Anda di halaman 1dari 135

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sasaran indikator pembangunan ini adalah derajat kesehatan dengan

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk

meningkatnya umur harapan hidup, serta menurunnya angka kematian ibu,

dan menurunnya angka kematian bayi, menurunkan juga prevalensi gizi

kurang pada BALITA. Upaya pemerintah untuk bisa menurunkan AKI dan

AKB dengan menggunakan program pembangunan berkelanjutan SDGS

(Sustanable Development Goals) yang salah satu tujuannya adalah untuk

mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran

hidup dan mengakhiri kematian bayi juga balita yang dapat dicegah. Dengan

seluruh negara yang berusaha menurunkan Angka kematian bayi baru lahir

maka setidaknya 12 per 1000 kelahiran hidup. 1

Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu proses yang alami

dan berkesinambungan yang dapat dialami oleh setiap wanita. Dalam

perkembangannya kehamilan, persalinan dan nifas dapat menjadi patologis,

sehingga dapat menjadi komplikasi jika tidak terdeteksi secara dini dan akan

berujung pada kematian. Peran bidan sangat penting disini untuk memberikan

asuhan kebidan dan melakukan deteksi dini dengan menerapkan asuhan

kebidanan sesuai standar pelayanan kebidanan yang diharapkan dalam upaya

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi. 2

1
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017, menunjukan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015

mengalami penurunan dari tahun 2012 sebanyak 359 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup, menjadi 305 kematian ibu per 100.000 KH. angka

kematian bayi AKB di Indonesia masih tinggi sebesar 32 per 1000 KH. Di

kutip dari halaman resmi kementrian kesehatan bahwa jumlah kasus kematian

bayi sebanyak 33.278 kasus pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2016

turun menjadi 32.0007 kasus. Sementara pada tahun 2017 sampai

pertengahan tercatat 10.294 kasus kematian bayi.3

Upaya yang dilakukan kita sebagai petugas kesehatan untuk menekan

AKI dan AKB dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

dan berkesinambungan ( continuity of care ) mulai saat hamil, bersalin,

nifas, neonatus sampai proses pemilihan alat kontrasepsi. Pelayanan

kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan

minimum 4 kali selama masa kehamilan yaitu minimal 1 kali pada

trimester pertama dengan usia kehamilan 0-12 minggu. Minimal 1 kali

pada trimester kedua dengan usia kehamilan 12-28 minggu. Minimal 2

kali pada trimester 3 usia kehamilan 28 minggu hingga lahir. Pelayanan

tersebut diberikan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan

janin berupa deteksi dini komplikasi kehamilan. Salah satu komponen

pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi sebanyak 90

tablet ( Fe ). 1

2
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi,

UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu

ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan

sampai bayi berumur dua tahun. Agar ibu dapat mempertahankan ASI

eksklusif selama 6 bulan, WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi

menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI

tanpa tambahan makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai

permintaan atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol

atau dot. 4

Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu produksi dan

pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin sedangkan

pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Tidak semua ibu postpartum

langsung mengeluarkan ASI, karena pengeluaran ASI merupakan suatu

interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan

bermacam-macam hormon yang berpengaruh terhadap pengeluaran oksitosin.


4

Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia

enam bulan adalah sebesar 29,5%. Hal ini belum sesuai dengan target

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu persentase

bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%. 3

Ditemukan adanya masalah pada ibu nifas KF-2 tepatnya pospartum

hari ke-5 yaitu kurangnya produksi ASI pada ibu maka dari itu salah satu

3
upaya untuk meningkatkan produksi ASI dengan cara melakukan pijat

oksitosin. Pelaksanaan pijat oksitosin ini mengacu pada hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mera Delima DKK (2016) mengenai Pengaruh Pijat Oksitosin

Terhadap Produksi ASI Ibu Menyusui di Puskesmas plus mandiangin.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) dan intervensi pijat oksitosin

dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.Y G3P2A0 di

Puskesmas Solokan Jeruk Kabupaten bandung Tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana “Asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny.Y G3P2A0 di

Puskesmas PONED Solokan Jeruk tahun 2020” dengan menggunakan

pendekatan manajemen asuhan kebidanan dan intervensi pijat oksitosin.

1.3 Tujuan

1.3.1Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu hamil secara continuity

of care.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian dan pengumpulan pada asuhan kebidanan ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

2. Menetapkan diagnosa kebidanan, kebutuhan serta masalah sesuai

dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang

4
ditegakan pada asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan KB.

3. Melakukan perencanaan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan

KB.

4. Melakukan Asuhan kebidanan berkelanjutan sesuai masalah serta

pemberian intervensi pijat oksitosin.

5. Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada ibu

hamil, bersalin, nifas neonatus dan KB. Serta melakukan evaluasi

terhadap keberhasilan pemberian intervensi pijat oksitosin.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta

keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan

(Contiunity of care) kepada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan penelitian terhadap mahasiswa dalam melaksanakan

Asuhan Pelayanan Asuhan Kebidanan berkelanjutan (Contuinuity Of

Care).

2. Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan acuan untuk peningkatan pelayanan pada kehamilan,

persalinan, nifas, BBL dan KB.

5
3. Bagi Penulis

Penulis dapat merealisasikan dan membandingakan antara teori yang di

dapat selama di perkuliahan dan di lahan praktik.

BAB II

TINJAUAN TEORI

6
2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan proses alamiah yang dapat memberikan

perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Atau juga bisa juga disebut

sebagai fertilitas (penyatuan) dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan

dengan nidasi atau penempelan pada dinding rahim. Dengan adanya

kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita akan mengalami perubahan

yang cukup mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan

janin dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung. 4

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah, walau begitu

namun perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya,

begitu juga perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan

mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang akan dilahirkannya. 5

2.1.2 Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga adalah periode kehamilan bulan terakhir. Trimester

ketiga kehamilan dimulai pada saat minggu ke-27 sampai kehamilan dinilai

cukup bulan yaitu usia 38 sampai 40 minggu. Kehamilan Trimester ketiga

ini adalah waktu dimana ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering

mengganggu istirahat ibu seperti dispnea, peningkatan urinasi, nyeri

punggung, konstipasi dan varises dialami oleh kebanyakan wanita hamil

pada tahap ini. Disimpulkan bahwa kehamilan trimester III merupakan

trimester akhir dari kehamilan yang dimulai antara 28-40 minggu, pada

7
trimester ini janin sedang dalam tahap penyempurnaan dan semakin besar

hingga memenuhi rongga rahim, sehingga ibu menjadi semakin tidak sabar

menantikan kelahiran bayinya. 6

a. Adaptasi perubahan fisiologis

1) Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi terdiri dari uterus atau rahim. Rahim selama

kehamilan akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil

konsepsi atau pertemuan sperma dan sel telur (janin, plasenta,amnion)

sampai persalinan. Rahim juga mempunyai kemampuan untuk

bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan akan pulih

kembali seperti keadaan awal dalam 6 minggu setelah persalinan. Jika

Pada perempuan yang tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan

memiliki kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus juga

akan berubah menjadi organ yang bisa menampung janin, cairan

amnion, serta placenta, rata-rata pada akhir kehamilan jumlahnya akan

mencapai 5000 ml bahkan dapat mencapai 20.000 ml atau lebih

dengan rata-rata 1100 g.7 Rahim yang semula besarnya hanya

sejempol atau dengan berat 30 gram akan mengalami pembesaran

sehingga beratnya menjadi 1000 gram. 8

2) Sistem Perkemihan

Perubahan struktur ginjal pada masa kehamilan akan menyebabkan

akibat aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron), tekanan yang

8
timbul akibat adanya pembesaran uterus dan peningkatan volume

darah. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung

urine dalam jumlah yang lebih besar dan juga memperlambat laju

aliran urine sehingga menyebabkan sering berkemih.9

3) Sistem Respirasi

Kebutuhan oksigen selama masa kehamilan akan mengalami

peningkatan antara 15-20%, sistem respirasi selama kehamilan dapat

mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernafasan,

yang secara langsung juga mempengaruhi suplai oksigen (02) dan

karbondioksida (CO2) pada janin.9

4) Sirkulasi Darah

Volume darah total dan volume cairan darah naik pesat sejak akhir

trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira

berkisar 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti

dengan pertambahan curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%.9

5) Payudara (mammae)

Pada ibu hamil trimester tiga, terkadang keluar rembesan cairan

berwarna kekuningan (kolostrum). Hal ini tidak berbahaya dan

merupakan pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk

menyusui bayi nantinya. Hormon Progesteron menyebabkan puting

menjadi lebih menonjol dan dapat digerakkan.9

6) Kenaikan Berat Badan (BB)

9
Penambahan berat badan dari mulai awal kehamilan sampai akhir

kehamilan adalah 11-12 kg. 10

7) Sistem Muskuloskeletal

Terjadi perubahan tubuh dengan secara bertahap dan meningkatnya

berat badan wanita selama hamil ini menyebabkan postur dan cara

berjalan berubah secara mencolok. Kurva lumbosakrum normal

seharusnya menjadi semakin melengkung serta di daerah

servikodorsal harus berbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala

berlebihan/seperti menunduk) untuk mempertahankan keseimbangan,

karena pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan. Sehingga

struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan

bawah mendapat tekanan berat.11

b. Adaptasi perubahan psikologis

Trimester ketiga biasanya juga disebut sebagai periode menunggu

dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran

bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang

mengingatkan akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasakan khawatir

bahwa bayinya lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu menjadi

meningkat kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya

persalinan pada ibu. 12

Sering kali ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi

bayinya dan akan menghindari orang yang dianggap asing atau benda apa

10
saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu juga akan

mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul

pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. 13

Selain itu ibu juga terkadang merasa sedih karena akan berpisah

dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang biasanya diterima

ibu selama hamil. Pada trimester ini, ibu sangat memerlukan ketenangan

dan dukungan dari suami, keluarga, serta bidan. Trimester ini juga

merupakan persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
10

c. Kebutuhan ibu hamil

1) Kebutuhan Nutrisi

Dalam rangka memenuhi kebutuhan perubahan yang terjadi selama

masa hamil, banyak nutrisi yang sangat diperlukan ibu dalam jumlah

yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan wanita dewasa

normal. Semua sistem organ tubuh utama ibu hamil memungkinkan

perkembangan janin serta kesehatan ibu yang optimal. 14

Makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus disesuaikan dengan

keadaan berat badan ibu hamil. Bila berat badan berlebihan sebaiknya

ibu hamil mengurangi makan-makanan yang mengandung karbohidrat

seperti: nasi, tepung, sagu, dls. Pada kehamilan trimester III sebaiknya

memperbanyak makanan sayur-sayuran,buah-buahan, dan yang

mengandung zat besi seperti telur, hati, ginjal dan dafging untuk

11
menghindari terjadinya konstipasi, bila terjadi bengkak pada kaki

kurangi makanan yang mengandung garam. 15

2) Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga selama kehamilan terutama menjaga

kebersihan diri seperti mandi 2 kali sehari, menjaga kebersihan gigi

dan mulut, mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering dan

membasuh vagina.15

3) Kebutuhan Seksual

Perlu sangat waspada jika melakukan hubungan seksual pada trimester

III, posisi disesuaikan dengan pembesaran perut dan sesuaikan dengan

kenyamanan kedua pasangan. Koitus atau berhubungan intim tidak

dibenarkan apabila terdapat perdarahan pervaginam, terdapat riwayat

abortus yang berulang, ketuban pecah, serviks telah terbuka.10

4) Mobilitas dan Body Kekanik

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa selama

tidak membuatnya kelelahan. Ibu boleh melakukan pekerjaan seperti

menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Namun Semua pekerjaaan

tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita hamil tersebut dan

ibu mempunyai cukup waktu untuk beritirahat. 9

5) Eliminasi

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup

lancar, untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih

12
yaitu minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin. hormon juga

dapat mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar sehingga buang air

besar mengalami obstipasi (sembelit). Sembelit bisa terjadi secara

mekanis dan disebabkan oleh menurunnya gerakan ibu hamil, dalam

menangani sembelit disarankan untuk meningkatkan gerak, juga

mengkonsumsi makanan berserat (sayur dan buah-buahan). Sembelit

dapat menambah gangguan wasir menjadi lebih besar dan berdarah. 13

6) Senam Hamil

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan 22 minggu. Senam

hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat

berfungsi dengan optimal dalam persalinan normal, serta dapat

mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil dianjurkan

pada ibu hamil tanpa memiliki kelaianan atau tidak memiliki penyakit

yang menyertai kehamilan seperti penyakit jantung, ginjal dan

penyulit dalam kehamilan seperti hamil dengan perdarahan, kelainan

letak, dan kehamilan yang disertai anemia. 10

7) Rencana Persiapan

Hal yang perlu disiapkan dalam menghadapi persalinan diantaranya,

tentukan tempat persalinan,msiapkan transportasi dan pendanaan,

siapkan kebutuhan ibu (pakaian dengan kancing di depan, kain

panjang, pakaian dalam, korset bila perlu, pembalut ibu bersalin, dan

kebutuhan pribadi lainnya ) dan kebutuhan bayi (pakaian bayi,

13
handuk, selimut, kain pembungkus, minyak telon dan sabun mandi)

Siapkan pengasuh sejak antenatal. 13

8) Kunjungan Ulang

Pada kunjungan pertama, ibu hamil akan senang jika diberitahu

jadwal kunjungan selanjutnya. biasanya kunjungan ulang dijadwalkan

tiap 4 minggu hingga umur kehamilan 28 minggu. Selanjutnya tiap 2

minggu hingga umur kehamilan 36 minggu dan seterusnya tiap

minggu hingga bersalin. 10

d. Ketidaknyamanan pada Kehamilan

Tidak semua ibu hamil mengalami semua ketidaknyamanan yang sering

muncul selama kehamilan, tetapi terkadang ibu hamil mengalaminya

dalam tingkat ringan hingga berat.

1) Haemoroid

Haemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Haemoroid dapat

bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah

dalam rongga panggul. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu

dengan cara menghindari konstipasi dan kompres air hangat/dingin

pada anus.15

2) Sering Buang Air Kecil (BAK)

Hal ini diakibatkan tekanan pada kandung kemih karena janin yang

semakin membesar. Uretra membesar karena pengaruh hormon

estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan penyaringan darah

14
di ginjal meningkat (60-150%) yang menyebabkan ibu hamil lebih

sering berkemih. 9

3) Pegal-pegal

bisa karena ibu hamil yang kekurangan kalsium atau karena

ketegangan otot. Pada kehamilan TM III ini dapat dikatakan ibu

membawa beban yang berlebih seiring dengan peningkatan berat

badan janin dalam rahim. Otot tubuh juga mengalami pengenduran

sehingga gampang lelah. Hal inilah yang membuat posisi ibu hamil

dalam beraktifitas apa pun jadi terasa serba salah. Penaganan yang

dapat diberikan untuk mengurangi keluhan tersebut adalah dengan

mengonsumsi susu dan makanan yang kaya kalsium dan

menyempatkan ibu untuk melakukan peregangan pada tubuh.9

4) Perubahan libido

Perubahan Libido pada ibu hamil dapat terjadi karena

beberapa penyebab seperti kelelahan dan perubahan yang

berhubungan dengan tuanya kehamilan mungkin terjadi pada

trimester ketiga, seperti kurang tidur dan ketegangan. Penanganan

yang dapat diberikan yaitu dengan memberikan informasi tentang

perubahan atau masalah seksual selama kehamilan adalah normal

dan dapat disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen atau kondisi

psikologis. 15

5) Sesak nafas

15
Perubahan hormonal pada trimester tiga yang mempengaruhi aliran

darah ke paru-paru sehingga terhambatnya darah yang membawa

oksigen ke otak dan janin menurun mengakibatkan banyak ibu hamil

mengalami sesak pada saat tidur telentang. Ini juga didukung oleh

adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan

diafragma. 9

e. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan pada trimester III (kehamilan lanjut) yaitu :

1) Perdarahan pervaginam

Perdarahan antepartum atau perdarahan pada kehamilan lanjut

adalah perdarahan yang terjadi pada trimester terakhir dalam

kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut,

perdarahan yang tidak normal adalah merah, bnayk dan kadang-

kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.10

a) Plasenta Previa

Plasenta yang letaknya rendah sehingga dapat menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta

yang normal adlah pada dinding depan, dinding belakang Rahim

atau di daerah fundus uteri. Gejala yang muncul seperti:

Perdarahan tanpa nyeri, bagian terendah sangat tinggi karena

plasenta terletak pada bagian bawah Rahim pada USG sehingga

bagian terendah sulit mendekati pintu atas panggul, ukuran

16
panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering

disertai kelainan letak.10

b) Solusio Plasenta

Lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta

terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya seperti :

perdarahan disertai rasa nyeri, nyeri abdomen pada saat

dipegang, palpasi sulit dilakukan, Fundus uteri makin lama

makin naik, bunyi jantung biasanya tidak ada.10

2) Sakit Kepala yang Berat

Sakit kepala merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan adanya masalah serius

adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat.

Terkadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin merasa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang

hebat dalam kehamilan bisa menjadi ciri preeklamsi. 11

3) Penglihatan Kabur

pengaruh hormonal juga bisa menyebabkan ketajaman penglihatan

ibu berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya yaitu :

a) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam

adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan

kabur dan berbayang. 9

b) Perubahan penglihatan ini bisa disertai sakit kepala yang hebat

dan mungkin terjadi preeklamsia. 9

17
4) Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan

Bengkak menunjukkan adanya masalah yang serius apabila muncul

pada muka dan tangan dan tidak hilang setelah beristirahat, disertai

dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan tanda anemia,

gagal jantung atau preeklamsia. 8

5) Keluar Cairan Pervaginam

Keluarnya cairan dari vagina pada trimester 3 bisa dinyatakan

ketuban pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan,

pecahnya selaput ketuban bisa terjadi pada kehamilan preterm

(sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm,

Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala.8

6) Gerakan Janin Tidak Terasa

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3,

normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-

5 atau ke-6, beberapa ibu dapat meraskan gerakan bayinya lebih

awal, jika bayi tidur, gerakannya akan melemah, gerakan bayi akan

lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu

makan dan minum dengan baik.10

7) Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang dapat

saja mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat,

menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. 10

18
2.1.3 Asuhan Kehamilan

a. Tujuan

Tujuan asuhan kehamilan adalah :

1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik juga mental ibu serta

bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran

bayi.

2. Mendeteksi dan melakukan komplikasi medis, bedah atau obstetri

selama kehamilan

3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi

komplikasi

4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,

menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis

dan sosial.10

b. Standar Asuhan Pada Kehamilan

Standar pelayanan Ante Natal Care (ANC) yaitu 14T

1. (T1) ukur berat badan dan tinggi badan. Berat badan ibu dihitung dari

Trimester 1, trimester 2, dan trimester 3 dengan kenaikan berat

badan tergolong normal apabila kemaikan berkisar 9-13,9 kg selama

hamil. Pengukuran tinggi badan dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya faktor resiko terhadap ibu dengan panggul sempit.

2. (T2) pengukuran tekanan darah, tekanan darah yang normal yaitu

110/80 hingga 140/90 mmHg, bila sewaktu-waktu melebihi 140/90

mmHg perlu diwaspadai dan dilakuka pemeriksaan lebih lanjut.

19
3. (T3) mengukur tinggi fundus uteri, dengan tehnik MC.donald yang

tujuannya untuk menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu.

TFU normal sama dengan usia kehamilan dalam minggunyang di

dapat dari HPHT.

Tabel 2.1

Pengukuran TFU untuk Menentukan Usia Kehamilan

menurut teori Mc. Donald

Umur Kehamilan

No Tinggi fundus uteri ( TFU) dalam minggu

1. 28 cm 28 mgg

2. 32 cm 32 mgg

3. 36 cm 36 mgg

4. 40 cm 40 mgg

4. (T4) pemberian tablet tambah darah (Fe) sebanyak 90 tablet selama

kehamilan.

5. (T5) pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid)

Tabel 2.2

Jadwal dan waktu Perlindungan Imunisasi TT pada Ibu Hamil

No Imunisasi Interval Lama %

perlindungan perlindungan

1. TT1 Pada kunjungan ANC - -

pertama

20
2. TT2 sebulan setelah TT 1 3 tahun 80%

3. TT3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%

4. TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%

5. TT5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun /


99%
seumur hidup

6. (T6) pemeriksaan HB, pemerikssaan Hb dilakukan pada kunjungan

pertama atau trimester 1 dan minggu ke 28.

Dengan klasifikasi :

a) Tidak anemia : Hb 11 gr %

b) Anemia ringan : Hb 9-10 gr %

c) Anemia sedang : Hb 7-8 gr %

d) Anemia berat : Hb <7 gr %

7. (T7) pemeriksaan VRDL (veneral disease reseach leb)

8. (T8) pemeriksaan protein urine, untuk mendeteksi adanya preeklamsi

atau tidak.

9. (T9) pemeriksaan urine reduksi untuk ibu hamil dengan riwayat DM.

10. (T10) perawatan payudara.

11. (T11) senam hamil.

12. (T12) pemberian obat malaria.

13. (T13) pemberian kapsul minyak yodium diberikan pada kasus

gangguan akibat kekurangan yodium.

14. (T14) temu wicara atau konseling.16

21
2.2 Persalinan

2.2.1 Definisi Persalinan

Persalinan merupakan sebuah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan, dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan

yang semakin adekuat dan teratur serta ditandai dengan perubahan serviks

secara progesif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. 18

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power (tenaga) : kekuatan yang mendorong janin keluar :

a. Kontraksi

Kontraksi adalah mendadak dan menebal otot – otot rahim yang keras

untuk sementara waktu, kontraksi ini terjadi diluar sadar (involunter).

Dibawah pengendalian system saraf simfatik dan secara tidak

langsung mungkin dipengaruhi sistem endrokin.19

b. Retraksi

Retraksi adalah pemendekan otot – otot menggerakan mendekat dan

menebal. Retraksi merupakan sifat istimewa yang dimiliki oleh otot

rahim sebagian akibat dari retraksi, segmen atas dinding uterus secara

berangsur – angsur menjadi pndek serat tebal dan vakum uteri menjadi

kecil. Sementara itu otot – otot segmen atas yang mengadakan

kontraksi dan retraksi membuat serabut – serabut segmen bawah yang

memiliki fungsi khusus serta serviks tertarik keatas dan keluar

sehingga terjadilah penipisan serta dilatasi serviks. 19

22
c. Tenaga Sekunder Meneran

Tenaga kedua ( otot – otot dan diafragma ) digunakan dalam kala dua

persalinan. Tenaga ini dipakai untuk mendorong bayi keluar dan

merupakan kekuatan ekspulsi. 19

2. Passage ( Lintasan )

a. Rongga Pelvis

1). Pintu atas panggul

2). Pintu tengah panggul

3). Pintu bawah panggul

b. Lintasan Lunak ( soft passage )

Bagian jalan lahir yang lunak merupakan segmen bawah uterus, os

servisis eksterna, vagina dan vulva. Setelah terjadi dilatasi serviks

yang penuh, terbentuklah jalan lahir yang tersambung dengan kepala

janin yang menimbulkan dilatasi vagina vulva.

c. Effacement dan Dilatasi

Segmen adalagh uterus harus tertarik keatas serta keluar effacement

dan os serviks harus tegang serta terbuka dilatsi yang cukup luas

untuk memungkinkan kepala janin terdorong melalui bagian tersebut.


19

3. Passenger

Passenger utama yang melewati jalan lahir adalah janin dan bagian yang

paling penting karena ukurannya paling besar adalah kepala janin. 19

23
4. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisifasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini

proses terganggu dari kemampuan skill dan kesiapan prnolong dalam

menghadapi persalinan. 19

5. Psikologis

Keadaan psikologisnya meliputi :

a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual.

b. pengalaman bayi sebelumnya.

c. Kebiasaan adat

d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.19

2.2.3 Tahapan Persalinan

Dalam proses persalinan ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh

ibu, tahapan tersebut dikenal dengan empat (4) kala yaitu :

a. Kala satu (kala pembukaan)

Kala satu persalinan dapat dimulai sejak adanya kontraksi uterus

atau dikenal dengan his yang teratur dan semakin meningkat (baik

frekuensi maupun kekuatannya ) hingga serviks dapat berdilatasi 10 cm

( pembuakaan lengkap ) kala pembukaan berlangsung dari adanya

pembukaan sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan kala satu, his

yang timbul tidak begitu kuat sehingga ibu masih koperatif dan masih

dapat berjalan – jalan.5

24
Kala satu perslinan dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase

aktif :

1. Fase laten pada kala satu persalinan

a). Dimulai pada saat awal kontraksi yang dapat menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

b). Dimulai dari adanya pembukaan sampai pembukaan serviks

mencapai 3 cm atau serviks membuka kurang dari 4 cm.

c). Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

2. Fase aktif pada kala satu persalinan

a). Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga

kali atau lenih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40

detik atau lebih).5

b). Dari pembukaan 4 cm sampai mencapai pembukaan lengkap atau

10 cm, akan membuka 1 cm perjam ( multipara atau

primigravida ) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)

c). Terjadi penurunan bagian terndah janin.

d). Pada umumnya, fase aktif berlangsung hampir atau hingga 6 jam.

e). Fase aktif terbagi lagi kedalam 3 fase, yaitu :

1). Fase akselarasi : pembukaan 3 hingga 4 dalam waktu 2 jam.

2).Fase kemajuan maksimal/dilatasi maksimal, pembukaan

berlangsung sangat cepat, yaitu dari pembukaan 4 – 9 cm, yaitu

dalam waktu 2 jam.

25
3). Fase deselarasi, pembukaan 9 – 10 cm dalam waktu 2 jam

Fase – fase tersebut terjadi pada primi gravida. Pada multi

gravida juga demikian, namun fase laten aktif, dan fase

deselarasi terjadi lebih pendek.

Dengan penghitungan tersebut maka waktu pembukaan

lengkap dapat di perkirakan dan dipantau dengan menggunakan

lembar partograf. Masalah /komplikasi yang dapat muncul pada

kala satu adalah ketuban pecah sebelum waktunya (pada fase

laten), gawat janin, inersia uteri.

b. Kala Dua

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala dua disebut

juga dengan kala pengeluaran bayi. Kala dua pada primipara berlangsung

selama 1-2 jam dan pada multipara 0,5-1 jam. Tanda dan gejala kala dua

adalah :

1.Ibu merasa seperti ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

2. Ibu mersakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau

vaginanya.

3. Perineum menonjol.

4. Vulva-vagina dan spingter ani membuka.

5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. 20

26
c. Kala Tiga

Kala tiga persalinan atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga

persalinan dimulai pada setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta serta selaput ketuban. Sesaat Setelah kala dua

persalinan, kontraksi uterus berhenti antara 5 – 10 menit. setelah lahirnya

bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan nitabusch, karena sifat

retaksi otot rahim. Pada kala III disebut dengan manajemen aktif kala III

yang teriri dari :

1. Penyuntikan oksitosin 10 unit secara IM segera setelah bayi lahir.

2. Peregangan tali pusat terkendali (PTT), dan

3. Masase uterus.

Lepasmya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda – tanda dibawah ini :

1. Perubahan bentuk uterus dan sebelum myometrium mulai

berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan umumnya tinggi

fundus uteri dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta

terdorong kebawah, uterus berubah bentuk menjadi sepertu buah

pear/alpukat dan tinggi fundus uteri menjadi di atas pusat.

2. Tali pusat bertambah panjang

3. Terjadi semburan darah secara tiba – tiba perdarahan (bila pelepasan

plasenta secara duncan/dari pinggir).21

d. Kala empat

27
Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala

empat dimulai sejak setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu. Pada kala itu paling serig terjadi perdarahan postpartum, yaitu

pada 2 jam pertama post partum. Masalah atau komplikasi yang mungkin

muncul pada kala empat adalah perdarahan yang mungkin disebabkan

oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, dan sisa plasenta. Oleh karena itu

harus dilakukan pemantauan, yaitu :

1). Pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

a). 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama setelah persalinan.

b). Setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama setelah persalinan.

c). Setiap 30 menit sekali pada jam kedua setelah persalinan.

d). Apabila uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik, maka

lakukan asuhan yang sesuai untuk pentalaksanaan atonia uteri.21

Kontraksi uterus selama kala empat tetap kuat dengan amplitude

sekitar 60 – 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval

pembuuh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk

thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pada pembentukan trombus

terjadi penghentian pengeluaran darah pada postpartum. Kekuatan his

dapat di perkuat dengan memberi obat uterotenika. Kontraksi ikutan saat

menyusui bayi sering di rasakan oleh ibu post partum, karena

pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior. 21

2). Pengeluaran oksitosin sangat penting yang berfungsi :

28
a). Merangsang otot polos yang terdapat disekitar alveolus ke kelenjar

mamae, sehingga ASI dapat dikeluarkan.

b). Oksitosin merangsang kontraksi rahim.

c). Oksitosin mempercepat involusi rahim.

d).Kontraksi otot rahim yang disebabkan oksitosin mengurangi

perdarahan post partum.21

2.2.4 Tanda – tanda Persalinan

Tanda – tanda persalinan, antara lain :

1. Terjadinya his persalinan. His persalinan mempunyai sifat :

a. Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.

b. Sifatnya teratur, interval semakin pendek, dan kekuatannya semakin

besar.

c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.

d. Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

e. Pengeluaran lendir dan darah (blood show).22

2. Perubahan serviks

Dengan his persalinan serviks mengalami perubahan yang menimbulkan:

a. pendataran dan pembukaan

b. Pembukaan menyebabkan sumbatan lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis lepas dan bercampur darah (bloody show) karena kapiler

pembuluh darah pecah.22

3. Pengeluaran cairan

29
Pada beberapa kasus dapat terjadi ketuban pecah yang

menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagai besar ketuban baru pecah

menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban di harapkan

persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24 jam, Terkadang sulit

membedakan antara persalinan sesungguhnya dengan persalinan semu.

Tanda persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan

pembukaan serviks. Ketika ibu mengalami tanda – tanda persalinan

semu, ia akan merasakan kontraksi yang menyakitkan, namun kontraksi

tersebut tidak menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.

Persalinan semu dapat terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu

sebelum persalinan sesungguhnya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai

karakteristik persalinan sesungguhnya dan persalinan semu.21

2.2.5 Penapisan Awal Persalinan

1. Riwayat bedah Sectio Caesaria

2. Perdarahan Pervaginam

3. Persalinan kurang bulan ( 37 minngu)

4. Ketuban pecah disertai mekonium kental

5. Ketuban pecah lama (>24 jam)

6. Ketuban pecah dini (<37 minggu)

7. Ikterus

8. Anemia berat

9. Tanda/gejala infeksi

10. Preeklamsia atau hipertensi dalam kehamilan

30
11. Tinggi fundus uteri

12. Gawat janin

13. primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dan janin masih 5/5

14. Presentasi bukan belakang kepala

15. Presentasi majemuk (ganda)

16. Kehamilan ganda (gemeli)

17. Tali pusat menumbung

18. Syok

19. penyakit – penyakit yang menyertai. 22

2.3 Nifas

2.3.1 Definisi Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. 24

a. Tahapan Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :

1. Puerperium Dini yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan

2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital

3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna mungkin beberapa

minggu, bulan atau tahun.20

31
b. Perubahan Fisiologis yang terjadi pada masa nifas yaitu:

1. Sistem Kardiovaskuler Denyut jantung, volume dan curah jantung

meningkat segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah

ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat

diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali

normal dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula. 20

2. Sistem Reproduksi

a. Uterus Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali seperti keadaan sebelum hamil. 24

b. Lochea Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri

dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam Lochea selama masa

nifas yaitu :

1) Lochea Rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan

mekonium, selama 2 hari postpartum.

2) Lochea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir,

hari 3-7 postpartum.

3) Lochea Serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 postpartum.

4) Lochea Alba : cairan putih, setelah 2 minggu.

5) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk.

6) Locheastasis : lochea tidak lancar keluarnya. 20

32
c. Vulva dan Vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan

dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ

ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam

vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara

labia menjadi lebih menonjol.20

d. Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang

bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya seklaipun tetap

lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.24

e. Payudara Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi

terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme

fisiologis, yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down. 24

3. Sistem Muskuloskeletal (kurang) Ambulasi pada umumnya dimulai 4-

8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah

komplikasi dan mempercepat proses involusi. 21

4. Sistem Perkemihan Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama,

kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli

sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang

pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan

33
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam setelah melahirkan. Ureter yang

berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.21

c. Perubahan Psikologis

Ada beberapa tahap perubahan psikologis dalam masa

penyesuaian ini meliputi 3 fase yaitu :

1. Tahap I : Fase Taking In (Periode Ketergantungan)

Periode yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua

melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya

sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang

dialaminya dari awal sampai akhir. Ketidaknyamanan fisik yang

dialami ibu pada fase ini seperti mules, nyeri pada jahitan, kurang

tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah

gangguan psikologis yang mungkin dialami, seperti menangis, dan

mudah tersinggung.24 Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif

terhadap lingkungannya. Pada fase ini kemampuan mendengarkan

(listening skill) dan menyediakan waktu yang cukup dan kehadiran

suami atau keluarga sangat diperlukan. 23

2. Tahap II : Fase Taking Hold

Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.

Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif, sehingga mudah

34
tersinggung dan marah. Dukungan moril sangat diperlukan untuk

menumbuhkan kepercayaan diri ibu. 24

3. Tahap III : Letting Go

Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Terjadi

peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu sudah mulai

menyelesaikan diri dengan ketergantungan bayinya. 24

d. Kebutuhan Dasar Kesehatan Pada Ibu Masa Nifas

1. Kebutuhan Cairan dan Nutrisi

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, bergizi seimbang

terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Mengkonsumsi

tambahan 500 kalori tiap hari, (ibu harus mengkonsumsi 3-4 porsi

setiap hari). Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu

untuk minum setiap kali menyusui). Pil zat besi harus diminum,

untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.

Minum kapsul vitamin A (200.000 IU) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya.25

2. Kebutuhan Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera

setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari

tempat tidurnya. Early ambulation adalah kebijakan untuk segera

mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya segera untuk berjalan. Ibu diperbolehkan bangun

dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. 25.

35
3. Miksi (BAK)

Selama kehamilan terjadi peningkatan ekstraseluler 50%.

Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urine.

Kebanyakan Ibu nifas dapat melakukan BAK secara spontan dalam

8 jam setelah melahirkan. Miksi normal bila dapat BAK spontan

setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena oedem

kandung kemih selama persalinan.25

4. Defekasi (BAB)

Buang Air Besar biasanya tertunda selama 2-3 hari setelah

melahirkan karena enema prapersalinan, diit cairan, obat-obatan

analgesik selama persalinan dan perineum yang sakit. Memberikan

asupan cairan yang cukup, diet yang tinggi serat serta ambulasi

secara teratur dapat membantu untuk mencapai regulasi BAB.24

5. Personal Hygiene/Perineum

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi

dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Menjaga kebersihan

diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,

mengganti pakaian dan alas tempat tidurserta lingkungan dimana

ibu tinggal. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah

infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat

penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan

cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis

BAK/BAByang dimulai dengan mencuci bagian depan kemudian

36
ke arah anus. Sebelum dan sesudahnya dianjurkan untuk mencuci

tangan.25

6. Istirahat dan Tidur

Istirahat yang diperlukan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam

hari dan 1 jam pada siang hari. Dan untuk melakukan kegiatan

rumah tangga secara perlahan. 25

7. Seksual

Aktifitas seksual aman setelah darah merah berhenti, dan ibu

dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa

nyeri. Ada kepercayaan/budaya yang memperbolehkan melakukan

hubungan seks selama 40 hari atau 6 minggu, oleh karena itu perlu

dikompromikan antara suami dan istri.25

8. Perawatan payudara

Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi

darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga

memperlancar pengeluaran susu. Menjaga payudara agar tetap

bersih dan kering terutama bagian puting susu dengan

menggunakan BH yang menyokong payudara. Apabila puting susu

lecet, oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting

susu setiap selesai menyusui.21

10. Senam Nifas

37
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula

sekitar 6 minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan

dan mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas yang

bertujuan untuk mengembalikan otot-otot terutama rahim dan

perut ke keadaan semula atau mendekati sebelum hamil. Senam

nifas dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai dengan hari

ke sepuluh. 25

2.3.2 Asuhan Nifas

a. Tujuan Asuhan Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas yaitu,

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

2) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati

atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta

perawatan bayi sehari-hari

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana

5) Mendapatkan kesehatan emosi.25

b. Kunjungan Masa Nifas

38
Kunjungan rumah pada masa nifas dilakukan sebagai suatu tindakan

untuk pemeriksaan postpartum lanjut. Kunjungan nifas minimal

sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu :

1) Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah

persalinan.

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena aonia uteri.

b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta serta

melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

c) Konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan

yang disebabkan atonia uteri.

d) Konseling tentang pemberian ASI awal.

e) Ajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir.

f) Mencegah hipotermi pada bayi. 24

2) Kunjungan nifas kedua dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-

28 setelah persalinan.

a) Pastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, tanda perdarahan

abnormal.

c) Pastikan ibu mendapat asupan nutrisi dan istirahat yang cukup

d) Berikan konseling entang perawatan bayi

3) Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari

ke-42 setelah persalinan.

39
a) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.

b) Memberikan konseling kb secara dini. 26

3.3.3 Fisiologi Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Jika proses

laktasi baik maka bayi cukup menyusu, produksi ASI disesuaikan dengan

kebutuhan bayi, volume ASI 500 – 800 ml/hari. 25 Maka dari itu sangat

pentingnya tahapan-tahapan pengeluaran ASI agar mendukung pengtingnya

pemberian ASI secara ekslusif. Dalam proses pengeluaran ASI ada 2 reflek

yaitu :

1. Reflek Prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk

membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan

aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih

tinggi pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya

fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang.

Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena

ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis

hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi

prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi

prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofis

anterior sehingga keluar prolaktin. 26

40
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi

normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada

saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi,

namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. 24

Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi

normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu

menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau

pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu. 24

2. Let Down Reflek (Reflek Aliran)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise

posterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah,

hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi

dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan

masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus

lactiferus masuk ke mulut bayi. 26

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi,

mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui

bayi sedangkan faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah

stress, keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi:

41
a. Refleks menangkap (rooting refleks)

b. Refleks menghisap (sucking refleks)

c. Refleks menelan (swallowing refleks)

2.3.4 Indikator ASI Banyak

1. ASI keluar memancar saat areola di pencet

2. ASI keluar memancar tanpa memencet payudara

3. Payudara terasa penuh atau tegang sebelum menyusui

4. Payudara terasa kosong setelah bayi menyusu

5. Masih menetes setelah menyusu

6. Payudara terasa lunak/lentur setelah menyusu. 27

2.3.5 Indikator ASI kurang

1. ASI tidak keluar memancar saat aerola dipencet.

2. ASI tidak keluar memancar saat tidak memencet payudara.

3. Payudara terasa lembek sebelum menyusui.

4. ASI tidak menetes setelah menyusu.

5. Bayi menjadi rewel.

6. Warna urine bayi menggelap27

2.4 Asuhan komplementer

2.4.1 Definisi Komplementer

42
Terapi komplementer merupakan suatu terapi non-konvesional atau bisa

juga disebut sebagai suatu terapi alternatif. Terapi komplementer adalah semua

terapi yang digunakan sebagai terapi tambahan yang direkomendasikan oleh

penyelenggara pelayanan kesehatan individu..28

2.4.2 Macam-macam terapi komplementer

Diindonesia terdapat 3 macam terapi komplementer yang dapat

dilakukan pada saat pendampingan terapi konvensional, atau pada saat

menggantikan terapi konvesional.

1. Akupuntur medic

Akupuntur medic yaitu metode yang berasal dari Cina dan sangat

diperkirakan bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan

tertentu, dengan cara kerja mengaktivasi berbagai molekul signal yang

berperan sebagai komunikasi antar sel. 29

2. Terapi hiperbarik

Terapi hiperbarik yaitu merupakan suatu metode terapi dimana pasien

dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2-3

kali lebih lebih besar daripada tekanan udara atsmosfer normal, lalu

diberi pernapasan oksigen murni. 29

3. Terapi herbal medik

Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan

alam, baik herbal berstandar dalam kegiatan penelitian maupun berupa

fitofarmaka.29

43
Pada dasarnya ibu nifas akan mengalami perubahan secara fisiologis

ataupun psikologis, namun tidak semua ibu nifas dapat menerima perubahan

secara lancar, selain asuhan yang umum diberikan dan pendekatan secara

konseling kini ada pula terapi komplementer untuk mengatasi keluhan yang

mungkin saja bisa dialami ibu dalam masa nifas. Ada beberapa terapi

komplementer yang dapat membantu ibu untuk meningkatkan produksi ASI, salah

satunya yaitu dengan pemberian intervensi pijat oksitosin pada ibu karna karna

pijat oksitosin juga merupakan metode akupuntur medic dengan memijat

punggung belakang yang tujuannya merilekskan dan saling membangung antar sel

yang membuat ASI menjadi keluar.

2.4.3 Pijat Oksotosin

1 Definisi

Hormon oksitosin berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin

sebagai stimulasi pada produksi ASI ibu selama menyusui. Oleh sebab

itu perlu dilakukan stimulasi reflek oksitosin sebelum ASI dikeluarkan

atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan

pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah pijat yang dilakukan di punggung

atau pada tulang belakang (vertebra)  sampai tulang kelima. 30

2. Tujuan pijat oksitosin

a. Merangsang refleks oksitosin (refleks pengeluaran ASI)

b. Merangsang pelepasan hormon oksitosin

c. Meningkatkan gerakan ASI ke payudara

d. Memperlancar ASI

44
e. Memberikan kenyamanan pada ibu

f. Mengurangi bengkak pada payudara

g. Mengurangi sumbatan ASI

h. Menambah pengisian ASI ke payudara

i. Mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit. 19

3. Prosedur Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore.

Pijat ini dilakukan selama 3 menit. Pijat ini tidak harus selalu

dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan

oleh suami atau keluarga yang sudah dilatih.

a. Sikap dan perilaku

b. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

c. Tanggap terhadap reaksi klien dan kontak mata

d. Persiapan alat, menyiapkan alat dan bahan : Baby oil atau minyak

kelapa, air hangat, waslap, handuk.

e. Mencuci tangan

f. Menyiapkan klien dengan melepas pakaian atas dan BH

g. Mengatur ibu duduk rileks bersandar ke depan, tangan dilipat di

atas meja dengan kepala diletakkan di atasnya dan biarkan

payudara terlepas tanpa bra.

h. Letakkan handuk di atas pangkuan ibu. Jika ibu tidak mampu

untuk duduk, pijatan bisa dilakukan dengan memposisikan ibu

miring kiri atau miring kanan.

45
i. Melakukan pemijatan di sepanjang sisi tulang belakang,

menggunakan kepalan tangan dengan kedua ibu jari menunjuk ke

depan dan memberikan gerakan- gerakan melingkar kecil- kecil

dengan kedua ibu jari. Gerakan tersebut dapat merangsang

keluarnya hormon oksitosin yang dihasilkan oleh hypofisis

posterior

j. Melakukan pemijatan selama 3 menit. 30

Pijat oksitosin dilakukan pada ibu postpartum dengan

durasi 3 menit dan frekuensi pemberian pijatan 2 kali sehari

dengan 3 hari berturut-turut. Pijat ini tidak harus dilakukan oleh

petugas kesehatan tetapi dapat dilakukan oleh suami atau keluarga

yang lain. 30

pijat oksitosin ini bisa diterapkan dalam kurun waktu 3-14 hari

secara berturut-turut dan dilakukan selama 3 menit.28

2.5 Bayi Baru Lahir

2.5.1 Definisi

Bayi baru lahir ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000

gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.29

46
1. Perubahan Fisiologis

a. Sistem Pernafasan

Pernapasan normal pada bayi terjadi dalam waktu 30 detik setelah

kelahiran. Pernapasan pada neonatus adalah pernapasan diafragmatik

dan abdominal serta biasanya masih tidak teratur frekuensi dan

dalamnya pernapasan.25

b. Kulit

Pada bayi baru lahir kulit berwarna kemerahan dan akan semakin

hitam. Sebagian bayi baru lahir terdapat vernic caseosa terutama pada

daerah bahu, belakang badan, lipat paha dan dibawah tangan, vernic

caseosa berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh intra uterin dan

akan menghilang 2-3 hari setelah lahir. Terdapat juga lanugo yang

merupakan rambut halus dan lunak yang sering menutupi daerah

kepala dan muka.25

c. Sistem Urinarius

Neonatus harus miksi dalam 24 jam setelah lahir, dengan jumlah urine

sekitar 20-30 ml/hari. 25

d. Sistem Ginjal

Walaupun ginjal sangat pentingdalam kehidupan janin, muatannya

terbilang kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna

kekuningkuningan dan tidak berbau. 26

e. Sistem Hepar

47
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan

marfologis berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak

dan glikogen. 25

f. Sistem Imunitas

Sistem imunitas neonatus masih belum matang, sehingga

menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.

Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan

alamimaupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur

pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. 25

g. Sistem Reproduksi

Pada bayi laki-laki dan perempuan penarikan estrogen maternal

menghasilkan kongesti lokal di dada dan yang kadang-kadang diikuti

oleh sekresi susu pada hari ke 4 atau ke 5. Untuk alasan yang sama

gejala haid dapat berkembang pada bayi perempuan. 22

h. Penilaian auterin ke ekstrauterin

Nilai APGAR bertujuan dalam memantau kondisi bayi dari waktu ke

waktu. Nilai APGAR menit pertama untuk menentukan diagnose

(asfiksia/tidak).

Tabel 2.3

Penilaian APGAR score 23

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Appearance Pucat/biru Tubuh Seluruh

48
( warna kulit ) seluruh merah tubuh

tubuh ekstremitas kemerahan

biru

Pulse (denyut Tidak ada <100 >100

jantung )

Grimace Tidak ada Ekstremitas Gerak aktif

( tonus otot) sedikit fleksi

Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung

( aktivitas) menangis

Respiration Tidak ada Lemah atau Menangis

( pernafasan) tidak terartur

Interprestasi :

1. nilai 1 – 3 Asfiksia berat

2. nilai 4 – 6 Asfiksia sedang

3. nilai 7 – 10 Asfiksia ringan22

Tabel 2.4

Penanganan bayi baru lahir berdasarkan score APGAR

NILAI APGAR 5 PENANGANAN

49
MENIT PERTAMA

0–3 1. Ditempatkan ditempat hangat

dengan lampu sebagai sumber

penghangat

2. pemberian oksigen

3. Resusitasi

4. Stimulasi

5. Rujuk

4–6 1. tempatkan ditempat hangat

2. Pemberian oksigen

3. stimulasi taktil

7 – 10 Dilakukan penatalaksanaan sesuai

dengan pentalaksanaan bayi normal

2.5.2 Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Asuhan

Asuhan pada bayi baru lahir meliputi membersihkan jalan napas,

memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, dan

memberikan vitamin K. 7

50
Asuhan Normal adalah asuhan yang diberikan kepada bayi yang

tidak memiliki indikasi medis untuk dirawat di rumah sakit, tetapi tetap

berada di rumah sakit karena ibu mereka membutuhkan

dukungan.Asuhan normal diberikan pada bayi yang memiliki masalah

minor atau masalah medis yang umum.

b. Kunjungan Neonatus.

1. Kunjungan pertama dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan

pemeriksaan pernapasan, warna kulit dan gerakan aktif atau tidak,

ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada,

pemberian salep mata, vitamin K1, hepatitis B, perawatan tali pusat,

pencegahan kehilangan panas bayi.30

2. Kunjungan kedua dilakukan hari ke 3 sampai hari ke 7 hari setelah

lahir, dilakukan pemeriksaan fisik, penampilan dan perilaku bayi,

nutrisi, eliminasi, personal hygiene, pola istirahat, keamanan, tanda-

tanda bahaya yang terjadi. 30

3. Kunjungan ketiga dilakukan hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 lahir,

dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan

dan nutrisinya.30

c. Penanganan BBL

1. Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi harus dilakukan kepada semua bayi baru lahir

normal seperti Vitamin K untuk mencegah perdarahan, dengan dosis

51
0,5-1 mg I.M. Membersihkan jalan nafas, perawatan tali pusat dan

perawatan mata. 29

2. Pencegahan Kehilangan Nafas

Pada saat lahir, bayi baru lahir belum berfungsi sempurna. Oleh karena

itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan

mengalami hipotermi. Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :

a) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh

bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan

diselimuti

b) Konduksi,yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin

c) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin,

hembusan udara atau pendingin ruangan

d) Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang

mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.29

3. Cara Mengatasi Kehilangan Panas Untuk Mempertahankan suhu tubuh

yaitu :

a) Keringkan suhu tubuh setelah bayi lahir

b) Selimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat

c) Selimuti bagian kepala bayi

d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

f) Tempatkan bayi di lingkungan hangat

52
g) Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan. 31

4. Pemberian obat tetes/salep mata Pemberian salep mata dianjurkan

untuk mencegah penyakit mata karena klamidia. Pemberian salep

mata sesudah 5 jam bayi lahir. 31

5. Pemberian Imunisasi Tujuan diberikan imunisasi adalah agar tubuh

kebal terhadap penyakit tertentu yang dapat menyebabkan infeksi.32

Tabel 2.5

Pemberian Imunisasi pada Bayi Baru Lahir 31

No Vaksin Umur Penyakit yang dapat

dicegah

1. HEPATITIS B 0 – 7 Hari Mencegah hepatitis B

(kerusakan hati)

2. BCG 1 Bulan Mencegah TBC

( tuberkulosis) yang

berat

3. Polio 1 – 4 Bulan Mencegah polio yang

dapat menyebabkan

lumpuh layu pada

tungkai dan lengan

4. DPT (Difteri, 2 – 4 Bulan Mencegah difteri yang

Pertusis, menyebabkan

Tetanus) penyumbatan jalan nafas,

53
mencegah pertusis atau

batuk rejan (batuk 100

hari) dan mencegah

tetanus

5. CAMPAK 9 Bulan Mencegah campak yang

dapat mengakibatkan

komplikasi radang paru,

radang otak, dan

kebutaan

6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam segera setelah bayi

lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu memeluk dan mencoba untuk

menyusukan bayinya segera setelah tali pusat di klem dan dipotong. 29

Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan melalui pemberian

ASI secara dini yaitu:

a) Merangsang produksi Air Susu Ibu (ASI)

b) Memperkuat refleks penghisap bayi

c) Mempromosikan keterkaitan antara ibu dan bayinya, memberikan

kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolustrum.

d) Merangsang kontraksi uterus. 29

7. Refleks pada Bayi Baru Lahir yaitu :

54
a) Refleks glabella Ketuk daerah pangkal hidung secara perlahan-

lahan dengan menggunakan jari telunjuk pada saat mata terbuka.

Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.

b) Refleks hisap Benda menyentuh bibir disertai refleks menelan.

Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul

isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu bayi menyusu.

c) Refleks mencari (rooting) Bayi menoleh kearah benda yang

menyentuh pipi. Misalnya: mengusap pipi bayi dengan lembut:

bayi akan menolehkan kepalanya kearah jari kita dan membuka

mulutnya.

d) Refleks genggam Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar,

tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan

kuat.

e) Refleks Babinski Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi

lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari sepanjang

telapak kaki. Bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari

kaki hyperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.

f) Refleks moro

Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tibatiba

digerakkkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan. 31

8. Bounding Attachment

55
Terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-anak berada

dalam 1 ruangan melalui pemberian ASI Ekslusif, kontak mata, suara,

aroma dan kontak dini 31

2.6 KB

2.6.1 Definisi KB

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip

dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan

membuahi telur wanita (fertelisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi

untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. 33

a. Tujuan Program KB

1. Tujuan Umum

Meningkatkan Kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yang menjadi

dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan

kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk

2. Tujuan Khusus

Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda

kehamilan dan menjarangkan kehamilan. 34

2.6.2 Asuhan Keluarga Berencana

56
1. Definisi Asuhan KB

Suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang kepada orang

lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah

melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang

terlibat didalamnya. 12

2. Tujuan Konseling KB

a. Meningkatkan Penerimaan

Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan,

berbicara dan komunikasi non verbal meningkatkan penerimaan

informasi mengenai KB oleh klien

b. Menjamin pilihan yang cocok

Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan

keadaan kesehatan dan kondisi klien

c. Menjamin penggunaan yang efektif

Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana

menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru

tentang cara tersebut.

d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut

memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek

sampingnya. 33

57
3. Macam-macam Kontrasepsi

Terdapat beberapa pilihan metode kontrasepsi yang dapat

digunakan setelah persalinan karena tidak menganggu proses menyusui.

Berikut penjelasan mengenai metode tersebut :

a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Metode Amenorea Laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan

ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. MAL

akan efektif jika digunakan dengan benar selama 6 bulan pertama

melahirkan dan belum mendapatkan haid setelah melahirkan serta

memberikan ASI secara ekslusif. 31

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar

efektivitas MAL optimal :

1) Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh

2) Perdarahan pasca 56 hari pascasalin dapat diabaikan (belum

dianggap haid)

3) Bayi menghisap payudara secara langsung

4) Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir

5) Kolostrum diberikan kepada bayi

6) Pola menyusui on demand (menyusui setiap saat bayi

membutuhkan) dan dari kedua payudara

7) Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari

8) Hindari jarak antar menyusui lebih dari 4 jam .35

58
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR merupakan pilihan kontrasepsi pacapersalinan yang

aman dan efektif untuk ibu yang ingin menjarangkan atau membatasi

kehamilan. AKDR dapat dipasang segera setelah bersalin maupun

dalam jangka waktu tertentu. Meskipun angka ekspulsi pada

pemasangan AKDR segera pascapersalinan lebih tinggi

dibandingkan teknik pemasangan masa interval (lebih 4 minggu

setelah persalinan), angka ekspulsi dapat diminimalisasi bila:

Pemasangan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah melahirkan

plasenta , AKDR ditempatkan cukup tinggi pada fundus uteri,

pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih khusus. 35

Keuntungan pemasangan AKDR segera setelah lahir

(pascapersalinan) antara lain: biaya lebih efektif dan terjangkau, lebih

sedikit keluhan perdarahan dibandingkan dengan pemasangan setelah

beberapa hari/minggu, tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan

untuk hamil selama menyusui dan AKDR pun tidak mengganggu

produksi air susu dan ibu yang menyusui, mengurangi angka

ketidakpatuhan pasien. 35

Namun demikian terdapat beberapa resiko dan hal-hal yang

harus diwaspadai saat pemasangannya yaitu : dapat terjadi robekan

dinding rahim, ada kemungkinan kegagalan pemasangan,

kemungkinan terjadi infeksi setelah pemasangan AKDR (pasien harus

kembali jika ada demam, bau amis/anyir sesarea cairan vaginan dan

59
sakit perut terus menerus. AKDR juga dapat dipasang setelah

persalinan dengan seksio sesarea. Angka sekpulsi pada pemasangan

setelah seksio sesarea kurang lebih sama dengan pada pemasangan

interval.32

c. Implan

1) Implan berisi progrestin, dan tidak mengganggu produksi ASI

2) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan,

pemasangan implan dapat dilakukan setiap saat tanpa kontrasepsi

lain bila menyusui penuh (full breastfedding)

3) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid,

pemasangan dapat dilakukan kapan saja tetapi menggunakan

kontrasepsi lain atau jangan melakukan hubungan seksual selama

7 hari

4) Masa pakai dapat mencapai 3 tahun (3-keto-desogestrel) hingga 5

tahun (levonogestrel).34

d. Suntik

1) Suntikan progestin tidak mengganggu produksi ASI

2) Jika ibu tidak menyusui, suntikan dapat dimulai setelah 6 minggu

persalinan

3) Jika ibu menggunakan MAL, suntikan dapat ditunda sampai 6

bulan

60
4) Jika ibu tidak menyusui, dan sudah lebih dari 6 minggu

pascapersalinan, atau sudah dapat haid, suntikan dapat dimulai

setelah yakin tidak ada kehamilan.

5) Injeksi diberikan setiap 2 bulan (depo noretisteron enantat) atau 3

bulan (medroxiprogesteron). 34

e. KONDOM

1) Pilihan kontrasepsi untuk pria

2) Sebagai kontrasepsi sementara.34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Laporan

61
Jenis laporan tugas akhir ini yaitu study kasus ( case study ) dan metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cara meneliti suatu

permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, sehingga

dilakukan pendekatan asuhan continue of care . studi kasus yang dilakukan

oleh penulis yait asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny. Y usia 26 tahun

dengan penerapan asuhan pijat Oksitosin di rumah ibu kp.saradan 01/06

dengan menggunakan asuhan kebidanan SOAP.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian dilakukan di Puskesmas PONED Solokan Jeruk Kab. Bandung

Jawa Barat.

b. Waktu

Waktu dilakukan penelian ini dimulai sejak tgl 26 November 2019 sampai

Maret 2020.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil dari

masa kehamilan trimester 3 yaitu usia kandungan 34 minggu, lalu bersalin,

nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana. Khususnya pada asuhan nifas

dengan pemberian intervensi pijat oksitosin.

3.4 Jenis Data

1. Data Primer

62
Data primer juga disebut sebagai data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian.36 Dengan melakukan pemeriksaan fisik, wawancara dan

observasi khusunya obseravsi pada pengeluaran ASI.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapat dari keluaraga, suami dan bidan. 36.


Data sekunder

juga bisa didapat dari dokumentasi dan data laporan yang telah tersedia

dari keluarga terkait penerapan pijat oksitosin,

3.5 Teknik Pengambilan Data

3.5.1 Partisipasi Aktif

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yaitu salah satu langkah untuk mengetahui suatu gejala

atau masalah kesehatan.20 pemeriksaan fisik dilakukan dari rambut

sampai ujung kaki (menyeluruh) dengan menggunakan 4 metode yaitu

infeksi (melihat) dengan cara melihat keadaan pasien dari ujung rambut

hingga ujung kaki, palpasi (diraba) dengan meraba bagian tubuh pasien,

leopold, tfu, oedema, auskultasi (didengar) untuk mendengarkan bunyi

jantung, denyut nadi, DJJ. Dan perkusi (diketuk) dengan menggunakan

reflek patela hingga pada masing-masing pemeriksaannya ditemukan

perbedaan atau masalah.

2. Wawancara

63
Wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai langsung subjek

penelitian. . Wawancara dilakukan secara terarah kepada pasien dan


37

keluarganya dengan menggunakan format anamnesa.

3. Observasi

Observasi merupakan suatu cara yang dilakukan dengan pengamatan

secara langsung. 37 . dengan mengobservasi keadaan ibu dan bayi seperti

TTV, TFU, pengeluaran ASI, kesehatan bayi untuk mengetahui kondisi

ibu secara menyeluruh sehingga ditemukan adanya perubahan atau

masalah pada ibu dan bayi. Menggunakan lembar observasi pijat

pksitosin, lembar observasi indikator ASI.

3.5.2 Studi Kepustakaan

Dalam Studi kepustakaan peneliti mengambil studi literatur dari sumber

buku-buku dan jurnal.

3.5.3 Studi Dokumentasi

Pada study dokumentasi di kasus ini peneliti melakukan studi dokumentasi

dari, buku Kia, dan status pasien.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar anamnesa,

lembar observasi persalinan, lembar penapisan awal persalinan, lembar ceklis

pelaksanaan pijat oksitosin, partograf dan SOAP. format asuhan kebidanan

64
SOAP pada ibu hamil sesuai dengan KEPMENKES nomor

938/Menkes/SK/VIII/2007.

3.7 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan untuk menguji kualitas data terhadap info yang

diperoleh sehingga menghasilkan data yang benar antara data yang didapat

oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada pasien yang diteliti,

uji keabsahan data dilakukann dengan cara memperpanjang waktu penelitian

dan mencari sumber informasi tambahan yang akurat dari bidan pemeriksa

atau keluarganya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan melakukan studi kasus berdasarkan hasil

penelitian pada Ny.Y usia 26 tahun di Puskesmas solokan jeruk dengan

menggunakan SOAP dan dengan membandingkan hasil penelitian atau

pengkajian dengan teori.

3.9 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek penelitian

adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia.

Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Informed Consent

65
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan dan ditanda

tangani oleh responden sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed

consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan

cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan inisial nama klien yaitu Ny.Y pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dengan tidak

menceritakan rahasian klien kecuali atas seijin klien dan keluarga klien.

3.10 Jadwal Pelaksanaan

NO Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

66
1. Pencarian pasien √ √ √ √ √ √

2. Penyusunan √ √ √ √
proprosal

3. Bimbigan √ √
proprosal

4. Revisi proprosal √ √ √

5. Pelaksanaan √ √ √ √ √
Asuhan

6. Seminar √
proprosal

BAB IV

PENDOKUMENTASIAN

4.1 Asuhan Kehamilan

4.1.1 Antenatal Care 1

67
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY Y

Tanggal : 26 November 2019

Pengkaji : Annisa salma

Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif.
1. Identitas

Nama Ny. Y Tn.O


Umur 26 Tahun 29 Tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat Kp. Saradan 01/06 Desa Lagensari

2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan dirinya baik-baik saja dan hanya ingin
memeriksakan kehamilannya saja.
3. Riwayat Obstetri :
a. Menstruansi
Menarche : 13
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Dismenore: tidak
b. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu.

Jenis Tempat Berat Jenis Keterangan


No Tahun persalinan Bersalin badan Kelamin Penolong Penyulit (H/M )

68
1. 2013 Spontan BPM 3000 P Bidan Tidak M
normal gr ada
2. 2015 Spontan BPM 3200 L Bidan Tidak H
Normal gr ada
3. 2020 Hamil Saat ini
c. Riwayat kehamilan sekarang
- HPHT : 04 April 2019
- Tafsiran persalinan : 09 januari 2020
- Usia kehamilan : 34 minggu
- Imunisasi TT : TT4
- Tanda-Tanda bahaya : tidak ada
- Obat / jamu yang sedang dikonsumsi : tidak ada.
- Rencana Persalinan : Puskesmas
- Penolong : Bidan
- Pendamping Persalinan : Suami/Keluarga
- Transportasi : motor
- Administrasi : Umum
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan tidak memiliki dan tidak sedang mempunyai
atau menderita penyakit menular, dan menahun seperti
hipertensi, diabetes, HIV/AIDS.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarnya tidak ada yang memiliki penyakit
menular, menahun ataupun menurun, seperti jantung, hipetensi,
diabetes, TBC, dan HIV/AIDS.
5. Riwayat Kontrasepsi : ibu mengatakan sebelumnya menggunkan
KB jenis suntik 3 bulan selama 2 tahun.
6. Pola kebutuhan sehari- hari:
a. Nutrisi: Makan: 3 kali sehari
Minum: 8-9 gelas sehari

69
b. eliminasi: BAK: 6-7 kali sehari
BAB: 1 kali sehari
c. personal hygiene : Mandi: 2 kali sehari
Keramas: 3 kali dalam 1 minggu
d. istirahat tidur : Siang : ibu mengatakan aktifitas ibu tidak
terlalu padat dan ibu bisa
beristiratahat tidur selama 1 jam
Malam: ibu mengatakan tidurnya ±7 jam
7. Riwayat Psikososial
a. Psikososial
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya saat ini Dn ibu
tidak sabarmenunggunya lahir kedunia walau ini merupakan
anak ke 3 nya, suami serta keluarganyapun mendukung ibu.
b. Riwayat Perkawinan
- Perkawinan Ke : satu
- Umur menikah : 20 tahun
- Lama Menikah : 6 Tahun
c. Kultural
Ibu mengatakan setiap keputusan diambil atas kesepakatan
bersama
d. Spritual
Ibu beribadah sesuai dengan keyakinannya
e. Lingkungan
- Tempat tinggal : Bersih
- Jenis rumah : Permanen
- Tinggal bersama : Suami dan orang tua
II. Data Objektif.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : stabil

70
d. Tanda-tanda Vital : TD:110/80 mmHg, N: 82x/m
R:21 x/m, S:36,5oC
2. Pemeriksaan Antopometri
a. Tinggi Badan : 154 cm
b. BB sebelum hamil : 47 kg
c. Lingkar lengan atas : 24 cm
d. BB saat ini : 58 kg
e. Kenaikan BB : 11 kg
f. Kategori IMT : 20 (berat badan Ideal)

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, Tidak ada nyeri tekan.
b. Rambut :
- Warna : hitam
- Kebersihan : bersih
- Rontok atau tidak : tidak
c. Muka : simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri
tekan
d. Telinga : simetris , bersih.
e. Mata : simetris
- Sklera : tidak ikterik.
- Konjungtiva : merah muda
f. Hidung : simetris
- Kebersihan : bersih
- Polip : tidak ada
g. Mulut : simetris, tidak ada lesi
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar, tiroid,
limfe, dan vena jugularis
i. Payudara : simetris, tidak ada nyeri tekan.
- putting : menonjol
- kolostrum : belum ada

71
j. Abdomen
- Luka bekas operasi : tidak ada
- Striae : tidak ada
- Leopold
Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
TFU : 30 cm
TBBJ : (30-11) x 155 = 2.945 gr
Leopold II : teraba keras panjang seperti papan di sebelah kanan
dan teraba bagian-bagian kecil di sebelah kiri.
Leopold III : teraba bagian bawah bulat, keras, melenting
(kepala). kepala masih bisa digoyangkan
DJJ : 136 x/mnt
k. Ekstremitas
- Atas : simetris , tidak oedema
- Bawah : simetris, tidak oedema
l. Genetalia
- v/v : tidak ada kelainan
- tidak ada pendarahan pervaginam
m. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12,0 gr/dl HIV (-)
HbsAg (-) Goldar B (+)

III. Analisa

G3P2A0 gravida 34 minggu, janin hidup tunggal intra uterin.

IV. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, Ibu mengetahui bahwa dirinya
dan bayinya baik-baik saja.

72
- Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan, seperti pakaian ibu dan
bayi yang harus dibawa, uang, kendaraan, tempat bersalin, dan
pendamping pada saat persalinan.
- Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti sayuran,
lauk dan buah-buahan, Ibu akan melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan jangan terlalu banyak
mengangkat beban terlalu berat, ibu tidak akan melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan lagi 2 minggu kemudian, pada
tanggal 10 desember, 2019
- Memberikan terapi Fe dan Vitamin

4.1.2 Antenatal Care 2

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.Y

Tanggal : 11 Desember 2019

Pengkaji : Annisa Salma Nazila

I. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak merasakan apapun dan hanya ingin memeriksakan
dirinya dan calon bayinya.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosional : stabil
d. TTV : Td : 110/80 mmHg, N:84 x/m, R:22 x/m,
S:36,7ºC
e. BB :59 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris , konjung tiva merah muda, sklera tidak

73
ikterik.
b. Payudara :simetris, tidak ada benjolan, aerola menghitam
Putting susu menonjol, (-).
c. Abdomen : tidak ada luka bekas oprasi, tidak ada striae, ada
Linea nigra
Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
TFU : 32 cm
TBBJ : (32-11) X 155 = 3.255 gr

Leopold II : teraba panjang keras seperti papan di

Sebelah kanan dan teraba bagian-bagian


terkecil disebelah kiri (Puka).

Leopold III : teraba bagian bawah bulat, keras,Melenting


(kepala). kepala masih bisa digoyangkan,
kepala belum masuk PAP
DJJ : 138 x/mnt
d. Ekstremitas
- Atas : simetris , tidak oedema
- Bawah : simetris, tidak oedema

III. Analisa
G3P2A0 gravida 37 minggu janin hidup tunggal intra uterin presentasi
kepala
IV. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemerisaan, ibu mengetahui dirinya dan
bayinya baik-baik saja.
- Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, ibu mengetahui
tanda-tanda persalinan seperi perut mulas teratur dan semakin
sering disertai keluar lendir bercampur darah

74
- Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan ringan, ibu sering berjalan-
jaln sore
- Mengingatkan perlengkapan persalinan, ibu sudah menyiapkannya
- Menganjurkan ibu untuk melukakn kunjungan ulang 2 minggu
kemudian, pada tanggal 25 desember 2019
- Memberikan terapi Fe dan kalsium

4.1.3 Antenatal Care 3

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.Y

Tanggal : 30 Desember 2019

Pengkaji : Annisa Salma Nazila

I. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun dan hanya ingin memeriksakan
dirinya dan calon bayinya.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : Td : 110/90 mmHg,N:82 x/m,R:21 x/m,
S:36ºC
d. BB : 60 kg

2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris , konjung tiva merah muda, sklera tidak
ikterik.

75
b. Payudara :simetris, tidak ada benjolan, aerola menghitam,
Putting susu menonjol, asi (-).
c. Abdomen : tidak ada luka bekas oprasi, tidak ada striae, ada
Linea nigra
Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
TFU : 32 cm
TBBJ : (32-11) x 155 = 3.255 gr

Leopold II : teraba panjang keras seperti papan di

Sebelah kanan dan teraba bagian-bagian


terkecil disebelah kiri (Puka).

Leopold III : teraba bagian atas simpisis bulat, keras,


Melenting (kepala). kepala msih bisa
digoyangkan

DJJ : 140 x/mnt

d. Ekstremitas
- Atas : simetris , tidak oedema
- Bawah : simetris, tidak oedema
e. Genetalia
- v/v : tidak ada kelainan
- tidak ada pendarahan pervaginam.
III. Analisa
G3P2A0 gravida 38 minggu janin hidup tunggal intra uterin presentasi
kepala

IV. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemerisaan bahwa ibu dan bayinya dalam
keadaan baik – baik saja.

76
- Mengingatkan kembali apa saja tanda-tanda persalinan, ibu
mengetahuinya seperti mules yang semakin sering dan kuat diserta
pengeluaran lendir campur darah
- Menanyakan persiapan apa saja yang sudah ibu lakukan untuk
menyambut kelahiran bayinya
- Menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi, ibu memakan
sayuran, kacang-kacangan, tingi protein dan tinggi kalsium
- Memberi tahu ibu bahwa ibu harus cukup istirahat agar tidak
mengalami kelelahan pada saat proses persalinan, ibu suka
beristirahat pada siang hari 1 jam dan malamnya 7 jam
- Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual untuk dapat
merangsang mulas.
- Menganjurkan ibu untuk kembali lagi 2 minggu kemudian, pada
tanggal 13 januari 2020.
- Memberikan Fe dan kalsium.

4.2 Persalinan

4.2.1 Persalinan Kala I

77
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PADA NY.Y

KALA I

1) Kala I fase laten

Tanggal : 13 januari 2020

Pukul : 23.25 WIB

Pengkaji : Annisa Salma

Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif

Keluhan :

Ibu mengatakan mules sejak 21.45 WIB disertai pengeluaran lendir dari
jalan lahirnya.

II. Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. keadaan emosional : stabil

d. TTV : Td:120/90mmHg, N:82 x/m, R:21 x/m, S:36,5ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata : simetris , konjung tiva merah muda, sklera tidak ikterik.

b. Payudara: simetris , tidak ada benjolan, putting menonjol, asi (-).

c. Abdomen:

- Luka bekas operasi : tidak ada

78
- Striae : tidak ada

- Leopold : HIS : 2x/10’ 10”

Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)


TFU : 30 cm
Leopold II : teraba panjar keras seperti papan di sebelah kanan dan
teraba bagian-bagian kecil di sebelah kiri (puka).
Leopold III : teraba bagian bawah bulat, keras, melenting (kepala)
Bagian terkecil kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : convergen

Perlimaan : 4/5

DJJ : 140 x/mnt

d. Ekstremitas
- Atas : simetris , tidak oedema
- Bawah : simetris, tidak oedema
e. Genetalia
- v/v : tidak ada kelainan, Nampak ada pengeluaran lendir
- Portio : tebal
- Pembukaan : 2 cm
- Ketuban :+
- Presentasi : kepala
- Penurunan : station -2
- Molase : tidak ada
- Denominator : ubun-ubun kecil sebelah kanan depan

V. Analisa

79
G3P2A0 parturien 40 minggu kala I fase laten janin hidup tunggal intra
uterin presentasi belakang kepala.

VI. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, telah ada pembukaan 2 dan air-air
yang keluar dari kemaluannya bukan lah ketuban melainkan lendir.
- Mengajarkan ibu cara menghitung mules, ibu menghitung mules
dengan dilakukan selama 10 menit dan ibu menghitung setiap lamanya
mules yang dirasakan ibu.
- Menganjurkan ibu untuk pulang dan ibu harus cukup istrirahat dirumah
karna pembukaannya masih 2.
- memberitahu ibu untuk melakukan pemenuhan nutrisi, ibu memakan
roti dan minum teh.
- Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan ringan untuk mempercepat
proses persalinan
- Mengingatkan ibu untuk cepat kembali ke puskesmas ketika mules
semakin sering dirasakan ibu

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PADA NY Y

80
KALA I

2) Kala I fase aktif

Tanggal : 14 januari 2020

Pukul : 13.45 WIB

Pengkaji : Annisa Salma

Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif
Keluhan :
Ibu mengatakan mules yang sudah semakin kuat dan sering disertai adanya
keluaran darah dari jalan lahir

II. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. keadaan emosional : stabil

d. TTV : Td:110/90mmHg, N:85 x/m, R:22 x/m, S:36,7ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen:

- Luka bekas operasi : tidak ada

- Striae : tidak ada

- Leopold : HIS : 4x/10’ 45”

Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)


TFU : 30 cm
Leopold II : teraba panjang keras seperti papan di sebelah kanan

81
dan teraba bagian-bagian kecil di sebelah kiri (puka).
Leopold III : teraba bagian bawah bulat, keras, melenting (kepala) .
Kepala sudah tidak bisa di goyangkan, Bagian
Terbesar kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen
Perlimaan : 2/5
DJJ : 148 x/mnt
b. Genetalia
- v/v : tidak ada kelainan, Nampak ada pengeluaran lendir
Bercampur darah.
- Portio : tipis
- Pembukaan : 9 cm
- Ketuban :+
- Presentasi : kepala
- Penurunan : station 0
- Molase : tidak ada
- Denominator : ubun ubun kecil depan

III. Analisa

G3P2A0 parturien 40 minggu kala I fase aktif janin hidup tunggal intra
uterin presentasi belakang kepala

IV. Penatalaksanaan

- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, pembukaannya 9


- Mempersiapkan pastus set dan hekting set, partus set dan hekting
set sudah disiapakan
- Memberitahu ibu untuk tetap rilek, ibu terlihat tenang
- Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum, ibu meminum
teh kotak
- Menganjurkan ibu miring kiri, ibu berada di posisi miring kiri

82
- Menyiapkan alat ganti baju ibu dan bayi, keluarga memberikan
alat ganti ibu dan bayi
- Melakukan observasi kemajuan pesalinan

4.2.2 Persalinan Kala II

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PADA NY Y

KALA II

Tanggal : 14 januari 2020

Pukul : 14.00 WIB

Pengkaji : Annisa Salma Nazila

Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif
Keluhan :
Ibu mengatakan mules yang sudah semakin kuat dan sering juga ada
rasa dorongan ingin meneran
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen :
- His : 4x10’ 45”.
- Kandung Kemih : Kosong
- Djj : 150 x/mnt
b. Genetalia :

83
- v/v : tidak ada kelainan, Nampak keluaran lendir
campur darah dari jalan lahir
- portio : tidak teraba
- pembukaan : 10 cm
- ketuban :+
- presentasi : kepala
- penurunan : statation +1
- molase : tidak ada
- denominator : ubun ubun kecil depan
III. Analisa

G3P2A0 parturien 40 minggu kala II janin hidup tunggal intra uterin


presentasi belakang kepala

IV. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, pembukaan sudah lengkap
- Mendekatkan alat, membuka-buka alat
- Merubah posisi ibu dorsal recumbent
- Menganjurkan ibu untuk tarik napas panjang dan dalam ketika
ada his, ibu menarik napas.
- Melakukan amniotomi pkl 14.10 dengan hasil ketuban jernih
- Memimpin persalinan dengan 60 langkah APN, ibu mengejan
Bayi Lahir Spontan Normal pkl 14.36 WIB langsung menangis
Jk : perempuan
- Mengeringkan tubuh bayi lalu melakukan pemotongan tali
pusat dan menjaga kehatannya.
- IMD selama 1 jam, ibu melakukan IMD

84
4.2.3 Persalinan Kala III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.Y
KALA III

Tanggal :14 Januari 2020


Jam : 14.36 WIB
Pengkaji : Annisa salma
Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif
Ibu merasa sudah lega dengan kelahiran bayinya.

II. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Keadaan Emosional : Stabil

2. Pemeriksaan Fisik

a. Abdomen :

- Kontraksi : keras

- Kandung Kemih : Kosong

b. Genetalia :

- Tampak tali pusat didepan vulva.

- Ada tanda-tanda pelepasan plasenta.

II. Analisa
P3A0 parturien aterm Kala III.

85
III. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, plasenta belum lahir
- Memberitahu ibu plasenta akan segera di lahirkan. Dengan
memastikan tidak ada janin kedua
- Menganjurkan ibu untuk tetap rileks dan jangan mengedan, ibu
tetap rileks
- Melakukan tindakan MAK III, dengan penyuntikan oksitosin 10
UI secara IM, melakukan PTT, dan melakukan masase Uterus,
plasenta lahir lengkap pukul 14.42 WIB lengkap.

4.2.4 Persalinan Kala IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.Y


KALA IV

Tanggal : 14 Januari 2020


Waktu : 14.42 WIB
Pengkaji : Annisa Salma.
Tempat : Pkm. Solokan Jeruk.

I. Data Subjektif
Ibu mengatakan sangat bahagia atas kelahiran bayinya dengan selamat
namun ibu merasa mules.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
- TFU : 2 jari dibawah pusat

86
- Kontraksi : keras
- Kandung kemih : kosong
b. Genetalia
- Tidak ada luka laserasi.
- Pendarahan ±150 cc
III. Analisa

P3A0 parturien aterm Kala IV.

IV. Penatalaksaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, tidak ada luka perineum
- Melakukan masasse uterus, ibu merasa mules
- Mengobservasi TFU, Pendarahan, Kontraksi, TTV dengan hasil
normal
- Membersihakan badan ibu dan menganggti baju yang bersih, ibu
sudah bersih dan rapih.
- Memberi tahu tanda bahaya nifas seperti sakit kepala hebat,
berkunan-kunang, ada perdarahan banyak dari jalan lahir serta
berbau, menggigil
- Menganjurkan ibu untuk makan , minum dan beristirahan untuk
memulihkan tenaga, ibu memakan makanan yang sudah disediakan
di puskesmas
- Memberikan ibu terapi fe 1x250 mg, parasetamol 3x500 mg,
antibiotik 2x500 mg, vit A 1x1

87
4.3 Nifas
4.3.1 Nifas KF 1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.Y
KF 1
Tanggal : 14 Januari 2020
Pukul : 21.00 WIB
Pengkaji : Annisa Salma Nazila
Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan sudah merasa segar hanya saja sedikit merasa
mulas dan ASI nya belum keluar.
2. Riwayat persalinan sekarang
a. Tanggal persalinan : 14 januari 2020
b. Waktu persalianan : 14.36 WIB
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Berat lahir : 3600 gram
e. Panjang lahir : 49 cm
f. Plasenta : plasenta lahir spontan pukul 14.42
g. Jenis kelamin : Perempuan
h. Lama kala I : 14 jam
i. Komplikasi : tidak ada
j. Obat-obatan : tidak ada
3. Riwayat ambulasi
Ibu mengatakan sudah turun dari tempat tidurnya dan sudah BAK
ke kamar mandi.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis

88
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. TTV : Td:110/70mmHg, N:82x/mnt,
R:24x/mnt, S:36,5ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara : simetris, aerola menghitam, putting susu menonjol,
kolostrum (-)
b. Abdomen :
- TFU : 2 jari dibawah pusat.
- Kontraksi : keras
- Kandung Kemih : Kosong.
c. Genetalia :
- Lochea : merah kehitaman (rubra)
- Konssistensi : encer

e. Eliminasi :
- BAB : (-)
- BAK : (+)
III. Analisa

P3A0 post partum spontan 6 jam normal.

IV. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu baik-baik saja
- Memberitahu ibu bahwa penyebab mules karna kontraksi uterus
dan proses involusi.
- Memberitahu ibu tanda bahaya ibu nifas, ibu mengetahui tanda
bahaya nifas seperti sakit kepala berat, mata berkunag-kunang,
darah berbau.
- Memberitahu ibu cara mengusui yang benar
- Memberitahu ibu perawatan tali pusat, ibu melakukannya
- Memberitahu ibu untuk memberi ASI kepada bayi selama 2 jam
sekali, ibu menyusui bayinya

89
- Memberitahu ibu untuk ikut istirahat ketika bayi nya tidur.
- Mengingatkan ibu untuk tetap meminum tablet penambah darah,
ibu meminumnya di malam hari, dan mengintakann ibu untuk
meminum Vit A.
- Menganjurkan bu untuk berbenah karna besok pagi ibu bisa pulang
apabila keadaan ibu tetap baik-baik saja.
- Memberitahu ibu untuk jangan lupa kontrol ulang 3 hari kemudian,
pada tanggal 17 januari 2020.

90
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.Y
KF 1
Tanggal : 17 Januari 2020
Pukul : 08.15 WIB
Pengkaji : Annisa salma
Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif
Ibu mengatakan dirinya baik-baik saja dan hanya ingin memeriksakan
keadaannya saja, namun ibu merasa ASInya belum keluar
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. TTV : Td:110/80mmHg, N:80x/mnt,
R: 21x/mnt, S:36,5ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris konjung tiva merah muda, sklera tidak
ikterik.
b. Payudara : simetris, tidak ada benjolan, putting susu Menonjol
kolostrum (+).
c. Abdomen :
- Kontraksi : keras
- TFU : pertengahan pusat dan sympisis.
- Kandung Kemih : Kosong.
d. Ekstremitas :
- Atas : simetris, tidak oedema
- bawah : simetris tidak oedema, tidak ada varises,
Reflek patella (+), homain sign (-)

91
e. Genetalia :
- v/v : tidak ada kelainan, tidak berbau
- Lochea : merah (rubra)
- konsisensi : encer
f. eliminasi :
- BAK : (+)
- BAB (-)
III. Analisa

P3A0 post partum spontan 3 hari normal.

IV. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu baik-baik saja,
- Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin
minimal 2 jam sekali
- Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya ibu nifas seperti sakit kepala
berat, mata berkunang-kunang, darah berbau.
- Konseling tentang tanda bahaya bayi baru lahir seperti tidak mau
menyusu, bayi lemas, bayi merintih, demam, diare, kulit dan mata
bayi kuning
- Memberitahu ibu tentang gizi ibu nifas seperti cukup karbohidrat,
protein, kalsium
- Menganjurkan ibu untuk banyak minum minimal 14 gelas sehari
- Mengajari ibu Teknik senam nifas, ibu menggerakkan kaki dan
tangganya, ibu melakukan senam kegel

92
4.3.2 Nifas KF 2

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.Y


KF 2

Tanggal : 19 Januari 2020


Pukul : 10.05 WIB
Pengkaji : Annisa salma
Tempat : rumah ibu (kp.saradan)

I. Data Subjektif

Ibu mengatakan dirinya baik-baik saja, namun ibu mengeluh ASInya


masih belum keluar sejak hari ke 4 postpartum walau ibu sudah sering
menyusui bayinya.

II. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Keadaan Emosional : Stabil

d. TTV : Td:100/80mmHg, N:80x/mnt, R: 21x/mnt,

S:36,5ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara : simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol,


ASI(-), payudara terasa lembek, ketika aerola ditekan tidak ada
pengeluaran ASi

93
b. Abdomen :
- kontraksi : keras
- TFU : 2 jari diatas sympisis.
- Kandung Kemih : Kosong.
c. Ekstremitas :
- Atas : simetris, tidak oedema
- bawah : simetris tidak oedema, tidak ada varises,
Reflek patella (+), homain sign (-)
d. Genetalia :
- v/v : tidak ada kelainan, tidak berbau
- Lochea : putih kemerahan (sanguelenta)
e. Eliminasi :
- BAB : (+)
- BAK: (+)
V. Analisa

P3A0 post partum spontan 5 hari normal.

