Nim : 181440105
Mata Kuliah : Keperawatan Kritis
1. Jelaskan bagaimana ginjal mengalami gagal ginjal pada setiap fase dan apakah yang
membedakan dari setiap fase tersebut?
Ada lima tahap gagal ginjal kronis, dimulai dari tahap yang ringan hingga kerusakan
total. Tahapan ini dinilai dari kemampuan ginjal dalam menyaring limbah dan cairan dari
darah.
Pada tahap ringan, ginjal masih bisa menyaring limbah dari darah. Pada tahap akut atau
berat, ginjal harus bekerja ekstra keras untuk menyaring limbah atau berhenti sama
sekali.
Dalam menentukan tahap atau stadium gagal ginjal, dokter menggunakan estimasi
dengan metode Glomerular Filtration Rate (eGFR). Angka ini didapatkan dari hasil tes
darah dengan mencari kandungan kreatinin, yaitu jenis limbah yang disaring dari darah.
Berikut adalah lima tahap gagal ginjal sesuai dengan hitungan eGFR:
a. Stadium 1 (GFR > 90 ml/min)
Pada stadium ini didapatkan adanya kerusakan struktur ginjal namun fungsi
cadangan ginjal masih bagus. Pada fase ini sebaiknya diagendakan secara rutin
untuk memeriksakan diri ke dokter tiap 6 - 12 bulan untuk evaluasi.
b. Stadium 2 (GFR 60-89 ml/min)
Pada stadium ini didapatkan adanya penurunan fungsi ginjal, namun masih
ringan. Pada fase ini sebaiknya kontrol rutin ke dokter tiap 3-6 bulan, diet
makanan sesuai anjuran dokter, dan minum obat secara rutin sesuai faktor
risikonya.
c. Stadium 3 (GFR 30-59 ml/min)
Pada stadium ini didapatkan adanya penurunan fungsi ginjal sedang. Ginjal sudah
mengalami gangguan fungsi pada tahap ini. Keluhan sudah mulai timbul pada
fase ini. Pada stadium ini sebaiknya kontrol rutin ke dokter sesuai anjuran, diet
makanan sesuai anjuran dokter, dan minum obat secara rutin sesuai faktor
risikonya.
d. Stadium 4 (GFR 15-29 ml/min)
Pada stadium ini didapatkan adanya penurunan fungsi ginjal berat. Ginjal sudah
tidak dapat menyaring racun dan mulai banyak didapatkan keluhan. Pada fase ini
sebaiknya kontrol rutin ke dokter, diet makanan yang rendah protein, hindari
buah, sayur dan kaldu, serta minum obat secara rutin sesuai faktor risikonya.
Selain itu, pasien harus tahu risiko untuk dapat turun ke stadium 5 dan
mempersiapkan mental untuk menjalani terapi pengganti ginjal seperti cuci darah
atau transplantasi.
e. Stadium 5 (GFR < 15 ml/min)
Pada stadium ini didapatkan adanya kegagalan fungsi ginjal. Pada fase ini bisa
dipertimbangkan untuk melakukan terapi pengganti ginjal yaitu cuci darah atau
transplantasi ginjal.
2. Bagaimana kondisi pasien gagal ginjal terminal yang memerlukan perawatan intensif dan
jelaskan apa saja kebutuhan dasar manusia yang mengalami gangguan?
3. Buatlah rencana keperawatan pada satu masalah keperawatan yang ditemui
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan Fluid Management :
cairan berhubungan keperawatan selama 3x24 Kaji status cairan ;
dengan penurunan jam volume cairan timbang berat
haluran urin dan retensi seimbang. badan,keseimbangan
cairan dan natrium. Kriteria Hasil: masukan dan haluaran,
NOC : Fluid Balance turgor kulit dan adanya
Terbebas dari edema
edema, efusi, Batasi masukan cairan
anasarka Identifikasi sumber
Bunyi nafas potensial cairan
bersih,tidak adanya Jelaskan pada pasien dan
dipsnea keluarga rasional
Memilihara tekanan pembatasan cairan
vena sentral, tekanan Kolaborasi pemberian
kapiler paru, output cairan sesuai terapi.
jantung dan vital
sign normal.
Hemodialysis therapy
Ambil sampel darah dan
meninjau kimia darah
(misalnya BUN, kreatinin,
natrium, pottasium,
tingkat phospor) sebelum
perawatan untuk
mengevaluasi respon thdp
terapi.
Rekam tanda vital: berat
badan, denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan
darah untuk mengevaluasi
respon terhadap terapi.
Sesuaikan tekanan filtrasi
untuk menghilangkan
jumlah yang tepat dari
cairan berlebih di tubuh
klien.
Bekerja secara kolaboratif
dengan pasien untuk
menyesuaikan panjang
dialisis, peraturan diet,
keterbatasan cairan dan
obat-obatan untuk
mengatur cairan dan
elektrolit pergeseran
antara pengobatan
2. Gangguan nutrisi Setelah dilakukan asuhan Nutritional Management
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 Monitor adanya mual dan
tubuh berhubungan jam nutrisi seimbang dan muntah
dengan anoreksia mual adekuat. Monitor adanya
muntah. Kriteria Hasil: kehilangan berat badan
NOC : Nutritional Status dan perubahan status
Nafsu makan nutrisi.
meningkat Monitor albumin, total
Tidak terjadi protein, hemoglobin, dan
penurunan BB hematocrit level yang
Masukan nutrisi menindikasikan status
adekuat nutrisi dan untuk
Menghabiskan porsi perencanaan treatment
makan selanjutnya.
Hasil lab normal Monitor intake nutrisi dan
(albumin, kalium) kalori klien.
Berikan makanan sedikit
tapi sering
Berikan perawatan mulut
sering
Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian diet
sesuai terapi
3. Perubahan pola napas Setelah dilakukan asuhan Respiratory Monitoring
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 Monitor rata – rata,
hiperventilasi paru. jam pola nafas adekuat. kedalaman, irama dan
Kriteria Hasil: usaha respirasi
NOC : Respiratory Status Catat pergerakan
Peningkatan dada,amati kesimetrisan,
ventilasi dan penggunaan otot
oksigenasi yang tambahan, retraksi otot
adekuat supraclavicular dan
Bebas dari tanda intercostal
tanda distress Monitor pola nafas :
pernafasan bradipena, takipenia,
Suara nafas yang kussmaul, hiperventilasi,
bersih, tidak ada cheyne stokes
sianosis dan dyspneu Auskultasi suara nafas,
(mampu catat area penurunan /
mengeluarkan tidak adanya ventilasi dan
sputum, mampu suara tambahan
bernafas dengan Oxygen Therapy
mudah, tidak ada Auskultasi bunyi nafas,
pursed lips) catat adanya crakles
Tanda tanda vital Ajarkan pasien nafas
dalam rentang dalam
normal Atur posisi senyaman
mungkin
Batasi untuk beraktivitas
Kolaborasi pemberian
oksigen