DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Anna Sunita, SKM. M.Epid
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Aulia Anugrah (P17320320050)
Chindy Anzellica (P17320320051)
Chindy Triza Kinanti (P17320320052)
Daimatul Falah (P17320320053)
.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Anna Sunita, SKM. M.Epid,
selaku dosen Pasien Safety D3 Keperawatan Bogor yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara pembuatan makalah dengan benar.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa selalu memberikan petunjuk dan
keistiqomahan dalam menjalankan setiap urusan kita, serta memberikan kekuatan dan kesabaran
kepada kita semua dalam menghadapi segala tantangan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS...................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pasien Safety...................................................................................................3
2.2 Prinsip Pasien Safety.........................................................................................................3
2.3 Komponen Pasien Safety..................................................................................................4
2.4 6 Sasaran Pasien Safety.....................................................................................................5
2.5 Standar Pasien Safety........................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................10
KASUS..........................................................................................................................................10
BAB IV..........................................................................................................................................13
PEMBAHASAN............................................................................................................................13
BAB V...........................................................................................................................................14
KESIMPULAN..............................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
5.2 Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan
rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang menerapkan
Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara
berkembang, seperti Indonesia. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di
rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak
terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat
berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (Near miss) masih
langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktik”, yang belum tentu sesuai
dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKESELAMATAN PASIEN-RS). Komite tersebut telah
aktif melaksanakan langkah langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit
dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.
Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit yang
menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena itu dilaksanakannya
asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat tindakan medis atau tidak dilakukannya
tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem tersebut merupakan sistem yang seharusnya
dilaksanakan secara normatif.
Melihat lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK tersebut, maka,
jika diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis rumah sakit
dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error, nursing error, dan lainnya)
dapat dikurangi semaksimal mungkin.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pasien safety, yang
mana menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang standar keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian pasien safety
2. Mengetahui prinsip pasien safety
3. Mengetahui komponen pasien safety
4. Mengetahui 6 sasaran pasien safety
5. Mengetahui standar pasien safety
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini yaitu analisis pelaksanaan sasaran keselamatan pasaien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2 Pengertian Pasien Safety
Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan
kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan kesehatan
yang optimal dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian Patient Safety Institute,
2017). Menurut Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu
sistem yang memastikan asuhan pada pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi
pengkajian risiko, identifikasi insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden,
serta implementasi dan tindak lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko.
Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya
cidera atau insiden pada pasien yang disebabkan oleh kesalahan tindakan.
Insiden keselamatan pasien adalah semua kejadian atau situasi yang berpotensi atau
mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, kerugian dan lain-lain), hal tersebut
dapat dicegah bahkan seharusnya tidak terjadi karena sudah dikategorikan sebagai suatu
disiplin. Dalam Permenkes RI No. 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit, insiden keselamatan pasien adalah segala sesuatu yang terjadi secara
sengaja atau tidak sengaja dan kondisi mengakibatkan atau berpotensi untuk menimbulkan
cidera pada pasien, yang terdiri dari Kejadian tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC). Insiden
keselamatan pasien sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa direncanakan yang dapat
membahayakan pasien dan tidak terpenuhi outcome dalam penyembuhan pasien.
3 Prinsip Pasien Safety
Pertama, kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit dari kondisi
baik menjadi sangat baik. Kedua, komitmen memberikan pelayanan yang berorientasi patient
safety dari kondisi baik tetap pada kondisi baik. Ketiga, kemampuan mengidentifikasi faktor
risiko penyebab insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi kurang.
Keempat, kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang
menjadi baik. Kelima, kemampuan berkomunikasi yang efektif tentang faktor risiko insiden
terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Keenam, kemampuan
mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety dari kondisi sangat kurang
menjadi baik. Ketujuh, kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi
untuk mencegah kejadian berulang dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Kondisi 7
prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di tim patient safety sebelum intervensi
berada pada kondisi kurang. Hal ini disebabkan karena 5 dimensi dari 7 prinsip masih berada
pada kondisi kurang dan sangat kurang. Namun demikian terdapat 2 dimensi yaitu kesadaran
(awareness) tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit dan komitmen pelayanan yang
berorientasi patient safety yang sudah berada pada kondisi baik.
Menurut Bobine (2010), kesadaran karyawan tentang kondisi yang terjadi di lingkungan
mereka penting dalam pelaksanaan program yang ditetapkan. Kondisi ini tidak terlepas
perjalanan program patient safety di rumah sakit yang sudah cukup lama, sehingga kesadaran
dan komitmen tentang nilai keselamatan pasien sudah terbentuk. Peranan manajemen dalam
hal ini adalah tetap berupaya menjaga kesadaran dan komitmen ini pada kondisi yang baik
bahkan jika memungkinkan ditingkatkan dalam kondisi sangat baik.
Kesadaran dimulai dengan adanya pengetahuan, perhatian terhadap program patient
safety. Sehingga penyebaran informasi terbaru (transfer knowledge) tentang patient safety
perlu dilakukan untuk semakin meningkatkan kesadaran. Komitmen dibangun dengan selalu
menjaga kondusifitas lingkungan kerja dan menciptakan program kerja yang menarik
khususnya terkait patient safety, sehingga tim memiliki ketertarikan terhadap program patient
safety, dan mau berperan aktif di dalamnya. Hal ini senada dengan pernyataan Greenberg
(1993), bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan
yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi
organisasi.
Karakteristik berdasarkan status kepegawaian, lama bekerja dirumah sakit, tingkat
pendidikan dan variasi tingkat pendidikan yang di ada pada tim tidak jauh berbeda antara
satu tim dengan tim yang lain. Demikian pula dengan kondisi komitmen dan kesadaran
(awareness) tim berada pada kondisi baik dan sangat baik. Semua hal ini dapat menjadi
faktor pendukung bagi keberhasilan tim dalam melaksanakan proses PSC. Jika terdapat tim
yang mampu melaksanakan seluruh solusi yang telah disusun, kemungkinan besar karena
faktor kepemimpinan (leadership) dalam tim yang berbeda. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut,
karena faktor leadership tidak diteliti dalam penelitian ini. Lauris (2008) dalam jurnalnya
menyatakan bahwa banyak kendala dalam pelaporan insiden yang terjadi, dan peranan
seorang pemimpin meyakini staff untuk mengatasi kendala tersebut.
4 Komponen Pasien Safety
Komponen dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah ketepatan sasaran dalam
memberikan asuhan keperawatan,Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk
diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan
rumah sakit di seluruh dunia pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Rumah Sakit
merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah
dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan
rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sehat dan sakit
sehingga risiko kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan dan penularan penyakit sangat
tinggi.
Salah satu pendukung poin ini adalah penggunaan gelang identitas pasien.
7. Saran
1. Bagi Perawat
Perawat harus menanamkan budaya keselamatan pasien sesuai dengan standar
asuhan keperawatan dan menggunakan alat pelindung diri ketika memberikan
tindakan kepada pasien dengan menegakkan prinsip aseptik. Selain itu, ketika ada
mahasiswa praktek yang melakukan tindakan keperawatan yang beresiko harus
didampingi oleh perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam keselamatan pasien.
2. Bagi Kepala Ruangan
Bagi kepala ruangan diharapkan untuk memotivasi perawat akan pelaksanaan
patient safety di rumah sakit untuk wajib dilakukan pada setiap tindakan yang akan
diberikan kepada pasien serta diharapkan melakukan pengkajian ulang tentang
komposisi tugas dari perawat khususnya ruang rawat inap sehingga dapat mengambil
kebijakan yang sesuai dan dapat meningkatkan keselamatan pasien.
3. Bagi peneliti lainnya
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti masalah yang sama, disarankan agar
meneliti variabel lain yang dianggap berhubungan (diantaranya, masa kerja,
komunikasi efektif, kepemimpinan, dll) atau dengan menggali informasi yang lebih
mendalam, yaitu dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://merita.staff.umy.ac.id/2020/01/02/keselamatan-pasien-patient-safety-incident-dan-
klasifikasinya/#:~:text=Menurut%20Kemenkes%20RI%20(2015)%2C,pada%20pasien%20jauh
%20lebih%20aman.&text=Sistem%20tersebut%20dimaksudkan%20untuk%20menjadi,yang
%20disebabkan%20oleh%20kesalahan%20tindakan.
https://www.researchgate.net/publication/336429729_Komponen_kebijakan_keselamatan_pasie
n
https://gelangpasien.com/pentingnya-6-sasaran-keselamatan-pasien/amp/
https://id.scribd.com/doc/110027355/Tugas-Kasus-Patient-Safety