PERIODE KLASIK
Dua tahun kemudian setelah Abu Bakar meninggal dunia, usaha-usahanya dilanjutkan
oleh khalifah kedua yaitu Umar bin Khaththab (634-644 M). sebelum Abu Bakar meninggal
dunia ia sudah terlebih dahulu melakukan musyawarah bersama para sahabat untuk mengangkat
Umar bin Khaththab sebagai penggantinya kelak. Hal itu dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat islam. Setelah dibaiat,
Umar menyebut dirinya khalifah khalifatih rasulillah (sebagai pengganti dai pengganti
rasulullah).
Pada pemerintahan Umar bin Khaththab gelombang ekspansi islam pertama terjadi
dengan cepat. Pada tahun 635 M ibu kota Syria, Damaskus, dapat dikuasai, pada tahun 641 M
Iskandaria ibu kota Mesir dapat ditaklukan. Al-Qadisiyah sebuah kota dekat Al-Hirah di Irak
jatuh pada tahun 637 M. kemudian Al-Madain dapat dikuasai. Dengan demekian, pada masa
kepemimpinan Umar, wilayah kekuasan islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria
sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Karena perluasan daerah islam terjadi dengan cepat,
Umar segera mengatur administrasi Negara dengan mencontoh administrasi yang sudah
berkembang. Begitu juga beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. System
pembayaran gaji dan pajak tanah mulai di atur dan ditertibkan kemudian Baitul Mal didirikan,
menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah. Umar memerintah selama sepuluh tahun
masa jabatannya berakhir dengan kematiannya karena dibunuh oleh seorang budak Persia
bernama Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan penggantinya Umar tidak menempuh jalan Abu
Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta mereka untuk memilih khalifah. Enam
orang tersebut adalah Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad ibn Waqas dan Abdurrahman ibn Auf.
Setelah Umar wafat tim tersebut bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai
khalifah.
Bani Abbasiyah yang didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abu Abbas Abdullah Al-
Saffah bin Muhammad bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Abdul Manaf
merupakan kelanjutan dari pemerintah Bani Umayyah yang telah hancur di Damaskus.
Dinamakan Bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan
keturunan dari Bani Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Pada masa Bani Umayyah,
pemberuntakan sering terjadi diantaranya pemberuntakan Husen Ibnu Ali, Syi’ah yang
dipimpin oleh Al-Mukhtar, Abdullah Ibnu Zubair, dan terakhir pemberuntakan Bani Abbas
yang untuk pertama kalinya menggunakan nama gerakan Bani Hasyim. Pemberuntakan
terakhir ini berhasil dan kemudian mendirikan pemerintahan baru yang diberi nama Bani
Abbasyah.
Berdasarkan perubahan pada pola perintahan dan politik, para sejarawan biasanya
membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi lima periode:
1. Periode Pertama (132 H/ 750 M-232 H/ 847 M) disebut periode pengaruh Persia
Pertama.
2. Periode kedua (232 H/ 847 M-334 H/ 945 M) disebut masa pengaruh Turki Pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/ 945 M-447 H/ 1055M), masa kekuasaan Dinasti Buwain
dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh
Persia Kedua.
4. Periode keempat (447 H/ 1055 M-590 H/ 1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani
Saljuk dalam pemerintahan Khalifah Abbasyah, biasanya disebut juga dengan masa
Pengaruh Turki Kedua.
5. Periode Kelima (590 H/ 1194 M-656 H/ 1258 M), masa khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Dasar-dasar pemerintahan Bani Abbas diletakkan dan dibangun oleh Abu Al-Abbas dan
Abu Ja’far Al-Mansyur, namun puncak keemasannya berada pada tujuh khalifah sesudahnya,
yaitu:
1. Al-Mahdi (775-785 M)
2. Al-Hadi (775-786 M)
3. Harun Al-Rasyid (786-809 M)
4. Al-Ma’mun (813-833 M)
5. Al-Mu’tashim (833-842 M)
6. Al-Wasiq (842-847 M)
7. Al-Mutawakkil (847-861 M)
Bentuk-bentuk peradaban islam di masa bani Abassiyah dapat di bagi menjadi beberapa
bentuk yakni emuan dan tokoh-tokohnya.
m. Ilmu Bahasa
Diantara para ahli bahasa itu yakni :
1. Sibawaihi ( wafat tahun 183 H )
B. PERIODE PERTENGAHAN
1. Masa Kemunduran
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa-bangsa Mongol meruoakan
awal dari masa kemunduran politk dan peradaban islam, karena Baghdad sebagai pusat
kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya akan khazana ilmu pengetahuan itu ikut pula
lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan. Jengis Khan
berasal dari Mongolia. Setelah menduduki peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan serangan-
serangannya kea rah barat. Transoxania dan Khawarzm dikalahkan di tahun 1219/1220 M,
kemudian kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azabaijan pada tahun 1223 M dan Seljuk di
Asia kecil pada tahun 1243 M. dari sini ia meneruskan seranang-serangannya ke Eropa dan
Rusia.
Setelah lebih dari satu abad umat islam menderita dan berusaha bangkit dari
kehancurannya tetapi malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali serangan itu
dipimpin oleh Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jengis Khan. Setiap tempat di
mana dia datang, ia senantiasa membawa penghancuran. Mesiar adalah satu negeri islam yang
selamat dari serangan-serangan bangsa Mongol, baik serangan dari Hulagu Khan maupun
serangan dari Timur Lenk yang kala itu Mesir di bawah kekuasaan dinasti Mamalik.
Aybak berkuasa salama tujuh tahun (1250-1257 M). Setelah meninggal ia digantikan oleh
anaknya bernama Ali, karena ia masih terlalu sangat muda, akhirnya ia mengundurkan diri pada
tahun 1259 M. dan digantikan oleh wakilnya bernama Qutuz. Tidak lama setelah Qutuz
meninggal dunia, Baybars naik tahta menggantikannya dia seorang pemimpin militer yang
tangguh dan cerdas. Dinasti Ghaznawi oleh pengikut-pengikut Gahur Khan, yang berasal dari
salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke india tahun 1175 M. dan bertahan sampai tahun
206 M. India kemudian jatuh ke tangan Qutbbuddin Aybak, yang selanjutnya menjadi pendiri
dinasti Mamluk India (1206-1290 M), kemudian jatuh ke tangan dinasti Khalji (1296-1316M),
selanjutnya dinasti Thugluq (1320-1413 M), dan dinasti-dinasti lain.
Di Spanyol timbul peperangan antara dinasti-dinasti lain, didalam peperangan itu raja-
raja Kristen dapat memakai politik Adu Domba. Cordova jatuh pada tahun 1238 M, Seville pada
tahun 1248 M, dan akhirnya Granada jatuh di tahun 1491 M. Orang-orang islam dihadapkan
pada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol. Pada tahun 1609 M boleh dikatakan
tidak ada lagi orang islam di Spanyol umumnya mereka pindah ke kota-kota di pantai utara
Afrika. Perbedaan antarintern agama dan suku semakin menajam, antara kaum Sunni dan Syi’ah,
demikian pula antara suku Arab dengan Persia, sehingga dunia Islam semakin pecah berkeping-
keping. Namun di lan pihak, pengaruh aliran-aliran tarikat bertambah luas di dunia Islam.
Seorang kepala suku bangsa Turki bernama Utsman membawa Islam ke daerah Balkam.
Kemudian Utsman dan anak-anak buahnya mengadakan serangan ke kerajaan Bizantium di Asia
kecil. Sebelum meninggal pada tahun 1326 M. Bursa telah dapat dikuasainya. Serangan-serangan
selanjutnya diteruskan oleh anaknya Orkhan I (1326-1357 M) sampai ke bagian timur dari Benua
Eropa. Benteng Tzimpe dan Gallipoli jatuh ke tangannya. Sultan Murad I (1359-1389 M)
menaklukan Andrianopel. Kota ini kemudian di jadikan ibu kota. Sesudah itu Macedonia jatuh
ke bawah kekuasaanya di tahun 1385 M sofia, ibu koya romaria diduduki. Dengan demikian
kesultanan kecil yang di bentuk oleh Utsman berubah menjadi kerajaan besar dikenal dengan
nama kerajaan Utsmani. Kerajaan ini dapat mengalahkan kerajaan Mamalik di Mesir. Dengan
lahirnya kerajaan Utsmani perjalanan islam dalam sejarahnya memasuki kerajaan-kerajaan besar.
[1] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2008, h. 248
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h.
130-131
[3] Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam,
Penerbit Deepublish, Yogyakarta, 2015, cet. 2, h. 275-276
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, cet. 24, h.142
[5] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2008, h. 254-255