Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MASALAH KESELAMATAN PASIEN

(PATIENT SAFETY) DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN (PMB)

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Patient Safety
Program Studi Profesi Kebidanan Tasikmalaya)

Dosen Pengampu:
Siti Patimah, SST, M.Keb

Disusun oleh:
Mutia
P20624823059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah mengenai “Analisis Masalah Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Praktek
Mandiri Bidan” ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pateint Safety dalam kegiatan pembelajaran Program Studi Profesi Kebidanan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai banyak hambatan serta
keterbatasan waktu, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu melalui kempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesainya makalah ini. Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Hj. Ani Radiati R,S.Pd, M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Nunung Mulyani, APP, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi Kebidanan
4. Siti Patimah, SST, M.Keb, selaku dosen pengampu mata kuliah Patient Safety
5. Keluarga dan teman teman yang selalu memberi doa dan dukungan baik moril ataupun
materil. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa sebutkan satu persatu

Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun
teknik penyajian, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
penysun menhrapkan kritik dan saran yang membangun.

Tasikmalaya, 22 Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Rumuasan Masalah ...................................................................................................... 1

C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

D. Manfaat ........................................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 2

A. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety) ............................................................. 2

B. Tujuan Keselamatan Pasien (Patient Safety) ............................................................... 3

C. Standar Keselamatan Pasien (Patient Safety) .............................................................. 3

D. Insident Keselamatan Pasien (Patient Safety) ............................................................. 6

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................................. 7

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................ 8

BAB V PENUTUP.................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10

B. Saran .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
melahirkan. Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh
sejumlah praktisi diseluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang praktiknya secara
internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwife (ICM), Federation
International Of Gynaecologist and Obstertrian (FIGO) dan World Health Organization
(WHO) sedangkan secara nasional telah diakui oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sebagai
organisasi profesi bidan di Indonesia. Peran bidan dimasyarakat sangat dihargai dan
dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan
mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dan merawat bayinya dengan baik.
Praktik kebidanan merupakan suatu praktik penuh risiko. Tindakan diagnostik
maupun terapetik tidak pernah lepas dari kemungkinan cedera, syok hingga meninggal.
Selain itu, pada umumnya hasil suatu pengobatan tidak dapat diramalkan secara pasti.
Seorang bidan dikatakan melakukan malpraktik jika ia melakukan praktik kebidanan
sedimikian buruknya, berupa kelalaian besar, kecerobohan yang nyata atau kesengajaan
yang tidak mungkin dilakukan oleh bidan pada umumnya dan bertentangan dengan
undang-undang, sehingga pasien mengalami kerugian.
Untuk itu menjadi bidan yang profesional dan bertanggung jawab harus selalu
memperhatikan sekecil apapun yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Sehingga tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengetian satient safety?
2. Bagaimana analisis masalah patient safety di PMB
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian dari satient safety
2. Untuk menganalisis masalah patient safety di PMB
D. Manfaat
Dapat menambah wawasan baru dan pengetahuan mengenai masalah masalah yang terjadi
di praktik mandiri bidan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Patient Safety


1. Pengertian
Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem
pelayanan kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan
pelayanan kesehatan yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian
Patient Safety Institute, 2017). Menurut Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien
(patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan asuhan pada pasien jauh lebih
aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi insiden, pengelolaan
insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak lanjut suatu
insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk
menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien
yang disebabkan oleh kesalahan tindakan. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Departemen Kesehatan, 2011).
Selama ini konsep keselamatan pasien telah dilaksanakan di tingkat pelayanan
sekunder yaitu rumah sakit. Namun belum dilaksanakan di tingkat pelayanan primer
termasuk pelayanan di BPM. Praktik bidan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Tingginya permintaan
masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan terus meningkat.
Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan di tengah masyarakat semakin
memperoleh kepercayaan, pengakuan dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, bidan
dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan
dan meningkatkan kualitas pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan
terjangkau yang diberikan oleh bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu,
keluarga dan masyarakat dapat tercapai (Ambarwati, 2010)
Insiden keselamatan pasien adalah semua kejadian atau situasi yang berpotensi
atau mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, kerugian dan lain-lain),
hal tersebut dapat dicegah bahkan seharusnya tidak terjadi karena sudah dikategorikan

2
sebagai suatu disiplin. Insiden keselamatan pasien sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa
direncanakan yang dapat membahayakan pasien dan tidak terpenuhi outcome dalam
penyembuhan pasien.

B. Tujuan Patient Safety


1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Meningkatkan akuntabilitas tempat layanan kesehatan terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan di pasilitas kesehatan
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. Standar Patient Safety


Tujuh Standar Keselamatan Pasien (Mengacu pada “Hospital Patient Safety
Standards” yang di keluarkan oleh Join Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, 2002) yaitu:
1. Hak pasien
Standarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan). Kriterianya adalah:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas
dan benar kepadapasien dan keluarga tentang rencana dab hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemuningkan terjadinya KTD
2. Mendidik keluarga pasien
Standarnya adalah harus mendidik pasien tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah keselamatan dalam
memberikan pelayanan dapat di tingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah
partner dalam proses pelayanan, karena itu harus ada sistem dan mekanisme
mendidik pasien dan keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga
dapat:
a. Memberikan informasi yang jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah pelayanan kesehatan menjamin kesinambungan pelayanan
dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriterianya
adalah:
a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
b. Koordinasi pelayanan disesuaikan kebituhan pasien dan kelayakan sumber daya
c. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Standarnya adalah pelayanan kesehatan mendisign proses baru atau
memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja serta KTD. Kriterianya adalah:
a. Setiap pelayanan kesehatan melakukan rancangan (design) yang baik sesuai
dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien”
b. Setiap pelayanan kesehatan harus melakukan pengumpulan data kinerja
c. Setiap pelayanan kesehatan harus melakukan evaluasi intensif
d. Setiap pelayanan kesehatan harus menggunakan semua data semua data dan
informasi hasil analisis
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standarnya adalah pimpinan dorong dan jamin implementasi program
keselamatan pasien melalui “7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien”. Pimpinan
menjamin berlangsungnya program proaktif dan indentifikasi risiko keselamatan
pasien dan mengurangi KTD. Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan
koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang keselamatan pasien Pemimpin mengalokasikan sumber daya yang adekuat
untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan
keselamatan pasien Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas konstribusi
4
dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien. Kriterianya
adalah
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
b. Terdapat tim program proaktifuntuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insden
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin semua komponen
d. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyimpanan informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelolaan pelayanan
h. Tersedia sumber daya dan sisitem informasi yang dibutuhkan
i. Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standarnya adalah pelayanan kesehatan memiliki proses pendidikan, pelatihan
dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dnegan
keselamatan pasien secara jelas. Pelayanan kesehatan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
kopetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah
a. Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien
b. Mengintegrasi topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice dan
memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden
c. Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna
mendukung pendekatan komunikasi dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Standarnya adalah pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesign proses
manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
5
internal dan eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriterianya adalah:
a. Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesign proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan
keselamatan pasien
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi menejemen informasi yang ada

D. Insiden Patient Safety


Insiden keselamatan pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut (WHO,
2018):
a. Insiden berbahaya, yaitu insiden yang dapat membahayakan dan merugikan pasien
sehingga planning perawatan tidak sesuai yang diharapkan.
b. Insiden tidak berbahaya, yaitu insiden yang tidak menimbulkan bahaya dan
kerugian pada pasien.
c. Insiden nyaris berbahaya, yaitu insiden yang tidak membahayakan pasien tetapi
memiliki potensi atau resiko untuk bahaya dan kerugian.

6
BAB III
TINJAUAN KASUS

Seorang ibu berusia 26 tahun telah melahirkan anak ke 2 nya 7 menit yang lalu. Pada
kala I, kala II, kala III tidak ada hambatan, di kala I berlangsung selama 5 jam dari mulai datang
pukul 07.00 WIB dengan hasil pemeriksaan pembukaan 2 cm dan pembukaan lengkap pada
pukul 12.00 WIB. Kala II ibu mengedan selama kurang lebih setengan jam. Bayi lahir spontan
segera menagis, tonus otot kuat dan kulit kemerahan. Kala III pengeluaran plasenta dilakukan
secara PTT, plasenta lahir 7 menit setelah bayi lahir. Kemudian di kala IV ketika bidan
melakukan pengecekan laserasi jalan lahir, terdapat laserasi derajat 4, laserasi terjadi spontan
tanpa di episiotomi. Riwaayat persalinan yang lalu divacum dengan BB lahir 3100 gram. Bidan
melakukan inform concent kepada suami dan keluarga bahwa ibu harus dirujuk ke RS/klinik
dokter untuk penanganan robekan jalan lahir. Keluarga menolak jiks harus dirujuk karena
keterbatasan biaya, selain itu suami dan keluarga meyakini bahwa bidan bisa menangani kasus
tersebut. Pada akhirnya setelah bidan memberikan infom consent dengan jelas suami dan
keluarga setuju untuk di rujuk.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus diatas bidan sudah melaksanakan tugas dan wewenang dengan memperhatikan
standar keselamatan pasien (patient safety) yaitu melakukan edukasi kepada ibu dan keluarga
sehingga keselamatan pasien dijadikan prioritas. Kemudian tujuan dari keselamatan pasien
tersebut memang untuk terciptanya budaya keselamatan pasien, meningkatkan akuntabilitas
tempat layanan kesehatan terhadap pasien dan masyarakat, menurunkan kejadian tidak
diharapkan di pasilitas kesehatan, serta terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Pada kasus, bidan memperhatikan sekecil apapun yang berkaitan dengan keselamatan
pasien. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, wewenang bidan dalam
melakukan penjahitan laserasi jalan lahir yaitu sampai derajat 2 yaitu bagian mukosa vagina
dan otot perinieum, sehingga disini peran bidan sebagai pemeri informasi dan edukasi sudah
dilaksanakan dengan tepat.
Sesuai dengan standar keselamatan pasien (patient safety) yaitu 1. Hak pasien, dimana
pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan
hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Bidan sebagai
penanggung jawab pelayanan sudah memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepada
pasien dan keluarga tentang rencana tindakan atau prosedur untuk pasien. 2. Mendidik keluarga
pasien, Dengan pendidikan tersebut pasien dan keluarga mendapat informasi yang jelas,
lengkap dan jujur, mengetahui kewajiban dan tanggung jawab, mengajukan pertanyaan untuk
hal yang tidak dimengerti, memahami dan menerima konsekuensi pelayanan, mematuhi
instruksi, memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa, serta memenuhi kewajiban
finansial yang disepakati. 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, dimana bidan
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. 4.
Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien, bidan mendisign proses baru atau memperbaiki proses yang
ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif KTD dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KTD. 5. Peran
kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, bidan sebagai pimpinan dorong dan
jamin implementasi program keselamatan pasien melalui “7 Langkah Menuju Keselamatan
Pasien”. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif dan indentifikasi risiko

8
keselamatan pasien dan mengurangi KTD. Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan
koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien Pemimpin mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan keselamatan pasien
Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas konstribusi dalam meningkatkan kinerja rumah
sakit dan keselamatan pasie. 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien, standarnya adalah
pelayanan kesehatan memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dnegan keselamatan pasien secara jelas. Pelayanan kesehatan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kopetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien, Standarnya
adalah pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesign proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. Transmisi
data dan informasi harus tepat waktu dan akurat

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bidan merupakan tenaga medis yang sangat dekat dengan masyarakat. Sebagai
seorang bidan, praktik kebidanan merupakan praktik yang penuh resiko. Sehingga seorang
bidan perlu pemperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pasien. Keselamatan pasien
merupakan hal yang perlu di perhatikan, selain itu seorang bidan juga berperan dalam
meminimalisir terjadinya medical error. Untuk mengupayakan tidak terjadinya medical
error tenaga medis harus lebih teliti dan terlatih dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien.

B. Saran
Jika kami menjadi bidan harus berhati-hati dalam melakukan segala tindakan dan
harus sesuai dengan standar profesi kebidanan. Sebagai tenaga kesehatan juga sangat perlu
komunikasi dengan klien agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dalam asuhan
kebidanan yang kami berikan kepada klien. Selain

10
DAFTAR PUSTAKA

Canadian Patient Safety Institute (CPSI) (2017). Patient Safety Incident.


https://www.patientsafetyinstitute.ca/en/Topic/Pages/Patient-Safety-Incident.aspx.
Accessed January 3, 2020.

Kemenkes RI. 2015.Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety):
Utamakan Keselamatan Pasien. Jakarta: Depkes RI. http://www.rsmatasmec.com/wp-
content/uploads/sites/2/2019/04/PEDOMAN-NASIONAL-KESELAMATAN-PASIEN-
RS-EDISI-III-2015.pdf Diakses 3 januari, 2020.

WHO. 2018. Classification of patient-safety incidents in primary care.


https://www.who.int/bulletin/volumes/96/7/17-199802/en/. Accessed January 3, 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai