OLEH:
Erma Fitriani
NIM. 1914901110023
B. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1. Infeksi virus Hepatitis B dan C, 70 % kanker hati disebabkan oleh infeksi virus
Hepatitis B
2. Konsumsi alkohol yang berlebihan
3. Penggunaan jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba dapat meningkatkan
risiko paparan infeksi virus Hepatitis B dan C
4. Paparan racun jamur (aflatoksin) yaitu jamur yang ditemukan dalam kacang tanah
5. Penyakit perlemakan hati non alkoholik
6. Kontak dengan racun kimia(misal : vinil, arsen, klorida)
7. Penggunaan steroid anabolic dalam jangka waktu yang lama
8. Hemokromatosis atau penyakit turunan dengan akumulasi zat besi dalam organ
9. Pria mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker hati. Perbandingan
pria : wanita = 3 : 1
C. Klasifikasi
Kanker hati/ Karsinoma hepatoseluler memiliki beberapa stadium perkembangan
yaitu :
1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium
ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal.
2. Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari
satu tumor di hepar.
3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh
darah di dekat hepar.
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun
belum mencapai limfonodus.
5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus.
6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru.
Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong,
2002; Bruix dan Sherman., 2005).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala
seperti :
1. Gangguan nutrisi : berat badan turun drastis, kehilangan nafsu makan, nausea/mual,
anoreksia
2. Nyeri di bagian dada dan perut
3. Oedema dan ascites
4. Ikterus/pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit yang disebabkan oleh
penumpukan bilirubin
5. Urin berwarna lebih gelap
6. Suhu badan meningkat
7. Merasa lelah luar biasa
8. Anemia
9. Perdarahan di dalam tubuh
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan karsioma hepatoseluler
menurut Isselbacher (2000) adalah:
a. Pemerikasaan Laboratorium.
1) Terjadi peningkatan kadar bilirubin alkali fosfatase, asparat aminotransferase
(AST), glutamic oxaloacetik transaminase (SGOT) dan lactic dehidogenase
(LDH) dapat terjadi.
2) Leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih), eritrositosis (peningkatan
jumlah sel darah merah)
3) Hiperkalsemia, hipoglikemia dan hiperkolesterolemia juga terlihat dalam
pemeriksaan laboratorium.
b. USG Abdomen: mendeteksi adanya tumor hati.
c. Biopsi hati: terdapat resiko sel-sel tumor akan bermigrasi di sepanjang bekas biopsi.
d. Laparoskopi:untuk melakukan biopsi sel hati dibawah pandangan langsung.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien karsinoma hepatoseluler menurut Smeltzer (2001)
adalah:
1. Non Bedah
a. Terapi Radiasi
Tujuannya adalah memberikan radiasi langsung kepada sel-sel tumor agar tidak
menyebar bertambah besar, nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat dikurangi
secara efektif dengan terapi radiasi pada 70% hingga 90% penderita. Gejala
anoreksia, kelemahan dan panas juga berkurang dengan terapi ini.
Metode pelaksanaan radiasi mencakup:
1) Penyuntikan antibodi berlabel isotop radioaktif secara intravena
yang secara spesifik yang menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor
2) Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk therapi radiasi
intertitial.
b. Kemoterapi
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan metode yang
digunakan untuk memberikan preparat antincoplastik kepada pasien tumor
primer dan metastasis hati untuk memberikan kemotrapi dengan konsentrasi
tinggi kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam.
2. Teknik Bedah
a. Hepatektomi parsial: pembedahan yang hanya mengangkat tumornya saja
(sebagian dari hati).
b. Hepatektomi total: operasi yang kompleks di mana seluruh hati/liver akan
diangkat. Prosedur ini diikuti dengan transplantasi hati karena tubuh tidak dapat
hidup tanpa hati.
c. Transplantasi hati: Prosedur operasi ini melibatkan dua langkah. Organ hati/liver
sehat akan diambil dari donor (orang yang mati otak) dan kemudian ditanamkan
ke dalam tubuh untuk menggantikan organ hati/liver pasien yang rusak.
Transplantasi hati tergolong tindakan yang cukup mahal biayanya.
Efek samping utama transplantasi hati termasuk :
- Resiko tinggi infeksi
- Perdarahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ hati baru
memproduksi protein pembekuan darah
- Pembekuan dalam pembuluh darah utama yang mensupply darah ke hati
- Penolakan hati hasil transplantasi (tidak diterima oleh tubuh)
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual,
gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
2. Nyeri b.d tegangnya dinding perut (asites).
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Tujuan : 1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan
dgn normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi
Intervensi Rasional
1. Dorong pasein untuk melakukan apa 1. Meningkatkan kekuatan / stamina
saja bila mungkin, misalnya mandi, dan memampukan pasein menjadi
bangun dari kursi/ tempat tidur, lebih aktif tanpa kelelahan yang
berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai berarti.
kemampuan. 2. Teloransi sangat tergantung pada
2. Pantau respon fisiologi terhadap tahap proses penyakit, status
aktivitas misalnya; perubahan pada nutrisi, keseimbnagan cairan dan
TD/ frekuensi jantung / pernapasan. reaksi terhadap aturan terapeutik.
3. Beri oksigen sesuai indikasi 3. Adanya hipoksia menurunkan
kesediaan O2 untuk ambilan
seluler dan memperberat
keletihan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghofar, Abdul. (2009). Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta:
Flamingo.