Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

CA HEPAR

OLEH

1. Rut Handayani Bokko


2. Scolastika Pasudi
3. Skolastika Lilli
4. Sry Elvani Tandi Tolla
5. Surya Nataniel

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIK STELLA MARIS

MAKASSAR

2019/2020
CA HEPAR

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi
Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellural carcinoma) adalah suatu kanker yag
timbul dari hati .ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma.hati erbentuk
dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya pembuluh-pembuluh empedu ,pembuluh darah
dan sel-sel penyimpan lemak).bagaimana pun sel-sel hati (hepatocytes) membentuk
sampai 80 % dari jarinan hati,jadi mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari
90-95 % ) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular(hepatoceluller cancer)
atau karisoma.
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
pada hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar
fungsi hepar(gips dan willson,1989).kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang
disebabkan karena hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan
pada fungsi hati,(ghofar,abdul :2009)
Kanker hepar dapat bermula dari organ bgian hepar (hepatoceluler cancer) atau
dapat juga bersal dari organ lain misalnya darikolon yang menyebar kehati (metastatik
liver cencer).kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut sebagai anker hepar dan
merupakan jenis kanker kelima yang memiliki insidensi terbesar didunia ,penyakit yang
sering berhubungan dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati(bruix
an sherman,2005).
B. Anatomi fisiologi hepar

Hepar atau hati merupakan kelenjar dan organ abdomen terbesar. Hepar memiliki
berat sekitar 1.500 gram atau 2,5% dari total berat tubuh dewasa. Pada bayi, hepar relatif
lebih besar yaitu 5% dari total berat tubuh bayi dikarenakan masih adanya fungsi
hemopoesis.14 Hepar berbentuk baji dengan basis di sebelah kanan dan apeks di sebelah
kiri. Hepar terletak di ruang abdomen bagian atas tepatnya di kuadran kanan atas dan
epigastrium.15 Hepar secara anatomis dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan yang
besar dan lobus kiri yang kecil oleh bidang yang melalui batas perlekatan ligamentum
falciforme dan fissura sagittalis sinistra. Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus
yang terletak antara kandung empedu dan ligamentum falciforme, dan lobus caudatus
yang terletak antara vena cava inferior dan ligamentum venosum. Kedua lobi ini
dipisahkan oleh porta hepatis. Hepar secara fungsional dibagi menjadi dua bagian yang
sama besar yaitu pars hepatis dextra dan pars hepatis sinistra. Masing-masing bagian
tersebut memiliki pembuluh darah dan duktus biliaris tersendiri. Lobus quadratus
menerima darah dari arteria hepatica kiri sedangkan lobus caudatus menerima darah dari
cabang arteri hepatica kanan dan kiri, serta menyalurkan empedu ke ductus hepaticus
kanan dan kiri Juga .Hepar mendapatkan aliran darah dari vena porta hepatis (75-80%)
dan arteria hepatica (20-25%). Vena porta hepatis menerima darah yang berasal dari
saluran pencernaan yang kemudian digunakan untuk menyokong bagian parenkim hepar
yang terdiri dari sel-sel hepar atau yang juga disebut hepatosit. Sedangkan, darah yang
melalui arteri hepatica berdistribusi di struktur non parenkim hepar, terutama saluran
empedu intrahepatik.

Fisiologi hepar

Hepar adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh serta dapat dipandang
sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi
garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hepar juga
melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan pencernaan, antara lain:
1. Memproses secara metabolik ketiga nutrien utama (karbohidrat,protein, dan
lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon sertaobat dan
senyawa asing lain.
3. Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan
darah dan mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah.
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hepar bersama dengan ginjal.
6. Mengekskresikan kolesterol.
7. Membentuk dan mengekskresikan bilirubin yang merupakan produk penguraian
yang berasal dari destruksi sel darah merah dan bahan lainnya.
Fungsi hepar yang paling penting adalah sebagai penyaring darah yang berasal dari
saluran cerna dan darah di seluruh tubuh. Darah dari saluran cerna dan organ lain
mencapai hepar melalui vena porta. Darah tersebut berada di antara sinusoid hepar
menuju vena hepatica, dan kemudian menuju vena cava inferior. Ketika darah melewati
sinusoid hepar, darah mengalami proses biokimia yang kemudian menghasilkan garam
empedu. Hepar berfungsi mendetoksifikasi darah tersebut dengan reaksi biokimia oleh
enzim sitokrom P450 yang mengubah substansi asing dan toksin menjadi tidak aktif
dengan cara mengurangi sifat
lipofiliknya. Proses detoksifikasi tersebut dibagi menjadi fase I (oksidasi,
hidroksilasi, dan reaksi lain oleh sitokrom P450) dan fase II (esterifikasi). Metabolit hasil
detoksifikasi kemudian disekresikan ke dalam garam empedu.
C. Etiologi
Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B
kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C,
semaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan. (Fong,
2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama
didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik
hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit
hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk.,
1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh tahun.
Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis menderita
kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1) Cerosis Hepatis
2) Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
3) Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen)
4) Kebiasaan merokok
5) Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
6) Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
7) Nitrosamin

D. Patofisiologi
Kanker metastasis menyebar ke hati dengan 3 cara yaitu :
1) Langsung meluas dari organ sekitar (lambung dan kandung empedu)
2) Melalui sistem arteri hepatik atau melalui siste vena porta
3) Sebagai akibat micrasi sel ,permukaan hati mungkin menadi ditempati dengan sel
metastasis.
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel-sel parengkim hati yang biasa
secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh
obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi
hati.sel parengkim hati akan bereaksi terhadap unsur-unsur yang paling toksik melalaui
penggantia glikogen dengan lipid sehinga terjadi infiltasi lemak dengan atau tanpa
nekrosis atau kematian sel.keadaan ini sering disertai denga infiltrasi sel radang dan
pertumbuhan jarngan fibrosis ,regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan
penyakit tidak terlampau toksik bagi sel-sel hati.sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis
selanjutnya akan menjadi kanker hati.
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1. Cerosis Hepatis
2. Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
3. Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen)
4. Kebiasaan merokok
5. Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
6. Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
7. Nitrosamin

E. Klasifikasi
Klasifikasi kanker ada 2 tipe yaitu :
1) Kanker hati primer
Angka kanker hepatoselular preimer meningkat di AS dan negara barat
lainya ,diduga karena prevensi tinggi hepatitis B dan C selama 20-30 terakhir.
Faktor etiologi lain yang mungkin berkontribusi terhadap hepatoma adalah
hepatitis BB, sirosis, penyakit hati krois, hemakromatosis, menelan mikotoksin
tertentu (aflotoksin), penggunaan steroid anabolik dan terapi androgen jangka
panjang.karsinoma hepatoseluler primer adalah penyebab utama kematian di
dunia.termasuk sub sahara afrika dan sebagian asia.
Setelah diagnosis kanker hati dan jika intervensi gagal untuk menakhiri
proses neoplastik ,klien biasanya meniggal akibat gagal hati dalam 3-6 bulan.
Reseksi pembedahan tumor adalah hanya metode penyembuhan dan diupayakan
jika tumor terbaas satu lobus, banyak klien namun tidak memiliki tumor yang
dapat direseksi karena sirosis yang mendasari keterlibatan 2 lobus dan metastasis
jauh.
2) Kanker hati sekunder
Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-
organ lain. Tetapi pada umunya bersumber dari perut, pankreas,kolon, dan rectum
(kapitaselekta (2001).

Stadium pada kanker hepar

Stadium Tumor (T) Nodus (N) Metastase


(M)

Stadium 1 T1 No Mo

(tumor (tidak terdapat (tidak


soliter yang metastasis pada terdapat
memiliki nosus metastasis
ukuran limfatikus) yang jauh)
terbesar 2 cm
atau kurang
tanpa invasi
vaskular).

Stadium II T2 No Mo

(tumor
soliter yang
memiliki
ukuran
terbesar 2 cm
atau kurang
dengan invasi
vaskular atau
tumor
multible yang
terbatas pada
satu lobus
dengan
ukuran
terbesar lebih
dari 2cm
tanpa infasi
vaskular atau
tumor

Stadium T1 NI MO
III
T2 NI MO

T3 NO MO

T3 NI MO

Stadium T4 Setiap N MO
IV A

Stadium Setiap T Setiap N MI


IV B

Kanker memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu :

1) Stadium I, kanker berukuran tidak lebih dari 2cm dan belum menyebar,stadium
ini pasien kaner hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal.
2) Stadium II, kanker mempegaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari
stu tumor dihepar
3) Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh
darah didekat hepar.
4) Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung,namun
belum mencapai limfonadus
5) Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar,misalnya paru-
paru saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktifitas lagi.

F. Manifestasi klinis
Klien dengan tumor primer (jinak dan ganas) dan sekunder (metastasis) sering
menunjukan gejala serupa, indikator awal kanker hati biasanya samar-samar. banyak
klien dengan keganasan metastasis hati memiliki 3 tipe gejala berikut:
1. Manifestasi yang spesifik hanya untuk tumor primer, keterlibatan hepatik
terungkap tidak sengaja dalam perjalanan evaluasi diagnostik
2. Manifestasi non spesifik anoreksia ,diaforesis, panas, kehilangan BB dan lemah.
3. Manifetasi penyakit hati aktif ,seprti nyeri perut,asites,dan hepatomegli.
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala
seperti:

1) Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan
kekuatan, anoreksia, dan anemia.
2) Nyeri abdomen
3) Pembesaran hati yang cepat
4) Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler
a. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan
nodul malignan dalam hilus hati.
b. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor
tertanam dalam rongga peritoneal.
G. Pemeriksaan diagnostik
a) Laboratorium
1. Darah lengkap
Hb/ht dan sel darah merah mungkin menurun karena perdarahan kerusakan sel
darah merah dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisit besi
leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme
2. Bilirubin serum
Meningkat karna gangguan seluler ketidakmampuan hati untuk mengkonjugasi
atau obstruksi bilier
3. AST (SGOT)/ALT(SGPT),LDH
Menigkat karena kerusakan seluler dan mengeluarkan enzim
4. Alkali fosfatase
Meninkat kerena penurunan eksresi
b) Pemeriksaan radiologi
a) Pemeriksaan barium esofagus
Menunjukan peningkatan tekanan portal
b) Foto rontgen abdomen
Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran hati
c) Arteriografi pembuluh darah seliaka
Untuk melihat hati dan pankreas
d) Laparoskopi
Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dan kiri sehingga jika ada
kelainan akan terlihat jelas
e) Biopsi hati
Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
f) Ultrasonografi (USG) memperhatikan ukuran –ukuran organ abdomen

H. Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah kemoerapi dengan obat
sitostatik seperti 5-fluorourasil secara intra arterial, embolisasi, radioimuno terapi dan
pembedahan. pasien yang tidak menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4
bulan sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi
berjalan dengan baik. Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker
hepar adalah dengan imunisasi hepatitis B .
a) Penatalaksanaan non bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan
hidup pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa
nyeri serta gangguan rasa nyaman,namun efek utamanya masih bersifat paliatif
.penatalaksanaan non bedah ini seperti:

1. Terapi radiasi
Untuk mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman gejalah
anoreksia,panas dan kelemahan,diindikasikan pada pasien kanker hati dengan
stadium I dan stadium II.
Penatalaksanaan metode radiasi meliputi:
-Penyuntikan antibody berabel isotop radio aktif secara intravena yang secara
spesifik akan menyerang antingen yang berkaitan dengan tumor
-Penempatan sumber radiasi perkutan intnsitas tinggi untuk terapi radiasi
interstisil.
2. Kemoterapi
Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang kelangsungan
hidupnya .diindikasikan pada pasien stadium III.
Penatalaksanaan metode terapi ini meliputi:
- Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan
reaksi tumor hati.kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan
dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada
pasien tumor primer dan metastasis hati.
3. Pendidikan pasien dengan pertimbangan perawatan dirumah.
-Membantu pasien dan keluarganya untuk mengatasi gejalah yang dapat terjadi
serta prognosis penyakit tersebut
-Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan rasa nyeri
serta pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat terjadi
4. Drainase bilier perkutan
Digunakan untuk melakukan pintasan sluran empedu yang tersumbat oleh tumor
hati ,pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap
beresiko.dengan bantuan fluroskopi ,sebuah kateter dimasukan melalui dinding
abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam duodenum ,sebagai hasil
prosedur ini pasien merasa lebih nyaman dan kualitas hidup dan kelangsungan
hidupnya meningkat.

b) Penatalaksanaan bedah
1. Lobektomi hati
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah
setempat atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis
dapat dibatasi .dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar,90%
hepar telah dapat diangkat dengan berhasil .adanya sirosis menyebabkan
keterbatasan kemampuan hepar untuk bergenerasi diindikasikan pada pasien
stadium IV A.
2. Transplantasi hati
Transplantasi hati diindikasikan pada pasien dengan kanker stadium
akhir,karena hatinya sudah tidak bisa lagi berfungsi.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian 11 pola Gordon


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
DS: Pasien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
DO: -
2. Pola persepsi dan metabolic
DS: Pasien mengatakan nafsu makan kurang
DO: - Berat badan menurun
- Lidah tampak kotor
3. Pola eliminasi
DS: -
DO: Tampak urine berwarna gelap dan feses memucat

4. Pola aktivitas dan latihan

DS: -Pasien mengatakan aktivitas terganggu karena rasa nyeri pada abdomen

- Pasien mengatakan mudah lelah

DO: Pasien terbaring lemah

5. Pola istirahat dan tidur

DS: Istirahat dan tidur pasien terganggu berhubungan dengan nyeri yang dialami

DO: -
6. Pola kognitif
DS: - Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
- Pasien mengatakan kurangnya pemahaman terhadap penyakit yang
dialami
DO: -
7. Pola persepsi dan konsep diri
DS: - Pasien mengatakan khawatir terhadap penyakit yang dialami
DO: - Pasien tampak gelisah
8. Pola peran dan hubungan
DS: - Pasien mengatakan tinggal bersama keluarga
- Pasien mengatakan penurunan peran dalam keluarga
DO: -
9. Pola seksualitas dan reproduksi
DS: pasien mengatakan tidak ada gairah/hasrat seksual (penurunan libido)
DO: -
10. Pola koping dan toleransi stress
DS: pasien mengatakan cemas terhadap penyakitnya
DO: pasien tampak gelisah dan cemas

11. Pola nilai kepercayaan


DS: pasien mengatakan tidak dapat melakukan ibadah dengan baik karena
nyeri yang dialami
DO: -

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d tegangnya dinding perut (asites)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah, kurang asupan
3. Intoleransi aktivitas b/d imobilitas
4. Risiko kerusakan integritas kulit b/d faktor mekanik: imobilitas fisik
C. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC


1. Nyeri b/d tegangnya dinding perut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri
(asites) selama 3x24 jam, diharapkan nyeri dapat 1. Kolaborasi dengan dokter dalam
berkurang dengan kriteria hasil : pemberian obat analgesik
1. Menggunakan tindakan 2. Anjurkan pasien untuk
pengurangan (nyeri) tanpa istirahat/tidur
analgesik 3. Ajarkan prinsip manajemen
2. Menggunakan analgesik yang nyeri
direkomendasikan 4. Ciptakan lingkungan yang
nyaman
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi
dari kebutuhan tubuh berhubungan selama 3x24 jam, diharapkan 1. Tentukan status gizi pasien dan
dengan mual muntah, kurang Ketidakseimbangan nutrisi dapat kemampuan pasien untuk
asupan berkurang dengan kriteria hasil : memenuhi kebutuhan gizi.
1. Asupan gizi 2. Monitor kalori dan asupan
2. Asupan energi makanan
3. Hidrasi 3. Anjurkan keluarga untuk
membawa makanan favorit
pasien.

3. Intoleransi b/d imobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energi


selama 3x24 jam, diharapkan intoleransi 1. Monitor waktu dan lama
aktivitas dapat berkurang atau teratasi istirahat/tidur pasien
dengan kriteria hasil : 2. Tingkatkan tirah baring
1. Frekuensi pernapasan ketika 3. Anjurkan aktivitas fisik sesuai
beraktivitas dengan kemampuan pasien
2. Nilai tekanan darah ketika
beraktivitas
3. Kemudahan dalam melakukan
aktivitas harian
4. Risiko kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengecekan kulit
b/d faktor mekanik: imobilitas fisik selama 3x24 jam, diharapkan risiko 1. Periksa kulit dan selaput lendir
kerusakan integritas kulit dapat terkait dengan adanya
berkurang atau teratasi dengan kriteria kemerahan, kehangatan ekstrim,
hasil : edema atau drainase.
1. Posisi tubuh 2. Monitor kulit untuk adanya
ruam dan lecet
3. Monitor kulit untuk adanya
kekeringan yang berlebihan dan
kelembaban
DAFTAR PUSTAKA

Black.M Joyce ,Dan Jane Hokanson Hawks.(2014).Keperawatan Medikal Bedah,edisi 8


buku 2 : Jakarta.Salemba medika.
http://id.scribd.com/document/383559757/Askep-CA-Hepar
sloane,Ethel .2003.anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai