Anda di halaman 1dari 10

Nama : Husnul Khatimah

Nim : 119201724

Semester : VII (Tujuh)

Jawaban Soal:

1. Judul proposal yaitu: Perbandingan pengaruh penyuluhan seksualitas dengan


Metode Stratagem dan Metode Make A Match terhadap Pengetahuan Bahaya
Seks Sebelum Nikah pada siswa remaja awal di SMPN 4 TomboloPao.
2. Meneliti di SMPN 4 TomboloPao.
3. Meneliti di SMPN 4 TomboloPao karena, peneliti pernah sekolah di SMPN 4
TomboloPao, tempatnya terjangkau dan banyak kenalan.
4. Alasan mengangkat judul di atas karena, (Issa, 2019) Berdasarkan informasi
demografi dan kesehatan Indonesia 2017 tentang kesehatan reproduksi remaja
bahwa interaksi seksual remaja lelaki kian banyak dibandingkan dengan
remaja wanita. Data membuktikan bahwa keadaan budaya seks pada remaja
itu di latarbelakangi pada berbagai keadaan diantaranya seperti usia remaja,
area tempat tinggal seperti di desa-desa dan di kota, serta derajat pengajaran
pada remaja. Usia dapat berpengaruh pada perbuatan seks remaja, data dari
SDKI 2017 membuktikan bahwa pada umur 15-19 tahun remaja makin kerap
melakukan perbuatan seks di luar nikah. (BKKBN, 2017). (Issa, 2019)
5. Terdapat pada BAB I yaitu di latar belakang tepatnya pada paragraf 3.
6. Original penelitiannya yaitu, walaupun penyuluhan seksualitas dengan
metode stratagem dan metode make a match sudah pernah di lakukan
sebelumnya namun belum ada yang membandingkan antara kedua metode
tersebut, maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan
membandingkan antara kedua metode tersebut dengan judul: Perbandingan
pengaruh penyuluhan seksualitas dengan Metode Stratagem dan Metode
Make A Match terhadap Pengetahuan Bahaya Seks Sebelum Nikah pada
siswa remaja awal di SMPN 4 TomboloPao.
7. Ada dua variabel dalam penelitian peneliti.
8. Variabel Independen dan Dependen
a. Variabel Independen adalah penyebab adanya perubahan variabel
dependen atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. (Penyuluhan
seksualitas dengan metode stratagem dan metode make a match)
b. Variabel Dependen adalah variabel yang menjadi akibat karena adanya
variabel Independen. (Pengetahuan bahaya seks sebelum nikah pada
siswa remaja awal)
9. Perbedaan tujuan umum dengan tujuan khusus yaitu:
a. Tujuan Umum, adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari yang
ingin dicapai dalam penelitian itu sendiri.
b. Tujuan Khusus, adalah tujuan yang lebih spesifik. Tujuan khusus
menggunakan kata-kata operasional sehingga lebih jelas untuk dicapai.
10. Manfaat Teoritis dan Manfaat Praktek
a. Manfaat Teoritis, merupakan manfaat yang berkaitan terhadap
pengembangan pengetahuan akademik.
b. Manfaat Praktek, merupakan manfaat secara langsung dari hasil
penelitian yang dapat digunakan oleh masyarakat.
11. Teknik pengambilan sampel menurut Sugiyono:
Terdapat 2 (dua) cara teknik pengambilan sampel, yaitu :

a. Probability Sampling

Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan


sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan
probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau
random dari populasi yang ada.
Teknik sampel probability sampling meliputi:

1) Simple Random Sampling


Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana)
karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Maka setiap
unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh
peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili
populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit
sampling dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Cara
pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat
dilakukan dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan
random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana,
tetapi dalam prakteknya akan menyita waktu. Apalagi jika
jumlahnya besar, sampelnya besar.

2) Proportionate Stratified Random Sampling

Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan


pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-
lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai
daftar subjek maka tidak dapat membuat strata.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling

Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan


untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi
kurang proporsional.

4) Cluster Sampling (Area Sampling)

Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random


sampling. Teknik pengambilan sampel ini digunakan bilamana
populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari
kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah
digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas.
Kelemahan teknik pengambilan sampel ini dapat dilihat dari
tingkat error samplingnya. Jika lebih banyak di bandingkan dengan
pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit
memperoleh cluster yang benar-benar sama tingkat
heterogenitasnya dengan cluster yang lain di dalam populasi.

b. Nonprobability sampling

Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan


sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis
teknik sampling ini antara lain:

1) Sampling Sistematis atau Systematic Sampling

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel


berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut.
2) Sampling Kuota atau Quota Sampling

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel


dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum
tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung
pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, maka pengumpulan
data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk
penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana setiap kasus
dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu
sedikit, maka tidak akan dapat mewakili populasi.

3) Sampling Aksidental atau Accidental Sampling

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel


berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber
data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel
tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung saja
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.

4) Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel


dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek
dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain,
unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria
tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau
permasalahan penelitian.

5) Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua


anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30
orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.

6) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang


awal mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih
teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan
sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive
dan snowball.
12. Teknik pengambilan sampel yaitu, Purposive Sampling.
13. Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas IX SMPN 4
TomboloPao, dimana kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok dan dijadikan
sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas ekperimen 2.
14. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi, merupakan ciri-ciri yang harus dimiliki calon subjek
untuk diikutsertakan dalam penelitian.
b. Kriteria Eksklusi, adalah ciri-ciri yang mendiskualifikasikan calon subjek
untuk dimasukkan dalam penelitian.
15. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Siswa kelas IX SMPN 4 TomboloPao
b. Siswa yang bersedia menjadi Responden
c. Siswa yang yang mampu diajak berkomunikasi
2. Kriteria Eksklusi
a. Siswa yang tidak hadir pada saat penyuluhan
16. Gambaran untuk melakukan penelitian :
a. Peneliti menentukan tempat dan subjek.
b. Peneliti membuat surat perizinan penelitian dari Kampus Stik Famika
Makassar untuk diajukan ke pihak sekolah.
c. Peneliti menemui kepala sekolah untuk meminta izin mengadakan
penelitian dan mengambil data, serta membuat kontrak tentang jadwal
pengambilan data agar dipersiapkan calon responden.
d. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian.
e. Peneliti mendatangi pihak sekolah kembali untuk memberikan gambaran
materi yang akan diberikan dan merencanakan kegiatan dengan pihak
sekolah.
f. Peneliti mendatangi sekolah pada hari yang telah disepakati dan
menemui calon responden untuk membagikan kuesioner I agar
mendapatkan responden tetap.
g. Pada hari pengambilan data, peneliti mengumpulkan responden
bernomor ganjil di suatu ruangan untuk diberikan intervensi dengan
memberikan penyuluhan seksualitas dengan metode stratagem. Setelah
intervensi pertama selesai, peneliti mengumpulkan responden bernomor
genap dengan diberikan intervensi dengan memberikan penyuluhan
seksualitas dengan metode make a match. Evaluasi dilakukan setelah
intervensi pada masing-masing kelompok.
h. Peneliti mengundurkan diri dan berpamitan kepada responden dan pihak
sekolah.
i. Peneliti melakukan analisa data dari hasil pengisian kuesioner sebelum
dan setelah diberikan intervensi.
17. Jenis-jenis desain penelitian
a. Penelitian Eksperimental
b. Penelitian Correlational (Korelasional)
c. Penelitian Causal-Comperative
d. Penelitian Survey
e. Penelitian Action (Tindakan)
f. Penelitian Historical
g. Penelitian Studi Kasus (Case Studies Research)
h. Penelitian Ethnographic
18. Menggunakan desain Penelitian Eksperimental.
19. Peneliti ini melakukan uji coba dua intervensi berbeda kepada dua kelompok
berbeda. Desain penelitian ini digunakan untuk menguji perbandingan
pengaruh penyuluhan seksualitas dengan Metode Stratagem dan Metode
Make A Match terhadap Pengetahuan Bahaya Seks Sebelum Nikah pada
siswa remaja awal. Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum diberikan
intervensi (pre-test) dan setelah diberikan intervensi (post-test).
20. Skala Guttman dan Skala Likert
a. Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat
jelas (tegas dan konsisten. Misalnya yakin-tidak yakin ;ya – tidak;benar-
salah; positif – negative; pernah-belum pernah ; setuju – tidak setuju; dan
sebagainya. 
Contoh: Perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang
dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum
maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
- Benar
- Salah
b. Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan
untuk mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini, responden
diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan mereka untuk
menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian pertanyaan.
Contoh: Apakah anda setuju jika di daerah anda dibebaskan untuk
melakukan seks sebelum nikah?
- Sangat Setuju
- Setuju
- Ragu-ragu
- Tidak Setuju
- Sangat Tidak Setuju
21. Menggunakan Kuesioner Skala Guttman.
22. Cara menentukan skor dari masing-masing variabel yaitu:
a. Variabel Independen
- Pilihan jawaban a,b,c dan d.
- Untuk penilaian jawaban misalnya untuk jawaban positif diberi skor
1 sedangkan jawaban negative deberi skor 0 dengan demikian bila
jawaban dari pertanyaan adalah benar diberi skor 1 dan salah diberi
skor 0 bila skor dikoversikan dalam persentase maka secara logika
dapat dijabarkan untuk jawaban benar skor 1 = 1 x 100% = 100%,
dan salah diberi skor 0 = 0 x 0% = 0%.
Contoh:
Dibawah ini yang tidak termasuk bahaya dari melakukan seks sebelum
menikah adalah….
A. Mengakibatkan kehamilan
B. Penyebaran penyakit
C. Menciptakan kenangan buruk
D. Mencerahkan masa depan remaja
Jawab:
Salah, berarti skornya adalah 0.
b. Variabel Dependen
- Pilihan jawaban Benar atau Salah.
- Untuk penilaian jawaban misalnya untuk jawaban positif diberi skor
1 sedangkan jawaban negative deberi skor 0 dengan demikian bila
jawaban dari pertanyaan adalah benar diberi skor 1 dan salah diberi
skor 0 bila skor dikoversikan dalam persentase maka secara logika
dapat dijabarkan untuk jawaban benar skor 1 = 1 x 100% = 100%,
dan salah diberi skor 0 = 0 x 0% = 0%.
Contoh:
Perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan
tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Jawab:
Benar, berarti skornya adalah 1.

Anda mungkin juga menyukai