Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

ASUHAN BERSALIN PADA NY.A HAMIL G1P0A0 UK 40 MINGGU

INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS

DI RS TK. III DR. R. SOEHARSONO

Disusun oleh :

Nama : Medica Lenty

NIM : 11194862110100

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2024

1
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

Asuhan Bersalin pada Ny. A Hamil G1 P0 A0 UK 40 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif
dengan Kehamilan Fisiologis di RS TK. III DR. R SOEHARSONO

Disusun oleh :

Nama : Medica Lenty


NIM : 11194862110100

Disetujui untuk diseminarkan pada tanggal : ………………………………….

Preseptor Klinik

Tanggal : Diliyanti Karambe., AM.Keb


NIP. 19860406200812204

Preseptor Pendidikan

Tanggal : Zulliati, M.Keb


NIK. 1166112011047

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“ASUHAN BERSALIN PADA NY. A HAMIL G1P0A0 UK 40 MINGGU INPARTU
KALA I FASE AKTIF DENGAN FISIOLOGIS DI RS TK. III DR. R SOEHARSONO

atas segala bimbingan dan bantuan yang di berikan dari berbagai pihak tersebut
maka penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. DR. Hj. RR. Dwi Sogi Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Rektor Universitas
Sari Mulia Banjarmasin.
2. DR. Dede Mahdiyah, M.Si Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
3. DR . Adriana Palimbo, S.Si.T., M.Kes selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan
Kemitraan.
4. apt. Noval, M.Farm selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia Banjarmasin.
5. Fitri Yuliana, SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas
Sari Mulia Banjarmasin.
6. Zulliati, M.Keb Selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan Universitas Sari
Mulia Banjarmasin
7. Istiqamah, SST., Bdn., M.Kes Selaku Penanggung Jawab Praktik Klinik Kebidanan Program
Studi Sarjana Kebidanan Universitas Sari Mulia.
8. Zulliati, M.Keb Selaku PP (Pembimbing Pendidikan) yang selalu memberikan masukan
untuk laporan kasus ini.
9.Diliyanti Karambe., AM.Keb Selaku PK (Pembimbing Klinik) yang memberikan bimbingan
di lahan praktik.

Penulis menyadari adanya ketidasempurnaan dari laporan kasus ini, karenanya


penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan laporan kasus ini. Semoga hasil-hasil yang dituangkan lewat laporan
kasus ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan umumnya dan khususnya
dalam kebidanan.

Banjarmasin, 26 Februari 2024

Penulis

3
DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................................1

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................2

KATA PENGANTAR.....................................................................................................3

DAFTAR ISI...................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................5

A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Tujuan..................................................................................................................5
C. Manfaat................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................7

A. Pengertian Persalinan..........................................................................................7
B. Penyebab Persalinan............................................................................................7
C. Faktor-faktor Persalinan......................................................................................8
D. Mekanisme Persalinan.........................................................................................8
E. Pathway...............................................................................................................9
F. Tanda-tanda Persalinan.......................................................................................9
G. Tahapan Persalinan...........................................................................................10
H. Partograf............................................................................................................18

BAB III ASUHAN KEBIDANAN ( TINJAUAN KASUS )........................................20

A. Data Subjektif....................................................................................................20
B. Data Objektif.....................................................................................................23
C. Analisa...............................................................................................................25
D. Penatalaksanaan................................................................................................25
E. Catatan Perkembangan......................................................................................28

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................32

BAB V PENUTUP........................................................................................................35

A. Kesimpulan........................................................................................................35
B. Saran..................................................................................................................35

DAFTAR PUSATAKA................................................................................................37

LAMPIRAN..................................................................................................................38

4
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015, Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Salah satu tujuan Milenium
Development Goal’s (MDG’s) adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Target
nasional MDG’s adalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempat dari
angka kematian ibu pada tahun 1990 sebesar 405 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 102 per 100/000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (MDG’s, 2015).
Persalinan normal merupakan suatu peristiwa yang menegangkan bagi
kebanyakan wanita. Seorang ibu yang menghadapi persalinan cenderung merasa takut
terutama pada primigravida. Ketika ketakutan itu dialami maka secara otomatis otak
mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit sehingga sakit saat persalinan
akan lebih terasa. Wall dan Malzack meyakini bahwa nyeri harus diringankan reaksi
stress memiliki efek berbahaya bagi ibu dan janin (Wahyuningsih, 2014).
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri persalinan
merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan.
Secara fisiologis nyeri persalinan persalinan mulai tembul pad persalinan kala I fase
laten dan fase aktif. Intensitas nyeri selama persalinan memperngarhi kondisi
psikologis ibu, proses persalinan dan janini. Nyeri yang tidak teratasi dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi karena nyeri dapat menyebabkan
pernafasan dan denyut jantung ibu akan meningkat dan menyebabkan aliran darah dan
oksigen terganggu. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan kala I fase aktif
sangat penting karena hal ini sebagai penentu apakah ibu dapat menjalani persalinan
normal atau diakhiri dengan suatu tindakan karena penulit yang diakibatkan nyeri
yang sangat hebat (Wardani, Herlina, 2017)
Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus persalinan normal
dengan fisiologis ini.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Mengkaji bagaimana mekanisme persalinan dengan kehamilan fisiologis
Tujuan Khusus :
1. Mengkaji Konsep Dasar Persalinan

5
2. Mengkaji Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Fisiologis
3. Menjelaskan Risiko atau Komplikasi yang mungkin terjadi dalam Proses
Persalinan
4. Menganalisa Asuhan yang telah diberikan berdasarkan Dokumentasi Kebidanan
5. Menarik kesimpulan yang berhubungan dengan Konsep Teori

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat menerapkan secara langsung ilmu yang didapat di
bangku kuliah dan merupakan sebuah pengalaman bagi mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
2. Bagi Insitusi Pendidikan
Asuhan ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan
menjadi referensi sehingga dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
3. Bagi Puskesmas
Asuhan ini dapat diharapkan menjadi sumber pembelajaran dalam
pelayanan kesehatan sehingga kinerja bidan dan penanganan bidan lebih
komprehensif sehingga mampu. memberikan pelayanan yang optimal untuk
mencegah terjadinya kemungkinan penyulit yang terjadi pada ibu maupun
bayinya selama proses persalinan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain yang kemudian dapat hidup
kedunia luar (Rohani,dkk 2016). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2009). Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase
belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ini (Dwi H dan Cristin
P, 2012). Persalinan normal adalah peroses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan 37- 42 minggu, plasenta, selaput ketuban, berat badan melalui
jalan lahiran bayi 2500-4000 gram, presentasi kepala, titik penunjuk ubun-ubun
kecil.

B. Penyebab Persalinan
Penyebab persalinan meliputi:

1. Keregangan otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai (Sumarah,2009). Otot hormon mempunyai
kemampuan meregang dalam batas tertentu. Apabila batas tersebut telah
terlewati maka akan terjadi kontraksi, sehingga persalinan dapat dimulai
(Sumarah, 2009)
2. Penurunan hormon progesteron
Villi koriales mengalami perubahan-perubahan dan produksi
progesteron mengalami penurunan, sehingga otot-otot rahim lebih
sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesteron ( Sumarah, 2009). Proses

7
penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu. Produksi Progesteron mengalami penurunan, sehingga otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan (Manuaba, 2010).
3. Oksitosin internal
Perubahan keseimbangan yang terjadi pada estrogen dan progesteron.
Apabila terjadi penurunan progesteron maka reaksi oksitosin dapat
meningkat sehingga persalinan dapat terjadi (Sumarah,2009).

C. Faktor-faktor Persalinan
Menurut Manuaba (2010) menyatakan bahwa, persalinan ditentukan oleh 5
faktor “P” utama yaitu:
1. Power (Tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim), kontraksi
otot dinding perut atau kekuatan meneran, ketegangan kontraksi
ligamentum rotundum.
2. Passenger, yaitu keadaan janin (letak, presentasi, ukuran / berat janin,
ada/tidak kelainan), dan plasenta.
3. Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras tulang
panggul dan bagian lunak yaitu otot-otot jaringan, dan ligament-ligament.
4. Psikologi, yaitu psikis ibu mempengaruhi proses persalinan dimana psikis
sangat mempengaruhi keadaan emosional ibu dalam proses persalinan.
5. Penolong, yaitu penolong mempengaruhi proses persalinan dimana
persalinan yang ditolong oleh dokter / bidan yang profesional.

D. Mekanisme Persalinan

8
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan
dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul,
adapun gerakan-gerakan dalam mekanisme persalinan menurut Anita lockhart
(2014) adalah:

1. Engangement: janin berada setinggi spina iskiadika ibu

2. Desent: gerakan janin kebawah


3. Fleksi: gerakan kepala janin yang menduduki ke depan sehingga dagunya
merapat dengan dada
4. Rotasi interna: gerakan rotasi kepala yang memudahkan pelintasan kepala
melewati spina iskiadika atau setelah hodge III atau setelah didasar
panggul
5. Ekstensi: gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana oksiput berhimpi
langsung pada margo inferior simpisis pubis
6. Rotasi eksterna : kepala janin melakukan gerakan rotasi dari posisi
anteroposterior kembali keposisi diagonal atau melintang
7. Ekspulsi : Kelahiran bagian tubuh janin lainnya

E. Pathway

F. Tanda-tanda Persalinan
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan – robekan kecil pada serviks

9
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada
(Praworohardjo,2013)

G. Tahapan Persalinan
1. Kala I
a. Pengertian

Inpartu di tandai dengan keluarnya lendir darah, karena serviks mulai


membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai dari
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap ( 10cm) lamanya kala I
untuk primigravida berlangsung ± 12 j am, sedangkan pada
multigravida berlangsung ± 8 j am. Berdasarkan kurva f r iedman
pembukaan primi 1 cm/jam, sedangkan pada multi 2cm/jam. Kala
pembukaan dibagi dua fase

1) Pembukaan laten : pembukaan serviks, sampai ukuran 3


cm, berlangsung dalam 7 – 8 jam
2) Fase aktif : berlangsung ± 6 j am, di bagi atas 3 sub f ase yaitu :

- Periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi

4 cm

- Periode dilatasi maksimal selama 2 jam,


pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
- Periode deselerasi berlangsung lambat, selama 2
jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Asuhan kala I
1) Menghadirkan orang yang di anggap penting oleh ibu seperti
suami, keluarga pasien atau teman dekat. Dukungan yang dapat
diberikan :
a) Mengusap keringat

b) Menemani atau membimbing jalan – jalan (mobilisasi)

c) Memberikan minum

d) Merubah posisi dan sebagainya

10
e) Memijat atau menggosok punggung

2) Mengatur aktivitas dan posisi ibu


a) Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai
dengan kesanggupannya
b) Posisi sesuai dengan keinginan ibu, namun bila ibu ingin
di tempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam
posisi terlentang lurus
3) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his. Ibu di
minta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar, kemudian
dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his
4) Menjaga privasi ibu.

Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan,


antara lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien atau ibu
5) Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi
dalam tubuh ibu, serat prosedur yang akan dilaksanakan dan
hasil – hasil pemeriksa
6) Menjaga kebersihan diri
Membolehkan ibu mandi untuk mandi, menganjurkan
ibu membasuh sekitar kemaluannya sesuai buang air kecil atau
besar
7) Mengatasi rasa panas
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, dapat
di atasi dengan cara :
a) Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar

b) Menggunakan kipas biasa

c) Menganjurkan ibu untuk mandi


8) Massase

Jika ibu suka, lakukan pijatan atau massase pada punggung


atau mengusap perut dengan lembut
9) Pemberian cukup minum, untuk memenuhi kebutuhan energi
dan mencegah rehidrasi

11
10) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong, sarankan ibu
untuk berkemih sesering mungkin
2. Kala II
a. Pengertian

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10cm)


dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala pengeluaran
bayi (APN 2008). Gejala dan tanda kala II persalinan :
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rektum/pada vaginanya
3) Perineum menonjol

4) Vulva – vagina dan sfingter ani membuka


5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah (APN 2008)

Pada kala ini his terkoordinir, cepat dan lebih lama, kira – kira 2 –3
menit sekali kepala janin telah masuk keruangan panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang menimbulkan rasa
ingin mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu ingin seperti mau
buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada saat his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang.
Dengan kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi kepala, membuka pintu, dahi, hidung, mulut dan muka
dan seluruhnya, diikuti oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala
dengan punggung. Setelah itu sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk
primigravida 6 0 menit dan multigravida 3 0 menit.

b. Asuhan kala II
Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu, kehadiran
seseorang untuk :
1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman

2) Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu.

3) Menjaga kebersihan diri

a) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar infeksi

12
b) Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan

4) Mengipasi dan massase, untuk menambah kenyamanan pada ibu


5) Memberikan dukungan mental, untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara :
a) Menjaga privasi ibu

b) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan


c) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan
keterlibatan ibu
6) Mengatur posisi ibu

Dalam memimpin mengedan dapat dipilih posisi berikut :

a) Jongkok

b) Menungging

c) Tidur miring

d) Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah
mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum dan infeksi
7) Menjaga kandung kemih tetap kosong

Ibu dianjurkan untuk berkemih sesering mungkin. Kandung kemih


yang penuh dapat menghalangi turunnya kepala kedalam rongga
panggul
8) Memberikan cukup minun, untuk memberi tenaga dan mencegah
dehidrasi
9) Memimpin meneran

Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk


mengambil nafas. Mengedan tanpa diselingi bernafas,
kemungkinan dapat menurunkan pH pada arteri umbilicus yang
dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal
10) Bernafas selama persalinan
Minta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal
ini menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya
kepala serta mencegah robekan

13
11) Pemantauan denyut jantung janin
Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi (< 120) selama mengedan yang lama, akan
terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin.
12) Melahirkan bayi

a) Menolong kelahiran kepala


- Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak
terlalu cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya bila
diperlukan
- Mengusap kepala bayi untuk membersihkan dari
kotoran/lender
b) Periksa tali pusat
Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, di klem pada dua tempat
kemudian di gunting diantara kedua klem tersebut sambil
melindungi leher bayi

c) Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya :

- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi

- Lakukan tarikan lembut kebawah untuk melahirkan bahu


depan
- Lakukan tarikan lembut keatas untuk melahirkan bahu
belakang
- Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan
lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi
seluruhnya
- Pegang erat bayi agar jangan sampai jatuh

13) Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh


tubuh, setelah bayi lahir segera keringkan dan selimuti dengan

14
menggunakan handuk atau sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan
berikan bayi untuk menyusui
14) Merangsang bayi
- Biasanya dengan melakukan pengeringan cukup memberikan
rangsangan pada bayi
- Dilakukan dengan cara mengusap – usap pada bagian
punggung atau menepuk telapak kaki bayi.
3. Kala III
a. Pengertian

Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan


dan pengeluaran uri (plasenta) yang bgerlangsung tidak lebih dari 30 menit
(JNPK-KR 2008)
1) Tanda-tanda pelepasan plasenta
a) Semburan darah
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbatan
retroplasenter pecah saat plasenta lepas
b) Pemanjangan tali pusat
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen uterus
yang lebih bawah atau rongga vagina
c) Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular (bulat)

d) Perubahan dalam posisi uterus yaitu uterus naik ke dalam


Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah plasenta
lepas TFU akan naik, hal ini disebabkan oleh adanya
pergerakan plasenta ke segmen uterus yang lebih bawah
b. Asuhan kala III

1) Pemberian suntik oksitosin


a) Letakkan bayi baru lahir di atas kain bersih yang telah
disiapkan diperut bawah ibu dan minta ibu atau
pendampingnya untuk membantu memegang bayi tersebut
b) Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus

c) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik

15
d) Segera ( dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan
oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar
e) Dengan mengerjakan semua prosedur tersebut terlebih dahulu
maka akan memberi cukup waktu pada bayi untuk memperoleh
sejumlah darah kaya zat besi dan setelah itu (setelah dua menit)
baru dilakukan tindkaan penjepitan dan pemotongan tali pusat
f) Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk
inisiasi menyusui dini dan kontak kulit dengan ibu
g) Tutup kembali perut bawah ibu dengan kain bersih alasan kain
akan mencegah kontaminasi tangan penolong persalinan yang
sudah memakai sarung tangan dan mencegah kontaminasi oleh
darah pada perut ibu.
2) Penegangan tali pusat terkendali

a) Berdiri di samping ibu


b) Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat pada saat kala
II) pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
c) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain)
tepat di atas simfisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba
kontraksi uterus dan menekan uterus pada saat melakukan
penegangan tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat,
tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain
(pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan
kepala ibu (dorso – kranial). Lakukan secara hati – hati untuk
mencegah inversio uteri
d) Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi
kembali (sekita 2 – 3 menit berselang) untuk mengulangi
kembali penegangan tali pusat terkendali
e) Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat
menjulur) tegangkan tali pusat ke arah bawah, lakukan dorso –
kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri
bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan
dapat dilahirkan

16
f) Tetapi jika langkah 5 diatas tidak berjalan sebagaimana
mestinya dan plasenta tidak turun setelah 3 0 – 4 0 detik
dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda – tanda
yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan lanjutkan
penegangan tali pusat. (pegang klem dan tali pusat dengan
lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya. Jika perlu
pindahkan klem lebih dekat dengan perineum pada saat tali
pusat memanjang. Pertahankan kesabaran pada saat melahirkan
plasenta. Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi
penegangan tali pusat terkendali dan tekanan dorso – kranial
pada korpus uteri secara serentak. Ikuti langkah – langkah
tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta terlepas dari
dinding uterus)
g) Setelah plasenta lepas, anjurkan ibu untuk meneran agar
plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap
tegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai (mengikuti
poros jalan lahir)
h) Pada saat plasenta terlihat pada intoritus vagina, lahirkan
plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang tali
pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk
diletakkan dalam wadah penampung. Karena selpaut ketuban
mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara
lembut putar plasenta hingga selaput ketubah terpilin menjadi
satu
i) Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan – lahan untuk
melahirkan selaput ketuban
j) Jika selaput robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan
plasenta, dengan hati – hati periksa vagina dan serviks dengan
seksama. Gunakan jari – jari tangan atauklem DTT atau forsep
untuk keluarkan selaput ketuban yang teraba
3) Rangsangan taktil (massase) fundus uteri

a) Segera setelah plasenta lahir, lakukan massase fundus uterus :

17
- Letakkan telapak tangan pada fundus uterus : Menjelaskan
tindakan kepada ibu, bahwa ibu mungkin merasa agar tidak
nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan ibu untuk
menarik nafas dalam dan perlahan serta rileks.
- Dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan
arah memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi.
Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik,
lakukan penatalaksanaan atonia uteri
- Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan
keduanya lengkap dan utuh (periksa plasenta sisi maternal
yang melekat pada dinding uterus untuk memastikan
bahwa semuanya lengkap dan utuh, tidak ada bagian yang
hilang. Pasangkan bagian – bagian plasenta yang robek
atau terpisah untuk memastikan tidak adanya
kemungkinan lobus tambahan. Evaluasi selaput untuk
memastikan kelengkapannya
- Periksa kembali uterus setelah 1 – 2 menit untuk
memastikan uterus berkontraksi. Jika uterus masih belum
berkontraksi baik, ulangi massase fundus uetri. Ajarkan ibu
dan keluarga cara melakukan massase fundus uterus
sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik Periksa kontraksi uterus setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
4. Kala IV
a. Pengertian

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1- 2 jam setelah bayi dan


plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Harus diperiksa setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
b. Asuhan kala IV
1) Lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat

18
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uterus
setinggi atau beberapa jari di bawah pusat
3) Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan
Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomi) perineum
4) Evaluasi keadaan umum ibu
Pantau keadaan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan
darah yang keluar setiap 15 menut selama satu jam pertama dan
setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat
5) Dokumentasi semua asuhan selama persalinan kala IV di bagian
belakang partograf, segera setelah asuhan dan persalinan dilakukan
(APN. 2008)
H. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama (Depkes RI, 2007).

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:
1. Mencatat kemajuan persalinan.

2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya.

3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.


4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit.
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu

19
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:

1. Denyut jantung janin setiap 1/2 jam

2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 1 / 2 jam

3. Nadi setiap 1/2 jam

4. Pembukaan serviks setiap 4 jam

5. Penurunan kepala setiap 4 jam

6. Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam

7. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam

20
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

( TINJAUAN KASUS )

ASUHAN BERSALIN PADA NY. A H A M I L G 1 P 0 A 0 U K 4 0 M I N G G U


INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN FI SIOLOGI S

DI RS TK. III DR. R SOEHARSONO

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 19-02-2024

Tempat/Ruangan : Ruang Bersalin

Jam pengkajian : 15.00 WITA

A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri (Pasien)
Nama : Ny. A
Umur : 30 tahun
Agama : islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pramuka Gg.Rahayu

Suami (Penanggungjawab)
Nama : Tn. A
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta

21
Alamat : Jl. Pramuka Gg. Rahayu

2. Keluhan utama
Ny. A datang ke RS TK. III DR. R SOEHARSONO bersama suami dan Ibu
kandungnya. Ny. A mengeluh perutnya mulas-mulas sejak pukul 13.00 WITA.
Ny. A juga mengatakan sudah keluar air-air pada pukul 14.00 WITA.
3. Riwayat perjalanan penyakit
Ibu mengatakan tidak ada penyakit penyerta selama perjalanan ke RS TK. III
DR. R SOEHARSONO
4. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan kawin 1 kali, dengan suami sekarang sudah 3 tahun.
5. Riwayat haid
a. Menarche umur : 14 tahun
b. Siklus : 29 hari
c. Teratur/tidak : teratur
d. Lamanya : 5 hari
e. Banyaknya : 2 x ganti pembalut perhari
f. Dismenorhoe : tidak
g. HPHT : 13 Mei 2023
h. Taksiran partus : 20 Februari 2023
i. Usia kehamilan : 40 minggu
6. Riwayat obstetri
G1 P0 A0
7. Riwayat keluarga berencana (terakhir)
a. Jenis : suntik 3 bulan
b. Lama : Juni 2022 – Maret 2023
c. Masalah : tidak ada
8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu : ibu mengatakan ibu tidak ada riwayat penyakit
menurun seperti hipertensi, jantung, dan diabetes. Serta tidak ada penyakit
menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis B, dan Sifilis.
b. Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan keluarga ibu dan suami tidak
ada riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, dan diabetes.

22
Serta tidak ada penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis B, dan
Sifilis.
c. Riwayat kelainan ginekologi : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
ginekologi seperti nyeri panggul, rahim turun, dan kanker serviks.
9. Keadaan kehamilan sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas (Bidan dan Dokter)
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 12 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 3 kali
Trimester III : 3 kali
d. TT I : 2023 TT2 : 2024
e. Keluhan/masalah yang dirasakan ibu :

No. Keluhan/masalah UK Tindakan Oleh


1. Mual muntah 11-12 minggu KIE dan Bidan
Vitamin B6
2. Nyeri Punggung 35-36 minggu KIE Bidan
10. Data kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Terakhir makan dan minum : 1 jam yang lalu
Banyaknya : 1 piring
b. Eliminasi
BAB
Terakhir BAB : 6 jam yang lalu
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecokelatan
BAK
Terakhir BAK : 2 jam yang lalu
Banyaknya : 200 ml
Warna : jernih
c. Personal hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi : pukul 08.00 WITA
d. Aktivitas

23
Ibu hanya duduk dan berbaring selama merasakan mulas
e. Tidur dan istirahat
Ibu tidak ada tidur selama merasakan mulas
11. Data psikososial dan spiritual
a. Ibadah yang diinginkan ibu saat ini : sholat 5 waktu (masih mampu)
b. Perasaan ibu saat ini dalam proses persalinan : takut, khawatir
c. Pengetahuan ibu tentang proses persalinan : pengetahuan ibu baik
d. Pendamping persalinan yang diharapkan ibu : suami dan keluarga
e. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : kompos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Sekarang : 63 kg
d. Tinggi badan : 155 cm
e. LILA : 27 cm
f. Tanda vital : TD 120/70 mmHg, nadi 85 x / menit, suhu 36,7 ºc, respirasi
24 x / menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : kepala tampak simetris tidak nampak benjolan, rambut dan
kepala bersih
Muka : muka tampak simetris, tidak ada oedema, dna tidak ada
nampak pucat
Mata : tidak nampak oedema, konjungtiva merah muda, tidak
nampak sekret, pupil isokor, sklera tidak ikterik, tidak ada kelainan
Telinga : telinga simetris, pendengaran berfungsi dengan baik,
telinga nampak bersih
Hidung : hidung simetris, tidak ada kelainan, tidak ada keluar lendir
atau sekret lainnya

24
Mulut : mukosa mulut lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi,
tidak ada stomatitis pada lidah
Leher : tidak nampak benjolan pada bagian kelenjar tiroid, kelenjar
getah bening dan vena jugularis
Dada/mamae : bentuk mamae simetris, putting kanan dan kiri menonjol
Abdomen : tidak nampak bekasluka operasi, terdapat striae gravidarum
dan terdapat linea nigra
Tungkai : tidak nampak oedema
Genitalia : ada keluaran vagina seperti lendir bercampur darah, keluar
air-air dan tidak ada hemorroid
b. Palpasi
Leher : tidak teraba massa atau benjolan di vena jugularis, kelenjar
getah bening dan kelenjar tiroid
Dada/mamae : tidak teraba massa, sudah ada pengeluaran kolostrum
Abdomen :
- Leopold I : teraba bulat lunak (bokong), tinggi fundus uteri
berada di 2 jari dibawah prx
- Leopold II : perut ibu bagian kanan teraba keras memanjang
(punggung kanan) dan pada perut ibu bagian kiri teraba bagian
kecil janin (ekstremitas)
- Leopold III : teraba bulat keras (Presentasi kepala)
- Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP

Tbj : 2.945 gram

His : frekuensi 3 kali dalam 10 menit selama 40 detik

Tungkai : tidak teraba oedema

c. Auskultasi
DJJ Normal, terdengar jelas dan teratur, frekuensi 153 x / menit
d. Perkusi
Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
Cek ginjal : kanan (-) kiri (-)
e. Periksa dalam
Keadaan vagina : keluar lendir dan darah, keluar air-air

25
Arah serviks : anterior
Pendataran serviks : positif (+) lunak
Pembukaan serviks : 4 cm
Selaput ketuban : (-)
Presentasi : kepala
Posisi titik penunjuk : ubun-ubun kecil anterior
Penurunan presentasi : 1/5 hodge I
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
C. Analisia
1. Diagnosa Kebidanan : G1 P0 A0 Hamil 40 minggu inpartu kala 1 fase aktif
janin tunggal hidup intra uteri dengan fisiologis
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan : pemantauan kala I dan persiapan persalinan
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan
Keadaan ibu baik, TD : 120/70 mmHg, nadi 85 x/menit, suhu 36,7 ºc, respirasi
24 x/menit, TFU 2 jari dibawah prx 30 cm, pembukaan 4, his 3x dalam 10
menit selama 40 detik. Keadaan janin baik, Punggung kanan, presentasi kepala,
Penurunan kepala 1/5, DJJ normal 153 x/menit, TBJ 2.945 gram
Rasional : pasien berhak mengetahui segala bentuk diagnosa dan segala bentuk
risiko tindakan yang terkait dengan diagnosa pasien (vallery et all, 2017)
Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui hasil dari pemeriksaan
2. Memberikan asuhan sayang ibu seperti :
a. Mendampingi ibu dan memberikan dukungan psikologis pada ibu bahwa
ibu pasti bisa menghadapi persalinan dan membolehkan 1 orang
pendamping persalinan yaitu suami atau salah satu anggota keluarga
lainnya
b. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memberikan kebutuhan nutrisi
seperti makan dan minum disaat ibu tidak merasakan kontraksi agar
mempunyai tenaga untuk mengedan saat proses persalinan
c. mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana teknik rlaksasi saat ibu
merasakan kontraksi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dengan cara

26
menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut dan
lakukan secara berulang-ulang.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk berbaring miring ke kiri untuk
mempercepat penurunan kepala bayi
e. Memberitahukan kepada ibu janangan ditahan jika ingin BAB atau BAK
karena bisa mempengaruhi proses penurunan kepala.
Rasional : asuhan sayang ibu untuk memberi dukungan emosional,
membantu pengaturan posisi ibu, pemberian nutrisi dan pencegahan infeksi
(Sri Handayani, 2022)
Evaluasi : ibu mengerti akan penjelasan bidan
3. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan seperti pembukaan dan TTV,
kontraksi uterus setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit, kontraksi uterus setiap
30 menit, DJJ setiap 30 menit, dan melakukan pencatatan dokuentasi.
Rasional : untuk memantau proses persalinan dan memastikan keadaan umum
ibu dan janinnya sehingga jika ada komplikasi bisa terdeteksi (Elisabet dkk,
2016)
Evaluasi : observasi keadaan ibu dan janin telah dilakukan
4. Pemberian cairan infus RL 20 tpm
Rasional : menjaga kecukupan cairan selama proses persalinan dan sebagai
media untuk pemberian obat melalui intravena (Dini, 2017)
Evaluasi : infus RL telah diberikan kepada ibu dan ibu bersedia
5. Persiapan persalinan
a. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan seperti partus set dan kain yang
diperlukan untuk persiapan pertolongan persalinan
b. Alat perlindungan diri seperti celemek, sarung tangan, sendal tertutup,
masker dan kacamata google, serta tempat sampah, air klorin dan DTT
c. Menyiapkan obat-obatan seperti oktisosin 10 unit dan lidokain
d. Menyiapkan meja resusitasi untuk bayi dan pakaian bayi
e. Memastikan tempat bersalin yang nyaman dan aman
Rasional : berjaga-jaga jika pembukaan sudah lengkap dan alat
persalinannya siap dipakai (Sri Handayani, 2022)
Evaluasi : segala persiapan persalinan telah disiapkan

E. Catatan Perkembangan

27
No. Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan
1. Senin/19-02- Subjektif : ibu merasa perutnya semakin mulas dan ada rasa
2024/17.30 WITA ingin mengedan
Objektif :
a. TD : 120/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, Suhu : 36,5ºc,
Respirasi : 21 x/menit
b. B. his : 4 kali dalam 10 menit selama 40 detik
c. DJJ : 155 x/menit
d. Genitalia : teraba pembukaan 10 (lengkap), adanya
tanda persalinan yaitu dorongan meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka,
tidak teraba portio, ketuban (+)
Assasment : G1P0A0 UK 40 minggu Inpartu kala II dengan
fisiologis janin tunggal hidup intra uteri
Planing :
1. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan
3. Cuci tangan, gunakan APD
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
pimpinan meneran, serta membantu ibu dalam posisi
yang nyaman
5. Menyiapkan kelahiran bayi, meletakkan handuk
bersih diperut ibu, dan meletakkan kain segitiga
dibawah bokong ibu
6. Menolong kelahiran bayi :
a. Melahirkan kepala : satu tangan menahan
perineum dan tangan lain menahan kepala agar
tidak terjadi defleksi maksimal, cek lilitan tali
pusat, tunggu putar paksi luar
b. Melahirkan bahu : memegang kepala bayi secara
biparietal, kemudian menarik lembut kearah bwah
untuk melahirkan bahu anterior, keatas melahirkan
bahu posterior
c. Melahirkan badan hinggai tungkai :

28
mengendalikan kelahiran siku dan lengan saat
melewati perineum, setelah tubuh dan lengan lahir
kemudian kedua mata kaki.
d. Melakukan penilaian sepintas : bayi menangis
kuat dan gerakan aktif, kemudian letakkan bayi
diatas perut ibu
e. Mengeringkan tubuh bayi, kepala bayi, dan badan
bayi
f. Bungkus bayi dengan kain bersih kemudian
bersihkan jalan nafas dan sedot lendir
g. Bayi lahir spontan jam 23.35, segera menangis,
bergerak aktif, jenis kelamin laki-laki, BB : 3254
gram, PB : 50 cm LK : 33 cm, LD : 33 cm
2. Senin/19-02-2024 Subjektif : perut ibu masih terasa mulas
17.45 WITA Objektif :
a. TD : 120/80 mmHg, Nadi 85 x/menit Suhu 36,7 ºc
respirasi : 22 x/menit
b. Tinggi fundus uteri : setinggi pusat
c. Kontraksi uterus : baik
d. Genitalia : tidak ada janin kedua, ada tanda pelepasan
plasenta
Assasment : P1A0 Inpartu kala III
Planning :
1. Melakukan manajemen aktif kala III
2. Memberitahukan ibu bahwa akan disuntik oksitosin
10 unit secara IM setelah bayi lahir
3. Jepit tali pusat dengan cara klem 2 cm dari permukaan
perut bayi, lalu letakkan lagi klem kedua 2-3 cm dari
klem pertama, kemudian potong tali pusat diantara
kedua klem menggunakan gunting tali pusat
4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)
5. Meregangkan tali pusat dengan posisi tangan kanan
dan tangan kiri menekan uterus dengan posisi
dorsokranial hingga plasenta lepas. Tarik tali pusat

29
sejajar lantai mengikuti jalan lahir.
6. Jika plasenta sudah berada di introitus vagina,
melanjutkan kelahiran plasenta dengan kedua tangan.
Memutar plasenta hingga selaput ketuban lahir
seutuhnya.
7. Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta lahir
lengkap pada pukul 23.50
3. Kamis/27-7-2023 Subjektif : ibu merasa lelah tetapi lega karena sudah
18.00 WITA melewati proses persalinan
Objektif :
a. TD : 120/70 mmHg, Nadi 83 x/menit suhu 36,6ºc
respirasi 23 x/menit
b. Tinggi fundus uteri : 1 jari dibawah pusat
c. Kontraksi uterus : baik
d. Genitalia : perdarahan normal, kandung kemih kosong
Assasment : P1A0 kala IV
Planning :
1. Melakukan pengecekan laserasi pada perineum
(tidak ada laserasi, hanya lecet dan tidak perlu dijahit)
2. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit
sekali dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam
1 jam kedua :
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Temperatur
d. Perdarahan
e. Tinggi fundus uteri
f. Kontraksi uterus
g. Kandung kemih
3. Membuang sampah yang terkontaminasi cairan tubuh
pasien
4. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk
persalinan

