Anda di halaman 1dari 40

6.

Manifestasi Klinis
a.
b.
c.
d.
e.

Nyeri tumpul pada abdomen


Perasaan penuh pada abdomen
Mual dan muntah
Ikterus
Anoreksia (penurunan nafsu makan) keengganan terhadap

makanan tertentu
f. Apabila tumor menyumbat saluran empedu, maka terjadi
hipertensi porta dan asites. Ikterus akan memburuk dan dapat
timbul nyeri kolik
g. Hepatomegali (Baughman, C. Diane, Hackley, C. Joann,
2000).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Darah
1)

Pemeriksaan

bilirubin

aminotransferase(AST),fosfatase

total,asparat

alkali,albumin

dan

waktu protombin menunjukkan hasil yang konsisten


dengan sirosis
b. Alpha-fetoprotein (AFP) meningkat pada 75% kasus.
c. Radiografi
1) Foto

toraks,dilakukan

untuk

mendeteksi

adanya

metastasi paru.
2) CT

sacan,dilakukan

untuk

pasien

hepatocelluler

carcinoma karena meningkatnya AVP.Setiap tes memiliki


70-85% kesempatan untuk menemukan lesisoliter.CT

scan konpensional meningkatkan jumlah nodul tumor


yang

terdeteksi.Sayangnya,dalam

sirosis

nodular

hati,kepekaan CT scan untuk mendeteksi hepatocelluler


carcinoma rendah.CT scan memiliki mamfaat dalam
mendeteksi penyakit ekstra hepatic terutama limfa
denopati.
3) MRI dapat mendeteksi lesi lebih kecil dan juga dapat
digunakan

untuk

menentukan

aliran

dalam

vena

portal.Sensitivitas MRI secara keseluruhan dianggap


mirip dengan triphasic CT scan.Namun,pada pasien
dengan sirosis nodular hati MRI telah terbukti memiliki
sensitivitas dan spesivitas yang lebih baik.Biaya tinggi
dan membatasi akses ke MRI membuatnya digunakan
secara luas terbatas.
d. USG untuk mencari tanda-tanda sirosis dalam atau pada
permukaan hati.Sensivitas USG untuk mendeteksi nodul kecil
rendah.
e.

Biopsi,sering diperlukan untuk membuat diagnosis.Secara


umum core biopsi lebih disukai dari biopsi jarum halus.Biopsi
umumnya diperoleh melalui perkutaneus dibawah bimbingan
ultrasonographic

atau

CT

scan.Sebelum

mendapatkan

biopsi,paracintesis volume besar mungkin berguna pada pasien


dengan asites massif,selain itu transfuse trombosit mungkin

10

diperlukan pada pasien dengan sirosis dengan trombositopenia


berat(<50.000).Risiko pendarahan tidak berkorelasi dengan
peningkatan dalam waktu prothrombin(Collier,1998).

8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non pembedahan
1) Terapi radiasi
a) Suntikan antobodi intravena yang secara
khusus menyerang antigen yang berkaitan
dengan tumor.
b) Penempatan perkutan sumber beritensitas
tinggi untuk terapi radiasi intertisial
2) Kemoterapi
a) Kemoterapi sistemik dan infuse regional
yang digunakan untuk pemberian preparat
antineoplastik
b) Suatu pompa yang dapat ditanam digunakan
untuk

pemberian

kemoterapi

dengan

konsentrasi tinggi ke hepar melalui arteri


hepatis
3) Drainase Bilier Perkutan
a) Digunakan untuk mem- bypass duktus yang
tersumbat

melalui

hepar.

Duktus

pankreatikus, atau duktus bilier pada pasien


dengan tumor yang tidak dapat dioperasi

11

b) Komplikasi

termasuk

sepsis,

kebocoran

empedu, hemoragi dan reobstruksi sistem


bilier
c) Amati

pasien

terhadap

demam

dan

menggigil, drainase empedu disekitar kateter,


perubahan dalam tanda- tanda vital, dan
adanya bukti- bukti obstruksi bilier, termasuk
peningkatan nyeri atau tekanan, pruritus dan
kekambuhan ikterik
4) Modalitas pengobatan non pembedahan lainnya
a) Hipertermia: pemanasan diarahkan pada
tumor

untuk

sementara

membuat
masih

nekrotik

tumor

memungkinkan

penyelamatan jaringan yang normal.


b) Bedah beku (cryosurgery) dan terapi laser
merupakan

modalitas

pengobatan

yang

terbaru.
c) Embolisasi aliran darah arteri ke tumor,
efektif pada tumor yang kecil.
d) Immunoterapi: limfosit dengan reaktivitas
antitumor diberikan pada pasien
b. Penatalaksanaan Pembedahan
Lobektomi hepatic dapat dilakukan jika tumor
hepatik primer adalah setempat atau jika tempat primer
dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapat
dibatasi. Dengan kemampuan pada kapasitas regenerasi sel-

12

sel hepar, 90% hepar telah dapat diangkat dengan berhasil.


Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan dari
hepar untuk beregenerasi.
1) Persiapan dan evaluasi preoperative
a) Evaluasi dan arahkan kebutuhan- kebutuhan
nutrisi, cairan, emosional dan fisik pasien pada
pembedahan
b) Siapkan traktus intestinal dengan katartik, irigasi
kolonik dan antobiotik intestinal
2) Transplantasi hepar untuk mengobati tumor hepar
a) Pengangkatan hepar dan menggantikannya dengan
donor hepar yang sehat telah menunjukkan
keberhasilan
b) Kekambuhan malignasi hepar primer setelah
transplantasi adalah 80- 85%, dianjurkan bahwa
pasien harus diobati dengan kemoterapi sistemik
atau terapi radiasi sejalan dengan tranplantasi hepar
(Baughman, C. Diane, Hackley, C. Joann, 2000).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala

: kelemahan dan/atau keletihan.


13

Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan


tidur

pada

malam

hari;adanya

faktor-faktor

yang

mempengaruhi tidur misalnya,nyeri,ansietas,berkeringat


malam.
Keterbatasan partisipasi dalam hobby,latihan.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan,tingkat stress tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala
: palpitasi,nyeri dada pada pengerahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
c. Integritas
Gejala
: faktor stress ( keuangan,pekerjaan,perubahan peran ) dan
cara

mengatasi

alcohol,menundah

stress

(mis.merokok,minum

mencari

pengobatan,keyakinan

religious/spiritual ).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan mis;
alopesia,lesicacat,pembedahan.
Menyakal diagnosis,perasaan tidak berdaya,putus asa,tidak
mampu,tidak

bermakna,rasa

bersalah,kehilangan

control,depresi.
Tanda
: menyangkal,menarik diri,marah.
d. Eliminasi
Gejala
: perubahan pada pola defekasi mis; darah pada feses,nyeri
pada defekasi.
Perubahan pada eliminasi urinarius mis;nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih,hematuria,sering berkemih.
Tanda
: perubahan pada bising usus,distensi abdomen
e. Makanan/ Cairan
Gejala

:kebiasaan

diet

buruk

(mis;

rendah

serat,tinggi

lemak,aditif,bahan pengawet).

14

Anoreksia,mual/muntah.
Intoleransi makanan.
Perubahan pada berat badan;penurunan berat badan
hebat,kakeksia,berkurangnya massa otot.
Tanda
: perubahan pada kelembaban/turgor kulit;edema.
f. Neurosensori
Gejala
: pusing;sinkope.
g. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala
: tidak ada nyeri tau derajat bervariasi

mis

ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat ( dihubungan


dengan proses penyakit )
h. Pernapasan
Gejala
: merokok ( tembakau,mariyuana,hidup dengan seseorang
yang merokok ).
Pemajanan asbes.
i. Keamanan
Gejala
: pemajanan pada kimia toksik,karsinogen.
Pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda
: demam.
Ruam kulit,ulserasi.
j. Seksualitas
Gejala
: masalah seksual mis;dampak pada hubungan,perubahan
pada tingkat kepuasan.
Nulikgravida lebih besar dari usia 30 tahun.
Multigravida,pasangan seks multiple,aktivitas

seksual

dini.hepes genetal
k. Interaksi Sosial
Gejala
: ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan
dirumah,dukungan,atau bantuan).
Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
2. Diagnosa Keperawatan
(Judith M Wilkinson, 2011) Diagnosa keperawatan ca hepar
a. Aktual/risiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan kemampuan batuk menurun, nyeri pasca bedah
b. Risiko tinggi injuri berhubungan dengan anemia, trombositopenia,
leucopenia,

gangguan

mekanisme

pembekuan

darah,

hepatik

15

ensefalopati, penurunan kesadaran, perdarahan gastroentestinal dan


pasca prosedur bedah hati
c. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon
pembedahan
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan cepat lelah, kelemahan fisik
umum sekunder dari perubahan metabolisme sistemik
e. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entre luka
pasca bedah, kecemasan pasien dan keluarga berhubungan dengan
prognosis penyakit, rencana pembedahan, krisis situasi fase terminal
penyakit
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon sistemik gangguan
hepatik
3.

Intervensi Keperawatan
(Judith M Wilkinson, 2011) intervensi keperawatan ca hepar

No

Diagnosa

Keperawatan
(NANDA)
Aktual/risiko

Kriteria Hasil
(NOC)

Intervensi
Keperawatan (NIC)

1.Respon

Pengkajian

1.
ketidakefektifan alergik:sistemik:tingka 1.Pantau adanya pucat
bersihan jalan

t keparahan respon

dan sianosis

nafas

imun hipersensitif

2.Pantau efek obat pada

berhubungan

sistemik terhadap anti

status pernapasan

dengan

gen tertentu dari

3.Tentukan lokasi dan

kemampuan

lingkungan(eksogen)

luasnya krepitasi

batuk menurun,

2.Respon ventilsi

disangkar iga

nyeri pasca

mekanis :orang

4.Kaji kebutuhan insersi

16

bedah

dewasa:pertukaran

jalan napas

alveolar dan perfusi

5.Pemantauan

jaringan yang dibantu

pernapasan (NIC)

oleh ventilasi

a.Pantau

mekanis.

kecepatan,irama,kedalam

3.Respon penyapihan

an dan upaya pernapasan

ventilasi

b.Perhatikan pergerakan

mekanik:orang

dada,amati

dewasa:penyusaian

kesimetrisan,penggunaan

sistem pernapasan dan

otot-otot bantu,serta

fisiologis terhadap

retraksi otot

proses pelepasa dari

supraklavikula dan

ventilasi mekanis

intercosta.

secara bertahap.

c.Pantau pernapasan

4.Status

yang berbunyi,seperti

pernapasan:kepatenan

mendengkur

jalan napas:jalur

d.Pantau pola

anapas

pernapasan:bradipnue,ta

tracheobronchial

cipnue,hiperventilasi,per

bersih dan terbuka

napasan

untuk pertukaran gas

kussmaul,pernapasan

5.Status

cheyne-stokes,dan

respirasi:ventilasi:perg pernapasan

17

erakan udara kedalam

apnestik,pernapasan biot

dan keluar paru

dan pola ataksik.

6.Status tanda

Penyuluhan untuk

vital:tingkat

pasien dan keluarga

suhu,nadi,pernapasan,

1.Ajarkan teknik otot

dan tekanan darah

efektif

dalam rentang

2.Informasikan kepada

normal.

pasien dan keluarga


bahwa tidak boleh
merokok didalam
ruangan
3.Instruksikan kepada
pasien dan keluarga
bahwa mereka harus
memberi tahu perawat
pada saat terjadi
ketidakefektifan pola
pernapasan.
Aktifitas Kolaboratif
1.Konsultasi dengan ahli
terapi pernapasan untuk
memastikan keadekuatan
fungsi ventilator

18

mekanik
2.Laporkan

perubahan

sensorik,bunyi
napas,pola
pernapasan,nilai
GDA,sputum,dan
sebagainya,jika

perlu

atau sesuai protocol.


Risiko tinggi

1.Perilaku keamanan

Pengkajian

injuri

personal:tindakan

1.Identifikasi faktor

berhubungan

individu dewasa untuk

lingkungan yang

dengan anemia,

mengembalikan

memungkinkan risiko

2.

trombositopenia perilaku yang

terjatuh (misalnya lantai

, leucopenia,

menyebabkan cedera

licin,karpet yang

gangguan

fisik.

sobek,anak tangga tanpa

mechanism

2.Keparahan cidera

pagar pengaman,jendela

pembekuan

fisik:keparahan cidera

dan kolam renang.

darah hepatik

akibat kecelakaan dan

Penyuluhan untuk

ensefalopatik,

trauma .

pasien dan keluarga

penurunan

3.Pengendalian

1.Berikan materi edukasi

kesadaran,

risiko:tindakan

yang berhubungan

perdarahan

individu untuk

dengan strategi dan

gastroentestinal

mencegah,menghilang

tindakan untuk

19

dan pasca

kan,atau mengurangi

prosedur bedah

ancaman kesehatan

hati

yang dapat

mencegah cidera.

dimodifikasi.
4.Lingkunagn rumah

yang aman:pengaturan
fisik untuk
meminimalkan faktor
lingkungan yang dapat
menyebabkan bahaya
atau cidera fisik

3.

dirumah.
1.Tingkat

Pengkajian

kenyamanan:tinkat

1.Minta pasien untuk

persepsi positif

menilai nyeri atau

terhadap kemudahan

ketidaknyamanan pada

fisik dan psikologis.

skala 0-10(0=tidak ada

2.Pengendalian

nyeri atau

nyeri:tindakan

ketidaknyamanan,10=ny

individu untuk

eri hebat).

mengendalikan nyeri.

2.Gunakan bagan alir

3.Tingkat

nyeri untuk memantau

nyeri:keparahan nyeri

peredaan nyeri oleh

yang dapat

analgesic dan

Nyeri
berhubungan
dengan
kerusakan
integritas
jaringan,respon
pembedahan.

20

diamatiatau

kemungkinan efek

dilaporkan.

sampingnya.
3.Kaji dampak
agama,budaya,kepercaya
an,dan lingkungan
terhadap nyeri dan
respon pasien.
4.Dalam mengkaji nyeri
pasien gunakan kata-kata
yang sesuai usia dan
tingkat perkembangan
pasien.
5.Manajemen
nyeri(NIC):
a. Lakukan pengkajian
nyeri yang komprehensif
meliputi
lokasi,karaktearistik,awit
an dan
durasi,frekuensi,kualitas,
intensitas atau keparahan
nyeri,dan faktor
presipitasinya.

21

b.Observasi isyarat non


verbal
ketidaknyamanan,khusu
nya pada mereka yang
tidak mampu
berkomunikasi efektif.
Penyuluhan untuk
pasien atau keluarga
1.Instruksikan pasien
untuk menginformasikan
kepada perawat jika
peredaan nyeri tidak
dapat dicapai.
2.Manajemen
nyeri(NIC)
a.Berikan informasi
tentang nyeri,seperti
penyebab nyeri,berapa
lama akan
berlangsung,dan
antisipasi
ketidaknyamanan akibat
prosedur.

22

Aktifitas Kolaboratif
1.Kelola nyeri pasca
bedah awal dengan
pemberian opiate yang
terjadwal
(misalnya,setiap 4 jam
selama 36 jam)atau
PCA.
2.Manajemen
nyeri(NIC)
a.Gunakan tindakan
pengendalian nyeri
sebelum nyeri menjadi
lebih berat.
b.Laporkan kepada
dokter jika tindakan
tidak berhasil atau jika
keluhan saat ini
merupakan perubahan
yang bermakna dari
pengalaman nyeri pasien
di masa lalu.

23

Intoleransi

1.Toleransi

Pengkajian

aktifitas

aktifitas:respons

1.Kaji tingkat

berhubungan

fisiologisterhadap

kemampuan

dengan cepat

gerakan yang

pasien,untuk berpindah

lemah,kelemah

memakan energy

dari tempat

an fisikumum

dalam aktifitas sehari-

tidur,berdiri,ambulasi,da

sekunder dari

hari

n melakukan AKS dan

perubahan

2.Ketahanan:kapasitas

AKSI.

metabolism

untuk menyelesaikan

2.Kaji respon

sistemik.

aktifitas

emosi,social,dan

3.Penghematan

spiritual terhadap

energy:tindakan

aktifitas.

individu untuk

3.Evaluasi motifasi dan

mengelolah energy

keinginan pasien untuk

untuk memulai dan

meningkatkan aktifitas.

menyelesaikan

Penyuluhan untuk

aktifitas

pasien dan keluarga

4.Energi

1.Penggunaan teknik

phisikomotorik:doron

napas terkontrol selama

gan dan energy

aktifitas,jika perlu.

individu untuk

2.Mengenali tanda dan

mempertahankan

gejala intoleransi

4.

24

aktifitas hidup sehari-

aktifitas,termasuk

hari,nutrisi,dan

kondisi yang perlu

keamanan personal.

dilaporkan kepada

5.Perawatan

dokter.

diri:aktifitas

3.Dampak intoleransi

kehidupan sehari-

aktifitas terhadap

hari(AKSI):kemampu

tanggung jawab peran

an untuk melakukan

dalam keluarga dan

tugas-tugas fisik yang

tempat.

paling dasar dan

4.Tindakan untuk

aktifitas perawatan

menghemat

pribadi secara mandiri

energy,sebagai

dengan atau tanpa alat

contoh:menyimpan alat

bantu.

atau benda yang sering


digunakan ditempat yang
mudah dijangkau.
5.Manajemen
nyeri(NIC):
a.Ajarkan kepada pasien
dan orang terdekat
tantang teknik perawatan
diri yang akan
meminimalkan

25

komsumsi
oksigen(misalnya,peman
tauan mandiri dan teknik
langka untuk melakukan
AKS)
b.Ajarkan tentang
pengaturan aktifitas dan
teknik manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan.
Aktifitas Kolaboratif
1.Berikan pengobatan
nyeri sebelum
aktifitas,apabila nyeri
merupakan salah satu
faktor penyebab
2.Kolaborasikan dengan
ahli terapi okupasi
fisik(misalnya,untuk
latihan ketahanan),atau
rekreasi untuk
merencanakan dan
memantau program

26

aktifitas,jiak perlu.
Risiko tinggi

1.keparahan infeksi :

Pengkajian

infeksi

tingkat keparahan

berhubungan

infeksi dan gejala

infeksi ( mis;suhu

dengan adanya

terkait.

tubuh,denyut

5.
1. Pantau tanda dan gejala

port de entre

jantung,drainase,pena

luka

mpilan

pascabedah

luka,sekresi,penampil
an urine,suhu
kulit,lesi
kulit,keletihan dan
malaise.
2. Kaji faktor yang dapat
meningkatkan
kerentanan terhadap
infeksi ( mis;usia
lanjut,usia kurang
dari 1 tahun,luluh
imun,dan malnutrisi).
3. Pantau hasil
laboratorium ( hitung
darah lengkap,hitung
granulosit

27

absolute,hitung
jenis,protein
serum,dan albumin.
4. Amati penampilan
praktik hygiene
personal untuk
perlindungan
terhadap infeksi.

Penuluhan untuk
pasien/ keluarga
1. Jelaskan kepada
pasien dan keluarga
mengapa sakit atau
terapi meningkatkan
risiko terhadap
infeksi.
2. Intruksikan untuk
menjaga hygiene
personal untuk
melindungi tubuh
terhadap infeksi
(mis:mencuci tangan)

28

3. Pengendalian infeksi
(NIC)
-ajarkan pasien teknik
mencuci tangan yang
benar.
-ajarkan kepada
pengunjung untuk
mencuci tangan
sewaktu masuk dan
meninggalkan
ruangan pasien.

Aktivitas Kolaboratif
1. Ikuti protocol intitusi
untuk melaporkan
suspek infeksi atau
kultur positif.
2. Pengendalian infeksi
(NIC); berikan terapi
antibiotic bilah
diperlukan.

29

6.

1.kesejateraan

Pengkajian

personal : tingkat

1. Peningkatan tidur

Gangguan pola
tidur
persepsi positif

(NIC) :

tentang status

-tentukan efek

kesehatan dan kondisi

samping pengobatan

kehidupan seseorang

terhadap pola tidur

berhubungan
dengan respon
sistemik
gangguan
pasien
hepatik

2. tidur : penghentian
-pantau pola tidur
kesadaran yang alami
pasien dan catat
dan tindak periodic
hubungan faktorketika

tubuh
faktor fisik

dipulihkan
(mis;apnea saat
tidur,sumbatan jalan
nafas,nyeri atau
ketidaknyamanan,dan
siring berkemih)atau
faktor-faktor
psikologis
(mis;ketakutan atau
ansietas)yang dapat
mengganggu pola
tidur pasien
Penuluhan untuk

30

pasien/ keluarga
1. Anjurkan untuk tidak
menggunakan pil
tidur yang dijual
bebas : jelaskan
bahwa pil tidur dapat
mengganggu kualitas
tidur,menyebabkan
ngantuk sepanjang
siang dan kehilangan
efektifitas setelah
beberapa
minggu;sarankan
pasien untuk
berkonsultasi dengan
dokter.
2. Peningkatan tidur
(NIC)
-ajarkan pasien untuk
menghindari
makanan dan minum
saat akan tidur yang
dapat mengganggu

31

tidur.
Aktivitas Kolaboratif
1. Diskusikan dengan
dokter tentang
perluhnya meninjau
program pengobatan
jika berpengaruh pada
pola tidur.
2. Rujuk ke klinik yang
mengatasi gangguan
tidur,jika diperlukan.
3. Peningkatan tidur
(NIC):dukung
penggunaan obat tidur
yang tidak
mengandung supresor
fase tidur REM

4. Evaluasi
a. Pola nafas klien efektif
b. Klien tidak mengalami injuri
c. Nyeri yang dirasakan klien berkurang
d. Klien mampu melakukan aktivitas sehari- hari
e. Klien tidak mengalami infeksi
f. Pemenuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi

32

BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny.A usia 58 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian perut
sebelah kiri. Klien datang melalui IGD pada jam 09.00 WIB tanggal 23 juli 2011.
Klien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan disertai mual sehingga tidak ada
nafsu makan,ini terlihat dengan BB pasien yang menurun sebanyak 2 kg.Klien
juga terlihat lemas dan mengalami kesulitan dalam beraktifitas.Klie mengatakan
nyeri nya seperti ditusuk-tusuk.Klien merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1) Biodata
Nama

: Ny A

Umur

: 58 tahun

Alamat

: ds. suranenggala

Pekerjaan

: Petani

Agama

: Islam

Suku / Bangsa

: Jawa / Indonesia

Status

: Kawin

Tanggal pengkajian

: 25 juli 2011

Dx. Medis

: Ca Hepar

33

b. Identitas Penanggung
Nama

:Tn.B

Umur

:60 tahun

Hubungan dengan pasien

:Suami

Suku/Bangsa

:Jawa/Indonesia

Agama

:Islam

Pendidikan

:S1

Pekerjaan

:PNS

c. Keluhan utama
1) Klien merasa nyeri pada bagian perut sebelah kiri.
a) Riwayat masuk RS
b) Klien datang melalui IGD pada jam 09.00 WIB
tanggal 23 juli 2011 dengan keluhan nyeri di bagian
perut sebelah kiri dengan skala 4, disertai mual
sehingga tidak nafsu makan, lemas, klien mengatakan
nyeri nya seperti ditusuk-tusuk, klien merasa nyeri
sejak 3 hari yang lalu.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
1) klien tidak pernah menderita penyakit tersebut.
e. Riwayat penyakit keluarga
1) Dari teluarga tidak ada yang menderita penyakit tersebut

34

2) Genogram

63

45

6
0

Keterangan :

58

2
5

= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
?
= Umur tidak diketahui
------ = Tinggal serumah
= Garis perkawinan
= Garis keturunan

1
9

f. Pemeriksaan fisik
1) Kepala

: Hematom (-), tidak ada tanda-tanda trauma atau


luka.

2)

Mata

: mata kanan kiri tampak simetris,konjungtiva ane


mis

3)

Telinga : pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan,


dan tidak ada serumen

4)

Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran, simetris

5)

Mulut & tenggorokan :


a) Bentuk mulut : simetris
b) Stomatitis

: tidak ada

35

c) Gigi

: tidak ada caries

d) Lidah

: kotor, bisa membedakan bermacam-macam

rasa (manis,asam,asin,pahit)
6)

Leher

: ada benjolan, tidak ada tanda-tanda trauma, tidak


ada pembesaran kelenjar limfonodi, tidak ada tanda
peradangan

7)

Bahu

: simestris

8)

Dada

: simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran

9)

Perut

: nyeri tekan pada perut bagian kiri, dengan skala 4

10) Genetalia dan Rektum


Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia
dan rectum
11) Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien
lemah dalam aktifitas. Turgor kulitnya keriput.
Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah
dalam melakukan aktifitas, tidak ada edema.

g. Pemeriksaan penunjang
Jenis pemeriksaan
Glukosa
Kreanin
Kolesterol
Lipoprotein
Trigliserida
Asam urat
Merkaptopurin

Hasil
50 mg/dl
0,4 mg/dl
240 mg/dl
300 mg/dl
25 mg/dl
2,8 mg/dl
200 mg/24 jam

Nilai normal
70-110 mg/dl
0,5-1,5 mg/dl
<200 mg/dl
400-800 mg/dl
40-190 mg/dl
2,8-6,8 mg/dl
250-500 mg/24 jam
36

Albumin

3,0 g/dl

3,5-5,0 g/dl

h. Analisa Data
No
1
Do :

Data

-klien tampak

Etiologi
Fungsi hepar

Masalah
Nutrisi kurang dari

terganggu

kebutuhan

lemah

-Klien tampak pucat Fungsi metabolic


-BB pasien

terganggu

menurun 2kg (bb


awal 59 kg)

Gangguan system

-klien anoreksia

pencernaan (mual)

-lila: <23,5 cm
Ds:
-klien

mengatakan

kurang nafsu makan


-terasa

mual

bila

makan
2

Ds:

Pembesaran hepar & Gangguan

-klien mengatakan

limpa

nyeri pada perut


bagian kiri

rasa

nyaman nyeri

Gerakan peristaltis

-klien mengatakan

nyerinya seperti

Nyeri
37

ditusuk-tusuk

Do:
-klien terlihat
meringis menahan
sakit
-Klien tampak
lemah
-skala nyeri 4
-TTV
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36C
P: 92x/mnt
3

Ds:

Intoleransi aktifitas

-klien mengeluh
lemas tidak bisa
melakukan aktivitas
seperti biasanya

Ca. Hepar

Anoreksia

Mual

Do:

-klien terlihat lemas


-kliem

terlihat

Tidak nafsu makan

38

dibantu

oleh

Nutrisi kurang dari

keluarganya dalam

kebutuhan

melakukan aktifitas

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

2. Diagnosa Keperawatan
a.

Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah dan anoreksia

b.

Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya pembesaran pada


daerah hepar

c. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik

3. Intervensi Keperawatan
No
1

Dx
nutrisi

Tujuan
Intervensi
Rasional
kurang Setelah dilakukan 1. kaji kasus nutrisi 1. Untuk

dari kebutuhan tindakan

klien

b.d

2.

anoreksia, keperawatan

mengetahui keadaan
Hidangkan

klien

mual, muntah

selama 1x24 dgn makanan dalam

2.

Dengan

Ditandai dgn:

criteria:

porsi kecil dan

memberikan makanan

Do :

-klien tidak

hangat

dalam

-klien tampak

mengeluh mual

3. Berikan makanan diharapkan

porsi

39

kecil
nutrisi

lemah

-nafsu makan

sedikitdalam

akan terpenuhi dan

-Klien tampak

klien meningkat

frekuensi sering

makanan yang hangat

pucat

4. Kolaborasi

dapat

-BB pasien

pemberiananti

nafsu makan klien

menurun 2kg

emetic (anti mual)

3.

menambah

Untuk

(bb awal 59 kg)

menghindarirasa

-klien anoreksia

mual

Ds:

4. mengurangi mual,

-klien

memenuhi kebutuhan,

mengatakan

membantudalam

kurang nafsu

proses pemyembuhan

makan
-terasa mual bila
makan
-lila: <23,5cm
2

Gangguan rasa Setelah dilakukan 1.latihklien


nyaman
b.d

nyeri tindakan
adanya keperawatan

pembesaran
pada

melakukan

1.

teknik

teknik dgn

nafas

relaksasi dgn nafas dapat

selama 1x24 jam, dalam

relaksasi
dalam

mengurangi

relaksasi nyeri

daerah rasa nyeri teratasi 2. Kaji sifat dan 2. untuk mengtahui

hepar.

dgn kriteria :

Ditandai

-klien

skala nyeri

keadaan nyeri yg di

merasa 3. alihkan perhatian rasakan

40

dengan:

sedikit nyaman

Ds:

-skala

-klien

berkurang

4.

mengatakan

menjadi 2

dokterutk pemberian 4.mengurangi

nyeri pada perut

klien thd nyeri dgn 3. dgn mengalihkan

nyeri ngobrol

perhatian klien tdk

kolaborasi dgn berfokus pd nyeri

analgetik

intabilitas,traktur

bagian kiri

gastrointestital,nyeri

-klien

serta gangguan rasa

mengatakan

nyamanpada

nyerinya seperti

abdomen

ditusuk-tusuk
Do:
-klien

terlihat

meringis
menahan sakit
-Klien

tampak

lemah
-TTV
T:140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36C
P: 92x/mnt

41

Intoleransi
aktifitas

Setelah dilakukan
b.d tindakan

1.

kaji

aktivitas 1.mengetahui

klien

kebutuhan

aktivitas

kelemahan fisik

keperawatan

2. Sediakan waktu klien

Ditandai dgn:

selama 1x24

istirahat yang cukup

Ds:

jam,aktifitas

3. bantu klien dalam memberikan

-klien mengeluh

terpenuhi dgn

beraktivitas

lemas tidak bisa

criteria:

beraktivitas

melakukan

-klien Dapat

dan dapat membantu

aktivitas seperti

melakukan

proses penyembuhan

biasanya

aktivitas sesuai

3. dgn bantuan

Do:

kemampuan

perawat/keluarga

-klien terlihat

tubuh.

aktivitas klien

lemas

-klien tidak

memiliki sedikit

-kliem terlihat

mengeluh

resiko injuri

dibantu oleh

lemah

2.

