Disusun Oleh
NAMA : KURNIAHASMITA
NIM : 171440111
A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Direja, 2011)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, badan bau, bau napas, dan
penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah
yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering
mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala
perilaku negatif dan meyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf Ahmad, dkk, 2015)
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Eka prabowo tahun 2014 menyatakan faktor predisposisi terjadinya
DPD, yaitu
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan relatif turun
Klien dengangangguan jiwa dengan kemampuan perawatan diri
lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya.
2. Faktor presipitasi
Eka prabowo tahun 2014 menyatakan faktor presipitasi terjadinya
DPD, yaitu:
a. Body image
Individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri,
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status ekonomi
Personal hygienen memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikta gigi, alat mandi, yang semuanya menggunakan untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
C. Manifestasi klinis
Yusuf Ahmad, dkk tahun 2015 menyatakan tanda dan gejala DPD,
yaitu:
1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memeperoleh atau mendapatka perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyi kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakai serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga tidak memiliki kemampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan
kancing tarik, melepasakan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian dan menegnakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makann,
mempersiapkan makanan, mnegunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, membuka kontainer, memanipulasi
makanan dalam mulut, melengkai makan, mencerna makanan menurut cara
yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna
makanan dengan aman.
4. BAB/BAK
Klien mempunyai keterbatasan atau kemampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar mandi, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, memebersihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar kecil.
D. Penatalaksanaan
Farida dan Yudi Hartono tahun 2010 menyatakan penatalaksanaan yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
E. Rentang respon
Adaptif Maladaptif
Direja Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Kusumawati Firda dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika
Prabowo Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Yusuf Ahmad, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika