Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM KEAGAMAAN

A. Masalah Utama
Gangguan proses pikir: Waham Keagamaan

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
a) Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi di pertahankan dan tidak dapat di ubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien
yang sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,2000)
b) Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan
penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten
dengan tingkat intetelektual dan latar belakang budaya, ketidak
mampuan merespon stimulus internal dan eksretnal melalui proses
interaksi atau informasi secara akurat (keliat 1999)
c) Waham keagamaan adalah Kenyakinan terhadap suatu agama
secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan,

2. Penyebab Waham
Halusinasi
 Pengertian
Halusinasi adalah gangguan proses pikir dimana individu
merasakan adanya sesuatu yang menurutnya nyata namun
kenyataanya hal itu tidak realistis bagi orang normal, ( agusriadih
2018 )
 Tanda dan gejala
a. Merasa ada bisikan dari luar.
b. Percaya diri berlebihan.
c. Menciderai diri.
d. Perilaku yang tidak biasa
e. Flight of ideas

3. Tanda dan Gejala


a. Menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih / gembira / ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h. Menghindar dari orang lain
i. Mendominasi pembicaraan
j. Berbicara kasar
k. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan

4. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan
komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic,
flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon
Nonadaptif

Assortif Frustasi Pasif Agresif


Amuk
 Assortif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti,
melukai perasaan orang lain.
 Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai
tujuan atau keinginan.
 Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu
mengungkapkan perasaan yang dalam.
 Agresif adalah perilaku yang menyertai marah namun masih
dapat dikontrol oleh individu.
 Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat
disertai kehilangan kontrol diri.

6. Proses Terjadinya Waham


 Waham terjadi dimulai dengan adanya Halusinasi, Halusinasi
dimulai dari denngan adanya keinginan yang dipersepsi ke
unconsicius dan kemudian karena sudah retaknya kepribadian
dan rusaknya daya menilai realitas maka keinginan tadi
diproyeksikan keluar dalam bentuk stimulus eksterna atau
halusinasi.

C. Pohon Masalah Gangguan Proses Pikir: Waham Keagamaan

Orang lain dan lingkungan

Prilaku kekerasan : mengaamuk

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


D. Masalah Keperawatan Yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan
a. Gangguan proses pikir: waham
2. Data yang perlu dikaji
a. Gangguan proses pikir: waham
Data subyektif:
 Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang utusan ALLAH
 Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus.
Data obyektif
 Klien terus berbicara tentang kemampuan yang dimilikinya.
 Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan

E. Diagnosa Keperawatan
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan waham agama

F. Rencana Tindakan
Diagnosa
Gangguan komunikasi verbal b/d. waham agama
TUM

Klien dapat berpikiran realistis kembali

TUK 1

Klien dapat berpikir sesuai dengan realitas


Kriteria Evaluasi :

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,


mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.
Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi


terapeutik.

a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.


b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Mengidentifikasi penyebab waham.
g. Mengidentifikasi tanda dan gejala Waham.
h. Mengidentifikasi apa yang dilakukan.
i. Megnidentifikasi akibat Waham.
j. Menyebutkan cara mengontrol Waham.
k. Membantu pasien memperaktikkan latihan cara menghilangkan
Waham.
l. Mengajukan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.

TUK 2

Membantu klien mengontrol Waham.


Kriteria evaluasi :

Klien menceritakan ide-ide dan perasaan yang muncul secara berulang


dalam pikirannya.

Rencana Tindakan :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien.


b. Melatih pasien mengontrol Waham.
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
TUK 3

Menjelaskan tentang obat yang diminum dan manfaatnya


Kriteria evaluasi :

Klien dapat menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum


obat, efek samping dan efek terapi. Klien dapat mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan benar. Klien dapat menyebutkan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi dokter.

Rencana Tindakan :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien


b. Melatih pasien cara minum obat dengan benar.
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
TUK 4

Mengidentifikasi perilaku waham yang dilakukan dan melatih pasien


mengontrol waham dengan cara spritual.
Kriteria evaluasi :

Klien mengetahui cara menyembuhkan penyakitnya dengan cara spritual

Rencana Tindakan :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


b. Melatih pasien mengontrol waham dengan cara spritual
c. Mangajarkan pasien memasukkan kedalam jadwal harian.
TUK 5

Menilai kemampuan yang telah dilakukan dan mengontrol munculnya


waham.
Kriteria evaluasi :

Klien dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan oleh perawat selama
pertemuan dan perawatan

Rencana Tindakan :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


b. Menilai kemampuan mandiri pasien
c. Menilai frekuensi munculnya waham
DAFTAR PUSTAKA

http://keperawatan-gun.blogspot.com/search/label/JIWA :

Stuart G.W. and Sundeen (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing
(5 th ed). St. Louis Mosby Year Book.

Stuart dan Laraia (2001). Principle and Practice of Psychiatric Nursing, Edisi 6,
St. Louis Mosby Year Book.

Townsend. (1998). Diagnosis Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri :


pedomanan Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan EGC, Jakarta
(terjemahan).

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Refika Aditama,


Jakarta

wir-nursing.blogspot.com/2009/07/askep-jiwa-waham.html

Anda mungkin juga menyukai