istirahat

yang

dalam
melakukan
aktifitas

4. Implementasi Keperawatan

Tanggal &

Implementasi

energy

cukup untuk

keluarganya

No

akan

Evaluasi

42

ringan

waktu
25-06-2011

T:

mendiskusikan

jenis Tanggal : 25-6-2011

1.
makanan yg disukai

Jam :19:30 WIB

09:00 WIB
R:-klien menyukai nasi,sayur,
S:

bubur ayam

klien

mengatakan

-klien mengatakan kurang suka berkurang,


terhadap

makanan

nafsu

mual
makan

yang meningkat

disajikan RS
O: klien menghabiskan 1 porsi
T: menghidangkan makanan makanan yang disajikan
dalam porsi kecil dan hangat
R: klien hanya menghabiskan A: masalah belum teratasi
porsi makanan yg disediakan
P:

lanjutkan

T: Menganjurkan pada klien kolaborasi


utk makan sedikit tapi sering

intervensi
dgn

pemberian analgetik

R: klien mengerti dan mau


melakukannya

T:

melakukan

hasil

kolaborasi:memberikan injeksi
obat mual
R: Klien mau diberikan obat

43

4:

dokterutk

26-6-2011

T: melatih klien melakukan Tanggal : 26-6-2011

2.
teknik relaksasi nafas dalam

Jam: 19:30 WIB

08:00 WIB
R: klien mengerti dan mau
melakukan

relaksasi

nafas S: klien mengatakan nyeri pada

dalam

abdomen bagian kiri berkurang

T: mengkaji sifat dan skala O: -klien tampak bisa duduk


nyeri

-skala nyeri 2

R:

-klien tidak terlihat meringis

-sifat nyeri tekan seperti

ditusuk

A: masalah belum teratasi

-skala nyeri 4 (nyeri

P: lanjutkan intervensi 3 dan 4:

mengganggu)

- alihkan perhatian klien thd nyeri


dgn ngobrol

T: menganjurkan kpd klien utk mengalihkan


cara

perhatian

banyak

keluarga

ngobrol

ataupun

kolaborasi

dgn

dgn pemberian analgetik


dgn
dgn

penunggu pasien yg lainnya,


supaya tdk berfokus pd nyeri
R:

klien

mengatakan

mau

melakukan sambil tersenyum

44

dokterutk

T: kolaborasi dgn dokter untuk


pemberian obat anti nyeri
R: klien mau diberikan obat
lewat selang infuse
-tidak da efek samping yang
disarankan

misalnya

alergi,

mengantuk dan pusing

27-6-2011

T: menganjurkan untuk lebih Tanggal : 27-6-2011

3.
banyak beraktivitas

Jam : 20:00 WIB

09:00 WIB
R: klien tampak tidur
S: -klien mengatakan lebih mudah
T:menyediakan waktu istirahat beraktivitas
yang cukup

karena

dibantu

keluarga

R: mata klien tdk terlihat -klien menyatakan tubuhnya tdk


kemerahan dan lesu

T:

membantu

klien

merasakan lemas yang berlebihan

dlm O: -klien tdk mengalami injuri

beraktivitas (libatkan keluarga)

selama melakukan aktivitas


-klien mulai bisa beraktivitas

R: klien tdk mengalami injuri


secara

bertahap

dgn

selama melakukan aktivitas


perawat atau keluarga

45

bantuan

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1: kaji


aktivitas klien

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Ca Hepar adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari
sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor
jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang
pada jaringan hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia,
diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari
tomur-tomur ganas lainnya.
Ca Hepar disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B kronis
apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang
disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu,
masalah penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit
hepatitis B dan hepatitis C

46

Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan


tingginya kasus hepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini
penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah
penyebab kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang
terinfeksi di seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien
dengan infeksi hepatiatis B kronik.
Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis
B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah penduduk.
Pengobatan yang biasa dilakukan untuk pasien dengan Ca Hati antara lain
yaitu Transplantasi, Terapi radiasi, Kemoterapi, Kemoembolisasi, Terapi
gen, Cryotherapy, Ablasi radiofrekuensi, dan Pembedahan.
B. Saran
Disarankan untuk ssemua masyarakat, bahwa penyakit kanker hati
ini tidak mengenal umur, yang bias terjadi pada ank anak, remaja, dewasa
maupun lansia. Jadi kita sebagai masyarakat jangan pernah mendekati
factor resiko, misalnya tidur terlalu malam dan bagung terlalu siang, lalu
makan tidak teratur. Mulai sekarang tanamkan dalam diri kita bahwa
bahwa sehat itu penting.

47

DAFTAR PUSTAKA
Baughman, C. Diane, Hackley, C. Joann. 2000. Keperawatan Medikal Bedah.
EGC: Jakarta
Corwin, J. Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC: Jakarta
Muttaqin, Arif, Sari Kumala, 2011. Gangguan Gastroentestinal: Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika: Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan: diagnosis
NANDA, intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. EGC: Jakarta

48

Anda mungkin juga menyukai