Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

DENGAN RHEUMATOID ATHRITIS

OLEH

NAMA : Komang Srimartiasih Raharjani

NIM : 17C10010

KELAS : B TINGKAT III

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN
RHEUMATOID ATRHITIS (RA)

A. KONSEP TEORI PENYAKIT


1. DEFINISI
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi, dan
“itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang pada sendi.
Sedangkan Rheumatoid Arthritis merupakan suatu penyakit autoimun yang
menyerang persendian (biasanya tangan dan kaki) sehingga bisa mengalami
peradangan, terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali menyebabkan kerusakan
pada bagian dalam sendi (Febriana,2015).
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang menyerang
jaringan persendian dan melibatkan organ tubuh lainnya yang ditandai dengan
terdapatnya sinovitis erosive sistemik. (Sekar,2011)
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit yang dimana etiologinya
belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris pada beberapa kasus
disertai keterlibatan jaringan ekstrartikular. Ada 3 macam perjalanan penyakit RA
yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif. Dimana sebagian besar kasus
perjalanannya kronik kematian dini. (Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi
Indonesia,2014)
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit yang menyerang daerah persendian
dimana penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sendi sehingga bisa mengalami
peradangan pada daerah sendi, bisa terjadi pembengkakan dan serta nyeri.
2. ETIOLOGI
Sampai saat ini penyebab dari Rheumatoid Arthritis (RA) ini belum diketahui secara
pasti. Namun ada beberapa factor yang diduga menjadi penyebab RA antara lain :
a. Factor genetic
b. Reaksi inflamasi pada sendi dan selubung tendon
c. Factor rheumatoid
d. Sinovitis kronik dan destruksi sendi
e. Gender
f. Infeksi
3. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya apada penderita ditemukan gejala klinis yaitu (Asikin, 2013) :
a. Nyeri pada daerah persendian disertai kaku terutama pada pagi hari. Kekakuan ini
berlangsung sekitar 30 menit dan dapat berlanjut sampai dengan berjam-jam dalam
sehari
b. Muncul pembengkakakn disertai warna kemerahan dan rasa panas yang berangsur-
angsur
c. Terjadinya peradangan sendi yang kronik dapat muncul erosi pada pinggir tulang
dan dapat dilihat dengan penyinaran X-ray
d. Pembengkakan pada daerah sendi yang meluas
e. Hambatan gerakan sendi dimana ganguan ini biasanya semakin bertambah berat
dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya nyeri
f. Kemungkinan juga terserang sendi besar yang disertai penurunan kemampuan fleksi
atau ekstensi
g. perubahan gaya berjalan
4. PATOFISIOLOGI
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis rheumatoid
atritis antara lain :
a Laboratorium
1) Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive
Protein(CRP) meningkat
2) Rheumatoid Factor(RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun RF
negatif tidak menyingkirkan diagnosis
3) Anti Cyclic Citrullinated Peptide(anti CCP) : pemeriksaan ini biasanya
digunakan dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan
spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namunhubungan antara anti
CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
b Radiologis
Biasanya pada pemeriksaan radiologi menunjukan adanya pembengkakakan
jaringan lunak, penyempitan ruang sendi, osteoporosis, erosi pada tulang.
6. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan pada RA ini mencakup rehabilitasi, terapi farmakologi dan
pembedahan bila diperlukan serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Adapun tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menghilangkan inflamasi, mencegah
deformitas, mengembalikan fungsi sendi dan mencegah destruksi jaringan lebih lanjut
(Kapita, 2014).
a. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi
b. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)
Digunakan untuk melindungisendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi
oleh Rheumatoid Arthritis.
c. Kortikosteroid
Kortikosteroid ini diberikan dengan dosis rendah setara dengan prednison 5-
7,5mg/hari sebagai “bridge” dimana terapi ini untuk mengurangi keluhan
pasien.
d. Rehabilitasi
Terapi ini diberikan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Terapi ini dilakukan dengan cara mengistirahatkan sendi yang terlibat
melalui pemakaian tongkat, pemasangan bidai, dan sebagainya. Jika nyeri
berkurang dapat mulai dilakukan fisioterapi.
e. Pembedahan
Bila segala pengobatan yang dilakukan tidak dapat memberikan hasil yang
diharapkan maka dapat dipertimbangkan yang bersifat ortopedi contohnya
seperti sinovektomi, arthrodesis,total hip replacement, dan sebagainya. (Kapita
Selekta, 2014)

B. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


1. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
Teori keperawatan yang digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan. Model konsep keperawatan yang digunakan dalam menentukan model
praktik keperawatan yang akan diterapkan. Pada konsep teori asuhan keperawatan ini
menggunakan konsep teori keperawatan Virginia Henderson.
a. Bernafas
Yang perlu dikaji antara lain kemampuan klien dalam melukakan inspirasi dan
ekspirasi. Apakah menggunakan otot-otot pernapasan, bagaimana frekuensi
pernapasan.
b. Makan dan Minum
Yang perlu dikaji disini yaitu tentang kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan makan dan minum, tentang prilaku makan dan minum, kemampuan
menentukan makan dan minum yang memenuhi syarat kesehatan, kemampuan
memasak dan menyiapkan makanan sendiri
c. Eliminasi
Yang perlu dikaji yaitu kemampuan BAB dan BAK serta fungsi organ-organ
tersebut dan bagaimana pasien mempertahankan fungsi normal dari BAB dan
BAK
d. Istirahat dan Tidur
Mengkaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
(pola, jumlah, kualitas tidur)
e. Gerak dan Aktivitas
Mengkaji kemampuan klien dalam aktivitas dan mobilitas dalam kegiatan
sehari-hari
f. Kebersihan diri
Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memelihara kebersihan diri,
megidentifikasi kulit, rambut, kuku, telinga dan hidung.
g. Pengaturan suhu tubuh
Mengkaji klien dalam hal mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
h. Rasa nyaman
Mengkaji apakah klien mengalami gangguan rasa nyaman seperti gatal dan
nyeri.
i. Rasa aman
Mengkaji perasaan klien apakah klien merasacemas dan takut
j. Data social
Mengkaji hubungan klien dengan lingkungan disekitar klien seperti keluarga,
tetangga dan kondisi lingkungan rumah klien serta kemampuan ekonomi
keluarga
k. Prestasi dan produktivitas
Menkaji prestasi yang pernah dcapai oleh klien dan mengkaji adakah pengaruh
pekerjaan dengan terhadap penyakit klien
l. Rekreasi
Mengkaji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi (jenis kegiatan dan
frekuensinya).
m. Belajar
Mengkaji kemampuan klien dalam memahami hal-hal yang berhubungan
dengan penyakitnya.
n. Ibadah
Mengkaji kepercayaan yang dianut dan kebiasaan beribadah klien.
2. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dalam proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data klien.
a. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui identitas klien dan identitas
penanggung jawab dimana anamnesis ini meliputi nama, umur, jenis kelamin,
status perkawinan, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor
telepon, nomor register, dan tanggal MRS.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama yang dialami pada klien dengan
diagnosis RA adalah nyeri pada daerah sendi yang mengalami
masalah, kaku sendi di pagi hari dan adanya pembengkakan.
Persendian yang biasa terkena yaitu pergelangan tangan, lutut, kaki
(sendi diartrosis), sendi siku bahu, panggul dan pergelangan kaki
2) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang berupa uraian mengenai penyakit yang
diderita oleh klien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan
sampai klien dibawa ke RS dan apakah pernah memeriksakan ke
tempat lain serta pengobatan apa yang sudah pernah diberikan. Pada
klien yang menderita RA biasanya ditandai dengan gangguan keadaan
umum seperti malaise, penurunan berat badan, rasa lelah, panas dan
anemia. Gejala yang terjadi berupa pembengkakan, nyeri dan
gangguan gera pada persendian.
3) Riwayat penyakit sebelumnya
Pada riwayat penyakit sebelumnya dapat ditemukan kemungkinan
penyebab yang mendukung terjadinya RA. Masalah yang perlu dikaji
pada riwayat penyakit sebelumnya antara lain apakah klien pernah
dirawat dengan masalah yang sama dan mengkaji penggunaan obat-
obatan dalam jangka panjang.
4) Riwayat penyakit keluarga
Mengkaji tentang apakah ada keluarga yang mengalami keluhan yang
sama dengan klien.
c. Pola kebiasaan
1) Bernafas
Klien dengan RA biasaya tidak menunjukan kelainan pada saat
bernapas dan tidak ada keluhan pada saat bernapas
2) Makan dan minum
Pada klien dengan diagnosis RA dengan gangguan gastrointestinal
biasanya mengalami penurunan nafsu makan akibat mual dan nyeri
lambung yang dirasakan sehingga menyebabkan penurunan berat
badan.
3) Eliminasi
Biasanya produksi urin pada klien RA dalam batas normal dan tidak
ada keluhan pada system perkemihan dan umumnya klien RA tidak
mengalami gangguan eliminasi
4) Istirahat dan tidur
Biasanya pada klien RA rasa nyeri yang dirasakan dapat mengganggu
pola istirahat dan tidur
5) Gerak dan aktivitas
Biasanya pada klien RA akan adanya penurunan rentang gerak dan
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena diakibatkan oleh
rasa nyeri yang dirasakan, bengkak dan kekauan sendi yang dialami
6) Kebersihan diri
Biasanya pada klien RA akan mengalami kesulitan dalam
melaksanakan aktivitas perawatan diri secara mandiri dan akan
ketergantungan pada orang lain
7) Pengaturan suhu tubuh
Pada klien RA kemungkinan akan mengalami peningkatan suhu tubuh
akibat infeksi yang dialami
8) Rasa nyaman
Pada klien RA biasanya akan mengalami gangguan rasa nyaman nyeri
biasanya klien akan memegang bagian yang terasa nyeri raut wajah
klien tampak meringisn
9) Rasa aman
Pada klien RA biasanya akan mengalami kecemasan pada penyakitnya
10) Data social
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal dan masalah ekonomi
11) Prestasi dan produktivitas
Biasanya klien RA mengalami kesulitan dalam prestasi dan
produktivitas akibat tanda gejala penyakit yang dialami
12) Rekreasi
Pada klien RA biasanya akan mengalami kesulitan dalam berekreasi
akibat tanda dan gejala penyakit yang dialami
13) Belajar
Biasanya pada klien RA tidak ada kesulitan dalam masalah belajar
14) Ibadah
Biasanya pada klien RA tidak mengalami kesulitan dalam beribadah
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran biasanya compos mentis, GCS yang meliputi eye, verbal
dan motorik. TTV yang meliputi tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu.
2) Kepala
Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengalami pusing dan
gelisah, kepala dan wajah biasanya tampak sianosis.
3) Mata
Sklera biasanya tidak ikterik
4) Hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada pernapasan cuping hidung.
5) Telinga
Tes bisik atau tes weber biasanya masih dalam keadaan normal, tidak
ada lesi atau nyeri tekan.
6) Mulut
Tidak ada pembesaran tonsil, gusi, tidak terjadi pendarahan dan
mukosa mulut tidak pucat.
7) Leher
Biasanya jugular venous pressure (JVP) dalam batas normal.
8) Thorax
Palpasi thorax menunjukkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri,
pada auskultasi tidak ada suara napas tambahan.
9) Abdomen
Tidak tejadi distensi abdomen
10) Genetalia
Genetalia dan anus biasanya tidak ada masalah
11) Ekstremitas
Didapatkan adanya pembengkakan, deformitas pada daerah sendi
tangan pergelangan kaki. Atrofi otot yang disebabkan oleh tidak
digunakannya otot akibat inflamasi sendi. Muncul rasa nyeri saat
menggerakkan sendi sering mengalami kelemahan fisik sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
ditandai dengan adanya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya,
penurunan rentang gerak, adanya rasa ketidaknyamanan dikarenakan nyeri
yang dirasakan
b. Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera ditandai dengan klien
mengeluh nyeri, pola istirahat dan tidur terganggu, ekspresi wajah tampak
meringis, memegang bagian yang terasa nyeri
c. Resiko cidera berhubungan dengan
d. Deficit perawatan diri
e. Ansietas atau defisiensi pengetahuan
f. Gangguan body image
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan tujuan,
tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasakan analisa
pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan/ keperawatannya.
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan atau implementasi merupakan tahap ke-empat dalam proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya
bahaya fisik dan perlindungan kepada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam
prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien dan tingkat perkembangan
pasien.
a) Mandiri : aktivitas perawatan yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan
bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan.
b) Delegatif : tindakan keperawatan atas instruksi yang diberikan oleh petugas
kesehatan yang berwenang.
c) Kolaboratif : tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana
didasarkan atas keputusan bersama.
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan,
yaitu:
C. WOC
D. DAFTAR PUSTAKA
xi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS
DI PUSKESMAS BANGSAL TANGGAL 29 JULI 2020

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 29 Juli 2020 di Puskesmas Bangsal
dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama : Ny.S ……………………
Umur :- ……………………
Jenis Kelamin : Perempuan ……………………
Status Perkawinan: - ……………………
Suku /Bangsa :- ……………………
Agama :- ……………………
Pendidikan :- ……………………
Pekerjaan :- ……………………
Alamat :- ……………………
Alamat Terdekat : - ……………………
Nomor Telepon :- ……………………
Nomor Register :- ……………………
Tanggal MRS : 29 juli 2020 ……………………

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengeluh nyeri.
2) Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengeluh nyeri pada persendian kaki dan jari-jari tangannya, skala nyeri yang
dirasakan yaitu 6, klien mengatakan nyeri kambuh jika makan-makanan berlemak dan
bakso, klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan
tiba-tiba kadang saat aktivitas pagi hari atau malam hari saat tidur, klien mengatakan

12
jika nyeri kambuh kaki bengkak dan seperti kemerahan, klien tampak menahan rasa
sakit/nyeri, klien tampak memegangi kakinya.

3) Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan sudah merasakan nyeri pada sendi kakinya dan jari-jari tangannya,
kekakuan sendi sejak 1 tahun yang lalu, namun klien hanya membeli obat warung saja
untuk mengurangi rasa nyerinya, kadang klien hanya memakai GPU, namun obat
warung itu hanya menyembuhkan sesaat saja, karena tak kunjung sembuh, keluarga
klien membawa klien pergi ke Puskesmas Bangsal ,saat dilakukan pengkajian keadaan
klien seperti menahan rasa sakit/nyeri, klien tampak memegangi kakinya, klien
mengatakan nyerinya sudah lama dirasakan, nyeri kambuh jika klien makan-makanan
berlemak dan bakso,klien juga mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, jika nyeri kambuh kaki bengkak dan seperti kemerahan, klien mengalami
gangguan untuk aktivitas dan klien mengalami gangguan. Klien mengalami malaise,
terjadi keterbatasan rentang gerak imobilisasi, skala nyeri yang dirasakan klien yaitu
6, nyeri dirasakan tiba-tiba kadang saat aktivitas pagi hari atau malam hari saat tidur.
Pada pergelangan kaki sebelah kanan dankiri klien tampak adanya odema, kemerahan
pada sendi, keterbatasan rentang gerak, kaki nyeri saat ambulasi.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan sudah menderita RA 1 tahun yang lalu dan melakukan pengobatan
rutin di Puskesmas Bangsal.

5) Riwayat penyakit keluarga


Tidak diceritakan ada keluarga yang menderita penyakit seperti klien

6) Genogram
-
\
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum pengkajian : -
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
2) Makan dan minum

13
Sebelum Pengkajian :
Saat Pengkajian : klien mengatakan makan 3x sehari dan suka makan jerohan,
bakso serta makanan berlemak, klien mengatakan tida memiliki alergi makanan,
minum 1500cc perhari. Klien mengatakan selera makan baik.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian : -
Saat Pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian : klien mengatkan mengalami gangguan untuk aktivitas
Saat Pengkajian : klien mengatakan mengalami gangguan aktivitas karena
mengalami kekauan pada sendi dan kakinya terasa nyeri saat
ambulasi, terjadi keterbatasan rentang gerak dan imobilisasi
Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
5) Istirahat dan tidur
Sebelum pengkajian : -
Saat pengkajian : -
Masalah keperawatan : -
6) Kebersihan diri
Sebelum pengkajian:-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan :-
7) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan sebelumnya sudah mengalami kekakuan
sendi sejak 1 tahun yang lalu, lien merasakan nyeri pada sendi kakinya dan jari-jari
tangannya, klien mengatakan nyerinya sudah lama dirasakan
Saat Pengkajian : klien tampak tidak nyaman (klien tampak memegangi
kakinya, klien tampak seperti menahan rasa sakit atau nyeri), kualitas nyeri ( klien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk), lokasi (nyeri dirasakan pada

14
pergelangan kaki dan jari-jari tangannya), skala nyeri (6), nyeri dirasakan tiba-tiba
kadang saat aktivitas pagi hari atau malam hari saat tidur, penyebab nyeri yaitu
makan-makanan berlemak, jerohan dan bakso.
Masalah Keperawatan : Nyeri kronis
9) Rasa aman
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
10) Data social
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
11) Prestasi dan produktivita
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
12) Rekreasi
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
13) Belajar
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -
14) Ibadah
Sebelum pengkajian ;-
Saat pengkajian :-
Masalah keperawatan : -

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : composmentis / sadar penuh
b) Bangun Tubuh : gemuk
c) Postur Tubuh : tegak

15
d) Cara Berjalan : terganggu karena mengalami nyeri pada pergelangan kaki
e) Gerak Motorik :-
f) Keadaan Kulit
Warna : normal
Turgor : elastis
Kebersihan: bersih
Luka : tidak ada
g) Gejala Kardinal : TD : 130/90 mmHg
h) Ukuran lain : BB : 80 kg
TB :110cm
LL : -
2) Kepala: -
3) Mata: -
4) Hidung: -
5) Telinga: -
6) Mulut : -
7) Leher: -
8) Thorax : -
9) Abdomen:-
10) Genetalia : -
11) Anus : -
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas : pada ektremitas atas klien mengalami nyeri pada jari-jari
tangannya
b) Ektremitas Bawah : pada ekstremitas bawah klien mengalami keterbatasan gerak
akibat nyeri, terdapat odema pada pergelangan kaki sebelah kanan dan kiri, kemerahan
sendi, kaki nyeri saat ambulasi

e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan Radiologi : X-ray, USG, MRI

16
DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif


1. Klien mengatakan sudah merasakan nyeri 1. Klien tampak menahan rasa sakit/nyeri,
sendi kaki dan jari-jari tangan serta kekakuan klien tampak memegangi kakinya.
pada sendi sejak 1 tahun yang lalu
P : nyeri kambuh jika klien makan-makanan
makan-makanan berlemak, jerohan dan
bakso
Q : pergelangan kaki dan jari-jari tangan
S : skala nyeri yang dirasakan 6
T : saat aktivitas pagi hari atau malam hari
2. klien tampak mengalami keterbatasan
saat tidur dan saat ambulasi.
rentang gerak dan imobilisasi.
2. Klien mengatakan mengalami keterbatasan
gerak, gangguan dalam beraktivitas, serta 3. Klien tampak adanya odema pada
nyeri pada bagian kaki saat ambulasi pergelangan kaki sebelah kanan dan kiri,
kemerahan sendi.
3. klien mengatakan jika nyeri kambuh kaki
bengkak dan seperti kemerahan 4. KU : cukup, TD : 130/90 mmHg, BB : 80
Kg, TB : 110cm (klien mengalami obesitas)
4. klien mengatakan hanya membeli obat di
warung untuk mengurangi rasa nyerinya,
klien mengatakan kadang memakai GPU,
klien mengatakan nyeri kambuh jika
memakan makanan berlemak seperti jerohan
dan bakso, klien mengatakan suka makan
jerohan, bakso dan makanan berlemak

17
2. .ANALISA DATA
Analisa Data Pasien Ny. S Dengan Rheumatoid Arthritis di Puskesmas Bangsal
Tanggal 29 Juli 2020
NO Data Subjektif Data objektif Masalah
1 Klien mengatakan sudah Klien tampak Nyeri kronis
merasakan nyeri sendi kaki dan menahan rasa berhubungan derngan
jari-jari tangan serta kekakuan sakit/nyeri, klien kondisi
pada sendi sejak 1 tahun yang lalu tampak memegangi musculoskeletal
P : nyeri kambuh jika klien kakinya. kronis oleh arthritis
makan-makanan makan-makanan rheumatoid
berlemak, jerohan dan bakso
Q : pergelangan kaki dan jari-jari
tangan
S : skala nyeri yang dirasakan 6
T : saat aktivitas pagi hari atau
malam hari saat tidur dan saat
ambulasi.

2 Klien mengatakan gangguan Klien tampak Hambatan mobilitas


dalam beraktivitas, serta nyeri mengalami fisik berhbungan
pada bagian kaki saat ambulasi keterbatasan gerak dengan kekakuan
dan imobilisasi. sendi

3 Klien mengatakan jika nyeri Klien tampak adanya Resiko infeksi


kambuh kaki bengkak dan seperti odema pada berhubungan dengan
kemerahan pergelangan kaki penyakit kronik
sebelah kanan dan (peradangan sendi)
kiri, kemerahan
sendi.

4 Klien mengatakan hanya membeli TD : 130/90 mmHg, Kurang pengetahuan


obat di warung untuk mengurangi BB : 80 Kg, TB : berhubungan dengan
rasa nyerinya, klien mengatakan 110cm (klien kurangnya informasi
kadang memakai GPU, klien mengalami obesitas) mengenai penyakit

18
mengatakan nyeri kambuh jika
memakan makanan berlemak
seperti jerohan dan bakso, klien
mengatakan suka makan jerohan,
bakso dan makanan berlemak

3. Rumusan Masalah Keperawatan


a. Nyeri kronis berhubungan derngan kondisi musculoskeletal kronis oleh arthritis
rheumatoid
b. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Kekakuan Sendi
c. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronik (peradangan sendi)
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit

4 Analisa Masalah
a. P : Nyeri Kronis Berhubungan Dengan kondisi musculoskeletal kronis oleh
arthritis rheumatoid
E: Rheumatoid Arthritis
S : Klien mengatakan sudah merasakan nyeri sendi kaki dan jari-jari tangan serta
kekakuan pada sendi sejak 1 tahun yang lalu ,P : nyeri kambuh jika klien makan-
makanan makan-makanan berlemak, jerohan dan bakso , Q : pergelangan kaki dan jari-
jari tanganS : skala nyeri yang dirasakan 6 ,T : saat aktivitas pagi hari atau malam hari
saat tidur dan saat ambulasi. Klien tampak menahan rasa sakit/nyeri, klien tampak
memegangi kakinya
Proses Terjadinya : antigen penyebab RA berada pada membrane synovial sehingga
monosit dan makrofag mengeluarkan IL-1 yang menyebabkan aktivasi CD4 yang
memicu merangsang IL-3 dan IL-4 dan sekresi IL-2 sehingga terjadi mitosis dan
proliferasi sel yang mengaktivasi sel B dan terbentuk antibody dan adanya reaksi
antibody terhadap penyebab RA dan terbentuk kompleks imun di ruang sendi, sehingga
pengendapan kompleks imun yang menyebabkan rheumatoid arthritis (RA) dan adanya
pelepasan mediator kimia bradikinin sehingga stimulus ujung saraf nyeri dan
menyentuh serabut C sehingga terjadi nyeri

19
Akibat jika tidak ditanggulangi : jika tidak ditanggulangi maka pasien akan mengalami
osteoporosis dikarekan nekrosis sel yang terus menerus. Selain itu pasien juga akan
mengalami gangguang istirahat tidur akibat nyeri

b. P : Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Kekakuan Sendi


E: Rheumatoid Arthritis
S : Klien mengatakan gangguan dalam beraktivitas, serta nyeri pada bagian kaki saat
ambulasi, Klien tampak mengalami keterbatasan gerak dan imobilisasi.
Proses Terjadinya : Inflamasi pada membrane synovial menyebabkan penebalan
membrane synovial sehingga terbentuk tannus yang menghambat nutrisi pada kartilago,
yang menyebabkan kerusakan pada kartilago dan tulang serta tendon dan ligament
menjadi lemah dan menyebabkan kekuatan otot berkurang sehingga mengalami
gangguan mobilitas fisik
Akibat jika tidak ditanggulangi :Mengakibatkan penurunan kekuatan otot (henipiresis)
dan akhirnya bisa menyebabkan hilangnya kekuatan otot (hemiplegia).
c. P : Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronik (peradangan sendi)
E : Rheumatoid Arthritis
S : Klien mengatakan jika nyeri kambuh kaki bengkak dan seperti kemerahan, Klien
tampak adanya odema pada pergelangan kaki sebelah kanan dan kiri, kemerahan sendi.
Proses terjadinya : antigen penyebab RA berada pada membrane sinoval sehingga
monosit dan makrofag mengeluarkan IL-1 yang menyebabkan aktivasi CD4 yang
memicu merangsang pembentukan IL-3 dan IL-4 dan sekresi IL-2 sehingga terjadi
mitosis dan proliferasi sel yang mengaktivasi sel B dan terbentuk antibody dan adanya
reaksi antibody terhadap penyebab RA dan terbentuk kompleks imun di ruang sendi
sehingga pengendapan kompleks imun yang menyebabkan Reumatoid Athritis (RA)
yang menyebabkan inflamasi membrane sinoval
Akibat jika tidak ditangani : penangan yang lambat bisa menyebabkan infeksi yang parah
d. P : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit
E : penyakit yang diderita klien
S : Klien mengatakan hanya membeli obat di warung untuk mengurangi rasa nyerinya,
klien mengatakan kadang memakai GPU, klien mengatakan nyeri kambuh jika memakan
makanan berlemak seperti jerohan dan bakso, klien mengatakan suka makan jerohan,
bakso dan makanan berlemak TD : 130/90 mmHg, BB : 80 Kg, TB : 110cm (klien
mengalami obesitas)

20
Proses terjadinya : kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan kesehatan factor
lingkungan skitar tempat tinggal
Akibat jika tidak ditangani : dapat mengakibatkan terjadinya kekambuhan terus menerus
5. diagnose keperawatan
Nama Pasien : Ny.S No. RM :
Umur : Ruang Rawat :
Jenis Kelamin : perempuan Diagnosa Medis:Rheumatoid Athritis
Tanggal
No Diagnosa Keperawatan Paraf/Nama
Ditemukan Teratasi
1 Nyeri kronis berhubungan derngan 29 juli 2020
kondisi musculoskeletal kronis
oleh arthritis rheumatoid
2 Hambatan Mobilitas Fisik 29 juli 2020
Berhubungan Dengan Kekakuan
Sendi
3 Resiko infeksi berhubungan 29 juli 2020
dengan penyakit kronik
(peradangan sendi)

4 Kurang pengetahuan berhubungan 29 juli 2020


dengan kurangnya informasi
mengenai penyakit

21
A. PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah Keperawatan
a. Nyeri Kronis Berhubungan Dengan kondisi musculoskeletal kronis oleh arthritis rheumatoid
b. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Kekakuan Sendi
c. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronik (peradangan sendi)
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit

2. Rencana Keperawatan / Nursing Care Plan


Rencana Keperawatan Pada Pasien Ny. S Dengan Rheumatoid Arthritis di Puskesmas Bangsal Tanggal 27 Juli 2020

No Hari/Tgl/Jam Diagnose keperawatan Tujuan & Kriteria intervensi Rasional Paraf


Hasil
1 Nyeri Kronis Dalam waktu ... setelah a. Kaji keluhan a. Membantu

Berhubungan Dengan diberikan tindakan nyeri, kualitas, menentukan


keperawatan skala nyeri lokasi, kebutuhan
kondisi
berkurang dengan kriteria intensitas dan manajemen nyeri dan
musculoskeletal kronis hasil : waktu. Catat keefektifan program.
oleh arthritis faktor yang
rheumatoid yang 1) Skala nyeri berkurang mempercepat b. Mengetahui kondisi

dan tanda rasa umum pasien


ditandai dengan: 2) Pasien dapat
sakit nonverbal.
DS : beristirahat c. Penyakit
Klien mengatakan b. Pantau TTV berat/eksaserbasi,
3) Ekspresi meringis (-) tirah baring
sudah merasakan pasien

22
nyeri sendi kaki dan
4) TTV dalam batas c. Berikan posisi diperlukan untuk
jari-jari tangan serta
normal nyaman waktu membatasi nyeri atau
kekakuan pada sendi tidur/duduk di cedera sendi
sejak 1 tahun yang TD: 120-140/60-80 kursi.
lalu ,P : nyeri mmHg, Tingkatkan d. Panas meningkatkan

istirahat di relaksasi otot dan


kambuh jika klien N : 60-100,
tempat tidur mobilitas,
makan-makanan menurunkan rasa
RR : 16-24 x/menit, sesuai indikasi.
makan-makanan sakit dan kekakuan di
berlemak, jerohan S : 36,5-37,5°C) d. Anjurkan mandi pagi hari. Sensitivitas

dan bakso , Q : air pada panas dapat


hangat/pancuran hilang dan luka
pergelangan kaki
pada waktu dermal dapat sembuh.
dan jari-jari tanganS
bangun.
: skala nyeri yang Sediakan e. Obat analgetik

dirasakan 6 ,T : saat waslap hangat berfungsi untuk

untuk menurunkan rasa


aktivitas pagi hari
mengompres nyeri pasien
atau malam hari saat
sendi yang sakit
tidur dan saat
beberapa kali
ambulasi. Klien sehari.
tampak menahan
e. Kalaborasi
rasa sakit/nyeri,
dalam
klien tampak
pemberian obat
memegangi kakinya analgetik.
DO :

23
Klien tampak menahan
rasa sakit/nyeri, klien
tampak memegangi
kakinya

2 Hambatan Mobilitas Dalam waktu ..... setelah a. Evaluasi a. Tingkat aktivitas atau

Fisik Berhubungan diberikan tindakan pemantauan latihan tergantung dari


keperawatan kekuatan otot tingkat perkembangan proses
Dengan Kekakuan
pasien meningkat inflamasi/rasa inflamasi
Sendi yang ditandai sakit pada sendi.
dengan : Dengan Kriteria Hasil b. Istirahat sistemik

