Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAGEMENT PASIEN SAFETY


STANDAR PATIENT SAFETY
DOSEN PENGAJAR : Ns. Zainuddin, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Khairunnisa
Muhammad Ichsan Fadilah
Sevica Savariesa
Zainal Ilmi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PRODI D-III KEPERAWATAN SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Standar Patient
Safety “

Pada kesempatan ini, kami sangat berterima kasih kepada Pak Ns. Zainuddin, M.kep dan pihak-
pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.Tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Management pasien safety. Saya menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam penyusunan makalah yang
akan datang dapat menjadi lebih baik.

Terima Kasih

Samarinda, 7 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Patient Safety .......................................................................................................... 6
B. Standar Keselamatan Pasien ..................................................................................................... 7
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan Pasien ..................................................... 11
D. Tim Keselamatan Rumah Sakit ............................................................................................... 12
E. Sasaran Keselamatan Pasien ................................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................................................ 14
PENUTUP............................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan “Patient safety” atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam
pelayanan rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang
menerapkan Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah sakit
di negara berkembang, seperti Indonesia. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah
sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Ke
lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah
sakit.
Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada
pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan
hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 1691/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan ini menjadi tonggak utama
operasionalisasi Keselamatan Pasien di rumah Sakit seluruh Indonesia. Banyak rumah
sakit di Indonesia yang telah berupaya membangun dan mengembangkan Keselamatan
Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan berdasarkan pemahaman manajemen terhadap
Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri ini memberikan panduan bagi manajemen rumah
sakit agar dapat menjalankan spirit Keselamatan Pasien secara utuh.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengungkap lebih dalam tentang
“Standar Keselamatan Pasien”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian standar patient safety?
2. Apa saja standar patient safety?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan patient safety?
4. Siapa saja Tim keselamatan patient safety? Dan apa saja sasaran keselamatan pasien.

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu patient safety
2. Mengetahui standar patient safety
3. Untuk memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi patient safety
4. Mengetahui tim keselamatan pasien safety dan sasarannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Patient Safety

Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
The Institute of Medicine (IOM) mendefinisikan keselamatan sebagai freedom
from accidental injury. Keselamatan dinyatakan sebagai ranah pertama dari mutu dan
definisi dari keselamatan ini merupakan pernyataan dari perspektif pasien (Kohn, dkk,
2000 dalam Sutanto, 2014). Pengertian lain menurut Hughes (2008) dalam Sutanto (2014),
menyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan pencegahan cedera terhadap pasien.
Pencegahan cedera didefinisikan sebagai bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidak
sengaja atau dapat dicegah sebagai hasil perawatan medis. Sedangkan praktek keselamatan
pasien diartikan sebagai menurunkan risiko kejadian yang tidak diinginkan yang
berhubungan dengan paparan terhadap lingkup diagnosis atau kondisi perawatan medis.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/ KKESELAMATAN PASIEN-RS (2008)
mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik/
sosial/ psikologis, cacat, kematian dan lainlain), terkait dengan pelayanan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011,
keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang
tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Nyaris Cedera. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden
yang mengakibatkan cedera pada pasien. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat
disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian
Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah
kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
(Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011).

B. Standar Keselamatan Pasien

Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani


segera di rumah sakit di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit
yang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya.
Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada ”Hospital Patient
Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perumahsakitan di Indonesia. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar
yaitu :
1. Hak pasien
Standarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan). Kriterianya adalah sebagai berikut:

a) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.


b) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
c) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan
benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan tau
prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah Rumah Sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan keperawatan. Kriterianya adalah
keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien
adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di Rumah Sakit harus ada sistem dan
mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan keperawatan. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan
keluarga dapat:
a. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab.
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan dengan kriteri sebagai berikut:
a) Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat
pasien keluar dari rumah sakit.
b) Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap
pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.
c) Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi
dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
d) Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien. Standarnya adalah Rumah Sakit harus mendesain proses
baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD (Kecelakaan Tidak Diharapkan), dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien dengan
kriteria sebagai berikut:
a) Setiap sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, sesuai dengan
“Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
b) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja.
c) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif.
d) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis.
5. Peran pimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien standarnya adalah:
a) Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program melalui penerapan “7
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
b) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko keselamatan
pasien dan program mengurangi KTD.
c) Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
d) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan keselamatan pasien.
e) Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian yang memerlukan
perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) sampai dengan
“Kejadian Tidak Diharapkan” ( Adverse event).
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah
sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien.
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar
Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian Sentinel’
pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden. Misalnya
menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan “Kejadian Sentinel”.
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar
disiplin.
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien. Standarnya adalah:
a. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
b. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien.
2) Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice
training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
3) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Standarnya
adalah:
a. RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat, dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan Pasien
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan
tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan
aman dan tenteram. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan keselamatan dan
keamanan, yaitu;
1. Usia anak-anak tidak terkontrol dan tidak mengetahui akibat dari apa yang dilakukan.
Pada orang tua atau lansia akan mudah sekali terjatuh atau kerapuhan tulang.
2. Tingkat kesadaran. Pada pasien koma, menurunnya respon terhadap rangsang,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
3. Emosi. Emosi seperti kecemasan, depresi, dan marah akan mudah sekali terjadi dan
berpengaruh terhadap masalah keselamatan dan keamanan.
4. Status mobilisasi. Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injuri atau gangguan integritas kulit.
5. Gangguan persepsi sensori. Kerusakan sensori akan memengaruhi adaptasi terhadap
rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
6. Informasi / komunikasi. Gangguan komunikasi seperti afasia atau tidak dapat membaca
menimbulkan kecelakaan.
7. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan
syok anafilaktik.
8. Keadaan imunitas . Gangguan immunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh yang
kurang sehingga mudah terserang penyakit.
9. Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih Sel darah putih berfungsi
sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit.
10. Status nutrisi. Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
terserang penyakit, demikian sebaliknya, kelebihan nutrisi beresiko terhadap penyakit
tertentu.
11. Tingkat pengetahuan sebelumnya. Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan
dan keamanan dapat diprediksi
D. Tim Keselamatan Rumah Sakit
Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS)
yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien.
TKPRS yang dimaksud bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit. Keanggotaan
TKPRS terdiri dari manajemen rumah sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah
sakit. TKPRS melaksanakan tugas:
a. Mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan
kekhususan rumah sakit tersebut;
b. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien rumah
sakit;
c. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan
(monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi) program
keselamatan pasien rumah sakit;
d. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk melakukan
pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit;
e. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan solusi
untuk pembelajaran;
f. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam rangka
pengambilan kebijakan keselamatan pasien rumah sakit; dan
g. Membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit.
E. Sasaran Keselamatan Pasien
Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa setiap rumah
sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan
Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
a. Ketepatan identifikasi pasien;
a. Peningkatan komunikasi yang efektif;
b. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
c. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
d. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
e. Pengurangan risiko pasien jatuh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien
akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Patient safety (keselamatan pasien) rumah
sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Adapun standar
keselamatan pasien yaitu hak pasien,mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan
kesinambungan pelayanan, .Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi, Peran pimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien standarnya, Mendidik staf
tentang keselamatan pasien. Standarnya, Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien. Standarnya, lalu ada faktor faktor keselamatan pasien yaitu suatu keadaan
seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan merupakan
kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian,
sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tenteram. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan keselamatan dan keamanan , adapun kami membahas tim keselamatan rumah sakit,
sasaran keselamatan pasien.

B. Saran
Saran dari penulis bijaklah dalam menggunakan obat-obatan, dan menggunakannya secara
baik dan benar. Penulis juga sadar dan mengakui, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang
harus ditutupi. Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari
pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang di makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum Kesehatan.


Nenny, dkk., 2014. Konsep Manajemen Keselamatan Pasien Berbasis Program di RSUD Kapuas Provinsi
Kalimantan Tengah, (online), (pustaka.unpad.ac.id>uploads>2014/01.htm., diakses tanggal 7
Februari 2023)
Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit. Proceedings of
expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University, Indonesia
Tarwoto dan Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta:
Salemba Medika). Hal: 146
Regina pung pung, A., 2014. Patient Safety Administrasi Dan Manajemen Kesehatan,(online),
(www.academia.edu/9191556/patient_safety.htm., diakses tanggal 7 Februari 2023)

Anda mungkin juga menyukai