Anda di halaman 1dari 9

PROSES KEPERAWATAN DALAM KONTEKS KEPERAWATAN

KOMPLEMENTER & ETIK KOLEGEAL KOMPLEMENTER

Disusun Oleh:
Maudy Khoiriah Indah Sari
(PO.62.20.1.18.061)

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
2019
Terapi komplementer dikenal secara luas dan digunakan dalam pelayanan kesehatan
Barat. Namun, dalam banyak survei yang telah dilakukan tentang penggunaan terapi
komplementer lingkupnya masih terbatas. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang
pengobatan terapi komplementer yang dilakukan oleh orang-orang di beberapa budaya di seluruh
dunia sangat penting untuk kesehatandan kompetensi perawat. Untuk mengetahui penggunaan
terapi komplementer dari perspektif secara global, perawat diseluruh dunia di pandang perlu
mengetahui dan membahas bagaimana terapi komplementer yang digunakan di negara-negara
(Lindquist, Snyder, & Tracy, 2014).

Komponen dalam terapi komplementer yang sangat penting yaitu kehadirandan


komunikasi. Banyak pasien dan keluarga mengharapkan seorang perawat yang benar-benar hadir
saat memberikan pelayanan. Pada beberapa aspek komunikasi, baik verbal dan nonverbal, adalah
kunci penting untuk memberikan perawatanholistik yang merupakan bagian dari filosofi yang
mendasari penggunaan terapikomplementer. Komunikasi nonverbal menjadi lebih penting ketika
berinteraksidengan orang-orang yang bukan dari budaya Barat (Lindquist, Snyder, & Tracy,2014).

Bentuk terapi yang digunakan dalam terapi komplementer ini beragam sehingga disebut
juga dengan terapi holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada integrasi secara
menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan hidup, dan
pengembangan spiritual . Terapi komplementer dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan
penyakit berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi. 2 Hak pasien dalam
memperoleh pelayanan kesehatan optimal terdapat dalam UU Kesehatan no 23 tahun 1992 pasal
14. Perawat mempunyai wewenang melakukan praktik keperawatan holistik baik secara mandiri
maupun terintegrasi dengan layanan kesehatan di rumah sakit (UU no 38 tahun 2014.). Tantangan
keperawatan kedepan adalah mengintegrasikan keperawatan holistik ke dalam sistem kesehatan
nasional, meningkatkan kuantitas dan kualitas ilmu pengetahuan dan keterampilan keperawatan
holistik yang didukung hasil penelitian.

Standar dan lingkup keperawatan holistik dan lingkup keperawatan holistik adalah sebagai
berikut:

 Standar 1. PENGKAJIAN: Perawat holistik mengumpulkan data komprehensif yang


berkaitan dengan kesehatan atau situasi seseorang.

2
 Standard 2. DIAGNOSIS ATAU KESEHATAN ISU: Perawat holistik menganalisis data
penilaian untuk menentukan diagnosis atau masalah yang diungkapkan sebagai aktual atau
potensial pola / masalah / kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan, kesehatan, atau
penyakit.
 Standar 3: HASIL IDENTIFIKASI: Perawat mengidentifikasi hasil untuk rencana
individual kepada orang atau situasi. Perawat holistik menghargai evolusi dan proses
penyembuhan seperti yang drencanakan.
 Standar 4. PERENCANAAN: Perawat holistik mengembangkan rencana yang
mengidentifikasi strategi dan alternatif untuk mencapai hasil
 Standar 5. PELAKSANAAN: perawat holistik melaksanakan tindakan dalam kemitraan
dengan orang sesuai dengan rencana yang diidentifikasi, meliputi koordinasi perawatan,
pendidikan dan promosi kesehatan, konsultasi, prekristif autoritas dan pengobatan
 Standar 6: EVALUASI: Perawat terdaftar holistik mengevaluasi kemajuan terhadap
pencapaian hasil sementara; mengakui dan menghormati terus sifat holistik dari proses
penyembuhan.
 Standar 7: KUALITAS PRAKTEK: Perawat holistik sistematis meningkatkan kualitas dan
efektivitas praktik keperawatan holistik
 Standar 8: PENDIDIKAN: Perawat holistik mencapai pengetahuan dan kompetensi yang
mencerminkan praktik keperawatan saat ini.
 Standar 9: EVALUASI PRAKTEK PROFESIONAL: perawat holistik mengevaluasi
praktik keperawatannya sendiri dalam kaitannya dengan standar praktek profesional dan
pedoman, terkait undang-undang, dan peraturan. Praktek Perawat holistik terdaftar
mencerminkan penerapan pengetahuan, standar praktik, pedoman, undang-undang, dan
peraturan saat ini.
 Standar 10: KOLEGIALITAS: Perawat holistik berinteraksi dengan dan memberikan
kontribusi untuk pengembangan profesional rekan-rekan dan kolega.
 Standar 11: KERJA SAMA: Perawat terdaftar holistik bekerja sama dengan orang,
keluarga, dan lain-lain dalam melakukan praktek keperawatan holistik.
 Standar 12: ETIKA: Perawat holistik mengintegrasikan ketentuan etika di semua bidang
praktek.
 Standar 13: PENELITIAN: Perawat holistik mengintegrasikan penelitian dalam praktek.

3
 Standar 14: SUMBERDAYA PENGGUNAAN: Perawat holistik mempertimbangkan
faktor yang berhubungan dengan keamanan, efektivitas, biaya, dan dampak pada praktek
dalam perencanaan dan pemberian layanan keperawatan.
 Standar 15: KEPEMIMPINAN: Perawat holistik menyediakan kepemimpinan dalam
pengaturan praktek profesional dan profesi.
Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung,
koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya,
konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah
tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australiadengan lebih dahulu mengembangkan
kurikulum pendidikan . Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai
penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasi evidence-based practice.

Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik
pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis,
2002).Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi
komplementer juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan
dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan untuk
memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin diberikan termasuk
perawatan alternatif (Smith et al.,2004).

Aspek Legal Terapi Komplementer

Secara umum, hukum menentukan terapi komplementer atau alternatif sama dengan
ketentuan pelayanan kesehatan. Olehkarena itu, dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki izin praktek yang mengintegrasikan terapi komplementer dan alternatif ke dalam
pengobatan konvensional harus mengetahui bagaimana hukum dapat berlaku pada masalah
praktek, perizinan, dan malpraktik ketika prosedur dan intervensi telah dipertimbangkan untuk
menjadi terapi komplementer atau alternatif.

Terapi komplementer atau pengobatan alternatif telah diakui secara hukum di Indonesia,
berikut ini aspek legal terapi komplementer atau pengobatan alternatif :

4
1. Undang-undang 1945
a. Pasal 28A tentang “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
b. Pasal 28H (ayat 1) tentang “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan linkungan hidup yang baik
dansehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
c. Pasal 34 tentang “Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak ”.
2. keputusan Menkes RI No. 1076/Menkes/SK/VII/2003 yang mengakur tentang
Tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional. Keputusan Menkes
tersebutmenjelaskan cara-carauntuk mendapatkan izin praktek pengobatan
tradisional beserta syarat-syaratnya (Peraturan Mentri Kesehatan Repubik
Indonesia,2007).
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
“penyelenggaraan pengobatan komplementer–alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri pada
fasilitas pelayanan kesehatan. Pemberian pengobatan pada dasarnya harus aman,
bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan peraturan atau
ketentuan yang berlaku”.
4. Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatana.
a. Pasal 1 butir 16, tentang “pelayanan kesehatan tradisional adalah
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun – temurun secara empiris yang dapat
dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat”.
b. Pasal 48 tentang “pelayanan kesehatan tradisional”.
c. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang “pelayanan kesehatan tradisonal”.
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010
tentang “pedoman kriteria penetepan metode pengobatan komplementer – alternatif
yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan”.

5
6. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Pasal 30 ( Tugas dan wewenang ) ayat 2 menjelaskan Dalam menjalankan tugas
sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat,
Perawat berwenang
a. Melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat
keluarga dan kelompok masyarakat.
b. Menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat
e. Melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat
f. Melakukan rujukan kasus
g. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat
h. Melakukan pemberdayaan masyarakat
i. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
j. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
k. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
l. Mengelola kasus; dan
m. Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternative

Aspek Etik Terapi Komplementer


Etik merupakan landasan perilaku seseorang dalam memutuskan benar atau salah dalam
suatu tindakan atau perilaku Bioethics, Biomedical ethics,dan medical ethics adalah komponen
Etik yang memiliki hubungan erat dalam pelayanan kesehatan serta hubungan antara tenaga
kesehatan dan pasien.Dalam pelayanan keperawatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) menetapkan kode etik perawat yang selanjutnya diterapkan atau dilaksanakan oleh komisi
etik pelayanan keperawatan, sehingga hal ini akan mengarahkan seorang perawat dalam
menentukan keputusan benar atau salah asuhan keperawatan maupun perilaku seorang perawat
dari segi etik.
peraturan etik untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan secara khas ditemukan pada kode etik
asosiasi profesi masing-masing. Misalya,American Physical Therapy Association (APTA),
memiliki kumpulan pedoman etik bagi profesi terapis fisik dalam dua dokumen The Code of Ethics

6
menetapkan penentuan anggota terapis fisik dan Standards of Ethical Conduct for the Physical
Terapist Assistant menetapkan pedoman etik tingkah laku untuk bergabung sebagai anggota.
Dokumen tersebut menggambarkan empat asasdasar dari Biomedical Ethics yaitu beneficence,
nonmaleficence, autonomy, dan justice/keadilan (Deutsch & Anderson, 2008).

TERAPI HIPERBARIK OKSIGEN


A. PENGERTIAN
Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan
cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi, untuk
dihirup pasien. Terapi ini dilakukan di ruangan khusus yang dapat meningkatkan tekanan udara
hingga tiga kali tekanan atmosfer normal. Peningkatan tekanan udara di dalam ruangan
hiperbarik ini menyebabkan paru-paru pasien menyerap oksigen lebih banyak dari biasanya,
sehingga dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit.
B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya terapi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan tubuh dan sel
darah putih dalam melawan infeksi, mengurangi pembengkakan, dan merangsang proses
penyembuhan luka.
C. MANFAAT
Terapi hiperbarik umumnya digunakan untuk mengobati penyakit dekompresi yang
biasanya dialami oleh para penyelam bawah laut. Namun belakangan ini, terapi hiperbarik
juga kerap dipakai sebagai pengobatan tambahan untuk mengatasi berbagai penyakit.
Berikut adalah beberapa penyakit atau kondisi medis yang bissa diobati dengan terapi
hiperbarik:
 Anemia
 Luka bakar
 Keracunan karbon monoksida
 Cedera akibat terapi radiasi
 Infeksi pada otot dan tulang (osteomielitis)
 Abses otak
 Infeksi jaringan otot atau gas gangren
 Proses pemulihan setelah cangkok kulit
 Luka yang tidak kunjung sembuh, seperti ulkus kaki diabetik
 Kehilangan pendengaran tiba-tiba

7
 Kehilangan penglihatan secara tiba-tiba dan tanpa rasa sakit

D. RISIKO DAN EFEK SAMPING


Terapi hiperbarik memiliki beberapa risiko dan efek samping yaitu:
 Gangguan penglihatan sementara yang disebabkan oleh adanya perubahan pada lensa
mata.
 Cedera pada telinga bagian tengah, termasuk resiko gendang telinga pecah akibat
meningkatnya tekanan udara.
 Pneumothorax yang disebabkan oleh perubahan tekanan udara.
 Kejang, akibat terlalu banyak oksigen dalam sistem saraf pusat.
 Oksigen murni yang ada di ruang terapi hiperbarik juga mudah terbakar dan meledak
bila terkena percikan api .

DAFTAR PUSTAKA
Lindquist, R., Snyder, M., & Tracy, mary fran. (2014).Complementary & Alternative Therapies
in Nursing .New York: Springer Publishing company,LLC.

Snyder, M. & Lindquist, R. (2002).Complementary/alternative therapies innursing. 4th ed. New


York: Springer.

Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to advanced skills.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Deutsch, J, E. (2008). Complementary Therapies for Physical Therapy. Missouri:Mosby Inc.

Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional.

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.1109/MENKES/PER/IX/2007.


8
Penyelenggaraan Pengobatan Terapi Komplementer- Alternatif diFasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Academia.edu. Aspek Legal Etik Teraphy Komplementer. Aspek Legal Etik Teraphy
Komplementer, 25 Agustus 2019 [diakses 20 Januari 2020].
Tersedia dari
https://www.academia.edu/40167528/ASPEK_LEGAL_ETIK_teraphy_komplementer20
190825_52286_tmjfku
Alodokter. 2018. Ketahui Apa Itu Terapi Oksigen Hiperbarik.
https://www.alodokter.com/terapi-hiperbarik-ketahui-semua-manfaat-dan-efek-
sampingnya-di-sini/ (diakses 20 Januari 2020)

Alodokter. 2019. Terapi Hiperbarik, Ketahui Semua Manfaat dan Efek Sampingnya Di Sini
https://www.alodokter.com/terapi-hiperbarik-ketahui-semua-manfaat-dan-efek-sampingnya-di-
sini (diakses 20 Januari 2020)

Anda mungkin juga menyukai