Anda di halaman 1dari 7

OLEH

KELOMPOK IV B

1.I Wayan Darsana, S.Kep NIM : 08.322.0040


2.Ni Made Sulasih, S.Kep NIM : 08.322.0058
3.Wayan Duarsa S Budidilaga, S.Kep NIM : 08.322.0067
4.I Wayan Puspa Adi, S.Kep NIM : 08.322.0042
5.Ni Made Erniasih, S.Kep NIM : 08.322.0056

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA PPNI BALI
2010
ANALISIS JURNAL PENELITIAN
PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP
KEMANDIRIAN PASIEN HEMIPARISE PASCA STROKE
NON HEMORAGIK DI RS DR. KARIADI SEMARANG
Oleh : Waginah
Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Diponogoro.

Latar Belakang : Stroke merupakan problem penyakit saraf yang dapat

menyebabkan kematian, stroke ulang dan kecacatan. Banyak parameter yang dapat

digunakan untuk mengetahui perkembangan kemajuan defisit neurology diantaranya

dengan cara mengukur fungsi motorik dan disabilitas dengan skala Indeks Barthel dan

latihan lingkup gerak sendi (ROM).

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh latihan lingkup gerak sendi (ROM)

terhadap kemandirian pasien dengan perbaikan aktifitas kehidupan sehari-hari pada

pasien pasca stroke non hemoragi.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional

dengan pendekatan quasi eksperimen dengan subyek penelitian adalah 33 pasien

stroke hemoragi yang dirawat inap di bangsal syaraf dan unit stroke RS Dr. Kariadi

Semarang selama bulan Desember 2009 sampai dengan Mei 2010. Pelatihan lingkup

Gerak Sendi (ROM) dilakukan pada awal pasien masuk atau hari pertama dan

dilakukan pemantauan perkembangan kemandirian dengan Indeks Barthel sampai

dengan hari ke-empat rawat inap. Batas kemaknaan dalam penelitian ini adalah

p<0.05.

Hasil Penelitian : Subyek penelitian dengan latihan lingkup gerak sendi

kurang aktif sebanyak 14 (42.4%), aktif 10 (30.3%), sangat aktif 9 (27.3%) ,

sedangkan untuk kemandirian ketidakmampuan menengah (skor 10-14) sebanyak 3

(9.1%), kemandirian ketidakmampuan ringan (skor 15-19) sebanyak 25 (75.8%),


mandiri dalam ADL skor ≥ 20 sebanyak 5 (15.2%), batas kemaknaan dalam penelitian

ini adalah berbeda bermakna (p = 0.001).

ANALISIS :

a.Latar belakang penelitian

Permasalahan terkait stroke yang dibahas kejadiannya masih relevan sampai

saat ini karena dari angka kejadian meningkat yaitu……, merupakan penyakit,,,,,dan

angla mortalitasnya…… . dampak stroke merupakan potensi besar terhadap

produktifitas….. lanjutkan ya….. he he dan apalagi penelitian yang perlu

dikembangkan terkait analisis uraian latar belakang kelompok

b. Metode penelitian

metode penelitian observasional dengan pendekatan quasi eksperimen dengan subyek

penelitian adalah 33 pasien stroke hemoragi merupakan penellitian dengan sampel

pasien merupakan metode yang sangat riskan terhadap etika penelitian terutama

terkait dengan

 Beneficence………. Uraikan prinsipnya adalah penelitian mengandung

prinsip kebaiakn ( promote good)…………………

 Nonmaleficence……. Tidak mengandung unsur yang membahayakan ,

merugikan, rasa cemas , rasa takut dll……. Lanjutkan

 Veracity….. jujur terhadap efek

 Justice ,……. Keadilan karena perlakuan berbeda antra kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol ……… perlu tehnik tersendiri untuk meminimalisasi

kesan tak adil

Disamping etika penelitian penentuan jumlah sampel yang cukup juga memegang

peranan penting agar hasil dapat digeneralisasi


Kontrol by sampel melalui kriteria inklusi dan eklusi deperketat

dengan……………lanjutkan sesuai teori stroke

Dan kontrol by statistik melalui penggunaan metode analisis yang tepat,

kompleksitas alat uji perlu dipertimbangkan .Penggunaan multi uji untuk

meminimalkan hasil yang bias dan hasil yang bisa digenarlisasi perlu dilakukan .

lanjutkan yaaaa……

c. hasil penelitian

Hasil penelitian diatas menyimpulkan bahwa dengan ROM yang sangat aktif

mempunyai peluang perbaikan ADL atau kemandirian lebih baik pada pasien stroke.

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terapi latihan berpengaruh dalam

meningkatkan kemampuan fungsional penderita stroke khususnya jika dilakukan

secara intensif dalam 6 bulan pertama, hal ini sesesuai dengan teori dari Bruno Petrina

(2007) dalam buku yang berjudul “Motor Recovery instroke” teori ini diakses di

http://emedicine medscape.com, Bruno Petrina mengatakan penderita stroke yang

diberikan terapi latihan secara intensif dalam 6 bulan pertama akan menyebabkan

perbaikan kemampuan motorik penderita stoke semakin baik apalagi bila dilakukan

makin sering atau intensitas waktu latihan diberikan semakin banyak, hal menguatkan

teori bahwa aktivasi jaringan saraf bersifat use-dependent, semakin sering digunakan,

semakin kuat dan semakin meningkatkan jumlah sinaps yang terbentuk. Disamping

itu pemulihan fungsi neurologis setelah stroke terjadi dalam 3-6 bulan pertama

melalui mekanisme natural dengan cara resolusi edema local, resopsi toksin-toksin

local, pemulihan sirkulasi local dan pemulihan neuron yang mengalami iskemia.

Dari penelitian diatas maka memberikan lingkup gerak sendi (ROM) sangat

perlu diberikan terutama dalam 6 bulan pertama untuk memaksimalkan perbaikan


kemampuan motorik sehingga dengan kemmapuan motorik yang meningkat akan

menyebabkan pasien mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebuttuhan ADL

secara mandiri.

Verry good deh . sukses selalu……. Lakukan analisis yang sama untuk

penelitian selanjutnya

ANALISIS JURNAL PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG RANGE OF


MOTIONTERHADAP KETRAMPILAN RANGE OF MOTION KELUARGA
PADA PASIEN STROKE DI RUMAH.

OLEH HARIGUSTIAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak

Stroke menjadi masalah neurologi primer di AS dan di dunia karena menduduki

peringkat ketiga penyebab kematian. Pada saat proses rehabilitasi pasien stroke sangat

membutuhkan dukungan dari keluarga untuk mempercepat proses penyembuhannya.

Oleh karena itu diperlukan ketrampilan keluarga dalam melatih anggota keluarganya

yang terkena stroke dengan latihan senam rentang gerak (Range Of Motion).

Pendidikan kesehatan mengenai Range Of Motion pada penelitian ini meliputi

pengertian senam rentang gerak, manfaat, dan cara melakukan senam rentang gerak

(Range Of Motion). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan tentang Range Of Motion terhadap ketrampilan Range Of Motion keluarga

pada pasien stroke dirumah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan desain Quasy Experimental.

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dari pasien stroke yang pernah dirawat
dirumah sakit bantul pada bulan juli sampai desember 2008 di RSUD Senopati

Bantul. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive sampling

dan didapat 30 responden. Analisa data yang digunakan adalah paired sample t-test

dan independent sample t-test. Hasil penelitian ini didapatkan ketrampilan keluarga

pasien stroke dalam melakukan Range Of Motion atau senam rentang gerak pada

kelompok eksperimen dengan nilai p = 0.00 Atau p < 0,05 yang menunjukkan bahwa

ketrampilan keluarga dalam melakukan Range Of Motion pada kelompok eksperimen

terjadi peningkatan secara signifikan.

ANALISIS :

Hasil penelitian diatas menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang Range Of Motion terhadap ketrampilan Range Of Motion keluarga

pada pasien stroke di Rumah. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan

kesehatan berpengaruh terhadap ketrampilan Range Of Motion keluarga, hal ini

sesesuai dengan teori Menurut Notoatmojo (2003), pendidikan kesehatan adalah

upaya agar individu, kelompok, dan masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku

kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi,

memberikan kesadaran, dan sebagainya. pendidikan kesehatan tentang Range Of

Motion dimaksudkan memberikan pengetahuan pada keluarga sehingga terjadi

perubahan perilaku, pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang

positip maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng, setelah orang mengetahui

stimulus atau objek, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa
yang diketahuinya,proses selanjutnya diharapkan ia akan mampu melaksanakan atau

mempraktekan apa yang diketahuinya atau disikapinya.

Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukan pendidikan sangat penting

diberikan kepada keluarga pasien stroke karena pasien memerlukan latihan gerak

sendir yang teratur dan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga peran keluarga

sangat diperlukan untuk merawat pasien dirumah dan selalu mendukung anggota

keluarganya yang terkena stroke agar mempercepat proses penyembuhannya dan

selalu melakukan latihan pergerakan sendi atau senam rentang gerak untuk mencegah

komplikasi dari imobilitas sehingga dapat terwujud kemandirian dan meningkatkan

derajat kesehatan pasien stroke yang dirawat di rumah.

Anda mungkin juga menyukai