Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS TM III

PADA NY.H USIA 20 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 34+6MINGGU


DI PUSKESMAS BANGSRI 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Semester III

Mata Kuliah Praktik Klinik Fisiologi

Dosen Pembimbing :

Umaroh, S.KM, S.Tr.Keb, M.Kes

Disusun Oleh:

SIELVI OKTFIANI

P1337424121035

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEMARANG

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2022/2023
1
LEMBAR PENGESAHAN

“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis TM III Pada Ny.H Usia 20 Tahun G1P0A0
Usia Kehamilan 34+6Minggu di Puskesmas Bangsri 1”

Laporan ilmiah ini disusun oleh :

Nama : Sielvi Oktafiani

NIM : P1337424121035

Prodi : DIII Kebidanan Semarang

Disetujui dan di sahkan oleh :

Hari :

Tanggal :

Semarang, November 2022

Pembimbing Klinik Praktikan

Siti Asiatun, S.SiT Sielvi Oktafiani

NIP. 197304221992032001 NIM. P1337424121035

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

Umaroh, SKM, S. Tr. Keb, M. Kes

NIP. 1969031419982002

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat, hidayah
serta inayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan laporan ilmiah ini dengan Judul “Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil Fisiologis Ny.H Usia 20 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 34+6 Minggu”
di Puskesmas Bangsri 1.

Laporan ilmiah ini disusun untuk memenuhi target kompetensi mata kuliah Asuhan
Kebidanan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan laporan ilmiah ini, antara lain :
1. Ibu Sri Rahayu, S.Kp.Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Semarang
2. Ibu Umaroh,SKM,S.Tr.Keb,M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma III
Kebidanan Semarang
3. Ibu Umaroh, SKM, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Pembimbing Institusi
4. Ibu Siti Asiatun, S.SiT selaku Pembimbing Klinik Lahan
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga laporan ini
terselesaikan
6. Berbagai pihak terlibat dalam penyelesaian laporan ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya
tulisan ini. Penulis berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, November 2022


Penulis

Sielvi Oktafiani

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan Fisiologis


2.1.1 Definisi Kehamilan ..............................................................................................3
2.2.1 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Ibu Hamil Trimester III ….........................3
2.3.1 Ketidaknyamanan yang terjadi pada Kehamilan Trimester III ...........................4
2.4.1 Komplikasi kehamilan Trimester III ………………………………………………….7
2.5.1 Penatalaksanaan Ibu Hamil Trimester III ……...………………………………8
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis
2.2.1 Pengkajian Data……………………………………………………………….14
2.2.2 Interpretasi Data ……………………………………………………………....14

2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial ………………………………………..29

2.2.4 Identifikasi Tindakan Segera ………………………………………………..………..29

2.2.5 Perencaan Tindakan …………………………………………………..………………31

2.2.6 Pelaksanaan Tindakan…………………………………………………...…………….31

2.2.7 Evaluasi………………………………………………………………….……………32

BAB III Tinjauan Kasus


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny. H Usia 20
Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 34+6 Minggu di Puskesmas Bangsri 1 ....................33
BAB IV Pembahasan

A.Pengkajian........................................................................................................

4
B.Analisa..............................................................................................................

C.Penatalaksanaan................................................................................................

BAB V Penutup
A.Simpulan............................................................................................................................44
B.Saran.................................................................................................................................44
Daftar Pustaka........................................................................................................................vi

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan bayi sampai saat ini masih terjadi masalah utama di dunia
dan di Indonesia. Menurut data yang diperoleh Kemenkes RI pada tahun 2017 angka
kematian ibu saat melahirkan turun dari 4.999 kasus pada 2015 menjadi 4.912 kasus di
tahun 2016. Sementara hingga semester satu di tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian
ibu saat proses persalinan. Salah satu upaya nyata WHO yaitu safe motherhood hanya
mampu menurunkan sebagian kecil dari tingginya AKI dan AKB di dunia.
Menurut Profil Kesehatan RI (2016), untuk data di Indonesia cakupan K4 (jumlah
ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun) terjadi penurunan
cakupan K4, yaitu dari 86,85% pada tahun 2013 menjadi 85,35%. Penurunan tersebut
disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut:
1. Pemeriksaan antenatal sudah berdasarkan kualitas pelayanan 10T.
2. Mobilitas di daerah perkotaan yang tinggi.
3. Penetapan sasaran ibu hamil yang terlalu tinggi di beberapa kab/kota.
4. Ada budaya masyarakat pada saat menjelang persalinan pulang ke kampung
halaman.
5. Pencatatan dan pelaporan masih belum optimal.
Sedangkan di Jawa tengah tahun 2016 sebesar 94,23% di bawah target 100 %.
Kemenkes RI (2016). Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
ibu hamil tidak hanya dari sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus
ditingkatkan, di antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
harus diberikan saat kunjungan.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal
sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi waktu minimal 1
kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia
kehamdaa 24 minggu- lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kebidanan. (Profil Jateng,2015)
Ibu hamil hendaknya mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan
baik dan body mekanik (sikap tubuh yang baik), ini diinstruksikan kepada wanita hamil
karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama
kehamilan. Dengan meningkatnya pengetahuan akan kesehatan, kini kaum wanita mulai
memiliki kesadaran akan pentingnya kebutuhan-kebutuhan dasar yang dia bumhkan
selama masa kehamiannya. Ini bukan berarti hanya berlaku pada ibu hamil saja tetapi ini
juga tennasuk kesadaran suami, keluarga bahkan lingkungan sekitar untuk memenuhi

6
kebutuhan yang diperlukan untuk ibu hamil demi kelancaran dan keselamatan ibu hamil
dan bayi yang dikandungnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mampu memberi asuhan kebidanan secara komprehensif dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada ibu hamil trimester III.
2. Tujuan Khusus
Memenuhi tugas target praktik fisiologis Program Studi DIII Kebidanan
Semarang, Poltekkes Kemenkes Semarang dan agar mahasiswa mampu :
a. Menentukan interprestasi data ibu hamil trimester III.
b. Menentukan diagnose potensial pada ibu hamil trimester III.
c. Melakukan tindakan antisipasi pada ibu hamil trimester III.
d. Merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada ibu hamil trimester III.
e. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan pada ibu hamil
trimester III.
f. Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada ibu hamil
trimester III.

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman
dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan setiap asuhan kebidanan pada ibu
hamil TM III.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil
fisiologis.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada
kehamilan secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada kehamilan
sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kehamilannya.
4. Bagi Lahan Praktik
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan.

7
BAB II
TINJAUAN TEORI
KEHAMILAN TRIMESTER III

I. TINJAUAN TEORI MEDIS


A. Definisi Kehamilan
1. Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.
(Hani, Ummi, 2010 :37)
2. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi . (Saifuddin, 2010 : 213)
3. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke-40). (Saifuddin,
2010:213)
Dari pengertian kehamilan diatas dapat diambil kesimpulan pengertian kehamilan
Trimester III, yaitu umur kehamilan dari minggu ke 28-40 minggu.

B. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Ibu Hamil Trimester III


1. Uterus
Rahim atau uterus yang besarnya sejampol atau 30gram akan mengalami
hipertrofit dan hiperplasi sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasi dan hipertrofi menjadi lebih besar,
lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena mengikuti pertumbuhan
janin.
Perubahan pada istmus uteri (rahim) menyebabkan istmus menjadi lebih
panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat
saling sentuh. Perlunakan istmus disebut tanda hegar.Hubungan antara besarnya
rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan
penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, mola hidatidosa, hamil dengan
hidramnion yang akan teraba lebih besar.
Pada trimester III usia kehamilan 30 minggu, tinggi fundus uteri adalah 3 jari
diatas pusat. Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari di
bawah prosesus xifoideus.(Manuaba,2010:85-87)
2. Serviks Uteri
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak kebiruan.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada
seluruh serviks, bersama terjadinya hipertrofi dan hiperplasi pada kelenjar-kelenjar
serviks. (Saifuddin, 2010 : 177)
3. Payudara

8
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di
bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan
tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum akan keluar yang berasal dari kelenjar sinus yang mulai bersekresi.
(Saifuddin, 2010: 178)
4. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan memberikan banyak implikasi terhadap manajemen penyakit
jantung pada wanita hamil. Perubahan tersebut mempengaruhi manajemen
persalinan dan perawatan selama dan setelah kehamilan.
Pada kehamilan 30 minggu, volume total darah meningkat 40% dengan
peningkatan volume total plasma mencapai 50%, akan tetapi karena tidak diikuti
peningkatan sel darah merah yang sesuai (hanya meningkat 20%) maka terjadi
pengenceran konsentrasi darah yang bersifat anemia.(Siswosudarmo,2010:44).
5. Tratus Urinarus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih, keadaan ini akan
hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul
keluhan ini akan timbul kembali. Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate,
dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan dijumpai asam
amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih banyak. Pada fungsi
renal akan di jumpai peningkatan creatinine clearance lebih tinggi 30 %. Pada
ureter akan terjadi dilatasi. (Saifuddin, 2010 : 185-186)
6. Sistem Respirasi
Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan,tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengembalian
oksigen per menit akan mengalami penambahan secara signifikasn pada kehamilan
lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan
kembali seperti sediakala dalam 24 minggu setelah persalinan . (Saifuddin, 2010 :
185).
7. Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badab selama kehamilan berasal dari uterus
dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan cairan esktravaskuler.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan bertambah 12,5 kg. (Saifuddin, 2010 :
180)
8. Sistem Integument
Pada kulit dinding perut terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam,
dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini
dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu
seringkali di temukan garis berwarna perak berkilau yang merupkan sikatrik dari
striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya
(linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut linea
nigra. (Saifuddin,2010: 179).
9
9. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Trimester III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran
bayi. Sekitar bulan ke- 8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi,
ketika bayi membesar dan ketidakyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah,
dan menunggu nampaknya terlalu lama.

Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir akan bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut
kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap dapat membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan merasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
(Pusdiknakes,2010:79)

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelak. Selain itu, ibu juga merasa sedih karena akan
berpisah dengn bayinya dan akan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester ini, ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari
suami,keluarga,dan bidan. Trimester ini juga saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjai orang tua. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayi mereka
laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama
untuk bayi mereka.(Hani,dkk,2011:68)

C. Ketidaknyamanan yang terjadi pada Kehamilan Trimester III


1. Nyeri Punggung
a. Penyebab
Hiperlordosis, lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat
tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf. Struktur ligamentum dan otot
tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat.
Perubahan ini dan perubahan lainnya seringkali menimbulkan rasa tidak
nyaman pada muskuloskeletal.
Terjadi relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal
selama masa hamil, pemisahan simpisis pubis, dan ketidak stabilan sendi
sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan.
(Hani, Ummi, dkk, 2010: 65)
b. Penatalaksanaan
Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat barang yang
jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki sedikit di depan, hindari
sepatu hak tinggi, hindari pekerjaan dengan beban yang terlalu berat.
Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung. (Hani, Ummi, dkk,
2010:65)
10
2. Konstipasi
a. Penyebab
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih
maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air
menjadi lebih lama. (Hani, Ummi,dkk, 2010: 55)
b. Penatalaksanaan
Meningkatkan intake cairan dan serat dalam diet, misalnya buah, sayuran,
minum air hangat terutama ketika perut kosong. Istirahat cukup, buang air
besar secara teratur dan segera setelah ada dorongan. Hindari minyak
mineral, lubrican, perangsang, saline, hiperosmosis, dan castor oil. (Hani,
Ummi,dkk, 2010: 55)
3. Edema
a. Penyebab
Terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan penekanan uterus
terutama pada vena pelvis ketika duduk dan vena cava inferior ketika
berbaring, dan penyerapan kapiler. (Hani, Ummi, dkk, 2010: 58)
b. Penatalaksanaan
Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama. Istirahat dengan posisi
berbaring miring dan kaki ditinggikan. Hindari kaos kaki atau stocking yang
ketat. Hindari sandal atau sepatu hak tinggi. (Hani, Ummi, dkk, 2010: 58)
4. Sering berkemih
a. Penyebab
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya
merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Uretra memenjang sampai
7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada
masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi
mudah luka berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500ml. Pada saat
yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa
ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine. ( Hani,
Ummi,dkk, 2010: 59)
b. Penatalaksanaan
Mengosongkan kandung kemih ketika ada dorongan. Memperbanyak
minum pada siang hari. Jangan kurangi minum pada siang hari, jangan
kurangi minum di malam hari kecuali mengganggu tidur dan mengalami
kelelahan.Mrnghindari minum kopi atau teh sebagai diuresis. Berbaring
miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis. ( Hani, Ummi, dkk, 2010:
59)
5. Varises
a. Penyebab
Varises pada wanita hamil sering dijumpai pada trimester terakhir dan
biasanya terdapat pada genetalia eksterna, kaki dan betis. Varise juga terjadi

11
pada orang yang mengalami gangguan dalam pembuluh darah. (Maritalia,
Dewi, 2012: 114)
b. Penatalaksanaan
Ketat, hindari menyilangkan kaki, hindari periode berdiri lama.
(Maritalia, Dewi, 2012: 114)
6. Insomnia
a. Penyebab
Masalah emosional, gerakan janin, dan rasa tidak nyaman lain dapat
menyebabkan wanita hamil terbangun dimalam hari.
b. Penatalaksanaan
- Lakukan olahraga ringan setiap hari.
- Hindari kafein.
- Kurangi asupan cairan sebelum tidur.
- Hindari makanan dalam jumlah besar dalam 2 jam sebelum tidur.
- Tidur dengan jam teratur. Plih aktivitas yang tidak menstimulasi
sebelum waktu tidur. Kurangi suara dan pencahayaan dalam ruangan,
(Sinclair,2010:47)

D. Komplikasi Kehamilan Trimester III


1. Persalinan prematuritas
Adalah persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36
minggu,dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg.
2. Kehamilan ganda (kembar)
Adalah faktor ras yang sering mempunyai angaka hamil ganda yang
tinggi,pemakaian obat perangsang indung telur atau faktor keturunan dalam
keluarganya.
3. Kehamilan dengan perdarahan
a. Perdarahan plasenta previa
Adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian
rupa asehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen
bawah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen
bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. (Saifuddin,2010: 495)
b. Perdarahan solusio plasenta
Adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium
sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. (Saifuddin, 2010:503)
4. Kehamilan dengan ketuban pecah dini
Adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban
pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini
pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10 % prempuan hamil aterm
akan mengalami ketuban pecah dini. (Prawirohardjo,2010: 677)
5. Kehamilan lewat waktu bersalin
12
Kehamilam yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih , di
hitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus naegele dengan siklus haid
rata-rata 28 hari. (Prawirohardjo,2010:686)
6. Kehamilan dengan pre-eklamsia dan eklamsia
Adalah kumpulan gejala penyakit yang terdiri dari trias HPE (Hipertensi,
Proteinuria, Edema).
a) Gejala klinis pre-eklamsia
1) Gejala ringan
 Tekan darah sekitar 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan
darah 30mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolik, dengan
interval pengukuran selama 6 jam.
 Terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gram/liter atau
kualitatif +1 sampai +2.
 Edema(bengkak kaki,tangan atau lainnya)
 Kenaikan berat badan lebih dari 1kg/minggu.
2) Gejala berat (kelanjutan pre-eklamsia ringan)
 Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
 Pengeluaran protein dalam urin lebih dari 5 gr/24 jam
 Terjadi penurunan produksi urin, kurang dari 400 cc/24 jam
 Terdapat edema paru dan sianosis (kebiruan) dan terasa sesak napas.
 Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan
penglihatan,nyeri didaerah perut atas).
b) Eklamsia
Timbulnya kejang pada perempuan dengan preeklamsi yang tidak
disebabkan oleh penyebab lain dinamakan eklamsi,kejang yang timbul
merupakan kejang yang umum terjadi sebelum, saat, atau setelah persalinan.
(Cunningham,2013:742-743)
E. Penatalaksanaan Ibu Hamil Trimester III
a. Pengawasan antenatal
1. Pengertian
Merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau
bermasalah.

2. Tujuan asuhan antenatal


a) Untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya
dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu.
b) Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
c) Mempersiapkan kelahiran.
d) Memberikan pendidikan.
e) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.

13
f) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu juga bayi.
g) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan / komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit umum,
kebidanan dan pembedahan.
h) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mung kin.
i) Mempersiapkan ibu agar agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
asi eksklusif.
j) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Hani, Ummi, 2010: 6)
3. Jadwal pemeriksaan kehamilan trimester III
Setelah umur kehamilan 22 minggu,maka ibu datang 2 minggu sekali,dan
setelah umur kehamilan 36 minggu datang seminggu 1 kali sampai umur
kehamilan 40 minggu.(Yeyeh, 2010:1-4,165).
4. Pemberian imunisasi TT
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan
pada janin terhadap infeksi tetanus pada saat persalinan, maupun postnatal.
Bila seorang wanita selama hidupnya mendapatkan imunisasi sebanyak lima
kali berarti akan mendapatkan kekebalan seumur hidup (long life) dengan
periode waktu tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO, jika seorang
ibu belum pernah mendapatkan paling sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan
(pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu setelah
kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaikanya diberikan sebelum dua minggu
persalinan untuk mendapat efektivitas dari obat. (Hani, Ummi,2010: 11)
5. Pemberian tablet zat besi
Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan 90
tablet tambah darah (Fe). Karena sulit untuk mendapatkan zat besi dengan
jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia seorang wanita
sebaiknya mengosumsi sedikitnya 60 mg zat besi ( mengandung FeSO4
320mg) dan 1 mg asam folat setiap hari. Akan tetapi, jika ibu tersebut sudah
menderita anemia, maka sebaiknya mengosumsi 2 tablet besi dan 1 asam folat
per hari. Bahwa zat besi menyebabkan mual, konstipasi, serta perubahan
warna pada feses. Maka minum tablet besi sebaiknya di minum pada malam
hari untuk menghindari persaan mual. ( Hani, Ummi, 2010: 11-12)
b. Persiapan persalinan dan laktasi
1. Senam hamil
Senam hamil memudahkan ibu melakukan tugas persalinan dengan
kekuatan dan kepercayaan diri sendiri di bawah bimbingan penolong pada
persalinan normal(fisiologis).Melalui senam hamil diperoleh k eadaan prima
dengan melatih dan mempertahankan kekuatan otot dinding perut,otot dasar
panggul,serta jaringan penyangganya untuk berfungssi saat bersalin.
Syarat-syarat senam hamil:

14
 Ibu hamil cukup sehat berdasarkan pemeriksaan dokter atau bidan.
 Kehamilan tidak mempunyai komplikasi (keguguran
berulang,kehamilan dengan perdarahan, kehamilan dengan bedah operasi)
dilakukan setelah kehamilan berumur 20-22 minggu dengan bimbingan
petugas dan di rumah sakit
2. Perawatan payudara
Merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun setelah
bersalin,akan menjaga bentuk payudara juga akan mempertahankan dan
memperlancarkan keluarnya ASI.
Langkah untuk melakukan perwatan payudara pada masa hamil:
1) Kompres puting susu dan sekitarnya dengan menempelkan kapas/waslap
bersih yang dibasahi minyak kelapa lebih kurang selama 3 menit.Setelah
kompres diangkat, usap berulang ulang dengan waslap sampai puting
dan areola menjadi bersih.
2) Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa,kemudian plin
puting susu dengan ibu jari dan telunjuk ke arah tengah sampai 20-30 kali.
3) Lakukan tindakan ini 2 kali sehari sebelum mandi
c. KIE
1) Makanan pada ibu hamil
Pada kehamilan trimester III, janin mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat.Umumnya nafsu makan ibu sangat baik dan
ibu sering merasa lapar.Pada masa ini,hindari makan berlebihan sehingga
berat badan tidak naik terlalu banyak.Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang seperti yang manis-manis dan gorengan
perlu dikurangi. Bahan makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu
diberikan lebih banyak dibanding pada kehamilan trimester II,karena selain
untuk pertumbuhan janin yang sangat pesat,juga diperlukan untuk ibu dalam
mempersiapkan persalinan.
Kebutuhan zat gizi wanita hamil

Makanan Jumlah
Kalori 2500
Protein(gram) 85
Kalsium(gram) 1,5
Ferum/Fe(mg) 15
Vitamin A(IU) 6000
Vitamin B(mg) 1,8
Vitamin C (mg) 100
Vitamin D (SI) 2,5
Riboflavin 18
15
Asam nikotin (mg) 600
Kebutuhan makanan ibu hamil trimester III dalam sehari

