Anda di halaman 1dari 137

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan masalah nasional yang
perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia (SDM) pada generasi mendatang. tingginya angka kematian ibu (AKI),
angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA), serta lambatnya
penurunan ketiga angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat
mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan.
Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun
2015 angka kematian bayi dan angka kematian balita menurun sebesar dua pertiga
dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal tersebut diatas Indonesia mempunyai
komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan
angka kematian balita dari 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Menghadapi
tantangan dan target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang
mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.
Penyebabnya antara lain perdarahan, eklamsi atau pre eklamsi, abortus,
infeksi, partus lama atau persalinan macet, penyebab lain. Adapun penyebab AKB
adalah kelainan konginetal, prematurus, trauma persalinan, infeksi, gawat janin, dan
asfiksia neonatorum (Dinkes 2012). Namun, yang paling dikenal sebagai tiga
penyebab klasik kematian ibu disamping infeksi dan preeklampsi adalah perdarahan.
Perdarahan setelah persalinan adalah perdarahan yang masih berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan
salah satu penyebab kematian ibu. Penyebab tersebut bisa terjadi karena persalinan
yang terlalu cepat atau tidak mengobservasi kemajuan persalinan secara teliti
(Prawirohardjo, 2009).
Atas dasar itu maka upaya untuk meningkatkan kesehatan maternal dan
neonatal menjadi sangat strategis bagi upaya pembangunan sumber daya manusia
yang berkualitas. Usaha tersebut dapat dilihat dari penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi baru lahir.
Tugas bidan dalam berperan menurunkan AKI dan AKB adalah memberikan
asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir,
bimbingan terhadap kelompok remaja masssa pra nikah, pertolongan persalinan,
melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung
upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis terdorong untuk lebih memperdalam dan mencoba
menerapkan ilmu kebidanan yang telah diperoleh dalam asuhan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan kegawatdaruratan Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Keluarga Berencana di
Rumah Sakit”.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan sesuai dengan teori dan kebutuhan ibu pada asuhan
kebidanan kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,ibu nifas,
kb dan tumbuh kembang.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Dapat melakukan pengkajian asuhan kebidanan kegawatdaruratan terhadap
ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,ibu nifas, dan kb sesuai dengan
manajemen asuhan kebidanan secara baik dan benar.
2. Dapat menegakkan diagnosa asuhan kebidanan kegawatdaruratan secara tepat
pada ibu hamil, ibu bersalin,ibu nifas, dan kb sesuai dengan manajemen
asuhan kebidanan secara baik dan benar.
3. Dapat melakukan antisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada
asuhan kebidanan kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru
lahir,ibu nifas, dan kb sesuai dengan manajemen asuhan secara baik dan
benar.
4. Dapat menentukan tindakan segera jika dibutuhkan pada asuhan kebidanan
kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,ibu nifas, dan kb
sesuai dengan manajemen asuhan secara baik dan benar.
5. Dapat melakukan perencanaan pada asuhan kebidanan kegawatdaruratan ibu
hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,ibu nifas, dan kb sesuai dengan manajemen
asuhan kebidanan secara baik dan benar.
6. Dapat melakukan pelaksanaan tindakan pada asuhan kebidanan
kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,ibu nifas, dan kb
sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan secara baik dan benar.
7. Dapat mengevaluasi tindakan yang diberikan pada asuhan kebidanan
kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir,ibu nifas, dan kb
sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan secara baik dan benar.
1.3 Mamfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Lahan praktek
Kiranya dapat menjadi masukan dalam membantu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan khususnya, sehingga tercapai
asuhan sesuai standar agar kelaknya dapat mengurangi kesenjangan antara
teori dengan lahan praktek.
1.3.2. Bagi Institusi
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan mampu menerapkan ilmu
pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah dalam pelaksanaan
bagi mahasiswa.
b. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan
antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk pendidikan yang akan
datang.
1.3.3. Bagi Penulis
a. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir dan neonatal seta keluarga berencana sehingga nantinya pada saat
bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan
angka kematian ibu dan bayi.
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan
ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas.

1.3.4. Bagi Masyarakat


a. Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya
dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
berencana.serta dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko terhadap
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal dan keluarga berencana.
b. Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong dirinya
sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas, perawatan bayi baru lahir dan keluarga berencana
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 kehamilan
2.1.1 pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan normal.Perubahan yang terjadi pada
wanita hamil bersifat fisiologis,bukan patologis.(Saputra Lyndon,2014)
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam waktu 40
minggu.Kehamilan dibagi dalam 3 trimester,dimana trimester pertama berlangsung dalam 12
minggu,trimester kedua berlangsung 15 minggu hingga 27 minggu dan trimester ketiga
berlangsung 28 minggu hingga 40 minggu (Sarwono, 2010)
Kehamilan adalah pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal
kehamilan.Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (sel
telur dan sperma),penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus.Kehamilan normal
biasanya berlangsung kira-kira 10 bulan atau 40 minggu, lama kehamilan dihitung dari haid
pertama menstruasi terkhir (HPMT). (Yuni K,2010)

2.1.2. Penyesuaian Psikologi Pada Kehamilan Trimester III


− Pasangan suami istri akan menyiapkan untuk menjadi orang tua
− Pasangan tersebut mulai memperlihatkan perilaku”membentuk sarang” seperti
mempersiapkan kamar bayi, berbelanja untuk membeli barang-barang keperluan sang
bayi dan membahas nama yang akan diberika pada bayi mereka
− Pasangan tersebut juga menghadiri kursus-kursus tentang kelahiran anak.
− Pasangan tersebut dapat meninjau hubungan dengan orang tua mereka sendiri dan terlibat
dalam proses bermain peranan serta berfantasi mengenai menjadi seorang ayah atau ibu.
(Saputra Lyndon, 2014).

2.1.3. Perubahan Maternal Pada ibu


− Sistem kardivaskuler
− Hipertrofi jantung akibat peningkatan volume darah dan curah jantung
− Pergeseran jantung keatas dan kekiri akibat tekanan diafragma
− Peningkatan progresif volume darah yang mencapai puncaknya dalam trimester ke-3
sebesar 30% hingga 50% dari tingkat sebelum hamil.
− Peningkatan frekuensi jantung
− Peningkatan gradual selama trimester kedua yang mungkin mencapai 10 hingga
15kali/menit diatas tingkat sebelum hamil
− Selama trimester ketiga ,frekunsi jantung dapat meningkat sebesar 15 hingga 20
kali/menit diatas tingkat sebelum hamil
− Relaksasi otot polos dan dilatasi arteriola yang mengakibatkan vasodilatasi
− Akibat peningkatan kadar progesteron pada awal kehamilan
− Tekanan sistolik dan diastolik dapat mengalami penurunan hingga 5 samapi
10mmHg
− Mencapai tingkat terendah selama paruh kedua trimester
− Secara gradual tekanan darah ini akan kembali ketingkat trimester pertama pada
kehamilan trimester ketiga
− Peningkatan curah jantung (cardiac output)
− Terjadi peningkatan sampai sebesar 50% pada kehamilan ke-32
− Peningkatan curah jantung ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan jaringan
akan oksigen dan peningkatan isi sekuncup (stroke volume)
− Tekanan darah akan mencapai tingkat tertinggi ketika pasien berbaring miring
(posisi berbaring miring atau pada sisi tubuhnya akan mengurangi tekanan dalam
pembuluh darah besar sehingga meningkatkan vena return kedalam jantung )
− Mencapai tingkat terendah ketik pasien berbaring terlentang atau supinasio.
− Bising sistolik pulmonal dan apikal yang terjadi karna penurunan viskositas darah dan
peningkatan aliran darah
− Bunyi S1 cenderung menunjukkan splitting yang nyata dan setiap komponen akan
terdengar lebih keras,kadang-kadang kita juga dapat mendengar bunyi S3 pada usia
kehamilan sesudah 20 minggu.
− Hipotensi supinasio
− Terjadi karna aliran darah dari ekstremitas bawah yang terhalang akibat berat uterus
yang tumbuh dan menekan vena kava pada tulang vertebra ketika pasien terbaring
dalam posisi terlentang.
− Hipotensi supinasio menyebabkan penurunan aliran balik darah ke jantung dan
sebagai akibatnya akan terjadi penurunan segera curah jantung serta hipotensi
− Peningkatan tekanan darah dalam vena femoralis akibat gangguan sirkulasi dari
ekstremitas bawah yang terjadi karna tekanan uterus yang membesar pada vena-vena
pelvis dan vena kava inferior
− Edema pada tungkai dan mungkin pula varikositas (pembentukan varises) pada tungkai,
rektum serta vulva
− Pelebaran pembuluh darah diseputar duramater medula spinalis yang mengurangi ruang
cairan serebrospinal.
− Peningkatan kadar fibrinogen (samapi 50% pada kehamilan aterm) akibat pengaru
hormonal
− Peningkatan kadar faktor koagulasi VII,IX,X dalam darah yang menyebabkan keadaan
hiperkoagulasi
− Peningkatan volume total sel darah merah sekitar 33% walaupun terdapat hemodilusi
dan penurunan jumlah eritrosit.
− Penurunan hematokrit sekitar 7%
− Peningkatan kadar hemoglobin sebesar 12%-15% yang lebih kecil daripada tingkat
peningkatan keseluruhan volume plasma.
− Sistem Gastrointestinal
− Pembengkakan gusi akibat peningkatan kadar estrogen ,gusi dapat menjadi lunak
seperti spons dan hiperemia
− Pergeseran intestinum kelateral dan posterior
− Pergeseran lambung ke superior dan lateral
− Perlambatan motilitas intestinal dan waktu pengosongan lambung serta kandung
empedu akibat relaksasi otot polos yang disebabkan oleh kadar progesteron plasenta
yang tinggi
− Hemoroid pada kehamilan lanjut akibat tekanan vena
− Konstifasi akibat peningkatan kadar progesteron sehingga terjadi peningkatan absorbsi
air dari dalam kolon
− Peningkatan tendensi pembentukan batu empedu yang disebabkan oleh
ketidakmampuan kandung empedu untuk mengosongkan isinya sebagai akibat dari
tekanan oleh uerus yang ukuranya terus meningkat
− Sistem Endokrin
− Peningkatan basal metabolic rate disebabkan oleh janin dan uterus juga disebabkan
oleh peningkatan konsumsi oksigen
− Peningkatan metabolisme iodium akibat hiperplasia ringan kelenjar tiroid yang
disebabkan oleh kadar estrogen
− Kenaikan kadar hormon paratiroid plasma yang mencapai puncaknya pada usia
kehamilan antara 15 dan 35 minggu
− Kelenjar hipovise yang sedikit membesar
− Peningkatan produksi prolaktin oleh kelenjar hipofise
− Peningkatan kadar estrogen dan hipertropi korteks adrenal
− Peningkatan kadar kortisol untuk mengatur metabolisme protein dan karbohidrat
− Penurunan kadar glikosa darah ibu
− Penurunan produksi insulin pada awal kehamilan
− Peningkatan priduksi ekstrogen progesteron dan humen chorionik somatoma metropin
oleh plasenta
− Sistem Respiratorius
− Peningkatan paskularisasi traktus respiratorius yang disebabkan oleh peningkatan
kadar estrogen
− Pemendekan paru-paru yang disebabkn oleh pembesaran uterus
− Pergeseran diafragma keatas oleh uterus
− Perubahan pernapasan dengan pernapasan abdomen yang menggantikan pernapasan
dada ketika kehamilan berlanjut
− Peningkatan ringan (2kali pernapasan permenit )pada frekuensi pernapasan
− Sistem Metabolik
− Peningkatan retensi air disebabkan oleh kadar hormon steroid yang lebih tinggi
menimbulkan carpaltunnel sindrom yang tergantung –edema
− Penurunan kadar protein serum
− Peningkatan kebutuhan zat besi akibat tuntutan janin
− Peningkatan kebutuhan karbohidrat
− Kenaikan berat badan sebesar 11,3 kilo hingga 13,6 kilogram.
− Sistem Integumen
− Hiperaktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
− Hiperpigmentasi
- Akibat peningkatan melanoitcyte- stimulating hormon(MSH)yang disebabkan oleh
peningkatan kadar esterogen dan progesteron
- Puting susu ,areola ,serviks ,vagina dan vulva bertambah gelap
- Hidung ,pipi dan dahi memperlihatkan perubahan pigmentasi yang dikenal sebagai
cloasma vasialis
- Striae gravidarum dan lenea nigra
− Perubahan payudara seperti perembesan kolostrum
− Eritema palmaris dan peningkatan angioma
− Rambut dan kuku tumbuh lehih cepat tetapi menjadi lebih tipis dan lebih lunak
− Sistem Urogenital
− Dilatasi ureter dan pelvis renis yang disebabkan oleh progesteron dan tekanan dari
uterus yang membesar
− Penurunan tonus kandung kemih
− Peningkatan retensi natrium karna pengaru hormonal
− Peningkatan vaskularitas , edema ,hipertropi dan hiperflasia kelenjar serfiks
− Peningkatan sekret vagina dengan pH 3,5 menjadi pH 6
− Penghentian opulasi dan maturasi polikel yang baru
− Penebalan mukosa vagina ,pelonggaran jaringan ikat dan hipertropi sel sel otot yang
kecil
− Perubahan gairah seksual
- Secara khas gairah sexsual akanb berkurang selama trimester pertama yng terjadi
sekunder karena nyeri tekan payudara
- Secara nyata gairah sexsual meningkat selama trimester kedua akibat peningkatan
aliran darah pelvis
− Sistem Mulkukuskletal
− Lengkung lumbosakral mengalami peningkatan dengan disertai pelengkungan regio
serviko dorsal untuk mengimbanginya
− Peningkatan hormon sex akan menyebabkan relaksasi artikulasio sakroiliaka
,sakrooksigeus dan persendihan pelvis sehingga terjadi perubahan gaya berjalan.
− Payudara yang besar akan menari bahu kedepan sehingga terjadi posisi tubuh yang
membungkuk.
2.1.4 Pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil
A. Antenatal care
Asuhan antenatal adalah upaya prefentif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
obtimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selama kehamilan .
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal,yaitu:
1. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Megidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
dan merawat bayi
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan
keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya
B. Jadwal kunjungan asuhan antenatal
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih
ketat. Namun ,bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup 4 kali. Dalam bahasa program
kesehatan ibu dan anak,kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan
singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan
K4.Hal ini berarti,minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28
minggu,sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28 sampai 36 minggu dan sebanyak
2 kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan
mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya
kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan
kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran
kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomik dan
fisiologik kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan,dapat
dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai metode yang tersedia.
C. Pelayanan/asuhan standart minimal asuhan kehamilan termasuk dalam
14 T
1. Ukur berat badan dan tinggi badan (T1)
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM
1 sampai TM 3 yang berkisar antara 9 sampai 13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap
minggu yang tergolong normal adalah 0,4 sampai 0,5 kg tiap minggu mulai
TM2.pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 samapi 140/90, bila melebihi 140/90mmhg perlu
diwaspadai adanya pre- eklamsi
3. Ukur tinggii fundus uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan teknik Mc.Donald adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil
anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan
dalam HPHT.
Ukuran fundus uteri sesuai usia kehamilan

Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis

22 – 28 Minggu 24-25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)


Dimulai dengan memeberikan 1 tablet besi sehari segera mungkin setelah rasa
mual hilang . Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg ) dan asam
folat 500 mikrogram . Minimal masing –masing 90 tablet besi . Tablet besi sebaiknya
tidak diminum bersama teh dan kopi karena akan mengganggu penyyerapan .
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C bersamaan
dengan mengkonsumsi ttablet zat besi karena vitamin C dapat membantu penyerapan
tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi dapat terserap sempurna oleh tubuh .

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu minimal
Imunisasi TT Lama Perlindungan
pemberian Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 2 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
12 bulan setelah TT3 10 Tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke
28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60
mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab.) (T7)
pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah
vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan
rujukan.
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk
mendeteksi gejala Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan
gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara ( T10 )
senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil ( T11 )
12. Pemberian Obat Malaria ( T12 )
diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan
gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang
dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14. Temu wicara / Konseling ( T14 )
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara
antara lain:
− Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang
tepat.
− Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
− Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
− Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
− Memberikan asuhan antenatal
− Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
− Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana
proses kelahiran.
− Persiapan dan biaya persalinan. (Prawiroharjo, 2002)
2.1.5 Asuhan Standard Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
1. STANDAR PELAYANAN UMUM
STANDAR 1 : PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT
Tujuan:
1. Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat
dan terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
2. Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat
terhadap segala hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan
umum, gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
3. Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat, ibu,
keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi
dan bahaya kehamilan pada usia muda.
4. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan
STANDAR 2 : PENCATATAN DAN PELAPORAN
Tujuan:
1. Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,
kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
2. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama seperti
yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan
yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi
baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.
3. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan
kebidanan.
5. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu
dan bayi.
6. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai
ketentuan nasional atau setempat.
7. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan
setempat.
8. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA,
partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki
persediaan yag cukup untuk semua dokumen yang diperlukan.
9. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
10. Pemerataan ibu hamil.
11. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan jadwal
kerjanya setiap hari.
12. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk mempelajari hasil
kerjanya.
3. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
STANDAR 3 : IDENTIFIKASI IBU HAMIL
Tujuannya :
1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini
dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu
4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan
memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan
teratur
5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun
masyarakat

STANDAR 4 : PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL


Tujuannya :
1. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan
2. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal
3. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas
4. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
5. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi
kehamilan

STANDAR PELAYANAN 5 : PALPASI ABDOMINAL


1. Tujuannya :
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak,
posisi dan bagian bawah janin
2. Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan
partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan.
3. Hasilnya :
Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik, diagnosis dini kehamilan letak, dan
merujuknya sesuai kebutuhan.Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta
merujuknya sesuai dengan kebutuhan
4. Persyaratannya :
1) Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
2) Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
3) Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
4) Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk pencatatan
5) Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
6) Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal

STANDAR 6 : PENGELOLAAN ANEMIA PADA KEHAMILAN


1. Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang
memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung
2. Pernyataan standar :
Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan
3. Bidan mampu :
 Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
 Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
 Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
 Tersedia tablet zat besi dan asam folat
 Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
 Obat cacing
 Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu
4. Proses yang harus dilakukan bidan :
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu
ke-28. HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah
anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku
pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan
dan perawatan selanjutnya.

STANDAR 7 : PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN


1. Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan
2. Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya
3. Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat
waktu, penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi
4. Persyaratannya :
Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan
darah
5. Bidan mampu :
Mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda preeklmpsia,
mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan
ketentuan

STANDAR 8 PERSIAPAN PERSALINAN


1. Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik
2. Prasyarat:
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir
kehamilan
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan
yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
5. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawat daruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.

STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN


STANDAR 9 : ASUHAN PERSALINAN KALA SATU
1. Tujuan :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung
pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2. Pernyataan standar:
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan
asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama
proses persalinan berlangsung
3. Hasilnya :
1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia
diperlukan
2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih
3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

STANDAR 10: PERSALINAN KALA DUA YANG AMAN


1. Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2. Pernyataan standar :
Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek
dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
3. Persyaratan:
1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman
3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril
4. Perlengkapan alat yang cukup

STANDAR 11: PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III


1. Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3,
mencegah atoni uteri dan retensio plasenta
2. Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

STANDAR 12 : PENANGANAN KALA II DENGAN GAWAT JANIN MELALUI


EPISIOTOMY
1. Tujuan :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat
janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.
2. Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan
segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti
dengan penjahitan perineum

STANDAR PELAYANAN MASA NIFAS


STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1. Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta
mencegah hipotermi, hipokglikemia dan infeksi
2. Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau
merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia.

STANDAR 14: PENANGANAN PADA 2 JAM PERTAMA SETELAH PERSALINAN


1. Tujuan :
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala 4 untuk
memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi, memulai
pemberian IMD
2. Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam
dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukaan.

STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS
1. Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
penyuluhan ASI ekslusif
2. Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada
hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini
penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan
bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI dan imunisasi
STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
STANDAR 16: PENANGANAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN PADA
TRIMESTER III
1. Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3
kehamilan
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta
melakukan pertolongan pertama dan merujuknya

STANDAR 17: PENANGANAN KEGAWATAN DAN EKLAMPSI


1. Tujuan :
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsi berat dan memberiakn
perawatan yang tepat dan segera dalam penanganan kegawatdaruratan bila ekslampsia
terjadi
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta
merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.

STANDAR 18: PENANGANAN KEGAWATDARURATANAN PADA PARTUS LAMA


1. Tujuan :
Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan
pada partus lama/macet
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan
penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya

STANDAR 19: PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VACUM EKSTRATOR


1. Tujuan :
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan
vakum ekstraktor
2. Pernyataan standar :
Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar
dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan
janin / bayinya

STANDAR 20: PENANGANAN RETENSIO PLASENTA


1. Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta total
/ parsial
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama
termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.

STANDART 21: PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER


1. Tujuan :
Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang tepat pada
ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer / atoni uteri
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama
setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan
pertama untuk mengendalikan perdarahan.

STANDAR 22: PENANGANAN PERDARAHANPOST PARTUM SEKUNDER


1. Tujuan :
Mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta
melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu
2. Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post
partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau
merujuknya

STANDAR 23 : PENANGANAN SEPSIS PUERPERALIS


1. Tujuan :
Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta
melakukan pertolongan pertama atau merujuknya

STANDART 24: PENANGANAN ASFIKSIA NEONATORUM


1. Tujuan :
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil
tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
mengalami asfiksia neonatorum
2. Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang di perlukan dan
memberikan perawatan lanjutan

2.1.6 Senam Hamil


A. Defenisi
Senam hamil dimulai pada umur kehamian sesudah kehamilan 22 minggu. Senam
haamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot otot sehingga dapat berfungsi
secara optimal dalam persalian normal serta mengimbangi perubahan titik berati tubuh.
B. Etiologi
Senam hamil ditujukan bagi ibu ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit
yang menyertai kehamilan, yaitu penykit jantung ginjal dan penyulit dalam kehamilan
Syarat senam hamil adalah :
− Telah dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter dan bidan
− Latihan dilkukan setelah kehamilan 22 minggu
− Latihan dilakukan secara displin dan teratur

Cara latihan senam hamil


1. Latihan Pendahulu
Tujuan pendahulu ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot otot tubuh, luas
gerakan persendian, menghilangkan serta mengurangi kekakuan tubuh.
a. Latihan 1
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua kaki
diluruskan dan dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks.
Latihan
1. Gerakan kaki kiri jauh kedepan, kaki kanan jauh kebelakang, lalu
sebaliknya gerakan kaki kanan jauh kedepan, kaki kiri jauh
kebelakang. Lakukan masing masing 8 kali
2. Gerakkan kaki kanan dan kiri sama sama jauh kedepan dan belakang
(fleksi plantar dan dorsal)
3. Gerakan kaki kanan dan kiri bersama sama kekanan dan kiri
4. Gerakan kaki kanan dan kiri bersama sama kearah dalam (endorotasi)
sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakkan kedua kaki kearah
luar (ekstorotasi)
2.1.7 Nasehat- nasehat untuk ibu hamil
− Nutrisi
Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori yang digunakan oleh tubuh sebagai
pengelola :
1. Proses physic 66)%( pernafasan + sirkulasi + digestiv + secrete + temperatur tubuh
)ditambah untuk pertumbuhan dan perbaikan = 1,440 Kcal / Dag .
2. Aktivitas /hari seperti jalan ,posisi tubuh ,bicara berpindah –pindah dari satu tempat
ketempat yang lain , makan memebutuhkan energi 17 % total tidak hamil bekerja rata –
rata 7 – 10 % membutuhkan 150-200 Kcal .
3. Metabolisme 7 % = 144 Kcal dengan pembagian kondisi tidak hamil =2100 Kcal / hari ,
hamil =2500 Kcal / hari (fetus, plasenta, uterus, mammae) ,lactasi =3000 Kcal / hari .
− Personal hygiene
Personal hygiene ini berkaitan dengan perybahan sistem pada tubuh ibu hamil, hal ini
disebabkan : selama kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6 akibat
vagina mudah terkena infeksi :; stimulus estrogen menyebabkan adanya flour albos
(keputihan); peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering
berkeringat ; uterus yang membesar menekan kandung kemih , mengakibatkan keinginan
wanita hamil untuk sering berkemih;mandi teratur, mencegah iritasi vagina, teknik pencucian
perineum dari depan kebelakang.pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan
muntah hal ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik , sehingga timbul
caries, gingivitis, dsb.Maka dari itu, bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus
memeriksakan giginya secara teratus sewaktu hamil.
− Pakaian
Baju hamil yang praktis selama 6 bulan kehamilan menggunakan baju biasa yang
longgar,pilih lah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat,bagian dada harus
longgar karna payudara akan membesar,bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdat tali
untuk menyesuaikan perut yang terus membesar .Desain BH harus disesuaikan agar dapat
menyangga payudara yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan memudahkan ibu
ketika akan menyusui.BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit di bahu.
− Eliminasi
Kebutuhan fisik ibu hamil akan eliminasi berkaitan dengan adaptasi gastroistestinal
sehingga menyebabkan penurunan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat
makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga menyebabkan obstipasi penekanan kandung
kemih karna pengaruh hormon estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering
buang air kecil ,terjadi pengeluaran keringat.
− Sexsual
Meningkatnya vaskularisasi vagina dan visera pelvis dapat mengakibatkan
meningkatnya sensitifitas sexsual sehingga meningkatkan hubungan intercourse sebainya
ketakutan akan injuri pada ibu ataupun janin akan mengakibatkan akan menurunnya pola
sexsualitas ,anjuran diberikan yaitu jangan melakukan hubungan sexsual sesudah buang air
kecil.
− Istirahat atau Tidur
Wanita hamil boleh bekerja ,tetapi jangan terlampau berat .lakukan lah istirahat
sebanyak mungkin .berhubungan dengan kebutuha kalori pada masa kehamilan ,mandi air
hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri,letakkan bantal untuk menyangga,pada
ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur
walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah,jangan
bekerja terlalu capek dan berlebihan.(TIM)

2.1.8 Beberapa Gejala Dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan


Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12%
kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
patologis.Kehamilan patologis sendiri tidak tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan
efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur angsur.Deteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil .faktor predisposisi dan
adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai
upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan
ibu maupun bayi yang dikandungnya.
- Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20 minggu, umumnya
disebabkan oleh keguguran .perdarahan pada kehamilan mudah dengan uji kehamilan yang tidak
jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai dari usia kehamilan dan adanya massa di adnetsa
biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.penyebab yang sama dan menimbulkan gejala
perdarahan pada kehamilan mudah dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal pada
umunya disebabkan oleh molahidatidosa .perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20
minggu pada umunya disebabkan oleh plasenta previa.
- Preeklampsia .
Pada umunya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah diatas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala dan
tanda lain dari preeklampsia adalah sbb:
- Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
- Sakit kepala atau sepalgia yang tidak membaik dengan pengobatan umum
- Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur dan berkunang- kunang
- Nyeri evigastrik
- Protein uria(diatas posiif 3)
- Edema menyeluruh
- Nyeri hebat di daerah abdomino velpikum
Bila hal tersebut diatas terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai
dengan riwayat dan tanda-tanda dibawah ini maka diaknosinya mengarah pada solusio plasenta
,baik dari jenis yang disertai perdarahan maupun tersembunyi:
- Trauma abdomen
- Preeklampsia
- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
- Bagian bagian janin sulit diraba
- Uterus tegang dan nyeri
- Janin mati dalam rahim
- Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai
- Muntah yang berlebihan berlangsung selama kehamilan
- Disuria
- Menggil atau demam
- Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
- Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.

2.1.9 SENAM HAMIL


a. Defenisi
Senam hamil dimulai pada umur kehamian sesudah kehamilan 22 minggu .Senam
haamil bertujuan untukmempersiapkan dan melatih otot otot sehingga dapat berfungsi
secara optimal dalam persalian normal serta mengimbangi perubahan titik berati tubuh.
b. Etiologi
Senam hamil ditujukan bagi ibu ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit
yang menyertai kehamilan,yaitu penykit jantung ginjal ,dan penyulit dalam kehamilan
Syarat senam haamil adalah :
− Telah dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter dan bidan
− Latihan dilkukan setelah kehamilan 22 minggu
− Latihan dilakukan secara displin dan teratur

Cara latihan senam hamil


1. Latihan Pendahulu
Tujuan pendahulu ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot otot tubuh, luas
gerakan persendian , menghilangkan serta mengurangi kekakuan tubuh.
a. Latihan 1
Sikap: duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan ,kedua kaki diluruskan dan
dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan rilaks.
Latihan
1. Gerakan kaki kiri jauh kedepan ,kaki kanan jauh kebelakang; lalu sebaliknya
gerakan kaki kanan jauh kedepan ,kaki kiri jauh kebelakang.Lakukan masing
masing 8 kali
2. Gerakkan kaki kanan dan kiri sama sama jauh kedepan dan belakang (fleksi
plantar dan dorsal)
3. Gerakan kaki kanan dan kiri bersama sama kekanan dan kiri
4. Gerakan kaki kanan dan kiri bersama sama kearah dalam(endorotasi)sampai ujiung
jari menyentuh lantai ,lalu gerakkan kedua kaki kearah luar (ekstsorotasi)
5. Putarkan kedua kaki bersama sama (sirkumduksi)kekanan dan kekiri masing
masing-masing 4 kali
6. Angkat kedua lutu tanpa menggeser kedua tumit dan bokong,tekankan kedua kaki
kelantai sambil mengerutkan otot dubur ,lalu tarik otot otot perut sebelah atas
simpisis kedalam (kempisan perut) kemudian relaks kembali . Lakukan sebanyak
8 kali
b. Latihan 2
Sikap : duduk tegak , kedua tungkai lurus dan rapat
Latihan : Letakkan tungkai kanan diats tungkai kiri ,emudian tekan tungkai kiri
dengan kekuatan seluruh tungkai kanan dengan mengempeskan dinding perut
bagian atas dan mengerutkan bagian ubur selama beberapa saat,kemudian istrahat.
Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri diatas tungkai kanan . Lakukan gerakan
tersebut masing masing 8 kali.
c. Latihan 3
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan rilaks
Latihan
1. Angkat tungkai kanan keatas , lalu letakkan kembali : tungkai kiri keatas , lalu
letakkan kembali , lakukan hal ini bergantian sebanyak 8 kali
2. Lakukan pula latihaan ini seperti diatas dalam posisi berbaring telentang kedua
tungkai kaaki lurus, angkat kedua tungkai bersama sama,kedua lutut jangan
ditekuk kemudian turunkan lagi perlahan-lahan . Lakukan gerakan ini
sebanyak 8 kali.
d. Latihan 4
Sikap : duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu , kedua lengan
disamping badan.
Latihan
1. Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas
2. Lalu putar kedua lengan tersebut kedepan ,keatas samping telinga
3. Teruskan sampai kebelakang dan akhirnya kembali kesikap semula.Lakukan
gerakan diatas sebanyak 8 kali.
e. Latihan 5 :
Sikap : berbaring terlentang kedua lengan disampin badan dan kedua lutut
ditekuk.
Latihan : angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut
dengan lantai yang ditahan dengan kedua kaaki daan bahu. Turunkan pelan-pelan.
Lakukan sebanyak 8 kali
f. Latihan 6
Sikap : berbaring telentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada disamping
badan, keseluruhan badan rilaks
Latihan : panjang tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu
kiri,lalu kembali pada posisi semula.Keaadanan dan gerakan serupa dilakukan
sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan maasing masing dua kali.
Gerakan ini diulngi sebanyak 8 kali

g. Latihan 7
Panggul diputar kekanan dan kekiri masing masing empat kali. Gerakan panggul
kekiri yang dilakukaan sebagai berikut : Tekankan pinggaang kelantai sambil
mengempiskaan perut dan mengerutkan otot dubur,gerakkan panggul kekanan
,angkat pinggang, gerakkan panggung kekiri dan seterusnya
2. Latihan intim
Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :
a. Latihan pembentukan sikap
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil,sehingga janin berada
dalam kedudukn normal,sedangkan sikap tubuh ibu tidak menyebabkan tulang
panggul turun ,sehingga kedudukan janin kurang baik
b. Latihan kontraksi dan relaksasi
Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang
diperlukan
c. Latihan pernapasan
Untuk melatih berbagai teknik pernapasan supaya bisa digunaka sewaktu waktu
sesuai dengan kebutuhan.
a. Minggu ke 22-25
1. Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap : berbaring telentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping
badan dan santai
Latihan : Angkat pinggang sampai badan memebentuk lengkungan . Lalu
tekan pinggang kelantai sambil mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot
dubur. Lakukan berulang kali 8-10 kali
2. Latihan kontraksi relaksasi
Sikap : berbaring telentang ,kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk
dan lutut rileks.
Latihan : Tegangkan otot otot muka dengan jalan mengerutkan dahi,
mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot otot leher selama beberapa
detik, lalu lemaskan daan rilaks. Lakukan gerakan ini 8-10 kali
3. Latihan pernapasan
Sikap : berbaring telentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki ditekuk
pada lutut dan santai
Latihan :
a. Letakkan tangan kiri diatas perut
b. Lakukan pernapasan diafragma :tarik nafaas melalui hidung,tangan kiri
naik keatas mengikuti dinding perut yang menjadi naik.lalu hembuskan
nafas melalui mulut.Frekuensi latihan adalah 12-14 kali permenit
c. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali dengan interal 2 menit

b. Minggu ke 26-30
Sikap : merangkak, kedua tangan sejajar dengan bahu . Tubuh sejajar dengan
lantai , sedangkan tangan dan paha tegak lurus
1. Latihan pembentukan sikap tubuh
a. Tundukkan kepala, sampai melihat kearah vulva, pinggang diangkat sambil
mengempiskan perut bawah dan mengerutkan dubur
b. Lalu turunkan pinggang,angkat kepala sambil lemaskan otot otot dinding perut
dan dasar panggul . Ulangi kegiatan diatas 8 kali.
2. Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap : berbaring telentang , kedua tangan disamping badan , kedua kaki
ditekuk pada lutut dan santai
Latihan : lemaskan seluruh tubuh , kepalkan kedua lengan dan tegangkan
selama beberapa detik , lalu lemaskan kembali. Kerjakan sebanyak 8 kali
3. Latihan pernapasan
Sikap : berbaring terlentang,kedua kaki ditekuk pada lutut ,kedua lengan
disamping badan dan lemaskan badan
Latihan :
a. Lakukan pernapasan dada yang dalam selama 1 menit,lalu ikuti dengan
pernapasan diafragma.Kombinasi kedua pernapasan ini dilakukan 8 kali
selama interval 2 menit
b. Latihan pernapasan bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri pada waktu
persalinan
c. Minggu ke 31-34
1. Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap : berdiri tegak ,kedua lengan disamping badan,kedua kaki selebar bahu
dan rilaks
Latihan :
a. Lakukan gerakan jongkok perlahan lahan ,badan tetap lurus ,lalu tegak
berdiri perlahan lahan
b. Pada mula berlatih ,supaya jangan terjatuh,kedua tangan boleh
berpegangan pada misalnya,sandaran kursi,lakukan sebanyak 8 kali
2. Latihankontraksi dan rileksasi
Sikap :tidur telentang,kedua tangan disamping badan,kedua kaki ditekuk,dan
lemaskan badan,kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.
Latihan :lakukan pernapasan diafragma dan dada yang dalam
3. Latihan pernapasan
Latihan pernapasaan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28
permenit dan lebih cepat

d. Minggu ke 31 – 34
1. Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
Sikap : Berdiri tegak, kedua lengan di samping badan, kedua kaki selebar bahu dan
berdiri rileks.
Latihan :
a. Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus, lalu tegak berdiri
perlahan-lahan.
b. Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh, kedua tangan boleh berpegangan pada
misalnya sandaran kursi. Lakukan seanyak delapan kali.
2. Latihan Kontraksi dan Relaksasi

Sikap : Tidur terlentang, kedua tangan di samping badan, kedua kaki di tekuk dan
lemaskan badan.
Latihan : Lakukan pernafasan diafragma dan dada yang dalam seperti telah di
bicarakan.
3. Latihan Pernafasan.

Latihan pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28/menit dan
lebih cepat.
Gunakan untuk menghilangkan rasa nyeri.

e. Minggu ke 35 sampai akan Partus.


1. Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
Sikap : Berbaring terlentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada
lutut dan rileks.
Latihan :
Angkat badan dan bahu, letakkan dagu diatas dada melihat kearah vulva. Kegiatan ini
pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah. Latihan ini di
ulang 8 kali denagan interval 2 menit.
2. Latihan Kontraksi dan Relaksasi

Sikap : Tidur terlentang kedua lengan disamping badan kedua kaki lurus lemaskan
seluruh tubuh lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
Latihan :
Tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara : katubkan rahang kerutkan dahi, tegangkan
otot-otot leher kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu tegangkan otot-otot perut,
kerutkan dubur tegangkan kedua tungkai kaki dan tahan nafas, setelah beberapa saat
kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegitan ini sebanyak 9
kali.
3. Latihan Pernafasan
Sikap : Tidur terlentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan
rileks.

Latihan :
Buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-dalamnya. Lalu tutup mulut. Latihan
mengejan seperti buang air besar (defekasi) ke arah bawah dan depan. Setelah lelah
mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.

4. Latihan Penegangan dan Relaksasi.


a. Latihan Penegangan
Tujuan : Latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan (stress) pada waktu
melahirkan. Dengan latihan inii diharapkan ibu dapat menjadi tenang dan
memperoleh rileksasi sempurna menghadapi persalinan.
Sikap : Berbaring miring kearah punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kanan
diletakkan di depan lutut kiri keduanya di tekuk. Tangan kanan di tekuk di depan
badan, sedangkan tangan kiri di belakang badan.
Latihan : Tenang, lemaskan selluruh badan, mata di picingkan, hilangkan semua
suara yang mengganggu. Lakukan latihan ini selama 5-10 menit.
b. Latihan Relaksasi
Syarat :
- Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian.
- Lemaskan seluruh otot-otot baan termasuk muka.
- Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan telinga.
- Pusatkan pikiran pada suatu titik, misalnya pada irama pernafasan.
- Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi.
Ada 4 posisi rileksasi yaitu : a) Posisi terlentang kedua kaki lurus, b) Berbaring
terlentang kedua lutut ditekuk, c) Berbaring miring atau, d) Posisi rileksasi sedang duduk
yaitu dengan duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi membungkuk, kedua kaki ke
lantai, kedua tangan di atas sandaran. Duduklah dengan tenang. Pada keempat posisi di
atas rileksasi dilakukan dengan jalan menutup/memicingkan mata, melemaskan oot-otot
seluruh tubuh, tenang dan bernafas dalam dan teratur. Gunanya untuk memberikan
ketenangan dan mengurangi nyeri oleh his, karena itu dapat dilakukan pada Kala
pendahuluan dan Kala pembukaan.

2.8.Manajemen Menurut Helen Varney


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Sesuai dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan diharapkan lebih
kritis dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil keputusan.
Menurut Hellen Varney, ia mengembangkan proses manajemen kebidanan ini dari 5
langkah menjadi 7 langkah yaitu mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
(Langkah-langkah tersebut akan lebih lanjut dibahas pada bab ini)
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri,
kolaborasi dan melakukan rujukan yang tepat. Oleh karena itu bidan dituntut untuk
mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan
kegawatdaruratan kebidanan dan perinatal dan merujuk kasus. Praktik kebidanan telah
mengalami perluasan peran dan fungsi dari focus terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, serta anak balita bergeser kepada upaya mengantisipasi tuntutan kebutuhan
masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan kesehatan reproduksi sejak
konsepsi hingga usia lanjut, meliputi konseling pre konsepsi, persalinan, pelayanan
ginekologis, kontrasepsi, asuhan pre dan post menopause, sehingga hal ini merupakan
suatu tantangan bagi bidan.
Asuhan yang diberikan oleh bidan harus dicatat secara benar, singkat, jelas, logis
dan sistematis sesuai dengan metode pendokumentasian. Dokumentasi sangat penting
artinya baik bagi pemberi asuhan maupun penerima pelayanan asuhan kebidanan, dan
dapat digunakan sebagai data otentik bahwa asuhan telah dilaksanakan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang professional memberikan asuhan kepada
klien. Sesuai dengan perannya pula bidan memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk
menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Asuhan yang dimaksud
adalah asuhan kebidanan. Secara definitive, askeb dapat diartikan sebagai bantuan yang
diberikan oleh bidan kepada individu ibu atau anak. Askeb merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka
tercapainya keluarga kecil bahagia sejahtera.
Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan pendekatan yang
disebut Manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk mendalami
permasalahan yang dialami oleh klien, dan kemudian merumuskan permasalahan tersebut
serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu
proses berfikir bidan di dalam melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan.
Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang bidan
melakukan pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal
dengan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah:
a. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subyektif dan
obyektif dan analisis dari data yang dikumpulkan/dicatat.
b. Perumusan (diagnosa) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul (potensial)
serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujukan.
c. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
d. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
e. Evaluasi hasil tindakan. Digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan
kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasikan sebagai bahan
tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk keperluan lain seperti referensi serta
penelitian.Varney (1997) menjelaskan bahwa prinsip manajemen adalah pemecahan
masalah.Dalam text book masalah kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981 proses
manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah yaitu pengumpulan data dasar,
interpretasi data, perencanaan asuhan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Setelah menggunakannya, Varney (1997) melihat ada beberapa hal yang penting
disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam manajemen yang dilakukannya perlu lebih
kritis untuk mengantisipasi masalah atau diagnose potensial. Dengan kemampuan yang
lebih dalam melakukan analisa kebidanan akan menemukan diagnose atau masalah
potensial ini. Kadangkala bidan juga harus segera bertindak untuk menyelesaikan masalah
tertentu dan mungkin juga melakukan kolaborasi dll. Varney kemudian menyempurnakan
proses manajemen kebidanan menjadi 7 langkah. Ia menambah langkah ke III agar bidan
lebih kritial mengantisipasi masalah yang kemungkinan dapat terjadi pada kliennya.
Varney juga menambahkan langkah ke IV dimana bidan diharapkan dapat menggunakan
kemampuannya untuk melakukan deteksi dini dalam proses manajemen sehingga bila
klien membutuhkan tindakan segera atau kolaborasi, konsultasi bahkan dirujuk segera
dapat dilaksanakan. Proses manajemen kebidanan ini ditulis oleh Varney berdasarkan
proses manajemen kebidanan American College of Nurse Midwifeyang pada dasar
pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut Varney.

2.2 Persalinan
2.2.1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin turun dalam jalan
lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
(pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (Sarwono:2009 dalam Sondakh,jenny J.S 2013:2).
Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi(janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lahir lain dengan bantuan atau tanpa bantuan dan (kekuatan sendiri) (Manuaba,1998:157
Dalam Nuraisiah Ai,dkk.2013:3).

2.2.2. Tujuan Asuhan Persalinan


Tujuan Asuhan Persalinan Normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap
tetapi dengan interfensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat yang di inginkan(Optimal).
Dengan pendekatan berarti bahwa keterampilan yang diajarkan dlam pelatihan asuhan
persalinan normal harus di terapkan sesuai standar Asuhan bagi semua ibu bersalin di setiap
tahapan persalinan oleh setiap penolong persalinan dimana pun terjadi. Persalinan dan Kelahiran
bayi dapat terjadi di rumah, Puskesmas, atau rumah sakit.Penolong persalinan mungin saja
seorang bidan,perawat mahir neonatallogi, Dokter umum atau spesialis obstetri.Jenis persalinan
yang di berikan dapat di sesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan sepanjang dapat
memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir(Asuhan Persalinan Normal:2012:3)

2.2.3 Bentuk-bentuk Persalinan


Manuaba 1998 (Dalam Nurasiah Ai, Dkk) mengatakan ada 2 jenis persalinan, yaitu
berdasarkan bentuk persalinan dan menurut usia kehamilan :
2.2.3.1.Bentuk Persalinan Berdasarkan Bentuk Persalinan:
i. Persalinan Spontan
adalah proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
ii. Persalinan Buatan
adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
iii. Persalinan Anjuran
adalah bila kekuatan yang di perlukan untuk persalinan di timbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan.
2.2.3.2. Jenis Persalinan Menurut Usia Kehamilan
d. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat badan janin
kurang dari 500 gram.
e. Partus Immatur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu dan 28 minggu atau berat
badan janin antara 500gram dan kurang dari 1000gram
f. Partus Prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan <37 minggu atau berat
badan janin antara 1000 gram dan kurang dari 2500gram.
g. Partus Matur atau Partus Aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 37 minggu dan 42 minggu atau berat
badan janin lebih dari 2500 gram.
h. Partus Serutinus atau Partus Postmatur
Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42minggu

2.2.4 Tanda-tanda persalinan


Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his sehingga
menjadi awal mula terjadinya proses persalinan,walaupun hingga kini belum dapat di ketahui
dengan pasti penyebab terjadinya persalinan (Sondakh Jenny J.S 2013:2)

2.2.4.1 Teori Penurunan Progesteron


Kadar hormon progesteron akan mulai menurun pada kira-kira 1-2 minggu sebelum
persalinan di mulai,(Prawiroharjo 2007:181).terjadinya Kontraksi otot polos uterus pada
persalinan akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat yang belum di ketahui secara pasti
penyebabnya,tetapi terdapat beberapa kemungkinan,yaitu:
 Hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi
 Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian bawah otot-otot yang saling
bertautan.
 Peregangan serviks pada saat di latasi atau pendataran serviks,yaitu pemendekan saluran
serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi
hampir setipis kertas.
2.2.4.2 Teori Keregangan
Ukuran uterus yang makin membesar dan mengalami penegangan akan mengakibatkan
otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat menjadi faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplasenta yang pada akhirnya membuat plasenta mengalami degenersi.
Ketika uterus berkontraksi dan menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostastik
kantong amnion akan melebarkan saluran serviks.
2.2.4.3 Teori Oksitosin Interna
Hipofisis posterior menghasilkan hormon oksitosin,adanya perubahan keseimbangan
antara estrogen dan progesteron dapat mengubah tingkat sensivitas otot rahim dan akan
mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang disebut Braxton Hicks. Penurunan kadar
progesteron karena usia kehamilan yang sudah tua akan megakibatkan aktivitas oksitosin
meningkatkan.

2.2.5.Permulaan Terjadinya Persalinan

2.2.5.1 Terjadinya His persalinan


Sifat His persalinan adalah:
− Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
− Sifatnya teratur,interval makin pendek,dan kekuatan makin besar.
− Makin beraktivitas ( jalan),kekuatan akan makin bertambah.

2.2.5.2 Pengeluaran Lendir dengan darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks yang akan
menimbulkan:
− Pendataran dan pembukaan
− Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.
− Terjadinya perdarahan karena kapile pembuluh darah pecah

2.2.5.3 Pengeluaran cairan


Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban.sebagaian besar, keadaan ini
terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah adanya pecah ketuban,diharapkan proses
persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam.
Hasil-hasil yang di dapatkan dalam pemeriksaan dalam
− Perlunakan serviks
− Pendataran serviks
− Pembukaan serviks

2.2.6 Tahapan Persalinan


Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (Kala pembukaan), Kala II (Kala Pengeluaran
Janin), Kala III (Kala pelepasan Plasenta), Kala IV (Kala Pengawasan/Observasi dan pemulihan)
(Sondakh Jenny J.S 2013:5)
- Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai(pembukaan 0) sampai pembukaan lengkap (10cm).
Proses ini terbagi dalam dua fasen,yaitu:
1. Fase Laten:Berlangsung selama 8 jam,serviks membuka sampai 3 cm.
2. Fase Aktif:Berlangsung selama 7jam,serviks membuka dari 4 cm sampai 10cm,kontraksi
lebih kuat dan sering,di bagi dalam 3 fase yaitu:
− Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4 cm.
− Fase Dilatasi maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm.
− Fase Deselerasi : Pembukaan jadi lambat sekali,dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi lengkap.
Proses diatas terjadi pada Primigravida atau pun Multigravida,tetapi pada multigravida
memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada primigravida kala I berlangsung ±12
jam,sedangkan pada multigravida ±8 jam.
- Kala II (Kala Pengeluaran janin)
Gejala utama Kala II adalah sebagai berikut:
1. His semakin kuat,dengan interval 2-3 menit,dengan durasi 50-100 detik.
2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati Lengkap di ikuti keinginan mengejan akibat
tertekannya pleksus Frankhenhauser.
4. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi:
− Kepala membuka pintu
− Suboksiput bertindak sebagai hipomoklion, kemudian secara berturut-turut lahir
ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka serta kepala seluruhnya.
5. Kepala lahir seluruhnya dan di ikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
kepada punggung.
6. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di tolong dengan cara:
− Kepala di pegang pada oksiput dan di bawah dagu, kemudian di tarik dengan
menggunakan cunam kebawah untuk melahirkan bahu ke bawah dan cunam ke atas
untuk melahirkan bahu belakang.
− Setelah kedua bahu lahir, ketiak di kait untuk melahirkan sisa badan bayi.
− Bayi lahir di ikuti oleh sisa air ketuban.
7. Lamanya kala II untuk Primigravida 1,5 sampai 2 jam dan multigravida < 1 jam.

- Kala III (Kala Pelepasan Plasenta)


Kala III di mulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.proses lepasnya plasenta dapat di perkirakan dengan
mempertahankan tanda-tanda di bawah ini:
- Uteus menjadi bundar.
- Uterus terdorong ke atas karena plasenta di lepas ke segmen bawah rahim.
- Tali pusat bertambah panjang
- Terjadi semburan darah tiba-tiba
Cara melahirkan plasenta adalah menggunakan teknik Dorsokranial. Pengeluaran selaput
ketuban selaput janin biasanya lahir dengan mudah namun kadang-kadang masih ada bagian
plasenta yang tertinggal.bagian yang tertinggal dapat di keluarkan dengan cara:
a) Menarik pelan-pelan
b) Memutar atau memilinnya seperti tali
c) Memutar pada klem
d) Manual atau Digital
Kala III terdiri dari dua fase,yaitu:
a) Fase pelepasan Plasenta
− Schulter
Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung.cara ini merupakan cara yang
paling sering terjadi( 80%).bagian yang lepas terlebih dahulu adalah bagian tengah
lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak plasenta mula-mula bagian
tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini,perdarahan biasanya tidak ada
sebelum plasenta lahir dan berjumlah banyak setelah plasenta lahir.
− Duncan
Cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir 20%.darah akan mengalir ke luar
antara selaput ketuban.pengeluarannya serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
b) Fase Pengeluaran plasenta
Perasat-perasat untuk mengetahui pelepasnya plasenta adalah:
- Kustner
Dengan meletakkan tangan di sertai tekanan di atas simfisis,tali pusat di
tegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam atau maju
berarti sudah lepas.
- Klien
Sewaktu ada his, rahim di dorong sedikit.bila tali pusat kembali berarti belum
lepas, diam atau turun berarti lepas. (Cara ini tidak di gunakan lagi)
- Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketat pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta
belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tanda-tanda plasenta sudah lepas
adalah rahim menonjol di atas simfisis,tali pusat bertambah pajang,rahim bundar
dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba
- Kala IV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Kala IV di mulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum.kala ini
bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada
2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus di takar sebaik-baiknya.
Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan
plasenta dan robekan pada servviks dan perinium. Rata-rata jumlah perdarahan yang
dikatakan normal adalah 250cc ,biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc maka
sudah dianggap abnormal, dengan demikian harus di cari penyebabnya. Penting untuk di ingat
: jika meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan plasenta lahir .sebelum
meninggalkan ibu yang baru melahirkan , periksa ulang terlebih dahulu dan perhatikan 7
pokok penting berikut:
1 Kontraksi rahim : baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan palpasi.jika perlu
lakukan masase dan berikan uterotunika, seperti metergin, atau ertametrin dan oksitoksin.
2 Perdarahan : ada atau tidak ,banyak atau biasa .
3 Kandung kemih : harus kosong jika penuh ibu di anjurkan untuk berkemih dan kalau tidak
bisa , lakukan kateter.
4 Luka-luka : jahitanya baik matau tidak , ada perdarahan atau tidak
5 Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap .
6 Keadaan umum ibu , tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah lain.
7 Bayi dalam keadaan baik.

2.2.7. Partograf
2.2.7.1 Pengertian
Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi
dan menatalaksana persalinan (Depkes, 2008). Partograf dapat dipakai untuk memberikan
peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, serta
perlunya rujukan (Saifuddin, 2002 dalam APN 2012).
a. Waktu pengisian partograf.
Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat dimana proses persalinan telah
berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir
pada pemantauan kala IV (Saifuddin, 2002).
b. Isi partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin,
kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf (Depkes, 2008 dalam APN
2012).
Isi partograf antara lain:
1) Informasi tentang ibu
a) Nama dan umur.
b) Gravida, para, abortus.
c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas.
d) Tanggal dan waktu mulai dirawat.
e) Waktu pecahnya selaput ketuban.
2) Kondisi janin:
a) Denyut jantung janin.
b) Warna dan adanya air ketuban.
c) Penyusupan(molase) kepala janin.
3) Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks.
b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
c) Garis waspada dan garis bertindak.
4) Waktu dan jam
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan.
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
5) Kontraksi uterus
a) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.
b) Lama kontraksi (dalam detik).
6) Obat-obatan yang diberikan
a) Oksitosin.
b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
7) Kondisi ibu
a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.
b) Urin (volume, aseton atau protein).

c. Cara Pengisian Partograf


Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm dan berakhir titik dimana
pembukaan lengkap. Pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per
jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Kondisi ibu dan
janin dinilai dan dicatat dengan cara:
1) Denyut jantung janin : setiap ½ jam.
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
3) Nadi : setiap ½ jam.
4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam.
5) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam.
6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
7) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.
(Depkes, 2008 Dalam APN 2012).
Cara pengisian partograf yang benar adalah sesuai dengan pedoman pencatatan
partograf.cara pengisian partograf adalah sebagai berikut:
1) Lembar depan partograf.
a) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis sebagai jam. Catat
waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules.
b) Kondisi janin.
(1) Denyut Jantung Janin.
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran
normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100. Bidan harus waspada jika
DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau diatas 160 permenit
(tachikardi).
Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu titik
dengan titik yang lainnya
(2) Warna dan adanya air ketuban.
Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina, menggunakan
lambang-lambang berikut:
U : Selaput ketuban Utuh.
J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih.
M : Air ketuban bercampur Mekonium.
D : Air ketuban bernoda Darah.
K : Tidak ada cairan ketuban/Kering. (Saifuddin, 2002)
(3) Penyusupan/molase tulang kepala janin.
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase)
kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut:
0 : Sutura terpisah.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki.
3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan kemungkinan adanya CPD (
cephalo pelvic disproportion).
c) Kemajuan persalinan.
Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks.
(1) Pembukaan serviks.
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari
setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam. Cantumkan tanda
‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
(2) Penurunan bagian terbawah janin.
Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai
dengan metode perlimaan.
Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda ‘0’
pada garis waktu yang sesuai.
(3) Garis waspada dan garis bertindak.
(a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir
pada titik di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka
harus dipertimbangkan adanya penyulit.
(b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis
waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan
garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelasaikan
persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak
terlampaui.

d) Jam dan waktu.


(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.
Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.
Cantumkan tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan.
e) Kontraksi uterus.
Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi dengan:
(1) ░ : Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya <
20 detik.
(2) /// : Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
20-40 detik.
(3) : Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40
detik.
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan.
(1) Oksitosin Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam satuan tetes per menit.
(2) Obat lain dan caira IV,Catat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
g) Kondisi ibu.
(1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh.
(a) Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang sesuai.
(b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada penyulit. Beri
tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
(c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi
peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada kotak yang
sesuai.
(2) Volume urine, protein dan aseton.
Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika
memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.

2) Lembar belakang partograf.


Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna untuk mencatat
proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi baru lahir (terlampir).
a) Data dasar.
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat merujuk dan
masalah dalam kehamilan/persalinan ini.
b) Kala I.
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada,
masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya.
c) Kala II.
Kala II terdiri dari episiotomy, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu dan
masalah dan penatalaksanaannya.
d) Kala III.
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III, pemberian
oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan plasenta,
retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain,
penatalaksanaan dan hasilnya.
e) Kala IV.
in, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.Kala IV berisi
tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung
kemih, dan perdarahan.
f) Bayi baru lahir.
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin.

2.2.8 Mekanisme Persalinan Normal


Pada akhir kala I, segmen uterus, serviks,dasar panggul, dan pintu keluar vulva
membentuk suatu jalan lahir yang kontiniu. Gaya yang di perlukan untuk mengeluarkan janin
berasal dari aktifitas otot uterus dan dan dari otot abdomen skunder dan diafragma, yang
memperkuat kontraksi. Sewaktu kepala janin melewati panggul, kepala bayi akan melakukan
gerakan gerakan utama meliputi Menurut Nurasiah Ai,Dkk 2013 mekanisme persalinan antara
lain :
1. Turunnya kepala
Turunnya kepala terbagi dalam :
a) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi bulan
terakhir dari kehamilan. Tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan. Masuknya kepala kedalam PAP dibagi menjadi 2 yaitu :
− Synclitismus
Kalau sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah kjalan lahir, ialah tepat diantara
symfisis dan promontorium
− Asynclitismus
- Asynclitismus posterior
Ialah kalau sutura sagitalis mendekati symfisis dan os parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan
- Asynclitismus anterior
Ialah sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os parietal belakang
b) Majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala amsuk kedalam rongga panggul
dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaiknya majunya kepala dan
masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.

2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding panggul atau
dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena moment yang
menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.
3. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Sebab-sebab putaran
paksi dalam :
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.
b. Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah
depan atas dimana terdapat hiatusgenetalis antara musculus levator kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
4. Ekstensi
Karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas, sehingga
kepala harus mengadakan extensi untuk melaluinya. Subocciput yang menjadi pusat
pemutaran disebut hypomochlion.
5. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah symphisis dan menjadi hypomochlion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh
badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

2.3 Nifas
2.3.1 Pengertian Masa Nifas atau Puerperium Dini
Masa nifas atau Puerperium Dini dimulai sejak 1 jam setalah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono,2010:356)

2.3.2 Tujuan asuhan pada masa nifas


i. Menjaga kesehatan Ibu dan Bayinya, baik fisik maupun psikologi.
ii. Melaksanakan skrining yang komprehensif,mendeteksi masalah,mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
iii. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya dan perawatan bayi sehat.
iv. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Buku Acuan Nasional, 2010:122)
v. Proses adaptasi masa psikologi Ibu pada masa nifas
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,ibu akan mengalami fase – fase sebagai
berikut:
a. Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pengalaman selama proses persalinan berulang kali diceritakannya. Hal ini membuat ibu
cenderung menjadi pasif terhadaplingkungannya. Kehadiran suami dan keluarga sangat
diperlukan pada fase ini.
Gangguan psikologi yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah sebagai berikut:
- Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan trntang bayinya. Misalnya
jenis kelamin tertentu,warna kulit dan sebagainya.
- Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misalnya rasa
mules akibat dari kontraksi rahim, payudara bengkak, akibat luka jahitan dan sebagainya.
- Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
- Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan cenderung
melihat saja tanpa membantu.
b. Fase Taking Hold
Fase taking hold atau fase periode yang berlangsung antara 3 – 10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa kawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayinya. Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga
mudah tersinggung dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi
dengan ibu.
c. Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase menerim tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri merawat diri
dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat.

2.3.3 Perubahan fisiologis pada masa nifas


2.2.5 Perubahan sistem reproduksi
1. Uterus
Pada uterus terjadi involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus
kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot – otot polos uterus. Pada tahap ketiga persalinan ,
uterus berada di garis tengah, kira – kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium sakralis.
Tabel involusi uterus
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus ( gr )

Bayi lahir Setinggi pusat 1000


Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750
Satu minggu Pertengahan pusat- simfisis 500
Dua minggu Tak teraba di atas simfisis 350
Enam minggu Bertambah kecil 50 -60
Delapan minggu Sebesar normal 30

2. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama – sama uterus. Perubahan yang terdapatpada
serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini
sebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi sehingga seolah – olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks
sendiri merah kehitam – hitaman karena penuh pembuluh darah.
3. Lokea
Lokea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/ alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal (vivian 2011: 58).
Pengeluaran lokea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya
adalah sebgai berikut :
a. Lokea rubra / kruenta
Lokea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum.warnanya
merah dan mengandung darah dari perobekan / luka pada plasenta dan serabut dari
desidua dan chorion. Lokea ini terdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo,
sisa mekonium, dan sisa darah.
b. Lokea sanguelenta
Lokea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma
darah , pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum.
c. Lokea serosa
Lokea ini muncul pada hari ke 5- 9 postpartum. Warnanya biasanya kekuningan
atau kecokelatan. Lokea ini terdiri atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum
juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi jalan lahir
d. Lokea alba
Lokea ini muncul lebih dari hari ke 10 postpartum. Warnanya lebih pucat ,
putih kekuningan , serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan
selaput jaringan yang mati.
4. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6 - 8 minggu
postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpsrtum berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu
keempat (Nurul 2011 )
5. Perineum
Setelah persalinan, peerineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan kepala
bayi yang bergerak maju. Pulihnya tonus otot perineum terjadi sekitar 5 - 6 minggu
postpartum. Latihan senam nifas baik untuk mempertahankan elastisitas otot perineum
dan organ – organ reproduksi lainnya. Luka episiotomi akan terasa nyeri, panas , merah ,
dan bengkak (Nurul 2011 ).
a. Perubahan tanda – tanda vital
Beberapa perubahan tanda – tanda vital biasa terlihat jika wanita dalam keadaan
normal. Peningkatan sistolik dan diastolik dapat timbul dan berlangsung sekitar empat hari
setelah wanita melahirkan . Fungsi pernafasan kembali pada fungsi pada saat wanita tidak
hamil yaitu pada bulan keenam setelah melahirkan. Setelah rahim kosong , diafragma
menurun , aksis jantung kembali normal.
1. Suhu badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit 37,5- 38C sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan , kehilangan cairan , dan kelelahan . apabila
keadaan normal , suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke- 3 suhu badan naik
lagi karena ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak , berwarna merah
karena banyaknya ASI . Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada
endometrium, mastitis, traktus genetalia, atau sistem lain.
2. Nadi
Dendut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 x/ menit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan meningkat.
3. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah
melahirkan karena perdarahan.Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.
4. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi
bila suhu naik tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran napas.
b. Perubahan sistem kardiovaskular
1. Volume darah
Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor, misalnya kehilangan
darah selama melahirkan dan mobilisasi , serta pengeluaran cairan ekstravaskular ( edema
fisiologis ) .Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat
, tetapi terbatas . Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan
volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke- 3 dan ke- 4 setelah bayi lahir,
volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume darah sebelum hamil. Pada
persalinan pervaginam, ibu kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran melalui
SC , maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri atas volume darah
hematokrit ( haemoconcentration). Pada persalinan pervaginam, hematoki akan naik,
sedangkan pada SC , hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4 – 6
minggu ( vivian 2011).
2. Curah jantung
Denyut jantung , volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi
selama 30 – 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta tiba –
tiba kembali ke sirkulasi umum. Nilai meningkat pada semua jenis kelahiran.
c. Perubahan sistem pencernaan
1. Nafsu makan
Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga ia boleh
mengonsumsi makanan ringan. Setelah benar – benar pulih dari efek analgesia,
anastesi, dan keletihan , kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan memperoleh
makanan dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi.
2. Motalitas
secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir.kelebihan analgesik dan anastesi bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motalitas ke keadaan normal.
3. Defekasi
a. Buang air besar spontan bisa tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah ibu
melahirkan.
b. Buang air besar tidak lancar disebabkan tonus otot usus menurun selama proses
persalinan dan awal masa pasca – persalinan, diare sebelum persalianan , kurang
makan, atau dalam keadaan dehidrasi.
c. Kebiasaan buang air besar teratur perlu dicapai setelah tonus usus kembali pada
keadaan normal.
d. Perubahan sistem perkemihan
Dalam 12 jam pasca persalinan ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
tertimbun dijaringan selama ia hamil.Diuresis pasca partum yang disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah dan
hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan,merupakan mekanisme tubuh
untuk mengatasi kelebihan cairan.
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada
keadaan sebelum persalinan, lamanya partus kala 2 dilalui, besarnya tekanan pada kepala
yang menekan pada saat persalinan.

2.3.4 Program dan kebijakan teknis pada masa nifas


1. 6-8 Jam setelah persalinan
− Mencegah perdarahn masa nifas karena atonia uteri
− Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila perdarahan berlanjut
− Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdaarahan masa nifas karena atonia uteri
− Pemberian ASI awal
− Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
− Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
− Jika petugas kesehatan menolong persalinan,ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
stabil.
2. 6 hari setelah persalinan
− Memastikan involusi uterus berjalann normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
− Menilai adanya tanda demam,infeksi, atau perdarahan abnormal
− Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat
− Memastikan ibu menyusui dengan baikdan tak memprelihatkan tanda-tanda penyulit
− Membrikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan
− Memastikan involusi uterus berjalann normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus,tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
− Menilai adanya tanda demam,infeksi, atau perdarahan abnormal
− Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
− Memastikan ibu menyusui dengan baikdan tak memprelihatkan tanda-tanda penyulit
− Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
4. 6 minggu setelah persalinan
− Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
− Memberikan konseling untuk KB secara dini

2.3.5. Tanda bahaya masa nifas


− Perdarahan lewat jalan lahir
− Keluar cairan berbau dari jalan lahir
− Demam
− Bengkak di muka,tangan,kaki,disertai sakit kepala dan kejang
− Nyeri atau panas di daerah tungkai
− Payudara bengkak,berwarna kemerahan dan sakit
− Putting susu lecet
− Ibu mengalami depresi 9antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada
bayinya).
2.3.6 Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian asuhan
postpartum.Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain:
 Mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat penting
yaitu:
 6 jam setelah persalinan
 6 hari setelah persalinan
 2 minggu setelah persalinan
 6 minggu setelah persalinan
 Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan
kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
 Membuat kebijakan,perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
 Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan,mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1. Pengertian Bayi baru lahir


Bayi baru lahir disebut juga neonates merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstrauteri.bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan nya 2500-4000 gram.Vivian (2010,dalam
Ibrani Kristina,1984)
Bayi baru lahir dikatakan normal jika berat badan lahir antara 2500-4000 gram,panjang badan
bayi 48-50 cm,lingkar dada bayi 32-34 cm,lingkar kepala bayi 33-35cm,bunyi jantung dalam
menit pertama ± 180 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit,pernapasan cepat pada
menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit,kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan cukup terbentuk dan dilaisi verniks kaseosa(jenny,2010)
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat bdan
sekitar2500-3000gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm. Jenny(2010 dalam
Sarwono,2005)

2.4.2 Penanganan Bayi Baru Lahir


Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama menit-menit pertama setelah kelahiran
.
a. Jaga Kehangatan
b. Bersihkan jalan napas (jika perlu)
c. Keringkan
d. Pemantauan tanda bahaya
e. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun,kita-kira 2 menit setelah lahir
f. Inisiasi Menyusui Dini
g. Beri suntikan vitamin 𝐾1 mg intramuscular,dip aha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusui
Dini
h. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua maat
i. Pemeriksaan fisik
j. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 Ml intramuscular, dip aha kanan anterolateral, kiri-kira 1-2 Jam
setalah pemberian vitamin 𝐾1 (Asuhan Persalinan Normal : 2012)

2.4.3 Cara menghilangkan panas dalam tubuh bayi


- Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
Sebagai contoh : konduksi bias terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan,
memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan
BBL.
- Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah
panas menghilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara)
Contoh: konveksi dapat terjadi ketika membiarkan/menempatkan BBL dekat jendela atau
membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.
- Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin
(pemindahan panas anatara 2 objek suhu yang berbeda)
Contoh : membiarkan BBL dalam AC tanpa diberikan pemanas (radian
warm),membiarkan BBL dalam keadaan telanjang, atau menidurkan BBL berdekatan
dengan ruangan yang dingin (dekat tembok).
- Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan dan bergantung pada kecepatan dan
kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap).
Evoporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan
aliran udara yang melewati. Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 25 º C maka bayi
akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB,
sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya saja. (Asuhan Persalinan Normal : 117)

2.4.4 Refleks pada Bayi Baru Lahir


a. Reflex glabella
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan menggunakan jari telunjuk pada sat
mata terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.
b. Reflex hisap
Benda menyentuh bibir disertai menelan. Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian dalam
gusi atas timbul hisapan yang kuat dan cepat. Bisa dilihat bayi menyusu.
c. Reflex mencari (rooting)
Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi. Misalnya : usap pipi bayi dengan lembut:
bayi menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya.
d. Reflex genggam (palmar grasp)
Letakkan jari telunjuk pada palmar,tekanan dengan gentle,normalnya bayi akan
menggenggam dengan adekut. Jika telapak tangan bayi ditekan : bayi mengepalkan.
e. Refleks babinski
Gores telapak kaki,dimulai dari mulut,gores sisi lateral telapak kaki ke arah atas kemudian
gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan menunjukan respon berupa semua jari kaki
hyperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.
f. Reflex moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepaka tiba-tiba digerakkan atau
dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.
g. Reflex melangkah
Bayi menggerak-gerakkan tungkainya daalam suatu gerakkan berjalan atau melangkah jika
diberikan dengan cara memegang lengannya sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh
permukaan yang rata dan keras.
h. Reflex merangkak
Bayi akan berusaha untuk merangkak kedepan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakkan
telungkup pada permukaan datar.
i. Reflex tinik leher atau fencing
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan ekstensi,ekstremitas yang
berlawanan akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi istrirahat.
j. Reflex Ekstrusi
Bayi menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau putting. (Marni
2012 :357)

2.4.5 Tanda-tanda bahaya yang harus di waspadai


Menurut (Marmi 2012 : 361)
1. Pernapasan sulit atau >60x/menit
2. Suhu >38 atau <36,5
3. Warna kulit biru atau pucat
4. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna
hijau tua, ada lender darah
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk
6. Tidak berkemih dalam 3 hari 24 jam
7. Mengigil, tangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang.
Menurut (Asuhan Persalinan Normal 2012 : 117)
1. Tidak dapat menetek
2. Kejang
3. Bayi bergerak hanya jika dirangsang
4. Kecepatan napas >60 kali/menit
5. Tarikan dinding dada bawah yang dalam
6. Merintih
7. Sianosis

Jadwal Pembarian Imunisasi


Umur Vaksin Keterangan
Hepatitis B1 − Hepatits B1 harus di berikan dalam waktu 12
jam setelah lahir,dilanjutkan ketika bayi
berusia 1 dan 6 bulan.apabila status HbsAg-B
ibu positif,maka dalam waktu 12 jam setelah
lahir bayi harus di berikan HBlg 0,5 ml
bersamaan dengan vaksin HB-1.Apabila
semula status HbsAg ibu tidak di ketahui dan
ternyata dalam perjalanan selanjutnya di
ketahui bahwa ibu HbsAg positif,maka masih
dapat di berikan HBlg 0,5ml sebelum bayi
berusia 7 hari.
Saat Lahir

Polio-0 − Polio-0 di berikan saat kunjungan


pertama.untuk bayi yang lahir di RB/RS,polio
oral diberikan saat bayi di pulangkan(untuk
menghindari tranmisi virus vaksin kepada bayi
lain)

1 bulan Hepatitis B-2 − HB-2 di berikan saat bayi berusia 1


bulan,interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
− Bila bayi prematur dan HbsAg ibu
negatif,maka imunisasi di tunda sampai bayi
berusia 2 bulan atau berat badan 2000 gram.

0-2 bulan BCG − BCG dapat di berikan sejak lahir.apabila BCG


akan di berikan ketika bayi berusia lebih dari 3
bulan,maka sebaiknya di lakukan uji tuberkulin
terlebih dahulu,jika hasil uji negatif maka
imunisasi BCG dapat di berikan.
− Vaksin BCG ulangan tidak di anjurkan karena
manfaatnya di ragukan
2 bulan DPT-1 − DPT-1 di berikan ketika bayi berusia lebih dari
6 minggu,dapat di pergunakan DTwp atau Dtap
DTP-1 dengan interval 4-6 minggu.
Polio-2 − Polio-1 dapat di berikan bersamaan dengan
DTP-1.
− Interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang
dari 4 minggu.
− Vaksin polio ulangan di berikan satu tahun
sejak imunisasi polio-4,lalu di lanjutkan pada
usia 5-6 tahun.

4 bulan DTP-2 − DTP-2 dapat di berikan secara terpisah atau di


kombinasikan dengan Hib-2(PRP-T)

Polio II − Polio 2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 Bulan DTP-3 − DTP-3 dapat di berikan terpisah atau


kombinasikan dengan Hib-5

− Polio-3 di berikan saat bayi berusia 6


Hepatitis bulan,untuk menfapatkan respon imun
optimal,interval HB-2 dan HB-3 minimal 2
bulan,tetapi interval terbaiknya 5 bulan
− Departement kesehatan mulai tahun
2005,memberikan vaksin HB-1 monovalen saat
lahir ,di lnjutkan dengan vaksin
− Imunisasi ulangan pada usia 5 thun tidak
diperlukan ideal ulna

9 bulan Campak Campak -1 di berikan ketika bayi berusia 9 bulan

Jadwal Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB O

1 bulan BCG, Polio 1

2 bulan DPT/HB 1, Polio 2

3 bulan DPT/HB 2, Polio 3

4 bulan DPT/HB 3, Polio 4

9 bulan Campak

(buku panduan kesehatan ibu dan anak,2011)

2.5 Keluarga Berencana


2.5.1. Definisi Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. (Ari Sulistyawati, 2014).
Beberapa Definisi tentang KB
1. Upaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia sejahtera (Undang-Undang No.10/1992)
2. Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi.
3. Menurut WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yang membantu individu/pasutri
untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2.5.2. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.5.3. Ruang Lingkup Keluarga Berencana


 Keluarga berencana
 Kesehatan reproduksi remaja
 Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
 Pengetahuan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
 Keserasian kebijakan kependudukan
 Pengelolaan SDM aparatur.

2.5.4. Jenis-jenis Metode Kontrasepsi


a. Cara alamiah, meliputi :
1) Metode Irama Tubuh
2) Metode Suhu Basal
3) Metode MOB (Metode Ovulasi Bilings)
4) MAL (Metode Amenorhea Laktasi)
5) Metode Kalender
6) Metode Simptotermal
7) Metode Senggama Terputus
b. Cara buatan, meliputi :
1) Cara sederhana, terdiri dari kondom, diafragma, spermisida.
2) Alat kontrasepsi hormonal, yakni pil dan susuk (implan)
3) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) yang dikenal dalam beberapa jenis
seperti lippes loop (spiral), copper-T, copper-7, multi load.
4) Alat Kontrasepsi Mantap (KONTAP) yakni tubektomi (untuk perempuan),
vasektomi (untuk laki-laki)
Kontrasepsi Alamiah
1. Pengertian Kontrasepsi Alamiah
Kontrasepsi alamiah adalah suatu upaya mencegah/menghalangi pembuahan atau
pertemuan antara sel telur dengan sperma menggunakan metode-metode yang tidak
membutuhkan alat ataupun bahan kimia dan tidak memakai bahan obat-obatan.
2. Prinsip-prinsip Kontrasepsi Alamiah
KB alami prinsip pencegahan kehamilannya berdasarkan tentang sel telur pada wanita
dan sperma pada pria :
 Ovulasi pada wanita biasanya terjadi 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
 Ketika ovulasi terjadi, maka sperma mempunyai waktu 24 jam untuk membuahi sel
telur wanita yang berada di tuba falopi.
 Sperma dapat bertahan hidup sampai 7 hari setelah terjadinya hubungan seksual

Akurasi penentuan waktu ovulasi / masa subur merupakan batu pertama dalam
perencanaan KB alami. 3 prinsip yang digunakan untuk mengetahui terjadinya waktu
ovulasi adalah dengan metode kalender, suhu tubuh, dan lendir srviks.
A. Metode Kontrasepsi Alami
2 jenis KB alami yang banyak digunakan adalah senggama terputus dan meode irama
tubuh, berikut ini penjelasannya :
1. Metode Irama Tubuh
Penentuan waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan
menggunakan metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal, dan
metode laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah dengan
cara mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila menginginkan kehamilan,
maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa subur dan apabila tidak
menginginkan kehamilan maka jangan melakukan hubungan seksual saat terjadinya masa
subur.
2. Suhu Basal
a) Pengertian dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui
kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau
melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada
suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil
dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya
suhu tubuh tetap tinggi.
Catatan :
Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line ) selama
perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama.
Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat
berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama haid
berikutnya.
b) Kerugian
 Membutuhkan motivasi
 Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
 Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-
obatan, misalnya aspirin
 Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
c) Keuntungan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.
 Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi
ovulasi.
 Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks.
 Berada dalam kendali wanita.
 Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan
d) Kontraindikasi
 Sikluls haid yang tidak teratur.
 Riwayat siklus haid yang an-ovulatori.
 Kurve suhu badan yang tidak teratur.
 Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.
e) Indikasi
 Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
 Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
 Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
 Tidak keberatan jika terjadi kehamilan
f) Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama.
g) ektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna
pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan, misalnya kondom atau obat
spermisida di samping pantang berkala.
3. Metode Lendir Serviks/ Metode Ovulasi Billings (MOB)
a. Pengertian
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari
ovulasi.
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap
hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir
masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
b. Cara kerja
Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir serviks. Pengamatan
lendir serviks dapat dilakukan dengan:
 Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
 Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui
sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika lendir mulai keluar atau
bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer,
bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga
senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar
dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan
dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat
dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.Lendir dari servirks tidak dapat diamati pada
saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena dinding vagina juga
akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir servik.
c. Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan
berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita
yang menginginkan kehamilan.
d. Kelebihan
 Mudah digunakan.
 Tidak memerlukan biaya.
 Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang
mengamati tanda-tanda kesuburan.
e. Kekurangan
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode
kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda
kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
f. Indikasi
1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
3. Perempuan kurus atau gemuk.
4. Perempuan yang merokok.
5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau
emboli paru.
6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode
lain.
7. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus
haid
9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
tanda dan gejala kesuburan.

g. Kontraindikasi
1. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat
kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali
MOB.
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB.
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid.
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
h. Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada
2. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.

4. Metode Amenorea Laktasi


a. Pengertian
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM)
adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan
minuman lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi.
Ternyata disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja
dengan baik, ibu-ibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada
malam hari tidak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering
dan lama bayi menyu
b. Cara kerja
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan
hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran
hormone LH dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif bila kriteria
terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari.
Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
c. Kelebihan
1. Ekonomis.
2. Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
3. Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
4. pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
5. tidak mengganggu kesehatan,
d. Kekurangan
1. Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
2. Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
3. tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS
e. Indikasi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin
menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Wanita yang menyusui secara eksklusif.
2. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
3. Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan
f. Kontraindikasi Yang Tidak Dapat Menggunakan MAL
1. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid.
2. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.
4. Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan.
5. Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati.
6. Wanita yang menggunakan obat-obatan jenis ergotamine, anti metabolisme,
cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
7. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.
8. Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme.
g. Efek samping
1. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
2. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
3. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
5. Sistem Kelender
a. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
b. Cara kerja
Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada masa
subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari
liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang
dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh
merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang
sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Sebagai contoh, jika seorang wanita
mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya adalah
28-18=10, dan 36-11=25. Maka konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25 daur
haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur haid.
c. Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun
konsepsi. Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi
maupun konsepsi. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan. Dapat
digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan
seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
d. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko
kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak ada efek samping.
8. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
e. Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
f. Indikasi
1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara
3. Perempuan kurus ataupun gemuk
4. Perempuan yang merokok
5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises,
disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii,
anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru.
6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.
9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda
dan gejala kesuburan

g. Kontraindikasi
1. Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
2. Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus).
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur.
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalnya.
6. Metode Simptothermal
a. Pengertian
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain
yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan
suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui
metode kalender.
b. Manfaat
1. Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari
kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur
(pantang saat masa subur).
2. Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
c. Kontraindikasi
1. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode
simptothermal.
2. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau
alasan lain.
3. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa
4. alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode
kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika
dia hamil.
6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu
basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
d. Keuntungan
1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan.
2. Aman.
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
e. Keterbatasan
1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.
2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks
3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
f. Efek samping
1. Komplikasi yang langsung tidak ada.
2. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan
timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan denganterjadinya fertilisasi oleh
spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.
Senggama Terputus
a. Pengertian dan cara kerja senggama terputus
Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai
sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis dari
vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari
sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum
ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
b. Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah.
c. Keuntungan
Tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan.
d. Kekurangannya
Adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini
dapat menimbulkan neurasteni.
e. Manfaat Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI ·
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
4. Tidak Ada efek samping
5. Dapat digunakan setiap waktu
6. Tidak membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
7. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana
8. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat
dalam.
9. Efektif bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu
ejakulasi.
f. Indikasi
1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
2. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya
5. Pasangan yang memerlukan metode pendukung
6. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
g. Kontraindikasi
1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
2. Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

2.6 Tumbuh Kembang Balita


2.6.1 Defenisi
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur.Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah
akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan
ukuran sel diseluruh bagian tubuh.
Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana
menjadi komplek dan meluasnya kemampuan individu untuk berkembang dengan baik.
Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai dengan
bertambahnya kemampuan atau keterampilan yang menyangkut struktur tubuh yang
berkaitan dengan aspek non fisik.
Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas otak
yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan
pengayaan (Muslihatan, 2010). Sedangkan menurut Profil Kesehatan (2013), balita
merupakan anak yang usianya berumur antara satu hingga lima tahun. Saat usia balita
kebutuhan akan aktivitas hariannya masih tergantung penuh terhadap orang lain mulai dari
makan, buang air besar maupun air kecil dan kebersihan diri. Masa balita merupakan masa
yang sangat penting bagi proses kehidupan manusia. Pada masa ini akan berpengaruh
besar terhadap keberhasilan anak dalam proses tumbuh kembang selanjutnya.

2.6.2 Macam perkembangan anak balita


Perkembangan merupakan kondisi yang ditandai dengan bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks Dalam masa perkembangan balita terdapat periode
kritis.Periode kritis merupakan kondisi dimana lingkungan memiliki dampak paling besar
terhadap perkembangan individu.
Menurut Muslihatan (2010) perkembangan balita dibagi menjadi empat aspek yaitu
perkembangan psikologis, perkembangan psikoseksual, perkembangan sosial dan
perkembangan kognitif Berbicara tentang perkembangan balita banyak kita temui teori
yang membahas tentang tumbuh kembang balita. Berikut merupakan beberapa teori
tentang perkembangan balita menurut Hanneman (2014) berbagai tokoh:

1. Perkembangan psikososial

Perkembangan psikososial pada bayi adalah pada saat masa percaya dan tidak
percaya. Kualitas hubungan antara orang tua dan balita akan sangat berpengaruh dalam
tahap ini. Teori ini berpendapat masa autonomi atau kebebasan mulai muncul pada usia
older dan pada usai ini anak akan mulai menjalin hubungan sosial dengan lingkungan dan
moral.

Pada perkembangan moral, hal-hal yang mendorong dalam menanamkan konsep


moral adalah:
a. Berilah pujian, ganjaran atau sesuatu yang menyenangkan anak, apabila dia melakukan
perbuatan yang baik. Ganjaran ini akan menjadi faktor penguat (reinforcement) bagi anak
untuk mengulangi perbuatan baik tersebut.
b. Berilah hukuman, apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik. Hukuman tersebut
akan menjadi penguat bagi anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik.
Faktor-faktor yang menghambat perkembangan psikososial pada masa balita awal
diantaranya adalah apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang
tua yang kasar: sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan,
pengajaran atau pembisaaan terhadap balita dalam menerapkan norma-norma baik agama
maupun tatakrama atau budi pekerti; cenderung menampilkan perilaku maladjustment,
seperti bersifat minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois (Selfish), senang
menyendiri / mengisolasi diri, kurang memiliki perasaan tenggang rasa, dan kurang
memperdulikan norma dalam berperilaku (Hanneman, 2014).
2. Perkembangan kognitif
Perkembangan periode sensorimotor merupakan perkembangan tahap pertama dari
perkembangan kognitif. Periode sensorimotor akan berlangsung sampai dengan tahun ke
dua kelahiran dan setelah itu akan beralih pada tahap pemikiran propesional. Tahap ini
ditandai dengan penggunaan simbol untuk menunjuk benda, tempat atau orang dan pada
tahap ini anak juga belajar meniru kegiatan yang dilakukan orang lain.

3. Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa akan sangat diperoleh dalam sekali waktu namun


perkembangan bahasa terjadi secara bertahap. Dalam perkembangan bahasa dibutuhkan
kelengkapan struktur dan fungsi dari indra pendengaran, pernafasan dan kognitif yang
dibutuhkan untuk berkomunikasi. Perkembangan bahasa antara individu sangat bervariasi
yang dipengaruhi oleh kemampuan saraf dan perkembangan kognitif masing-masing
individu.
4. Perkembangan sensori motor
Perkembangan sensori motor sangat erat kaitannya dengan dunia bermain anak.
Pada saat bermain anak akan menggunakan kemampuan otot dan persarafannya. Dengan
semakin berkembangnnya kemampuan sensori motor, individu akan mulai mengeksplor
lingkungan sekitarnya.

5. Perkembangan motorik kasar

Dalam perkembangan gerak motorik kasar dapat dievaluasi dari empat posisi yaitu
ventral suspension, prone, sitting, dan standing.Posisi suspension merupakan posisi balita
tengkurap dan berusaha mengangkat pantat.

6. Perkembangan motorik halus

Gerak yang melibatkan gerakan bagian tubuh yang melibatkan otot-otot kecil.Gerak
motorik halus dimulai dengan kemampuan balita untuk menghisap ibu jari. Pada usia tiga
bulan balita mulai menjangka benda-benda yang berada didekatnya. Kemampuan tersebut
terus berkembang sampai pada usia 12 bulan balita dapat menggambar garis simetris.

2.6.3 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

a. Factor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuhkembang anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Potensi
genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Penyakit keturunan yang
disebabkan oleh kelainan kromosom seperti Sindro Down, Sindrom Turner, dan
lain-lain
b. Factor lingkungan

 Lingkungan prenatal

yang termasuk factor lingkungan prenatal adalah gizi ibu saat hamil,
adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress, anoksia embrio, imunitas,
infeksi danlain-lain.
 Lingkungan postnatal
i. Factor biologi
Yang termasuk didalamnya adalah rass (suku bangsa), jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis,
fungsi metabolisme, hormone.
ii. Factor fisik
Yang termasuk didalamnya adalah cuaca (musim, keadaan geografis),
keadaan rumah, sanitasi, radiasi.
iii. Factor psikososial
Yang termasuk didalamnya adalah stimulasi, ganjaran/hukuman yang
wajar, motivasi belajar, keluarga sebaya, sekolah, stress, cinta dan kasih
saying, kualitas interaksi anak dan orangtua.
iv. Factor keluarga dan adatistiadat
Yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan/pendapatan keluarga,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayang dan ibu, adapt istiadat, norma,
agama, dan lain-lain.

2.6.4 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

1. Tumbuh kembang adalah proses yang kotinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan danlingkungan.
2. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak yang satu dengan yang lainberbeda.
3. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunansaraf.
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yangkhas
5. Arah perkembangan anak adalahsefalokaudal.
6. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan voluntertercapai.

2.6.5 DDST (Denver Development Screening Test)


Sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai
kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Manfaat pengkajian
perkembangan dengan menggunakan DDST bergantung pada usia anak.
Tujuan:
 Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
 Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.
Manfaat :
 Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
 Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini
mungkin.
 Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusah
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.

Aspek Yang Dinilai

Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan


menjadi 4 sektor, yaitu :

 Sektor personal social

Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri


bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

 Sektor gerakan motorik halus

Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk


mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan
tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan
benda-benda kecil.

 Sektor bahasa

Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara,


mengikuti perintah dan berbicaraspontan.

 Sektor gerakan motorikkasar

Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh


dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar.Contohnya
duduk, melompat, berjalan, dll.

2.6.6 Kartu Menuju Sehat (KMS)


KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
anak.Oleh karena itu, KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak
seimbangan pemberian makan pada anak.KMS juga dapat dipakai sebagai bahan
penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai
dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau
memulihkan kesehatan- nya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY. RIDA USIA KEHAMILAN 28 MINGGU DI KLINIK “M”

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas
Nama : Ny.Rida H Nama suami : Tn.Pederikus
Umur : 21 tahun Umur : 22 tahun
Suku : Batak Suku : batak
Agama : khatolik Agama : khatolik
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Simalingkar B Alamat : Simalingkar B

B. Anamnesa (Data Subjektif)


Pada tanggal : 20-10-2014 Pukul : 13.00 wib Oleh : Bidan
1. Alasan kunjungan : ingin memeriksakan kehamilan
2. Keluhan utama : tidak ada
3. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyak : 4x ganti pembalut
d. Disminorrhea : tidak ada
e. Teratur / tidak : teratur
f. Lama : 4-6 hari
g. Sifat darah : encer

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


G1 P0 A0
Persalinan Nifas
Hamil Jenis BB
Peno Kompli panjan Kom-
ke Tanggal UK persalina JK lahi Laktasi
long -kasi g plikasi
n r

1. H A M I L I N I

5. Riwayat kehamilan sekarang


a. Tanda-tanda kehamilan
Amenorrhea : tidak ada
HPHT : 05-04-2014
TTP : 12-1-2015
Tes kehamilan : 10-6-2014
Hasil tes kehamlan : positif
Pergerakan janin pertama kali : 20 minggu
Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : > 6x sehari
b. Trimester I
Keluhan : mual-muntah
ANC : 1x , oleh bidan, teratur : ya
Imunisasi TT : - kali , pada tanggal :
Konsumsi FE : ya, 1x sehari

c. Trimester II
Keluhan : tidak ada
ANC : 1x , oleh bidan, teratur : ya
Imunisasi TT : - kali , pada tanggal :
Konsumsi FE :ya, 1x sehari
Pergerakan janin pertama kali : usia kehamilan 20 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :>4x sehari

d. Trimester III
Keluhan : sakit didaerah punggung
ANC : 2x , oleh bidan, teratur : ya
Imunisasi TT : - kali , pada tanggal :
Konsumsi FE :ya, 1x sehari
Pergerakan janin pertama kali : usia kehamilan 20 minggu
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir :>6x sehari

e. Keluhan yang dirasakan


Rasa lelah : tidak ada
Mual-mual : tidak ada
Pegal pada pinggang dan kaki : tidak ada
Malas beraktivitas : tidak ada
Panas menggigil : tidak ada
Saki kepala : tidak ada
Penglihatan kabur : tidak ada
Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
Rasa gatal pada vulva dan vagina : tidak ada
Nyeri kemerahan pada tungkai : tidak ada
f. Diet / Makanan
 Sebelum hamil
- Pola makan dalam sehari : 3x sehari
- Jenis makanan : nasi + lauk + sayur + air putih
- Porsi : 1 porsi
 Saat hamil
- Pola makan dalam sehari : 3x sehari
- Jenis makanan : nasi + lauk + sayur
- Porsi : 1 porsi
g. Pola eliminasi
 Sebelum hamil
- BAK :>6x sehari, konsistensi: cair, warna : jernih
- BAB : 1x sehari , konsistensi: lembek,warna: khas feses
 Saat hamil
- BAK :>7x sehari, konsistensi: cair, warna : jernih
- BAB : 1x sehari, konsistensi: lembek, warna: khas feses
h. Aktivitas sehari-hari
 Pola istirahat
- Siang : 2 jam
- Malam : 7 jam
 Seksualitas:1x seminggu, terakhir berhubungan seminggu yang
lalu
 Pekerjaan : IRT
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Ada
j. Perilaku kesehatan
- Penggunaan alkohol dan sejenisnya : tidak ada
- Konsumsi jamu : tidak ada
- Merokok : tidak ada
- Menggunakan obat terlarang : tidak ada
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
- Jantung : tidak ada
- Ginjal : tidak ada
- Asma / TBC : tidak ada
- Hepatitis : tidak ada
- Dm : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- Epilepsi : tidak ada
- Dll : tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga
- Jantung : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- Dll : tidak ada
8. Riwayat sosial
a. Perkawinan
- Status perkawinan : sah
- Lamanya : 1 thn
- Kawin : 1x
- Usia menikah : 20 thn
b. Kehamilan saat ini
- Perasaan tentang kehamilan ini : senang
- Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan dan nifas :
tidak ada
c. Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah
Jenis
No Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
kelamin
1. Laki- 22thn Suami SMA Wiraswasta -
laki
2. Laki- 14 Adik SMP pelajar -
laki thn

C. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik
Status emosional : stabil
Kesadaran : CM
2. Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg BB :65 kg
HR : 78x/i LILA : 26 cm
RR : 20 x/i TB :150 cm
TEMP : 36,2 BB sebelum hamil : 60 kg

3. Kepala dan rambut


Kulit kepala : bersih
Warna : hitam
Rontok : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
4. Muka
Oedema : tidak ada
Hyperpigmentasi : tidak ada
Jerawat : tidak ada
5. Mata
Bentuk : simetris
Conjungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterik
Kebersihan : bersih
6. Hidung
Kebersihan : bersih
Pembengkakan : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Polip : tidak meradang
7. Telinga
Bentuk : simetris
Gangguan pendengaran : tidak ada
Kebersihan : bersih
8. Mulut dan gigi
Lidah dan geraham : bersih
- Gigi
Kebersihan : bersih
Caries : tidak ada
- Gusi
Perdarahan : tidak ada
- Bibir
Stomatitis : tidak ada
Pecah-pecah : tidak ada
9. Leher
Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
10. Dada
Bentuk : simetris
Gerakan nafas : sama/seirama
Payudara
 Mamae : normal
 Aerola mamae : hyperpigmentasi
 Puting susu : menonjol
Palpasi
 Benjolan : tidak ada
 Nyeri : tidak ada
 Colostrum : tidak ada
11. Abdomen
a. Inspeksi
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Oedema : tidak ada
Linea :ada
Striae :ada
Pergerakan janin : aktif
Benjolan atau tumor : tidak ada
b. Palpasi kebidanan
His :ada
Leopold I :TFU 28 cm, teraba bulat dan melebar dibagian
fundus
Leopold II :pada bagian sisi kiri perut ibu teraba panjang,
keras, memapan,sedangkan disisi kanan perut
ibu teraba bagian-bagian terkecil janin.
Leopold III :pada bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting, dan dapat digerakkan.
Leopold IV :bagian bawah janin belum masuk PAP
TBBJ :TFU – 12 x 155 = 2480 gr
TFU : 28 cm
c. Auskultasi
DJJ : ada
Frekuensi : 144x/menit
Punctum maximum :3 jari dibawah pusat sebelah sisi kanan perut
ibu
d. Pinggang dan Punggung
Nyeri tekan : tidak ada
Posisi punggung : lordosis
12. Ekstermitas atas
Kebersihan : bersih
Kelengkapan jari : lengkap
Kuku panjang / tidak : tidak
13. Ekstermitas bawah
Kebersihan : bersih
Kelengkapan jari : lengkap
Kuku panjang / tidak : tidak
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Refleks patela : ada
14. Genetalia
 Inspeksi
- Vulva & vagina
Luka : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varices : tidak ada
Lainnya : tidak ada
- Perineum
Luka : tidak ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
 Inspekulo
Vagina : tidak dilakukan
Portio : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan obstetrik
Lingkar panggul : 87 cm
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia cristarum : 30 cm
b. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Golongan darah : tidak dilakukan
Haemoglobin : 11 gr %
2. Pemeriksaan urine
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal : 20-10-2014 Pukul :13.00 Wib Oleh : bidan
Diagnosa : Ibu hamil G1 P0 A0, usia kehamilan 28 minggu 4 hari, janin
tunggal, hidup, intrauteri, presentasi kepala, punggung kiri,
belum masuk PAP, keadaan ibu dan janin baik.
Data subjektif :ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 05-04-
2014
Data objektif : - keadaan umum : baik
- Kesadaran : CM
- Keadaan emosional : stabil
- TTV
TD : 100/80 mmHg
HR : 78x/i
RR : 20x/i
- Lila : 26 cm
- BB : 65 kg
- TTP : 17-1-2015
- UK : 28 minggu 4 hari
- Hasil pemeriksaan kebidanan
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat dan melebar
difundus
Leopold II: pada bagian sisi kiri perut ibu teraba panjang,
keras, memapan, memanjang sedangkan
disisi kanan perut ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin.
Leopold III: pada bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting, dan dapat digerakkan.
Leopold IV: bagian bawah janin belum masuk PAP
- Hasil laboratorium
Pemeriksaan darah
Golongan darah : tidak dilakukan
Haemoglobin : 11 gr
Pemeriksaan urine
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
Pemeriksaan Obstetrik
Lingkar panggul : 87 cm
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia cristarum : 30 cm
Data Dasar
Dx 1 : G1 P0 A0
Ds : ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
Dx 2 : usia kehamilan 28 minggu 4 hari
Ds : HPHT 05-4-2014
Dx 3 : janin tunggal
Ds : DJJ didengar teratur
Dx 4 : hidup
Ds : terdengarnya DJJ dan gerakan janin aktif
Dx 5 : intrauteri
Ds : perkembangan janin didalam uterus
Dx 6 : presentasi kepala
Ds :pada bagian bawah perut ibu teraba keras dan ibu
mengatakan sering buang air kecil.
Dx 7 : punggung kiri
Ds : teraba bagian panjang, memapan dan keras pada sisi kiri
perut ibu
Dx 8 : belum masuk PAP
Ds : kepala janin masih dapat digerakkan
Dx 9 : keadaan ibu dan janin baik
Ds : ibu mengatakan tidak ada masalah dengan kehamilannya
Masalah : ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Kebutuhan : - Informasikan tentang perubahan fisiologis pada TM III
- Informasikan tentang kebutuhan nutrisi pada TM III
- Informasikan tentang tanda bahaya pada TM III
- Informasikan tentang kebutuhan pada TM III

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA, MANDIRI, KOLABORASI, RUJUKAN


Tidak ada
V. INTERVENSI
Tanggal : 20-10-2014 Pukul : 13.10 wib Oleh : Bidan
No Intervensi Rasional

1. Beritahu ibu tentang hasil Agar ibu mengetahui hasil


pemeriksaannya. kondisinya saat ini.

2. Informasikan tentang perubahan Agar ibu mengetahui dan


fisiologis pada TM III. mengenali perubahan fisiknya.

3. Informasikan tentang kebutuhan Agar cairan dan nutrisi yang


nutrisi dan cairan pada TM III. dibutuhkan dapat terpenuhi.
4. Informasikan tentang tanda dan Agar ibu dapat mengetahui tanda
bahaya pada TM III. bahaya kehamilan.

5. Informasikan tentang kebutuhan Agar ibu dapat memenuhi


pada TM III. kebutuhan pada TM III.

6. Anjurkan untuk senam hamil. Agar saat menghadapi persalinan


ibu merasa nyaman dan rileks.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 20-10-2014 Pukul : 13.15 wib Oleh : Bidan
No Pukul Implementasi Paraf
1. 13.15 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
wib kehamilan sudah berusia 28 minggu 4 hari,
keadaan ibu dan janin baik.
Hasil pemeriksaan:
TTV: TD : 100/80 mmHg
RR : 20x/i
HR : 78x/i
T : 36,2
TTP : 5-4-2014
Hasil pemeriksaan kebidanan
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat dan tidak
2. 13.17 melebar difundus
wib Leopold II : pada bagian sisi kiri perut ibu
teraba keras, memapan, memanjang,
sedangkan disisi kanan perut ibu teraba
bagian kecil janin.
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu
teraba bulat, keras, melenting, dan dapat
digerakkan.
Leopold IV : bagian terbawah perut ibu
belum masuk PAP.
Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaannya.

Menginformasikan tentang perubahan


fisiologis pada TM III yaitu :
Uterus semakin membesar, sering buang air
kecil karena kepala janin sudah mulai turun
ke pintu atas panggul, sesak nafas karna usus-
usus tertekan uterus yang semakin membesar,
berat badan bertambah.
Ibu sudah mengerti dan mengetahui
perubahan yang akan terjadi.

3. 13.20 Menginformasikan kebutuhan cairan dan


wib nutrisi pada TM III seperti : asam folat
sebanyak 0,5 mg, protein 12 gr per hari, zat
besi 30 mg per hari, kalsium 500 mg per hari,
yang bisa didapatkan dari tahu, tempe,
sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Ibu mengerti dan janji akan melaksanakan
apa yang dianjurkan bidan.

4. 13.22 Menginformasikan kepada ibu tentang tanda


wib dan bahaya pada TM III yaitu : penglihatan
kabur, kejang, sakit kepala yang hebat,
perdarahan pervaginam, gerakan janin tidak
dirasakan, KPD.
Ibu sudah mengerti akan penjelasan bidan.

5. 13.25 Menginformasikan tentang kebutuhan pada


wib TM III seperti : mobilisasi dini, personal
hygiene, memakai pakaian yang longgar, ikut
senam hamil, cukup istirahat dan tidur,
travelling, persiapan persalinan.
Ibu sudah mengerti dengan penjelasan
bidan.
6. 13.27 Menginformasikan untuk mengikuti senam
wib hamil yang bertujuan untuk membantu
menguasai tehnik pernafasan, membantu
relaksasi, membantu melatih kerja otot
jantung, meningkatkan sirkulasi darah.
Ibu mengerti dan janji akan mengikuti
senam hamil.

VII. EVALUASI
Tanggal : 20-10-2014 Pukul : 13.30 wib Oleh : Bidan

S : - ibu mengetahui telah diperiksa kehamilannya


- ibu mengatakan sudah mengetahui tanda bahaya TM III
- ibu mengatakan akan mengikuti senam hamil
- ibu mengatakan sudah mengerti dengan penkes yang diberikan bidan dan
berjanji akan melakukan anjuran bidan.
O : - keadaan umum : baik
-kesadaran : CM
- keadaan emosional : stabil
- TTV :
TD : 100/80 mmHg
RR : 20x/i
HR : 78x/i
T : 36,2
- Lila : 26 cm
- TTP : 17-01-2015
- UK : 28 minggu 4 hari
- pemeriksaan Kebidanan
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bulat dan melebar dibagian fundus
Leopold II : pada sisi kiri perut ibu teraba keras, memanjang,
memapan, sedangkan pada sisi kanan perut ibu teraba
bagian kecil janin.
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras,
melenting, dan dapat digerakkan.
Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP

- pemeriksaan obstetrik
Lingkar panggul :87 cm
Distansia spinarun : 24 cm
Distansia kristarum : 30 cm
-pemeriksaan laboratorium
HB : 11 gr %
Protein urine : tidak dilakukan
A : Diagnosa : ibu hamil G1 P0 A0 usia kehamilan 28 minggu 4 hari, janin
tunggal, hidup, intrauteri, presentasi kepala, punggung kiri, belum masuk
PAP, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : sebagian teratasi
P : - anjurkan untuk kunjungan ulang
- anjurkan untuk mengonsumsi makan-makanan yang bergizi
- anjurkan untuk istirahat yang cukup
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY.R DI
KLINIK

Hari/Tanggal : Senin, 27 juni 2016


Waktu : 06.30 WIB
Tempat : Klinik
I. PENGUMPULAN DATA
Identitas
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. M
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Tj. Anom Alamat : Tj. Anom

A. Anamnessa
a. Keluhan utama : Ibu mengatakan mengeluh sakit pinggang menjalar keperut
bagian bawah dan pengeluaran lendir bercampur darah dari kemaluan ibu. Dan
ibu mengatakan sudah merasakan nyeri sejak pukul 02.00 wib
b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 30 hari
Lama haid : 7 hari
Disminore : Tidak Pernah
Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut sehari
c. Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak : tanggal : 27 juni 2016 pukul : 02.00 WIB
Frekuensi : Tidak teratus
Lamanya : 15 detik
Lokasi ketidaknyamanan : daerah perut hingga ke pinggang
d. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : Ada
Air ketuban : Tidak ada
e. Riwayat kehamilan sekarang
1. Hamil ke : 2 ( dua )
2. HPHT : 02 – 10 – 2015
3. TTP : 09 – 07 – 2016
4. UK : 38 minggu 2 hari
5. Gerakan janin ibu: ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin sejak usia
kehamilan 4 bulan dan masih dirasakan sampai sekarang dengan frekuensi
lebih dari 10 kali.
6. ANC : 8x di klinik
Tanda-tanda bahaya atau penyulit : tidak ada
Kekhawatiran Khusus : Tidak ada.
f. Riwayat kehamilan yang lalu
Hami U Jenis Penolong Tempat Riwayat penyakit JK Umur BBL
l ke K persali persalinan persalin Ha Bers Nifas
nan an mil alin
I 9 Sponta Bidan Klinik - - - PR 4 3000
bln n tahun
H A M I L I N I

g. Riwayat kesehatan / penyakit yang diderita sekarang


Jantung : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
DM : Tidak Ada
Campak : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Tuberculosis : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada
Anemia berat : Tidak Ada
HIV-AIDS : Tidak Ada
Riwayat kembar : Tidak Ada
Pola Aktivitas sehari hari
Nurtisi
Sebelum hamil Saat hamill
Komposisi Nasi, sayur, tahu, Nasi, sayur, ikan, tahu,
tempe, ikan, tempe, telur
Porsi 1 piring 1 piring
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Minum Air putih 6 - 8 gelas Air putih 8 - 10 gelas
sehari sehari

Eliminasi
Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi BAB 1 - 2x sehari 1 - 2x sehari
Masalah Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAK 5 - 6x sehari 7 - 8x sehari
Masalah Tidak ada Tidak ada

Istirahat/tidur
Sebelum hamil Saat hamil
Siang 1 - 2 jam 1 - 2 jam
Malam 6 - 7 jam 5 - 6 jam
Masalah Tidak ada Tidak ada

Personal Hygien
Sebelum hamil Saat hamil
Mandi 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari
Potong kuku 1x seminggu 1x seminggu

Kebutuhan psikososial
1. Status perkawinan : Sah, 1 kali dengan lama perkawinan ± 5 tahun.
2. Respon ibu dan keluarga : Ibu maupun keluarga merasa bahagia dengan
kehamilan ini.
3. Riwayat KB : KB suntik
4. Rencana KB : Ibu belum memilih KB yang akan digunakan
5. Beban Kerja : Pekerjaan rumah tangga
6. Kebisaan hidup sehat : Ibu dan suami tidak merokok serta tidak minum-minuman
keras.
7. Sosial Budaya : Tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan
8. Dukungan keluarga : Keluarga membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan
rumah, mengingatkan ibu untuk memeriksa kehamilannya ke klinik,
mengingatkan ibu untuk makan dan beristirahat.
9. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami sekaligus sebagai kepala
keluarga.
10. Tempat dan petugas kesehatan yang diingikan untuk membantu persalinan : Ibu
ingin melahirkan di klinik dan ditolong oleh bidan

B. Data Objektif
Pemeriksaan umum
1. HPHT : 2 – 10 - 2015
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
4. Emosi : Stabil
Pemeriksaan antropometri
1. BB/TB (sebelum hamil) : 49 kg/ 157 cm
2. BB (setelah hamil) : 61 kg
3. LILA : 25 cm
Tanda-tanda vital
1. TD : 120/80 mmHg
2. Suhu : 36,5 0C
3. NadI : 80 x/menit
4. Respirasi : 20 x/menit
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Jenis Rambut : Ikal
Distribusi : Lebat
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
b. Wajah
Wajah : Tidak pucat
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Oedema : Ada
Kelainan : Tidak ada
c. Mata
Bentuk : Simetris
Sklera : Tidak Ikhterik
Konjungtiva : Tidak pucat
Kelopak Mata : Tidak Oedema
Kebersihan : Bersih
d. Hidung
Lubang : Simetris
Polip : Tidak ada
Sekret : Bersih
e. Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Tonsil : Tidak ada pembengkakan
Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Caries : Tidak ada
f. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Payudara
Bentuk : Simetris
Aerola : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrum : Ada
Retraksi Dada : Tidak ada
h. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, linia nigra, striae albicans
b. Palpasi
 Leopod I : Tinggi fundus uteri 32 cm, teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting difundus uteri.
 Leopod II : Teraba datar dan keras seperti papan dibagian kanan perut ibu
dan tidak teraba jelas dibagian kiri ibu .
 Leopod III : Teraba bulat, keras dan melenting diperut bagian bawah ibu,
dan sudah masuk PAP divergen.
 Leopod IV : kepala masuk PAP 1/5 bagian , TBBJ : 3100 gram
c. Auskultasi : DJJ ada, irama teratur frekuensi 140 x/menit
d. Punctum maksimum :
e. Ekstremitas atas dan bawah
Kelengkapan jari : lengkap
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks Patela : Positif
f. Vulva dan vagina
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kelenjar bartholine : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam: Lendir bercampur darah
Bekas luka pereneum : Ada
Anus : Terbuka
Pemeriksaan Panggul
Distansia Spinarum : 26 cm
Distansia Cristarum : 28 cm
Konjugata Externa : 18 cm
Lingkar Panggul : 84 cm

Pemeriksaan dalam
A. Atas Indikasi : inpartu, pukul : 06.30 wib
B. Dinding vagina : Licin
C. Portio : membuka
D. Pembukaan Serviks : 6 cm
E. Konsistensi : Lembek
F. Ketuban :(-)
G. Presentasi : Kepala , UUK
H. Penurunan : Hodge III

C. Pemeriksaan penunjang
Hb :10, 8 gr%
Protein urin : negatife

II. Interpretasi data dasar


Diagnosa : Ny. R G2P1A0 Usia kehamilan 38 minggu 2 hari , janin tunggal,
hidup, intra uterin, persentasi kepala Keadaan umum ibu dan janin baik, dengan
inpartu kala I fase aktif.

 Ny R G2P1A0
DS : Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
DO : -
 Usia kehamilan 38 minggu 2 hari
DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 02 – 10 – 2015
DO :
 Janin tunggal, hidup, intra uterin
DS : Ibu sering merasakan gerakan janin di perut sebelah kiri
DO :
Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari bawah px, teraba bokong
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
TFU : 32 cm
DJJ : 140 x/menit
Kontraksi : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik

 Persentasi kepala Keadaan umum ibu dan janin baik


Ds : Ibu megatakan sering merasakan gerakan janin
Do :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit
S : 36,5 °C RR : 20 x/menit
BB : 61 kg TB : 157 cm
Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari bawah px, teraba bokong
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
TFU mc Donald: 32 cm TBJ : 3100 gram
DJJ : 140 x/menit
Kontraksi : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik

 inpartu kala I fase aktif.


DS : Ibu mengatakan perutnya mules
DO :
Pemeriksaan dalam
a. Dinding vagina : licin
b. Porsio : tidak teraba
c. Pembukaan : 6 cm,
d. selaput ketuban : (-)
e. presentasi kepala : Kepala di Hodge III
Masalah
 Ibu cemas menghadapi persalinan
 Ketidaknyamanan ibu sehubungan dengan nyeri pada bagian perut dan
menjalar ke pinggang ( Nyeri inpartu )

Data subjektif : ibu mengatakan takut menghadapi persalinan


Data Objektif : ibu tampak kesakitan

Kebutuhan : Asuhan sayang ibu


a. Ajari ibu teknik relaksasi
b. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman
c. Informasikan tentang kondisi ibu saat ini memberi dukungan emosional
d. Masase pada daerah pinggang
e. Penuhi kebutuhan nutrisi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Kala 1 memanjang
Partus Tak maju

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


A. Mandiri : miring kiri miring kanan dan penuhi kebutuhan nutrisi ibu
B. Kolaborasi: Tidak ada
C. Merujuk : Tidak ada

V. Intervensi
Tanggal : 27 juni 2016 Pukul : 06.30
No Intervensi Rasionalisasi
1 Beritahu ibu tentang hasil Memberitahu ibu mengenai hasil
pemeriksaan pada ibu tindakan dan pemeriksaan kepada pasien
merupakan langkah awal bagi bidan
agar ibu mengetahui keadaannya saat ini
2 Beri informasi tentang kondisi Agar dapat membantu ibu mengurangi
yang dialami saat ini khususnya rasa cemas terhadap rasa nyeri yang
nyeri pada bagian pinggang dialami nya saat ini
sampai ke perut
3 Ajarkan ibu teknik relaksasi Untuk membantu aliran oksigen kearah
janin dan memperlanjar sirkulasi darah,
dan memberi ketenangan pada ibu
4 Anjurkan ibu untuk memilih Membantu mengurangi rasa nyeri
posisi yang nyaman
5 Lakukan massase atau sentuhan Massase pada pinggang hingga
pada ibu abdomen, guna untuk mengurangi rasa
nyeri
6 Penuhi nutrisi dan cairan ibu Untuk menambah energi ibu dan
terhindar dari dehidrasi yang keluar
melalui ketingat atau urine
7 Siapkan alat alat persalinan dalam Untuk mempermudah melakukan
keadaan siap pakai dan steril tindakan dan mempercepat proses
persalinan dan juga tetap dalam keadaan
steril untuk mencegah infeksi
8 Pantau kala I dengan partograf Untuk mengkaji dan mendeteksi
kemajuan persalinan
9 Lakukan pemeriksaan dalam 4 Untuk menilai proses kemajuan
jam atau jika ada indikasi persalinan dan penurunan kepala janin
10 Anjurkan ibu untuk Agar kontraksi ibu baik
mengosongkan kandung kemih
11 Ajarkan ibu teknik mengejan Dengan cara menarik nafas dari hidung
yang baik dan mengeluarkan dari mulut saat ada
kontraksi

VI. Implementasi
Tanggal : 27 juni 2016
No Jam Implementasi Paraf
1 06.30 Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
Ku : Baik
TD : 120/ 80 mmhg
T : 36.50C
P : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Leopold I : Teraba Bokong
Leopold II : Teraba Puka . dan ekstermitas di bagian kiri
ibu
Leopold III : Teraba Kepala dan sudah masuk PAP
Leopold IV : Hodge III divergen
DJJ : 140x/menit
VT : pembukaan : 6 cm
Effacement : 40 %
Ketuban : ( - )
Presentasi kepala : UUK
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tentang hasil
pemeriksaan dan keadaan ibu dan janin dalam batas
normal
2 06.40 Menjelaskan pada ibu bahwa yang dialami setiap wanita
yang sedang partus, nyeri ini terjadi sebagai akibat
dorongan yang kuat oleh bayi terhadap rongga panggul
saat kepala janin memasuki jalan lahir dan tekanan yang
kuat dari fundus
Evaluasi : ibu mengatakan telah mengetahui tentang
nyeri yang telah dialaminya saat ini
3 06.50 Mengajarkan ibu teknik relaksasi :
Tarik nafas yang panjang melalui hidung dan
mengeluarkannya secara perlahan lahan melalui mulut
dan dilakukan setiap kali kontraksi
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan melakukan relaksasi
dan tampak kegelisahan ibu berkurang
4 07.00 Mengajarkan ibu posisi yang nyaman
Ibu boleh duduk, jongkok, berbaring miring dan juga
merangkak . posisi ini dapat mempercepat penurunan
kepala
Evaluasi : ibu sudah melakukan miring kiri dan miring
kanan
5 07.10 Melakukan massase pada punggung / pinggang ibu,
usapan ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri .
suami juga dapat melakukannya
Evaluasi : Ibu mengatakan merasa lebih baik dan suami
mengerti
6 07.30 Memenuhi nutrisi ibu
Memberi ibu minum teh manis 1 gelas, air putih 1 gelas
dan menganjurkan ibu untuk makan
Evaluasi : ibu sudah minum 1 gelas teh manis saat his
hilang
7 08.00 Mempersiapkan alat alat untu pertolongan persalinan
SAFT 1
1. Partus set dalam bak instrument
Gunting tali pusat
Arteri klem
Benang tali pusat
Handscon
½ kocher
Gunting episiotomi
Kassa steril
2. Stetoskop monoral
3. Tensi meter
4. Leanec
5. Obat obatan : Lidocain, oksitosin, metergin
6. Spuit 3 cc dan cc
7. Nierbeken
8. Kom berisi air DTT
9. Korentang
10. Tempat benda benda tajam dan tempat spuit
bekas
SAFT 2
1. Bak Instrument steril ( heacting set )
Nald heacting
Nald folder
Pinset anatomis
Pinset sirurgis
Gunting benang
Kain kassa
Handscoon
2. Bak instrument steril
Kateter / slim seher
Kateter nelaton
Gunting episiotomi
Handscoon
3. Alat non steril
Piring plasenta
Betadin
Cairan infus
Infus set
SAFT 3
1. Waskom berisi air DTT dan air klorin
2. Brush
3. Handscoon
4. Alat resusitasi
5. Perlengkapan ibu dan bayi
6. Underpad
7. Handuk ibu dan bayi
Evaluasi : Peralatan sudah disiapkan

8 09.00 Pantau kala I dengan partograf


Evaluasi : Kala I telah dipantau dengan partograf . dan
keadaan ibu dan janin baik
9 09.30 Menganjurkan ibu untuk berkemih
Evaluasi : Ibu mengatakan tidak ada perasaan ingin
berkemih . dan kandung kemih terasa kosong
10 10.30 Melakukan pemeriksaan dalam atas indikasi memantau
kemajuan persalinan. Ibu mengatak rasa sakit semakin
sering
DJJ : 140x/menit
VT : pembukaan : 10 cm
Dinding vagina : licin
Konsistensi : tipis
Effacement : 100 %
Ketuban ( - )
Presentasi kepala : UUK
Penurunan : H IV
Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit dengan durasi 55
detik
Sudah tampak
1. Dorongan meneran dari ibu
2. Pereneum tampak menonjol
3. Vulva, vagina, sfingter ani membuka
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tentang hasil
pemeriksaan dan keadaan ibu dan janin dalam batas
normal
11 10.35 Ajarkan ibu untuk mengejan yang baik . menganjurkan
ibu untuk meneran apabila ada dorongan yang kuat dan
spontan
Ibu boleh memilih posisi meneran yang nyaman seperti :
f. Duduk
g. Merangkak
h. Jongkok
i. Berdiri
Evaluasi : ibu sudah mengetahui tentang cara meneran
yang baik

VII. EVALUASI
Tanggal : 27 juni 2016 , Pukul:10.35 WIB,
1. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
dan janin dalam batas normal
2. Ibu mengatakan telah mengetahui tentang nyeri yang telah
dialaminya saat ini
S: 3. Ibu sudah mengerti dan melakukan relaksasi dan tampak
kegelisahan ibu berkurang
4. Ibu sudah melakukan miring kiri dan miring kanan
5. Ibu mengatakan merasa lebih baik dan suami mengerti
6. Ibu sudah minum 1 gelas teh manis saat his hilang
7. Kala I telah dipantau dengan partograf . Dan keadaan ibu dan janin
baik
8. Ibu mengatakan tidak ada perasaan ingin berkemih . Dan kandung
kemih terasa kosong
9. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
dan janin dalam batas normal
10. Ibu sudah mengetahui tentang cara meneran yang baik

 Ku : Baik
 TD : 120/ 80 mmhg
 T : 36.50C
O:  P : 80 x / menit
 RR : 20 x / menit
 Leopold I : Teraba Bokong
 Leopold II : Teraba Puka . dan ekstermitas di bagian kiri ibu
 Leopold III : Teraba Kepala dan sudah masuk PAP
 Leopold IV : Hodge III divergen
 DJJ : 140x/menit
 VT : pembukaan : 10 cm
 Effacement : 100 %
 Ketuban : ( - )
 Presentasi kepala : UUK
 His : 5 kali dalam 10 menit dengan durasi 55 detik

Diagnosa: Ny. R G2P1A0 Usia kehamilan 38 minggu 2 hari , janin

A: tunggal, hidup, intra uterin, persentasi kepala Keadaan umum ibu


dan janin baik, dengan inpartu kala I fase aktif.

P: Pantau Kemajuan persalinan

KALA II
Tanggal 27 Juni 2016 jam 10.40 wib
SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan ingin mengedan disertai ingin buang air besar.
b. Ibu mengatakan merasa sakit perut dan pinggang yang semakin kuat.

OBYEKTIF
Keadaan Umum Ibu : baik
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 20 x/menit.
His semakin kuat lamanya 55 detik, intervalnya 5x dalam 10 menit,
DJJ (+) = 140 x/menit
irama teratur.
Inspeksi : bagian terendah janin nampak di vulva 5-6 cm

ASSESMENT
Diagnosa : ibu inpartu Kala II.
Masalah : Ibu inparturian kala II
Ds : Ibu mengatakan adanya rasa ingin BAB
Ibu mengatakan perut semakin mules
Do : Tampak dorongan meneran
Tekanan Anus
Pereneum Menonjol
Vulva membuka
Pembukaan : 10 cm

Kebutuhan :
1. Pertolongan persalinan
2. Dukungan emosional pada ibu
3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu
Diagnosa Masalah Potensial
 Ibu : Perdarahan dan partus macet
 Janin : Distosia Bahu
Tindakan Segera : Lahirkan bayi

INTERVENSI
Pukul : 10.40 wib
No Intervensi Rasionalisasi
1 Beri ibu posisi dan ajari ibu cara Untuk mempermudah dalam
meneran yang baik pengeluaran bayi, dan mengajari cara
meneran yang baik untuk ibu adalah
untuk memperlancar proses persalinan
2 Lakukan pertolongan persalinan Untuk mempercepat proses
pengeluaran bayi, dan mencegah
komplikasi dan infeksi pada saat
berlangsungnya proses persalinan oleh
tenaga kesehatan
3 Beri dukungan emosional pada ibu Suatu tindakan yang diberikan untuk
memberi semangat

IMPLEMENTASI
No Jam Implementasi Paraf
1 10.40 Membimbing ibu cara mengedan yang baik yaitu
melakukan tarik nafas yang panjang jika datang his
dan mengejan kebawah seperti seorang yang buang
air besar yang keras. Dagu ditempelkan ke dada.
Ibu dianjurkan tidak menutup mata saat mengedan
dan menutup mulutnya. Pada his yang kuat ibu
disuruh mengedan seperti yang telah di ajarkan.
Bila his hilang ibu di istirahatkan dan diberi makan
atau minum untuk sumber tenaga
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengetahui cara
mengejan yang baik
2 10.45 Memimpin persalinan pada saat kepala bayi terlihat
5-6 cm di introitus vagina penolong memasang
handuk di atas perut ibu dan di bawah bokong.
Penolong membuka partus set dan sarung tangan
steril. Pada saat suboksiput bragmatika pada
simfisis tangan kanan melindungi perineum dengan
dialasi alas bokong dan tangan kiri melindungi bayi
agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat. Pada saat
kepala lahir ibu terus dipimpin mengedan hingga
lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, muka,
telinga, hidung, mulut, dagu, secara keseluruhan
kemudian penolong memeriksa adanya lilitan tali
pusat. Kemudian tunggu kepala bayi mengalami
putaran paksi luar kearah punggung bayi yaitu
punggung kanan setelah kedua tangan penolong
berada posisi bipariatel, kepala bayi ditarik secara
cunam kebawah untuk melahirkan bahu anterior
keatas untuk melahirkan bahu posterior dengan
posisi ibu jari pada leher ( bagian bawah kepala)
dan keempat jari lainnya pada bahu dan dada
puggung bayi, sementara tangan kiri penolong
memegang lengan dan bahu anterior. Setelah bahu
lahir, lakukan sanggah susur. Kemudian lahirlah
seluruh badan bayi . bayi lahir pukul 10.45 wib
segera menangis, meletakkan bayi diatas perut ibu.
Menjepit tali pusat 5 cm dari pangkal pusat bayi,
diurut kemudian di klem. Mengurut tali pusat
kearah ibu dan meletakan klem ke 2 dengan jarak 2
cm dari klem pertama. Kemudian gunting tali pusat
dan bungkus dengan kassa steril. Timbang BB :
3100 gram PB : 48 cm

Evaluasi : Bayi baru lahir pukul 10.45 wib segera


menangis JK : Perempuan, telah dilakukan
perawatan bayi baru lahir. BB : 3100 gram, PB : 48
cm.
3 10.50 Memberi dukungan emosional pada ibu untuk
tenang dan mengatakan bayinya sudah lahir dengan
sehat
Evaluasi : Ibu merasa senang dan tidak khawatir
lagi

EVALUASI
 Ibu mengatakan sudah mengetahui cara mengejan yang baik

S:  Bayi baru lahir pukul 10.45 wib segera menangis JK : Perempuan,


telah dilakukan perawatan bayi baru lahir. BB : 3100 gram, PB : 48
cm
 Ibu mengatakan senang dan tidak khawatir lagi
 Keadaan Umum Ibu : baik
 TD : 120/80 mmHg

O: 
N
S
: 80 x/menit
: 36,5 0C
 RR : 20 x/menit.
 Bayi lahir pukul : 10.40 wib
 BB : 3100 gram
 PB : 48 cm

A: Diagnosa : ibu inpartu Kala II.

 Nilai BBL
P:  Lanjutkan Manajemen aktif kala III

KALA III
Tanggal 27 juni 2016 jam : 10.50 wib

SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan perutnya tarasa mulas.
b. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.
OBYEKTIF
a. Ibu tampak lelah setelah melakukan persalinan
b. Keadaan umum : ibu baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/mnt
Suhu : 36,5 0 C
Respirasi : 24 x/mnt.
TFU : Sejajar pusat
kandung kemih kosong
perdarahan : ±100 cc.

ASSASMENT
Diagnosa : Ibu inpartu kala III
Masalah : Inparturian kala III
 Ds : Ibu mengatakan perut masih mules
 Do : TFU : Setinggi pusat
Plasenta belum lahir
Kebutuhan :
a. Manajemen aktif kala III
b. Pantau kontraksi, TFU dan kandung kemih
Identifikasi diagnosa masalah potensial
a. Retensio Plasenta
b. Perdarahan
Tindakan Segera : Lahirkan Plasenta

INTERVENSI
Pukul : 10.50 wib
No Intervensi Rasionalisasi
1 Lakukan Manajemen Aktif MAK III adalah suatu tindakan
kala III mengeluarkan plasenta yang dimana untuk
menambah kontraksi, mempercepat kelahiran
plasenta, dan mengurangi perdarahan
2 Pantau TTV, Kandung Untuk mengidentifikasi dini terjadinya ke
kemih, Kontraksi abnormalan atau komplikasi

IMPLEMENTASI
No Jam Implementasi Paraf
1 10.50 Melakukan menajemen aktif kala III
 Memberi oksitosin di bagian paha luar
 Melihat tanda tanda pelepasan
plasenta. Tali pusat bertambah
panjang, uterus berbentuk globular,
dan adanya semburan darah.
 Memindahkan klem 5 – 10 cm dari
vulva
 Melakukan peregangan tali pusat saat
adanya kontraksi dan melakukan
dorso cranial, plasenta tampak di
introitus vagina, segera melakukan
pemilinan plasenta searah jarum jam,
plasenta lahir pukul 10.55 wib, secara
spontan dan lengkap, kotiledon 20
buah berat plasenta 500 gram,
diameter 15 cm, panjang tali pusat 50
cm,
 Segera melakukan massase fundus
uteri
Evaluasi : plasenta lahir tanggal 27 juni 2016
jam : 10.55 wib, plasenta lahir lengkap
2 10.55 Memantau
1. Kontraksi : tidak ada
2. Kandung kemih : Kosong
3. Robekan jalan lahir : Derajat 1
Evaluasi : Uterus lembek

EVALUASI

S:  Ibu mengatakan merasakan pengeluaran darah yang banyak

 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 86 x/mnt

O: Suhu : 36,5 0 C
 Respirasi : 24 x/mnt.
 TFU : Sejajar pusat
 Plasenta lahir pukul 10.55 wib
 Kontraksi : tidak ada

A: Diagnosa : Ibu inpartu kala III

P: 1. Pantau kontraksi, perdarahan, kandung kemih

KALA IV

Tanggal : 27 Juni 2016 jam : 10.55 wib


SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan merasa lelah.
b. Ibu mengatakan perutnya terasa mulas.

OBYEKTIF
a. Plasenta lahir pukul 10.55 wib
selaput ketuban utuh
kotiledon lengkap
berat 500 gram
panjang tali pusat 50 cm
b. Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 37 0C
RR : 20 x/menit.
c. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus lembek, kandung kemih kosong,
perdarahan ± 100 cc.

ASSESMENT
Diagnosa : Ibu Parturient kala IV
DS : Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan ibu merasa lelah dan lapar setelah
proses persalinan
DO :
 Uterus : Lembek
 TFU : 3 jari dibawah pusat
 Perdarahan : 100 cc
MASALAH : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan perut nya yang mules
Kebutuhan :
 Penkes tentang perubahan fisiologis pada ibu nifas
 Personal hygiene
 Beri asupan cairan dan nutrisi

Identifikasi masalah potensial : Atonia Uteri


Antisipasi Tindakan segera : Tidak ada

INTERVENSI
Pukul : 10.55 wib

No Intervensi Rasionalisasi
1. Bersihkan ibu dan alat alat Agar tidak terjadi infeksius
persalinan
2 Patau keadaan umum ibu Agar ibu mengetahui kondisinya
3 Beri nutrisi dan cairan Agar kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi

IMPLEMENTASI

No Jam Implementasi Paraf


1 11.00 Membersihkan ibu dari sisa-sisa darah,
memakaikan pakaian yang bersih kemudian
membersihkan alat-alat persalinan dengan cara
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit. Lalu dicuci bilas dan kemudian
direbus dan ditunggu selama 20 menit setelah air
mendidih.
Evaluasi : Ibu sudah dibersihkan, alat alat sudah
dibersihkan
2 11.02 Memantau keadaan umum ibu selama 2 jam. Pada
1 jam pertama, setiap 15 menit sekali periksa
tekanan darah, TFU, kontraksi, perdarahan,
kandung kemih, nadi, suhu diperiksa setiap 1 jam
sekali. Pada 2 jam pertama setiap 30 menit sekali
periksa tekanan darah, pols, TFU, kontraksi,
perdarahan, kandung kemih, suhu diperiksa setiap
1 jam sekali.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui keadaannya saat
ini
3 11.05 Memberi ibu asupan nutrisi berupa makanan dan
minuman untuk menambah tenaga ibu.
Evaluasi : Ibu sudah mendapat nutrisi yang cukup

EVALUASI :
S:
- Ibu dan alat-alat pertolongan persalinan telah dilakukan.
- Keadaan ibu telah dipantau.
- Ibu telah diberi asupan nutrisi dan cairan.
O:
 Uterus : Keras
 TFU : 3 jari dibawah pusat
A : Diagnosa : Ibu parturient dengan kala IV

P : Pantau kemajuan kala IV


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM PADA NY.”T” DI
KLINIK
Tanggal : 19 Januari 2015
Jam : 11.50 WIB
Tempat : Klinik

I. PENGUMPULAN DATA
A. BIODATA

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


1. Keluhan utama/Alasan utama masuk :
2. Nama Ibu : Ny. T Nama Suami : Tn. L
3. Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
4. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
5. Agama : Islam Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
8. Alamat : Sukadono Alamat : Sukadono

2. Riwayat menstruasi :
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 30 hari
3. Lama haid : 7 hari
4. Disminore : Tidak Pernah
5. Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut sehari

3. Riwayat kehamilan/persalinan yang lalu


Ham UK Jenis Penolong Tempat Riwayat penyakit JK Umur BBL
il ke persali persalinan persalin Ha Bers Nifas
nan an mil alin
I 9 Sponta Bidan Klinik - - - PR 4 3000
bln n tahun
9 Sponta Bidan Klinik - - - PR 0hari 3100
bln n

4. Riwayat persalinan
Tanggal/Jam persalinan : 19 Januari 2015/10.45 WIB
Tempat persalina : Klinik
Penolong persalinan : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi persalinan : Tidak ada
Keadaan plasenta : Utuh
Tali pusat : Tidak infeksi
Lama persalinan : Kala I: ± 10 jam. Kala II: ± 10 menit Kala III:
± 10 menit Kala IV: 2 jam
Selama operasi : Tidak operasi
Bayi
BB : 3100 gram
PB : 48 cm
Cacat bawaan : Tidak ada
Masa Gestasi : 38 minggu 2 hari

5. Riwayat penyakit yang pernah dialami


Jantung : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
DM : Tidak Ada
Campak : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Tuberculosis : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada
Anemia berat : Tidak Ada
HIV-AIDS : Tidak Ada
Riwayat kembar : Tidak Ada
Riwayat operasi abdomen/SC : Tidak Ada
6. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Mellitus : Tidak ada
Asma : Tidak ada
7. Riwayat KB : KB suntik

8. Riwayat Sosial Ekonomi & Psikologi :


 Status perkawinan :Sah
 Kawin :1 kali
 Lama nikah : 4 tahun
 Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran : Senang
 Pengambilan keputusan dalam keluarga: Suami
 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas :
Tidak ada

9. Activity Daily Living : (Setelah Nifas)


a. Pola makan dan minum :
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis : Nasi + sayur + ikan + Buah
Porsi : 1 piring nasi + ½ Mangkuk sayur + 1 potong ikan + buah
secukupnya
Minum : 8 gelas/hr, jenis : air putih
Keluhan/pantangan : Tidak ada
b. Pola istirahat
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam :5 jam
c. Pola eliminasi
BAK :5 kali/hari, konsistensi : cair, warna : Kuning jerami
BAB :1 kali/hari, konsistensi :Lembek
d. Personal hygiene
Mandi :2 kali/hari
Ganti pakaian/pakaian dalam :secukupnya
10. Pola aktivitas
Keluhan : Tidak ada
Menyusui : 2 jam sekali
Hubungan sexual :2 x/mgg
11. Kebiasaan hidup
Merokok : Tidak
Minum-minuman keras: Tidak
Obat terlarang : Tidak
Minum jamu : Tidak

C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/ 80 mmHg
Nadi :80 kali/menit
0
Suhu :37 𝐶
Respirasi : 22 kali/menit
Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Berat badan :55 kg
Tinggi badan :157 cm
LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Jenis Rambut : Ikal
Distribusi : Lebat
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
2) Wajah
Wajah : Tidak pucat
Oedema : Ada
Kelainan : Tidak ada
3) Mata
Bentuk : Simetris
Sklera : Tidak Ikhterik
Konjungtiva : Tidak pucat
Kelopak Mata : Tidak Oedema
Kebersihan : Bersih
4) Hidung
Lubang : Simetris
Polip : Tidak ada
Sekret : Bersih
5) Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Tonsil : Tidak ada pembengkakan
Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Caries : Tidak ada
6) Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis. Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid.
7) Payudara
Bentuk : Simetris
Aerola : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Air susu : Ada
Retraksi Dada : Tidak ada
8) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, linia nigra, striae albicans
Palpasi : TFU : 3 jari dibawah pusat
9) Ekstremitas atas dan bawah
Kelengkapan jari : lengkap
Kebersihan : Bersih
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks Patela : Positif
10) Vulva dan vagina
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kelenjar bartholine : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Darah
Bekas luka pereneum : Ada
Anus : Terbuka

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN :

Dx : Ny. T P2Ab0 dengan 2 jam post partum normal


Ds : Ibu mengatakan perutnya bagian bawahnya terasa mules
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
TD : 110/ 80 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 37 oC
Pernafasan : 22 kali/menit
Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae,
putting susu menonjol, sedikit pengeluaran kolustrum di paayudara kanan
dan kiri
Abdomen
TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : Baik ( keras)
Massa : tidak ada
Genetalia : ada bekas luka jahitan perineum, darah yang keluar sedikit ±
50 cc, dan lochea rubra
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Pantau Kondisi ibu

III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


 Perdarahan
 Infeksi luka perineum

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI/ RUJUK


Tidak ada

V. INTERVENSI
JAM : 11.50 WIB

No Intervensi Rasional
1 Lakukan observasi TTV, TFU, merupakan parameter bagi tubuh
Kontraksi uterus, kandung kemih ibu jika terdapat suatu kelainan
perdarahan, dan pengeluaran lokhea pada tubuh ibu
2 Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan mobilisasi otot-otot dapat
dengan miring kiri dan kanan diperkuat termasuk otot uterus
sehingga proses involusi dan
pengeluaran lochea berjalan
normal
3 Ajari ibu dan keluarga cara melakukan ibu dan keluarga dapat
masasse mengetahui kontraksi yang baik
4 Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya ibu mengerti cara meneteki yang
benar dan ibu / bayi ketika
menyusui / menyusu merasa
nyaman
5 Anjurkan ibu makan makanan bergizi dengan makanan yang bergizi
dapat membantu pemulihan
tenaga ibu dan mempercepat
penyembuhan luka
6 Ajari ibu dan keluarga cara merawat mencegah infeksi tali pusat pada
tali pusat bayi
7 Anjurkan ibu untuk istirahat yang istirahat yang cukup dapat
cukup membantu dalam pemulihan tenaga

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal :19 Januari 2015
No Jam Implementasi/Tindakan
1 11.50 Melakukan pemeriksan pada ibu
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
TD : 110/ 80 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 37 oC
Pernafasan : 22 kali/menit
Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi
areola mammae, putting susu menonjol, sedikit
pengeluaran kolustrum di paayudara kanan dan kiri
Abdomen
TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : Baik ( keras)
Massa : tidak ada
Genetalia : ada bekas luka jahitan perineum, darah
yang keluar sedikit ± 50 cc, dan lochea rubra
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui kondisi nya
2 12.05 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan miring kiri dan
kanan
Evaluasi : Ibu sudah melakukan mobilisasi
3 12.10 Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan masasse dan menilai
kontraksi dengan meletakkan tangan diatas rahim kemudian
melakukan masasse apabila rahim lembek
Evaluasi : Keluarga berkata kontraksi ibu sudah baik
4 12.15 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan cara menyusui
yang benar dengan menempelkan dagu bayi dan seluruh aerola
mamae masuk kemulut bayi
Evaluasi : Bayi sudah disusui dengan posisi yang baik
5 12.30 Menganjurkan ibu makan makanan bergizi terutama tinggi kalori
dan tinggi protein serta tidak pantang terhadap makanan
Evaluasi : Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi
6 12.50 Mengajari ibu dan keluarga cara merawat tali pusat dengan kassa
kering steril
Evaluasi : Tali pusat sudah dirawat dengan baik
7 12.55 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Tidur Siang : 2 jam
Tidur Malam : 2 jam
Evaluasi : Ibu berkata sudah istirahat cukup

VII. EVALUASI
Tanggal : 19 Januari 2015 , Pukul:12.55 WIB
 IIbu sudah mengetahui kondisi nya

S: 
Ibu sudah melakukan mobilisasi
Keluarga berkata kontraksi ibu sudah baik
 Bayi sudah disusui dengan posisi yang baik
 Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi
 Tali pusat sudah dirawat dengan baik
 Ibu berkata sudah istirahat cukup

 Keadaan Umum : Baik


 Kesadaran : Composmetis
O:  Tanda-tanda vital
TD : 110/ 80 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 37 oC
Pernafasan : 22 kali/menit
 Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola
mammae, putting susu menonjol, sedikit pengeluaran
kolustrum di paayudara kanan dan kiri
 Abdomen
TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : Baik ( keras)
Massa : tidak ada
 Genetalia : ada bekas luka jahitan perineum, darah yang
keluar sedikit ± 50 cc, dan lochea rubra

A: Diagnosa: Ny. T P2Ab0 dengan 2 jam post partum normal

Memberi konseling pada ibu

P: 

Tentang Personal Hygiene
Pantau perdarahan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA By. Ny


RIDA HARIANI USIA 6 JAM DI KLINIK

Tanggal masuk : 19-01-2015 Tgl pengkajian : 20-01-2015


Jam masuk : 09.00 wib Jam pengkajian :21 .30 wib
Tempat : klinik Pengkaji : Bidan

1.PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama : By. Rida hariani
Umur : 6 jam
Tgl/Jam lahir : 19-01-2015
Jenis Kelamin : Laki-Laki
BB Lahir : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
2.Identitas Istri Identitas Suami
Nama Ibu : Ny.S Nama Suami : Tn.H
Umur : 23 tahun Umur : 25tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Helvetia Alamat : Helvetia

B.ANAMNESA ( DATA SUBJEKTIFE)


Pada tanggal: 19-01-2015 Pukul :21.30 wib Oleh : Bidan
1. Keluhan utama : tidak ada
2. Riawayat kehamilan :
 Perdarahan : tidak ada
 Preeklamsi : tidak ada
 Eklamsi : tidak ada
 Penyakit kelamin : tidak ada
 Lain – lain : tidak ada
3. Kebiasaan waktu hamil
 Makanan : tidak ada
 Obat- obatan : tidak ada
 Merokok : tidak ada
 Lain- lain : tidak ada
4. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : spontan indikasa: inpartu
b. Ditolong oleh : bidan
c. Lama persalinan
Kala I : ± 6 jam
Kala II : ± 30 menit
d. Ketuban pecah
Pukul : 09.30 wib
Warna : jernih
Jumlah : ± 150 cc
Spontan : ya
Bau / tidak : tidak
e. Komplikasi
Ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada
f. Keadaan bayi baru lahir
Nilai APGAR SCORE: 9/10

Sidik telapak kaki kiri bayi Sidik telapak kaki kanan bayi
Sidik jempol tangan kiri bayi Sidik jempol tangan kanan bayi

RESUSITASI
Pengisapan lendir : ya Rangsangan : ya
Ambu : tidak Lamanya : - menit
Masase jantung : tidak Lamanya :- menit
Intubasi endotracheal : tidak Nomor
Oksigen : tidak Lamanya : ltr / menit

C. Pemeriksaan fisik ( data objektif)


 Keadaan umum : baik
 Suhu : 360c,axilla/rectal
 Pernafasan : 40 x/menit teratur/tidak
 Hr : 140 x/menit teratur/ tidak
 BB sekarang : 3100 gr

Pemeriksaan Fisik
1.Kepala
 Fontanel Anterior : Lunak
 Satura Sagitalis :Datar
 Caput Succedaneum : Tidak Ada
 Cepal Hematoma : Tidak Ada
2. Mata
 Letak : Simetris,sejajar dengan telinga
 Secret :Tidak ada
 Konjungtiva : Merah muda
 Sclera : Tidak ikterik
3. Hidung
 Bentuk : Simetris
 Secret : Tidak ada
4. Mulut
 Bibir : Tidak ada labioskizys, utuh
 Palatum : Utuh
5. Telinga
 Bentuk : Simetris
 Secret : Tidak Ada
6. Leher
 Pergerakan : Aktif
 Pembengkakan : Tidak Ada
 Kekakuan : Tidak Ada
7. Dada
 Bentuk Simetris : Ya
 Retraksi Diding Dada : Tidak ada
8. Paru-Paru
 Suara Nafas Kiri Dan Kanan : Sama
 Suara Nafas : Normal
 Respirasi : 40 Kali Permenit
9. Abdomen
 Kembung : Tidak ada
 Tali Pusat : Tidak ada infeksi
10. Punggung : Ada tulang belakang
11.Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora
11. Tangan Dan Kaki
 Gerakan : Aktif
 Bentuk : Simetris
 Jumlah : Lengkap
 Warna : kemerahan
12. Reflex
 Reflek Morrow : Ada
 Refleks Rooting : Ada
 Reflek Walking : Tidak dilakukan
 Reflek Babinski : Ada
 Reflek Graping : Ada
 Reflek Suching : Ada
 Reflek Tonic Neck : Ada
Antropometri
 Lingkar kepala : 34 cm
 Lingkar dada :32 cm
 Lingkar lengan atas : tidak dilakukan
Eliminasi
 Miksi : sudah warna : jernih pukul:
 Mekonium : sudah warana: hujau kehitaman pukul:
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

II . INTERPETASI DATA DASAR


Diagnosa : Bayi baru lahir, spontan, segera menangis, aterem, usia 6 jam
keadaan umum baik
Ds :
 Ibu mengatakan senang akan kelahiran bayinya
 Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 19 januari 2015, pukul 15.00
wib
 Ibu mengatakan senang mendengar tangisan bayinya setelah lahir
DO :
 KU : Baik
 Kesadaran : CM
 Jenis kelamin : laki-laki
 TTV
Suhu : 37 0c secara rectal
Hr : 140 kali/rmenit
RR : 40 kali/menit
APGAR SKORE : 9/10
 Antropometri
Berat Badan : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada :32 cm
 Reflek
Reflek Morrow : Ada/kuat
Refleks Rooting : Ada/kuat
Reflek Babinski : Ada/kuat
Reflek Suching : Ada/kuat
Reflek Tonic Neck : Ada/kuat
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1) Observasi TTV dan Keadaan umum bayi
2) Pertahankan suhu tubuh bayi
3) Lakukan perawatan tali pusat
4) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


1) Hipotermi
2) Infeksi
3) Ikterus

IV. TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI


Tidak ada

V.INTERVENSI
Tanggal 20-01- 2015 Pukul 21.00 wib
No Tindakan Rasional
1 Observasi tanda vital sign bayi Agar kondisi bayi tetap terkontrol
dengan baik
2 Pertahankan suhu tubuh bayi dengan Membedong bayi adalah cara
cara membedong bayi untuk mencegah hipotermi
3 Lakukan perawatan tali pusat dengan Tali pusat yang terbungkus
cara membungkus dengan kasa merupakan cara mencegah
steril. infeksi.
4 Anjukan ibu untuk membarikan ASI Asi kolostrum sangat berguna
esklusif untuk daya tahan tubuh bayi dan
nurtrisi bayi.
5 Berikan suntikan Vit K pada paha Tindakan awal untuk
kiri dan imunisasi hepatitis B satu meningkatkan daya tahan tubuh
jam setelah pemberian vit K, yang harus diberikan pada bayi
untuk mencegah hepatitis
6 Mandikan bayi setelah 6 jam Untuk meningkatkan kenyamanan
kelahirannya dan kesegaran tubuh bayi
7 Ajari ibu cara perawatan bayi baru Agar keluarga mengetahui cara
lahir dirumah merawat bayi baru lahir dirumah

8 Beritahu keluarga tanda bahaya pada Agar keluarga cepat membawa


bayi baru lahir bayinya kepelayanan yang lebih
memadai jika hal tersebut terjadi
9 Beritahu ibu dan keluarga sudah Agar keluarga dan ibu tidak
dapat pulang setelah 8 jam dari cemas akan kondisi bayinya
kelahiran bayinya.
10 Anjurkankan ibu untuk Bayi baru lahir harus mendapat
mengimunisasikan bayinya 2 bulan kekebalan tubuh sebagai
berikutnya pertahanan imun.

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN


Tanggal 20-01-2015 Pukul 03.10 wib
No Waktu Tindakan Paraf
1 03.15 Memberitahu hasil pemeriksaan dan keadaan bayi Bidan
wib kepada ibu dengan keadaan umum bayi :baik
dengan hasil observasi :
Suhu : 37 0C secara rectal
Hr : 140 kali permenit
RR : 40 kali permenit
APGAR SKORE : 9/10
Antropometri
Berat Badan : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar Dada :32 cm
Eliminasi
Miksi : Ya ( tanggal 20 Februari 2015,
pukul 03.15 wib)
Mekonium : Ya (tanggal 20 Februari 2015,
pukul 03.20 wib)
Ev : ibu sudah mengetahui keadaan bayi nya dalam
batas normal
2 03.20 Membedong bayi dengan kain kering dan bersih Bidan
wib untuk mencegah hopotermi pada bayi,memakaikan
topi pada bayi
Ev : bayi sudah di bedong dan sudah dijaga
kehangatanya
3 03.25 Melakukan perawatan tali pusat dengan Bidan
wib mengeringkan tali pusat terlebih dahulu dengan
kassa steril lalu membungkus tali pusat dengan
kassa steril agar tali pusat cepat puput dan tidak
terjadi infeksi.
Ev : ibu sudah mengetahui cara perawatan tali pusat
4 03.30 Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif, Bidan
wib karena ASI adalah makanan terbaik bayi untuk
tumbuh kembang dan pertahanan tubuh dengan
kebutuhan nutrisi 60 cc/kg/hari
Ev : ibu berjanji akan memberi bayi nya ASI ekslusif
5 03.35 Memberikan pada bayi suntikan Vit k 1 mg dosis Bidan
wib tunggal IM pada anterolateral paha kiri dan
memberitahu ibu tujuan pemberian adalah untuk
mencegah resiko terjadinya perdarahan karena
pembekuan darah pada bayi baru lahir masih belum
sempurna.
Ev : suntikan vit. K1 sudah di berikan.
6 03.40 Memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada Bidan
wib bayi baru lahir
Bayi tidak mau minum dan mengalami muntah yang
berlabihan, kulit dan mata bayi mengalami
kuning,demam tinggi,kejang.
Ev : ibu dan keluarga sudah mengetahui tanada
bahaya pada bayi baru lahir
7 03.45 Mengajari ibu cara perawatan bayi baru lahir Bidan
wib dirumah dengan cara: mangajurkan ibu dan keluarga
untuk membersikan bayi sesegera mungkin jika bayi
BAB dan BAK,dengan cara mengganti popok bayi
yang basa agar bayi tidak mengalami hipotermi, dan
memperhatikan tali pusat bayi apakah basa terkena
BAB dan BAK jika basa maka tali pusat harus
dikeringkan dan di bungkus kembali,memandikan
bayi 2 kali sehari dengan menggunakan air hangat
kukuh,menjaga kebersihan tempat tidur bayi.
8 03.50 Menganjurkan keluarga untuk membawa bayinya Bidan
wib imunisasi ke klinik 2 bulan berikutnya untuk
memberikan perlindungan pada bayi sebelum terjadi
paparan penyakit secara dini.

VII. EVALUASI
Tangga: 19 januari 2015 pukul :16.00 wib oleh : Bidan

 ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan/kondisi


bayi saat ini
S:  Ibu sudah mengetahui fungsi ASI bagi bayi dan bersedia untuk
menyusui bayi
 Ibu sudah mengerti cara perawatan bayi baru lahir di rumah
 Ibu sudah mengetahui tanda dan bahaya pada bayi baru lahir
 Ibu berjanji akan membawa anaknya untuk imunisasi sesuai
anjuran bidan

 KU : Baik
O:  Kesadaran CM
 Jenis kelamin : laki-laki
 TTV
Suhu : 37oc secara rektal
Hr : 140 kali/rmenit
RR : 40 kali/menit
APGAR SKORE : 9/10
 Antropometri
Berat Badan : 3100 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada :32 cm
 Reflek
Reflek Morrow : Ada/kuat
Refleks Rooting : Ada/kuat
Reflek Babinski : Ada/kuat
Reflek Suching : Ada/kuat
Reflek Tonic Neck : Ada/kuat

A: Diagnosa : Bayi baru lahir usia 6 jam pertama di klinik


Masalah :tidak ada
Kebutuhan :
1. Observasi TTV dan Keadaan umum bayi
2. Pertahankan suhu tubuh bayi
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif

P: 1. Memberi konseling pada ibu


2. Membaritahu cara merawat bayi
3. Memberitahu cara menyusui yang benar
4. Memberitahu cara merawat tali pusat
5. Memberitahu cara menjaga kehangatan tubuh bayi
6. Memberitahu rencana imunisasi bayi
7. Memberitahu jadwal control ulang
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. INTAN 30 TAHUN
DENGAN AKSEPTOR KB IUD

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. Intan Nama : Tn. Zulhandi
Umur : 30 tahun Umur : 40 tahun
Suku/Bangsa : Batak / Indonesia Suku/Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl.Asrama haji Alamat : Jl. Asrama haji

B. ANAMNESE (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 21 Desember 2014 pukul : 10.30 WIB oleh : Bidan
1. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin memakai menggunakan
KB IUD
2. Kunjungan saat ini : Kunjungan Pertama
3. Riwayat Menstruasi
Haid pertama : Usia 13 tahun
Lamanya :3-4 hari
Siklus :28 hari
Dismenorhoe : tidak ada
Banyaknya :3 x ganti doek
Sifat darah :Encer
HPHT : 14 Desember 2014

4.Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : P3 Ab0


Keadaan
Tgl Persalinan Komplikasi Bayi
Nifas
No. Lahir/ UK
PB/BB
Umur Jenis Tempat Penolong Ibu Bayi Keadaan Lactasi Kelainan
Bayi
1. 4 thn 38 Spontan Klinik Bidan - - 48/3.0/PR Baik Ya Tidak
2. 2 thn 38 Spontan Klinik Bidan - - 50/3,0/LK Baik Ya ada
3.. 2 bln 38 Spontan Klinik Bidan - - 52/3.5/PR Baik Ya Tidak
ada
Tidak
ada

1. Riwayat Kehamilan ini :


a. Jantung : tidak ada
b. Hipertensi : tidak ada
c. Diabetes : tidak ada
d. Ginjal :tidak ada
e. Asma : tidak ada
f. HIV/AIDS : tidak ada
g. Riwayat operasi abdomen/ SC : tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga
a. Hipertensi : tidak ada
b. Diabetes :tidak ada
c. Asma :tidak ada
d. Lain-lain :tidak ada
3. Riwayat KB
a. Status peserta KB : Ada
b. Metode dan jenis KB :KB suntik 3 bulan
c. Efek samping :dapat menyebabkan perubahan pola haid
d. Komplikasi : tidak ada
e. Kegagalan :-
4. Riwayat social ekonomi
a. Status perkawinan : sah kawin : 1 kali
b. Lama nikah : 5 tahun
c. Menikah pertama pada umur 25 tahun
d. Respon ibu dan keluarga terhadap pemakaian alat kontrasepsi : baik
e. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
5. Activity Daily Living
a. Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan : 3 kali sehari
2. Jenis :
Pagi : 1 piring nasi +1 potong ikan + air putih
Siang : 1 piring nasi + 1potong ikan + sayur + 1 gelas air putih.
Malam : 1 piring nasi + 1potong ikan +sayur + 1 gelas air putih
3.Frekuensi minum : > 8 gelas, jenis : air putih
Keluahan / pantangan : tidak ada
b. Pola istiraat
Tidur siang : 1 jam / hari
Tidur malam : 6 – 7 jam / hari
c. Pola eliminasi
BAK : 8 kali/ hari, konsistensi : cair , warna : kekuningan
BAB : 1 kali/hari , konsistensi : padat,warna : khas ,Lendir Darah:-
d. Personal Hygiene
Mandi : 2 kali /sehari
Ganti pakaian/ pakaian dalam : 3 sehari
e. Pola aktivitas
Pekerjaan sehari-hari :IRT
Keluhan :Tidak Ada
Menyusui : menyususi
Keluhan : tidak ada
Hubungan seksual : 2-3 kali perminggu
Hubungan seksual terakhir : Agustus sebelum melahirkan
f. Kebiasaan hidup
Merokok : tidak ada
Minum-minuman keras : tidak ada
Obat terlarang : tidak ada
Minum jamu : tidak ada

C. PEMERIKSAAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)


1. Status emosional : stabil
keadaan umum : baik kesadaran : CM
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Temp : 36,50C
Pols : 78 x/menit
RR : 22 x/menit
Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Berat badan : 55 kg, kenaikan BB selama menggunakan alkon : - kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
- Warna rambut :hitam
- Ketombe :tidak ada
- Benjolan :tidak ada
b. Wajah
- Hiperpigmentasi :tidak ada
- Pucat :tidak ada
- Edema :tidak ada
c. Mata
- Simetris :ya
- Kelopak mata :tidak oedema
- Konjungtiva :sedikit pucat
- Sklera :tidak ikterik
d. Hidung
- Simetris :ya
- Polip : tidak ada
- Kebersihan : bersih
e. Mulut
- Warna bibir :merah muda
- Pecah-pecah : tidak ada
- Sariawan : tidak ada
- Gusi berdarah : tidak ada
- Gigi :tidak caries
f. Telinga
- Simetris : ya
- Gangguan pendengaran : tidak
g. Leher
- Simetris :ya
- Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
- Pembesaran vena jugularis :tidak ada
- Ketiak, pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
h. Dada
- Retraksi :tidak ada
- Bunyi mengi dan rochi : tidak
i. Payudara
- Simetris :ya
- Pembesaran :tidak
- Puting susu :menonjol
- Hiperpigmentasi : ya
- Benjolan : tidak
- Konsistensi :sedang
j. Punggung dan pingggang
- Simetris :ya
- Nyeri ketul :tidak
k. Abdomen
- Bekas luka operasi :tidak ada
- Hiperpigmentasi :tidak ada
- Striae :ya
- Nyeri tekan abdomen :tidak ada
- Bising usus :-
- Kembung :tidak ada
l. Vulva
- Flour albus :-
- Kandiloma :-
- Radang bartholin :-
- Varises : tidak ada
- Pembesaran kelenjar skene:-
m. Vagina
- Pemeriksaan dalam :tidak dilakukan
- Pemeriksaan inspekulo :tidak dilakukan
n. Anus
- Hemoroid :tidak
- Kebersihan :bersih
o. Ekstremitas atas dan bawah
- Oedema :tidak ada
- Kemerahan :tidak ada
- Varises :tidak ada
- Refleks patella :(+) (+)

D. Pemeriksaan Penunjang
 HB : tidak dilakukan
 Planotest :tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal : 7 Januari 2015
Diagnosa : Ny. Intan umur 30 tahun P3A0 akseptor baru KB IUD
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan sudah mempunyai 3 orang anak
- Ibu mengatakan tidak ingin hamil lagi
DO : - KU : baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- TD : 110/70 mmHg
- Berat badan : 55 kg
- RR : 22 x/i

Masalah : kurangnya pengetahuan ibu tentang KB IUD


Kebutuhan : - KIE tentang kontrasepsi IUD
- Lakukan pemasangan KB

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Infeksi

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
No Intervensi Rasional
1. Beritahu kepada ibu tentang kondisi Suatu tindakan objektif yang dilakukan dengan
kesehatan secara umum tujuan untuk memberi rasa aman kepada pasien
karena sudah mengetahui keadaannya.
2. Beri KIE tentang kontrasepsi IUD KIE bagi akseptor baru KB IUD agar akseptor
mengetahui gambaran umum dari kontrasepsi yang
akan di gunakan
3. Lakukan informed consent Suatu surat tanda persetujuan yang akan dilakukan
pada klien
4. Lakukan pemasangan KB Pemasangan KB dilakukan sesuai dengan langkah –
langkah dan prosedur yang telah dipelajari.

VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
1. 23/12/14 15.00 Memberitahu ibu tentang kondisi
kesehatan secara umum dengan hasil :
T : 36,5 C , TD : 110/70 mmHg , P :

78x/i,RR=22x/i
Semua pemeriksaan fisik yang dilakukan
dalam batas normal
Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaan dalam batas normal
2. 15.10 Memberikan KIE tentang kontrasepsi
implant :
Profil : efektif, nyaman, dapat dipakai
semua ibu dalam semua usia reproduktif
Efek samping utama berupa perdarahan
tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenorea
Aman dipakai semasa laktasi
Jenis :
- copper T
- Progestas Progestasert IUD
-Multiload
-lippes loop
cara kerja
- mengentalkan lender serviks
sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa
- mencegah ovulasi
- menghambat perkembangan siklis
dari endometrium
keuntungan
- daya guna tinggi
- cepat bekerja 24 jam setelah
pemasangan
- perlindungan jangka panjang
- tidak mempengaruhi ASI
- dapat di cabut setiap saat sesuai
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
kebutuhan
efek samping
- dapat menyebabkan perubahan
pola haid
- keluhan nyeri kepala
- perasaan mual
- pusing/ sakit kepala
- nyeri payudara
- perubahan perasaan/ mood
indikasi :
- usia reproduktif
- telah memiliki anak/ belum
- menyusui dan membutuhkan alat
kontrasepsi
kontra indikasi
- hamil atau diduga hamil
- perdarahan pervaginam yg belum
jelas penyebabnya
- mioma uterus dan kanker payudara
- gangguan toleransi glukosa
b. KB ini akan dipasang di dalam rahim
Evaluasi : ibu sudah memahami secara
umum KB IUD dan ibu memilih copper
T jenis CuT 380 A

3. 15.20 Melakukan informed consent antara ibu


dan keluarga
Evaluasi : ibu dan keluarga sudah setuju
dilakukan pemasangan
4. 15.30 Melakukan pemasangan KB IUD dipasang
di dalam rahim
Cara Pemasangan

 Memberi salam sapa klien dengan


ramah dan perkenalkan diri.
 Anamnesa
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
 Konseling pra pemasangan
AKDR/IUD
 Beri penjelasan pada ibu tindakan
yang akan dilakukan dan beri
dukungan mental agar ibu tidak
cemas
 Mengisi formulir informed consent
 Menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan : Sarung tangan
steril 2 pasang, duk steril 1 buah,
ring tang 1 buah, spekulum 2 buah,
penster klem 1 buah, tenakulum 1
buah, sonde uterus 1 buah, gunting
benang 1 buah, 2 buah kom untuk
larutan DTT dan Betadine, Kassa,
Kapas, Larutan klorin, Celemek,
Tempat sampah, Bengkok, Lampu
sorot/ senter, meja gynekolog,
AKDR/IUD dalam kemasan.
 Pastikan ibu telah mengosongkan
kandung kemih dan mencuci
kemaluannya menggunakan sabun
 Memasang sampiran, mengatur
posisi klien secara litotomi pada
meja gynekology lalu pasangkan
perlak
 Memakai celemek
 Mencuci tangan dengan sabun
desinfektan dan bilas di bawah air
mengalir kemudian keringkan
dengan handuk
 Menyiapkan kembali peralatan,
membuka semua peralatan
 Memakai sarung tangan steril,
memasangkan duk steril di bawah
bokong ibu
 Melakukan inspeksi alat kelamin
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
luar untuk memeriksa adanya
ulkus, pembengkakan kelenjar
bartholini
 Melakukan vulva higine
 Memasukkan spekulum untuk
memeriksa keadaan portio dan
sekitarnya, adanya cairan vagina,
servicitis
 Mengusap portio dengan kapas
betadine menggunakan penster
klem
 Buka kunci spekulum, dan
keluarkan spekulum dengan posisi
miring, lalu rendam di larutan
klorin
 Lakukan periksa dalam sambil
tangan sebelah menekan di atas
simphisis untuk mengetahui
adanya nyeri goyang atau nyeri
tekan
 Bersihkan sarung tangan, lalu
lepaskan dan masukkan dalam
larutan klorin
 Mencuci tangan kembali
 Membuka kemasan AKDR/IUD
 Memakai sarung tangan steril
kedua
 Memasang spekulum yang kedua,
mengusap kembali portio dengan
kapas betadine menggunakan
penster klem
 Menjepit portio dengan posisi jam
11 atau jam 1
 Memasukkan sonde uterus secara
perlahan-lahan untuk mengukur
kedalaman uterus. Ada 3 cara,
yang pertama dengan melihat
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
lendir serviks yang ada pada sonde
uterus, yang kedua dengan
menggunakan penster klem, dan
yang ketiga dengan menggunakan
jari telunjuk yang dimasukkan
perlahan sampai ujung portio.
 Atur letak leher biru pada tabung
inserter sesuai kedalaman uterus
yang telah diukur dengan sonde
uterus
 Memasukkan tabung inserter yang
sudah berisi AKDR/IUD ke dalam
kanalis servikalis sampai ada
tahanan
 Memegang dan menahan
tenakulum dengan satu tangan dan
tangan lain menarik tabung
inserter sampai pangkal pendorong
 Mengeluarkan pendorong dengan
tetap memegang dan menahan
tabung inserter setelah pendorong
keluar
 Mengeluarkan sebagian tabung
inserter dari kanalis servikalis,
potong benang saat tampak keluar
dari lubang tabung 3-4 cm
 Melepaskan tenakulum dan
menekan bekas jeputan dengan
kasa betadine sampai perdarahan
berhenti
 Buka kunci spekulum, dan
keluarkan spekulum dengan posisi
miring, lalu rendam di larutan
klorin
 Masukkan peralatan lain ke dalam
larutan klorin
 Cuci tangan dengan sabun di
No Tanggal Jam Tindakan Paraf
bawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk bersih
 Catat semua hasil tindakan
Dokumentasi
 Ajarkan klien bagaimana
memeriksa benang AKDR/IUD
dengan cara memasukkan jari
tengah dan telunjuknya ke dalam
vagina untuk meraba benang
IUD/AKDR yang terselip di depan
portio/leher rahim. Meminta klien
menunggu di klinik selama 15-30
menit setelah pemasangan
AKDR/IUD untuk mengamati bila
terjadi rasa sakit pada perut, mual
muntah atau ada indikasi lain yang
memungkinkan AKDR/IUD
dicabut kembali bila dengan
analgesic rasa sakit tersebut tidak
juga hilang.

3. 15.50 Lakukan konseling akhir


- Jangan mengangkat benda yang terlalu
berat
- Jangan melakukan hubungan seksual
selama 1 minggu
Evaluasi : konseling sudah diberikan dan
ibu berjanji akan melakukannya
4. 16.00 Lakukan pendokumentasian
Pada tanggal 7 januari 2015 pukul 15.30
telah dilakukan pemasangan IUD jenis
CuT 380 A kepada Ny. Intan umur 30
tahun P3A0

VII. EVALUASI
S : -Ibu mengatakan sudah mengerti akan KB IUD
- Ibu mengatakan tidak nyeri pada daerah yang dilakukan pemasangan

O : - IUD terpasang di dalam rahim


- Tampak keluar sedikit darah dari kemaluan ibu
- Tampak ibu sedikit meringis karena luka bekas jepitan porsio

A : - Ibu intan usia 30 tahun P3A0 terpasang IUD jeni


Masalah : tidak ada
Keluhan :beri therapy untuk perawatan luka

P : - anjurkan ibu untuk mengkomsumsi thrapy untuk nyeri dan antibiotic


- anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari kemudian atau jika
ada keluhan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA An. N DI KLINIK “H”

Tanggal Masuk: 02 Desember 2012 Tgl Pengkajian: 02 Desember 2012


Jam masuk : 10.00 wib Jam pengkaian : 10.00 wib
Tempat : Di Klinik H Pengkaji : Bidan

I. PENGUMPULAN DATA
A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : An.N
Umur : 2 tahun 5 bulan
Tgl/Jam Lahir : 02 juli 2010/10.00 wib
Jenis Kelamin : Perempuan
BB Lahir : 2800 gram
PB : 48 cm
2. Identitas Ibu Identitas Ayah
Nama ibu : Ny.S Nama Suami : Tn.H
Umur :25 tahun Umur :28 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Batak/Indonesia Suku/Bangsa :Batak/Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wiraswata
Alamat :Jl.Bhayangkari Alamat :Jl.Bhayangkari
Anak Tgl UK Jenis Tempat Penol Komplik Bayi Nifas
ke Lahir/ Persalinan Persalinan ong asi
Umur Bay Ibu PB/B Kea Keadaa La
i B/JK daan n kta
si

1 02 Juli 39 Spontan Klinik Bidan - - 48 Baik Baik Ba


2010/2 cm/2 ik
tahun 800
5 gram/
bulan pere
mpua
n

B. ANAMNESA
1. Riwayat Kehamilan Ibu
G P1 A0 UK :39 minggu 2 hari
Kunjungan ANC :teratur,4 kali
Riwayat Komplikasi kehamilan :
-Perdarahan :tidak ada Penyakit Kelainan :tidak ada
-Preeklamsia/eklampsia:tidak ada Lain-lain : tidak ada

Kebiasaan waktu hamil


- Makanan :tidak ada Jamu :tidak ada
- Obat-obatan :tidak ada Merokok :tidak ada

3. Riwayat Imunisasi (diisi tanggal imunisasi/usia bayi)

IMUNISASI Pemberian Umur


HEPATITIS B I Tanggal : 02-7-2010 0 hari
II Tanggal : 02-9-2010 2 bulan
III Tanggal : 02-10-2010 3 bulan
BCG Tanggal : 02-8-2010 1 bulan
POLIO I Tanggal : 02-7-2010 0 hari
II Tanggal : 02-9-2010 2 bulan
III Tanggal : 02-10-2010 3 bulan
IV Tanggal : 02-11-2010 4 bulan
DPT I Tanggal : 02-9-2010 2 bulan
II Tanggal : 02-10-2010 3 bulan
III Tanggal : 02-4-2011 9 bulan
CAMPAK 02-4-2011 9 bulan

4. Riwayat penyakit yang pernah diderita :tidak ada

5. Perkembangan dan usia ke usia (1 bulan-sekarang)

6. Kebiasaan sehari-hari

- Pola makan dan minum


Frekuensi : 3xsehari
Jenis : nasi,lauk,sayur
Minum
Frekuensi : 5-6 gelas/hari
Jenis : air putih dan susu

- Pola Eliminasi
BAK :6-7 kali/hari
BAB :1-2 kali/hari
- Pola aktivitas :sesuai kemampuan anak
- Pola tidur
Tidur siang :2 jam/hari
Tidur malam :7-8 jam/hari
7.Keaktifan kegiatan
Tugas perkembangan
- Motorik kasar : Menendang bola kedepan, melompat, melempar bola
lengankeatas,
- Motorik halus : Menara dari dua kubus, menara dari empat kubus.
- Bahasa : Menunjuk dua gambar, kombinasi kata, menyebut satu
gambar, menyebut bagian badan, menunjuk 4 gambar, bicara
dengan dimengerti, menyebut 4 gambar, mengetahui 2
kegiatan
- Tingkah laku social : Memakai baju, menggosok gigi dengan bantuan, mencuci
dan mengeringkan tangan.
8. Perhatian orang tua terhadap anak :terfokus pada anak
9. Kedudukan anak dalam keluarga :anak kandung
C. DATA OBJEKTIF
1. Antropometri
BB : 10,5 kg
PB : 85 cm
LK :48 cm
LD :54 cm
2. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan TTV
N :90 kali/menit
S :36,60c
R :24 kali/menit
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan
2. Muka : wajah bayi tidak pucat,tampak kemerahan,tidak oedema.
3. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar vena jugularis
4. Perut : simetris, tidak kembung, bising usus normal, tidak ada
massa/benjolan
5. Ekstremitas : simetris, jumlah jari tangan lengkap, gerakan aktif.
6. Genitalia : jenis kelamin perempuan, vagina berlubang, uretra berlubang,
labia mayora menutupi labia minora.
7. Anus :anus berlubang, tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda
infeksi

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak Dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, dan KEBUTUHAN


- DIAGNOSA : Seorang An. “N” umur 2 tahun dengan tumbuh kembang normal.
DS :
1. Ibu mengatakan anaknya lahir 02 juli 2010
2. Ibu mengatakan anaknya berumur 2 tahun 5 bulan
DO :
Keadaan umum : baik
Kesadaran :composmentis
Tanda vital sign
- Nadi : 90x/menit
- Pernafasan : 24x/menit
- Suhu : 36,6oC
Pengukuran Antopometri
- Berat badan : 10,5 kg
- Panjang badan : 85 cm
- Lila : 15 cm
- Lingkar kepala: 48 cm
- Lingkar dada : 54 cm
Hasil pemeriksaan fisik : normal
Status gizi : baik
Status perkembangan : normal
MASALAH : tidak ada
KEBUTUHAN : tidak ada

III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI/RUJUK


Tidak ada

V. INTERVENSI
No Intervensi Rasional
1 Melakukan pemeriksaan pada anak Untuk mengetahui keadaan dan
kondisi fisik pada bayi
2 Melakukan pemeriksaan tumbuh Untuk menilai adanya kelainan
kembang pada anak tumbuh kembang
3 Memberitahu ibu tentang pemeriksaan Agar ibu mengetahui bahwa
tumbuh kembang anak selanjutnya pemeriksaan tumbuh kembang
dilakukan secara berkelanjutan
4 Memberitahu kepada ibu untuk Agar ibu mengetahui proses
memantau pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan anaknya anaknya
5 Menganjurkan ibu untuk memberi Agar kebutuhan nutrisi anak
nutrisi yang cukup tercukupi
6 Memberitahu ibu unuk melakukan Agar ibu kembali melakukan
kunjungan ulang pemeriksaan untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan
anak.

VI. IMPLEMENTASI
No Jam Kegiatan
1 08.30 wib Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (S=36,60C, R=
24x/menit, Nadi=90x/menit),pemeriksaan fisik (BB=10,5
kg, TB=85 cm, LK=54 cm) dan pemeriksaan khusus
(pertumbuhan dan perkembangan).
2 09.00 wib . Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan
lembar DDST, meliputi: perkembangan motorik
halus,motorik kasar,bahasa,maupun personal sosial.dan
melakukan pemeriksaan khusus pada anak yaitu
pemeriksaan pada pertumbuhannya dengan melihat status
gizi ,mulai dari gizi normal,gizi kurang ,maupun gizi
buruk.
3. 09.30 wib Memberitahu ibu untuk memeriksakan pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangan anak berikutnya, untuk
mengetahui perubahan tumbuh kembang anak.
4. 10.00 wib Menganjurkan ibu memantau pertumbuhan (Berat badan
dan tinggi badan) dan perkembangan (motorik halus,
motorik kasar, bahasa dan personal sosial) anaknya agar
ibu mengetahui perubahan yang terjadi pada anaknya
5. 10.10 wib Menganjurkan ibu untuk memberi makan yang sehat dan
bergizi (menu seimbang seperti bubur sayur, ikan, buah-
buahan dan susu yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anaknya)
6. 10.30 wib Memberitahu ibu kunjungan ulang 5 bulan lagi, atau jika
ada keluhan

VII. EVALUASI
S:
1. senang mendengar keadaan anaknya sehat dan normal
2. Sudah dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan DDST
3. Ibu bersedia memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya
4. Ibu bersedia memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya
5. Ibu bersedia memberi nutrisi yang sehat dan bergizi
6. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 5 bulan kemudian dan bila anaknya
ada keluhan.

O:
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda vital sign
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,6oC
- Pengukuran Antopometri
Berat badan : 10,5 kg
Panjang badan : 85 cm
Lila : 15 cm
Lingkar kepala : 48 cm
Lingkar dada : 54 cm
- Hasil pemeriksaan fisik : normal
- Status gizi : baik
- Status perkembangan : normal

A : An.N usia 2 tahun 5 bulan dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan


Kebutuhan: Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara berkelanjutan.
Masalah : Tidak ada
P :
1. Pantau pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Pemberian nutrisi yang baik sesuai kebutuhan anak

Anda mungkin juga menyukai