Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN AGAMA TENTANG

PERAWATAN PALIATIF
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa
dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara
meringankan  penderita dari rasa sakit melalui
identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik
fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health
Organization (WHO), 2016)
Pelayanan perawatan paliatif memerlukan keterampilan
dalam mengelola komplikasi penyakit dan pengobatan,
mengelola rasa sakit dan gejala lain, memberikan perawatan
psikososial bagi pasien dan keluarga, dan merawat saat
sekarat dan berduka (Matzo & Sherman, 2015).
Penyakit dengan perawatan paliatif merupakan penyakit
yang sulit atau sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan
paliatif ini bersifat meningkatkan kualitas hidup
(WHO,2016).
Perawatan paliatif meliputi manajemen nyeri dan gejala;
dukungan psikososial, emosional, dukungan spiritual; dan
kondisi hidup nyaman dengan perawatan yang tepat, baik
dirumah, rumah sakit atau tempat lain sesuai pilihan
pasien.
Peran Spiritual Dalam Paliative
Care

Sbg pencegahan penyakit


Sbg mekanisme koping
Sbgi kekuatan dan dukungan
Sbg hiburan dalam ketekunan beragama
Meningkatkan perasaan optimis dan
kesan positif
Meningkatkan imunitas shg
mempercepat penyembuhan (healing)
Faktor Yang Mempengaruhi
Spiritualitas
Tahap perkembangan
Keluarga
Budaya
Agama
Pengalaman hidup
Krisis dan perubahan
Terpisah dari ikatan spiritual
Isu moral terkait dengan terapi
Askep yg tidak sesuai
Tahap Perkembangan dlm spiritualitas:
1. Pada masa anak-anak, spiritualitas pada masa ini belum
bermakna pada dirinya. Spitualitas didasarkan pada perilaku
yang didapat yaitu melalui interaksi dengan orang lain sepert
keluarga. Pada masa ini, anak-anak belum mempunyai
pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan
mengikuti ritual atau meniru orang lain.
2. Pada masa remaja, spiritualitas pada masa ini sudah mulai
pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritualitas
seperti keinginan melalui berdoa kepada Tuhan, yang berarti
sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan
atau kepercayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritualitas
tidak terpenuhi, akan menimbulkan kekecewaan.
3. Pada masa dewasa awal, spiritualitas pada masa ini adanya
 pencarian kepercayaan diri, diawali dengan proses pernyataan
akan keyakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara
kognitif sebagai bentuk yang tepat untuk mempercayainya.
Pada masa ini,  pemikiran sudah bersifat rasional. Segala
pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab dan
timbul perasaan akan  penghargaan terhadap kepercayaan.
4. Pada masa dewasa pertengahan dan lansia, spiritualitas pada
masa ini yaitu semakin kuatnya kepercayaan diri yang dimiliki
dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan
yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.
Perkembangan spiritualitas pada tahap ini lebih matang
sehingga membuat individu mampu untuk mengatasi
masalah dan menghadapi kenyataan.
Spiritualitas juga diartikan sebagai pemahaman dari
jawaban untuk tujuan akhir hidup yang dicari oleh
seseorang dan berkaitan dengan makna, hubungan
suci atau tersenden yang memimpin dan berkembang
dari ritual keagaman atau bentukan dari komunitas
(King & Koenig; Yusuf, et al, 2016)
Spiritualitas merupakan suatu kekuatan yang
menyatakan intisari seseorang yang meresap kedalam
seluruh kehidupan, serta bermanifestasi pada diri,
pemahaman, dan tindakan seseorang serta
keterhubungan dengan diri sendiri, orang lain, alam,
dan Tuhan (Campbell, 2013).
Totalitas spiritualitas seseorang menurut Yusuf et
al (2016) akan tampak dalam domain berikut:
1. Mystery merupakan suatu hal yang dipahami dan menjelaskan
tentang kejadian yang akan terjadi setelah kehidupan ini. Nilai
spiritualitas dalam hal ini muncul dari kepercayaan akan
penilaian kualitas perilaku dalam kehidupan untuk kehidupan
akhirat. Pemahaman dimana kehidupan didunia hanya
sementara dan kehidupan akhirat akan kekal selamanya.
2. Love atau cinta merupakan bahan bakar dari nilai spiritual
yang menjadi sumber dari segala kehidupan. Cinta termasuk
dalam dimensi cinta diri sendiri, cinta untuk orang lain, cinta
kepada Rosulullah dengan kehidupan rohaniah dan cinta
kepada seluruh aspek kehidupan.
3. Suffering atau penderitaan terjadi karena berbagai
masalah seperti masalah fisik, mental, emosional
dan spiritual.
4. Hope merupakan energi spirit untuk mengantisipasi
hal yang akan terjadi kemudian dan bagaimana cara
agar menjadi lebih baik. Ini merupakan makna dari
spiritualitas dan harapan yang positif, spiritual well-
being, nilai keagamaan dan perasaan positif lainnya.
5. Forgiveness atau sikap memaafkan adalah
kebutuhan yang mendalam dan hal yang sangat
diharapkan untuk dilaksanakan oleh seseorang. Hal
ini memerlukan keyakinan yang besar bahwa Tuhan
Maha Pemaaf.
6. Peace and Peacemaking merupakan cita-cita hidup yang
tidak dapat dipisahkan dari keadilan yang melekat pada
diri seseorang dan merupakan pencapaian spiritualitas
yang besar.
7. Grace berkaitan dengan rasa bersyukur atau
berterimakasih terhadap kenikmatan dan segala yang
telah diberikan oleh Tuhan. Hal ini merupakan indikator
dari keimanan dan pengakuan atas kebesaran Tuhan.
8. Prayer merupakan bentuk usaha dan permohonan
kepada Tuhan untuk memberikan kebaikan, keberkahan,
jalan keluar dari kesulitan dan lain-lain. Berdoa adalah
insting manusia yang terdalam dan bentuk dari ekspresi
spiritualitas manusia serta kepercayaan yang tinggi
terhadap Tuhan Yang Maha Mengatur semua kehidupan.
Penilaian spiritualitas dalam perawatan
paliatif
Palliative Care Outcome Scale
the Ironson Woods Spirituality/Religiousness Index
Short Form,
the World Health Organization’s Quality of Life
Measure Spiritual Religious and Personal Beliefs,
the Spiritual Needs Assesment for Patients , the
Functional Assessment of Chronic Illness, Therapy-
Spiritual Well Being (FACIT-Sp)