Masalah : ASI tidak keluar

Kebutuhan : pijat okstosin untuk memperlancar pengeluaran ASI dan


produksi ASI

VI. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu baik-baik saja
- Melakukan pijat oksitosin pada ibu dan mengajarkan keluarga
bagaimana cara melakukan pijat oksitosin selama 3 menit dengan
frekuensi 2 kali sehari, dilakukan minimal 3 hari berturut-turut.
- Memberitahu ibu pentingnya ASI eksklusif
- Memberitahu ibu bahwa ibu harus banyak minum minimal 14 gelas
sehari.
- Menganjurkan ibu istirahat ketika bayi tidur.
- Meminta bantuan keluarga untuk membantu kegiatan aktifias ibu

94
Hasil intervensi pijat oksitosin

Waktu
Postpartum Keterangan
Pagi Sore
ASI masih belum
Keluarga
Hari ke 5 Pengkaji keluar ketika aerola
(ibunya)
dipencet.
Keluarga ASI keluar ketika
Hari ke 6 Pengkaji
(ibunya) aerola dipencet
ASI keluar ketika
Keluarga
Hari ke 7 Pengkaji aerola dipencet namun
(suaminya)
tidak memancar

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.Y


KF 2

Tanggal : 22 Januari 2020


Pukul : 14.00 WIB
Pengkaji : Annisa salma
Tempat : rumah ibu (kp.saradan)

I. Data Subjektif

Ibu mengatakan dirinya baik-baik saja, setelah dilakukan pemijatana


oksitosin ASI nya sudah cukup keluar namun ibu ingin tetap melakukan
pijat oksitosin.

95
II. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Keadaan Emosional : Stabil

d. TTV : Td:110/90mmHg, N:83x/mnt, R: 21x/mnt,

S:36,5ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Payudara : simetris, tidak ada benjolan, puting susu


menonjol,ASI(+).
b. Abdomen :

- Kontraksi : Keras

- TFU : 1 jari diatas sympisis.

- Kandung Kemih : Kosong.

c. Genetalia :
- v/v : tidak ada kelainan, tidak berbau
- Lochea : kuning kecoklatan (serosa)
VII. Analisa

P3A0 post partum spontan 8 hari normal.

VIII. Penatalaksanaan
- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu baik-baik saja
- Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, ibu menyusui
bayinya setiap 2 jam sekali atau setiap bayinya ingin menyusu.
- Melakukan pijat oksitosin pada ibu oleh pengkaji

96
- Memberitahu ibu bahwa ini bisa dilakukan oleh keluarganya,
suaminya akan melakukannya
- Konseling macam dan jenis KB, ibu membicarakannya bersama
suaminya dengan hasil ibu akan menggunakan KB jenis suntik 3
bulan.

Hasil dari intervensi pijat oksitosin

Waktu
Postpartum Keterangan
Pagi Sore
Payudara terasa tegang
Keluarga sebelum menyusu dan
Hari ke 8 Pengkaji
(suaminya) ASI keluar memancar
ketika aerola dipencet
ASI keluar cukup
banyak, payudara terasa
Keluarga penuh sebelum
Hari ke 9 Pengkaji
(ibunya) menyusu, dan ASI
masih menetes setelah
menyusu
ASI keluar tanpa harus
memencet payudara,
Keluarag payudara terasa penuh
Hari ke 10 Pengkaji
(ibunya) sebelum menyusu,
masih menetes setelah
menyusu.

97
4.3.3 Nifas KF 3

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.Y


KF 3

Tanggal : 21 februari 2020


Pukul : 15.25 WIB
Pengkaji : Annisa salma
Tempat : rumah ibu (kp.saradan)

I. Data Subjektif

Ibu mengatakan dirinya baik-baik saja. Ibu menanyakan kapan dia bisa
mulai berKB.

II. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

d. TTV : Td:100/80mmHg, N:83x/mnt, R: 21x/mnt,

S:36,5ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a. mata : simetris konjung tiva merah muda, sklera tidak ikterik.

b. Payudara : simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol,ASI (+)

c. Abdomen

- TFU : tidak teraba

- Kandung Kemih : Kosong.

98
e. Genetalia :
- v/v : tidak ada kelainan, tidak berbau
- Lochea : putih (Alba)

III. Analisa

P3A0 post partum spontan 37 hari normal.

IV. Penatalaksanaan

- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu baik-baik saja


- Menganjurkan ibu untuk banyak minum, ibu sering minum
- Menganjurkan ibu untuk memakan makanan bergizi sperti kacng-
kacangan, sayuran, daging.
- Memberitahu ibu bahwa ibu bisa mulai berKB setelah masa nifas
selesai tepatnya pada tgl 24 februari 2020.
Evaluasi : ibu mengatakan telah melakukan suntik KB 3 bulan pada
25 Februari 2020.

4.4. Asuhan Pada bayi baru lahir


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.Y

Tanggal : 14 Januari 2020


Waktu : 14.37 WIB
Pengkaji : Annisa Salma.
Tempat : Pkm. Solokan Jeruk.
I. Data Subjektif.
1. Identitas bayi

Nama By. Ny.Y


Umur 1 menit
Tanggal Lahir 14 Januari 2020
Jenis Kelamin Perempuan

99
2. Identitas orang tua

Nama Ny. Y Tn.O


Umur 26 Tahun 29 Tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat Kp. Saradan 01/06 Desa Lagensari
3. Status Kesehatan
a. Tanggal Lahir : 14 januari pukul 14.36
b. Riwayat persalinan bayi
- Jenis persalinan : Spontan normal
- Penolong persalinan : Bidan
- Lamanya persalinan : 20 menit
- Ketuban pecah : Amniotomi, bewarna jernih
c. Komplikasi
- Ibu : tidak ada
- Bayi : tidak ada
II. Data Objektif
1. Bayi langsung menangis
2. Warna kulit kemerahan
3. Tonus otot kuat
4. Apgar score 8

Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Appearance
( warna kulit ) √
Pulse (denyut
jantung ) √
Grimace

100

( tonus otot)
Activity
( aktivitas) √
Respiration
( pernafasan) √

III. Analisa

Neonatus cukup bulan usia 1 menit.

IV. Pentalaksanaan.

- Memberitahu bayinya telah lahir selamat jenis kelamin perempuan


- Mengeringkan bayi menggunakan pernel
- Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pernel bayi
- Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan dilly
- Jepit potong tali pusat
- Melakukan IMD dengan ibu
Penatalaksaan pada 1 jam pertama
- Memberi tahu ibu bahwa bayi akan dilakukan pemberian salep mata
pukul 15.40 WIB
- Memberitahu ibu bahwa bayi akan dilakukan penyuntikan VIT K
secara IM di paha sebelah kiri, dilakukan pada pukul 15.42 WIB.
- Pada 1 jam berikutnya bayi diberi imunisai Hb0 secara IM dipaha
sebelah kanan pada pukul 16.40 WIB

101
4.4.1 Asuhan Pada BBL KN 1

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.Y


KN 1
Tanggal : 14 Januari 2020
Pukul : 06.15 WIB
Pengkaji : Annisa Salma Nazila

I. Data Subjektif.

1. Identitas bayi

Nama By. Ny.Y


Umur 16 jam
Berat Badan 3400 gram
Tinggi Badan 49 cm
Tanggal Lahir 14 Januari 2020
Jenis Kelamin Perempuan
2. Keluhan
Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja sesekali menangis
3. Riwayat eliminasi
a. BAB : (+)
b. BAK : (+)

II. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tangisan : Menangis kuat
c. Warna kulit : kemerahan
d. Tonus otot : kuat

102
e. Tanda-tanda vital
- Nadi : 138x/menit
- Suhu : 36,6˚C
- Respirasi : 40x/m
f. Antopometri
- Berat badan : 3400gr
- Panjang badan : 49 cm
- Lingkar kepala : 32cm
- Lingkar Dada : 30cm
- Lingkar perut : 29cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Simetris ,tidak ada caput succedanum dan cephal
Hematoma
b. Mata : tidak ada pus, tidak ada strabismus, garis mata
sejajar dengan telinga
c. Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, terdapat
epikantus
d. Mulut : Tidak ada seperti labiopalato skiciz, labio skiziz,
labio palatogenato sciziz.
e. Telinga : simetris, tidak ada kelainan kongenital
f. Dada : simetris, putting susu tidak transparan
g. Abdomen : Tidak ada hernia umbilical,tidak ada perdarahan
tali pusat dan tidak ada ompalokel
h. Ekstremitas : kedua tangan dan kaki simetris tidak ada sindaktil
dan polindaktil.
i. Genetalia : labia mayora menutupi labia minora, terdapat
lubang uretra dan lubang vagina, BAK (+)
j. Punggung : tidak ada spina bifida,meningokel. Bercak mongol
k. Anus : ada lubang anus
l. Kulit : kemerahan, turgor baik

103
3. Pemeriksaan neurologis
a. Reflek moro : (+)
b. Reflek palmagraf : (+)
c. Reflek Palantargraf : (+)
d. Reflek babinsky : (+)
e. Reflek rooting : (+)
f. Reflek sucking : (+)
g. Reflek swallowing : (+)

III. ANALISA :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kemamilan usia 16 jam normal

IV. PENATALAKSANAAN:

- Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan, keadaan bayinya baik-


baik saja.
- Melalukan dan mengajarkan ibu bagaimana cara perawatan tali pusat,
ibu melakukannya
- Memberikan informasikan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru
lahir.
- Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali, ibu menyusui
bayinya
- Memberitahu ibu untuk membawa bayinya kontrol setelah 3 hari,
tepatnya pada tanggal 17 januari 2020

4.4.2 Asuhan Pada BBL KN 2

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.Y


KN 2

Tanggal : 17 Januari 2020


Pukul : 08.25 WIB
Pengkaji : Annisa salma

104
Tempat : Pkm. Solokan Jeruk

I. Data Subjektif.
1. Keluhan
Ibu mengatakan bayinya agak rewel karna ASI ibu yg keluar hanya
sedikit, tidur bayipun kurang nyenyak
2. Riwayat eliminasi
a. BAB : (+)
b. BAK : (+)
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran :Composmentis
c. BB : 3400 gram
d. Tanda-Tanda Vital : R: 43 x/m , N: 130 x/m , S : 36,6 ºC
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris, konjungtiva merah muda.
b. Kulit : kemerahan.
c. Abdomen : tali pusat sudah kering.
3. Pemeriksaan neurologis
a. Refleks Sucking :+
b. Refleks Swallowing : +
c. Refleks Rooting :+
III. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 3 hari normal.

IV. Pentalaksanaan.

- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan bayinya baik-baik saja


- Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,
- Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, bayi disusui setiap 2
jam sekali

105
- Konseling pentingnya ASI eksklusif, ibu berusaha memberikan ASI
secar eksklusif
- Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari ketika cuaca
baik ibu menjemur bayinya
- Mengingatkan tanda bahaya pada bayi baru lahir, hanya rewel saja
setelah menyusu dan tidurnya tidak nyenyak

4.4.3 Asuhan Pada BBL KN 3


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.Y
KN 3

Tanggal : 22 Januari 2020


Pukul : 14.30 WIB
Pengkaji : Annisa salma
Tempat : rumah Ny.Y (kp.saradan)

I. Data Subjektif.
1. Keluhan
Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja.
2. Riwayat eliminasi
c. BAB : (+)
d. BAK : (+)
II. Data Objektif
4. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran :Composmentis
c. Tanda-Tanda Vital : R: 45 x/m , N: 138 x/m , S : 36,6 ºC
5. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris, konjungtiva merah muda.

106
b. Abdomen : Tali pusat telah lepas.

6. Pemeriksaan neurologis
a. Refleks Sucking :+
b. Refleks Swallowing : +
c. Refleks Rooting :+
III. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 8 hari normal.

IV. Pentalaksanaan.

- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan bayinya baik-baik saja


- Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi.
- Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, bayi disusui setiap 2
jam sekali
- Konseling pentingnya ASI eksklusif
- Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya di pagi hari, jika cuaca
baik ibu suka menjemurnya
- Mengingatkan tanda bahaya pada bayi baru lahir.
- Mengingatkan pada ibu betapa pentingnya imunisi, ibu akan
mengimunisasi bayinya tepat setelah bayinya 1 bulan pada tanggal 14
februari 2020

107
BAB V

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengumpulan data lalu melakukan diagnosis

hingga penatatalaksanaan. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan kepada

Ny.Y yang dilakukan penulis sejak Usia kehamilan 33 minggu 5 hari

sampai 6 minggu postpartum, penulis tidak menemukan kesulitan yang

berat ketika pelaksanaan, karena ada kerjasama yang baik antara pasien,

keluarga, dan bidan. Namun terdapat beberapa kesenjangan antara teori

dan kenyataan dalam laporan tugas akhir ini.

5.1 Pengkajian

5.1.1 Pengkajian Pada Masa Kehamilan

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui

pemberian pelayanan minimum 4 kali selama masa kehamilan yaitu

minimal 1 kali pada trimester pertama dengan usia kehamilan 0-12

minggu. Minimal 1 kali pada trimester kedua dengan usia kehamilan

12-28 minggu. Minimal 2 kali pada trimester ketiga dengan usia

kehamilan 28 minggu hingga lahir. 7

108
Pada tanggal 26 November 2019 NY. Y datang ke puskesmas

solokan jeruk untuk memeriksakan kehamilannya. Dari hasil pengkajian

yang didapat pada Ny.Y ini ibu hamil anak ketiga dengan usia kehamilan

34 minggu. Ibu mengatakan telah memeriksakan kehamilannya sebanyak

8 kali, yaitu 2 kali pada TM I, 3 kali pada TM II dan 3 kali pada TM III.

Pada hasil pengkajian pada Ny.Y tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek, ibupun mengatakan tidak memilik keluhan apapun.

5.1.2 Pengkajian Pada Masa Persalinan

1. Kala I

Kala satu persalinan dapat dimulai sejak adanya kontraksi uterus

atau dikenal dengan his yang teratur dan semakin meningkat (baik

frekuensi maupun kekuatannya ) hingga serviks dapat berdilatasi 10 cm

( pembukaan lengkap ) 5

Pada tanggal 13 januari pukul 23.25 WIB Ny.Y datang ke

puskesmas solokan jeruk merasa hamil 40 minggu 4 hari, Ny.Y merasa

keluar air-air sejak pukul 21.45, disertai mules, TTV dalam batas normal,

dilakukan pemeriksaan dalam hasil pembukaan 2 cm, portio tebal kaku,

vulva/vagina tidak ada kelainan, ketuban : (+), Presentasi : belakang

kepala, Denominator : Ubun-ubun kecil sebelah kanan depan, Moulage :

tidak ada, station : -2.

Pada tanggal 14 januari pukul 13.45 WIB Ny.Y datang lagi ke

puskesmas solokan jeruk merasa hamil 9 bulan, Ny.Y merasa mulesnya

109
semakin kuat dan sering disertai adanya keluaran darah dari jalan lahir,

TTV dalam batas normal, dilakukan pemeriksaan dalam hasil pembukaan

9 cm, prtio : tipis, ketuban : (+), presentasi : belakang Kepala, denominator

: ubun-ubun kecil, moulage : tidak ada, station : +2, pada kasus Ny.Y tidak

ada kesenjangan karna fase laten dan fase aktif berlangung selama 14 jam.

2. Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala dua disebut

juga dengan kala pengeluaran bayi. Ditandai dengan Ibu merasa seperti

ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ibu mersakan

adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya, Perineum

menonjol, Vulva-vagina dan spingter ani membuka, Meningkatnya

pengeluaran lendir bercampur darah.20

Ny.Y, ibu mengatakan semakin mules dan sering juga dirasa ada

dorongan ingin meneran, ditandai dengan adanya tekanan pada anus,

perineum menonjol dan vulva membuka, di periksa dalam pembukaan : 10

cm, station : 0, ketuban (+) menonjol, dilakukan amniotomi pada pukul

14.10 WIB, bayi lahir spontan pukul 14.36 WIB, lamanya kala II

berlangsung selama 26 menit, dan pada kala II ini Ny. Y tidak mengalami

kesenjangan antara teori dan praktek, kala dua ini berlangsung selama 20

menit.

3. Kala III

110
Kala tiga persalinan atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga

persalinan dimulai pada setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta serta selaput ketuban. 21

Pada Ny.Y proses kala III berlangsung baik karena dilakukan

manajemen aktif kala III yang terdiri dari : penyuntikan oksitosin 10 unit

secara IM segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat terkendali (PTT),

dan masase uterus. 21


sehingga plasenta dapat lahir spontan pukul 14.42

WIB lengkap. Dalam pengkajian pada Ny.Y di kala III ini tidak ada

kesenjangan antara teori karna lamanya kala III pada Ny.Y ini adalah 6

menit.

4. Kala IV

Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala

empat dimulai sejak setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah

itu. Pada kala itu paling serig terjadi perdarahan postpartum, yaitu pada 2

jam pertama post partum. 21

Pada pukul 14.47 setelah plasenta lahir Ny.Y dilakukan tindakan

pengecekan ulang plasenta, pengecekan laserasi jalan lahir, pengecekan

kontraksi uterus lalu membersihkan ibu dan memantau TTV, Kontraksi

uterus, TFU, Kandung kemih dan perdarahan. Dengan pemntauan 15

menit sekali di satu jam pertama dan 30 menit sekali di satu jam

berikutnya. Setelah dilakukan observasi selama 2 jam pada kala IV yang

berjalan dengan baik yang dilakukan dengan tepat dan sesuai teori

sehingga tidak dit temukan adanya kesenjangan.

111
5.1.3 Pengkajian Pada Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. 24

Pada KF 1 postpartum 6 jam Ny.Y sudah merasa segar, dan ibu

sudah BAK serta sudah mengganti pampers nya, ASI belum keluar karna

ibu jarang menyusui bayinya. Hasil pemeriksaan didapatkan TTV dalam

batas normal, kontraksi keras, TFU : 2 jari dibawah pusat, Vulva vagina

tidak ada kelainan, lochea : rubra. Pada KF 1 Ny.Y tidak mengalami

kesenjangan semua berjalan dengan baik.

Pada Kf 2 postpartum 5 hari Ny.Y dikunjungi kerumahnya ibu

mengatakan dirinya baik-baik saja, ibu mengeluh ASInya tidak keluar sejak

4 hari postpartum dan anaknya agak rewel, ibu sudah BAK dan BAB , hasil

pemeriksaan TTV dalam batas normal, keadaan umum : baik ,payudara :

simetris, tidak ada pengeluaran ASI ketika aerola ditekan, , kontraksi :

keras, TFU : 2 jari diatas simfisis, lochea : sanguelenta.

Pada KF 3 postpartum 37 hari Ny.Y didaptkan hasil pmeriksaan

TTV dalam batas normal, keadaan umum baik, TFU : tidak teraba, lochea :

alba.

112
Pada pengkajian Ny.Y postpartum didapati adanya kesenjangan

yaitu pada ASI yang biasanya sudah keluar pada hari ke 4-5 ini belum

keluar.

5.1.4 Pengkajian Pada BBL

Bayi baru lahir ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat

badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.29

Pada tanggal 14 januari pukul 14.36 WIB By. Ny.Y lahir spontan

langsung mengangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan, frekuensi

jantung normal, jenis kelamin perempun dengan berat badan 3400 gram,

panjang badan 49 cm.

KN 1 dilakukan pada 16 jam setelah lahir hasil pmeriksaan dalam

batas normal, bayi sudah BAK dan BAB, KN 2 dilakukan pada neonatus 3

hari didapatkan bayi agak rewel, kurang mau mnyusu, tali pusat kering,

KN 3 dilakukan pada neonatus usia 8 hari didapatkan TTV dalam batas

normal.

Selama pengkajian pada By. Ny.Y ditemukan adanya kesenjangan

karna bayi yang rewel setelah menyusu dan bayi yang kurang mau

menyusu.

5.2 Apakah Analisa Pada Kasus Ny.Y sudah tepat ?

113
Diagnosa adalah penilaian klinik tentang respon individu keluarga,

atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

aktual atau potensia. Diagnosa dapat ditegakkan dengan melakukan

pengkajian, pengumpulan data secara berkelanjutan.38

5.2.1 Analisa Kehamilan

Ny.Y megaku hamil 9 bulan, kehamilan ketiga belum pernah

keguguran. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang direncanakan,

selama kehamilan ini Ny.Y memeriksakan kehamilannya secara teratur.

Ibu mengatakan saat ini tidak merasakan keluhan apapun, gerakan bayi

sering drirasakan ibu, HPHT 04 April 2019, hasil pemeriksaan abdomen

32cm, leopold I teraba bulat lunak tidak melenting (bokong), leopold II

teraba panjang keras seperti papan di sebelah kanan dan bagian terkecil

disebalh kiri (puka), Leopold III teraba dibagian bawah bulat, keras,

melenting (kepala), kepala masih bisa digoyangkan, DJJ 136x/menit.

Pada kasus ini diagnosa ibu adalah Ny.Y G3P2A0 Gravida 33

minggu 5 hari janin hidup tungga intrauterin karena dari hasil pengkajian

ibu tidak ditemukan adanya maslah, komplikasi, ataupun

ketidaknyamanan pada ibu, maka dalam hal ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan pada ibu antara teori dan prektek.

5.2.2 Analisa Persalinan

1. Kala I

Kala satu persalinan dapat dimulai sejak adanya kontraksi uterus

atau dikenal dengan his yang teratur dan semakin meningkat (baik

114
frekuensi maupun kekuatannya ) hingga serviks dapat berdilatasi 10 cm

( pembuakaan lengkap ) 5

Pada tanggal 13 januari pukul 23.25 WIB Ny.Y datang ke

puskesmas solokan jeruk merasa hamil 9 bulan , Ny.Y merasa keluar air-

air sejak pukul 21.45, disertai mules, TTV dalam batas normal, Abdomen,

TFU : 32cm leopold I bokong, leopold II puka, leopold III kepala, leopold

IV difergen, perlimaan 4/5, dilakukan pemeriksaan dalam hasil

pembukaan 2 cm, portio tebal kaku, vulva/vagina tidak ada kelainan,

ketuban : (+), Presentasi : belakang kepala, Denominator : Ubun-ubun

kecil, Moulage : tidak ada, station : -1. Pada kasus ini ditegakkan diagnosa

pada Ny.Y yaitu Ny.Y G3P2A0 kala I fase laten janin tunggal hidup intra

uterint dengan presentasi belakang kepala, karna dari hasil periksa dalam

didaptkan pembukaan :2 cm, dan station : -2 maka disimpulkan dari kasus

ini tidak ditemukan adanya kesenjangan.

Pada tanggal 14 januari pukul 13.45 WIB Ny.Y datang lagi ke

puskesmas solokan jeruk merasa hamil 9 bulan, Ny.Y merasa mulesnya

semakin kuat dan sering disertai adanya keluaran darah dari jalan lahir,

TTV dalam batas normal, dilakukan pemeriksaan abdomen TFU : 31cm

leopold I bokong, leopold II puka, leopold III kepala, leopold IV divergen,

perlimaan 2/5 dalam hasil pembukaan 9 cm, portio : tipis, ketuban : (+),

presentasi : belakang Kepala, denominator : ubun-ubun kecil bagian kanan

depan, moulage : tidak ada, station : 0, pada kasus Ny.Y ini ditegakkanlah

diagnosa yaitu Ny.Y G3P2A0 kala I fase aktif janin tunggal hidup intra

115
uterin dengan presentasi belakang kepala, karna dari hasil pemeriksaan

dalam di dapatkan pembukaan : 9 cm dan station : +2. Maka disimpulkan

bahwa dari kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori

dengan lapangan.

2. Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala dua disebut

juga dengan kala pengeluaran bayi. Ditandai dengan Ibu merasa seperti

ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ibu mersakan

adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya, Perineum

menonjol, Vulva-vagina dan spingter ani membuka, Meningkatnya

pengeluaran lendir bercampur darah.20

Ibu mengatakan semakin mules dan sering juga dirasa ada

dorongan ingin meneran, ditandai dengan adanya tekanan pada anus,

perineum menonjol dan vulva membuka, di periksa dalam pembukaan : 10

cm, station : 0 ketuban (+) menonjol, dilakukan amniotomi pada pukul

14.10 WIB, bayi lahir spontan pukul 14.36 WIB, lamanya kala II

berlangsung selama 20 menit, dan pada kala II ini Ny. Y tidak mengalami

kesenjangan. Pada pukul 14.00 WIB ditegakkan diagnosa sebagai berikut

Ny.Y G3P2A0 parturient aterm kala II janin tunggal hidup intra uterint

presentasi belakang kepala, karena didapatkan hasil bahwa pembukaan

sudah lemgkap, sudah ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus,

116
perineum menonjpl dan vulva membuka. Maka tidak didapati adanya

kesenjangan antara teosi dan kenyataan dilapangan.

3. Kala III

Kala tiga persalinan atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga

persalinan dimulai pada setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta serta selaput ketuban. 21

Pada pukul 14.42 WIB ditegakkan diagnosa pada Ny.Y sebagai

berikut Ny.Y P3A0 kala III, karna didapatkan hasil dari pengkajian sbagai

berikut bayi telah lahir, tali pusat di depan vulva, tidak ada janin kedua,

nampak ada semburan darah. Maka dari kasus tersebut tidak ada

kesenjangan antara teori dan yang terjadi di lapangan

4. Kala IV

Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan. Kala

empat dimulai sejak setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah

itu. Pada kala itu paling serig terjadi perdarahan postpartum, yaitu pada 2

jam pertama post partum. 21

Pada pukul 14.43 ditegakkan diagnosa sebagai berikut Ny.Y P3A0

kala IV, karna plasenta telah lahir spontan lengkap dilakukan pengecekan

tidak ada sisa plasenta, tidak terjadi perdarahan, kontraksi keras, TFU 2

jari dibawah pusat, kandung kemih kosong. Pada kasusu ini dinyatakan

analisa tepat karna tidak ada kesenjangan yang terjadi atara diagnosa dan

lapangan.

117
5.2.3 Analisa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. 24

Penegakkan diagnosa KF 1 pada Ny.Y adalah P3A0 postpartum 6

jam yang lalu normal. Dasar dari penegakkan ini adalah karna ibu telah

melahirkan bayinya 6 jam yang lalu sesuai teori Kunjungan nifas pertama

pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan 26


disertai dengan ibu

merasa sudah membaik dan segar kontraksi keras, TFU 2 jari dibawah

pusat, dan lochea Rubra. Maka disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya

kesenjangan dari kasus ini antara teori dan lapangan.

Penegakkan diagnosa KF 2 pada Ny.Y adalah P3A0 postpartum 5

hari normal. Dasar dari penegakkan ini adalah karena ibu telah melahirkan

anaknya 5 hari yang lalu sesuai dengan teori Kunjungan nifas kedua dalam

waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan. 26 disertai

dengan ibu mengeluh ASInya tidak keluar dan anaknya menjadi rewel hasil

pemeriksaan terdapat TTV dalam batas normal, keadaan umum baik,

payudara simetris, tidak ada pengeluaran ASI saat aerola ditekan, kontarksi

keras, TFUpertengahan pusat dan simfisis.lochea sanguelenta.

118
Penegakkan diagnosa KF 3 pada Ny.Y adalah P3A0 postpartum 37

hari normal. Dasar dari penegakkan ini adalah sesuai dengan teori

Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42

setelah persalinan. 26
disertai dengan ibu mengatakan dirinya baik-baik saja

hasil pemeriksaan kondisi ibu dalam keadaan baik dengan TFU sudah tidak

teraba, dan lochea alba.

5.2.4 Analisa BBL

Bayi baru lahir ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan

ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat

badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.29

Pada tanggal 14 januari pukul 14.36 WIB By. Ny.Y lahir spontan

langsung menangis, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan, frekuensi

jantung normal, jenis kelamin perempun dengan berat badan 3400 gram,

panjang badan 49 cm. Dengan diagnosa Neontus cukup bulan sesuai masa

kehamilan usia 1 menit. Diagnosa pada kasus ini tepat karna persalinan

berada pada usia kehamilan ibu 40 minggu 5 hari. Tidak ada kesenjangan

pada penegakkan diagnosa kasus tersebut.

Penegakkan diagnosa KN 1 pada By.Ny.Y adalah Neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 16 jam. Dasar dari penegakkan diagnosa

ini adalah karna bayi lahir 16 jam yang lalu sesaui dengan teori Kunjungan

119
pertama dilakukan 6-48 jam setelah lahir. 30
dengan ibu mengatakan

bayinya baik-baik saja dan sesekali menangis disertai hasil pemeriksaan

BAK (+), BAB (+) TTV dalam batas normal. Tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan lapangan

Pengkajian diagnosa KN 2 pada By.Ny.Y adalah Neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 3 hari. Dasar dari penegakkan diagnosa

ini sesuai dengan teori Kunjungan kedua dilakukan hari ke 3 sampai hari

ke 7 hari setelah lahir 30


dengan ibu mengatakan bayinya kurang mau

menyusu dan setelah menyusu bayinya menjadi rewel, TTV dalam batas

normal, nampak tali pusat sudah kering. Dalam penegakkan diagnosa ini

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan lapangan.

Pengkajian diagnosa KN 3 pada By.Ny.Y adalah Neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 8 hari. Dasar dari penegakkan diagnosa

ini sesuai dengan teori Kunjungan ketiga dilakukan hari ke 8 sampai

dengan hari ke 28 lahir. 30


dengan ibu mengatakan bayinya baik-baik saja

sudah mulai mau menyusu dan tidak lagi rewel setelah menyusu, hasil

pmeriksaan TTV dalam batas normal, keadaan baik. Pada penegakkan

diagnosa ini tidak didapatkan adanya kesenjangan.

5.3 Apakah Penatalaksanaan Pada kasus Ny.Y sudah tepat ?

5.3.1 Penatalaksanaan Pada Kehamilan

Asuhan antenatal Adalah upaya prefentif dari program pelayanan

kesehatan untuk mengoptimalkan pemeriksaan maternal dan neonatal

melalui serangkaian pemantauan rutin selama kehamilan.37

120
Pada tanggal 26 februari 2020 Ny.Y dengan usia kehamilan 33

minngu 4 hari, dengan standar pelayanan yang diterapkan meliputi 10 T.

Ibu mengatakan dirinya baik-baik saja dan hanya ingin memeriksakan

kehamilannya saja. Hasil pemeriksaan didapatkan ibu dengan keadaan

baik, TTV dalam batas normal, pada asuhan yang diberikan di kasus ini

hanya sebatas konseling untuk ibu menyiapakan persalinannnya, dan

memberitahu ibu tanda-tanda persalinan.

5.3.2 Penatalaksanaan Pada Persalinan

1. Kala I

Pada Kala I fase laten penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.Y

di tanggal 13 januari 2020 pukul 23.25 WIB ibu diberikan asuhan sayang

ibu yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan , menganjurkan ibu makan

dan minum, menganjurkan ibu pulang dan beristirahat menginggan

pembukaannya masih 2cm dan portio tebal kaku.

Pada kala 1 fase aktif penatalaksanaan yang diberikan pada Ny.Y

di tanggal 14 januari pukul 13.45 WIB adalah menganjurkan ibu untuk

tetap rileks, menganjurkan ibu untuk miring kiri supaya suplay oksigen

pada bayi cukup dan mempercepat proses persalinan, menganjurkan

keluarga untuk memberi ibu minum agar ibu tidak mengalami dehidrasi,

menyiapkan ganti ibu dan bayi supaya segera setelah persalinan ibu dapat

langsung di bersihkan, menyiapkan pasrtus set, menganjurkan keluarga ibu

untuk memberikan dukungan, memberikan sentuhan pada ibu, dan

121
menemani ibu, tetap melakukan pemantauan pada ibu dan masukkan

kedalam partograf. Tidak terdapat kesenjangan pada teori dan lapangan.

2. Kala II

Pada penatalaksanaan kala II pukul 14.00 WIB melakukan 60

langkah APN, dilakukan amniotomi pada pukul 14.10 WIB karna

pembukaan ibu sudah lengkap namun ketuban masih utuh, bayi lahir

spontan pada pukul 14.36 WIB. Pada kasus ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan praktek.

3. Kala III

Pada pentalaksanaan Kala III pukul14.37 setelah bayi lahir

langsung ibu diberikan asuhan berupa pengecekan janin kedua lalu

melakukan MAK III sesuai teori menyuntikan oksitosin 10 unit secara IM

segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat terkendali (PTT), dan

masase uterus. 21
lalu memindahkan klem di depan vulva, kemudian

menunggu tanda-tanda pelepasana placenta, setelah tali pusat diregangkan

dan plasenta maju sehingga plasenta terlihat percis di depan Vulva maka

dilakukan pemutaran seara jarum jam sehingga placenta lahir sepenuhnya,

mengecek kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap pukul 14.42 WIB,

lalu melakukan masase uterus selama 15 detik. Pada penerapan asuhan di

kasus ini tidak ditemui adanya kesenjangan.

4. Kala IV

Pada pentalaksanaan Kala IV pukul 14.43 WIB setelah plasenta

lahir dilakukan pemeriksasaan ulang kelengkapan placenta, mengecek

122
laserasi jalan lahir, menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum,

membersihan ibu dan memberikan kenyamanan pada ibu. Mengajarkan

ibu bagaimana cara melaukan masase uterus selama 15 detik untuk

mencegah terjadinya perdarahan akibat kontraksi uterus, melakukan

pemantauan TTV, kontraksi, TFU, kandung kemih, dan perdarahan pada

satu jam pertama selama 15 menit sekali, dan pada satu jam berikutnya

selama 30 menit sekali. Setelah dilakukan pemantauan pada Ny.Y selama

2 jam tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan di lapangan,

pemantauan berjalan dengan baik.

5.3.3 Penatalaksanaan Pada Nifas

Asuhan pada masa nifas diberikan pada pasien dari 6 jam lahirnya

bayi sehingga 42 hari masa nifas atau sampai kembalinyan organ tubuh

dalam keadaan semula atau seperti sebelum hamil. 25

Penatalaksanaan pada masa nifas di KF 1 postpartum 6 jam yaitu

memastikan keadaan umum ibu, memastikan TTV dalam batas normal,

memastikan kontraksi uterus, memastikan infolusi uterus, memastikan ibu

sudah melakukan ambulasi, memastikan ibu sudah BAK ke kamar mandi,

memastikan ibu telah menyusui bayinya, menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya 2 jam sekali, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI

eksklusif pada bayinya, memberitahu ibu cara perawatan payudara,

memberitahu ibu tanda bahaya nifas, memberitahu ibu bagaimana cara

perawatan tali pusat, memberitahu ibu untuk kembali setelah 3 hari.

123
Penatalaksanaan pada masa nifas KF 2 postpartum 5 hari yaitu

memastikan kontraksi uterus, memastikan involusi uteri berjalan normal,

tidak ada perdarahan abnormal, Memastikan tidak ada tanda-tanda

infeksi, memastikan ibu mendapat asupan nutrisi dan istirahat yang cukup,

memberikan konseling tentang perawatan bayi, mengajarkan ibu dan

keluarga bagaimana cara melakukan pijat oksitosin, tetap menganjurkan

ibu untuk memberikan ASI esklusif.

Memperbanyak produksi ASI dapat dilakukan juga dengan teknik

pijat oksitosin. Prosedur pijat oksitosin merupakan pemijatan yang

bertujuan untuk merangsang hormone oksitosin dan prolakstin setelah ibu

melahirkan, untuk memperlancar produksi ASI.

Penatalaksanaan pada masa nifas KF 2 ini tepatnya pada 5 hari

setelah postpartum ditambah dengan melakukan intervensi pijat oksitosin

dimulai pada tanggal 19 januari 2020 pukul 10.20 WIB dirumah ibu karna

disertai dengan keluhan ASI kurang, bayi tidak mau menyusu dan bayi

menjadi rewel setelah menyusu, hasil pemeriksaan didapatkan payudara

lembek, tidak nampak adanya pengeluaran ASI, didapatkan ASI tidak

keluar setelah aerola dipencet. Dilakukan asuhan pijat oksitosin pada ibu

dan mengajarkan suami serta keluarga bagaimana cara melakukan pijat

oksitosin dengan melakukan persamaan persepsi bahwa pemijatan dimulai

dari tulang belakang vertebra hingga ketulang costa ke 5 atau tulang

belikat, memberi contoh pemijitan dan melihat bagaimana keluarga bila

melakukan pemijitan tersebut, memberitahu ibu, suami dan keluarga

124
bahwa ini boleh dilakukan setiap hari namun minimal dilakukan selama 3

hari berturut-turut dengan 2 kali pemijatan selama 3 menit, pemijatan ini

boleh dilakukan oleh ibu dan keluarganya. Setelah dilakukan intervensi

pijat oksitosin selama 3 hari berturut-turut maka didapatkan hasil : ASI

sudah keluar, payudara agak tegang, ketika aerola di pencet ASI keluar,

bayi menjadi tidak rewel setelah menyusu, bayipun sudah mulai bisa tidur

pulas, BAK menjadi lebih sering. Intervensi dilanjutkan pada hari ke 9 ibu

postpartum dengan harapan agar ibu bisa mempertahankan pengeluaran

ASInya. Setelah 3 hari beturut-turut dilakukan intervensi pijat oksitosin

maka didaptkan hasil : ASI semakin banyak keluar, payudara ibu terasa

penuh, setelah disusui payudara masih terasa penuh, dan ASI masih

menetes dari payudara ibu, bayi tidak rewel, bayi tertidur pulas, frekuensi

BAB dan BAK pun meningkat.

Dari hasil penelitian jurnal yang saya dapatkan, menurut penelitian

kadek yuli hesti Dkk bahwa pijat oksitosin ini bisa diterapkan dalam kurun

waktu 3-14 hari secara berturut-turut dan dilakukan selama 3 menit. 28

Menurut bobak Pijat oksitosin merupakan pemijatan sepanjang

tulang belakang (tulang vertebrae sampai tulang coste kelima-enam). Pijat

oksitosin dilakukan pada ibu postpartum dengan durasi 3 menit dan

frekuensi pemberian pijatan 2 kali sehari. 37

Dari hasil intervensi yang saya lakukan pada 6 hari berturut-turut

maka dikatakan intervensi ini berhasil dengan hasil ASI semakin banyak

keluar, payudara ibu terasa penuh, setelah disusui payudara masih terasa

125
penuh, dan ASI masih menetes dari payudara ibu, bayi tidak rewel, bayi

tertidur pulas, frekuensi BAB dan BAK pun meningkat. Pernyataan ini

diperkuat dengan jurnal yang saya temui :

Menurut penelitian dari Dr. Umesh patel pijat oksitosin dinyatakan

efektif dengan didaptkan hasil peningkatan berat badan bayi, frekuensi

BAK dan BAB naik, durasi tidur bayipun menjadi lebih lama.37

Menurut penelitian Sriyanti dan Sari pemijatan punggung atas

merupakan suatu titik akupesur yang berdampak untuk memperlancar ASI.

Saraf yang ada dipayudara berasal dari tulang belakang bagian atas

diantara tulang belikat. Tulang belakang pada perempuan sering

mengalami ketegangan otot. Ketengangan otot ini dapat dilakukan

pemijatan dengan cara memijat punggung atas supaya dapat merilekskan

bahu dan dapat menstimulasi refleks letdown dan dapat membantu proses

laktasi pada ibu yang sedang mengalami gangguan produksi ASI. 36

Penatalaksanan pada masa nifas KF 3 postpartum 37 hari yaitu

memastikan ibu dalam keadaan baik, melakukan konseling mengenai

Kontrasepsi KB, tetap mengingatkan ibu pentingnya ASI eksklusif.

Pada penatalaksanaan kasus ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dengan apa yang terjadi di lapangan.

Evaluasi intervensi yang diberikan sejak ditemukannya maslah

Pada nifas hari ke 5 didapati ibu mengeluh ASI nya tidak keluar sejak 4

hari postpartum, sehingga anaknya tidak mau menyusu dan menjadi rewel

setelah menyusu.

126
Penatalaksanaan asuhan pada Ny.Y dan bayinya sebagai berikut

terus menganjurkan ibu supaya tetap menyusui bayinya, memberikan

intervensi pijat oksitosin pada ibu, mengajarkan suami dan keluarga

bagaimana cara melakukan pijat oksitosin, mencegah terjadinya tanda

bahaya pada bayi baru lahir, melakukan pemantauan keberhasilan

intervensi pijat oksitosin, setiap harinya ibu mengisi lembar ceklis

indikator ASI banyak agar ibu bisa langsung mengukur dan merasakan

manfaat dari intervensi yang diberikan sehingga semua berjalan dengan

baik.

5.3.4 Penatalaksanaan Pada BBL

Pada penatalaksanaan asuhan menit pertama By. Ny.Y diberikan

asuhan sebgai berikut, mengeringkan bayi, penilaian selintas, dibersihkan

jalan nafas, mengganti pernel bayi untuk menjaga kehangantan,

melalakukan pemotongan dan perawatan tali pusat, melakukan IMD

selama 1 jam, menyuntikkan, Vit K, memberikan salep mata, mengukur

berat badan dan tinggi badan, memberikan imunisai HB0

Penatalaksanaan pada KN 1 usia 16 jam bayi Ny.y diberikan

asuhan sebagai berikut melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh,

melakukan perwatan payudara, memastikan pada ibu bahwa bayi sudah

BAK dan BAB, memastikan pada ibu bahwa bayi sudah menyusu,

melakukan perawatan tali pusat, memberitahu ibu untuk selalu menjaga

kehangatan bayi, konseling pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir.

127
Penatalaksanaan pada KN 2 usia 3 hari By. Ny.y diberikan asuhan

dengan melakukan pemeriksaan TTV, memastikan bayi cukup ASI,

memastikan tidak terjadi tanda bahaya pada bayi baru lahir, memastikan

bayi BAK dan BAB.

Penatalaksanaan pada KN 3 usia 8 hari, By. Ny.Y diberikan asuhan

dengan melakukan pemeriksaan TTV, dipastikan bayi mau menyusu. Pada

penatalaksanaan kasus diatas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

teori dan yang terjadi dilapangan.

5.4 Keterbatasan Penulis

Dari tercapainya penerapan pijat oksitosin pada Ny.Y dengan

masalah hambatan pengeluaran ASI maka didapatakan juga kesulitan yang

penulis dapatkan ketika melakukan intervensi ini, karena harus dilakukan

setiap hari dengan frekuensi 2 kali sehari maka saya hanya melakukan

sekali pada setiap harinya di pagi ataupun sore hari semampu yang saya

bisa. Untuk mengetahui ibunya melakukan pijat oksitosin ini selama saya

tidak dapat melakukan intervensi secara langsung maka dilakukan

pemantauan melalui media hp vidio cal supaya bisa terlihat benar tidaknya

tindakan yang dilakukan, juga ada lembar indikator ASI cukup yang diisi

oleh ibunya sesuai dengan hasil yang dirasakan ibu setelah melakukan

pijat oksitosin.

128
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan Asuhan kebidanan Komprehensif pada Ny.Y G3P2A0

di Puskesmas PONED Solokan Jeruk dengan dilakukan intervensi pijat

oksitosin maka penulis mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu hamil

secara continuity of care. Maka setiap langkah asuhan dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Pengkajian dan pengumpulan data pada asuhan kebidanan ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB sudah tepat

2. Penegakkan diagnosa kebidanan, kebutuhan serta masalah sesuai

dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang

ditegakan pada asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan KB sudah tepat.

3. Perencanaan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. Sudah

tepat.

4. Penatalaksanaan Asuhan kebidanan berkelanjutan sesuai masalah serta

pemberian intervensi pijat oksitosin sudah tepat

5. Evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada ibu hamil,

bersalin, nifas neonatus dan KB. Serta melakukan evaluasi terhadap

keberhasilan pemberian intervensi pijat oksitosin. Sudah tepat dan

efektif

129
6.1 Saran

6.1.1 Bagi klien

Penulis berharap klien bisa lebih memahami lagi betapa pentingnya

pemeriksaan kehamilan, lebih memahami proses kehamilan, persalinan

dan nifas merupakan proses yang fisiologis atau normal, walaupun

merupakan proses yang fisiologis dan normal tapi jangan sampe ibu

menyepelekan yang namanya kunjungan atau pemeriksaan karna dari situ

bisa ditemukan adanya masalah dari ketidaktahuan ibu.

6.1.2 Bagi Keluarga

Penulis berharap keluarga selelu bisa mendukung setiap asuhan


yang diberikan pada ibu, agar hasil asuhan yang diberikan bisa dijalankan
dengan baik dan menjadikan efek yang bagus pada ibu serta bayinya,
karena dukungan dari keluarga bisa membuat ibu lebih yakin untuk bisa
menjalankan asuhan yang didaptkan.

6.1.3 Bagi Tenaga Kesehatan

Penulis berharap setiap tenaga kesehatan bisa memberikan asuhan


kebidanan secara komprehensif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat baik secara individu maupun kelompok khusnya pada asuhan
pelayanan ibu dan anak. selain itu tenaga kesehatan juga diharapkan agar
dapat memperhatikan lagi dalam hal pemakaian APD demi keselamatan
diri sendiri, tenaga kesehatan juga diharapkan dapat mendeteksi secara
dini terhadap masalah yang mungkin muncul pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, dan KB sehingga masalah tersebut bisa dicegah.

130
DAFTAR PUSTAKA

1. KEMENKES. pedoman kesehatan pelayanan kehamilan. 2015.

2. Dra. gusti ayu mandirawati Mk, ni wayan ariani, M. keb, ria tri hartini,

S.ST., M.Pd, made widhi gunapria darmapatni, S.ST.,M.keb, sinta javani, S.ST.

Asuhan kebidanan kehamilan. 3, editor2014.

3. SDKI. AKI DAN AKB 2017 [Available from: http://sdki.bkkbn.go.id/?

lang=id.

4. Soetjaningsih. Seri Gizi Klinik ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.

EGC Jakarta 2013

4. Hutahean esw, Amd.keb. perwatan antenatal, Asuhan kebidanan pada

kehamilan yogyakarta2015.

5. Yanti. buku ajar asuhan kebidanan persalinan. yogyakarta: pustaka rihama;

2017.

6. Padila. buku ajar keperawatan maternitas. yogyakarta: Nuha Medika;

2014.

7. Prawihardjo s. ilmu kebianan jakarta: yayasan bina pustaka; 2013.

8. dr. ida ayu chandranita Manuaba S, dr. Ida bagus gde fajar manuaba,

SpoG, Prof. dr.ida bagus gde manuaba,SpOGk. buku ajar patologis obstetri

jakarta: penerbit buku kedokteran EGC 2014.

9. Hutahean. perawatan antenatal ser, editor. jakarta: salemba medika; 2013.

10. Kusmiyati y. asuhan ibu hamil. yogyakarta: fitramaya; 2013.

131
11. Siti fauziah SP, APP.,M.kes, Ns.sutejo,M.kep.,Sp.kep.j. kseperawatan

maternitas kehamilan jakarta: kencana 2012.

12. Elisabeth siwi walyani Ak. Asuhan kebidanan pada kehamilan yogyakarta

Pt,Pustaka baru; 2015.

13. Rismalinda S, .M.kes. Asuhan kebidanan kehamilan jakarta: TIM; 2015.

14. Fauziah ADS. buku ajar Dokumentasi kebidanan Yogyakarta: nuha

medika; 2015.

15. Hj.salmah Sk, .M.kes. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC; 2013.

16. KEMENKES. profil kesehatan indonesia In: Dr. drh. Didik Budijanto MK,

Yudianto S, M.Si, Boga Hardhana SS, MM, drg. Titi Aryati Soenardi MK,

editors. jakarta2015.

17. Indrayani s. asuhan persalinan dan bayi baru lahir. jakarta: CV. trans indo

media; 2013.

18. TIM P, D, F, F, W, D Obstetri fisiologi ilmu kesehatan reproduksi jakarta:

Buku kedokteran EGC; 2017.

19. Walyani e. asuhan kebidanan pada kehamilan yogyakarta: pustaka baru

press; 2015.

20. Icesmi sukarni k mZ. kehamilan persalinan dan nifas. yogyakarta: nuha

medika; 2013.

21. Ika putri damayanti.SST. Mk, liva maita.SST.,M.kes, ani

triani,SST,.M.kes, risa afni,SST.,M.kes. buku ajar asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu bersalin dan bayi baru lahir yogyakarta: DEEPUBLISH;

2012.

132
22. Saleha s. Asuhan kebidanan pada masa nifas jakarta: salemba medika;

2013.

23. Heryani R. asuhan kebidanan ibu nifas dan menyusui jakarta: TIM; 2015.

24. Vivian N, Lia ,Dewi, Tri sunarsih asuhan kebidanan pada ibu nifas jakarta:

salemba medika 2011.

25. Delima M, Arni GZ, Rosya E. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap

Peningkatan Produksi Asi Ibu Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal

Ipteks Terapan. 2016;9(4).

26. Lestari L, Widyawati MN, Admini A. PENINGKATAN

PENGELUARAN ASI DENGAN KOMBINASI PIJAT OKSITOSIN DAN

TEKNIK MARMET PADA IBU POST PARTUM (LITERATUR REVIEW).

JURNAL KEBIDANAN. 2018;8(2):120-9.

27. Yulianti rd. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. jakarta TIM; 2014.

28. Putra sr. asuhan neonatus bayi dan balita untuk keperawatan dan

kebidanan yogyakarta: D-Medika; 2012.

29. Marni. asuhan neonatu bayi dan balita dan anak prasekolah yogyakarta:

pustaka pelajar; 2015.

30. KEMENKES. buku ajar imunisasi. jakarta2014.

31. Purwostuti e. materi kesehatan reproduksi dan keluarga berencana 2015.

32. PUSDINAKES. buku ajar kesehatan ibu dan anak jakarta: pusdiklatnes;

2014.

33. KEMENKES13.

133
34. Saryono. metodelogi penelitian keperawatan purwokerto UPT percetakan

dan penerbitan UNSOED; 2011.

35. Uliyah aaahm. pengantar kebutuhan dasar manusia. 2 e, editor. jakarta:

salemba medika; 2014.

36. Nove Lestari PIJAT OKSITOSIN PADA IBU POSTPARTUM

PRIMIPARA TERHADA PRODUKSI ASI DAN KADAR HORMON

OKSITOSIN 2017

37. Mera Delima, Gina Zulfia Arni, Ernalinda Rosya PENGARUH PIJAT

OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS

PLUS MANDIANGIN 2016

134
LAMPIRAN

135

Anda mungkin juga menyukai