PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan masalah nasional yang
perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia (SDM) pada generasi mendatang. tingginya angka kematian ibu (AKI),
angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA), serta lambatnya
penurunan ketiga angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat
mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan.
Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun
2015 angka kematian bayi dan angka kematian balita menurun sebesar dua pertiga
dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal tersebut diatas Indonesia mempunyai
komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan
angka kematian balita dari 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Menghadapi
tantangan dan target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang
mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.
Penyebabnya antara lain perdarahan, eklamsi atau pre eklamsi, abortus,
infeksi, partus lama atau persalinan macet, penyebab lain. Adapun penyebab AKB
adalah kelainan konginetal, prematurus, trauma persalinan, infeksi, gawat janin, dan
asfiksia neonatorum (Dinkes 2012). Namun, yang paling dikenal sebagai tiga
penyebab klasik kematian ibu disamping infeksi dan preeklampsi adalah perdarahan.
Perdarahan setelah persalinan adalah perdarahan yang masih berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan
salah satu penyebab kematian ibu. Penyebab tersebut bisa terjadi karena persalinan
yang terlalu cepat atau tidak mengobservasi kemajuan persalinan secara teliti
(Prawirohardjo, 2009).
Atas dasar itu maka upaya untuk meningkatkan kesehatan maternal dan
neonatal menjadi sangat strategis bagi upaya pembangunan sumber daya manusia
yang berkualitas. Usaha tersebut dapat dilihat dari penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi baru lahir.
Tugas bidan dalam berperan menurunkan AKI dan AKB adalah memberikan
asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir,
bimbingan terhadap kelompok remaja masssa pra nikah, pertolongan persalinan,
melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung
upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis terdorong untuk lebih memperdalam dan mencoba
menerapkan ilmu kebidanan yang telah diperoleh dalam asuhan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan kegawatdaruratan Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Keluarga Berencana di
Rumah Sakit”.
2.1 kehamilan
2.1.1 pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan normal.Perubahan yang terjadi pada
wanita hamil bersifat fisiologis,bukan patologis.(Saputra Lyndon,2014)
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam waktu 40
minggu.Kehamilan dibagi dalam 3 trimester,dimana trimester pertama berlangsung dalam 12
minggu,trimester kedua berlangsung 15 minggu hingga 27 minggu dan trimester ketiga
berlangsung 28 minggu hingga 40 minggu (Sarwono, 2010)
Kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal
kehamilan.Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (sel
telur dan sperma),penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus.Kehamilan normal
biasanya berlangsung kira-kira 10 bulan atau 40 minggu, lama kehamilan dihitung dari haid
pertama menstruasi terkhir (HPMT). (Yuni K,2010)
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu minimal
Imunisasi TT Lama Perlindungan
pemberian Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 2 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
12 bulan setelah TT3 10 Tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 ≥25 Tahun
6. Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke
28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60
mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab.) (T7)
pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah
vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan
rujukan.
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk
mendeteksi gejala Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan
gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara ( T10 )
senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil ( T11 )
12. Pemberian Obat Malaria ( T12 )
diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan
gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang
dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14. Temu wicara / Konseling ( T14 )
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
− Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang
tepat.
− Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
− Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
− Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
− Memberikan asuhan antenatal
− Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
− Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana
proses kelahiran.
− Persiapan dan biaya persalinan. (Prawiroharjo, 2002)
2.1.5 Asuhan Standard Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
1. STANDAR PELAYANAN UMUM
STANDAR 1 : PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT
Tujuan:
1. Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat
dan terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
2. Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat
terhadap segala hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan
umum, gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
3. Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat, ibu,
keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi
dan bahaya kehamilan pada usia muda.
4. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan
STANDAR 2 : PENCATATAN DAN PELAPORAN
Tujuan:
1. Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,
kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
2. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama seperti
yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan
yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi
baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.
3. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan
kebidanan.
5. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu
dan bayi.
6. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai
ketentuan nasional atau setempat.
7. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan
setempat.
8. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA,
partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki
persediaan yag cukup untuk semua dokumen yang diperlukan.
9. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
10. Pemerataan ibu hamil.
11. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan jadwal
kerjanya setiap hari.
12. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk mempelajari hasil
kerjanya.
3. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
STANDAR 3 : IDENTIFIKASI IBU HAMIL
Tujuannya :
1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini
dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu
4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan
memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan
teratur
5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun
masyarakat
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS
1. Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
penyuluhan ASI ekslusif
2. Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada
hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini
penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan
bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI dan imunisasi
STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
STANDAR 16: PENANGANAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN PADA
TRIMESTER III
1. Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3
kehamilan
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta
melakukan pertolongan pertama dan merujuknya
g. Latihan 7
Panggul diputar kekanan dan kekiri masing masing empat kali. Gerakan panggul
kekiri yang dilakukaan sebagai berikut : Tekankan pinggaang kelantai sambil
mengempiskaan perut dan mengerutkan otot dubur,gerakkan panggul kekanan
,angkat pinggang, gerakkan panggung kekiri dan seterusnya
2. Latihan intim
Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :
a. Latihan pembentukan sikap
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil,sehingga janin berada
dalam kedudukn normal,sedangkan sikap tubuh ibu tidak menyebabkan tulang
panggul turun ,sehingga kedudukan janin kurang baik
b. Latihan kontraksi dan relaksasi
Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang
diperlukan
c. Latihan pernapasan
Untuk melatih berbagai teknik pernapasan supaya bisa digunaka sewaktu waktu
sesuai dengan kebutuhan.
a. Minggu ke 22-25
1. Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap : berbaring telentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping
badan dan santai
Latihan : Angkat pinggang sampai badan memebentuk lengkungan . Lalu
tekan pinggang kelantai sambil mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot
dubur. Lakukan berulang kali 8-10 kali
2. Latihan kontraksi relaksasi
Sikap : berbaring telentang ,kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk
dan lutut rileks.
Latihan : Tegangkan otot otot muka dengan jalan mengerutkan dahi,
mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot otot leher selama beberapa
detik, lalu lemaskan daan rilaks. Lakukan gerakan ini 8-10 kali
3. Latihan pernapasan
Sikap : berbaring telentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk
pada lutut dan santai
Latihan :
a. Letakkan tangan kiri diatas perut
b. Lakukan pernapasan diafragma :tarik nafaas melalui hidung,tangan kiri
naik keatas mengikuti dinding perut yang menjadi naik.lalu hembuskan
nafas melalui mulut.Frekuensi latihan adalah 12-14 kali permenit
c. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali dengan interal 2 menit
b. Minggu ke 26-30
Sikap : merangkak, kedua tangan sejajar dengan bahu . Tubuh sejajar dengan
lantai , sedangkan tangan dan paha tegak lurus
1. Latihan pembentukan sikap tubuh
a. Tundukkan kepala, sampai melihat kearah vulva, pinggang diangkat sambil
mengempiskan perut bawah dan mengerutkan dubur
b. Lalu turunkan pinggang,angkat kepala sambil lemaskan otot otot dinding perut
dan dasar panggul . Ulangi kegiatan diatas 8 kali.
2. Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap : berbaring telentang , kedua tangan disamping badan , kedua kaki
ditekuk pada lutut dan santai
Latihan : lemaskan seluruh tubuh , kepalkan kedua lengan dan tegangkan
selama beberapa detik , lalu lemaskan kembali. Kerjakan sebanyak 8 kali
3. Latihan pernapasan
Sikap : berbaring terlentang,kedua kaki ditekuk pada lutut ,kedua lengan
disamping badan dan lemaskan badan
Latihan :
a. Lakukan pernapasan dada yang dalam selama 1 menit,lalu ikuti dengan
pernapasan diafragma.Kombinasi kedua pernapasan ini dilakukan 8 kali
selama interval 2 menit
b. Latihan pernapasan bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri pada waktu
persalinan
c. Minggu ke 31-34
1. Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap : berdiri tegak ,kedua lengan disamping badan,kedua kaki selebar bahu
dan rilaks
Latihan :
a. Lakukan gerakan jongkok perlahan lahan ,badan tetap lurus ,lalu tegak
berdiri perlahan lahan
b. Pada mula berlatih ,supaya jangan terjatuh,kedua tangan boleh
berpegangan pada misalnya,sandaran kursi,lakukan sebanyak 8 kali
2. Latihankontraksi dan rileksasi
Sikap :tidur telentang,kedua tangan disamping badan,kedua kaki ditekuk,dan
lemaskan badan,kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.
Latihan :lakukan pernapasan diafragma dan dada yang dalam
3. Latihan pernapasan
Latihan pernapasaan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28
permenit dan lebih cepat
d. Minggu ke 31 – 34
1. Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
Sikap : Berdiri tegak, kedua lengan di samping badan, kedua kaki selebar bahu dan
berdiri rileks.
Latihan :
a. Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus, lalu tegak berdiri
perlahan-lahan.
b. Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh, kedua tangan boleh berpegangan pada
misalnya sandaran kursi. Lakukan seanyak delapan kali.
2. Latihan Kontraksi dan Relaksasi
Sikap : Tidur terlentang, kedua tangan di samping badan, kedua kaki di tekuk dan
lemaskan badan.
Latihan : Lakukan pernafasan diafragma dan dada yang dalam seperti telah di
bicarakan.
3. Latihan Pernafasan.
Latihan pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28/menit dan
lebih cepat.
Gunakan untuk menghilangkan rasa nyeri.
Sikap : Tidur terlentang kedua lengan disamping badan kedua kaki lurus lemaskan
seluruh tubuh lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
Latihan :
Tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara : katubkan rahang kerutkan dahi, tegangkan
otot-otot leher kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu tegangkan otot-otot perut,
kerutkan dubur tegangkan kedua tungkai kaki dan tahan nafas, setelah beberapa saat
kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegitan ini sebanyak 9
kali.
3. Latihan Pernafasan
Sikap : Tidur terlentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan
rileks.
Latihan :
Buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-dalamnya. Lalu tutup mulut. Latihan
mengejan seperti buang air besar (defekasi) ke arah bawah dan depan. Setelah lelah
mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.
2.2 Persalinan
2.2.1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin turun dalam jalan
lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
(pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (Sarwono:2009 dalam Sondakh,jenny J.S 2013:2).
Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi(janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lahir lain dengan bantuan atau tanpa bantuan dan (kekuatan sendiri) (Manuaba,1998:157
Dalam Nuraisiah Ai,dkk.2013:3).
2.2.7. Partograf
2.2.7.1 Pengertian
Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi
dan menatalaksana persalinan (Depkes, 2008). Partograf dapat dipakai untuk memberikan
peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, serta
perlunya rujukan (Saifuddin, 2002 dalam APN 2012).
a. Waktu pengisian partograf.
Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat dimana proses persalinan telah
berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir
pada pemantauan kala IV (Saifuddin, 2002).
b. Isi partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin,
kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf (Depkes, 2008 dalam APN
2012).
Isi partograf antara lain:
1) Informasi tentang ibu
a) Nama dan umur.
b) Gravida, para, abortus.
c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas.
d) Tanggal dan waktu mulai dirawat.
e) Waktu pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi janin:
a) Denyut jantung janin.
b) Warna dan adanya air ketuban.
c) Penyusupan(molase) kepala janin.
3) Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks.
b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
c) Garis waspada dan garis bertindak.
4) Waktu dan jam
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan.
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
5) Kontraksi uterus
a) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.
b) Lama kontraksi (dalam detik).
6) Obat-obatan yang diberikan
a) Oksitosin.
b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
7) Kondisi ibu
a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.
b) Urin (volume, aseton atau protein).
2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding panggul atau
dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena moment yang
menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.
3. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Sebab-sebab putaran
paksi dalam :
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.
b. Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah
depan atas dimana terdapat hiatusgenetalis antara musculus levator kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
4. Ekstensi
Karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas, sehingga
kepala harus mengadakan extensi untuk melaluinya. Subocciput yang menjadi pusat
pemutaran disebut hypomochlion.
5. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah symphisis dan menjadi hypomochlion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh
badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
2.3 Nifas
2.3.1 Pengertian Masa Nifas atau Puerperium Dini
Masa nifas atau Puerperium Dini dimulai sejak 1 jam setalah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono,2010:356)
2. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama – sama uterus. Perubahan yang terdapatpada
serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini
sebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi sehingga seolah – olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks
sendiri merah kehitam – hitaman karena penuh pembuluh darah.
3. Lokea
Lokea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/ alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal (vivian 2011: 58).
Pengeluaran lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya
adalah sebgai berikut :
a. Lokea rubra / kruenta
Lokea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum.warnanya
merah dan mengandung darah dari perobekan / luka pada plasenta dan serabut dari
desidua dan chorion. Lokea ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo,
sisa mekonium, dan sisa darah.
b. Lokea sanguelenta
Lokea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma
darah , pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum.
c. Lokea serosa
Lokea ini muncul pada hari ke 5- 9 postpartum. Warnanya biasanya kekuningan
atau kecokelatan. Lokea ini terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum
juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi jalan lahir
d. Lokea alba
Lokea ini muncul lebih dari hari ke 10 postpartum. Warnanya lebih pucat ,
putih kekuningan , serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan
selaput jaringan yang mati.
4. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6 - 8 minggu
postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpsrtum berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu
keempat (Nurul 2011 )
5. Perineum
Setelah persalinan, peerineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan kepala
bayi yang bergerak maju. Pulihnya tonus otot perineum terjadi sekitar 5 - 6 minggu
postpartum. Latihan senam nifas baik untuk mempertahankan elastisitas otot perineum
dan organ – organ reproduksi lainnya. Luka episiotomi akan terasa nyeri, panas , merah ,
dan bengkak (Nurul 2011 ).
a. Perubahan tanda – tanda vital
Beberapa perubahan tanda – tanda vital biasa terlihat jika wanita dalam keadaan
normal. Peningkatan sistolik dan diastolik dapat timbul dan berlangsung sekitar empat hari
setelah wanita melahirkan . Fungsi pernafasan kembali pada fungsi pada saat wanita tidak
hamil yaitu pada bulan keenam setelah melahirkan. Setelah rahim kosong , diafragma
menurun , aksis jantung kembali normal.
1. Suhu badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit 37,5- 38C sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan , kehilangan cairan , dan kelelahan . apabila
keadaan normal , suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke- 3 suhu badan naik
lagi karena ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak , berwarna merah
karena banyaknya ASI . Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada
endometrium, mastitis, traktus genetalia, atau sistem lain.
2. Nadi
Dendut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 x/ menit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan meningkat.
3. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah
melahirkan karena perdarahan.Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.
4. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi
bila suhu naik tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran napas.
b. Perubahan sistem kardiovaskular
1. Volume darah
Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor, misalnya kehilangan
darah selama melahirkan dan mobilisasi , serta pengeluaran cairan ekstravaskular ( edema
fisiologis ) .Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat
, tetapi terbatas . Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan
volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke- 3 dan ke- 4 setelah bayi lahir,
volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah sebelum hamil. Pada
persalinan pervaginam, ibu kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran melalui
SC , maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri atas volume darah
hematokrit ( haemoconcentration). Pada persalinan pervaginam, hematoki akan naik,
sedangkan pada SC , hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4 – 6
minggu ( vivian 2011).
2. Curah jantung
Denyut jantung , volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi
selama 30 – 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta tiba –
tiba kembali ke sirkulasi umum. Nilai meningkat pada semua jenis kelahiran.
c. Perubahan sistem pencernaan
1. Nafsu makan
Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga ia boleh
mengonsumsi makanan ringan. Setelah benar – benar pulih dari efek analgesia,
anastesi, dan keletihan , kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan memperoleh
makanan dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi.
2. Motalitas
secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir.kelebihan analgesik dan anastesi bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motalitas ke keadaan normal.
3. Defekasi
a. Buang air besar spontan bisa tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah ibu
melahirkan.
b. Buang air besar tidak lancar disebabkan tonus otot usus menurun selama proses
persalinan dan awal masa pasca – persalinan, diare sebelum persalianan , kurang
makan, atau dalam keadaan dehidrasi.
c. Kebiasaan buang air besar teratur perlu dicapai setelah tonus usus kembali pada
keadaan normal.
d. Perubahan sistem perkemihan
Dalam 12 jam pasca persalinan ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
tertimbun dijaringan selama ia hamil.Diuresis pasca partum yang disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah dan
hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan,merupakan mekanisme tubuh
untuk mengatasi kelebihan cairan.
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada
keadaan sebelum persalinan, lamanya partus kala 2 dilalui, besarnya tekanan pada kepala
yang menekan pada saat persalinan.
Jadwal Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB O
9 bulan Campak
Akurasi penentuan waktu ovulasi / masa subur merupakan batu pertama dalam
perencanaan KB alami. 3 prinsip yang digunakan untuk mengetahui terjadinya waktu
ovulasi adalah dengan metode kalender, suhu tubuh, dan lendir srviks.
A. Metode Kontrasepsi Alami
2 jenis KB alami yang banyak digunakan adalah senggama terputus dan meode irama
tubuh, berikut ini penjelasannya :
1. Metode Irama Tubuh
Penentuan waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan
menggunakan metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal, dan
metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah dengan
cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila menginginkan kehamilan,
maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa subur dan apabila tidak
menginginkan kehamilan maka jangan melakukan hubungan seksual saat terjadinya masa
subur.
2. Suhu Basal
a) Pengertian dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau
melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada
suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil
dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya
suhu tubuh tetap tinggi.
Catatan :
Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama.
Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama haid
berikutnya.
b) Kerugian
Membutuhkan motivasi
Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-
obatan, misalnya aspirin
Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
c) Keuntungan
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.
Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi.
Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.
Berada dalam kendali wanita.
Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
d) Kontraindikasi
Sikluls haid yang tidak teratur.
Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
Kurve suhu badan yang tidak teratur.
Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.
e) Indikasi
Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
f) Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
g) ektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermisida di samping pantang berkala.
3. Metode Lendir Serviks/ Metode Ovulasi Billings (MOB)
a. Pengertian
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari
ovulasi.
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap
hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir
masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
b. Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks. Pengamatan
lendir serviks dapat dilakukan dengan:
Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui
sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika lendir mulai keluar atau
bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer,
bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga
senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar
dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan
dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat
dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada
saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga
akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir servik.
c. Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita
yang menginginkan kehamilan.
d. Kelebihan
Mudah digunakan.
Tidak memerlukan biaya.
Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.
e. Kekurangan
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
f. Indikasi
1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
3. Perempuan kurus atau gemuk.
4. Perempuan yang merokok.
5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau
emboli paru.
6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain.
7. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus
haid
9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanda dan gejala kesuburan.
g. Kontraindikasi
1. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali
MOB.
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB.
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid.
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
h. Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada
2. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.
g. Kontraindikasi
1. Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
2. Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus).
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.
6. Metode Simptothermal
a. Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain
yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan
suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui
metode kalender.
b. Manfaat
1. Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari
kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).
2. Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
c. Kontraindikasi
1. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.
2. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau
alasan lain.
3. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa
4. alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode
kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika
dia hamil.
6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu
basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
d. Keuntungan
1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
e. Keterbatasan
1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks
3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
f. Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada.
2. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan
timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan denganterjadinya fertilisasi oleh
spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.
Senggama Terputus
a. Pengertian dan cara kerja senggama terputus
Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai
sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis dari
vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari
sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum
ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
b. Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.
c. Keuntungan
Tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan.
d. Kekurangannya
Adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini
dapat menimbulkan neurasteni.
e. Manfaat Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI ·
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
4. Tidak Ada efek samping
5. Dapat digunakan setiap waktu
6. Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
7. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana
8. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat
dalam.
9. Efektif bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu
ejakulasi.
f. Indikasi
1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
2. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya
5. Pasangan yang memerlukan metode pendukung
6. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
g. Kontraindikasi
1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
2. Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.
1. Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososial pada bayi adalah pada saat masa percaya dan tidak
percaya. Kualitas hubungan antara orang tua dan balita akan sangat berpengaruh dalam
tahap ini. Teori ini berpendapat masa autonomi atau kebebasan mulai muncul pada usia
older dan pada usai ini anak akan mulai menjalin hubungan sosial dengan lingkungan dan
moral.
3. Perkembangan bahasa
Dalam perkembangan gerak motorik kasar dapat dievaluasi dari empat posisi yaitu
ventral suspension, prone, sitting, dan standing.Posisi suspension merupakan posisi balita
tengkurap dan berusaha mengangkat pantat.
Gerak yang melibatkan gerakan bagian tubuh yang melibatkan otot-otot kecil.Gerak
motorik halus dimulai dengan kemampuan balita untuk menghisap ibu jari. Pada usia tiga
bulan balita mulai menjangka benda-benda yang berada didekatnya. Kemampuan tersebut
terus berkembang sampai pada usia 12 bulan balita dapat menggambar garis simetris.
a. Factor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuhkembang anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Potensi
genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Penyakit keturunan yang
disebabkan oleh kelainan kromosom seperti Sindro Down, Sindrom Turner, dan
lain-lain
b. Factor lingkungan
Lingkungan prenatal
yang termasuk factor lingkungan prenatal adalah gizi ibu saat hamil,
adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress, anoksia embrio, imunitas,
infeksi danlain-lain.
Lingkungan postnatal
i. Factor biologi
Yang termasuk didalamnya adalah rass (suku bangsa), jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis,
fungsi metabolisme, hormone.
ii. Factor fisik
Yang termasuk didalamnya adalah cuaca (musim, keadaan geografis),
keadaan rumah, sanitasi, radiasi.
iii. Factor psikososial
Yang termasuk didalamnya adalah stimulasi, ganjaran/hukuman yang
wajar, motivasi belajar, keluarga sebaya, sekolah, stress, cinta dan kasih
saying, kualitas interaksi anak dan orangtua.
iv. Factor keluarga dan adatistiadat
Yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan/pendapatan keluarga,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayang dan ibu, adapt istiadat, norma,
agama, dan lain-lain.
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kotinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan danlingkungan.
2. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak yang satu dengan yang lainberbeda.
3. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunansaraf.
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yangkhas
5. Arah perkembangan anak adalahsefalokaudal.
6. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan voluntertercapai.
Sektor bahasa
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY. RIDA USIA KEHAMILAN 28 MINGGU DI KLINIK “M”
I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas
Nama : Ny.Rida H Nama suami : Tn.Pederikus
Umur : 21 tahun Umur : 22 tahun
Suku : Batak Suku : batak
Agama : khatolik Agama : khatolik
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Simalingkar B Alamat : Simalingkar B
1. H A M I L I N I
c. Trimester II
Keluhan : tidak ada
ANC : 1x , oleh bidan, teratur : ya
Imunisasi TT : - kali , pada tanggal :
Konsumsi FE :ya, 1x sehari
Pergerakan janin pertama kali : usia kehamilan 20 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :>4x sehari
d. Trimester III
Keluhan : sakit didaerah punggung
ANC : 2x , oleh bidan, teratur : ya
Imunisasi TT : - kali , pada tanggal :
Konsumsi FE :ya, 1x sehari
Pergerakan janin pertama kali : usia kehamilan 20 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :>6x sehari
C. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik
Status emosional : stabil
Kesadaran : CM
2. Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg BB :65 kg
HR : 78x/i LILA : 26 cm
RR : 20 x/i TB :150 cm
TEMP : 36,2 BB sebelum hamil : 60 kg
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 20-10-2014 Pukul : 13.15 wib Oleh : Bidan
No Pukul Implementasi Paraf
1. 13.15 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
wib kehamilan sudah berusia 28 minggu 4 hari,
keadaan ibu dan janin baik.
Hasil pemeriksaan:
TTV: TD : 100/80 mmHg
RR : 20x/i
HR : 78x/i
T : 36,2
TTP : 5-4-2014
Hasil pemeriksaan kebidanan
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat dan tidak
2. 13.17 melebar difundus
wib Leopold II : pada bagian sisi kiri perut ibu
teraba keras, memapan, memanjang,
sedangkan disisi kanan perut ibu teraba
bagian kecil janin.
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu
teraba bulat, keras, melenting, dan dapat
digerakkan.
Leopold IV : bagian terbawah perut ibu
belum masuk PAP.
Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaannya.
VII. EVALUASI
Tanggal : 20-10-2014 Pukul : 13.30 wib Oleh : Bidan
- pemeriksaan obstetrik
Lingkar panggul :87 cm
Distansia spinarun : 24 cm
Distansia kristarum : 30 cm
-pemeriksaan laboratorium
HB : 11 gr %
Protein urine : tidak dilakukan
A : Diagnosa : ibu hamil G1 P0 A0 usia kehamilan 28 minggu 4 hari, janin
tunggal, hidup, intrauteri, presentasi kepala, punggung kiri, belum masuk
PAP, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : sebagian teratasi
P : - anjurkan untuk kunjungan ulang
- anjurkan untuk mengonsumsi makan-makanan yang bergizi
- anjurkan untuk istirahat yang cukup
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.R DI
KLINIK
A. Anamnessa
a. Keluhan utama : Ibu mengatakan mengeluh sakit pinggang menjalar keperut
bagian bawah dan pengeluaran lendir bercampur darah dari kemaluan ibu. Dan
ibu mengatakan sudah merasakan nyeri sejak pukul 02.00 wib
b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 30 hari
Lama haid : 7 hari
Disminore : Tidak Pernah
Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut sehari
c. Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak : tanggal : 27 juni 2016 pukul : 02.00 WIB
Frekuensi : Tidak teratus
Lamanya : 15 detik
Lokasi ketidaknyamanan : daerah perut hingga ke pinggang
d. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : Ada
Air ketuban : Tidak ada
e. Riwayat kehamilan sekarang
1. Hamil ke : 2 ( dua )
2. HPHT : 02 – 10 – 2015
3. TTP : 09 – 07 – 2016
4. UK : 38 minggu 2 hari
5. Gerakan janin ibu: ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin sejak usia
kehamilan 4 bulan dan masih dirasakan sampai sekarang dengan frekuensi
lebih dari 10 kali.
6. ANC : 8x di klinik
Tanda-tanda bahaya atau penyulit : tidak ada
Kekhawatiran Khusus : Tidak ada.
f. Riwayat kehamilan yang lalu
Hami U Jenis Penolong Tempat Riwayat penyakit JK Umur BBL
l ke K persali persalinan persalin Ha Bers Nifas
nan an mil alin
I 9 Sponta Bidan Klinik - - - PR 4 3000
bln n tahun
H A M I L I N I
Eliminasi
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi BAB 1 - 2x sehari 1 - 2x sehari
Masalah Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAK 5 - 6x sehari 7 - 8x sehari
Masalah Tidak ada Tidak ada
Istirahat/tidur
Sebelum hamil Saat hamil
Siang 1 - 2 jam 1 - 2 jam
Malam 6 - 7 jam 5 - 6 jam
Masalah Tidak ada Tidak ada
Personal Hygien
Sebelum hamil Saat hamil
Mandi 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari
Potong kuku 1x seminggu 1x seminggu
Kebutuhan psikososial
1. Status perkawinan : Sah, 1 kali dengan lama perkawinan ± 5 tahun.
2. Respon ibu dan keluarga : Ibu maupun keluarga merasa bahagia dengan
kehamilan ini.
3. Riwayat KB : KB suntik
4. Rencana KB : Ibu belum memilih KB yang akan digunakan
5. Beban Kerja : Pekerjaan rumah tangga
6. Kebisaan hidup sehat : Ibu dan suami tidak merokok serta tidak minum-minuman
keras.
7. Sosial Budaya : Tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan
8. Dukungan keluarga : Keluarga membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah, mengingatkan ibu untuk memeriksa kehamilannya ke klinik,
mengingatkan ibu untuk makan dan beristirahat.
9. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami sekaligus sebagai kepala
keluarga.
10. Tempat dan petugas kesehatan yang diingikan untuk membantu persalinan : Ibu
ingin melahirkan di klinik dan ditolong oleh bidan
B. Data Objektif
Pemeriksaan umum
1. HPHT : 2 – 10 - 2015
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
4. Emosi : Stabil
Pemeriksaan antropometri
1. BB/TB (sebelum hamil) : 49 kg/ 157 cm
2. BB (setelah hamil) : 61 kg
3. LILA : 25 cm
Tanda-tanda vital
1. TD : 120/80 mmHg
2. Suhu : 36,5 0C
3. NadI : 80 x/menit
4. Respirasi : 20 x/menit
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Jenis Rambut : Ikal
Distribusi : Lebat
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
b. Wajah
Wajah : Tidak pucat
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Oedema : Ada
Kelainan : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : Simetris
Sklera : Tidak Ikhterik
Konjungtiva : Tidak pucat
Kelopak Mata : Tidak Oedema
Kebersihan : Bersih
d. Hidung
Lubang : Simetris
Polip : Tidak ada
Sekret : Bersih
e. Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Tonsil : Tidak ada pembengkakan
Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Caries : Tidak ada
f. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Payudara
Bentuk : Simetris
Aerola : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrum : Ada
Retraksi Dada : Tidak ada
h. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, linia nigra, striae albicans
b. Palpasi
Leopod I : Tinggi fundus uteri 32 cm, teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting difundus uteri.
Leopod II : Teraba datar dan keras seperti papan dibagian kanan perut ibu
dan tidak teraba jelas dibagian kiri ibu .
Leopod III : Teraba bulat, keras dan melenting diperut bagian bawah ibu,
dan sudah masuk PAP divergen.
Leopod IV : kepala masuk PAP 1/5 bagian , TBBJ : 3100 gram
c. Auskultasi : DJJ ada, irama teratur frekuensi 140 x/menit
d. Punctum maksimum :
e. Ekstremitas atas dan bawah
Kelengkapan jari : lengkap
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks Patela : Positif
f. Vulva dan vagina
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kelenjar bartholine : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam: Lendir bercampur darah
Bekas luka pereneum : Ada
Anus : Terbuka
Pemeriksaan Panggul
Distansia Spinarum : 26 cm
Distansia Cristarum : 28 cm
Konjugata Externa : 18 cm
Lingkar Panggul : 84 cm
Pemeriksaan dalam
A. Atas Indikasi : inpartu, pukul : 06.30 wib
B. Dinding vagina : Licin
C. Portio : membuka
D. Pembukaan Serviks : 6 cm
E. Konsistensi : Lembek
F. Ketuban :(-)
G. Presentasi : Kepala , UUK
H. Penurunan : Hodge III
C. Pemeriksaan penunjang
Hb :10, 8 gr%
Protein urin : negatife
Ny R G2P1A0
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
DO : -
Usia kehamilan 38 minggu 2 hari
DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 02 – 10 – 2015
DO :
Janin tunggal, hidup, intra uterin
DS : Ibu sering merasakan gerakan janin di perut sebelah kiri
DO :
Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari bawah px, teraba bokong
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
TFU : 32 cm
DJJ : 140 x/menit
Kontraksi : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
V. Intervensi
Tanggal : 27 juni 2016 Pukul : 06.30
No Intervensi Rasionalisasi
1 Beritahu ibu tentang hasil Memberitahu ibu mengenai hasil
pemeriksaan pada ibu tindakan dan pemeriksaan kepada pasien
merupakan langkah awal bagi bidan
agar ibu mengetahui keadaannya saat ini
2 Beri informasi tentang kondisi Agar dapat membantu ibu mengurangi
yang dialami saat ini khususnya rasa cemas terhadap rasa nyeri yang
nyeri pada bagian pinggang dialami nya saat ini
sampai ke perut
3 Ajarkan ibu teknik relaksasi Untuk membantu aliran oksigen kearah
janin dan memperlanjar sirkulasi darah,
dan memberi ketenangan pada ibu
4 Anjurkan ibu untuk memilih Membantu mengurangi rasa nyeri
posisi yang nyaman
5 Lakukan massase atau sentuhan Massase pada pinggang hingga
pada ibu abdomen, guna untuk mengurangi rasa
nyeri
6 Penuhi nutrisi dan cairan ibu Untuk menambah energi ibu dan
terhindar dari dehidrasi yang keluar
melalui ketingat atau urine
7 Siapkan alat alat persalinan dalam Untuk mempermudah melakukan
keadaan siap pakai dan steril tindakan dan mempercepat proses
persalinan dan juga tetap dalam keadaan
steril untuk mencegah infeksi
8 Pantau kala I dengan partograf Untuk mengkaji dan mendeteksi
kemajuan persalinan
9 Lakukan pemeriksaan dalam 4 Untuk menilai proses kemajuan
jam atau jika ada indikasi persalinan dan penurunan kepala janin
10 Anjurkan ibu untuk Agar kontraksi ibu baik
mengosongkan kandung kemih
11 Ajarkan ibu teknik mengejan Dengan cara menarik nafas dari hidung
yang baik dan mengeluarkan dari mulut saat ada
kontraksi
VI. Implementasi
Tanggal : 27 juni 2016
No Jam Implementasi Paraf
1 06.30 Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
Ku : Baik
TD : 120/ 80 mmhg
T : 36.50C
P : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Leopold I : Teraba Bokong
Leopold II : Teraba Puka . dan ekstermitas di bagian kiri
ibu
Leopold III : Teraba Kepala dan sudah masuk PAP
Leopold IV : Hodge III divergen
DJJ : 140x/menit
VT : pembukaan : 6 cm
Effacement : 40 %
Ketuban : ( - )
Presentasi kepala : UUK
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tentang hasil
pemeriksaan dan keadaan ibu dan janin dalam batas
normal
2 06.40 Menjelaskan pada ibu bahwa yang dialami setiap wanita
yang sedang partus, nyeri ini terjadi sebagai akibat
dorongan yang kuat oleh bayi terhadap rongga panggul
saat kepala janin memasuki jalan lahir dan tekanan yang
kuat dari fundus
Evaluasi : ibu mengatakan telah mengetahui tentang
nyeri yang telah dialaminya saat ini
3 06.50 Mengajarkan ibu teknik relaksasi :
Tarik nafas yang panjang melalui hidung dan
mengeluarkannya secara perlahan lahan melalui mulut
dan dilakukan setiap kali kontraksi
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan melakukan relaksasi
dan tampak kegelisahan ibu berkurang
4 07.00 Mengajarkan ibu posisi yang nyaman
Ibu boleh duduk, jongkok, berbaring miring dan juga
merangkak . posisi ini dapat mempercepat penurunan
kepala
Evaluasi : ibu sudah melakukan miring kiri dan miring
kanan
5 07.10 Melakukan massase pada punggung / pinggang ibu,
usapan ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri .
suami juga dapat melakukannya
Evaluasi : Ibu mengatakan merasa lebih baik dan suami
mengerti
6 07.30 Memenuhi nutrisi ibu
Memberi ibu minum teh manis 1 gelas, air putih 1 gelas
dan menganjurkan ibu untuk makan
Evaluasi : ibu sudah minum 1 gelas teh manis saat his
hilang
7 08.00 Mempersiapkan alat alat untu pertolongan persalinan
SAFT 1
1. Partus set dalam bak instrument
Gunting tali pusat
Arteri klem
Benang tali pusat
Handscon
½ kocher
Gunting episiotomi
Kassa steril
2. Stetoskop monoral
3. Tensi meter
4. Leanec
5. Obat obatan : Lidocain, oksitosin, metergin
6. Spuit 3 cc dan cc
7. Nierbeken
8. Kom berisi air DTT
9. Korentang
10. Tempat benda benda tajam dan tempat spuit
bekas
SAFT 2
1. Bak Instrument steril ( heacting set )
Nald heacting
Nald folder
Pinset anatomis
Pinset sirurgis
Gunting benang
Kain kassa
Handscoon
2. Bak instrument steril
Kateter / slim seher
Kateter nelaton
Gunting episiotomi
Handscoon
3. Alat non steril
Piring plasenta
Betadin
Cairan infus
Infus set
SAFT 3
1. Waskom berisi air DTT dan air klorin
2. Brush
3. Handscoon
4. Alat resusitasi
5. Perlengkapan ibu dan bayi
6. Underpad
7. Handuk ibu dan bayi
Evaluasi : Peralatan sudah disiapkan
VII. EVALUASI
Tanggal : 27 juni 2016 , Pukul:10.35 WIB,
1. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
dan janin dalam batas normal
2. Ibu mengatakan telah mengetahui tentang nyeri yang telah
dialaminya saat ini
S: 3. Ibu sudah mengerti dan melakukan relaksasi dan tampak
kegelisahan ibu berkurang
4. Ibu sudah melakukan miring kiri dan miring kanan
5. Ibu mengatakan merasa lebih baik dan suami mengerti
6. Ibu sudah minum 1 gelas teh manis saat his hilang
7. Kala I telah dipantau dengan partograf . Dan keadaan ibu dan janin
baik
8. Ibu mengatakan tidak ada perasaan ingin berkemih . Dan kandung
kemih terasa kosong
9. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
dan janin dalam batas normal
10. Ibu sudah mengetahui tentang cara meneran yang baik
Ku : Baik
TD : 120/ 80 mmhg
T : 36.50C
O: P : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Leopold I : Teraba Bokong
Leopold II : Teraba Puka . dan ekstermitas di bagian kiri ibu
Leopold III : Teraba Kepala dan sudah masuk PAP
Leopold IV : Hodge III divergen
DJJ : 140x/menit
VT : pembukaan : 10 cm
Effacement : 100 %
Ketuban : ( - )
Presentasi kepala : UUK
His : 5 kali dalam 10 menit dengan durasi 55 detik
Diagnosa: Ny. R G2P1A0 Usia kehamilan 38 minggu 2 hari , janin
KALA II
Tanggal 27 Juni 2016 jam 10.40 wib
SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan ingin mengedan disertai ingin buang air besar.
b. Ibu mengatakan merasa sakit perut dan pinggang yang semakin kuat.
OBYEKTIF
Keadaan Umum Ibu : baik
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 20 x/menit.
His semakin kuat lamanya 55 detik, intervalnya 5x dalam 10 menit,
DJJ (+) = 140 x/menit
irama teratur.
Inspeksi : bagian terendah janin nampak di vulva 5-6 cm
ASSESMENT
Diagnosa : ibu inpartu Kala II.
Masalah : Ibu inparturian kala II
Ds : Ibu mengatakan adanya rasa ingin BAB
Ibu mengatakan perut semakin mules
Do : Tampak dorongan meneran
Tekanan Anus
Pereneum Menonjol
Vulva membuka
Pembukaan : 10 cm
Kebutuhan :
1. Pertolongan persalinan
2. Dukungan emosional pada ibu
3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu
Diagnosa Masalah Potensial
Ibu : Perdarahan dan partus macet
Janin : Distosia Bahu
Tindakan Segera : Lahirkan bayi
INTERVENSI
Pukul : 10.40 wib
No Intervensi Rasionalisasi
1 Beri ibu posisi dan ajari ibu cara Untuk mempermudah dalam
meneran yang baik pengeluaran bayi, dan mengajari cara
meneran yang baik untuk ibu adalah
untuk memperlancar proses persalinan
2 Lakukan pertolongan persalinan Untuk mempercepat proses
pengeluaran bayi, dan mencegah
komplikasi dan infeksi pada saat
berlangsungnya proses persalinan oleh
tenaga kesehatan
3 Beri dukungan emosional pada ibu Suatu tindakan yang diberikan untuk
memberi semangat
IMPLEMENTASI
No Jam Implementasi Paraf
1 10.40 Membimbing ibu cara mengedan yang baik yaitu
melakukan tarik nafas yang panjang jika datang his
dan mengejan kebawah seperti seorang yang buang
air besar yang keras. Dagu ditempelkan ke dada.
Ibu dianjurkan tidak menutup mata saat mengedan
dan menutup mulutnya. Pada his yang kuat ibu
disuruh mengedan seperti yang telah di ajarkan.
Bila his hilang ibu di istirahatkan dan diberi makan
atau minum untuk sumber tenaga
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengetahui cara
mengejan yang baik
2 10.45 Memimpin persalinan pada saat kepala bayi terlihat
5-6 cm di introitus vagina penolong memasang
handuk di atas perut ibu dan di bawah bokong.
Penolong membuka partus set dan sarung tangan
steril. Pada saat suboksiput bragmatika pada
simfisis tangan kanan melindungi perineum dengan
dialasi alas bokong dan tangan kiri melindungi bayi
agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat. Pada saat
kepala lahir ibu terus dipimpin mengedan hingga
lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, muka,
telinga, hidung, mulut, dagu, secara keseluruhan
kemudian penolong memeriksa adanya lilitan tali
pusat. Kemudian tunggu kepala bayi mengalami
putaran paksi luar kearah punggung bayi yaitu
punggung kanan setelah kedua tangan penolong
berada posisi bipariatel, kepala bayi ditarik secara
cunam kebawah untuk melahirkan bahu anterior
keatas untuk melahirkan bahu posterior dengan
posisi ibu jari pada leher ( bagian bawah kepala)
dan keempat jari lainnya pada bahu dan dada
puggung bayi, sementara tangan kiri penolong
memegang lengan dan bahu anterior. Setelah bahu
lahir, lakukan sanggah susur. Kemudian lahirlah
seluruh badan bayi . bayi lahir pukul 10.45 wib
segera menangis, meletakkan bayi diatas perut ibu.
Menjepit tali pusat 5 cm dari pangkal pusat bayi,
diurut kemudian di klem. Mengurut tali pusat
kearah ibu dan meletakan klem ke 2 dengan jarak 2
cm dari klem pertama. Kemudian gunting tali pusat
dan bungkus dengan kassa steril. Timbang BB :
3100 gram PB : 48 cm
EVALUASI
Ibu mengatakan sudah mengetahui cara mengejan yang baik
Nilai BBL
P: Lanjutkan Manajemen aktif kala III
KALA III
Tanggal 27 juni 2016 jam : 10.50 wib
SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan perutnya tarasa mulas.
b. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.
OBYEKTIF
a. Ibu tampak lelah setelah melakukan persalinan
b. Keadaan umum : ibu baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 36,5 0 C
Respirasi : 24 x/mnt.
TFU : Sejajar pusat
kandung kemih kosong
perdarahan : ±100 cc.
ASSASMENT
Diagnosa : Ibu inpartu kala III
Masalah : Inparturian kala III
Ds : Ibu mengatakan perut masih mules
Do : TFU : Setinggi pusat
Plasenta belum lahir
Kebutuhan :
a. Manajemen aktif kala III
b. Pantau kontraksi, TFU dan kandung kemih
Identifikasi diagnosa masalah potensial
a. Retensio Plasenta
b. Perdarahan
Tindakan Segera : Lahirkan Plasenta
INTERVENSI
Pukul : 10.50 wib
No Intervensi Rasionalisasi
1 Lakukan Manajemen Aktif MAK III adalah suatu tindakan
kala III mengeluarkan plasenta yang dimana untuk
menambah kontraksi, mempercepat kelahiran
plasenta, dan mengurangi perdarahan
2 Pantau TTV, Kandung Untuk mengidentifikasi dini terjadinya ke
kemih, Kontraksi abnormalan atau komplikasi
IMPLEMENTASI
No Jam Implementasi Paraf
1 10.50 Melakukan menajemen aktif kala III
Memberi oksitosin di bagian paha luar
Melihat tanda tanda pelepasan
plasenta. Tali pusat bertambah
panjang, uterus berbentuk globular,
dan adanya semburan darah.
Memindahkan klem 5 – 10 cm dari
vulva
Melakukan peregangan tali pusat saat
adanya kontraksi dan melakukan
dorso cranial, plasenta tampak di
introitus vagina, segera melakukan
pemilinan plasenta searah jarum jam,
plasenta lahir pukul 10.55 wib, secara
spontan dan lengkap, kotiledon 20
buah berat plasenta 500 gram,
diameter 15 cm, panjang tali pusat 50
cm,
Segera melakukan massase fundus
uteri
Evaluasi : plasenta lahir tanggal 27 juni 2016
jam : 10.55 wib, plasenta lahir lengkap
2 10.55 Memantau
1. Kontraksi : tidak ada
2. Kandung kemih : Kosong
3. Robekan jalan lahir : Derajat 1
Evaluasi : Uterus lembek
EVALUASI
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
O: Suhu : 36,5 0 C
Respirasi : 24 x/mnt.
TFU : Sejajar pusat
Plasenta lahir pukul 10.55 wib
Kontraksi : tidak ada
KALA IV
OBYEKTIF
a. Plasenta lahir pukul 10.55 wib
selaput ketuban utuh
kotiledon lengkap
berat 500 gram
panjang tali pusat 50 cm
b. Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 37 0C
RR : 20 x/menit.
c. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus lembek, kandung kemih kosong,
perdarahan ± 100 cc.
ASSESMENT
Diagnosa : Ibu Parturient kala IV
DS : Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan ibu merasa lelah dan lapar setelah
proses persalinan
DO :
Uterus : Lembek
TFU : 3 jari dibawah pusat
Perdarahan : 100 cc
MASALAH : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan perut nya yang mules
Kebutuhan :
Penkes tentang perubahan fisiologis pada ibu nifas
Personal hygiene
Beri asupan cairan dan nutrisi
INTERVENSI
Pukul : 10.55 wib
No Intervensi Rasionalisasi
1. Bersihkan ibu dan alat alat Agar tidak terjadi infeksius
persalinan
2 Patau keadaan umum ibu Agar ibu mengetahui kondisinya
3 Beri nutrisi dan cairan Agar kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi
IMPLEMENTASI
EVALUASI :
S:
- Ibu dan alat-alat pertolongan persalinan telah dilakukan.
- Keadaan ibu telah dipantau.
- Ibu telah diberi asupan nutrisi dan cairan.
O:
Uterus : Keras
TFU : 3 jari dibawah pusat
A : Diagnosa : Ibu parturient dengan kala IV
I. PENGUMPULAN DATA
A. BIODATA
2. Riwayat menstruasi :
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 30 hari
3. Lama haid : 7 hari
4. Disminore : Tidak Pernah
5. Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut sehari
4. Riwayat persalinan
Tanggal/Jam persalinan : 19 Januari 2015/10.45 WIB
Tempat persalina : Klinik
Penolong persalinan : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Keadaan plasenta : Utuh
Tali pusat : Tidak infeksi
Lama persalinan : Kala I: ± 10 jam. Kala II: ± 10 menit Kala III:
± 10 menit Kala IV: 2 jam
Selama operasi : Tidak operasi
Bayi
BB : 3100 gram
PB : 48 cm
Cacat bawaan : Tidak ada
Masa Gestasi : 38 minggu 2 hari
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/ 80 mmHg
Nadi :80 kali/menit
0
Suhu :37 𝐶
Respirasi : 22 kali/menit
Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Berat badan :55 kg
Tinggi badan :157 cm
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Jenis Rambut : Ikal
Distribusi : Lebat
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
2) Wajah
Wajah : Tidak pucat
Oedema : Ada
Kelainan : Tidak ada
3) Mata
Bentuk : Simetris
Sklera : Tidak Ikhterik
Konjungtiva : Tidak pucat
Kelopak Mata : Tidak Oedema
Kebersihan : Bersih
4) Hidung
Lubang : Simetris
Polip : Tidak ada
Sekret : Bersih
5) Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Tonsil : Tidak ada pembengkakan
Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Caries : Tidak ada
6) Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
7) Payudara
Bentuk : Simetris
Aerola : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Air susu : Ada
Retraksi Dada : Tidak ada
8) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, linia nigra, striae albicans
Palpasi : TFU : 3 jari dibawah pusat
9) Ekstremitas atas dan bawah
Kelengkapan jari : lengkap
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks Patela : Positif
10) Vulva dan vagina
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kelenjar bartholine : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Darah
Bekas luka pereneum : Ada
Anus : Terbuka
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
V. INTERVENSI
JAM : 11.50 WIB
No Intervensi Rasional
1 Lakukan observasi TTV, TFU, merupakan parameter bagi tubuh
Kontraksi uterus, kandung kemih ibu jika terdapat suatu kelainan
perdarahan, dan pengeluaran lokhea pada tubuh ibu