(Benito, et al., 2014)


Agama
Agama sangat mempengaruhi spiritualitas individu.
Agama merupakan suatu sistem keyakinan dan ibadah
yang dipraktikkan individu dalam pemenuhan
spiritualitas individu. Agama merupakan cara dalam
pemeliharaan hidup terhadap segala aspek kehidupan.
Agama berperan sebagai sumber kekuatan dan
kesejahteraan pada individu.
Konsep spiritualitas dalam agama Islam berhubungan
langsung dengan Al Quran dan Sunnah Nabi. Al Quran
maupun sunnah Nabi mengajarkan beragam cara untuk
meraih kehidupan spiritual.
Patrice Richardson (2014)
DOI:10.3978/j.issn.2224-5820.2014.07.05
 Kematian menjadi lebih rumit, penuh dengan keputusan tentang perawatan
yang tepat dan kapan harus menahan atau menarik perawatan.
 Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa memiliki kebutuhan spiritual yang tidak
ditangani secara memadai oleh penyedia layanan kesehatan mereka.
 Filosofi dan praktik perawatan paliatif beroperasi berdasarkan pemahaman
tentang perawatan orang secara keseluruhan, tercermin dalam pendekatan
muli-dimensi dari model biopsikososial. Seseorang tidak dapat memberikan
perawatan orang seutuhnya tanpa mempertimbangkan kebutuhan spiritual
yang relevan yang dimiliki oleh pasien dengan penyakit serius.
 Merekomendasikan penggunaan alat terstandarisasi sedapat mungkin untuk
menilai kebutuhan spiritual; rujukan ke anggota tim interdisipliner yang
memiliki keahlian khusus dalam menangani masalah eksistensial dan spiritual,
dan memulai kontak dan komunikasi dengan penyedia spiritual komunitas
seperti yang diminta oleh pasien dan keluarga mereka.

Anda mungkin juga menyukai