Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


RISIKO BUNUH DIRI / TENTAMINE SUICIDE

OLEH :

A.A. NGURAH PUTRA SUPARTAYASA


16.901.1333

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2017
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI / TENTAMINE SUICIDE

A. KONSEP DASAR MASALAH


1. Pengertian
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja
untuk mengakhiri kehidupan.
Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4
pengertian, antara lain:
a. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
b. Bunuh diri dilakukan dengan intense
c. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
d. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung
(pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan
kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api.

2. Rentang Respon Emosional


R. Adaptif R. Maladaptif

a. Menyendiri a. Manipulasi
b. Otonomi b. Curiga
c. Bekerjasama c. Ketergantungan
(mutualisme) (dependent)
d. Saling tergantung d. Menarik diri
(interdependent) e. Narcissisme

3. Etiologi
Penyebab terjadinya resiko bunuh diri salah satunya adalah karena
gangguan konsep diri: harga diri rendah. Menurut Schult & Videbeck (2003)
gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2009).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
Menurut Carpenito dan Keliat yang termasuk tanda dan gejala seseorang
dengan harga diri rendah yakni :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan

4. Akibat
Klien dengan resiko bunuh diri dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya,
seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.
Tanda dan gejala:
a. Memperlihatkan permusuhan
b. Keras dan menuntut.
c. Mendekati orang lain dengan ancaman.
d. Memberi kata-kata ancaman.
e. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.
f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain

5. Proses Terjadinya Masalah


Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja
untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati
sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan
tersebut. Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping
tidak adaptif akibat dari gangguan konsep diri: harga diri rendah.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan.(Keliat, 2004).Resiko yang mungkin terjadi pada
klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan
mengakhiri hidup.Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau
ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian
perlukaan pada diri sendiri dan orang lain.

6. Tanda dan Gejala


a. Sedih
b. Marah
c. Putus asa
d. Tidak berdaya
e. Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA UNTUK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Identitas meliputi ruangan rawat, inisial pasien, umur, pekerjaan,
pendidikan, tanggal rawat, tanggal pengkajian, nomer RM, status, dan
informan.
b. Alasan masuk RSJ
Disesuaikan dengan kondisi pasien.Biasanya pasien yang mengalami
resiko bunuh diri masuk RSJ dengan alasan mengungkapkan perasaan
sedih, marah, putus asa, tidak berdaya dan memberikan isyarat verbal
maupun non verbal mengenai keinginannya untuk bunuh diri.
c. Faktor Predisposisi
Pasien dengan resiko bunuh diri mungkin memiliki riwayat keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu dengan pengobatan yang kurang berhasil, pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan, dan lain sebagainya.
d. Fisik
Kaji TTV pasien, TB, keluhan fisik yang mungin terjadi seperti tidak
nafsu makan, merasa lemas,
e. Psikososial
Gambarkan genogram keluarga pasien, kaji konsep diri pasien yang
terdiri dari citra tubuh, identitas, peran, ideal diri,dan harga diri, hubungan
sosial dengan orang terdekat/masyarakat serta kehidupan spiritual. Pada
pasien dengan resiko bunuh diri dengan penyebabnya harga diri rendah,
pasien akan memperlihatkan konsep diri yang buruk misalperasaan malu
terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan
martabat dengan menyatakan saya tidak bisa/ saya tidak mampu/saya
orang bodoh /tidak tahu apa-apa, menarik diri, percaya diri kurang, dan
mencederai diri akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram
dan akhirnya mungkin klien ingin mengakhiri kehidupannya
f. Status mental
Perlu dikaji penampilan pasien, gaya bicara, aktivitas motorik, alam
perasaan, afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya tilik diri. Pada pasien dengan resiko
bunuh diri mungkin akan tampak penampilan tidak rapi, gaya bicara
lambat, aktivitas motorik lesu, alam perasaan sedih dan putus asa, interaksi
selama wawancara kurang dan lebih banyak membisu.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Perlu dikaji kesiapan pasien saat pulang mencakup kebutuhan ADL,
istirahat tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas dalam
rumah dan luar rumah.
h. Mekanisme koping
Pada pasien dengan resiko bunuh diri biasanya memiliki koping
maladaktif yakni dengan berusaha mencederai diri atau orang lain
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Kaji masalah pasien terhadap pelayanan kesehatan yang didapat,
dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, perumahan, dan
ekonomi.Mungkin pada pasien resiko bunuh diri akan tampak masalah
dengan dukungan kelompok serta lingkungan dimana pasien tidak percaya
diri dalam berinteraksi dengan orang lain karena selalu mengganggap
dirinya tidak bisa, tidak mampu dan lain sebagainya.
j. Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa/faktor
presipitasi/koping/penyakit fisik/obat-obatan
k. Aspek medik
Berisi diagnosa medik serta terapi medik yang didapatkan oleh pasien
2. Daftar masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan resiko bunuh diri
adalah :
1) Resiko bunuh diri
DS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya
hidup.
DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba
bunuhdiri.
2) Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan lingkungan
DS: mengatakan ingin membakar rumah, mencederai orang lain atau
dirinya sendiri, Memberi kata-kata ancaman
DO: tampak menyerang orang lain/menyentuh orang lain dengan cara
menakutkan, memecahkan perabot dan lain sebagainya,
memperlihatkan permusuhan
3) Harga diri rendah
DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan dan tak berguna, malu
DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol
impuls.