2 Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan mobilisasi otot-otot dapat
dengan miring kiri dan kanan diperkuat termasuk otot uterus
sehingga proses involusi dan
pengeluaran lochea berjalan
normal
3 Ajari ibu dan keluarga cara melakukan ibu dan keluarga dapat
masasse mengetahui kontraksi yang baik
4 Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya ibu mengerti cara meneteki yang
benar dan ibu / bayi ketika
menyusui / menyusu merasa
nyaman
5 Anjurkan ibu makan makanan bergizi dengan makanan yang bergizi
dapat membantu pemulihan
tenaga ibu dan mempercepat
penyembuhan luka
6 Ajari ibu dan keluarga cara merawat mencegah infeksi tali pusat pada
tali pusat bayi
7 Anjurkan ibu untuk istirahat yang istirahat yang cukup dapat
cukup membantu dalam pemulihan tenaga
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal :19 Januari 2015
No Jam Implementasi/Tindakan
1 11.50 Melakukan pemeriksan pada ibu
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
TD : 110/ 80 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 37 oC
Pernafasan : 22 kali/menit
Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi
areola mammae, putting susu menonjol, sedikit
pengeluaran kolustrum di paayudara kanan dan kiri
Abdomen
TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : Baik ( keras)
Massa : tidak ada
Genetalia : ada bekas luka jahitan perineum, darah
yang keluar sedikit ± 50 cc, dan lochea rubra
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui kondisi nya
2 12.05 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan miring kiri dan
kanan
Evaluasi : Ibu sudah melakukan mobilisasi
3 12.10 Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan masasse dan menilai
kontraksi dengan meletakkan tangan diatas rahim kemudian
melakukan masasse apabila rahim lembek
Evaluasi : Keluarga berkata kontraksi ibu sudah baik
4 12.15 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan cara menyusui
yang benar dengan menempelkan dagu bayi dan seluruh aerola
mamae masuk kemulut bayi
Evaluasi : Bayi sudah disusui dengan posisi yang baik
5 12.30 Menganjurkan ibu makan makanan bergizi terutama tinggi kalori
dan tinggi protein serta tidak pantang terhadap makanan
Evaluasi : Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi
6 12.50 Mengajari ibu dan keluarga cara merawat tali pusat dengan kassa
kering steril
Evaluasi : Tali pusat sudah dirawat dengan baik
7 12.55 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Tidur Siang : 2 jam
Tidur Malam : 2 jam
Evaluasi : Ibu berkata sudah istirahat cukup
VII. EVALUASI
Tanggal : 19 Januari 2015 , Pukul:12.55 WIB
IIbu sudah mengetahui kondisi nya
S:
Ibu sudah melakukan mobilisasi
Keluarga berkata kontraksi ibu sudah baik
Bayi sudah disusui dengan posisi yang baik
Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi
Tali pusat sudah dirawat dengan baik
Ibu berkata sudah istirahat cukup
P:
Tentang Personal Hygiene
Pantau perdarahan
1.PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama : By. Rida hariani
Umur : 6 jam
Tgl/Jam lahir : 19-01-2015
Jenis Kelamin : Laki-Laki
BB Lahir : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
2.Identitas Istri Identitas Suami
Nama Ibu : Ny.S Nama Suami : Tn.H
Umur : 23 tahun Umur : 25tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Helvetia Alamat : Helvetia
Sidik telapak kaki kiri bayi Sidik telapak kaki kanan bayi
Sidik jempol tangan kiri bayi Sidik jempol tangan kanan bayi
RESUSITASI
Pengisapan lendir : ya Rangsangan : ya
Ambu : tidak Lamanya : - menit
Masase jantung : tidak Lamanya :- menit
Intubasi endotracheal : tidak Nomor
Oksigen : tidak Lamanya : ltr / menit
Pemeriksaan Fisik
1.Kepala
Fontanel Anterior : Lunak
Satura Sagitalis :Datar
Caput Succedaneum : Tidak Ada
Cepal Hematoma : Tidak Ada
2. Mata
Letak : Simetris,sejajar dengan telinga
Secret :Tidak ada
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak ikterik
3. Hidung
Bentuk : Simetris
Secret : Tidak ada
4. Mulut
Bibir : Tidak ada labioskizys, utuh
Palatum : Utuh
5. Telinga
Bentuk : Simetris
Secret : Tidak Ada
6. Leher
Pergerakan : Aktif
Pembengkakan : Tidak Ada
Kekakuan : Tidak Ada
7. Dada
Bentuk Simetris : Ya
Retraksi Diding Dada : Tidak ada
8. Paru-Paru
Suara Nafas Kiri Dan Kanan : Sama
Suara Nafas : Normal
Respirasi : 40 Kali Permenit
9. Abdomen
Kembung : Tidak ada
Tali Pusat : Tidak ada infeksi
10. Punggung : Ada tulang belakang
11.Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora
11. Tangan Dan Kaki
Gerakan : Aktif
Bentuk : Simetris
Jumlah : Lengkap
Warna : kemerahan
12. Reflex
Reflek Morrow : Ada
Refleks Rooting : Ada
Reflek Walking : Tidak dilakukan
Reflek Babinski : Ada
Reflek Graping : Ada
Reflek Suching : Ada
Reflek Tonic Neck : Ada
Antropometri
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada :32 cm
Lingkar lengan atas : tidak dilakukan
Eliminasi
Miksi : sudah warna : jernih pukul:
Mekonium : sudah warana: hujau kehitaman pukul:
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
V.INTERVENSI
Tanggal 20-01- 2015 Pukul 21.00 wib
No Tindakan Rasional
1 Observasi tanda vital sign bayi Agar kondisi bayi tetap terkontrol
dengan baik
2 Pertahankan suhu tubuh bayi dengan Membedong bayi adalah cara
cara membedong bayi untuk mencegah hipotermi
3 Lakukan perawatan tali pusat dengan Tali pusat yang terbungkus
cara membungkus dengan kasa merupakan cara mencegah
steril. infeksi.
4 Anjukan ibu untuk membarikan ASI Asi kolostrum sangat berguna
esklusif untuk daya tahan tubuh bayi dan
nurtrisi bayi.
5 Berikan suntikan Vit K pada paha Tindakan awal untuk
kiri dan imunisasi hepatitis B satu meningkatkan daya tahan tubuh
jam setelah pemberian vit K, yang harus diberikan pada bayi
untuk mencegah hepatitis
6 Mandikan bayi setelah 6 jam Untuk meningkatkan kenyamanan
kelahirannya dan kesegaran tubuh bayi
7 Ajari ibu cara perawatan bayi baru Agar keluarga mengetahui cara
lahir dirumah merawat bayi baru lahir dirumah
VII. EVALUASI
Tangga: 19 januari 2015 pukul :16.00 wib oleh : Bidan
KU : Baik
O: Kesadaran CM
Jenis kelamin : laki-laki
TTV
Suhu : 37oc secara rektal
Hr : 140 kali/rmenit
RR : 40 kali/menit
APGAR SKORE : 9/10
Antropometri
Berat Badan : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada :32 cm
Reflek
Reflek Morrow : Ada/kuat
Refleks Rooting : Ada/kuat
Reflek Babinski : Ada/kuat
Reflek Suching : Ada/kuat
Reflek Tonic Neck : Ada/kuat
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. Intan Nama : Tn. Zulhandi
Umur : 30 tahun Umur : 40 tahun
Suku/Bangsa : Batak / Indonesia Suku/Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl.Asrama haji Alamat : Jl. Asrama haji
D. Pemeriksaan Penunjang
HB : tidak dilakukan
Planotest :tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal : 7 Januari 2015
Diagnosa : Ny. Intan umur 30 tahun P3A0 akseptor baru KB IUD
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan sudah mempunyai 3 orang anak
- Ibu mengatakan tidak ingin hamil lagi
DO : - KU : baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 110/70 mmHg
- Berat badan : 55 kg
- RR : 22 x/i
V. INTERVENSI
No Intervensi Rasional
1. Beritahu kepada ibu tentang kondisi Suatu tindakan objektif yang dilakukan dengan
kesehatan secara umum tujuan untuk memberi rasa aman kepada pasien
karena sudah mengetahui keadaannya.
2. Beri KIE tentang kontrasepsi IUD KIE bagi akseptor baru KB IUD agar akseptor
mengetahui gambaran umum dari kontrasepsi yang
akan di gunakan
3. Lakukan informed consent Suatu surat tanda persetujuan yang akan dilakukan
pada klien
4. Lakukan pemasangan KB Pemasangan KB dilakukan sesuai dengan langkah –
langkah dan prosedur yang telah dipelajari.
VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
1. 23/12/14 15.00 Memberitahu ibu tentang kondisi
kesehatan secara umum dengan hasil :
T : 36,5 C , TD : 110/70 mmHg , P :
78x/i,RR=22x/i
Semua pemeriksaan fisik yang dilakukan
dalam batas normal
Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan dalam batas normal
2. 15.10 Memberikan KIE tentang kontrasepsi
implant :
Profil : efektif, nyaman, dapat dipakai
semua ibu dalam semua usia reproduktif
Efek samping utama berupa perdarahan
tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenorea
Aman dipakai semasa laktasi
Jenis :
- copper T
- Progestas Progestasert IUD
-Multiload
-lippes loop
cara kerja
- mengentalkan lender serviks
sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa
- mencegah ovulasi
- menghambat perkembangan siklis
dari endometrium
keuntungan
- daya guna tinggi
- cepat bekerja 24 jam setelah
pemasangan
- perlindungan jangka panjang
- tidak mempengaruhi ASI
- dapat di cabut setiap saat sesuai
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
kebutuhan
efek samping
- dapat menyebabkan perubahan
pola haid
- keluhan nyeri kepala
- perasaan mual
- pusing/ sakit kepala
- nyeri payudara
- perubahan perasaan/ mood
indikasi :
- usia reproduktif
- telah memiliki anak/ belum
- menyusui dan membutuhkan alat
kontrasepsi
kontra indikasi
- hamil atau diduga hamil
- perdarahan pervaginam yg belum
jelas penyebabnya
- mioma uterus dan kanker payudara
- gangguan toleransi glukosa
b. KB ini akan dipasang di dalam rahim
Evaluasi : ibu sudah memahami secara
umum KB IUD dan ibu memilih copper
T jenis CuT 380 A
VII. EVALUASI
S : -Ibu mengatakan sudah mengerti akan KB IUD
- Ibu mengatakan tidak nyeri pada daerah yang dilakukan pemasangan
I. PENGUMPULAN DATA
A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : An.N
Umur : 2 tahun 5 bulan
Tgl/Jam Lahir : 02 juli 2010/10.00 wib
Jenis Kelamin : Perempuan
BB Lahir : 2800 gram
PB : 48 cm
2. Identitas Ibu Identitas Ayah
Nama ibu : Ny.S Nama Suami : Tn.H
Umur :25 tahun Umur :28 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Batak/Indonesia Suku/Bangsa :Batak/Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wiraswata
Alamat :Jl.Bhayangkari Alamat :Jl.Bhayangkari
Anak Tgl UK Jenis Tempat Penol Komplik Bayi Nifas
ke Lahir/ Persalinan Persalinan ong asi
Umur Bay Ibu PB/B Kea Keadaa La
i B/JK daan n kta
si
B. ANAMNESA
1. Riwayat Kehamilan Ibu
G P1 A0 UK :39 minggu 2 hari
Kunjungan ANC :teratur,4 kali
Riwayat Komplikasi kehamilan :
-Perdarahan :tidak ada Penyakit Kelainan :tidak ada
-Preeklamsia/eklampsia:tidak ada Lain-lain : tidak ada
6. Kebiasaan sehari-hari
- Pola Eliminasi
BAK :6-7 kali/hari
BAB :1-2 kali/hari
- Pola aktivitas :sesuai kemampuan anak
- Pola tidur
Tidur siang :2 jam/hari
Tidur malam :7-8 jam/hari
7.Keaktifan kegiatan
Tugas perkembangan
- Motorik kasar : Menendang bola kedepan, melompat, melempar bola
lengankeatas,
- Motorik halus : Menara dari dua kubus, menara dari empat kubus.
- Bahasa : Menunjuk dua gambar, kombinasi kata, menyebut satu
gambar, menyebut bagian badan, menunjuk 4 gambar, bicara
dengan dimengerti, menyebut 4 gambar, mengetahui 2
kegiatan
- Tingkah laku social : Memakai baju, menggosok gigi dengan bantuan, mencuci
dan mengeringkan tangan.
8. Perhatian orang tua terhadap anak :terfokus pada anak
9. Kedudukan anak dalam keluarga :anak kandung
C. DATA OBJEKTIF
1. Antropometri
BB : 10,5 kg
PB : 85 cm
LK :48 cm
LD :54 cm
2. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan TTV
N :90 kali/menit
S :36,60c
R :24 kali/menit
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan
2. Muka : wajah bayi tidak pucat,tampak kemerahan,tidak oedema.
3. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar vena jugularis
4. Perut : simetris, tidak kembung, bising usus normal, tidak ada
massa/benjolan
5. Ekstremitas : simetris, jumlah jari tangan lengkap, gerakan aktif.
6. Genitalia : jenis kelamin perempuan, vagina berlubang, uretra berlubang,
labia mayora menutupi labia minora.
7. Anus :anus berlubang, tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda
infeksi
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak Dilakukan
V. INTERVENSI
No Intervensi Rasional
1 Melakukan pemeriksaan pada anak Untuk mengetahui keadaan dan
kondisi fisik pada bayi
2 Melakukan pemeriksaan tumbuh Untuk menilai adanya kelainan
kembang pada anak tumbuh kembang
3 Memberitahu ibu tentang pemeriksaan Agar ibu mengetahui bahwa
tumbuh kembang anak selanjutnya pemeriksaan tumbuh kembang
dilakukan secara berkelanjutan
4 Memberitahu kepada ibu untuk Agar ibu mengetahui proses
memantau pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan anaknya anaknya
5 Menganjurkan ibu untuk memberi Agar kebutuhan nutrisi anak
nutrisi yang cukup tercukupi
6 Memberitahu ibu unuk melakukan Agar ibu kembali melakukan
kunjungan ulang pemeriksaan untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan
anak.
VI. IMPLEMENTASI
No Jam Kegiatan
1 08.30 wib Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (S=36,60C, R=
24x/menit, Nadi=90x/menit),pemeriksaan fisik (BB=10,5
kg, TB=85 cm, LK=54 cm) dan pemeriksaan khusus
(pertumbuhan dan perkembangan).
2 09.00 wib . Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan
lembar DDST, meliputi: perkembangan motorik
halus,motorik kasar,bahasa,maupun personal sosial.dan
melakukan pemeriksaan khusus pada anak yaitu
pemeriksaan pada pertumbuhannya dengan melihat status
gizi ,mulai dari gizi normal,gizi kurang ,maupun gizi
buruk.
3. 09.30 wib Memberitahu ibu untuk memeriksakan pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangan anak berikutnya, untuk
mengetahui perubahan tumbuh kembang anak.
4. 10.00 wib Menganjurkan ibu memantau pertumbuhan (Berat badan
dan tinggi badan) dan perkembangan (motorik halus,
motorik kasar, bahasa dan personal sosial) anaknya agar
ibu mengetahui perubahan yang terjadi pada anaknya
5. 10.10 wib Menganjurkan ibu untuk memberi makan yang sehat dan
bergizi (menu seimbang seperti bubur sayur, ikan, buah-
buahan dan susu yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anaknya)
6. 10.30 wib Memberitahu ibu kunjungan ulang 5 bulan lagi, atau jika
ada keluhan
VII. EVALUASI
S:
1. senang mendengar keadaan anaknya sehat dan normal
2. Sudah dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan DDST
3. Ibu bersedia memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya
4. Ibu bersedia memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya
5. Ibu bersedia memberi nutrisi yang sehat dan bergizi
6. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 5 bulan kemudian dan bila anaknya
ada keluhan.
O:
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda vital sign
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,6oC
- Pengukuran Antopometri
Berat badan : 10,5 kg
Panjang badan : 85 cm
Lila : 15 cm
Lingkar kepala : 48 cm
Lingkar dada : 54 cm
- Hasil pemeriksaan fisik : normal
- Status gizi : baik
- Status perkembangan : normal