Disusun Oleh :
Kelompok 4 (Empat )
Tingkat 2B Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Chandra Buana, SST,MPH
NIP. 197101041991021001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Kriteria Monitoring dan Evaluasi Pasien Safety”
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Diharapkan
Makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini,
supaya kedepannya dapat lebih baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
waktu dalam perawatan kesehatan, mungkin lebih besar daripada industri
lainnya. Tapi ketika mereka berhasil, atau sistem mengkompensasi dengan
cara lain, tindakan ini dalam arti tidak terlihat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Kriteria Monitoring dan Evaluasi Patient Safety
1. Di Rumah Sakit
a. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah
Sakit, dengan
b. susunan organisasi sebagai berikut : Ketua : dokter, Anggota :
dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga
kesehatan lainnya
c. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan
pelaporaninternal tentang insiden
d. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia
e. Rumah sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit
dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah
sakit. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan
medis berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai
tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.
2. Di Propinsi/Kabupaten/kota
a. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit -
rumah sakit di wilayahnya
b. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya
dukungan anggaran terkait dengan program keselamatan pasien
rumah sakit
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit.
3. Di Pusat
a. Membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dibawah
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.
b. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
4
c. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke
Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan
rumah sakit pendidikan dengan jejaring pendidikan
d. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatan
pasien.
5
5. Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya.
Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian
tidak diharapkan.
6. Mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien dan keluarga.
Manfaat penerapan sistim keselamatan pasien antara lain:
Budaya safety meningkat dan berkembang Komunikasi dengan pasien
berkembang Kejadian tidak diharapkan menurun. peta KTD selalu ada dan
terkini, Resiko klinis menurun, Keluhan dan litigasi berkurang, Mutu
pelayanan meningkat, Citra rumah sakit dan kepercayaan masyarakat
meningkat. Kewajiban perawat secara umum terhadap keselamatan pasien
adalah:
1. Mencegah malpraktek dan kelalaian dengan mematuhi standart.
2. Melakukan pelayanan keperawatan berdasarkan kompetensi. Menjalin
hubungan empati dengan pasien.
3. Mendokumentasikan secara lengkap asuhan. Teliti, obyektif dalam
kegiatan. Mengikuti peraturan dan kebijakan institusi. Peka terhadap
terjadinya cedera
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi
berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang
kegiatan atau program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program atau kegiatan itu selanjutnya.
Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan gambaran lengkap
tentang implementasi program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari
pelaksanaan program dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
hambatan yang terjadi sehingga Informasi ini berguna bagi pengambil
keputusan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan guna mencapai target
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Kemdikbud, 2013).
Kriteria monitoring dan evaluasi patient safety
1. Di Rumah Sakit
2. Di Propinsi/Kabupaten/kota
3. Dipusat
Pelaksanaan monitoring di tingkat managemen lokal dilakukan secara
intensif setiap minggu, sedangkan untuk tingkat managemen pusat dilakukan
dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan
(Ardana, 2015).
Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi (Soebandi, 2016):
1. Budaya keselamatan pasien
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Leadership
4. Pelaporan
5. Standar
6. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety Goals).
7
Peran Perawat Dalam Patient Safety
1. Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standart
pelayanan dan SOP yang ditetapkan.
2. Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan
keperawatan.
3. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang
diberikan.
Monitoring dan Evaluasi Patient Safety
Di Rumah Sakit Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan
evaluasi pada unit kerja-unit kerja di rumah sakit, terkait dengan pelaksanaan
keselamatan pasien di unit kerja
3.2 Saran
Sebaiknya keselamatan pasien dirumah sakit harus menjadi prioritas
utama dalam menjalankan tindakan keperawatan yang di berikan perawat
kepada pasien serta harus memonitoring dan evaluasi keselamatan pasien
setiap saat agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
8
DAFTAR PUSTAKA