Jenis Takaran
Nasi 3 piring
Ikan 3 potong
Tempe 5 potong
Sayuran 3 mangkuk
Buah 2 potong
Gula 5 sdm
Susu 1 gelas
Air 6 gelas
2) Hygiene selama kehamilan
Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak
keringat,terutama didaerah lipatan kulit. Mandi 2-3 kali sehari membantu
kebersihan badan dan mengurangi infeksi puting susu perlu mendapat
perhatian khusus,membersihkan puting susu sambil menarik keluar sebagai
persiapan untuk memberi ASI. Pakaian sebaiknya dari bahan yang dapat
menyerap keringat, sehingga badan selalu kering terutama didaerah lipatan
kulit.
3) Hubungan seksual
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual.Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu
dihindari hubungan seksual karena dapat membahayakan.Infeksi dapat timbul
bila hubungan dilakukan kurang hygienis,ketuban dapat pecah dan persalinan
mungkin terjadi karena sperma mengandung prostaglandin yang dapat
merangsang persalinan.Keinginan seksual ibu hamil tua sudah berkurang
karena berat perut yang semakin membesar dan tekniknyapun sudah sulit
dilakukan.
4) Istirahat
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan,mandi
dengan air hangat sebelum tidur,tidur dalam posisi miring kekiri,letakkan
beberapa bantal untuk menyangga,pada ibu hamilnya lebih baik untuk banyak
menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan
tidur betulan hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi
darah,jangan bekerja terlalu capek dan berlebihan.Wanita hamil boleh
bekerja,tetapi jangan terlampau berat.(Yeyeh,2010:106).
5) Tanda-tanda menjelang persalinan
16
 Terjadi his persalinan
 pinggang terasa sakit
 interval makin pendek dan kekuatan makin meningkat
 menimbulkan pembukaan mulut Rahim
 Pengeluaran lendir dan darah
His persalinan menimbulkan terjadinya perubahan serviks yang menyebabkan:
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalisservikalis
lepas.
 Terjadi perubahan karena kapiler pembuluh darah
 Pengeluaran cairan
 Terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam 24 jam.
6) Cara meminum Fe
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan
pemantauan cara minum yang benar karena hal ini sangat mempengaruhi
efektivitas penyerapan zat besi. Vitamin c dan protein hewani merupakan
elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi, sedangkan kopi,
teh, garam kalsium, magnesium dan (terkandung dalam kacang-
kacangan) akan menghambat penyerapan zat besi. Namun, demikian bukan
berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidak bermanfaat
bagi tubuh. Zat-zat ini tetap dikonsumsi namun jangan diminum bersamaan
dengan tablet zat bebsi. Berilah jarak waktu kurang lebih 2 jam dari pemberian
zat besi.
7) Tanda bahaya dalam kehamilan
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan
sebagai data dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan.Komplikasi atau
tanda bahaya pada Kehamilan TM III atau lanjut sebagai berikut:
1) Perdarahan pervagina
a) Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh jalan lahir.
b) Solusio Plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas
sebagian atau seluruhnya sebelum jalan lahir, biasanya dihitung sejak
usia kehamilan lebih dari 28 minggu (Sulistyawati, 2011: 158)
2) Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang yang menunjukan masalah serius adalah sakit
kepala yang hebat yang menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.

17
3) Penglihatan Kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengaancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur
atau terbayang secara mendadak.
4) Bengkak di Wajah dan jari-jari Tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain.
5) Keluar Cairan per Vagina
Jika keluarnya cairan ibu tidak merasa, berbau amis, dan warna putih
keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.
6) Gerakan Janin Tidak Terasa
Minimal janin bergerak 10 kali dalam 24 jam, namun jika janin dalam
24 gerakanya tidak lebih 10 kali atau gerakanya tidak seperti biasanya
yang aktif merupakan salah satu tanda bahaya.
7) Nyeri Perut Yang Hebat
Pada kehamilkan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak
berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang
membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan disertai
perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus
waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta.

18
BAB III
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN TRIMESTER III

PENGKAJIAN

Tanggal : ................. Waktu : .................. Tempat : ..................

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data wanita hamil terdiri atas
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. ( Hani, Ummi, dkk, 2010 : 86 )

IDENTITAS PASIEN
Menanyakan identitas yang meliputi:
1) Nama istri/ Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam
asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab. (Walyani, Elisabeth, 2015: 118)
2) Umur
Umur perlu dikaji guna mengetahui apakah klien dalamkehamilan yang beresiko atau
tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko
tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25
tahun. (Walyani, Elisabeth, 2015: 118)
3) Agama
Menanyakan agama klien dan berbagai praktik agama yang dijalani. Informasi ini dapat
menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi
keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga
kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah. (Walyani, Elisabeth,
2015: 118)
4) Pendidikan
Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini membantu klinis
memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya.
(Walyani, Elisabeth, 2015: 118)
5) Suku/bangsa
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang
peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki
kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi

19
yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
(Walyani, Elisabeth, 2015: 118)
6) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam
keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur, dan pajanan terhadap
bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. (Walyani, Elisabeth, 2015: 119)
7) Alamat
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan
persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan. (Walyani,
Elisabeth, 2015: 119)

a. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Kunjungan
Dikaji untuk mengetahui alasan wanita datang ke tempat bidan/ klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (Hani,Ummi, dkk, 2010:87).
Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan diagnosis ada/tidaknya kehamilan,
mendapatkan perawatan kehamilan, menentukan usia kehamilan dan perkiraaan
persalinan, menentukan status kesehatan ibu dan janin, menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya. (Walyani, Elisabeth, 2015: 117)
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Dituliskan sesuai
dengan yang diungkapkan oleh klien serta menanyakan sejak kapan hal tersebut
dikeluhkan klien. Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk
pemeriksaan. (Walyani, Elisabeth, 2015: 119)
3. Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning akan
adanya penyulit masa hamil). Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada masa hamil
yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami
gangguan.
Riwayat kesehatan meliputi :
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita. Apabila klien pernah
menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam
kandungannya tersebut berisiko menderita penyakit yang sama. Tanyakan kepada
klien penyakit apa yang sedang diderita sekarang, apakah pernah dirawat, berapa
lama dirawat, dan dengan penyakit apa dirawat. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2016:
120)
Yang dikaji dalam riwayat kesehatan adalah penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan.
1) Sistem Kardiovaskuler
 Penyakit jantung maternal
Penyakit jantung katup ialah yang terbanyak menimbulkan masalah pada
kehamilan, yang meliputi penyakit obstruksi dan regurgitasi. Peningkatan
20
volume darah dan curah jantung akan menyebabkan peningkatan tekanan
sehingga terjadi overload pressure, juga akan meningkatkan volume
regurgitasi. Resiko akan prematuritas, IUGR, BBLR, dan kehamilan
kongenital.
 Hipertensi
Hipertensi yang terjadi selama kehamilan memberi pengaruh buruk pada
kesehatan janin yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta,
hipovolemia, vasospasme dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.
Dampak yang terjadi ialah Intra Uterine Growth Restriction (IUGR). Secara
tidak langsung terjadi kenaikan mordibitas dan mortalitas janin sebagai akibat
dari IUGR, prematuritas, olihidramnion, dan solusio plasenta.
2) Penyakit darah
 Anemia
Anemia defisiensi besi yang merupakan gangguan yang telah ada atau keadaan
yang baru didapat yang mengakibatkan wanita hamil beresiko tinggi terhadap
komplikasi.
Anemia defisiensi besi merupakan komplikasi 15% sampai 25% dari semua
kehamilan yang terjadi pada 40% wanita hamil di Amerika-Afrika. Banyak
wanita yang ketika memasuki masa kehamilan telah menderita anemia
defisiensi akibat diet yang buruk, periode menstruasi yang hebat, atau program
penurunan berat badan yang tidak tepat.
Lazimnya, rata-rata wanita bergantung kepada simpanan besi sehingga
mencukupi untuk memasok besi pada kehamilan.
Anemia defisiensi besi dihubungkan dengan berat bayi lahir rendah dan
kelahiran prematuritas.
3) Sitem Pernapasan
 Asma
Ketika pasien terpapar suatu hal yang dapat menstimulasi respon inflamasi dan
aktivitas sel mast, maka dapat menyebabkan komplikasi yang bergantung pada
derajat asma. Pada asma berat, hipoksia janin dapat terjadi sebelum ibu
mengalami hipoksia.
 Pneumonia
Pneumonia adalah invensi bakteri atau virus ke jaringan paru-paru. Setelah
invasi, terjadi respons inflamasi disertai eksudat yang berasal dari sel-sel darah
merah, fibrin, dan leukosit polimorfonuklear ke dalam alveoli.
Pneumonia merupakan komplikasi yang serius pada kehamilan karena cairan
yang terakumulasi dalam ruang alveoli menyebabkan terbatasnya pertukaran
oksigen-karbondioksida dalam paru-paru dan terbatasnya oksigen yang
tersedia untuk janin jika akumulasi cairan berlebihan, sehingga ibu dan janin
berada pada status beresiko tinggi.
Persalinan prematur dapat terjadi jika pneumonia dialami pada kehamilan
tahap lanjut.
 TBC
21
Tubercolosis dapat membahayakan hasil akhir kehamilan, seperti persalinan
prematur, berat badan lahir rendah, hambatan pertumbuhan dan angka
kematian perinatal yang meninggi.
4) Sistem Endokrin
 Diabetes Melitus (DM)
Keadaan dimana pankreas tidak cukup untuk memungkinkan berlangsungnya
metabolisme karbohidrat, sehingga glukosa tidak dapat memasuki sel. Dengan
karakteristik hasil GDP > 126 mg/dl dan GDS > 200 mg/dl. Risiko yang
terjadi pada ibu adalah hidramnion, preeklamsi, anemia, ISK, makrosomia.
5) Sistem Urogenital
 Infeksi Saluran Kemih
Bila ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000/ml. Infeksi dapat
terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah atau saluran limfe,
dapat naik lagi ke uretra, kandung kemih dan saluran yang lebih atas.
Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria dengan
kejadian anemia, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan
preeklamsia.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita
penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit
menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara
langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk
sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian
terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan
untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut
atau tidak. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2016: 121)
4. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Haid
Data ini diperoleh untuk mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat haid anatara lain
sebagai berikut:
1) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita haid pertama
kali umumnya sekitar 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan
gizi, bangsa, lingkungan, iklim, dan keadaan umum. (Walyani, Elisabeth, 2015:
120)
2) Siklus haid
Siklus haid adalah jarak antara haid yang dialami dengan haid berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari. Siklus normal haid biasanya 28 hari.
(Walyani, Elisabeth, 2015: 120)
3) Lamanya

22
Lamanya haid yang noral adalah ± 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari
berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit
yang mempengaruhi. (Walyani, Elisabeth, 2015: 120)
4) Volume/Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu
berlebih, itu berarti telah menunjukan gejala kelainan banyaknya darah
haid. (Walyani, Elisabeth, 2015: 120)
5) Dismenorea
Nyeri haid ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak
ditiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien
begitu hebat seingga menimbulkan nyeri haid. (Walyani, Elisabeth, 2015: 120)
6) Leukorea
Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama secara
berlebihan. Leukorea normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi, juga
terjadi melalui rangsangan seksual. Leukorea abnormal dapat terjadi pada semua
infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahi, rahim
dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi penyakit hubungan kelamin).
b) Riwayat Kehamilan Sekarang
Dikaji :
1) Gravida/Para
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang
kehamilan. Apabila klien mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, maka
bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang
bagaimana merawat kehamilannya dengan maksimal.(Walyani, Elisabeth, 2015:
124)
2) Usia Kehamilan
Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan
persalinan. (Manuaba,dkk, 2012:99)
3) HPHT
HPHT adalah hari haid pertama terakhir seorang wanita sebelum hamil. Cara
menentukan HPHT adalah dengan melakukan anamnesis pada ibu secara tepat
karena apabila terjadi kesalahan, maka penentuan usia kehamilan juga menjadi
tidak tepat. Haid terkhir tersebut harus normal, baik dari lamanya maupun dari
banyaknya. HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan
darah menstruasi dengan frekuensi dan lama menstruasi seperti biasa.
(Hani,Ummi, dkk, 2010: 79)
4) HPL
HPL adalah tanggal taksiran perkiraan persalinan ibu. Bisa ditentukan setelah
HPHT didapatkan.
HPL = tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT dikurangi 3, Tahun HPHT
ditambahkan 1 (jika bulan lebih dari 4-12)
HPL= tanggal HPHT ditambahkan 7, bulan HPHT dikurangi 3, Tahun HPHT
dikurangi 1 (jika bulan lebih dari 1-3)
23
(Hani, Ummi, dkk, 2010: 80)
5) Gerakan Janin
Diperkirakan terjadi gerakan pertama fetus pada usia kehamilan 16 minggu
terdapat perbedaan. Pada primigravida biasanya dirasakan pada usia 18 minggu,
sedangkan pada multigravida sekitar 16 minggu. Dengan mengetahui gerakan
janin maka perkiraan umur kehamilan dapat ditetapkan. Gerakan janin juga
diperlukan untuk mengetahui keadaan janin (masih hidup/mati). Berupa positif
jika ada, dan negatif jika belum ada.
(Hani,Ummi, dkk, 2010:81)
Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi
baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16 – 20 minggu karena
diusia kehamilan tersebut, dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin lebih
kuat. (Saifuddin, 2010:219 ).
Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam ) (Saifuddin,
2010:285 )
6) Masalah-masalah
Menanyakan kepada klien apakah ada masalah pada kehamilan trimester I
(hiperemesis gravidarum, anemia,dll), pada trimester II dan trimester III
tanyakan masalah apa yang pernah dirasakan pada kehamilan sebelumnya. Hal
ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan sekarang akan terjadi
hal seperti itu lagi. (Walyani, Elisabeth, 2015: 122)
7) Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada
janin terhadap infeksi tetanus pada saat persalinan, maupun postnatal. Bila
seorang wanita selama hidupnya mendapatkan imunisasi sebanyak lima kali
berarti akan mendapatkan kekebalan seumur hidup (long life) dengan periode
waktu tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO, jika seorang ibu
belum pernah mendapatkan paling sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan
(pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu setelah
kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaikanya diberikan sebelum dua minggu
persalinan untuk mendapat efektivitas dari obat (Mandriwati, dkk, 2016:32).

Pemberia Interval (selang waktu Lama Dosis


n minimal) perlindungan
imunisasi
TT-1 Pada kunjungan ANC
- 0,5 cc
pertama
TT-2 4 minggu setelah TT-I 3 tahun 0,5 cc
TT-3 6 bulan setelah TT-2 5 tahun 0,5 cc
TT-4 1 tahun setelah TT-3 10 tahun 0,5 cc
TT-5 1 tahun setelah TT-4 25 tahun/seumur 0,5 cc
hidup

24
c) Penggunaan obat-obatan
Menanyakan klien riwayat pemakaian obat-obatan resep dan obat bebas. Tanyakan
juga tentang alergi obat, mencakup berbagai reaksi yang terjadi setelah obat
ditelan. Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. (Walyani, Elisabeth, 2015: 122)
Penyalahgunaan NAZA saat hamil dapat mempengaruhi perkembangan janin baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung dari obat melalui
plasenta dapat menimbulkan efek pada sel embrio, sedang pengaruh tidak langsung
dengan mempengaruhi perfusi plasenta dan oksigenasi janin. Efek obat ditentukan
oleh jenis obat, frekuensi pemakaian, efek aliran darah plasenta, efek terhadap
jaringan janin, dan waktu pemakaian dalam kehamilan. (Saifuddin, 2010 : 945-946)
d) Riwayat ANC
1) Trimester 1
Menanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan
selama kehamilan trimester I.
1) Trimester II
Menanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester
II kehamilan sebelumnya dan menanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap
kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut
pada kehamilan sekarang.
2) Trimester III
Menanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester
II kehamilan sebelumnya dan menanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap
kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut
pada kehamilan sekarang.
Tempat ANC juga ditanyakan untuk mengetahui dimana tempat klien
mendapatkan asuhan kehamilan tersebut. (Walyani, Elisabeth, 2015: 122)
e) Riwayat Kebidanan yang lalu
Menanyakan:
1) Jumlah Kehamilan (Gravida/G)
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang
kehamilan. Apabila klien mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, maka
bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang
bagaimana merawat kehamilannya dengan maksimal.(Walyani, Elisabeth, 2015:
124)
2) Jumlah anak yang hidup
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran, apabila pernah
maka pada kehamilan berikutnya beresiko mengalami keguguran kembali. Serta
apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang banyak,
berarti kehamilan ini sangat diinginkan. (Walyani, Elisabeth, 2015: 124-125)
3) Jumlah kelahiran Premature

25
Untuk mengidentifikasi apakah pernah mengalami kelahiran premature
sebelumnya, jika ia maka dapat beresiko menimbulkan persalinan premature
berikutnya (Walyani, Elisabeth, 2015: 125)
4) Jumlah keguguran
Menanyakan kepada klien apakah pernah mengalami keguguran atau tidak.
Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan
sebelumnya maka beresiko mengalami keguguran berulang. (Walyani,
Elisabeth, 2015: 125)

5) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forcep)


Untuk mengetahui catatan kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melalui
bedah sesar, dibantu forcep atau vakum. (Walyani, Elisabeth, 2015: 125)
6) Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca persalinan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami perdarahan
pascapersalinan, perdarahan antepartum, atau intrapartum
sebelumnya. (Walyani, Elisabeth, 2015: 125)
7) Berat bayi
Dikaji untuk mengidentifikasi berat bayi yang dilahirkan pada kehamilan
sebelumnya, apakah berat bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi
besar untuk masa kehamilan (BBMK), karena kondisi ini biasanya berulang.
Apabila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan
ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal.(Walyani, Elisabeth, 2015:
126)
8) Masalah lain
Untuk mengetahui apakah sebelumnya kehamilannya mengalami komplikasi
sehingga dapat diketahui antisipasi terhadap komplilasi berulang. (Walyani,
Elisabeth, 2015: 126)
5. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan :
a. Menikah
Ditanya status klien, apakah sudah menikah atau belum, pernikahan yang keberapa
dan istri keberapa dengan suami sekarang. Penting dikaji untuk mengetahui status
kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan resmi atau tidak atau hasil dari
kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan berpengaruh pada psikologis
ibu saat hamil.
b. Usia saat menikah
Ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menikah di usia muda atau tidak. Jika
klien menikah usia muda dan saat kunjungan ke bidan tidak lagi usia muda dan
merupakan kehamilan pertama, kemungkinan kehamilan ini sangat diharapkan. Hal
ini akan berpengaruh pada bagaimana asuhan kehamilannya.
c. Lama pernikahan
Ditanyakan sudah berapa lama menikah, jika klie mengatakan sudah lama menikah
tapi baru bisa mempunyai keturunan, kemungkinan kehamilan ini sangat
diharapkan (Walyani, Elisabeth, 2015: 128)
26
6. Riwayat KB
Ditanyakan untuk mengetahui metode KB yang selama ini digunakan, lama pemakaian
kontrasepsi tersebut, dan ada masalah saat menggunakan kontrasepsi tersebut atau
tidak. (Walyani, Elisabeth, 2015: 129)
7. Pola kebiasaan sehari – hari
a) Nutrisi
Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi, asam folat, kalori,
protein, vitamin, dan garam mineral. Porsi makan yang terlalu besar kadang bisa
membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk
makan dengan porsi sedikit namun sering. Tanyakan apakah klien mempunyai
pantangan dalam hal makanan. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2016: 123-124)

b) Eliminasi
1. BAB
Dikaji frekuensinya (BAB nya teratur atau tidak, jika mengatakan terlalu sering
dan feses cair bisa dicurigai mengalami diare, dan jika terlalu jarang BAB serta
feses kering dan keras, dicurigai klien mengalami konstipasi), warnanya
(normalnya warna feses berwarna kuning kecoklatan) (Walyani, Elisabeth,
2015: 132)
2. BAK
Dikaji frekuensinya (seberapa sering ia berkemih dalam sehari. Meningkatnya
frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau
juga karena adanya tekanan dinding vesika urinaria. Apabila ternyata wanita
hamil kesulitan berkemih berarti bidan harus segera mengambil tindakan,misal
memasang kateter),warna urine (normalnya urine berwarna bening, jka urine
berwarna keruh dicurigai klien menderita DM karena urin keruh disebabkan
adanya penumpukan glukosa), bau urine (bau urine normalnya seperti bau
Amonia (NH3). (Walyani, Elisabeth, 2015: 133)

c) Aktivitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepada klien untuk
menghindari mengangkat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan oleh
raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi
bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan
sebagainya. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2016: 125)
d) Istirahat
Sebelum Hamil
 Tidur Malam : ... jam per hari
 Tidur Siang : ... jam per hari
 Keluhan : ... (Ada / tidak)
Selama Hamil
 Tidur Malam : ... jam per hari