DS : Klien mengatakan b. Pertahankan tirah dianjurkan selama


a. Mempertahankan baring/duduk. eksaserbi akut dan
gangguan dalam fungsi posisi dengan Jadwal aktivitas seluruh fase penyakit
beraktivitas, serta nyeri pembatasan kontraktur. untuk untuk mencegah
pada bagian kaki saat memberikan kelelahan,
b. Mempertahankan atau
ambulasi periode istirahat mempertahankan
meningkatkan
DO : Klien tampak terus-menerus kekuatan
kekuatan dan fungsi
dan tidur malam
mengalami dari dan/atau
hari. c. Meningkatkan fungsi
keterbatasan gerak dan kompensasi bagian sendi, kekuatan otot
imobilisasi. tubuh. c. Bantu rentang dan stamina
gerak aktif/pasif,
c. Mendemostrasikan d. Memformulasikan
latihan resistif
teknik/perilaku yang program latihan
dan isometrik.
memungkinkan berdasarkan kebutuhan
melakukan aktivitas d. Konsul dengan individual dan
ahli terapi fisik mengidentifikasi

24
atau okupasi dan bantuan mobilitas
spesialis
vokasional

3 Resiko infeksi Dalam waktu …x… 1. observasi kulit dan 1. untuk mengidentifikasi

berhubungan dengan setelah diberikan tindakan membrane mukosa tingkat infeksi


keperawatan diharapkan terhadap kemerahan
penyakit kronik 2. mencegah infeksi
resiko infeksi berkurang panas drainase
(peradangan sendi) dengan criteria hasil : bertambah
ditandai dengan 2. pertahankan teknik
3. meminimalisir
DS : Klien mengatakan 1. klien bebas dari tanda isolasi
dan gejala infeksi terjadinya infeksi oleh
jika nyeri kambuh kaki 3. instruksikan pada bakteri dari pasien
bengkak dan seperti 2. menunjukkan pengunjung untuk maupun pengunjung
kemerahan kemampuan untuk mencuci tangan saat
mencegah terjadinya berkunjung dan 4. antibiotic adalah

infeksi setelah meninggalkan kelompok obat yang


DO : Klien tampak
pasien digunakan untuk
adanya odema pada 3. Menunjukkan prilaku mencegah infeksi
pergelangan kaki hidup sehat 4. kolaborasi dalam bakteri

sebelah kanan dan kiri, pemberian antibiotik


4. jumlah leukosit dalam
kemerahan sendi.
batas normal

4 Kurang pengetahuan Dalam waktu …x… 1. tinjau proses 1. memberikan

berhubungan dengan setelah diberikan tindakan penyakit, prognosis pengetahuan dimana


keperawatan pasien dan dan harapan masa pasien dapat membuat
kurangnya informasi
keluarga menunjukan pilihan berdasarkan

25
mengenai penyakit pemahaman tentang depan informasi

DS : Klien mengatakan kondisi dan perawatan


dengan criteria hasil : 2. diskusikan 2. tujuan control penyakit
hanya membeli obat di kebiasaan pasien adalah untuk menekan
warung untuk 1. menunjukkan dalam inflamasi atau jaringan
mengurangi rasa pemahaman tentang penatalaksanaan lain untuk

nyerinya, klien kondisi dan perawatan proses sakit melalui mempertahankan


diet obat latihan dan fungsi sendi dan
mengatakan kadang 2. mengembangkan istirahat mencegah deformitas
memakai GPU, klien rencana untuk perawatan
mengatakan nyeri diri termasuk modifikasi 3. berikan informasi 3. mengurangi paksaan
kambuh jika memakan gaya hidup yang konsisten mengenai alat bantu untuk menggunakan
dengan mobilitas ata misal tongkat atau sendi dan
makanan berlemak
pembatasan aktivitas palang keamanan memungkinkan pasien
seperti jerohan dan
ikut serta secara lebih
bakso, klien 4. tekankan nyaman dalam aktivitas
mengatakan suka pentingnya yang dibutuhkan
melanjutkan
makan jerohan, bakso
manajemen 4. keuntungan dari terapi
dan makanan berlemak
farmakoterapeutik obat tergantung pada
DO: TD : 130/90 ketepatan dosis misal
mmHg, BB : 80 Kg, aspirin diberikan secara

TB : 110cm (klien regular untuk


mendukung kadar
mengalami obesitas)
terapeutik darah 18-25
mg

26
27

Anda mungkin juga menyukai