Anda di halaman 1dari 12

ASSUHAN KEPERAWATAN KANKER HEPAR.

CA HEPAR
By; Derison Marsinova Bakara. S.Kep..M,Kep

I. KONSEP TEORI KANKER HEPAR.CA HEPAR

1. Definisi
Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah untuk
penyakit dimana sel-sel membelah secara abnormal tanpa control dan dapat
menyerang jaringan di sekitarnya. Proses ini disebut metastasis. Metastasis
merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO,2009).
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hepar (Wilson, 2006 ).

2. Etiologi

Kanker hati (karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis


B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009
)Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C,
cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor
keturunan. (Fong, 2002). Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab
kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan
juga mempunyai penyakit kronik hepatitis. 3 Pasien laki-laki dengan umur
lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai
kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998). Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam
puluh tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang
didiagnosis menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki. Faktor-
faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
a. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 1


b. Tidak buang air di pagi hari
c. Pola makan yang terlalu berlebihan
d. Tidak makan pagi
e. Terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan
f. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat
pewarna, pemanis buatan.
g. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan
minyak goring saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi
makanan yang di goreng bila kita dalam kondisi penas, kecuali dalam
kondisi tubuh yang fit.
h. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban
hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan
disimpan.
i. Alkohol
j. Keturunan
k. Hepatis B, C

Beberapa faktor resiko menyebabkan kanker hati , antara lain :


a. Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang
berhubungan dengan tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma.
Biasanya disebabkan oleh hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang
menginduksi kanker) seperti aflatoksin.
b. Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis,
defisiensi Alpha 1-antitrypsin.

3. Tanda Dan Gejala


Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita, berikut
gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu :
a. Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena tidak
nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat
tumpul atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian area hati terasa
terbebat kencang karena pertumbuhan tumor yang cepat.
b. Massa abdomen atas

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 2


Pemeriksaan fisik menemukan splenomegali Kanker hati lobus kanan
dapat menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas, pemeriksaan fisik
menemukan hepatomegali di bawah arcus costae tapi tanpa nodul.
Perut kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan
fungsi hati.
c. Anoreksia
Timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak saluran
gastrointestinal.
d. Letih, mengurus
Dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan berkurangnya masukan
makanan.
e. Demam
Timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit tumor,
umumnya tidak disertai menggigil.
f. Icterus
Tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah stadium lanjut,
juga karena sumbat kanker di saluran empedu atau tumor mendesak
saluran hingga timbul icterus.
g. Ascites
Juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut membuncit
sering disertai odeme di kedua tungkai.
h. Lainnya
Selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu belakang,
kulit gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti splenomegali,
venodilatasi dinding abdomen. Pada stadium akhir sering timbul metastase
paru, tulang, dan osrgan lain.

4. Pemeriksaan
a. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena
perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan
defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati
untuk menkonjugasi atau obstruksi bilier.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 3


3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH: meningkat karena kerusakan seluler dan
mengeluarkan enzim.
4) Alkali fosfatase: meningkat karena penurunan ekskresi.
b. Pemeriksaan radiologi
1) Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan
portal.
2) Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat
perubahan ukuran hati.
3) Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
4) Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan
dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
5) Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
6) Ultrasonografi (USG) : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ
abdomen.

5. Pencegahan
1) Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial adalah pencegahan yang dilakukan terhadap orang
yang belum terpapar faktor risiko. Pencegahan yang dilakukan antara lain :
a) Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi
makanan dengan gizi seimbang.
b) Hindari makanan tinggi lemak dan makanan yang mengandung bahan
pengawet/ pewarna.
c) Konsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat
antioksidan, peningkat daya tahan tubuh.
2) Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan terhadap orang
yang sudah terpapar faktor risiko agar tidak sakit. Pencegahan primer yang
dilakukan antara lain dengan :
a) Memberikan imunisasi hepatitis B bagi bayi segera setelah lahir sehingga
pada generasi berikutnya virus hepatitis B dapat dibasmi.
b) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang virus hepatitis
(faktor-faktor risiko kanker hati) sehingga kejadian kanker hati dapat
dicegah melalui perilaku hidup sehat.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 4


c) Menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol karena
alkohol akan semakin meningkatkan risiko terkena kanker hati.
d) Menghindari makanan yang tersimpan lama atau berjamur karena
berisiko mengandung jamur Aspergillus flavus yang dapat menjadi faktor
risiko terjadinya kanker hati.
e) Membatasi konsumsi sumber radikal bebas agar dapat menekan
perkembangan sel kanker dan meningkatkan konsumsi antioksidan
sebagai pelawan kanker sekaligus mangandung zat gizi pemacu
kekebalan tubuh.
3) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap orang
yang sudah sakit agar lekas sembuh dan menghambat progresifitas penyakit
melalui diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.

6. Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan
kemoterapi dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial,
embolisasi, radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani
terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang
diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik
(Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan
kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program
imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun
dengan nyata (Anonim, 2003).
Penyebab utama kerusakan hati:
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling
utama.
2. Tidak buang air besar pada pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan (Daging panggang, sate, dan gorengan
/ minyak goreng yang tidak sehat.
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 5


6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap
rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
7. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
8. Merokok atau menjadi perokok pasif

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 6


ASUHAN KEPERAWATAN CANCER HEPAR

II. KONSEP KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu prosesyang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Iyer et.al., 1996 dalam
Nursalam, 2001).
Dalam pengumpulan data ada 2 tipe data yang ada pada pengkajian yaitu
data subyektif dan data obyektif (Nursalam, 2001).
a) Data Subyektif
Data Subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subyektif sering
didapatkan dari riwayat keperawatan termasuk persepsi pasien, perasaan
dan ide tentang status kesehatan (Nursalam, 2001).
Data Subyektif yang biasanya muncul pada pengkajian dengan Ca. Hepar
adalah
Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan,
anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual.
Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.
b) Data Obyektif
Data Obyektif dalah dan diukurata yang dapat diobservasi dan diukur (Iyer,
et.al., 1996, dalam Nursalam, 2001 : 19). Data Obyektif yang dapat dikaji
pada pasien dengan Ca. Hepar adalah : penurunan tonus otot, distensi
abdomen (hepatomegali, Splenomegali, asites), penurunan BB atau
peningkatan (cairan), edema, kulit kering, ikterik, ensefalopati hepatik,
takipnea, demam, hipoksia, pernapasan dangkal, perubahan mental,
ekspansi paru terbatas, peningkatan suhu tubuh, dan sebagainya.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
a. Ascites
b. Ikterus
c. Splenomegali, Spider nevi, Eritoma palmaris, Edema.
d. Hipoalbunemia

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 7


Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus kanker hati,
meliputi :
a. Gangguan metabolism
b. Hipoproteinemia
c. Perdarahan
d. Jaundice/icterus
e. Asites
f. Komplikasi endokrin
g. Edema
h. Aktivitas terganggu akibat pengobatan

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada pasien dengan Ca. Hepar yaitu :
a. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan
absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
b. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ).
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan
kebutuhan
d. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan
pruritus,edema dan asites

3. Rencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan langkah ketiga dalam proses keperawatan
yang terdiri dari tiga tahap yaitu menetapkan prioritas diagnosa keperawatan,
menentukan tujuan dan merumuskan intervensi keperawatan.
Adapun rencana keperawatan pada pasien dengan Ca. Hepar adalah.
a. Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual,
gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Tujuan :
1) Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan
dengan normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi
2) Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat .
Intervensi :

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 8


1) Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang
makanan sesuai Indikasi
2) Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan
cairan adekuat.
3) Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg
dibagi bagi selamasehari.
Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah
pemberian agent antineoplastik yang sesuai .
Rasional :
1) Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi.
Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.
2) Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk
menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan
penting dlm mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
3) Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis
kemoterapi yang menimbulkan stess.

b. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites )


Tujuan :
1) Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas
hiburan sesuai indikasi nyeri.
2) Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh
minima pada AKS
Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas (
0-10 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang
duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
2) Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.
3) kaji tingkat nyeri / kontrol nilai
Rasional :
a. Memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan
intervensi
b. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
c. Kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 9


d. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan
kebutuhan
Tujuan :
1) Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.
Intervensi :
1) Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi,
bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai
kemampuan.
2) Pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/
frekuensi jantung / pernapasan.
3) Beri oksigen sesuai indikasi
Rasional :
1) Meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih
aktif tanpa kelelahan yang berarti.
2) Teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi,
keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
3) Adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler
dan memperberat keletihan.

d. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan


pruritus,edema dan asites
Tujuan :
1) Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.
2) Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan
penyembuhan
Intervensi :
1) Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan
atau perlambatan penyembuhan
2) Mandikan dengan air hangat dan sabun
3) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk.
4) Balikkan / ubah posisi dengan sering

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 10


5) Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak
kecuali seijin dokter
Rasional :
1) Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat
terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi
kering,ulserasi.
2) Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3) Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4) Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan
yang tidak perlu.
5) Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah keempat dari proses keperawatan dan
merupaka wujud nyata dari rencana keperawatan yang bertujuan memenuhi
kebutuhan pasien akan keperawatan dengan melaksanakan kegiatan –
kegiatan sesuai dengan alternatif tindakan yang telah direncanakan.
Pelaksanaan keperawatan sebagai data untuk rencana keperawatan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan untuk
menilai pencapaian tujuan. Berdasarkan analisis, jika tujuan belum tercapai
maka dilakukan perencanaan selanjutnya (P) sebagai berikut :
1) Rencana dilanjutkan yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau
intervensi masih memadai.
2) Direvisi yang artinya diagnosa tetap berlaku, tujuan atau intervensi perlu
direvisi.
3) Diagnosa keperawatan atau kemungkinan menjadi aktual atau bahkan
disingkirkan (untuk diagnosa kemungkinan). Jika diagnosa menjadi
aktual maka dibutuhkan perencanaan baru sehinggadalam planning (P)
diuraikan perencanaan yang dimaksud.
4) Tujuan tercapai maka perencanaan selanjutnya tidak perludilanjutkan,
tidak perlu direvisi dan tidak perlu perencanaan baru.

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 11


5) Rencana semula dipakai lagi, jika dalam analisis ditentukan bahwa
masalah atau diagnosa yang telah teratasi terjadi kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktek,


Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner
dan Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta

Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC

Herdman, T.H dan S. Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017, Edisi 10. Jakarta : EGC

Ns. Derison Marsinova BakaraS.Kep.,M.Kep: KMB I: Sistem Pencernaan 12

Anda mungkin juga menyukai