27
 Tidur Siang : ... jam per hari
 Keluhan : ... (Ada / tidak)
Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena istirahat dan tidur yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin (Manuaba, 2012 : 122).
e) Pola seksual
Dikaji pola hubungan seksual, frekuensi berhubungan, kelainan dan masalah seksual
dan lain-lain. (Hani, Ummi, dkk, 2010: 90)
f) Personal hygiene
Pengkajian personal hygiene meliputi frekuensi mandi, gosok gigi, ganti pakaian,
ganti pakaian dalam, dan kebersihan vulva. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2016: 124-
125)
g) Perilaku yang merugikan kesehatan
Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kecanduan narkotik. Ketiga kebiasaan ini
secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
menimbulkan kelahiran dengan berat badan rendah bahkan dapat menimbulkan
cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Penyakit pada
kehamilan harus selalu memerhatikan apakah obat tersebut berepngaruh terhadap
tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2012 : 122)
8. Data Psikososial dan Spiritual
Menanyakan Data psikososial:
a) Respons ibu hamil terhadap kehamilan, apakah diinginkan atau tidak, bermacam-
macam respon ibu hamil terhadap kehamilanya, jadi bidan harus benar-benar pintar
mencari celah hati ibu jika dia tidak menginginkan kehamilanya menjadi diinginkan.
b) Respon suami terhadap kehamilan, respon suami sangat berpengaruh pada kondisi
klien, karena suami adalah sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani
masa-masa sulit kehamilanya
c) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan, hal ini perlu ditanyakan karena
keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien.
Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain, misalnya anak, orang tua,
serta mertua.
d) Pengambilan keputusan, pengambil keputusan perlu ditanyakan karena untuk
mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ada
hal kegawat-daruratan.
Menanyakan data spiritual:
Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik
ataukah sedang stress karena suatu masalah. Apabila sadang stress, bidan harus pintar
memberikan konseling untuk membantu memecahkan masalah kleien tersebut dan
meminta suami klien terus memberikan dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil
dan keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini sangat berpengaruh terhadap
kehamilanya.
Menanyakan data sosial budaya:

28
a) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan, hal ini ditanyakan karena bangsa Indonesia
mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari setiap suku bangsa
mempunyai tradisi khusus bagi wanita hamil. Tugas bidan mengingatkan tradisi-
tradisi tersebut diperbolehkan selagi tidak merugikan kehamilnnya.
b) Kebiasaan yang merugikan kehamilan, ditanyakan karena setiap orang mempunyai
kebiasaan yang berbeda-beda dan bermacam-macam, tentunya ada yang mempunyai
dampak posiif dan negatif. Apabila ibu hamil mempunyai kebiasaan buruk seperti
merokok, bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan tersebut berbahaya bagi
kehamilanya.
(Walyani, Elisabeth, 2015: 136-139)
9. Data Pengetahuan
Data ini diperoleh dari beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada pasien mengenai
perawata selama hamil. Pengalaman atau riwayat kehamilan yang lalu dapat pula kita
jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana pasien
mengetahui tentang perawatan bayinya kelak.(Sulistyawati,2010:h173)

B. DATA OBYEKTIF
Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi.
Langkah-langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil
pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah sebagai berikut :
1) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang
lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
2) Lemah
Jika pasien tidak memberikan respon atau kurang terhadap lingkungan dan
orang lain, pasien sudah tidak mampu berjalan sendiri.
b. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, yaitu dari keadaan
komposmentis, (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam
keadaan sadar).Sulistyawati(2010;h.226)
c. Tanda vital
1) Tekanan darah
Pengukuran ini sangat penting karena peningkatan tekanan darah dapat
menyebabkan bahaya kehamilan dengan rentang normal 100/60-
140/90(Marmi,2014:163)
2) Nadi
Pada wanita dewasa sehat yang tidak hamil memiliki kisaran denyut jantung 70
denyut per menit dengan rentang normal 60-100 denyut per menit. Namun

29
selama kehamilan mengalami peningkatan sekitar 15-20 denyut per menit.
(Hatini, Erina, 2019: 101)
3) Pernafasan
Untuk mengetahui apakah pernafasan normal atau tidak. Normalnya 16-20 kali
per menit(kusmiyati,2011;56)
4) Suhu
Untuk me ngetahui suhu normal atau berkisaran 36,5-37,5 c.
(Kusmiyati,2011;56)
5) Berat Badan
Kenaikan berat badan selama hamil rata-rata : 9 – 13,5 kg.
Kenaikan BB selama TM I : min 0,7-1,4 kg
Kenaikan BB selama TM II : 4,1 kg
Kenaikan BB selama TM III : 9,5 kg (Pantiawati, Ika, 2010: 90)
6) Tinggi Badan
Untuk mengetahui apakah ibu dapat bersalin dengan normal. Batas tinggi badan
minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin secara normal adalah 145 cm.
namun hal ini tidak menjadi masalah jika janin dalam kandungannya memiliki
taksiran berat janin yang kecil. (Hatini, Erina, 2019: 101)
7) LILA
Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui ukuran lingkar lengan bagian atas
pada ibu hamil. Ukuran ini digunakan sebagai indikator untuk menilai status
gizi ibu hamil. Ukuran lingkar lengan yang normal 23,5 cm. jika ukuran kurag
dari itu berarti status gizi kurang. (Mandriwati, dkk, 2016:86)

8) IMT
IMT untuk memprediksi derajat lemak tubuh dan pengukurannya
direkomendasikan federal untuk mengklarifikasi kelebihan berat badan dan
obesitas. Cara mengukur IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter (kg/m2).
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh ( IMT )
Berat Badan IMT
Baerat badan kurang < 18,5 kg/m2
Berat badan normal 18,5 – 24,9 kg/m2
Berat badan berlebih 25 – 29,9 kg/m2
Obesitas ( kelas 1 ) 30 – 34,9 kg/m2
Obesitas ( Kelas 2 ) 35 – 39,9 kg/m2
Obesitas eksterm ( kelas 3 ) ≥ 40 kg/m2
2. Status Present
a. Kepala

30
Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala, kesimetrisan wajah, lokasi
struktur wajah.
b. Rambut
Dikaji warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak.
c. Telinga
Dikaji ada pembesaran atau tidak, ketajaman pendengaran, letak telinga di kepala,
bentuk, ada tonjolan atau tidak, ada rabas pada aurikula dan autium atau tidak,
edema atau tidak, ada lesi atau tidak, adanya sumbatan atau benda asing pada
saluran pendengaran eksterna atau tidak.
d. Mata
Dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-tanda infeksi atau tidak, warna
konjungtiva, warna sklera, ukuran dan bentuk serta kesamaan pupil.
e. Hidung
Dikaji ada nafas cuping hidung atau tidak, kesimetrisan, ukuran, letak, rongga
hidung bebas sumbatan atau tidak, ada polip atau itak, ada tanda-tanda infeksi atau
tidak.
f. Mulut
Dikaji :
1. bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab / kering ),
2. lidah (warna, kebersihan)
3. gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut).
g. Leher
Dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan, ada/tidaknya pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar limfe, dan ada/tidaknya bendungan vena jugularis.
h. Ketiak
Dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe.
i. Dada
Dikaji bentuk, simetris atau tidak, bentuk dan keimetrisan payudara, bunyi/denyut
jantung, ada/tidaknya gangguan pernafasan (auskultasi).
j. Ekstremitas
Atas : Gangguan / kelainan, Bentuk
Bawah : Bentuk, Edema, Varises (Hani,Ummi, dkk, 2010:93)
k. Refleks Patella
Refleks lutut akan negatif pada hypovitaminose BI dan penyakit syaraf. Refleks
patella normalnya positif satu atau dua, jika refleks patella positif tiga atau empat
maka kemungkinan terjadi hypervitaminosis dan penyakit syaraf.
l. Genitala eksterna
 Lihat adanya tukak/luka, varises, cairan (warna, konsistensi, jumlah,bau)
 Dengan mengurut uretra dan skene : adakah cairan atau nanah.
 Kelenjar Bartholini adakah: pembengkakan, massa, atau kista, dan cairan.
(Hani,Ummi, dkk, 2010:93)
m. Anus
Dikaji ada /tidaknya hemoroid dan kebersihan.

31
3. Pemeriksaan Obstetrik
a. Muka
Dilihat ada/tidaknya edema dan cloasma gravidarum.
b. Mammae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin,ekstrogen,dan progesteron tetapi belum mengeluarkan air susu.
(Rukiyah,2010;h.42)
c. Abdomen
- Inspeksi
Dilihat pada perut tampak membesar, ada/tidaknya linea nigra, linea alba, striae
gravidarum. (Hani, Ummi, dkk, 2010: 92)
- Palpasi leopold
1) Leopold I
Tujuannya untuk menentukan umur kehamilan (berdasarkan TFU) dan untuk
menentukanbagian apa yang terdapat di fundus. (Hana,Ummi, dkk, 2010:L-
3)
Pengukuran TFU terutama > 20 minggu. Tinggi fundus yang normal sama
dengan usia kehamilan.
Perkiraan TFU terhadap umur kehmilan

Umur Tinggi fundus (Menggunakan Centimeter


kehamilan penunjuk – penunjuk badan ) (Cm)
1/3 di atas simfisis atau 3 jari diatas
12 minggu -
simfisis
16 minggu ½ simfisis-pusat -
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di
20 minggu 20 cm
bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat 23 cm
1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas
28 minggu 26 cm
pusat
32 minggu ½ pusat - procesus xipoideus 30 cm
36 minggu 3 jari dibawah px 33 cm
40 minggu Pertengahan pusat-px tapi melebar
(Hana, Ummi, dkk 2010: L-4)
Temuan :
 Jika bagian di fundus adalah bulat dan keras, mudah digoyangkan, berarti
kepala janin dan posisi janin membujur sungsang

32
 Jika bagian fundus teraba tidak beraturan, agak bulat, lebih lunak, sulit
digoyangkan, berarti bokong janin dan letaknya membujur. Normalnya
akan teraba bokong.
 Jika tidak teraba apapun di fundus atau kosong, berarti posisi janin
melintang.
(Hani, Ummi, dkk, 2010: L-3 - L-4)

2) Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian apa yang ada di bagian kanan dan kiri perut
ibu.
Temuan:
 Jika teraba keras, memanjang seperti papan cembung, dan ada tahanan,
maka berarti sebagai punggung janin. Posisi punggung janin pada kanan
atau kiri abdomen menunjukan posisi janin membujur.
 Jika teraba bagian kecil-kecil, terputus-putus, bentuk tidak beraturan dan
bergerak jika ditekan, menendang atau memukul tangan pemeriksa, maka
berarti bagian kecil janin yaitu tangan, kaki, lutut, dan siku. Ini biasanya
berda pada sisi berlawanan dari punggung janin.
 Jika bagian-bagian kecil banyak pada seluruh abdomen, punggung sulit
dirasakan, berarti posisi poasterior (punggung posterior)
(Hana, Ummi, dkk, 2010:L-5)

3) Leopold III
Tujuan: Untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah janin sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Temuan:
 Jika bagian di bawah adalah bulat dan keras, mudah digoyangkan, berarti
kepala janin dan posisi janin membujur. Normalnya akan teraba kepala
 Jika bagian bawah teraba tidak beraturan, agak bulat, lebih lunak, sulit
digoyangkan, berarti bokong janin dan letaknya membujur.
 Jika tidak teraba apapun di bagian bawah atau kosong, berarti posisi janin
melintang.
 Jika bagian presentasi adalah kepala dan mungkin agak sulit untuk
digoyangkan berarti kepala sudag engaged. Pada primigravida >36
minggu bagian terendah janin sudah masuk PAP.
(Hana, Ummi, dkk, 2010: L-6 – L-7)

4) Leopold IV
Tujuan: Berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Temuan:
 Jika jari-jari tangan bertemu (konvergen) berarti kepalabelum masuk PAP
 Jika jari-jari tangan sejajar berarti kepala sudah masuk rongga kepala
 Jika jari-jari kedua tangan saling menjauh (divergen) berarti ukuran kepala
terbesar sudah melewati PAP.
33
(Hana, Ummi, dkk, 2010: L-7 – L-8)

Kemungkinan hasil Palpasi Leopold IV

Periksa Periksa
Keterangan
Luar Dalam
Kepala di atas PAP, mudah
5/5
digerakan
Sulit digerakan
4/5 HI-II Bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
Bagian terbesar kepala
3/5 H II- III
belum masuk panggul
Bagian terbesar kepala
H III +
2/5 sudah masuk panggul
1/5 H III- IV Kepala di dasar panggul
H IV Di Perineum
(Hani, Ummi, dkk, 2010: L-8)

5) TFU Mac. Donald (dalam cm)


Apabila usia kehamilan > 22 minggu). (Prawirohardjo, 2010 : 285)
6) Taksiran berat janin (TBJ)
Untuk menentukan TBJ ini dapat menggunakan rumus dari Johnson Thusak
uyang didasrkan pada TFU.
TBJ (gram) = (TFU – 12 cm) x 155 gram

Yang dapat dibuat variasi berdasarkan turunnya bagian terendah pada


panggul :
Bagian Terendah Pengukuran

Hodge I (TFU-13) x 155 g

Hodge II (TFU-12) x 155 g

Hodge III (TFU-11) x 155 g

(Hana, Ummi, dkk, 2010: L-9)

34
- Auskultasi
Frekuensi DJJ rata – rata sekitar 140 denyut per menit (dpm) dengan variasi
normal 20 dpm diatas atau dibawah nilai rata – rata. Nilai normal denyut jantung
janin antara 120 – 160 dpm. (Saifuddin, 2010:222)
Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu keempat setelah fertilisasi,
tetapi baru pada usia 20 minggu bunyi jantung jain dapat terdeteksi dengan
fetoskop. Dengan mengggunakan teknik ultrasound atau system Doppler, bunyi
jantung janin dapat didengar lebih awal (12 -20 minggu usia kehamilan).
(Saifuddin, 2010:219 )
Tujuan pemeriksaan DJJ adalah untuk mengetahui bayi hidup atau mati . Untuk
menentukan area terdengarnya denyut jantung janin yang keras, (puntum
maximum) sehingga dapat dipastikan presentasi janin dalam kandungan, apakah
berada dibagian bawah kepala atau bokong atau janinnya melintang. Disamping
itu untuk mengetahui janin didalam kandungan tunggal atau ganda. (Mandriawati,
2008: 101)
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
adalah suatu pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum
dan dikerjakan pada pemeriksaan ibu hamil sebagai pemeriksaan penunjang untuk
mendukung suatu diagnosa.
- Pemeriksaan Urine
1. Protein urine
Pemeriksaan protein urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya
preeklampsi pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam
kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi bila tidak segera diatasi, standar kadar kekeruhan
protein urine :
a. Negatif : urine jernih
b. Positif + : ada kekeruhan
c. Positif ++ : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan yang jelas
d. Positif +++ :urine sangat keruh dan disertai endapan yang
menggumpal
2. Urine reduksi
Bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine. Urine normal biasanya
tidak mengandung glukosa. Dalam kasus tertentu urin mengandung glukosa
seperti pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM.
Cara membaca hasil pemeriksaan urine reduksi :
a. Negatif : bewarna biru
b. Positif + : bewarna hijau atau kuning hijau
c. Positif ++ : bewarna kuning kehijauan
d. Positif +++ : bewarna jingga
e. Positif ++++ : bewarna merah bata
- Pemeriksaan Darah

35
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil terutama adalah pemeriksaan
kadar Hb dalam darah dan dapat dilakukan di Pukesmas/RS. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang
dari 10g% berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut
kurang dari 8 g% berarti ibu anemia berat. (Baety, 2012:49-52)

b. Pemeriksaan Rontgen
Digunakan untuk mengetahui kepastian kehamilan, menentukan hamil kembar,
menentukan kelainan pada anak, menentukan bentuk dan ukuran panggul.
Pemeriksaan rontgen sebaiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut
karena sebelum bulan ke-4 rangka janin belum tampak dan pada hamil muda
pengaruh rontgen terhadap janin lebih besar.
c. Pemeriksaan USG
Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal kehamilan, penentuan umur
gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui adanya IUFD, mengevaluasi
pergerakan janin dan detak jantung janin, dll.(Hani, Ummi, dkk, 2010:96-97)

D. ASSESMENT
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah ibu.
a. Diagnosa kebidanan
Kesimpulan yang didapat dari hasil anamnesa, pemeriksaan umum, pemeriksaan
kebidanan( inspeksi, palpasi dan auskultasi), dan pemeriksaan penunjuang. Sehingga
didapat diagnose, masalah dan kebutuhan tindakan segera. (Elisabeth, 2017:83)
b. Diagnosa Masalah
Jika hasil data menunjukkan bahwa ibu mengalami masalah yang memerlukan
penanganan namun tidak dapat dimasukkan dalam kategori diagnosa, maka tuliskan
sebagai masalah. (Sri Widatiningsih, 2017, 185)
c. Diagnosa potensial
Yang mungkin terjadi berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah ditentukan tersebut.
Untuk kehamilan fisiologis tidak perlu merumuskan diagnosa potensialnya karena tidak
adanya data yang mendukung. (Sri Widatiningsing, 2017, 186)
d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi
Berdasarkan diagnosa potensial yang telah dirumuskan, bidan secepatnya melakukan
tindakan antisipasi agar diagnose diagnose potensial tidak benar – benar terjadi.

E. PENATALAKSANAAN
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut, apa yang akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita
36
tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.
(Hana,Ummi, dkk, 2010:102)

Secara umum asuhan yang dapat dilakukan hal-hal berikut:

1. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan wanita hamil, baik normal maupun
tidak normal (Hana, Ummi, 2010:102)
2. Memberikan nasehat-nasehat yang dibutuhkan ibu hamil (Hana, Ummi, 2010:102)
3. Pada ibu hamil TM III, nasehat-nasehat yang diperlukan antara lain:
a. Nutrisi ibu hamil TM III
b. Personal Hygiene
c. Istirahat
d. Senam hamil
e. Perawatan payudara
f. Menjelaskan tentang ketidaknyamanan selama kehamilan TM III (Hana, Ummi, dkk,
2010:102)
g. Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan lanjut/komplikasi kehamilan TM III
h. Menjelaskan tentang persiapan persalinan
i. Melakukan pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap keluhan (Hana, Ummi,
dkk, 2010:102)
4. Menjadwal kunjungan sesuai perkembangan kehamilan.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan:
a. Satu kali pada triwulan pertama
b. Satu kali pada triwulan kedua
c. Dua kali pada triwulan ketiga (Saifudin, 2009:90)
Triwulan pertama dari konsepsi sampai 3 bulan. Triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan.

Setelah dilakukan pelaksanaan harus dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan.
Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis
dan masalah yang telah diidentifikasi. Ada kemungkinan bahwa sebagian asuhan tersebut
efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini
berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak
efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak
efektif, serta melakukan penyesuaian pada asuhan tersebut. (Hana, Ummi, dkk,
2010:103)

37
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL

NY.S UMUR 28 TAHUN TRIMESTER III G1P0A0 34+6MINGGU

DI PUSKESMAS BANGSRI 1

PENGKAJIAN

Tanggal : 4 November 2022

Jam : 09.30 WIB

Tempat : Puskesmas Bangsri 1

II. IDENTITAS PASIEN:

Identitas pasien : Ny.H Penanggung Jawab :Tn.P


No. Register :- Hubungan dengan pasien : Suami
Nama : Ny.H Nama : Tn.P
Umur : 20 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

38
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Bangsri 1/18 Alamat : Bangsri 1/18

III. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.


2. KELUHAN UTAMA : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3. RIWAYAT KESEHATAN:

a) Sekarang : Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit


menurun / menular DM, hipertensi, malaria, asma, jantung.
b) Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun /
menular DM, hipertensi, malaria, asma, jantung.
c) Keluarga : Ibu mngatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
menurun / menular DM, hipertensi, malaria, asma, jantung.
4. RIWAYAT OBSTETRI

a. Riwayat Haid:

Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 6-7 hari
Nyeri haid : Ada
Warna darah : merah
Leukorea : ada, yaitu pada 7 hari setelah menstruasi
Banyaknya :
Hari 1-3 ganti pembalut 4x sehari ¾ penuh
Hari 4-5 ganti pembalut 3x sehari ¼ penuh
Hari 6-7 ganti pembalut 2x sehari flek-flek
b. Riwayat Kehamilan sekarang:

G1P0A0 , hamil 30 minggu 4 hari

HPHT : 8 Februari 2022

HPL : 15 Desember 2022

ANC : 6x

Pemberian Fe : ± 120 tablet

Gerak janin : 10 x/ 12 jam.

Tanda bahaya : -

TT : 3x

Kekhawatiran khusus:-
39
Minum jamu/obat: Ibu mengatakan selama hamil tidak mengkonsumsi jamu
maupun obat selain dari dokter atau bidan.

Konsumsi zat besi : Ibu rutin meminum Fe yang diberikan oleh bidan.

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama.

d. Riwayat anak yang lalu: -

5. RIWAYAT PERKAWINAN:

Ibu mengatakan pernikahannya adalah yang pertama. Menikah sah secara agama dan
negara, lama menikah 1 tahun, usia saat menikah 19 tahun dan suami 25 tahun.
Hubungan ibu dengan suami baik dan ibu tinggal serumah dengan suami dan ibu
kandung.
6. RIWAYAT KB: Pernah/ Tidak Pernah

Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah memakai alat kontrasepsi.

7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

a) Pola Nutrisi (Sebelum dan selama hamil )


Sebelum hamil
Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang jenis nasi, sayur, lauk bervariasi Ibu
minum 7-8 gelas sehari jenis air putih.
Selama hamil :
1) TM I : ibu makan 2x sehari, jenis nasi, lauk bervariasi, sayuran hijau.
Minum 7-8 gelas jenis air putih dan minum susu ibu hamil 1x sehari.
2) TM II: ibu makan 3x sehari, jenis nasi, lauk bervariasi, sayuran hijau.
Minum 7-8 gelas jenis air putih dan minum susu ibu hamil 1x sehari.
3) TM III: ibu makan 3x sehari, jenis nasi, lauk bervariasi, sayuran hijau.
Minum 7-8 gelas air putih.
b) Pantangan Makanan
Ibu mengatakan selama hamil tidak memiliki pantangan terhadap makanan tertentu.
Ibu juga mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan tertentu. Ibu lebih banyak
makan dari hari-hari biasanya sebab merasakan sering lapar.

c) Pola Eliminasi (Sebelum dan selama hamil )


Ibu mengatakan selama hamil pola BAK menjadi lebih sering. Dari 5x sehari menjadi
7-8 kali sehari dengan warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan. BAB tidak
ada perubahan selama hamil, 1 x sehari lembek, warna coklat kekuningan, bau khas.
d) Pola aktivitas (Sebelum dan selama hamil )
Ibu mengatakan selama hamil tak ada perubahan pola aktifitas yaitu mengerjakan
pekerjaan rumah tangga, tetapi pekerjaan seperti mengepel dan aktivitas berat dibantu
oleh suami.
40
e) Pola istirahatdan tidur (Sebelum dan selama hamil )
Sebelum Hamil
 Tidur Malam : 3 jam per hari
 Tidur Siang : 1 jam per hari
 Keluhan : Kurang Tidur
Selama Hamil
 Tidur Malam : 7-8 jam per hari
 Tidur Siang : 2 jam per hari
 Keluhan : Tidak
f) Pola sexual (Sebelum dan selama hamil )
Ibu mengatakan selama hamil berhubungan seksual menjadi jarang yang dulunya 2
kali setiap minggunya menjadi 1 kali setiap minggunya. Dikarenakan ibu merasa
kurang nyaman dan takut terjadi sesuatu pada janinnya bila terlalu sering melakukan
hubungan seksual. Tidak ada perdarahan setelah melakukan hubungan seksual dan
keluhan tidak nyaman seiring bertambahnya usia kehamilan.
g) Pola hygiene (Sebelum dan selama hamil )
Selama hamil Ibu mengatakan tidak ada perubahan pola hygiene yaitu mandi 2x
sehari, kramas 3x seminggu, gosok gigi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, ganti
pakaian dalam 2x sehari.
h) Pola hidup sehat (Sebelum dan selama hamil)
Ibu mengatakan tidak ada perubahan pola hidup sehat selama hamil.Ibu tidak pernah
merokok, minum beralkohol, ataupun obat-obatan terlarang.

i) Psiko, social,spiritual
Ini merupakan kehamilan yang diinginkan oleh ibu, suami dan keluarga. Semua
anggota keluarga turut serta menjaga ibu dan janin yang sedang dikandungnya.
Selama hamil ibu masih tetap menjalankan ibadahnya seperti biasa.Ibu dan suami
beragama Islam.Hubungan ibu, suami, keluarga dan masyarakat juga baik.
Penghasilan suami ± Rp 2.000.000,- /bulan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

Tingkat Pengetahuan Pasien:


a) Ibu mengatakan sudah mengerti mengenai tanda bahaya kehamilan, mengatasi
mual-muntah, nutrisi ibu hamil, kebutuhan istirahat ibu hamil.
b) Ibu mengatakan belum mengerti mengenai tanda-tanda persalinan.
c) Ibu mengatakan belum mengerti mengenai persiapan persalinan.

III. DATA OBYEKTIF:

1. PEMERIKSAAN FISIK:

a. Pemeriksaan Umum:

Keadaan Umum : Baik TD : 120/73 mmHg


41
Kesadaran : Composmentis Nadi : 88 x/ menit
BB sebelum/selama : 55 kg/ 80 kg Suhu/T : 36,6 0C
TB : 163 cm RR : 20 x/ menit
LILA :24 cm

b. Status present

Kepala : Rambut lurus, warna hitam, rambut tidak mudah


rontok
Mata : Bersih, sklera putih, konjungtiva merah
muda, fungsi penglihatan baik
Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut : Bibir Lemab, bibir warna merah kecoklatan,
gigi bersih, tidak ada gigi berlubang
Telinga : Bersih, Tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik
Leher : Tidak Ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran limfe
Ketia : Tidak ada benjolan
Dada : Simetris, tak ada retraksi dinding dada, payudara
simetris, bersih
Perut : Bentuk bulat, tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha : Tidak ada varises, tidak ada pembesaran pembuluh limfe
Vulva : Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi
Ekstremita :
 Atas : tidak oedema, kuku bersih, turgor kulit baik
 Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varices, kuku bersih
Punggung : Tulang belakang sedikit membengkok ke depan
(lordosis gravidarum), tidak ada benjolan
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik

1. Inspeksi:

Muka : tidak oedema,tidak terdapatcloasma gravidarum.

Mamae : puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola,


colostrum belum keluar

Abdomen : linea nigra tidak tampak, tidak terdapat striae


gravidarum.

Vulva : Tampak bersih,tidak ada varises


42
2. Palpasi

Leopold I : 3 jari diatas pusar dengan teraba satu bagian agak


bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II :
 Kanan : teraba kecil-kecil, terputus-putus.
 Kiri : teraba satu bagian memanjang, keras seperti papan.
Leopold III : Teraba satu bagian bulat, keras, tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : Divergen
TFU : 32 cm
TBJ : (32cm-11) x 155= 3.255 gram
DJJ : 156x/ menit PM : 1 bagian perut kiri bawah pusat
3. Reflek patella: +/+

2. Pemeriksaan penunjang:

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

IV. ANALISA

1) Diagnosa
Ny. H usia 20 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 34 +6 minggu janin hidup, tunggal,
intrauterine, puki, preskep, fisiologis
2) Kebutuhan
Ketidaktahuan Ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan

V. PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai kondisi ibu dan


bayi dalam keadaan baik.
Hasil :Ibu senang mengetahui hasil pemeriksaan ibu dan bayinya dalam
keadaan sehat.
2) Menjelaskan bahwa ibu telah melakukan asuhan sesuai standar minimal
10T yaitu meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
pemeriksaan tekanan darah, mengukur lingkr lengan, mengukur TFU,
menentukan presestasi janin dan denyut jantung janin, skrining status
imunisasi tetanus, pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium,
tatalaksana kasus, pemberian konseling dan perencanaan persalinan dan
percegahan komplikasi (P4k)
43
Hasil : Ibu mengerti bahwa dirinya telah melakukan asuhan sesuai standar
minimal 10T yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan yaaitu kenceng-
3) kenceng semakin sering dan teratur, keluarnya lendir bercampur darah,
ketuban pecah.
Hasil : ibu mengatakan mengerti dan mampu menyebutkan 2 tanda-tanda
menjelang persalinan yaitu perut terasa kenceng-kenceng semakin sering
dan keluar lendir darah.
Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan seperti :
a) Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan
b) Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil keputusan apabila
terjadi suatu komplikasi atau memerlukan rujukan. Jika memerlukan
rujukan beberapa hal yang perlu dipersiapkan, sebagai berikut :
c) Bidan : tenaga kesehatan yang kompeten dalam mendampingi rujukan
dan menangani kegawat daruratan
d) Alat : membawa perlengkapan yang dibutuhkan selama rujukan seperti
spuit, infus set, tensimeter, stetoskop.
e) Keluarga : Keluarga yang mendampingi selama proses rujukan.
f) Obat : obat-obat yang diperlukan selama proses rujukan
g) Kendaraan : kendaraan yang mampu merujuk pasien dalam keadaan
nyaman dan sesegera mungkin
h) Donor Darah : Sudah menyiapkan pendonor jika terjadi perdarahan
pada ibu.
i) Surat–surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan kesehatan
dari tempat kerja, kartu sehat, dan lain-lain)
j) Mempersiapkan baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya
meliputi :
k) Keperluan ibu : pembalut, kain/jarik, celana dalam, baju
l) Keperluan bayi : baju, bedong, gurita, popok, minyaktelon, bedak,
topi, selimut
Hasil :Biaya sudah dipersiapkan oleh ibu dan suami, tempat bersalin di
Puskesmas Bangsri 1, dan pengambilan keputusan utama adalah suami.
Jika terjadi kegawat daruratan ibu sudah mengerti apa yang perlu
disiapkan seperti membawa surat- surat yang diperlukan seperti JKN dan
menyiapkan donor darah jika dibutuhkan saat proses persalinan.
Menganjurkan Ibu untuk selalu membaca buku KIA agar menambah
4) pengetahuan mengenai perihal Ibu dan anak.

