Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

TREND ISUE DAN EBP DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH : KELOMPOK 4 (A11-A)

NAMA KELOMPOK :

1. DEWA AGUNG ARI DWIJAYANTI ( 17.321.2659 )


2. DEWA AYU SEPTIANTI DEWI ( 17.321.2662 )
3. I GEDE ENDRA SURYANTHA ( 17.321.2667 )
4. I GEDE KRISNANTA SUBAGIO ( 17.321.2668 )
5. I KETUT RAJENDRA PATMA A.W. ( 17.321.2670 )
6. KOMANG PURNAMA SARI ( 17.321.2676 )
7. NI LUH GEDE DEVI YULISTYA DEVI ( 17.321.2690 )
8. NI LUH PUTU DEWI ASTUTI ( 17.321.2692 )
9. NI PUTU CHANDRA WATI ( 17.321.2699 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Trend Isue dan EBP dalam Keperawatan Maternitas” dengan baik dan
tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I. Disamping itu makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengembangkan pengetahuannya tentang trend isue dan EBP dalam keperawatan
maternitas. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang membantu penulisan makalah ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyajian makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah
ini sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama
mahasiswa keperawatan.

Denpasar, 14 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tren dan Isue dalam Keperawatan Maternitas............................................. 3

2.2 Evidence Based Practice dalam Keperawatan Maternitas ......................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 16

3.2 Saran.......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu,
dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan
psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan
tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas,
membantu, dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari
keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua
kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan
kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal,
merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju
kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga,
dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu
keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan
baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan
mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi, dan angggota keluarga lainnya
dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. Sikap, nilai, dan perilaku
setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan sosial ekonomi dari calon ibu
sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang
diwarisi. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur,
etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi
yang diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya

1
mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan maternitas, berbagai teknologi baru muncu
untuk membantu asuhan keperawatan maternitas. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah proses persalinan. Dalam makalah ini akan menjelaskan trend dan
isu dari keperawatan maternitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
yaitu :
1. Bagaimana trend dan isue dalam keperawatan maternitas.
2. Bagaimana evidence based practice dalam keperawatan maternitas.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi penugasan mata kuliah Keperawatan Maternitas I.
2. Mengembangkan materi tentang trend dan isue dalam keperawatan
maternitas.
3. Mengembangkan materi tentang evidence based practice dalam
keperawatan maternitas.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1. Agar dapat mengetahui dan memperdalam tentang trend dan isue dalam
keperawatan maternitas.
2. Agar dapat menjelaskan tentang evidence based practice dalam
keperawatan maternitas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trend dan Isue dalam Keperawatan Maternitas

2
A. Masalah dalam Keperawatan Maternitas
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi

Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang


paru-paru, diare, dan malaria. Penyakit yang merenggut paling banyak
korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58
juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta
anak.

2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi

Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan


kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan
masyarakat progam KB.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal
oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas
(Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004).Penyebab kematian ibu cukup
kompleks, dapat digolongkan atas faktor- faktor reproduksi,
komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi.
Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan
dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan
sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum.

4. Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual..
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok
umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta
kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS
dapat diobati.

3
B. Penemuan Teknologi Terbaru

1. Alat kontrasepsi implan terbaru

UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB


generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi
ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber
umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan
Farmatologi dan Toksikologi UGM.

2. Water birth

Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air,


manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastis. Metode ini
juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses
pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.

3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D

Alat USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D adalah alat USG yang


berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini
janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang
sesungguhnya. Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh
tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensi menjadi
pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di
cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung
dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG (Ultrasonografi )
3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena
teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.

4. Pil KB terbaru

4
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang
memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan
berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil KB
dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih
nyaman. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat
tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala
kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur
keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan
androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat
tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan
kulit.

5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit

Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk


memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk
diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu,
untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat
keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional.

C. Water Birth

 Pengertian
Water birth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air
hangat. Pada saat di kandungan, bayi berada dalam air ketuban, dengan
melahirkan di dalam lingkungan yang sama, akan lebih nyaman bagi
bayi, sekaligus menurunkan tingkat stress pada ibu bersalin. Kunci
water birth sebagai coping stress terletak pada air sebagai komponen
untuk melawan stressor, sehingga menciptakan perasaan rileks dan
tenang yang berefek positif secara fisik maupun psikologis.
Kemampuan ibu untuk mengapung akan menolong untuk relaksasi,
selain itu pergerakan selama persalinan water birth yang lebih leluasa
menyebabkan ibu merasa lebih nyaman dan rileks. Dengan berendam di

5
air hangat akan membantu ibu untuk mengurangi nyeri, meminimalkan
kecemasan dan menurunkan tekanan darah.
 Kerugian
Risiko-risiko yang dapat timbul antara lain :
Infeksi
Kontaminasi air dengan bakteri enterik tidak bisa dihindari dan
kasus-kasus infeksi neonatal dan maternal merupakan risiko terbesar
yang dapat terjadi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan water
birth dapat menyebabkan risiko infeksi oleh karena berendam dalam
air yang tidak steril. Namun penelitian menunjukkan bahwa traktus
intestinal bayi ketika ibu dalam persalinan kala aktif, air tidak akan
masuk ke jalan lahir sewaktu ibu ada dalam kolam. Air dapat masuk
ke vagina, namun tidak masuk ke dalam baik serviks maupun uterus.
Penyakit infeksi tertentu akan segera mati ketika kontak dengan air.
Selain itu kolam yang digunakan selama proses water birth
menggunakan pompa pengatur agar air tetap bersikulasi dengan
filter/penyaring air sehingga mengurangi risiko infeksi (RANZCOG,
2014; Harper, 2006; Zanetti-Daellenbach et. al, 2007).
Perdarahan postpartum
Risiko perdarahan pada ibu dan bayi harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaan water birth. Penelitian di inggris tidak menemukan
adanya perbedaan yang bermakna antara metode water birth dengan
metode persalinan lainnya. Namun, ada beberapa faktor seperti
penyedia layanan water birth yang tidak berpengalaman akan
kesulitan menilai jumlah perdarahan postpartum sehingga dapat
menyebabkan perdarahan postpartum yang banyak. Hal ini
menyebabkan sejumlah penyedia layanan water birth menyediakan 2
jenis water birth yaitu melahirkan di dalam kolam dan melahirkan di
luar kolam (RANZCOG, 2014; Harper, 2006).
Hipoksia
Hipoksia bayi akan mengganggu baby’s dive reflex, yang
mengakibatkan penekanan respon menelan sehingga akan

6
menimbulkan bayi menghirup air selama proses water birth.
Penundaan pengkleman dan pemotongan tali pusat sangat
bermanfaat dalam proses transisi bayi untuk hidup di luar uterus
sehingga akan memaksimalkan fungsi perfusi jaringan paru. Terdapat
beberapa penelitian tidak merekomendasikan pemotongan dan
pengkleman tali pusat sampai bayi segera karena akan meningkatkan
risiko hipoksia, sehingga direkomendasikan 4-5 menit setelah
persalinan. Namun berdasarkan hipotesa bahwa air hangat dapat
mencegah vasokonstriksi tali pusat sehingga akan banyak darah ibu
yang tertransfer ke bayi sehingga penundaan pengkleman tali pusat
dapat mengakibatkan polistemia (Harper, 2006).
Aspirasi air
Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air pada water birth sekitar
95%. Risiko masuknya air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari
dengan mengangkat bayi yang lahir sesegera mungkin ke permukaan
air. Pemanjangan fase berendam mengakibatkan kekurangan
oksigen, emboli dan perdarahan (RANZCOG, 2014).
 Keuntungan
Metode water birth memiliki banyak keuntungan bagi ibu dan bayi
diantaranya :
Mengurangi nyeri persalinan dan memberi rasa nyaman
Nyeri persalinan berkurang disebabkan ibu berendam dalam air
hangat yang membuat rileks dan nyaman sehingga rasa sakit yang
diraskan saat persalinan akan berkurang. Berendam dalam air
hangat akan dapat membantu mengurangi nyeri persalinan,
kemampuan ibu mengapung dalam air akan membantu untuk
relaksasi, pergerakan dan posisi selama persalinan water birth yang
lebih bebas menyebabkan ibu nyaman dan rileks (RCOG, 2012;
Harper 2006).
Pemendekan persalinan kala I
Penelitian juga menunjukkan selain mengurangi nyeri persalinan
dan memberi rasa nyaman, persalinan dalam air terbukti dapat

7
memperpendek persalinan kala I dan tekanan darah menjadi lebih
rendah di banding persalinan konvensional. Pemendekan persalinan
kala I selain memudahkan persalinan bagi ibu juga memberi
keuntungan untuk bayi karena dapat mencegah trauma atau resiko
cedera kepala bayi dan menurunkan risiko bayi mengalami
keracunan air ketuban (RCOG, 2012).
Mengurangi risiko terjadinya trauma pada bayi
Persalinan dapat menjadi masalah dan trauma yang dapat
mengganggu dan pengalaman bagi bayi. Water birth memberikan
keuntungan terutama ketika kepala bayi masuk ke jalan lahir,
sehingga persalinan akan menjadi lebih mudah. Air hangat dengan
suhu yang tepat sehingga menyerupai lingkungan intrauterine akan
memudahkan proses persalinan. Air hangat juga dapat mengurangi
ketegangan perineum dan memberi rasa nyaman bagi ibu dan bayi,
sehingga bayi lahir tidak mengalami trauma. Bayi yang lahir
melalui water birth bayi tampak menajdi tenang dan tidak akan
segera menangis (RCOG, 2012).
 Metode
Metode persalinan menjadi 2, yaitu :
1. Water birth murni, yaitu metode persalinan water birth dimana ibu
masuk ke kolam tempat persalinan setelah mengalami pembukaan 6
sampai proses melahirkan terjadi.
2. Water birth emulsion, yaitu metode persalinan water birth dimana
ibu hanya berada di dalam kolam tempat persalinan hingga masa
kontraksi (Kala I persalinan) berakhir. Proses melahirkan tetap
dilakukan di tempat tidur.
 Indikasi
- Merupakan pilihan ibu
- Ibu hamil dengan tidak ada faktor risiko dari medis dan obstetrik
- Kehamilan normal ≥ 37 minggu
- Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing, dan kulit
- Kontraksi bagus dan regule

8
- Fetus tunggal dengan presentasi kepala
- Body Mass Index kurang dari 35
- Ketuban pecah spontan < 24 jam
- Tidak ada pendarahan
- Denyut jantung normal
- Persalinan spontan
- Tidak menggunakan obat penenang
 Kontraindikasi
- Persalinan pre-term
- Adanya pendarahan vagina yang banyak
- Adanya demam pada ibu atau suspek infeksi pada ibu
- Kondisi-kondisi yang memerlukan monitoring fetal heart rate
- Infeksi yang dapat ditularkan melalui darah dan kulit
- Menggunakan obat penenang atau epidural
- Denyut jantung abnormal
 Prosedur Persalinan
A. Selama Persalinan
Water birth memiliki tahapan yang sama seperti persalinan normal
di luar air. Hanya saja dengan berendam dalam air hangat, membuat
sirkulasi pembuluh darah menjadi lebih baik. Sehingga berpengaruh
pada kontraksi rahim yang menjadi lebih baik dan efektif. Berikut
tahapan-tahapan dalam persalinan dengan metode water birth :
1. Ibu mulai masuk untuk berendam dalam air itu
direkomendasikan saat fase aktif pembukaan sudah 5 cm dengan
kontraksi uterus yang baik. Pada fase ini biasanya dibutuhkan
waktu sebentar saja kira-kira 1-2 jam untuk menunggu kelahiran
bayi.
2. Biasanya begitu ibu masuk ke dalam kolam air, maka ibu akan
merasa lebih nyaman, rileks, dan rasa sakitnya berkurang.
Sehingga ibu lebih fokus pada persalinannya.

9
3. Observasi dan monitoring
 Fetal heart rate seharusnya diauskultasi dengan
menggunakan Doppler atau fetoskop. Auskultasi dilakukan
sebelum, selama, dan setelah kontraksi. Pemeriksaan ini
dilakukan selama satu menit penuh segera setelah akhir
kontraksi setiap 15 menit.
 Penipisan dan pembukaan servik. Pada saat ini juga
dilakukan pemeriksaan terhadap posisi janin.
 Pemeriksaan ketuban, jika ketuban telah pecah, periksa fetal
heart rate, dan periksa juga apakah ada prolaps tali pusat.
 Tanda-tanda vital ibu diperiksa tiap jam. Hal ini penting
untuk mengetahui bagaimana status vital dari ibu
 Pemeriksaan ibu terhadap gejala-gejala dehidrasi yang
ditandai dengan takikardi dan suhu ibu meningkat.
4. Managemen kala II
 Mengedan seharusnya dilakukan secara fisiologis. Dengan
membiarkan ibu untuk mengedan secara spontan, maka risiko
ketidakseimbangan antara oksigen dan karbondioksida pada
sirkulasi ibu dan janin akan berkurang.
 Pada proses persalinan, bila mungkin metode lepas tangan
(hand off) dapat dilakukan. Hal ini akan meminimalkan
stimulasi untuk bayi yang muncul.
 Tidak diperlukan palpasi atau meraba tali pusat ketika kepala
bayi telah lahir, karena tali pusat lepas dan melonggar ketika
bayi lahir. Jangan melakukan pengkleman dan pemotongan
tali pusat di dalam air.
 Bayi harus dilahirkan penuh dalam air. Setelah lahir, bayi
dibawa ke permukaan air sesegera mungkin. Namun hanya
kepala bayi yang dibawa ke permukaan air, sedangkan badan
bayi masih berada di dalam air untuk mencegah terjadinya
hiportemia. Saat kepala bayi telah di permukaan air, jangan
merendamnya kembali.

10
5. Managemen kala III
 Managemen aktif dan fisiologi harus tetap diberikan sampai
ibu keluar dari kolam.
 Saat managemen kala III, syntometrine dapat diberikan.
 Estimasi dari hilangnya darah ± 500 ml.
 Penjahitan perineum yang robek dapat ditunda sedikitnya 1
jam untuk menghilangkan retensi air dalam jaringan. Hal ini
dapat dilakukan jika terjadi pendarahan yang tidak
berlebihan.
B. Selama Proses Persalinan dan Mengedan 14-17
 Ibu dapat mengambil sikap dan posisi yang diinginkan agar lebih
merasa nyaman dan rileks. Hal ini sangat membantu dalam
proses mengedan.
 Proses mengedan ini mengikuti irama datangnya kontraksi
uterus. Bayi yang keluar tidak memerlukan bantuan manipulasi
tangan atau lainnya karena air memiliki kemampuan dalam
mengapungkan, kecuali terlihat agak susah keluarnya.
 Saat proses persalinan berlangsung, penolong dalam hal ini
dokter kandungan atau bidan sudah dalam keadaan siap dengan
semua peralatannya untuk menolong persalinan. Penolong juga
selalu memperhatikan perineum dari ibu.
 Kontraksi yang baik akan mempercepat pembukaan rahim dan
mempercepat proses persalinan. Apalagi dengan berendam dalam
air hangat ini, dinding vagina akan menjadi lebih rileks, lebih
elastis, sehingga mudah dan cepat dalam membukanya.
 Setelah bayi lahir, maka secara otomatis bayi akan terendam
beberapa saat di dalam air (sekitar 5-10 detik). Setelah itu
langsung diangkat ke permukaan air dan diletakkan di dada ibu.
Penolong langsung membersihkan hidung dan mulut dari bayi.
Perlu diperhatikan juga tali pusat dari bayi agar tidak sampai
putus.

11
 Untuk melahirkan plasenta, direkomendasikan untuk dilakukan
di luar air. Namun hal ini tergantung dari keinginan ibu apakah
plasentanya dilahirkan di luar atau di dalam air. Ibu dianjurkan
pula untuk menyusui bayi sesegera mungkin.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 1 Maret
sampai dengan 30 April 2013 mengenai pengaruh dari metode persalinan
water birth terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin di Klinik Bumi Sehat
Nyuh Kuning Ubud Gianyar dengan responden sebanyak 20 yaitu 10
orang responden menggunakan metode water birth dan 10 orang
responden yang tidak menggunakan metode water birth. Pada ibu bersalin
dengan metode water birth responden paling banyak berada pada kategori
nyeri sedang yaitu sebanyak 6 orang (60%), sedangkan paling sedikit
berada pada kategori nyeri ringan sebanyak 4 orang (40%) tingkat nyeri
pada ibu bersalin normal yang tidak menggunakan metode water birth
paling banyak berada pada kategori tingkat nyeri berat terkontrol yaitu
sebanyak 6 orang (60%), sedangkan paling sedikit berada pada kategori
tingkat nyeri berat tidak terkontrol sebanyak 4 orang (40%), maka dapat
ditarik kesimpulan : Ada pengaruh yang signifikan P sebesar 0,000 lebih
kecil dari α = 0,05 (p<0,05) antara metode persalinan water birth terhadap
penurunan tingkat nyeri pada ibu bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh
Kuning Ubud Gianyar. Saran untuk ibu hamil hendaknya lebih mengerti
tentang metode persalinan water birth yang dapat menurunkan nyeri saat
bersalin, sehingga dapat memilih dan menerapkan metode tersebut untuk
memfasilitasi diri dari ketidaknyamanan saat bersalin.

2.2 Evidence Based Practice dalam Keperawatan Maternitas

 Pengertian EBP
EBP sebagai suatu proses yang melibatkan pembelajaran atas arahan diri
sendiri yang mengharuskan pekerja profesional bisa mengakses informasi
sehingga memungkinkan kita bisa

12
Menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki dalam memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita jawab;

Menemukan bukti-bukti terbaik dalam menjawab pertanyaan-


pertanyaan;

Menganalisis bukti-bukti terbaik itu untuk mendapatkan validitas


penelitian maupun kedayaterapannya pada pertanyaan-pertanyaan
praktik yang kita ajukan;

Membuat agar klien bertindak sebagai partisipan dalam pembuatan


keputusan dan

Mengevaluasi kualitas praktik pada klien.

 Perkembangan Keilmuan Maternitas yang Berhubungan dengan


Evidence Based Practice
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara
berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan,
eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama
kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui
upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir
semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
ke tingkat yang sangat rendah. Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa
terakhir terfokus pada :

1. Keluarga berencana : membantu para ibu dan suaminya merencanakan


kehamilan yang diinginkan.

2. Asuhan antenatal terfokus : Memantau perkembangan kehamilan,


mengenali gejala dan tanda bahaya, menyiapkan persalinan dan kesediaan
menghadapi komplikasi.

3. Asuhan pasca keguguran : menatalaksanakan gawat-darurat keguguran


dan komplikasinya serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya.

13
4. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi : kajian
dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih, aman,
dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian.

5. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama, dan setelah


persalinan : dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu
diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana
komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas,
pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan
menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang
umumnya akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat
terjadinya.

Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman


serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma
dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi
pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan
komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan
atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini adalah
perkembangan keilmuan maternitas yang berhubungan dengan evidence based
practice.

a. Gentle Birth

Getntle birth adalah konsep persalinan yag santun, tenang, dan alami
yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu hamil agar tetap tenang dan
rileks saat melahirkan. Konsep ini melibatkan praktik senam hamil,
olah pernapasan, serta self hypnosis yang rutin dilakukan sjak awal
masa kehamilan hingga menuju persalinan.

b. Water birth

Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah proses persalinan atau


proses melahirkan yang dilakukan di dalam air hangat. Melahirkan
dalam air (water birth), adalah suatu metode melahirkan secara normal

14
melalui vagina di dalam air. Secara prinsip, persalinan dengan metode
water birth tidaklah jauh berbeda dengan metode persalinan normal di
atas tempat tidur, hanya saja pada metode water birth persalinan
dilakukan di dalam air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan di
atas tempat tidur. Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas
tempat tidur, calon ibu akan merasakan jauh lebih sakit jika
dibandingkan dengan persalinan menggunakan metode water birth.
Ada yang mengatakan persalinan dengan water birth dapat mengurangi
rasa sakit hingga mencapai 40-70%.

c. Lotus Birth

Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek
meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh,
daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan
Wharton’s jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam
10-20 menit pasca persalinan.

Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah


menetapkan program kebijakan asuhan kehamilan sebagai berikut :

1. Kunjungan ANC minimal 4 kali kunjungan

2. Pemberian suplemen mikronutrien

3. Imunisasi TT 0,5 cc

4. Perkiraan hemoglobin pada kehamilan

5. Perkiraan tinggi fundus uterus

6. Hipotensi pada saat berbaring terlentang.

7. Pentingnya deteksi penyakit bukan penilaian/pendekatan risiko

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah dalam keperawatan maternitas antara lain angka kematian bayi
masih tinggi, angka kelahiran bayi masih tinggi, Angka Kematian Ibu (AKI),
penyakit menular seksual. Penemuan teknologi terbaru dalam keperawatan
maternitas antara lain : alat kontrasepsi implan terbaru, water birth, USG
(Ultrasonografi) 3D dan 4D, pil KB terbaru. Trend dan isu keperawatan
maternitas saat ini adalah water birth. Water birth adalah proses persalinan yang
dilakukan di dalam air hangat. Pada saat di kandungan, bayi berada dalam air
ketuban, dengan melahirkan di dalam lingkungan yang sama, akan lebih nyaman
bagi bayi, sekaligus menurunkan tingkat stress pada ibu bersalin. Dalam
keperawatan maternitas juga terdapat Evidence Practice Based (EBP). EBP
sebagai suatu proses yang melibatkan pembelajaran atas arahan diri sendiri yang
mengharuskan pekerja profesional bisa mengakses informasi Sesuai dengan
evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan asuhan
kehamilan sebagai berikut : kunjungan ANC minimal 4 kali kunjungan,
pemberian suplemen mikronutrien, imunisasi TT 0,5 cc, perkiraan hemoglobin
pada kehamilan, perkiraan tinggi fundus uterus, hipotensi pada saat berbaring
terlentang, pentingnya deteksi penyakit bukan penilaian/pendekatan risiko.

3.2 Saran
Proses persalinan harus dilakukan dengan tekni dan prosedur yang tepat.
Ibu hamil harus rajin dalam melakukan ANC sehingga proses persalinan lancar.
Selain itu, tahap natal, pre natal, dan post natal juga harus diperhatikan oleh ibu
hamil. Dalam membantu persalinan tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan
SOP.

16
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, H. Kurniawan. 2011. Adopsi "Gentle Birth" Yayasan Bumi Sehat Ubud.
Initiatives for Governance Innovation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada

Bagus, Mustika. 2015. Trend Issue Water Birth. Tersedia Pada


scribd.com/doc/257532488/Trend-Issue-Water-Birth-Fix. Diakses pada
Kamis, 14 Maret 2018 pukul 12. 30 WITA.

Budiana dan Satria. 2015. Persalinan Dengan Menggunakan Metode Water Birth.
Tersedia Pada ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/5818/4380.
Diakses pada Kamis, 14 Maret 2018 pukul 11.30 WITA.

Gynaecologists. 2014. Warm water immersion during labour and birth. The Royal
Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists.
Australia : RANZCOG

Ismail. 2016. Evidence Based Practice dan Midwifery Based. Tersedia Pada
scribd.com/document/329500815/Evidence-Based-Practice-Dan
Midwifery-Ba. Diakses pada Kamis, 14 Maret 2018 pukul 11.15 WITA.

17

Anda mungkin juga menyukai