Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GIZI BALITA

Disusun Oleh:

Mutia
P20624823059

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Balita


Sub topik : Pengertian Gizi
Kebutuhan Gizi pada Balita
Tujuan Gizi pada Balita
Faktor yang Mempengaruhi Gizi Balita
Masalah Gizi pada Balia
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Desember 2023
Waktu : 09.00 WIB
Pembicara : Mutia
Sasaran : Ibu yang mempunyai balita
Tempat : Puskesmas Purwahaja 2

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui dan
memahami tentang gizi pada balita
B. Tujuan khusus
Diharapkan setelah dilakukannya pendidikan kesehatan tentang pelayanan
pemeriksaan tumbuh kembang balita, selama 1x 20 menit, klien dapat
menyebutkan, memahami dan menjelaskan mulai dari pengetian, kebeutuhan
gizi balita, tujuan, fakto yang mempengaruhi gizi balita, dan masalah gizi
pada balita
C. Materi
Menjelaskan tentang gizi pada balita
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
1. Poster
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1. Pembukaan : - Memberi salam pembuka - Menjawab salam
5 menit - Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan pokok - Memperhatikan
bahasan dam tujuan
penyuluhan
- Membagi leaflet - Memperhatikan
2. Proses : Menjelaskan tentang gizi Memperhatikan
20 Menit pada balita

3. Evaluasi Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan


8 menit tentang materi yang telah
diberikan.
4. penutup : - Menjawab pertanyaan - Mendengarkan
2 menit - Memberi salam - Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural:
a. Sasaran yang hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanaan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses:
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluh.
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara
berakhir
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluh
3. Evaluasi Hasil:
Evaluasi pertanyaan lisan.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Menurut Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes didalam bukunya Panduan Gizi
Lengkap Keluarga dan Olahragawan (2007: 2), istilah gizi berasal dari bahasa
Arab “giza” yang berarti zat makanan. Didalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan
ilmu gizi.

B. Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita sangatlah penting pada masa
pertumbuhan bayi dan balita. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu
dipenuhi oleh bayi dan balita.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di
setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi
kelaparan dan berat badan menurun.. apabila jumlah kalori yang tersedia
atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan
terjadi peningkatan BB(obesitas). Jumlah karbohidrat yang cukup dapat
diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan
sayur-sayuran.
Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal
dari KH ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan makanan utama
yang terjangkau oleh masyarakat. KH disimpan terutama dalam bentuk
glikogen dalam jaringan hati dan otot. Bila energi tdk terdapat dari KH,
maka diambil dari protein dan lemak.
b. Lemak
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak
usia bayi sampai kurang lebih tiga bulan, lemak merupakan sumber gliserida
dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi
untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E dan K.
Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui
kandungan kalori atau energi yang dimiliki dan peranan asam-asam lemak
tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi, sumber lemak yang ideal
dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen energi yang yang
terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu. Selama masa penyapihan ,
konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu rendah dari jumlah yang
dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak nabati dalam makanan
sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif
untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika
konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen atau kurang dari
total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak yang
dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat juga
dari segi fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam
lemak dan kolestrol yang ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel
membram pada semua organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim
saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang dangat
dibutuhkan oleh jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang
esensial.Asam lemah yang esensial adalah asam lemak yang tidak dapat
dibuat didalam tubuh sehingga harus diperolaeh dari makanan, terdiri dari
asam Linoleat, linulenat dan arakhidonat.
ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk
keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung
faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah dicerna, juga komposisi
kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga memberikan suplai yang
seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3.
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai
berikut (1) sedapat mungkin bayi diberikan ASI, (2) komposisi asam lemak
dalam formula makanan bayi harus disesuaikan dengan jumlah dan proporsi
asam lemak yang terkandung dalam ASI, dan (3) selama masa sapihan atau
paling sampai bayi umur 2 tahun, kebutuhan energi yang berasal dari lemak
harus sebanyak 30-40 persen dari total energi yang dibutukan per hari,
dengan komposisi asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein terdiri dari dua
puluh empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino esensial
(treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan
histidin) dan selebihnya asam amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam
tubuh tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang,
dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk
dapat menyebabkan kwshiorkor(kurang protein) dan marasmus (kurang
protein dan kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu,
telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.
d. Air
Air merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting,mengingat kebutuhan
air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan.air bagi tubuh berfungsi
sebagai pelarut untuk pertukaran selluler.
e. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok
mikro, yaitu :
1. Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur
tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf, koagulasi darah, kerja
jantung dan produksi susu. Kalsium akan dieksresikN 70% dalam tinja,
10% dalam urin, sedangkan 15-25% bertahan dan tergantung dalam
keceptan pertumbuhan.
2. Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic serta
keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh dari garam,
daging, susus dan telur.
3. Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism dalam
insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
4. Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan
hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain. Tembaga dapat diperoleh
dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
5. Flour mnerupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan
struktur gii dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat menyebabkan
karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air, makanan laut, dan
tumbuh-tumbuhan.
6. Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Iodium dapat diperoleh
dari garam.
7. Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari
struktur hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat
besi dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan
kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis. Zat besi
dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi, dan
tumbuhan.
8. Maknesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme
karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme.kekurangan
mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia,maknesium
dapat diperoleh dari biji-bijian, kavang-kacangan,daging dan susu.
9. Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat diperoleh
kacang-kacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran hijau.
10. Fosfor merupakan unsure pokok dalam pertumbuhan tulang dan
gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan otot.fosfor dapat
diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-kacangan,padi-padian dan lain-
lain.
11. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus
saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama jantung,kalium dapat
diperoleh dari semua makanan.
12. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta pengaturan
keseimbangan asam dan basa,dan cairan.kekurangan cairan dapat
mengakibatkan kram otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat
diperoleh dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
13. Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang membantu proses
metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di peroleh dari makanan protein.
14. Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase
yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat diperoleh dari daging,
padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.
f. Vitamin
Untuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut
Recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan
oleh departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 merencanakan pengaturan
makan untuk seorang bayi atau anak. Jika kita hendak menentukan makanan
yang tepat untuk seorang bayi atau anak, maka perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrient dengan
menggunakan data tentang kebutuhan nutrient.
2. Menentukan jenis bahan makanan yang dipilih untuk menterjemahkan
nutrient dari berbagai macam bahan makanan.
3. Menentukan jenis makanan akan diolah sesuai dengan hidangan (menu)
yang dikehendaki.
4. Menentukan jadwal waktu dan menentukan hidangan .Perlu pula
ditentukan cara pemberian makan, misalnya dengan cara makan biasa,
dengan pipa penduga (sonde) dan lain lain.
C. Tujuan Gizi pada Balita
Adapun tujuan dari pemberian nutrisi pada Bayi dan Balita ini adalah sebagai
berikut:
1. Mencapai berat badan normal dan mempertahankannya;
2. Mempertahankan status gizi dalam keadaan baik;
3. Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh kembang dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi; dan,
4. Membina kebiasaan makan yang baik, menumbuhkan pengetahuan
tentang makan dan makanan yang baik pada anak

D. Faktor yang Mempengaruhi Gizi Balita


Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan
telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan
penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung,
tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman
dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapat
dijelaskan sebagai berikut
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi
yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan
makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yang mendapat
makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat
menderita kurang gizi. Demikian pada Balita yang makannya tidak cukup baik
maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.
Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama
merupakan penyebab kurang gizi.
Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga,
pola pengasuhan Balita, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya.
Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya,
perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan Balita dan keluarga
makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga
juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli
keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

E. Masalah Gizi Balita


Masalah kesehatan yang biasa terjadi pada anak yang berhubungan
dengan masalah pemenuhan gizinya yaitu, diantara lain.
1. Anemia Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam
makanan, terutama pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu
sehingga menegendurkan keinginan untuk menyantap makanan lain.
Untuk mengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi zat
besi (jika dokter menganggap ini perlu), anak harus pula diberi dan
dibiasakan menyantap makanan yang mengandung banyak besi. Sementara
itu, sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk. Meski tidak
mengandung besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu
penyerapan besi.
2. Penyakit Kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika
berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan
nafsu makan anak. Di samping itu, ada pula jenis penyakit yang menguras
cadangan vitamin A.
3. Berat Badan Berlebih
Jika tidak tertasi, berat badan berlebih (apalagi jika telah mencapai
obesitas) akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama seperti orang
dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu
sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat
anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju
pertambahan berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proposi
berat terhadap tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai
dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.
4. Pica
Yaitu mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal debu, tergolong
ke dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh
dia tidak menyantap zat toksik. Pica harus dibedakan dengan ‘kebiasaan’
anak, terutama balita, memasukkan barang kedalam mulut. Pada masa
balita, anak menggunakan mulut untuk belajar, misal menggigiti kelereng,
dan ini bukan pica.
5. Televisi
Sesungguhnya bukan televisi yang menimbulkan masalah gizi,
melainkan dampak tayangnya, terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak.
Pemirsa anak yang belum dapat berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir
seketika menyukai, misalkan keripik kentang, permen, atau makanan lain
yang “tak bergizi” yang iklannya dibintangi oleh sebaya mereka. Iklan
makanan anak bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal ini sulit sekali
diatasi. Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan
“buruk” itu adalah dengan mematikan TV atau memindahkan ke saluran
lain, yaitu saluran yang tidak menayangkan iklan ketika iklan yang tidak
diinginkan itu tampil di layar TV. Jika anak (besar) sudah dapat diajak
berkomunikasi, berikan pengajaran tentang dampak negative makanan
yang diiklankan.
6. Berat Badan Kurang
Kekurangan berat yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh
merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
yang buruk. Sama seperti masalah klebihan berat, langkah penanganan
harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya.
7. Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respons tidak normal
terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi
makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%),
terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga sebagai penderita alergi.
Angka kejadian ini akan terus meningkat sama seperti kasus alergi lain
semisal atopic atau asma.
Bergantung pada jenis makanan yang disantap, alergi boleh jadi
bersifat sementara atau bahkan menetap. Alergi yang dipicu oleh susu,
kedelai, telur, dan tepung terigu dapat reda sendiri, sementara yang
disebabkan oleh kacang, ikan dan kerang cenderung menetap. Kebanyakan
alergi susu muncul pada tahun pertama kehidupan ketika anak
diperkenalkan pada susu sapi atau susu formula yang dibuat dari susu sapi.
Alergi ini didapat mereda sejalan dengan pertambahan usia, kecuali
mereka yang memang bersifat ‘atopik’.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC
Gabe Mirkin, M.D. dan Marshall Hoffman. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta:
PT.Grafidian Jaya
Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan
Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media
Wiryo, Hananto. (2002), Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui
dengan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai