NAMA KELOMPOK
A. Faktor predisposisi
• Diagnosis psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah
gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
• Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh
diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.
• Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah pengalaman
kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup,
penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian.
• Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting
yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
• Faktor Biokimia
pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang
terdapat di dalam otak sepeti serotinin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat
tersebut dapat dilihat melalui ekaman gelombang otak Electro Encephalo
Graph (EEG).
B. Faktor presipitasi
• Perilaku koping
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang
mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh
diri dan sering kali orang ini secara sadar memilih untuk
melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri
berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social
maupun budaya.
• Mekanisme koping
beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan dengan
perilaku bunuh diri,yaitu denial, rasionalization,
regression, dan magical thinking. Perilaku bunuh diri
menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Bunuh diri yang
terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif
pada diri seseorang.
TANDA DAN GEJALA RISIKO BUNUH DIRI
2. Beresiko destruktif.
Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku destruktif
atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri.
3. Destruktif diri tidak langsung.
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap
situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya,
karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang
karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
4. Pencederaan diri.
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
5. Bunuh diri.
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.
B. Respon Protektif-diri dan Perilaku Bunuh Diri
1. Perilaku destruktif-diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah kepada
kematian. Aktivitas ini dapat diklasifikasikan sebagai langsung atau tidak langsung. Perilaku
destruktif-diri langsung mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri. Niatnya adalah
kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan. Lama perilaku
berjangka pendek, (Stuart,2006, hal 226).
SP III p SP III k
1. Memberi kesempatan pasien 1. Menganjurkan keluarga untuk
mengungkapkan perasaannya mengantarkan pasien
2. Berikan pujian bila pasien dapat berobat/kontrol secara teratur untuk
mengatakan perasaan yang positif. mengatasi masalah bunuh dirinya.
3. Meyakinkan pasien bahwa dirinya 2. Menganjurkan keluarga untuk
penting membantu pasien minum obat sesuai
4. Membicarakan tentang keadaan prinsip lima benar yaitu benar
yang sepatutnya disyukuri oleh orangnya, benar obatnya, benar
pasien dosisnya, benar cara
5. Merencanakan aktifitas yang penggunakannya, benar waktu
dapat pasien lakukan penggunaannya
• Implementasi
Implementasi adalah tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan
dengan kondisi klien.
• Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak. Jika tidak tercapai perlu ditindak
lanjuti dengan penerapan bagian intervensi lama yang belum tercapai
atau memikirkan intervensi baru.
KASUS FIKTIF
A. Kasus
Tn.K berusia 30 tahun merupakan penulis terkenal yang memiliki banyak penggemar.
Kesuksesannya tidak diimbangi dengan keharmonisan keluarga yang diidamkan setiap
keluarga. Tn.K memiliki riwayat masa lalu yang bisa dikatakan suram. Ketika dia duduk di
sekolah dasar, ibunya menikah lagi dengan laki-laki kasar yang suka memukul. Hampir setiap
hari dia, kakak dan ibunya dipukul oleh ayah tirinya tersebut. Sampai pada akhirnya ketika
Tn.K dipukul oleh ayahnya, kakaknya marah dan mengambil pisau, dan setelah terjadi
beberapa kali perdebatan, sang ayah tertusuk pisau dan meninggal. Karena sang kakak ingin
melindungi adiknya maka dia rela dipenjara, akan tetapi ternyata hukuman yang dijatuhkan
lama dan akhirnya sang kakak menghabiskan waktu 13 tahun dipenjara. Karena kejadian
itu,kakak Tn.K memiliki dendam kepada adiknya yang pada akhirnya pada saat keluar penjara
kakak Tn.K menyerang Tn.K dengan menusuknya.
Sejak kejadian itu, Tn.K mempunyai teman anak SMA yang mengaku fansnya yang
ternyata memiliki kisah yang sama dengan dirinya yaitu sering dipukul oleh
ayahnya. Setelah teman-temannya menyelidiki, ternyata anak yang dimaksud Tn.K
hanyalah teman khayalan yang dia ciptakan sendiri. Dan karena teman khayalannya
tersebut, Tn.K sering kali melukai dirinya sendiri demi menyelamatkan anak SMA
tersebut, sampai pernah kejadian dia menabrakkan mobilnya untuk melindungi anak
SMA tersebut dari bahaya. Sehingga Tn.K seringkali mengalami bahaya sampai
orang melihatnya Tn.K seperti bunuh diri karena sering membahayakan dirinya
sendiri. Dan Tn.K tidak mempercayai ketika teman-temannya mengatakan bahwa
anak SMA itu tidak nyata. Sehingga dia dipaksa untuk dibawa di rumah sakit dan
ternyata didiagnosis skizofrenia.
B. Pengkajian
A. Faktor Predisposisi
1). Diagnosis psikiatri
Tn.K dalam kasus tersebut didiagnosis skizofrenia
2). Sifat kepribadian
Sifat kepribadian pada Tn.K yang meningkatkan resiko bunuh diri adalah
adanya teman khayalan sehingga Tn.K selalu berusaha melindunginya dengan
mengorbankan dirinya sendiri yang bisa membahayakan.
3). Lingkungan psikososial
Tn.K mulai mengalami gangguan adalah ketika dia diserang dan dicoba dibunuh
oleh kakaknya yang baru keluar penjara dimana kakaknya mengalami dendam
terhadapnya
4). Biologis
Tidak ada keturunan dari Tn.K yang sama memiliki gangguan seperti
dirinya
5). Psikologis
Perilaku yang ditujukan oleh Tn.K dengan selalu melindungi teman
khayalannya yang merupakan cerminan dirinya tersebut karena dia ingin
teman khayalan tersebut tidak seperti dirinya sekarang. Dia juga merasa
bersalah dengan apa yang terjadinya pada kakaknya sehingga dia juga
tertekan. Tn.K akan selalu berusaha melindungi dengan cara yang
membahayakan dirinya tanpa dia sadari tersebut. Karena pada dunia
Tn.K, teman khayalan yang dia lihat itu nyata dan perlu perlindungannya.
6). Sosiokultural
Hubungan dengan orang disekitarnya, Tn.K memiliki hubungan yang
baik dan Tn.K merupakan tokoh yang diidolakan karena karya
bukunya. Akan tetapi, hubungan Tn.K dengan kakaknya sangat tidak
baik. Dan hal tersebut salah satu yang melatarbelakangi apa yang
dialaminya sekarang.
B. Faktor presipitasi
Factor pencetus dari kasus diatas adalah adanya rasa bersalah
terhadap kakaknya, dan adanya persaan dendam dari kakaknya yang
terus ingin menyerang Tn.K, sehingga teman khayalan Tn.K muncul
sebagai cerminan dirinya.
C. Respon terhadap stress
1). Kongnitif
Kongnitif klien sejak mengalami gangguan ini terganggu, yaitu kemampuan
menulisnya sangat menurun dan cenderung mengulang tulisan yang sudah
pernah dia tulis sebelumnya.
2). Afektif
Tn.K seringkali merasakan cemas akan serangan dari kakaknya, dan selain itu,
bayangan dari masa lalunya terus aja datang membayanginya.
3). Fisiologis
Tn.K sering kali merasakan keringat dingin dan susah tidur ketika bayangan dari
masa lalunya sudah mulai ada, dan Tn.K selalu mencemaskan teman
bayangannya
4). Perilaku
Tn.K sehari-harinya berperilaku seperti orang normal lainnya dalam
menjalani aktivitas hariannya, hanya saja orang sekeliling Tn.K sering
melihat Tn.K mengobrol sendiri seolah ada orang lain didepannya yang
diajak mengobrol. Selain itu, Tn.K sering berprilaku yang
membahayakan seperti menabrakkan mobilnya sendiri dan menjatuhkan
dirinya sendiri seperti orang yang sedang dipukuli.
5). Social
Hubungan social Tn.K dengan sekitar baik, tidak mengalami gangguan
D. Kemampuan mengatasi masalah atau sumber coping