Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

DI UPTD PUSKESMAS PANUMBANGAN

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Praktik Klinik Stase 3
(Praktik Kebidanan Fisiologi Kehamilan Yang Berpusat Pada Perempuan) di Program Studi
Profesi Kebidanan

Disusun oleh :
SILVIA PINDIAWATI NURAENI
P2.06.24.8.21.034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologi dialami oleh setiap wanita. Kehamilan
juga menjadi salah satu momen yang membahagiakan bagi pasangan suami istri,
apalagi yang baru saja menikah .Dikaruniai anak tentunya seperti sebuah hadiah
sekaligus khawatir serta memberikan tantangan tersendiri. Adakalanya dalam masa
kehamilan terjadi masalah-masalah yang tidak diinginkan dan yang seharusnya tidak
terjadi, akan tetapi karena minimnya informasi serta pengetahuan tentang reproduksi
yang menjadi penyebab utama permasalahan dalam kehamilan. Proses kehamilan
merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh tenaga
kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada pasien,
pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan promotif.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka
Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 216/100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990-2015, yaitu dari 36/1000
kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (World Health
Organization, 2015).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu.
Terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. AKI di Indonesia kembali menunjukkan
penurunan menjadi 305/1000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia juga menunjukkan penurunan menjadi 22,23/1000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI. 2015). Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil Kunjungan 1 K1
dan Kunjungan lengkap (K4) pada tahun 2015 telah memenuhi target Rencana Strategis
(Renstra) Kementrian Kesehatan sebesar 72%. Dimana jumlah capaian KI 95,75% dan
K4 (87,48)% (Kemenkes RI, 2015).
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sejak
tahun 1990 telah meluncurkan save motherhood initiative, sebuah program yang
memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat
dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan
program Gerakan Sayang Ibu tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia. Upaya lain
juga telah dilakukan yaitu strategi Making Pregnancy Safer yang dicanangkan tahun
2000. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding
Maternal dan Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan AKI dan AKB
sebesar 25%. Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian neonatal dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan
bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial
Komprehensip (PONEK), 300 Puskesma/ Balkesma Pelayanan Obstetri Neonatal
Esensial Dasar (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar
puskesmas dan rumah sakit. Dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-
2019 salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat dengan target salah satu indikatornya. yaitu AKI pada tahun
2019 turun menjadi 306/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI,
2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan pendahuluan ini adalah mahasiswa mampu melakukan asuhan
kebidanan fisiologi kehamilan yang berpusat pada perempuan Ny. D usia 37 tahun
G3P2A0 hamil 36-37 minggu fisiologis secara komprehensif dan
berkesinambungan, menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan kebidanan serta asuhan komplementer yang berpusat pada
perempuan Ny. D usia 37 tahun G3P2A0 hamil 36-37 minggu fisiologis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan meliputi pengkajian, penegakkan
diagnosis kebidanan, mengidentifikasi masalah potensial, mengidentifikasi
tindakan segera menyusun perencanaan, mengimplementasikan dan melakukan
evaluasi berdasarkan clinical reasoning dan hasil kaajian evidence based
practice.
b. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelaporan kebidanan.
c. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang kesehatan
reproduksi.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu kebidanan
yang dititik beratkan pada asuhan kebidanan fisiologi kehamilan yang berpusat
pada perempuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan
Sebagai masukan bagi bidan tentang asuhan kebidanan fisiologi kehamilan yang
berpusat pada perempuan sehingga dapat memberikan pelayanan optimal.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bahan
kepustakaan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
c. Bagi Lembaga Terkait
Laporan ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran bagi pihak pengambil
keputusan untuk melakukan evaluasi dan supervisi terhadap salah satu metode
yang bisa diterapkan dalam pemberian asuhan pada asuhan kebidanan fisiologi
kehamilan yang berpusat pada perempuan.
d. Bagi Mahasiswa
Laporan ini dapat dijadikan bekal untuk pengembangan profesi kebidanan dan
dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk mengetahui gambaran
pengaruh pemberian asuhan kebidanan fisiologi kehamilan serta untuk
menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan asuhan dengan tetap
mengedepankan aspek Women Center Care (WCC)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Menurut Saifuddin kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-
28 hingga ke-40) (Walyani dun Purwoastuti, 2015).
Menurut Walyani (2015), usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun
merupakan umur-umur yang berisiko tinggi untuk hamil. Kurun reproduksi
sehat dikenal sebagai usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35
tahun. Karena berdasarkan angka kejadian, wanita hamil dengan usia kurang
dari 20 tahun berpeluang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur atau
mengalami retardasi pertumbuhan. Risiko meningkat pada usia 35 tahun untuk
terjadinya abortus spontan, pemisahan prematur plasenta, IUGR (Manuaba,
2010).
b. Fisiologi Kehamilan
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan merupakan matarantai yang
berkesinambungan yang terdiri atas :
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35
tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses kematangan dan
terjadi ovulasi .
2) Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc, dan hanya beberapa
ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam
alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu
untuk mengadakan konsepsi.
3) Konsepsi
Menurut Manuaba (2010), Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa
disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat
berlangsung sebagai berikut :
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata
yang mengandung persediaan nutrisi.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma
yang disebut vitelus.
c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.
Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas,
dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai
waktu hidup terlama dalam ampula tuba.
d) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
4) Proses nidasi atau implantasi
Setelah fertilisasi, hasil konsepsi akan melakukan implantasi pada
dinding uterus sekaligus memberikan informasi pada tubuh ibu, sehingga
bermanifestasi terhadap adaptasi fisiologi kehamilan. Jika tidak terjaddi
implantasi, maka zigot akan dengan mudah keluar dari uterus bersamaan
dengan darah menstruasi.
Zigot yang sedang membelah, mengapung dalam tuba fallopi sekitar 1
minggu dan berkembang dari tahap 16 sel melalui tahap morula yang padat
menjadi tahap blastokista dengan 32-64 sel. Tahap blastokista ini memiliki
rongga yang berisi cairan. Blastokista memiliki dua jenis sel embrionik yang
telah berdiferensiasi yaitu trofektoderm di bagian luar dan inner cell mass di
bagian dalam. Sel trofektoderm nantinya akan membentuk plasenta dan
inner cell mass akan membentuk janin serta membran janin.

Gambar tahap perkembangan zigot dengan cara membelah diri pada tuba
fallopi.

5) Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak
rata, sehingga blastula dengan inner cell mass akan tertanam dalam
endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi
pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Terjadinya
nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel
yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac
(kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “elative” dan ruangan
amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang yaitu
ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan
embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac
berfungsi sebagai pembentuk darah elativ dengan hati, limpa, dan sumsum
tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung dengan
pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi
mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan
ultrasonografi atau elati Doppler (Manuaba, 2013).
6) Pertumbuhan dan perkembangan janin
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dilihat pada gambar berikut:
Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara
klinik usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantung
gestasi berdiameter 1 cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6
dari hari terakhir, usia konsepsi 4 minggu embrio berukuran 5 mm, kantung
gestasi berukuran 2-3 cm. Pada saat itu akan tampak denyut jantung secara
USG. Pada akhir minggu ke-8 usia gestasi (6 minggu usia embrio), embrio
berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang elative besar dan
tonjolan jari. Gangguan akan mempunyai dampak besar apabila terjadi pada
usia gestasi kurang dari 12 minggu, terlebih pada minggu ke-3. Berikut ini
akan di ungkapkan secara singkat hal-hal yang terutama dalam
pengembangan organ dan fisiologis janin :
Usia kehamilan Panjang Organ
(minggu) Fetus

Organogenesis

4 7,5-10 mm Rudimental : hidung, telinga dan mata.

8 2,5 cm Kepala fleksi ke dada, hidung, kuping dan


jari terbentuk.

12 9 cm Kuping lebih jelas, kelopak mata dan


genetalia eksterna terbentuk.

Usia fetus

16 16-18 cm Genetalia jelas terbentuk, kulit merah


tipis, uterus telah penuh, desidua parietalis
dan kapsularis.

20 25 cm Kulit tebal dengan rambut lanugo.

24 30-32 cm Kelopak mata jelas, alis dan bulu tampak.


Masa parietal

28 35 cm Berat badan 1000 gram dan


menyempurnakan janin.

40 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit berambut dengan


baik, kulit kepala tumbuh baik dan pusat
penulangan pada tibia proksimal.

c. Perubahan fisiologis dan psikologis dalam kehamilan


1) Perubahan fisiologis
a) Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30
gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat
1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia
dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2010).

b) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan
hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks (Saifudin, 2011).
c) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba,2010).
d) Vagina dan perinium
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perinium dan vulva, sehingga pada vagina
akan terlihat berwarna keunguan yang di kenal dengan tanda chadwick.
Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, sekresi berwarna
keputihan, menebal, dan Ph antara 3,5 – 6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang di hasilkan oleh epitel
vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidhopilus (Saifuddin, 2011).
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-
biruan (tanda Chadwicks)(Manuaba, 2010).
e) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan
jaringan intestisial payudara. Hormon laktogenik plasenta menyebabkan
hipertrofi dan pertambaahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Mamae membesar dan tegang, terjadi hyperpigmentasi kulit
serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla
akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol (Icesmi
Sukarni k. Dan Margareth ZN, 2013).
f) Sirkulasi darah
Menurut Manuaba(2010), Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa
faktor, antara lain :
(1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
(2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplasenter.
(3) Pengaruh hormon esterogen dan progesteron makin meningkat.
g) Sistem Kardiovaskuler
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah merah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi) dengan puncaknya di usia kehamilan 32 minggu. Sel darah
merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi
yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
h) Sistem Muskuloskletal
Perubahan muskuloskeletal disebabkan oleh peningkatan berat badan
yang mengakibatkan postur dan gaya berjalan ibu hamil akan berubah
(Astuti Sri dkk, 2017)
i) Sistem respirasi
Untuk dapat memenui kebutuhan oksigen ibu dan menyediakan
kebutuhan oksigen janin, maka sistem respirasi mengadakan perubahan
serta adaptasi. Sebagai respons terhadap peningkatan metabolisme serta
peningkatan kebutuhan oksigen ke uterus dan janin, maka secara otomatis
kebutuhan oksigen ibu akan meningkat.
Pembesaran uterus akan menyebabkan diafragma naik sekitar 4 cm selama
kehamilan (Astuti Sri dkk, 2107).
j) Sistem pencernaan
Menurut Manuaba (2010), oleh karena pengaruh estrogen,
pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan
(1) Pengeluaran air liur berlebihan (hypersalivasi)
(2) Daerah lambung terasa panas
(3) Terjadi mual, sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning
sickness)
(4) Muntah (emesis gravidarum)
(5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari
(hyperemesis gravidarum)
(6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
k) Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kenih cepat terasa penuh. Hemodelusi
menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urine
akan bertambah (Manuaba, 2010).
l) Kulit
Menurut Manuaba (2010), perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi
karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dalam bentuk
hiperpigmentasi dan hiperemi dibeberapa tempat dapat dijabarkan sebagai
berikut.
(1) Muka, cloasma gravidarum atau “mask of pregnancy”
(2) Abdomen, striae lividae/nigra. Hiperpigmentasi digaris tengah kulit
abdomen dibagian bawah di atas simpisis pubis.
(3) Mamae, puting susu dan areola mamae bertambah hitam. Salah satu
tanda awal kehamilan khususnya pada kehamilan pertama.
m) Pertambahan Berat Badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan peningkatan volume
darah serta cairan ekstraseluler ekstravaskuler. Sebagian kecil
pertambahan berat badan tersebut diakibatkan oleh perubahan metabolik
yang mengakibatkan pertambahan air selular dan penumpukan lemak dan
protein baru yang disebut cadangan ibu. Rata-rata pertambahan berat
badan yaitu sebanyak 12,5 kg.
Indeks Masa Tubuh (IMT)
Menurut Rachmawati (2008), cara menghitung IMT yaitu :
Berat badan (kg)
Tinggi badan (m2)
Dengan keterangan sebagai berikut :
(1) IMT 18,5-25,0 (normal), kenaikan berat badan kehamilan 11-16 kg
(2) IMT ,18,5 (kurus), kenaikan berat badan kehamilan 13-18 kg
(3) IMT 25,0-27,0 (gemuk), kenaikan berat badan kehamilan 7-11 kg
(4) IMT <27 (obesitas), kenaikan berat badan kehamilan 7 kg
2) Perubahan psikologis dalam kehamilan
a) Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama, adaptasi psikologis yang harus
dilakukan oleh ibu yaitu menerima kenyataan bahwa dirinya
sedang hamil. Seorang ibu yang menginginkan kehamilannya akan
segera mencari kebenaran secara medis bahwa memang benar
dirinya hamil (Astuti Sri dkk, 2107)
b) Trimester Kedua
Pada timester kedua ini ibu akan merasa lebih baik dan sehat
karena terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan, misalnya mual
dan letih. Perubahan psikologis pada trimester kedua ini dapat di
bagi menjadi dua tahap, yaitu sebelum adanya pergerakan janin
yang dirasakan ibu (prequickening) dan setelah adanya pergerakan
janin (postquickening) (Astuti Sri dkk, 2107).
c) Trimester Ketiga
Pada kehamilan trimester ketiga, ibu akan lebih nyata
mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran anaknya.
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadi persalinan, ibu sering kali merasa khawatir atau kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Trimester ketiga sering
disebut periode menunggu dan waspada sebab saat itu ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinnya (Astuti dkk, 2017).
Menurut Hutahaean (2013) perubahan yang terdapat pada ibu
hamil trimester III antana lain yaitu:
1) Uterus
Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi
di bagian tengah antara/umbilicus dan stermum. Pada usia
kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sternum. Tuba
uteri tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah
uterus. Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas
rahim semakin meningkat. Oleh karena itu segmen bawah
uterus berkembang lebih cepat dan meregang secara radial.
yang jika terjadi bersamaan dengan pembukaan serviks dan
pelunakan jaringan dasar pelvis, akan menyebabkan presentasi
janin memulai penurunannya ke dalam pelvis bagian atas. Hal
ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang disebut
dengan lightening.
Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. Donald
No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

1 22-28 minggu 24-25 cm diatas simfisis

2 28 minggu 26,7 cm diatas simfisis

3 30 minggu 29,5-30 cm diatas


simfisis

4 32 minggu 29,5-30 cm diatas


simfisis

5 34 minggu 31 cm diatas simfisis

6 36 minggu 32 cm diatas simfisis

7 38 minggu 33 cm diatas simfisis

8 40 minggu 37,7 cm diatas simfisis

Sumber : Sofian, A. 2012


Tinggi Fundus Uteri Menurut Leopold
No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

1 28 minggu 2-3 jari di atas pusat

2 32 minggu Pertengahan pusat – px

3 36 minggu 3 jari dibawah px atau


sampai setinggi pusat

4 40 minggu Pertengahan pusat – px,


tetapi melebar ke samping

Sumber : Sofian, A. 2012


2) Serviks uteri
Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara
bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama
kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan
trimester III.
3) Vagina dan Vulva
Terjadi peningkatan rabus vagina. Peningkatan cairan vagina
selama kehamilan adalah normal, cairan biasanva jernih.
4) Payudara
Keluarnya cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu
yang disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan
merupakan pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan Air
Susu Ibu (ASI) untuk menyusui bayi nantinya
5) Kulit
Perubahan warna kulit menjadi lehih gelap terjadi pada
90% ibu hamil Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada
wanita berkulit gelap dan terlihat di area seperti aerola
mammae, perineum, dan umbilicus juga di area yang
cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan paha bagian
dalam. Hal ini disebahkan karena peningkatan hormon
penstimulasi (melanosit stimulating hormone-MSH), estrogen
dan progesteron.
6) Sistem Kardiovaskular
Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada tekanan
darah. Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung
hingga 25%. Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang
membesar selama trimester ketiga mengakibatkan menuruanva
aliran balik vena. Sirkulasi uteroplasenta menerima proposi
curah jantung yang terbesar, dengan aliran darah meningkat
dari 1-2% pada trimester pertama hingga 17% pada kehamilan
cukup bulan. Hal ini diwujudkan dalam peningkatan aliran
darah maternal ke dasar plasenta kira - kira 500 ml/menit pada
kehamilan cukup bulan.
Menurut Irene M. Bobak peningkatan volume darah terjadi
selama kehamilan. mulai pada 10-12 minggu usia kehamilan
dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-33
minggu.
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan
sel darah merah atau haemoglobin. Kadar Hb < 11 gr/dl (pada
trimester I dan III atau < 10.5 g/dl, (pada trimester II)
(Kemenkes RI. 2013).
Menurut Manuaba, anemia pada ibu hamil dapat
diklasifikasikan menjadi empat, yaitu tidak anemia (Hb 11
gr/dl), anemia ringan (Hb 9-40 gr/dl), anemia sedang (Hb 7-8
gr/dl), anemia berat (< 7 gr/dl) (Suryandari dan Happinasari,
2015).
Program intervensi untuk menanggulangi ataupun
mencegah kekurangan zat besi salah satunya adalah
peningkatan konsumsi makanan kaya gizi. Untuk
menanggulangi masalah anemia defisiensi zat besi melalui
peningkatan asupan makanan dapat diupayakan dengan
mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi
tinggi dan/atau meningkatkan konsumsi bahan makanan yang
bersifat meningkatkan absorbsi zat besi. Memberikan zat besi
60 mg/han dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl/bulan.
Sedangkan bahan makanan yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi antara lain buah-buahan, sayur-sayuran
yang kaya akan vitamin A, C serta asam folat (Ani, L.S.
2013).
7) Sistem Respirasi
Perubahan hormonal pada kehamilan trimester tiga yang
memengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan banyak
ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga didukung oleh
adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan
diafragma, sehingga ibu hamil merasa susah bernafas.
8) Sistem Pencernaan
Pada kehamilan trinester tiga, lambung berada pada posisi
vertikal dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal.
Kekuatan mekanis ini menyebabkan peningkatan intragastrik
dan perubahan sudut persambungan gastro-esofageal yang
mengakibatkan terjadinya refluks esofageal yang lehih besar.
Penurunan drastis tonus dan motilitas lambung dan usus
ditambah relaksasi sfingter bawah esophagus merupakan faktor
predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi, dan hemoroid.
Hemoroid terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-
vena dibawah uterus termasuk vena hemoroidal. Konstipasi
dikarenakan hormone progestero menimbulkan gerakan usus
makin berkurang (relaksasi otot-otot polos; sehingga makanan
lebih lama didalam usus dan juga dapat terjadi karena
kurangnya aktititas / senam dan penurunan asupan cairan. Nyeri
ulu hati dianggap akibat adanva sedikit peningkatan intragastrik
yang dikombinasikan dengan penurunan tonus sfingter bawah
esophagus sehingga asam lambung refluks ke dalam esophagus
bagian bawah.
9) Sistem Perkemihan
Perubahan antomisyang sangat besar terjadi pada system
perkemihan saat hamil yaitu ginjal dan ureter. Pada akhir
kehamilan, Terjadi peningkatan frekuensi Buang Air Kecil
(BAK) karena kepala janin mulai turun sehingga kandung
kemih tertekan. Perubahan struktur ginjal ini juga merupakan
aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron). Tekanan yang
timbul akihat pembesaran uterus. dan peningkatan volume
darah.
10) Sistem Muskuloskeletal
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan
karena janin membesar dalam abdomen. Untuk mengompensasi
penambahan berat hadan ini, bahu lehih tertarik ke belakang
dan tulang belakang lebih melengkung. sendi tulang belakang
lehih lentur (Marni 2015) Lordosis yang progesit akan menjadi
bentuk yang umum pada kehamilan. Akihat kompensasi dari
pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat
daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroiliaka,
sakrokoksigis dan pubhis akan meningkat mobilitasnya, yang
diperkirakan karena penganuh hormonal, Mobilitas tersebut
dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
dapat menyebabkan nyeri puggung pada beberapa wanita.
(Saifuddin. Dkk, 2013).
11) Kenaikan Berat Badan
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan
intrauterine (Sukarni dan Margaret. 2016).
Perhitungan Berat Badan Berdasarkan Indeks Masa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi

Rendah <19,8 2,5-18

Normal 19,8-26 11,5-16

Tinggi 26-29 7-11,5

Obesitas >29 >7

Gemelli 16-20,5

d. Perubahan Psikologis Pada Trimester III


Perubahan psikologis pada kehamilan Trimester III menurut Kusmiyati (2013)
adalah sebagai berikut:
a. Adaptasi Maternal
Adaptasi terhadap peran sebagai ibu akan dilakukan oleh semua ibu hamil
selama 9 bulan kehamilannya. Adaptasi ini merupakan proses social dan
kognitif kompleks yang bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari. Untuk
menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari kebiasaan dirawat
ibu menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya, seorang
dewasa harus mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu
kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi. Adaptasi
ini merupakan adaptasi nullipara, atau wanita tanpa anak, menjadi wanita yang
mempunyai anak; dan multipara, wanita yang memiliki anak, menjadi wanita
yang memiliki anak-anak.
b. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide
kehamilan dan mengasimilasi status hamil kedalam gaya hidup wanita. Tingkat
penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respon emosionalnya
dalam menerima kehamilannya.
c. Kesiapan Menyambut Kehamilan
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan mendeteksi gejala-gejala
awal dan mencari kebenaran tentang kehamilannya. Beberapa kali wanita yang
memiliki perasaan kuat, seperti “tidak sekarang”, “bukan saya” dan “tidak
yakin”, mungkin menunda mencari pengawasan dan perawatan. Namun
beberapa wanita menunda ke pelayanan kesehatan karena akses ke perawatan
terbatas, merasa malu, atau karena alasan budaya. Kehamilan dipandang sebagai
suatu peristiwa alami sehingga tidak perlu terburu-buru periksa ke tenaga
kesehatan untuk memastikan kehamilannya.
d. Respon Emosional
Perubahan mood peningkatan sensitivitas terhadap orang lain ini akan
membingungkan mereka sendiri dan juga orang-orang di sekelilingnya. Mudah
tersinggung dan menangis tiba-tiba, dan ledakan kemarahan serta perasaan suka
cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu
masalah kecil atau bahkan tanpa masalah sama sekali.
Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan hormonal dalam
kehaniilan, ini hampir sama seperti pre-menstrual syndrome atau selama
menopause. Selain itu masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri
melahirkan, mungkin menjadi penyebab perubahan mood mi.
e. Respon Terhadap Perubahan Bentuk Tubuh
Sikap wanita terhadap tubuhnya diduga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan
persalinan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester
pertama. Namun seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih
negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan tersebut hanya bersifat sementara dan
tidak permanen karena akan segera hilang apabila mereka menerima
kehamilannya dan hal ini tidak menyebabkan perubahan persepsi yang
permanen tentang diri mereka.
f. Ambivalensi Selama Masa Hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan atau
berubah-ubah, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau suatu
keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu yang
mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki
sedikit ambivalen selama hamil.
g. Menyiapkan Peran Ibu
Banyak wanita menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak dan menanti
untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orangtua.
Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya
terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua
h. Menyiapkan Hubungan Ibu-Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai pada periode prenatal, yakni ketika
wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu.
e. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Menurut (Sunarsih, 2011) kebutuhan fisik ibu hamil sangat di perlukan, yaitu
meliputi oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual.
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utamanpada manusia termasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan
menganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh
pada bayi yang dikandung.
2) Nutrisi
Menurut Sunarsih (2011), makanan sehari-hari yang dianjurkan adalah yang
memenuhi standart kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan anemia
defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe. Fungsi makanan untuk ibu
hamil yaitu; mempertahankan kesehatan, pertumbuhan janin, cadangan laktasi,
proses penyembuhan postpartum.
(1) Protein.
(a) Untuk metabolisme
(b) Pertumbuhan janin
(c) Pertumbuhan uterus dan payudara
(d) Penambahan volume darah
(e) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
(2) Energi
(a) Energi sebaliknya sebagian besar berasal dari karbohidrat
(b) Sumber-sumber karbohidrat utama adalah beras, serealia, gandum, dan
lain-lain.
(c) Kebutuhan kalori perhari.
TM I 100-150 Kkal/hari
TM II/III 200-300 Kkal/hari
(3) Vitamin
(a) Diperlukan untuk pembelahan dan pembentukan sel baru
(b) Vitamin A berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel
serta jaringan janin
(c) Vitamin B meningkat untuk membantu pembentukan energi
(d) Vitamin B6 membantu protein untuk membentuk sel-sel baru
(e) Asal folat trimester I diperlukan untuk pembentukan sel darah.
(f) Vitamin C membantu penyerapan Fe
(g) Vitamin D membantu penyerapan Ca
(4) Mineral
(a) Untuk pertumbuhan tulang dan gigi
(b) Kalsium, besi, fosfor.
(c) Kalsium diperlukan terutama pada trimester III sebesar 1200mg/hari
(susu, keju).
3) Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri (ketiak,bawah buah dada, daerah genital) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
4) Pakaian
Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk/pita yang
menekan di bagian perut/ pergelangan tangan karena dapat menghambat
sirkulasi darah.
5) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya
pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,
salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi.
6) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut ini :
(a) Sering abortus dan kelahiran premature
(b) Perdarahan pervaginam
(c) Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakir
kehamilan
7) Lingkungan yang bersih
Lingkungan bersih di sini adalah termasuk bebas dari polusi udara seperti
asap rokok. Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat dengan
bebas menembus plasenta dan mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat
oksigen. Selain udara, perilaku hidup bersih dan sehat juga perlu dilaksanakan,
seperti menjaga kebersihan diri, makanan yang dimakan, buang air besar di
jamban dan mandi menggunakan air yang bersih (Sulityawati, 2011).
8) Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan
bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih baik, dan
tidur menjadi lebih nyenyak (Sulityawati, 2011).
9) Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan menyambut
kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa hal perlu diperhatikan
dalam peraawatan payudara adalah sebagai berikut :
(1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat
payudara.
(2) Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara
(3) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas
dengan air hangat.
(4) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara
berarti produksi ASI sudah dimulai (Sulityawati, 2011).
Menurut Walyani (2015), kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester III adalah
sebagai berikut:
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen berkaitan dengan perubahan sistem pernafasan pada
kehamilan. Kebutuhan oksigen meningkat sesuai respons tubuh terhadap
akselerasi laju metabolisme, untuk menambah masa jaringan pada payudara,
hasil konsepsi dan amsa uterus, dan lainnya. Ibu hamil bernapas lebih dalam
karena peningkatan volume tidal paru dan jumlah pertukaran gas pada setiap
kali bernapas. ( Mandriwati., dkk, 2016).
b. Nutrisi
Di Trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk
mengatasi beban yang kian berat juga sebagai cadangan energi untuk
persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh
dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak
janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan.
Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Baik buruknya nutrisi ibu hamil dapat dilihat dari Indeks Masa Tubuh (IMT),
IMT dapat diinterpretasikan dalam kategori berat kurang dengan IMT kurang
dari 19,8 kg kategori normal dengan IMT 19,8 -26 kg, kategori berat lebih au
tinggi dengan IMT 26 - 29 kg dan kategori obesitas dengan IMT Iebih dan 29
kg. Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1 - 2,5 kg pada trimester
pertama dan selanjutnya rata-rata 0,5 kg setiap minggu sampai akhir
kehamilan (RukIah.A.Y., dkk, 2013).
Menurut Walyani (2015), berikut ini sederet zat gizi yang lebih
diperhatikan pada kehamilan TM III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi
lainnya:
a) Kalori
Kebuthan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 - 80.000 kilo
kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
Pertambahan kalori ini terutama pada 20 minggu terakhir untuk itu
tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285 - 300 kkal.
b) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di
dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisme asam
amino, karbohidrat, lemak dan pembentukkan sel darah merah juga
berperan dalam pembentukkan neuroiransmitter (senyawa kimia
penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak janin,
semakin meningkat pula kemampuan untuk menghantarkan pesan. Angka
kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari.
Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
c) Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentukkan senyawa tiroksin yang
berperan mengontrol setiap metabolisme sel baru yang terbentuk. Bila
kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perkembangan janin, termasuk
otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kecil. Angka yang
ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
d) Tiamin (Vitamin B1) dan Niasin (B3)
Deretan vitamin mi akan membantu enzim untuk mengatur
metabolisme system pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk
mengonsumsi Tiamin 1,2 miligram perhari, Riboflavin sekitar 1,2
miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin mi biasa
anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
e) Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III mi bukan hanya dari makanan,
tetapi dari cairan. Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru,
mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses metabolisme zat-
zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama
masa kehamilan. Sebaliknya minum 8 gelas air putih dalam sehari.
c. Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh
ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor
yang banyak mengandung kuman-kuman. Mandi dianjurkan sedikitnya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat,
menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
Ibu hamil harus melakukan gerakan membersihkan dan depan ke belakang
ketika selesai berkemih atau defekasi dan harus menggunakan tisu yang bersih,
lembut, menyerap air, berwarna putih, dan tidak mengandung parfum,
mengelap dengan tisu dari depan ke belakang (Mandriwati., dkk, 2016).
d. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut ini :
a) pendarahan pervaginam.
b) Sering abortus
c) Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan
d) Ketuban pecah
e. Eliminasi (BAB dan BAK )
Akibat pengaruh progesteron, otot-otot tractus digestevus tonusnya
akibatnya mobilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi.
Untuk mengatasi hal itu ibu hamil dianjurkan minum lebih 8 gelas, wanita
sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan/senam hamil, dan tidak ;
dianjurkan memberikan obat perangsang.
f. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan
Menurut Varney (2007) mengatakan macam-macam ketidaknyamanan dalam
kehamilan adalah sebagai berikut:
(1) Mual dan muntah
(2) Mengidam
Mengidam merupakan suatu keadaan dengsn kondisi psikologis ibu hamil.
Umumnya dialami oleh ibu hamil prmi. Jelaskan kepada ibu bahwa keadaan
tersebut tidak perlu dikhawatirkan selama asupan nutrisi terpenuhi serta
jelasskan tentang makanan yang tidak bisa diterima selama massa kehamilan
mencakupan gizi yang diperlukan serta memuaakan rasa mengidam.
(3) Petialisme (Salivasi Berlebihan)
Petialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang disebabkan oleh
peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat pati, yang
menstimulasi kelenjaer saliva pada wanita yang rentan mengalami salivasi
berlebihan.
(4) Keletihan
Keletihan dialami pada trimester pertama namun alasanya beum diketahui.
Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan penurunan drastis laju
metabolisme dasar awal kehamilan, tetapi alasan hal ini terjadi masih belum
jelas. Dugaan lain adalah bahwa peningkatan progesterone memiliki efek
menyebabkan tidur. Untungnya keletihan merupakan ketidaknyamananyang
terbatas dan biasanya hilang pada akhir trimester pertama. Keletihan dapat
meninfkatkan intensitas respons psikologis yang dialami wanita pada saat ini.
(5) Nyeri Punggung
Nyeri punggung pada bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat
peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Hal ini
merupakan salah satu tanda praduga kehamilan. Pembesaran ini dapat
mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak dikosongkan adekuat.
(6) Leoukorea
Leoukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi
kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi ini bersifat asam
akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam
laktat oleh basil doderlin.
(7) Peningkatan Frekuensi Berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan nonpatologis pada
kehamilan sering terjadi pada dua kesempatan yang berbeda selama trimester
pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan berat
uterus pada fundus uterus ini membuat istmus menjaddi lunak (tanda hegar),
menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar. Hal ini menimbulkan
tekanan langsung padda kandung kemih. Tekanan ini akan berkurang seiring
uterus terus membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi salah satu
organ abdomen, sementara kandung kemih tetap merupakan organ panggul.
(8) Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati-ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester
kedua dan bertahan hingga trimester ketiga-adalah kata lain untuk regurgitasi
atau refluks isi lambung yang asam menuju esophagus bagian bawah akibat
peristaltis balikan.
(9) Flatulen
Peningkatan flatulen diduga akibat penurunan motilitas gas trointestinal. Hal
ini kemungkinan merupakan akibat efek peningkatn progresteronyang
merelaksasikan otot halus dan akibat pergeseran serta tekanan pada usus halus
karena pembesaran uteus.
(10) Konstipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalam konstipasi dapat memiliki masalah
ini pada trimester ke dua atau ke tiga. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan
peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan jumlah progesterone. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat
pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas pada
saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu efek
samping yang umum muncul pada penggunaan zat besi adalah konstipasi.
(11) Hemoroid
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua
penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Progresteron juga
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran
uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum
pada vena hemoroid. Tekanan ini menganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan
kongesti pada vena panggul.
(12) Kram Tungkai
Dasar fisiologi untuk kram tungkai bbelum diketahui dengan pasti. Beberapa
tahun kram kaki diperkierakan oleh gangguan asupan kalsium atau asupan
kalsium tidak adekuat atau tidak keseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam
tubuh, namun penyebab-penyebab ini sekaran tidak disertakan dalam literature
terkini
(13) Insomnia
Baik pada wanita yang mengandung ataupun tidak, dapat disebabkan oleh
sejumlah penyebab, seperti khawatir, kecemasan, terlalu gembira menyambut
suatu acara ke esokan harinya.
g. Tanda -Tanda Bahaya Ibu Hamil
Menurut Mangkuji (2013) tanda-tanda bahaya ibu hamil adalah:
1) Perdarahan.
a. Perdarahan pada saat hamil muda dapat menyebabkan keguguran.
b. Perdarahan pada saat hamil tua dapat membahayakan
keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.
2) Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala kadang kala
disertai kejang. Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.
3) Demam tinggi. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau malaria.
Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu, menyebabkan
keguguran atau kelahiran kurang bulan.
4) Keluar air ketuban sebelum waktunya. Merupakan tanda adanya gangguan
pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
5) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak. Keadaan
ini merupakan tanda bahaya pada janin.
B. Senam Hamil
1. Pengertian
Senam hamil merupakan senam yang dilakukan untuk mempersiapkan dan
melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal (Manuaba, 2010).
Senam hamil adalah bagian dari perawatan antenatal pada beberapa pusat
pelayanan kesehatan tertentu, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik ataupun
pelayanan kesehatan yang lainnya (Safi’i, 2010)
2. Tujuan Senam Hamil
1) Menguasai teknik pernafasan
Dengan menguasai teknik pernafasan ini diharapkan ibu mendapatkan
oksigen yang lebih banyak, latihan ini dilakukan agar ibu siap menghadapi
persalinan.
2) Memperkuat elastisitas otot
Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong,
perut bagian bawah dan keluhan wasir.
3) Mengurangi keluhan
Melatih sikap tubuh ibu hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul
akibat perubahan bentuk tubuh.
4) Melatih relaksasi
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan kontraksi dan relaksasi
yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses
persalinan.
5) Menghindari kesulitan
Senam hamil ini bertujuan untuk membantu proses persalinan, sehingga ibu
dapat melahirkan tanpa kesulitan serta dapat menjaga tubuh agar tetap bugar
dan sehat.
6) Penguatan otot-otot tungkai
Mengingat tungkai akan menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin
berat seiring dengan usia kehamilan
7) Mencegah varises
Yaitu mencegah pelebaran bembuluh darah balik (vena) secara segmental
yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.
8) Memperpajang nafas
Karena makin besarnya kandungan maka akan mendesak isi perut ke arah
dada. Hal ini akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak
optimal. Dengan melakukan senam hamil ini diharapkan ibu mempunyai nafas
yang lebih panjang dan dalam keadaan rileks.
9) Latihan mengejan
Latihan ini khusus untuk menghadapi proses persalinan, dengan mengejan
secara benar bayi dapat lancar keluar dan tidak tertahan lama di jalan keluar
(Nirwana, 2011)
3. Manfaat Senam Hamil
Manfaat dari latihan senam hamil antara lain :
a. Merendakan sakit punggung bawah
b. Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot
c. Merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi
d. Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama
kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen
e. Melancarkan peredaran darah
f. Meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot
g. Memperlancar persalinan
h. Mengurangi keletihan
i. Menurunkan kecemasan saat persalinan
j. Mempersingkat waktu persalinan
k. Meningkatkan kesehatan ibu (Muhimah N, 2010)
l. Manfaat lain dari senam hamil selama kehamilan yaitu sirkulasi darah menjadi
lancar, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak
(Saminem, 2009)
4. Syarat Mengikuti Senam Hamil
1) Konsultasi terlebih dahulu kondisi kandungan kepada bidan/dokter kandungan
2) Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah khamilan berusia 22
minggu
3) Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan apakah
diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu hamil yang
kandungannya bermasalah seperti plasenta previa atau sempat bed rest tidak
diperkenankan untuk mengikuti senam hamil
4) Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan gerakan senam
5) Senam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah sakit maupun
fasilitas kesehatan yang menyediakan senam hamil
6) Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil
7) Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin
8) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah
bimbingan seorang instruktur senam hamil (Muhimah N, 2010)
5. Sasaran Mengikuti Senam Hamil
Senam hamil ditunjukkan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau penyakit yang
menyertai kehamilan yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan
(hamil dengan perdarahan, gestosis) dan kehamilan yang disertai dengan anemia
(Manuaba, 2010)
6. Pelaksanaan Senam Hamil
Senam hamil dilakukan sekitar 30 menit. Dalam seminggu seorang ibu hamil
hanya membutuhkan 1 sampai 3 kali dalam seminggu. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi cedera saat hamil. Durasi waktu senam hamil juga harus
memperhatikan kondisi fisik dan kehamilan ibu (Muhimah N, 2010)
7. Metode senam hamil
1) Metode Pilates
Metode senam hamil dengan metode pilates telah dikenal dibanyak Negara
dan terbukti mampu membantu ibu hamil dalam mempertahankan
kebugarannya dan mempermudah proses persalinan, gerakan-gerakan senam
hamil dengan metode ini dipusatkan pada otot-otot untuk kebugaran dan
berfungsi pada proses persalinan. Manfaat dari senam prenatal dengan metode
pilates antara lain :
a) Membantu proses melahirkan
b) Membuat ibu hamil lebih bugar
c) Mempertahankan bentuk tubuh baik selama kehamilan maupun setelah
melahirkan (Muhimah N, 2010)
2) Metode Yoga
Metode yoga menjadi salah satu metode yang umum dilakukan dalam senam
hamil. Metode yoga dalam senam hamil didasarkan pada gerakan-gerakan
dasar dalam yoga sendiri, seperti pernafasan tafakkur dan postur lainnya yang
akan membantu ibu hamil dalam menghadapi persalinan nanti dan menjaga
kesehatan ibu selama masa kehamilan. Untuk melakukan senam dengan metode
yoga harus menggunakan pelatih yang ahli dalam bidang tersebut. Kalau
sembarangan, dikhawatirkan akan timbul efek negative.
3) Metode Tari Perut (Dancing Belly)
Selain dengan metode gerakan yoga sekarang ini, ada juga senam hamil
yang memanfaatkan tari perut (dancing belly) yang berasal dari Timir Tengah.
Menurut beberapa sumber tari perut bagi para wanita hamil akan membantu
menjaga kesehatan ibu hamil dan lebih memawaskan diri dalam mnghadapi
persalinan nantinya, selain membantu kelenturan tubuh tarian ini juga befungsi
menguatkan otot-otot perut dan sekitarnya, serta menjaga aturan nafas.
Menurut para ahli dibidang kesehatan ibu hamil senang dengan metode tari
perut untuk ibu hamil aman untuk dipraktekan.
Direkomendasikan senam hamil untuk metode ini sebaiknya dilatih 5 sampai
7 kali dalam seminggu selama kehamilan berlangsung.
4) Metode Hypnobirthing
Hypnobirthing merupakan salah satu metode senam hamil yang relative baru.
Metode ini merupakan metode baru dalam pelatihan persiapan melahirkan
secara alami. Gerakan-gerakan dalam senam hamil dengan metode ini
melibatkan relaksasi yang mendalam (relaksasi alami tubuh) yang
memungkinkan calon ibu menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat
dan tanpa proses pembedahan.
8. Kontraindikasi Senam Hamil
Menurut Anggraeni 2010, senam hamil dapat diikuti oleh semua wanita hamil
namun ada larangan atau kontraindikasinya, ada 3 kontraindkasi atau larangan
seorang wanita untuk melakukan senam hamil :
1) Kontraindikasi absolute atau mutlak. Bila seorang wanita hamil mempunyai
penyakit jantung, penyakit paru-paru, servix inkompeten (servix membuka),
kehamilan kembar, riwayat perdarahan pervaginam pada trimester II dan III,
kelainan letak placenta seperti placenta previa, pre-eklamsia maupun hipertensi.
2) Kontraindikasi relative. Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama
jantung yang tidak teratur, penyakit paru kronis, riwayat penyakit diabetes
mellitus, obesitas, terlalu kurus (BMI dibawah 12), riwayat oprasi tulang
ortopedik dan perokok berat segera menghentikan senam hamil. Bila terjadi
gejala seperti perdarahan pervaginam, rasa sesak sewaktu senam, sakit kepala,
sakit dada, nyeri kelenjar otot-otot, gejala kelahiran premature, penurunan
gerakan bayi intrauterine.
9. Gerakan Senam Hamil
Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil :
1) Angkatlah kedua ujung jari kaki kesitas dan kebawah sebanyak 8 kali gerakkan
2) Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya sebanyak 8 kali gerakkan
3) Senam duduk bersila
a) Punggung lurus dan letakkan kedua tangan pada lutut
b) Dorong lutut secara perlahan-lahan
c) Lakukan 8 kali gerakkan
4) Posisi tidur ibu hamil yang nyaman)
a) Duduklah perlahan-lahan
b) Topang tubuh perlahan-lahan dengan tangan kanan, miringkan dan tangan
kiri menyilang tubuh
c) Rebahkan tubuh secara perlahan-lahan dan ambilah posisi tidur yang
nyaman (posisi Sim)
d) Letakkan bantal di antara kedua paha
5) Senam untuk pinggang
a) Posisi terlentang
b) Tidur terlentang tangan simpan di samping badan dan kedua kaki ditekuk
c) Angkat pinggang perlahan, panggul dan bahu tetap menyentuh lantai,
kembali ke posisi semula
d) Lakukan 8 kali gerakkan
6) Senam dengan satu lutut
a) Tidur terlentang simpan kedua tangan di samping badan, tekukan latut
kanan
b) Gerakkan lutut ke samping kanan dan ke posisi semula lakukan pada lutut
kiri
c) Lakukan 8 kali gerakkan
7) Senam dengan dua lutut
a) Tidur terlentang, simpan kedua tangan di samping badan, tekukkan kedua
lutut
b) Gerakkan lutut ke samping karsan ke posisi semula, ke samping kiri ke
posisi semula
c) Lakukan 8 kali gerakkan
8) Posisi merangkak
a) Tangan sejajar dengan bahu dan diberi jarak
b) Tundukkan kepala seolah-olah melihat kearah dada
c) Angkat punggung ke atas. tahan selama beberapa menit dan kembali ke
posisi semula
d) Lakukan 8 kali gerakkan
9) Cara mengurut untuk mengurangi rasa sakit persalinan
a) Duduk bersandar di dinding punggung diganjal bantal
b) Tangan disimpan di samping baitan, kaki dibuka selebar mungkin dan kedua
telapak kaki menginjak lantai
c) Tangan berada disamping perut dan mgengurat mulai dari atas
d) Nafas perlahan-lahan dari mulut dan dikeluarkan lewat hidung
e) Lakukan 8 kali gerakkan
10) Latihan mengejun
a) Duduk bersandar di dinding punggung diganjal bantal
b) Tangan disimpan di samping badan kopalkan, kaki dibuka selebar mungkin
dan kedua telapak kaki menginjak lantai
c) Tarik nafas dalam sebanyak 3 kali, talan beberapa saat dan mengan
d) Tarik nafas dalam sebanyak 3 kali. tahan beberapa saat dan bernafas normal
e) Ulangi sesuai instruksi bidan dan ketika ada his
11) Cara bernafas saat melahirkan
a) Duduk bersandar di dinding punggung diganjal bantal
b) Tangan disimpan di dada dan rieks, kaki dibuka selebar mungkin dan kedua
telapak kaki menginjak lantai
c) Tarik nafas melalui mulut secara cepat dan pendek
d) Ulang beberapa saat
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H.I. dan Sadock, B.J.(2010). Sinopsis Psikiatri. Jilid 2, edisi VII. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Fuziah, S., & Sutejo. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan
Vol.1. Jakarta: Kencana Prenada Grup
Nurarif, A.H.(2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnosis & NANDA NIC
NOC. Jogjakarta: Mediaction
Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.
Nirwana, A. B. (2017). Kapita Selekta Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
Reeder, S.J., Martin, L.L., Koniak, D. (2011). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita,
Bayi, & Keluarga Edisi 18. Jakarta: EGC
Siswosuhardjo, S., Chakrawati, F. (2010). Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta:
Penebar Plus
Agus M, Rachmawati T. Puskesmas di Kota Blitar ( Policy Analysis of Integrated Antenatal
Care implementation at Public Health Centers in Blitar City ). Bul Penelit Sist
Kesehat.
2015;19(1):41–53.
Manuaba, I.B.G, dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: PB
Manuaba, I.B.G, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Saifuddin, A. B. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Astuti, S.,dkk.2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta : Erlangga
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Muhimah, N & Safe’i. 2010. Panduan Lengkap Senam Hamil, Khusus Ibu Hamil.

Jakarta: Power Book.


Nirwana, A. B. (2011). Psikologi Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Muha Medika
Emilia O & Freitag H. 2010. Tetap Bugar Dan Energik Selama Hamil. PT Agro
Media Pustaka: Jakarta Selatan
Suryandari, A. E., & Happinasari, O. (2015). Perbandingan Kenaikan Kadar Hb Pada Ibu
Hamil Yang Diberi Fe Dengan Fe Dan Buah Bit Di Wilayah Kerja Puskesmas
Purwokerto Selatan. Jurnal Kebidanan, 7(01).
Fauziah dan Sutejo. (2012).Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Anggraini, Y. (2010). Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana

Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI; 2015.

Anda mungkin juga menyukai