Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EVIDENCE BASED DALAM ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

Disusun oleh :
1. Priska saputri P1337424121050

2. Salma azka taqia P1337424121051

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG TINGKAT II


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayanyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “EVIDENCE BASED DALAM
ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI” ini tepat pada waktunya yang telah di tentukan.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang di berikan dosen matakuliah Asuhan
Kebidanan Ibu nifas dan menyusui. Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas
bimbingan dan masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini baik itusecara lansung maupun tidak lansung. Penulis
menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segikalimat, isi maupun
dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun daridosen mata kuliah
yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapan demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
                       
1.1 Latar Belakang

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan


kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah
untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat
dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan
normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi
rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka
kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan
kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan
perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara
untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh
dan lebih bermutu. Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000
jiwa dapat dijabarkan bahwa:
1.      Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27 menit.
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan
anestesia 2,0 %.
2.      Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20 menit sekali.
Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%,
prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-3%.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:


1.      Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat  di butuhkan.
2.      Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko
tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3.      Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda, dan
terlalu tua untuk hamil.
4.      Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia
melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
5.      Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6.      Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan secara
tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.

Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat
mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah
dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan
dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih
bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal.

1.2  Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :            
                                                                     .
1.  Untuk mengetahui informasi tentang evidence based kebidanan
2.  Untuk mengetahui informasi evidence based pada asuhan ibu nifas dan menyusui

1.3  Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1.  Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based kebidanan.


2.  Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang evidence based pada Asuhan ibu
nifas dan menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Evidence based dalam praktik kebidanan

Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman
atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak sekadar bukti tapi
bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung jawabkan. Suatu istilah yang luas yang
digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997).
Jadi, Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti
dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktik kebidanan sekarang lebih
didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para
praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak
dianjurkan lagi.

2. Perkembangan Evidence Base dalam praktik Kebidanan postnatal care :

Kebiasaan Keterangan
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan
tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan
pemantauan involusio rahim
Memisahkan ibu dan bayi
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama
setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat
untuk melakukan kontak  kulit ke kulit untuk
mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI
3. Evidence based dalam asuhan ibu nifas dan menyusui

a. Pijat laktasi

 Definisi

Pijat laktasi adalah teknik pijat untuk membantu keluarnya ASI, sangat penting membuat
ibu rileks sebelum menyusui. Merupakan teknik pemijatan yang dilakukan pada beberapa
bagian tubuh, yaitu kepala, leher, bahu, punggung, dan payudara.

 Tujuan

1. Memperlancar ASI
2. Mencegah sumbatan saluran ASI
3. Meningkatkan volume ASI
4. Relaktasi

 Indikasi

1.Ibu yang mempunyai bayi


2.Ibu yang mempunyai masalah ASI tidak lancar
3.Ibu yang ingin relaktasi

 PROSEDUR

 Memijat leher dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C dari pangkal
leher kearah bawah. Lakukan Massage dengan tangan kanan dileher dan tangan kiri
menopang kepala, gerakan jari dari atas ke bawah ada tekanan dan dari bawah ke
atas tidak ada tekanan, hanya usapan ringan saja.
Lakukan sebanyak 5-6x dan tekan di titik pressure di belakang tulang telinga.

 Lakukan pemijatan kedua bahu dengan kedua tangan dari luar kedalam ada tekanan
dan dari dalam keluar mengusap secara ringan. Lakukan gerakan 5-6x, setelah itu
tekan titik pressure diatas tulang clavikula yang memiliki cekungan, lalu bentuk
huruf C tekan bersamaan dari depan ke belakang.

 Lakukan pemijatan pada sela tulang scapula kiri 5-6x gerakan, setelah itu tekan titik
pressure di jam 3,6,8 dan scapula kanan caranya sama di titik pressure 9,6,4.

 Gerakan pada Punggung terdiri dari 4 Gerakan yaitu usap dengan rileksasi seperti
teknik efflurage. Lakukan pemijatan dengan telapak tangan dan kelima jari dari atas
turun ke bawah. Gerakan jari memutar membentuk lingkaran kecil di antara ruas
tulang belakang. Usap dari leher kearah scapula menuju payudara diarah titik jam 6
lalu tekan

 Gerakan pada payudara terdiri dari beberapa gerakan :

a. Gerakan membentuk kupu-kupu besar

b. Gerakan membentuk kupu-kupu kecil


c. Gerakan membentuk sayap

d. Gerakan jari memutar membentuk lingaran kecil

e. Gerakan segitiga, dimana kedua jari di satukan membentuk segitiga di


payudara
f. Penekanan pada titik pressure di payudara
BAB III
PENUTUP

       3.1   KESIMPULAN

Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk dapat
mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah
dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan
dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih
bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal.

3.2   SARAN

Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan


pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

3.3 SUMBER

http://repository.pkr.ac.id/2338/1/BUKU%20PANDUAN%20KADER
%20UPLOAD_compressed.pdf

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/evidence-based-dalam-praktik-kebidanan

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Asuhan-Kebidanan-
Nifas-dan-Menyusui_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai