Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN CA HEPAR/ KANKER HATI

KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH

OLEH:
Erma Fitriani
NIM. 1914901110023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
CA HEPAR/ KANKER HATI
A. Definisi
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karena hepatitis
kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati (Ghofar
Abdul, 2009).
Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular cancer) atau
dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang menyebar ke hati
(metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut sebagai
kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima yang memiliki insidensi terbesar di
dunia. Penyakit yang sering berhubungan dengan kanker hepar antara lain virus
hepatitis dan sirosis hati (Bruix dan Sherman, 2005).

B. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1. Infeksi virus Hepatitis B dan C, 70 % kanker hati disebabkan oleh infeksi virus
Hepatitis B
2. Konsumsi alkohol yang berlebihan
3. Penggunaan jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba dapat meningkatkan
risiko paparan infeksi virus Hepatitis B dan C
4. Paparan racun jamur (aflatoksin) yaitu jamur yang ditemukan dalam kacang tanah
5. Penyakit perlemakan hati non alkoholik
6. Kontak dengan racun kimia(misal : vinil, arsen, klorida)
7. Penggunaan steroid anabolic dalam jangka waktu yang lama
8. Hemokromatosis atau penyakit turunan dengan akumulasi zat besi dalam organ
9. Pria mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker hati. Perbandingan
pria : wanita = 3 : 1
C. Klasifikasi
Kanker hati/ Karsinoma hepatoseluler memiliki beberapa stadium perkembangan
yaitu :
1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium
ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal.
2. Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari
satu tumor di hepar.
3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh
darah di dekat hepar.
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun
belum mencapai limfonodus.
5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus.
6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru.
Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong,
2002; Bruix dan Sherman., 2005).

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala
seperti :
1. Gangguan nutrisi : berat badan turun drastis, kehilangan nafsu makan, nausea/mual,
anoreksia
2. Nyeri di bagian dada dan perut
3. Oedema dan ascites
4. Ikterus/pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh
penumpukan bilirubin
5. Urin berwarna lebih gelap
6. Suhu badan meningkat
7. Merasa lelah luar biasa
8. Anemia
9. Perdarahan di dalam tubuh
E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan karsioma hepatoseluler
menurut Isselbacher (2000) adalah:
a. Pemerikasaan Laboratorium.
1) Terjadi peningkatan kadar bilirubin alkali fosfatase, asparat aminotransferase
(AST), glutamic oxaloacetik transaminase (SGOT) dan lactic dehidogenase
(LDH) dapat terjadi.
2) Leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih), eritrositosis (peningkatan
jumlah sel darah merah)
3) Hiperkalsemia, hipoglikemia dan hiperkolesterolemia juga terlihat dalam
pemeriksaan laboratorium.
b. USG Abdomen: mendeteksi adanya tumor hati.
c. Biopsi hati: terdapat resiko sel-sel tumor akan bermigrasi di sepanjang bekas biopsi.
d. Laparoskopi:untuk melakukan biopsi sel hati dibawah pandangan langsung.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien karsinoma hepatoseluler menurut Smeltzer (2001)
adalah:
1. Non Bedah
a. Terapi Radiasi
Tujuannya adalah memberikan radiasi langsung kepada sel-sel tumor agar tidak
menyebar bertambah besar, nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat dikurangi
secara efektif dengan terapi radiasi pada 70% hingga 90% penderita. Gejala
anoreksia, kelemahan dan panas juga berkurang dengan terapi ini.
Metode pelaksanaan radiasi mencakup:
1) Penyuntikan antibodi berlabel isotop radioaktif secara intravena
yang secara spesifik yang menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor
2) Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk therapi radiasi
intertitial.
b. Kemoterapi
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan metode yang
digunakan untuk memberikan preparat antincoplastik kepada pasien tumor
primer dan metastasis hati untuk memberikan kemotrapi dengan konsentrasi
tinggi kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam.
2. Teknik Bedah
a. Hepatektomi parsial: pembedahan yang hanya mengangkat tumornya saja
(sebagian dari hati).
b. Hepatektomi total: operasi yang kompleks di mana seluruh hati/liver akan
diangkat. Prosedur ini diikuti dengan transplantasi hati karena tubuh tidak dapat
hidup tanpa hati.
c. Transplantasi hati: Prosedur operasi ini melibatkan dua langkah. Organ hati/liver
sehat akan diambil dari donor (orang yang mati otak) dan kemudian ditanamkan
ke dalam tubuh untuk menggantikan organ hati/liver pasien yang rusak.
Transplantasi hati tergolong tindakan yang cukup mahal biayanya.
Efek samping utama transplantasi hati termasuk :
- Resiko tinggi infeksi
- Perdarahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ hati baru
memproduksi protein pembekuan darah
- Pembekuan dalam pembuluh darah utama yang mensupply darah ke hati
- Penolakan hati hasil transplantasi (tidak diterima oleh tubuh)

H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual,
gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
2. Nyeri b.d tegangnya dinding perut (asites).
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan

I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Tujuan : 1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan
dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi

2.Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat


Intervensi Rasional
1. Pantau masukan makanan setiap hari, 1. Keefektifan penilaian diet
beri pasien buku harian tentang individual dalam penghilangan
makanan sesuai indikasi mual pascaterapi. Pasien harus
2. Dorong pasien untuk makan diit mencoba untuk menemukan
tinggi kalori kaya protein dengan solusi/kombinasi terbaik.
masukan cairan adekuat. 2. Kebutuhan jaringan metabolik
3. Dorong penggunaan suplemen dan ditingkatkan begitu juga cairan
makanan sering / lebih sedikit yang (untuk menghilangkan produksi
dibagi-bagi selama sehari. sisa). Suplemen dapat memainkan
4. Berikan antiemetik pada jadwal peranan penting dalam
reguler sebelum / selama dan setelah mempertahankan masukan kalori
pemberian agent antineoplastik yang dan protein adekuat.
sesuai . 3. Mual/muntah paling menurunkan
kemampuan dan efek samping
psikologis kemoterapi yang
menimbulkan stess.

Diagnosa 2 : Nyeri b.d tegangnya dinding perut (asites).

Tujuan : 1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas


hiburan sesuai indikasi nyeri.

2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh


minimal pada AKS
Intervensi Rasional
1. Tentukan riwayat nyeri misalnya 1. Memberikan data dasar untuk
lokasi , frekwensi, durasi dan mengevaluasi kebutuhan /
intensitas ( 0-10 ) dan tindakan keefektifan intervensi
penghilang rasa nyeri misalkan 2. Meningkatkan relaksasi dan
berikan posisi yang duduk tengkurap membantu memfokuskan kembali
dengan dialas bantal pada daerah perhatian
antara perut dan dada. 3. Kontrol nyeri maksimum dengan
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar pengaruh minimum pada AKS.
misalnya reposisi, gosok punggung.
3. Kaji tingkat nyeri / kontrol nilai

Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan


kebutuhan

Tujuan : Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh.

Intervensi Rasional
1. Dorong pasein untuk melakukan apa 1. Meningkatkan kekuatan / stamina
saja bila mungkin, misalnya mandi, dan memampukan pasein menjadi
bangun dari kursi/ tempat tidur, lebih aktif tanpa kelelahan yang
berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai berarti.
kemampuan. 2. Teloransi sangat tergantung pada
2. Pantau respon fisiologi terhadap tahap proses penyakit, status
aktivitas misalnya; perubahan pada nutrisi, keseimbnagan cairan dan
TD/ frekuensi jantung / pernapasan. reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. Beri oksigen sesuai indikasi 3. Adanya hipoksia menurunkan
kesediaan O2 untuk ambilan
seluler dan memperberat
keletihan.
DAFTAR PUSTAKA

Ghofar, Abdul. (2009). Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta:
Flamingo.

Bruix dan Sherman. (2005). AASLD PRACTICE GUIDELINE: Management of


Hepatocellular Carcinoma. HEPATOLOGY, 42 (5): 1208-1236.

NANDA International. (2015). Nursing Diagnoses Definitions and classifiction. Jakarta:


EGC.

Banjarmasin, 15 Desember 2019


Preseptor Akademik, Ners Muda,

( Uni Afriyanti, Ns., M.Kep ) ( Erma Fitriani, S.Kep )

Anda mungkin juga menyukai