4000 gram, panjang badan bayi antara 48-50 cm,
lingkar kepala bayi 33-35 cm, dan lingkar dada bayi 32-34 cm.
Menurut penulis hasil antropometri pada bayi Ny. L dalam batas
normal sesuai dengan teorinya. Sehingga dalam praktik telah sesuai
dengan teori.

Pengkajian pada pemeriksaan fisik bayi Ny. L didapatkan,


kepala tidak ada hematoma, tidak ada cuscedeneum, masih terdapat
vernik caseosa, warna kulit selama merah muda, tidak ada ruam,
tidak ada tanda tanda ikterus, tidak ada kelainan kongenital pada
anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda hipotermia, anus berlubang,
pada genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora. Menurut
penulis pemeriksaan fisik pada bayi Ny. L dalam batas normal
sesuai dengan teori menurut Walyani (2015). Sedangkan pada
pemeriksaan reflek bayi baru lahir meliputi reflek rooting, sucking,
grasping, moro, tonic neck, dan babinski didapatkan bayi Ny. L
merespon dengan baik terhadap reflek yang diberikan. Sehingga
menurut penulis reflek bayi Ny. L dalam batas normal sesuai
dengan teori Jenny Sondakh (2013). Dan tidak ada kesenjangan
pada teori dengan praktiknya.

17
C. Analisa

Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan data


obyektif pada asuhan bayi baru lahir diatas, maka dapat di tetapkan
Diagnosa : Bayi Ny. L usia 1 jam Neonatus Cukup Bulan, Masalah :
tidak ada, Diagnosa Potensial : tidak ada, Tindakan segera : tidak
ada, karena bayi Ny. L fisiologis.

D. Penatalaksanaan

Pada pelaksanaan perencanaan asuhan bayi baru lahir pada


bayi Ny. L meliputi pembersihkan tubuh bayi, pertahanan suhu
tubuh bayi agar tetap hangat, pemberian salep mata Gentacimin
0.3% pada mata bayi untuk menghindari infeksi pada mata,
pemberian Vitamin K1 0,5 ml IM pada paha kiri 1/3 bagian bawah
lateral untuk mencegah perdarahan pada otak. Hal ini sesuai dengan
teori pada standar pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir
menurut Sondakh (2013) yang mana asuhan pada bayi baru lahir
meliputi menilai keadaan bayi baru lahir, memeriksa kelainan pada
bayi, mencegah hipotermi, perdarahan, infeksi. Pada pelaksanaan
perencanaannya juga dilakukan pemberian pendidikan kesehatan
meliputi ASI esklusif, teknik menyusui, metode kanguru dan tanda
bahaya bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan teori menurut Walyani
(2015) penatalaksanaan pada neonatus fisiologis, meliputi KIE
tanda bahaya neonatus, ASI eksklusif, teknik menyusui, dan
perawatan bayi sehari hari. Selain diatas penulis juga memberikan
anjuran pada ibu dan keluarga bayi untuk melakukan kunjungan
ulang pada bayinya 4 hari yang akan datang. Beradasarkan
pelaksanaan perencanaan yang telah dilakukan, menurut penulis
tidak ada kesenjangan antara praktik dan teori.

18
BAB V

PENUTUP

Dari semua tindakan asuhan kebidanan yang telah penulis laksanakan


selama PKK III di Puskesmas Kutasari, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut.

A. Kesimpulan
1. Pengkajian data Subyektif Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L
Umur 1 Jam di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
2. Pengkajian data Obyektif Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L
Umur 1 Jam di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
3. Analisa kasus Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L Umur 1 Jam
di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
4. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L Umur 1
Jam di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan

B. Saran
1. Untuk Klien
Diharapkan bayi baru lahir tidak mengalami hipotermi, infeksi
dan mendapatkan ASI secara esklusif. Serta diharapakan ibu bayi
dapat melakukan perawatan bayi sehari hari, menyusui secara
esklusif dengan benar, dan melakukan metode kanguru dengan baik.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Diharapkan bidan meningkatkan dan mengembangkan
kompetensinya dalam memberikan pelayanan bayi baru lahir yang
berkualitas.
3. Untuk Instansi Pendidikan
Diharapkan studi kasus ini dapat menjadi sumber referensi dan
menambah ilmu serta wawasan perserta didik tentang asuhan
kebidanan, khususnya asuhan pada bayi baru lahir fisiologis.

19
20
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, V, 2010 Asuahan Neonatus Bayi Dan Anak Balita, yogyakarta :


Hal : 1- 25

Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik


Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir,
dan Kontrasepsi. Jakarta:Salemba Medika
Manuaba, IAC., Manuaba, IBGF., Manuaba, IBG.2010. Ilmu
Kebidanan,Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta:EG
Mochtar, R. 2015. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC
Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).
Yogjakarta:Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2018.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT.Bina
Pustaka

Robson, E, 2010. Patolongi Pada Kehamilan. Jakarta : EGC. Romauli,


S, 2011 . Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yongyakarta : Medical Book. Hal 81-198
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Asuhan Neonatal Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1 cetakan ke 5.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sinclair, C, 2010 . Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC Hal 31

Simkin, P, Whalley, J, & Keppler, A, 2008., Panduan Lengkap


Kehamilan Melahirkan Dan Bayi , jakarta : Hal : 182,

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan, Persalinan, dan Bayi


Baru Lahir. Jakarta : EGC

Varney, Helen.2015.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4.


Jakarta : EGC

21

Anda mungkin juga menyukai