Hasil : Ibu bersedia membaca buku KIA di waktu luang.

Menjadwalkan kunjungan ibu kembali yaitu 2 minggu lagi atau bila ada
5) keluhan untuk kontrol kehamilannya

Hasil : Ibu mengatakan bersedia datang ke Klinik Utama Adi Sehat untuk

44
kontrol selanjutnya

Mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan buku kunjungan ANC
6) Hasil: Pemeriksaan telah didokumentasikan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian dan pemaparan kasus Ny.H Umuur 20 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan
+6
34 Minggu di bahas sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
Dikaji untuk mengetahui tanggal.waktu, tempat pelaksaan pengkajian. Pada Ny.S
Tanggal 2022 pukul 09.00 WIB di Pu.

B. IDENTITAS
- Umur,
perlu dikaji guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan beresiko atau tidak, usia
dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi
untuk hamil. Pada kasus Ny.S tidak ada kesenjangan kasus dan teori.
(Walyani,Elisabeth,2015 : 118)
- Pendidikan,
Pendidikan terakhir perlu dikaji untuk membantu Bidan memahami klien sebagai
individu dan memeberikan gambaran kemampuan baca tulis. (Walyani,Elisabeth,2015
: 118) pada kasus Ny S usia 28 tahun Pendidikan terakhir adalah SMA jadi tingkat

45
intelektual cukup sehingga mudah diberi konseling, tidak ada kesenjangan anatara
teori dan kasus.
- Pekerjaan,
pekerjaan di kaji untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur, dan pajanan terhadap
bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. (Walyani, Elisabeth, 2015: 119)
pekerjaan Ny.H adalah Ibu Rumah Tangga Kebutuhan rumah tangga di penuhi dari
penghasian suami.
- Alamat,
alamat di kaji untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan. (Walyani,
Elisabeth, 2015: 119) Pada kasus Ny.S bertempat tinggal di Jl. Sambrangan 1/3.

C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Kunjungan
Dikaji untuk mendapatkan diagnosis ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan
perawatan kehamilan, menentukan usia kehamilan dan perkiraaan persalinan,
menentukan status kesehatan ibu dan janin, menentukan rencana
pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya Pada Ny.H (Walyani, Elisabeth, 2015: 117)
2. Keluhan Utama
Keluhan utama di kaji untuk Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk
pemeriksaan. (Walyani, Elisabeth, 2015: 119) Ny.H mengatakan tidak ada keluahan.
3. Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui adanya Riwayat/penyakit akut maupun kronis, mengetahui
kemungkinana adanya pengaruh penyakit keluarga yang menyertainya. Pada kasus
Ny.H mengatakan dulu dan sekarang, dirinya, maupun keluarga tidak mempunyai
penyakit apapun.

D. DATA OBSTETRI
1. Riwayat Haid
a. Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita haid pertama
kali umumnya sekitar 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan
gizi, bangsa, lingkungan, iklim, dan keadaan umum. (Walyani, Elisabeth, 2015:
120)

b. Siklus haid
Siklus haid adalah jarak antara haid yang dialami dengan haid berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32 hari. Siklus normal haid biasanya 28 hari.
(Walyani, Elisabeth, 2015: 120)
2. HPHT,
HPHT sangat penting untuk di tanyakan dan di kaji untuk mengetahui tepatnya
usia kehamilan ibu dapat memperhitungkan tanggal tafsiran persalinan. Pada
kasus Ny.S mengatakan hati pertama haid terakhir pada tanggal 20 Agustus
2021 dan perkiraan tafsiran persalinan pada 23 Agustus 2021.
3. Riwayat kehamilan,

46
Persalinan dan nifas yang llau, periksa ANC bertujuan untuk mengetahui dan
menangani penyakit/penyulit yang mungkin terjadi dalam kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu pada kasus Ny.H ANC secara teratur.
4. Riwayat perkawinan,
Perlu dikaji untuk mengetahui status kehamilan tersebut dari hasil pernikahan
resmi atau tidak, atau hasil dari kehamilan yang tidak di inginkan. Status
pernikahan berpengaruh pada psikologi ibu hamil. Pada Ny.S menikah secara
sah agama dan negara. (Walyani, Elisabeth, 2015: 128)
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Menganjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi, asam
folat, kalori, protein, vitamin, dan garam mineral. Porsi makan yang terlalu
besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda.
Menganjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit namun sering. Tanyakan
apakah klien mempunyai pantangan dalam hal makanan. (Walyani, Elisabeth
Siwi. 2016: 123-124)
b. Pola Istirahat
Untuk mengetahui istirahat dan tidur yang teratur supaya dapat meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan janin
(Manuaba, 2012 : 122).

E. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik, keadaan umum di katakana baik jika pasien memperlihatkan
respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan. Pada kasus Ny.H dalam keadaan baik.
2. Vital Sign, untuk mengetahui suatu Kesehatan, Tindakan vital yang di kaji adalah
tekanan darah, nadi, respirasi, suhu ditunjuukan untuk mengetahui keadaan ibu
berdasarkan kondisi yang didalamnya. Tekanan darah di kaji untuk mengetahui
apakah ibu hamil mengalami hipertensi, atau tidak, nadi pada Wanita dewasa sehat
memiliki kisaran 70 denyut permenit. Pernafasan untuk mengetahui apakah ibu
mengalami peningkatan sekitar 15-20 denyut permenit. Pernafasan untuk
mengetahui apakah ibu mengalami sesak nafas atau tidak, suhu normalnya pada
orang dewasa 36,5 – 37,5,c (Kusmiyati,2011 :56). Pada kasusu Ny.S tekanan darah
120/73 mmHG, nadi 88x/mnt, pernafasan 22 x/mnt. Dan suhu 36,5c.
3. Untuk mengetahui apakah ibu dapat bersalin dengan normal. Batas tinggi badan
minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin secara normal adalah 145 cm. namun
hal ini tidak menjadi masalah jika janin dalam kandungannya memiliki taksiran
berat janin yang kecil. (Hatini, Erina, 2019: 101). Pada kasus Ny.S memiliki tinggi
150cm.
4. LILA
Di kaji untuk mengetahui gizi ibu hamil, ukuran lila normalnya 23,5 cm. pada Ny.H
24 cm. Ukuran ini digunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi ibu hamil.
Ukuran lingkar lengan yang normal 23,5 cm. jika ukuran kurag dari itu berarti status
gizi kurang. (Mandriwati, dkk, 2016:86)
47
5. Palpasi
Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui ukuran lingkar lengan bagian atas pada
ibu hamil.
 Leopold I
Tujuannya untuk menentukan umur kehamilan (berdasarkan TFU) dan untuk
menentukanbagian apa yang terdapat di fundus. (Hana,Ummi, dkk, 2010:L-3)
 Leopold II
Tujuan: untuk menentukan bagian apa yang ada di bagian kanan dan kiri perut ibu.
(Hana, Ummi, dkk, 2010:L-5)
 Leopold III
Tujuan: Untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian
bawah janin sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Temuan:.(Hana, Ummi, dkk, 2010: L-6 – L-7)
 Leopold IV
Tujuan: Berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
(Hana, Ummi, dkk, 2010: L-7 – L-8)

F. ANALISA
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang telah di dapatkan pada kasus
Ny. H maka di tetapkan diagnose yaitu Ny.H umur 20 tahun G1P0A0 hamil
34+6minggu fisiologis. Analisa merupakan pendokumentasian hasil data subyektif dan
obyektif menghasilkan diagnose kebidanan, masalah, dan diagnose potensial.
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.H yaitu penkes mengenai Body
Mekanik istirahat yang cukup, perawatan payudara yang benar, tanda tanda
persalinan. Perilaku hidup bersih dan sehat, melakukan perencanaan persalinan.
Mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan pada kunjungan berikutnya atau apabila
ada keluhan, mempersiapkan akomodasi, vinansial, dan kebutuhan bayi dan ibu
bersalin pendokumentasaian apa yang sudah diberikan kepada ibu.

48
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada kasus Ny.H umur 20 tahun G1P0A0 hamil 34 +6 minggu dapat
disimpulkan bahwa ibu hamil normal fisiologis yaitu TM III.
Berdasarkan data dari hasil pengkajian, telah dapat diinterpretasikan dan
ditetapkan diagnose, masalah serta kebutuhannya. Dari hasil identifikasi yang telah
dilakukan pada Ny.H tidak ditemukan diagnosa dan masalah potensial yang
membutuhkan antisipasi penanganannya secara khusus.
Penyusun dapat membuat asuhan yang menyeluruh sesuai dengan diagnose
masalah dan kebutuhan ibu. Asuhan kebidanan dilakukan dilaksanakan berdasarkan
asuhan yang telah dibuat. Hasil asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan
konsep. Dari hasil tersebut seluruh diagnose, masalah, kebutuhan, yang ada hampir
seluruhnya dapat diatasi dengan baik.

49
B. SARAN
1. Untuk Ibu Hamil
Agar ibu menjaga kehamilannya, menjaga kesehatan diri, janinnya, serta
melaporkan dan memeriksakan diri jika dicurigai terjadinya kelainan pada
kehamilannya.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan bertanggung jawab mewujudkan koordinasi dan standar
pelayanan yang berkualitas, maka petugas kesehatan harus dibekali dengan
pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat melaksanakancpelayanan dengan
memberikan asuhan kebidanan pada keluarga yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar baik fisik maupun psikososial.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan peserta didik tentang
kesehatan khususnya kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Marmi, 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Walyani, Elisabeth. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Barupress

Walyani, Elisabeth.2016. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:Pustaka


Baru Press.

50
Maritalia,Dewi.2012.Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar

Sri Widatiningsih dan Christin Hiyana. 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan,
Yogyakarta:Trans Medika.

Hatini, Erina. 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Malang: Winekamedia

Mandriwati, dkk.2016.Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis


Kompetensi.Jakarta:EGC

Baety, Aprilia Nurul. 2012. Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan.
Yogyakerta : Graha Ilmu

Prawiroharjo, Sawono. 2010. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternitas dan


Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

51

Anda mungkin juga menyukai