30
5. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin
6. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
7. Merapikan ibu dan memastikan ibu nyaman
8. Memeriksa ulang bayi
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada partograf
10. Memberikan salep mata pada bayi dan menyuntikkan
vitamin K pada paha bayi
11. Memberikan ibu vitamin A, antibiotik, dan tablet
tambah darah
12. Menganjurkan ibu untuk segera makan dan minum
untuk mengembalikan tenaga ibu

BAB IV PEMBAHASAN

31
Berdasarkan data subjektif, ibu masih berusia 30 tahun ketika hamil anak pertama ini.
Dimana usia ini masih termasuk usia yang aman untuk hamil. Wanita yang berisiko tinggi
saat hamil adalah saat usianya kurang dari 20 tahun atau 35 tahun atau lebih. Karena, jika
kurang dari 20 tahun organ-organ reproduksi wanita masih belum matang dan akan
banyak sekali risiko yang ditimbulkan seperti keguguran, kelahiran bayi prematur,
perdarahan, hingga komplikasi lainnya. Sama halnya dengan usia 35 tahun atau lebih.
Jika wanita memutuskan untuk hamil di usia ini, maka harus waspada dengan berbagai
risiko saat kehamilan maupun persalinannya. Wanita yang hamil dan melahirkan di usia
35 tahun atau lebih akan rentan mengalami komplikasi seperti risiko keguguran, bayi
lahir prematur, komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional atau preeklampsi serta
berisiko akan menjalani proses melahirkan dengan operasi caesar.

Kemudian pada data riwayat haid, HPHT ibu 13 Mei 2023 dan HPL nya adalah 20
Februari 2025 dan Ny. A melahirkan bayinya pada tanggal 19 Februari 2024. Hal ini
menunjukkan bahwa tangganl persalinan telah melewati HPL dimana saat usia kehamilan
40 minggu. Tetapi hal ini bukan masalah yang besar. Karena menurut dr. Rizal Fadli, 09
Mei 2023 mengatakan bahwa waktu persalinan tidak harus sama dengan Hari Perkiraan
Lahir (HPL) yang diprediksi oleh Bidan atau Dokter. Karena, HPL dihitung dengan
patokan 40 minggu, sehingga persalinan yang mungkin terjadi adalah 3 minggu lebih
awal sampai 2 minggu lewat dari HPL termasuk kondisi yang normal.

Lalu pada data keadaan kehamilan ibu sekarang, terdapat keluhan atau masalah yang
ibu alami selama kehamilannya yaitu mual muntah di usia kehamilan 11-12 minggu
dimana hal ini adalah hal yang fisiologis dialami saat usia awal kehamilan. Karena
adanya perubahan hormon maka timbul lah ketidaknyamanan yang akan dirasakan ibu
seperti mual muntah di usia awal kehamilan atau yang lebih dikenal dengan morning
sickness. Dan ibu juga pernah mengalami nyeri punggung di usia kehamilan 35-36
minggu. Dimana hal ini juga adalah hal yang fisiologis dialami oleh ibu pada Trimester
ke III, karena peningkatan berat badan ibu dan janin serta tekanan yang diberikan oleh
rahim ke tulang punggung ibu.

Kemudian pada data objektif, tidak ditemukan kelainan pada ibu. Kondisi ibu baik,
ibu tidak mengalami Kekurangan Eenergi Kronik (KEK) ataupun obesitas selama
kehamilannya. Hal ini dapat dilihat dari LILA ibu 27 cm dan IMT ibu 20,83. Pada palpasi
abdomen, didapat posisi bayi yang normal yaitu presentasi kepala, punggung kanan,

32
bagian terbawah janin sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP) dan Tinggi Fundus Uteri
ibu 30 cm. Pada saat periksa dalam didapati ada pengeluaran pervaginam seperti lendir
darah dan air-air yang menandakan ketuban sudah pecah, dimana ini adalah tanda-tanda
persalinan sudah dekat. Pembukaan sudah menunjukkan pembukaan 4, arah serviks
anterior, posisi titik penunjuk ubun-ubun kecil anterior dan penurunan kepala sudah di
Hodge I.

Pada saat ketuban sudah pecah ketika memasuki fase aktif yaitu pada pembukaan 4-
10, maka hal ini dapat mempercepat proses kelahiran, apalagi jika ini adalah kelahiran
multipara. Hal ini dibuktikan dari catatan perkembangan dan juga partograf yang
menunjukkan jarak dari pembukaan 4 ke pembukaan 10 (lengkap) hanya berkisar kurang
lebih 2 jam yang mana hal ini adalah hal yang normal pada ibu multigravida. Menurut
Penelitian yang dilakukan oleh Akademi Kebidanan Bantul Yogyakarta, diketahui rata-
rata lama persalinan kala I fase laten pada primigravida terjadi dalam waktu 228 menit
(3,8 jam) dengan pembukaan 1 cm per 76 menit (1,2 jam), sedangkan pada multigravida
terjadi selama 69 menit (1,15 jam) dengan pembukaan 1 cm per 23 menit (0,3 jam). Pada
kala I fase aktif pada primigravida terjadi selama 232 menit (3,8 jam) dengan pembukaan
1 per 33 menit (0,55 jam), sedangkan pada multigravida terjadi dalam waktu 165 menit
(2,75 jam dengan pembukaan 1 per 23,5 menit (0,39 jam).

Kemudian pada data catatan perkembangan dan partograf, dapat dilihat lama kala II
ibu berlangsung hanya 1 jam sejak pembukaan lengkap. Dimana hal ini merupakan hal
yang normal dialami oleh ibu multigravida. Menurut dr. Meliyana dari Alomedika
mengatakan bahwa Kala II merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga
bayi lahir. Pada proses ini pasien dapat mulai mengejan sesuai instruksi penolong
persalinan, yaitu mengejan bersamaan dengan kontraksi uterus. Proses fase ini normalnya
berlangsung maksimal 2 jam pada primipara dan maksimal 1 jam pada multipara. Jika
lebih daripada waktu tersebut, dapat dikatakan ibu mengalami partus lama. Ada beberapa
yang menyebabkan partus lama pada multigravida yaitu adanya kelainan letak janin,
kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar, kelainan
kongenital, grande multipara, umur dan ketuban pecah dini. Kemudian pada pukul 17.30
WITA bayi lahir spontan, keadaan baik, segera menangis, bergerak aktif, jenis kelamin
laki-laki, BB 3.254 gram, PB 50 cm, LK 33 cm, dan LD 33 cm.

33
Kemudian pada proses Kala III hanya berlangsug sekitar 15 menit sejak penyuntikkan
oksitosin. Hal ini juga hal yang wajar karena batas maksimal kala III adalah 30 menit.
Oksitosin adalah preparat hormon oksitosin yang digunakan untuk memicu atau
menguatkan kontraksi rahim jika kontraksi lemah atau tidak terjadi dengan sendirinya.
Obat ini juga digunakan untuk meredakan perdarahan setelah proses persalinan. pada
proses kala III, oksitosin akan disuntikkan di sepertiga paha bagian luar setelah 1 menit
bayi dilahirkan. Hal ini untuk merangsang kontraksi uterus sehingga plasenta dapat lepas
dari uterus. Jika dalam 15 menit pertama setelah disuntikkan oksitosin belum ada tanda-
tanda pelepasan plasenta, maka bidan akan melakukan penyuntikkan oksitosin kedua.
Dan jika setelah 30 menit kala III tetapi belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta, maka
akan dilakukan pelepasan plasenta secara manual oleh bidan.

Pada kala IV dilakukan pemantauan setelah persalinan seperti penilaian perdarahan


dan laserasi. Pada Ny. A tidak dilakukan penjahitan luka perineum karene perineum tidak
mengalami luka robekan hanya lecet sedikit saja. Kemudian juga Kala IV ini berfungsi
untuk memantau kondisi ibu selama 2 jam setelah kala III. Yaitu setiap 15 menit sekali di
1 jam pertama dan 30 menit sekali di 1 jam kedua. Hal ini digunakan untuk memantau
kondisi ibu setelah proses persalinan yang meliputi Tekanan Darah, Nadi, Temperatur,
Perdarahan, Tinggi Fundus Uteri, Kontraksi Uterus dan kondisi Kandung kemih.

34
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan normal merupakan suatu peristiwa yang menegangkan bagi
kebanyakan wanita. Seorang ibu yang menghadapi persalinan cenderung merasa takut
terutama pada primigravida. Ketika ketakutan itu dialami maka secara otomatis otak
mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit sehingga sakit saat persalinan
akan lebih terasa. Wall dan Malzack meyakini bahwa nyeri harus diringankan reaksi
stress memiliki efek berbahaya bagi ibu dan janin (Wahyuningsih, 2014).
Pada persalinan terdapat tanda-tanda persalinan, faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan seperti power, passenger, passage, psikologi, dan penolong,
mekanisme persalinan sepeerti engangement, dessent, fleksi maksimal, rotasi interna,
ekstensi, rotasi eksterna, dan ekspulsi serta tahapan-tahapan persalinan dari Kala I, II,
III, dan IV.
Berdasarkan dari semua data subjektif dan objektif didapatkan hasil bahwa
semua kondisi ibu baik dan fisiologis selama kehamilan sampai dengan selesai proses
melahirkan. Ibu berhasil melahirkan bayinya yang berjenis kelamin laki-laki dengan
BB 3.254 gram, PB 50 cm, LK 33 cm dan LD 33 cm. Selama proses pemantauan kala
IV pun hasil yang didapat yaitu kondisi ibu dan bayi baik. Ibu berkontraksi dengan
baik sehingga perdarahan yang dialami pasca persalinan pun normal.

B. Saran
1. Bagi RS TK.III DR. R. SOEHARSONO
Diharapkan untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh
masyarakat sekitar mengenai asuhan persalinan yang sesuai standar agar
tercapainya kualitas kesehatan ibu hamil yang selayaknya dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar bisa terus mempelajari dan menerapkan asuhan
kebidanan yang sesuai standar dan tetap berpegang pada kebijakan-kebijakan
yang ada.

35
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan untuk lebih terbuka dan mau menerima segala bentuk
asuhan kebidanan agar segala bentuk permasalahan dalam konteks persalinan
dapat teratasi dengan baik. Masyrakat juga diharapkan untuk lebih berwaspada
akan banyaknya komplikasi dalam persalinan agar dapat segera mendapat
pertolongan dari petugas kesehatan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Putri Larosa, 2009. Perbedaan Lama Persalinan antara Primipara dengan Multipara di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret

Ishmah Fatriyani, dkk, 2020. Perbedaan Lama Persalinan pada Primigravida dan

Multigravida. Yogyakarta : Jurnal Ilmu Kebidanan Volume 6 Nomor 2

Nelly Indrasari, 2014. Perbedaan Lama Persalinan Kala II pada Posisi Miring dan Posisi

Setengah Duduk. Bandar Lampung : Jurnal Keperawatan Volume X, No. 1

Halimatussakdiah, 2017. Lamanya Persalinan Kala I dan Kala II pada Ibu Multipara

Dengan APGAR SCORE Bayi Baru Lahir.

Ari Kurniarum, 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Selatan :

Pusdik SDM Kesehatan

Siti Nurhidayati, dkk, 2023. Mekanisme Persalinan dan Fisiologi Nifas. Booksgoogle GPress

Indonesia

37
LAMPIRAN : PARTOGRAF

38

Anda mungkin juga menyukai