3. Pohon masalah

Risiko mencederai diri sendiri,orang lain Akibat


dan lingkungan

Risiko bunuh diri Core Problem

Harga diri rendah Penyebab

4. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko bunuh diri
5. Intervensi Keperawatan
Tgl/ No Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan
jam Dx
1 TUM:
Klien tidak
melakukan
percobaan
bunuh diri
TUK 1: Setelah diberikan askep 1. BHSP dengan
Klien dapat selama 1x15 menit selama menggunakan
membina 2x pertemuan diharapkan: prinsip komunikasi
hubungan ekspresi wajah bersehabat, terapiutik:
saling percaya menunjukkan rasa senang, a. Sapa klien dengan
ada kontak mata, mau nama baik verbal
berjabat tangan, mau maupun non verbal
menyebutkan nama, mau b. Perkenalkan diri
menjawab salam, mau dengan sopan
duduk berdampingan c. Tanyakan nama
dengan perawat, mau lengkap klien dan
mengutarakan masalah nama panggilan
yang dihadapi. yang disukai
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
g. Berikan perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien

TUK 2: Setelah diberikan askep a. Jauhkan klien dari


selama 1x15 menit selama benda benda yang
Klien dapat
1x pertemuan diharapkan: dapat
terlindung dari
Tidak terdapat benda- membahayakan
perilaku bunuh
benda tajam disekitar (pisau, silet,
diri
klien, klien nyaman gunting, tali, kaca,
dengan ruangannya, klien dan lain lain).
terawasi b. Tempatkan klien
di ruangan yang
tenang dan selalu
terlihat oleh
perawat.
c. Awasi klien
secara ketat setiap
saat.
TUK 3: Setelah diberikan askep a. Dengarkan
Klien dapat selama 1x15 menit selama keluhan yang
mengekspresik 2x pertemuan diharapkan: dirasakan.
an perasaannya Klien mampu mengatakan b. Bersikap empati
perasaannya atau untuk
keluhannya, meningkatkan
mengungkapkan ungkapan
harapannya, mampu keraguan,
menceritakan arti ketakutan dan
penderitaan, kematian dan keputusasaan.
lain sebagainya, dan c. Beri dorongan
mengungkapkan keinginan untuk
untuk hidup. mengungkapkan
mengapa dan
bagaimana
harapannya
d. Beri waktu dan
kesempatan
untuk
menceritakan arti
penderitaan,
kematian, dan
lain sebagainya
e. Beri dukungan
pada tindakan
atau ucapan klien
yang
menunjukkan
keinginan untuk
hidup.
TUK 4: Setelah diberikan askep a. Bantu untuk
selama 1x15 menit selama memahami
Klien dapat
2x pertemuan diharapkan: bahwa klien
meningkatkan
Klien menyadari bahwa dapat mengatasi
harga diri
dapat mengatasi keputusasaannya
keputusasaannya, b. Kaji dan
mengadari kemampuan kerahkan sumber
internal yang dimiliki, dan sumber internal
mampu mengidentifikasi individu.
sumber sumber harapan c. Bantu
mengidentifikasi
sumber sumber
harapan (misal:
hubungan antar
sesama,
keyakinan, hal
hal untuk
diselesaikan)
TUK 5: Setelah diberikan askep a. Ajarkan untuk
selama 1x15 menit selama mengidentifikasi
Klien dapat
2x pertemuan diharapkan: pengalaman
menggunakan
Klien mampu pengalaman yang
koping yang
menyampaikan menyenangkan
adaptif
pengalaman pengalaman setiap hari (misal
yang menyenangkan setiap : berjalan-jalan,
hari dan kemudian membaca buku
melaksanakan saat punya favorit, menulis
masalah, klien mengenal surat dll.)
hal-hal yang dicintai, b. Bantu untuk
disayangi dan pentingnya mengenali hal hal
kehidupan sosial yang klien cintai
dan yang klien
sayang, dan
pentingnya
terhadap
kehidupan orang
lain,
mengesampingka
n tentang
kegagalan dalam
kesehatan.
c. Beri dorongan
untuk berbagi
keprihatinan pada
orang lain yang
mempunyai suatu
masalah dan atau
penyakit yang
sama dan telah
mempunyai
pengalaman
positif dalam
mengatasi
masalah tersebut
dengan koping
yang efektif

6. Impelementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah dirumuskan.

7. Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan
terhadap kemampuan pasien risiko bunuh diri serta kemampuan perawat
dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta
: EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa

Keliat, B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1.


Bandung : RSJP Bandung

Yansyah, Ruli. 2013. Laporan Pendahuluan Resiko Bunuh Diri/Suiside.


http://ahlinyajiwa.blogspot.com/2013/02/laporan-pendahuluan-resiko-
bunuh.html. diakses tanggal 17 Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai