DI PUSKESMAS KUTASARI
DISUSUN OLEH:
NIM : P1337424318034
I
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Pada Kegawat Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1
Menit di Puskesmas Kutasari
NIM : P1337424318034
Semeter : Semester 6
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Kegawat Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit di
Puskesmas Kutasari” Laporan ini disusun untuk memenuhi target kompetensi
pada PKK III.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan ilmiah ini, antara lan;
Penulis menyadari masih perlu banyak belajar dan latihan dalam penyusunan
karya ilmiah ini dan semoga laporan ilmiah ini dapat memberikan manfaat banyak
pihak.
Penulis
III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Asfiksia.......................................................................................4
B. Klasifikasi Asfiksia.......................................................................................4
C. Tanda dan Gejala Asfiksia............................................................................4
D. Patofisiologi Asfiksia....................................................................................4
E. Penatalaksanaan Asfiksia..............................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif.............................................................................................23
B. Data Obyektif..............................................................................................24
C. Analisa.........................................................................................................25
D. Penatalaksanaan..........................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN
A. Data Subyektif ...........................................................................................28
B. Data Obyektif.............................................................................................30
C. Analisa........................................................................................................32
D. Penatalaksanaan.........................................................................................32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................33
B. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020
Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu
16/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi
perhatian penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59%
kematian bayi. (WHO, 2020)
Tingginya angka kematian bayi serta prevalensi balita gizi kurang ini
mendasari ditetapkannya indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) sekaligus disesuaikan dengan target pencapaian MDGs, yaitu
menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN) dari 16/100.000 menjadi
10/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan prevalensi gizi kurang balita
menjadi 15 % pada tahun 2024 di Puskesmas dan Rumah Sakit. Sehingga
dibutuhkan suatu pelayanan kesehatan yang sesuai bagi anak khususnya bayi
baru lahir. (RPJMN, 2020)
Salah satu penyumbang terbesar Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia yaitu asfiksia. Asfiksia adalah ketidakmampuan bayi untuk bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Mengingat masa setelah lahir
merupakan suatu masa adaptasi yang sangat kritis dan menentukan untuk
kehidupan individu selanjutnya sehingga diperlukan tindakan khusus pada bayi
asfiksia. (Hidayat A.A, 2005)
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada kegawat daruratan neonatus pada By. Ny. F umur 1 menit di
Puskesmas Kutasari.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Kegawat
Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan
Asfiksia Berat di Puskesmas Kutasari
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan dari pengkajian
sampai evaluasi dengan melakukan pendekatan manajemen
kebidanan meliputi :
a. Melakukan pengkajian data Subyektif Pada Kegawat Daruratan
Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan Asfiksia
Berat di Puskesmas Kutasari
b. Melakukan pengkajian data Obyektif Pada Kegawat Daruratan
Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan Asfiksia
Berat di Puskesmas Kutasari
c. Melakukan Analisa kasus Pada Bayi Baru Lahir Pada Kegawat
Daruratan Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan
Asfiksia Berat di Puskesmas Kutasari
d. Melakukan Penatalaksanaan Pada Kegawat Daruratan
Neonatus Pada Bayi Ny. F Umur 1 Menit dengan Asfiksia
Berat di Puskesmas Kutasari
C. MANFAAT
1. Bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada kegawat daruratan neonatus
dengan asfiksia yang sesuai dengan prosedur.
2. Bagi penulis
Menambah pengetahuan sehingga penulis dapat mengerti, memahami dan
menerapkan secara langsung di lapangan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada kegawat daruratan neonatus pada bayi Ny. F umur 1 menit
dengan asfiksia berat di Puskesmas Kutasari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan Patofisiologis
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
Rahim, kepala berada di fundus, dan bokong berada dibawah (Mochtar, Rusam.
1998 : 350).
Sacrum kanan depan (RSA = right sacrum anterior) adalah presentasi bokong
dengan sacrum janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter
bitrochanterica janin berada pada diameter oblique dextra panggul ibu (Oxorn,
antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala
bedah sesar, sedangkan pada tahun 1970 hanya sebanyak 11,6 %. Kecenderungan
ambang dilakukannya bedah sesar pada kasus presentasi bokong semakin rendah,
masih terjadi dalam pilihan cara persalinan pada presentasi bokong. Hal tersebut
Argumentasi atas hal tersebut adalah (a) mordibitas dan mortalitas perinatal pada
dengan presentasi bokong memberikan luaran yang serupa dengan luaran bedah
sesar elektif. Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relative berkurang. Karna bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas
dari fundus uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam
pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi
bokong, yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan
kaki. Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit,
kaki inkomplit, dan lutut. Janin dengan presentasi kaki dan variannya
2010 : 589).
Ada empat macam presentasi bokong menurut (Oxorn, Harry & Forte,
2010 : 196).
2) Murni : flexi pada paha; extensi pada lutut. Ini merupakan jenis yang
bokong.
3) Kaki : satu atau dua kaki, dengan extensi pada paha dan lutut. Kaki
4) Lutut : satu atau dua lutut, dengan extensi pada paha, flexi pada
lutut.
hanya karna kebetulan saja. Sebaliknya, ada prsentasi bokong yang membakat.
untuk prsentasi bokong dari pada presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus
1) Bagi ibu
d) Endrometritis
e) Pelepasan plasenta
2) Bagi janin
a) Kematian perinatal
d) Asfiksia
Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya
dengan presentasi selain kepala dan persalinan bedah sesar. Pemeriksaan yang
hanya menunjukan adanya presentasi bokong saja belum cukup untuk membuat
perkiraan besarnya risiko guna pengambilan keputusan caara persalinan yang
hendak dipilih. Taksiran berat jain, jenis keadaan bokong, keadaan selaput
ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala
yang akan dicoba persalinan vaginal. Terdapat tiga macam presentasi bokong,
yaitu bokong murni (60-70% kasus), bokong komplit (10% kasus), dan kaki.
varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki
2010 : 588).
1) Pemeriksaan abdomminal
b) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa seperti
diagnosa.
d) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bila kepala
ada di bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan lebih bulat dari
pada
bokong dan kadangkadang dapat dipantulkan (ballottement). Kalau di
presentasi bokong.
2) Denyut jantung janin Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas
umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right Sacrum
Anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran kanan atau
dalam hal ini banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah
oleh sebab itu denyut jantung janin terdengar tidak ditempat biasa.
3) Pemeriksaaan dalam
b) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura
presentasi.
ishiadicum terletak pada satu garis. Bokong tidak teraba, yang teraba
dan teraba oleh jari-jari pemeriksan, hanya dapat teraba bagian kepala
multipara yang mempunyai riwayat persalinan sukar atau bayi-bayi yang lahirkan
sebelum kecil semua, sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin,
memastikan letak janin yang tidak normal. Letak sungsang dikenal pula dengan
ditemukan bokong sempurna atau bokong kaki, jika kedua tungkai terlipat
didepan perut. Kedua, bokong murni, kalau kedua tungkai menekuk lurus kearah
depan tubuh hingga bekerja sebagai badai mengurangi kebebasan gerak lahir.
Terakhir, bokong lutut, satu atau dua lutut menghadap jalan lahir (Sarwono, 2010
: 589).
pada saat persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi dan atau
keamanan tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan
moksibusi dan/ atau akupuntur, dan posisi dada-lutut. Dengan demikian, baru
tindakan versi luar yang direkomendasikan (Sarwono, 2010 : 590). Salah satu
penanganan tindakan versi luar adalah dengan melakukan posisi knee chest.
h. Knee Chest Position
Knee chest position ini dapat dilakukan pada usia kandungan 7-8
bokong janin yang telah turun akan bebas kembali sehingga terjadi
ketika kepala bayi tidak berada pada jalan lahir diusia kehamilan
bawah. Dilakukan rutin 2 kali setiap hari pagi dan sore selama 10
Hal ini dapat membantu memperbaiki posisi janin tidak normal menjadi presentasi
kepala dan meningkatkan peredaran darah pada dinding panggul.
1
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS KUTASARI
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 13 Febuari 2021
IDENTITAS PASIEN:
2
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.
3. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Sekarang : Ibu mengatakan dalam kondisi sehat dan tidak
sedang masa pengobatan seperti diabetes melitus,
sifilis, hipertensi, HIV/AIDS, asma, hepatitis.
b. Yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti, hepatitis, sifilis, HIV/AIDS, TBC
serta tidak mempunyai penyakit menahun seperti,
jantung, hipertensi, ginjal.
c. Keluarga : Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti, diabetes
melitus, asma, serta penyakit melular seperti,
hepatitis, syfilis, HIV/AIDS, TBC, dan tidak
mempunyai kelainan bawaan dan riwayat kembar.
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 14 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
3) HPL : 6 - 4 - 2020
4) Gerak janin :
3
5) Tanda bahaya :
Ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya seperti keluar keluar
darah di jalan lahir, pusing hebat, nyeri hebat, dan mual mual
muntah yang berlebih.
6) Kekhawatiran khusus:
Ibu mengatakan tidak ada kehawatiran khusus dalam kehamilannya.
7) Imunisasi TT : TT 5 x
Kead
Kehamilan Persalinan Nifas anak
sekarang
Tahun
Frek Keluhan/ JK/ Asi
UK Jenis Penolong Penyulit IMD Penyulit
ANC Penyulit BB eksklusif
P/
Letak Presentasi
2017 14x 38+5 Spontan Bidan 2600 Bokong 1 jam - Ya Baik
Sungsang
grm
5. RIWAYAT PERKAWINAN
Status Perkawinan : SAH Perkawinan ke
:1
Lama Perkawinan : 5 tahun
6. RIWAYAT KB : Pernah/ tidak pernah
a. Jika pernah :
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
4
b. Rencana Setelah Melahirkan :
Ibu mengatakan akan menggunakan AKDK/Implant.
5
POLA
KESEH SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL
ARIAN
Makan : 2x/hari porsi Makan : 4x/hari porsi
Pola
sedang sedikit
Nutrisi
Minum : 5x/hari Minum : 8x/hari + susu
BAB : 2x/hari, tanpa BAB : 2x/hari, tanpa
Pola
keluhan keluhan
Elimina
BAK : 4x/hari, tanpa BAK : 5x/hari, tanpa
si
keluhan keluhan
Pola Melakukan perkerjaan
Melakukan perkerjaan
aktivitas rumah tangga dengan
rumah tangga
t dibantu suami
Pola
istirahat Tidur siang : 1 jam Tidur siang : 2 jam
dan Tidur malam : 5 jam Tidur malam : 6 jam
tidur
Pola
3x/ minggu 1x/ minggu
sexual
Riwayat Psikososial-spiritual
a. Kehamilan ini diharapkan / tidak oleh ibu, suami, keluarga
6
b. Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan
bahwa ibu, suami, dan keluarga senang atas kehamilannya.
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu mengatakan bahwa
pemecahan masalah dengan cara musyawarah dengan suami.
d. Ibu tinggal serumah dengan : Ibu mengatakan ibu tinggal serumah
dengan suami.
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Ibu mengatakan pengambil
keputusan utama dalam keluarga adalah suami.
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak mengambil keputusan
sendiri.
7
- Hal-hal yang ingin diketahui ibu :
1) Ibu mengatakan ingin mengetahui tentang tanda bahaya
sesuai dengan usia dan kondisi kehamilannya
2) Ibu ingin mengetahui tentang persiapan persalinan sesuai
dengan kondisi kehamilannya
b. Status Present
8
Kepala : Bentuk mesocepal, simetris, bersih, tidak ada jahitan
atau luka, rambut tidak mudah rontok, tidak ada
ketombe.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih tidak
sianosis, tidak ada secret.
Hidung : Tidak ada secret dan polip.
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis,bibir tidak pecah-pecah,
mukosa kemerahan, gusi tidak berdarah
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembengkakakan kelenjar limfe dan
tiroid.
Ketiak : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan abdormal pada payudar,
tidak ada retraksi dinding dada.
Perut : Tidak ada bekas oprasi, hepar, limfe, dan ginjal tidak
ada nyeri tekan.
Lipat paha : Tidak ada varises, tidak ada tanda hooman..
Vulva : Tidak Tidak ada varises, tidak ada kondilomata, tidak
odem, tidak bekas jahitan
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak odem, jari lengkap, tidak
ada kelainan, turgor baik, kapiler refil
kebmali dalam 1 detik
Bawah : Simetris, tidak odem, jari lengkap, tidak
ada kelainan, turgor baik, kapiler refil
kembali dalam 1 detik.
Punggung : Tidak ada benjolan, tidak ada kelainan tulang
belakang.
Anus : Tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi
Muka : Ada colasma gravdarum, tidak pucat, tidak odem.
Mamae : Simetris, puting menonjol, aerola menghitam,
colostrum sudah keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas oprasi, ada line nigra, ada striae
gravidarum, tidak ada hiperpigmentasi
Vulva : Tidak Tidak ada varises, tidak ada kondilomata, tidak
9
odem, tidak ada bekas jahitan
2. Palpasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Dilakukan pemeriksaan Lab :
IV. ANALISA
Diagnosa : Ny. A usia 30 tahun G2 P1 A0 hamil 36+5 minggu janin
tunggal hidup intrauteri punggung kiri presentasi bokong
dengan letak sungsang
10
V. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 13 Febuari 2021
Jam : 11.45 WIB
Hasil : Ibu mengetahui kondisinya saat ini dan ibu merasa senang
2. Memberikan penkes tanda bahaya pada ibu hamil TM III yaitu nyeri perut
hebat, perdarahan pervaginam, pandangan kabur, sakit kepala menerus di
sertai kejang, berkurangnya geraka janin. Jika terjadi tanda bahaya TM III
tersebut segera memeriksakan diri
Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali tanda bahaya TM III serta dapat
menyebutkan apa yang harus dilakukan apabila terjadi tanda bahaya
tersebut.
3. Memberikan penkes tanda tanda persalinan yaitu perut mules mules teratur,
semakin sering dan semakin lama, keluar lendir bercampur darah atau
ketuban dari jalan lahir. Jika terjadi tanda persalinan tersebut segera
datangi tempat persalinan
Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali tanda tanda persalinan serta dapat
menyebutkan apa yang harus dillakukan apabila terjadi tanda persalinan
tersebut.
11
4. Memberikan penkes persiapan persalinan, antara lain:
a. Tempat bersalin : Rumah saki, Puskesmas
b. Penolong persalinan : Dokter, Bidan
c. Kendaraan/Transportasi : Mobil, Motor
d. Pendamping persalinan : Suami, Keluarga
e. Pengambil keputusan : Suami, Keluarga
f. Biaya persalinan : Menggunakan Jamkes/tidak
g. Pendonor darah : Untuk mengantisipasi kegawat daruratan
12
Hasil : Ibu paham dan mengerti apa yang saja yang harus dipersiapkan
menjelas persalinan.
5. Memberikan terapi Fe 10 tablet 1x1 diminum dimalam hari sebelum tidur
dan Kalsium 1x1 diminum dipagi hari. Tidak diminum bersamaan dengan
minum susu/teh/kopi.
Hasil : Ibu paham dan bersedia melakukan terapi yang dianjurkan.
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu yang akan datang atau
jika ibu mengalami keluhan/masalah kesehatan pada masa kehamilan.
Hasil : ibu paham dan bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu
yang akan datang atau jika ibu mengalami masalah kesehatan pada masa
kehamilannya.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter, terkait letak sungsang
Hasil : Rujuk ke poli kandungan RS.
8. Melakukan dokumentasi
Hasil : Telah dilakukan dokumentasi
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L Umur 1 Jam di Puskesmas 1 Wangon.
A. Data Subyektif
14
disebabkan riwayat kehamilan yang buruk seperti riwayat penyakit
jantung pada ibu dalam kehamilan dapat menyebabkan IUGR dan
BBLR pada bayi, Preeklampsia atau Eklampsia dapat mengakibatkan
bayi mengalami asfiksia (Prawirohardjo, 2010: N-30). DM dapat
mengakibatkan makrosomia atau berat badan lahir >4000 gram ,
kematian neonatus karena hipoglikemia, hidramnion (Fadlun, 2012).
Hipertensi dalam kehamilan dapat mengakibatkan pertumbuhan janin
terhambat didalam rahim, kematian janin didalam rahim, solusio
plasenta dan kelahiran prematur (Muslihatun, 2013: 181).
15
APGAR 7-10), asfiksia sedang-ringan (skore APGAR 4-6), atau bayi
menderita asfiksia berat (skore APGAR 0-3), skor APGAR bayi
dengan asfiksia perlu dilakukan resusitasi bbl. Sehingga skor APGAR
bayi Ny. L dalam batas normal sesuai dengan teori, dan menurut
penulis bayi Ny, L tidak mengalami asfiksia, sehingga tidak perlu
dilakukan resusitasi.
B. Data Obyektif
16
normal bayo baru lahir adalah 40-60 x/menit (varney,2008, h;
1197). Berdasarkan hal diatas, keadaan umum bayi Ny. L dalam
batas normal sesuai dengan teorinya. Sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
17
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian data Subyektif Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L
Umur 1 Jam di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
2. Pengkajian data Obyektif Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L
Umur 1 Jam di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
3. Analisa kasus Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L Umur 1 Jam
di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
4. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. L Umur 1
Jam di Puskesmas 1 Wangon tidak ada kesenjangan
B. Saran
1. Untuk Klien
Diharapkan bayi baru lahir tidak mengalami hipotermi, infeksi
dan mendapatkan ASI secara esklusif. Serta diharapakan ibu bayi
dapat melakukan perawatan bayi sehari hari, menyusui secara
esklusif dengan benar, dan melakukan metode kanguru dengan baik.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Diharapkan bidan meningkatkan dan mengembangkan
kompetensinya dalam memberikan pelayanan bayi baru lahir yang
berkualitas.
3. Untuk Instansi Pendidikan
Diharapkan studi kasus ini dapat menjadi sumber referensi dan
menambah ilmu serta wawasan perserta didik tentang asuhan
kebidanan, khususnya asuhan pada bayi baru lahir fisiologis.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21