Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI DI

RUANGAN MAWAR RSUD UNDATA PALU

DI SUSUN OLEH :

INDO NURJANNA
2021032039

CI INSTITUSI CI LAHAN

Dr. Surianto, S.Kep.,Ns.,M.P.H Nova Ningsih S.Kep.Ns


Nik.20080902007 Nip.198011232007012009

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
HEPATOMEGALI
1. Konsep Teoritis
A. Pengertian
Hepatomegali adalah penyakit yang diakibatkan oleh terjadinya
pembesaran ukuran organ hati yang melebihi ukuran normalnya
(Bruner, 2002)
Hepatomegali Pembesaran Hati  adalah pembesaran organ hati yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis,
demam tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver), penyakit
keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran
dari keganasan (metastasis) (Noer, 2002).
Hepatomegali merupakan nama lain dari pembesaran hati. Hal ini
terjadi ketika organ hati membengkak melebihi ukuran normal. Ini
bukan penyakit melainkan menjadi tanda dari berbagai macam penyakit
yang akan timbul, misalnya penyakit hati, gagal jantung kongestif, atau
kanker sekalipun (Carpenito, 2007 )
B. Etiologi
Penyebab hepatoma belum diketahui secara pasti, beberapa faktor
yang diduga penyebabnya adalah :
a. Kanker yang berasal dari hati itu sendiri.
b. Metastasis, kanker di hati yang berasal dari kanker di organ-organ
lain.
c. Penyakit hati alkoholik atau Alcoholic liver disease akibat
konsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya penumpukan lemak pada hati. Penyakit yang termasuk
dalam penyakit hati alkoholik antara lain hepatitis alkohol,
penyakit perlemakan hati alkoholik, dan sirosis.
d. Penyakit perlemakan hati nonalkoholik atau Non-alcoholic fatty
liver disease adalah gangguan pada proses metabolisme akibat pola
hidup tertentu.
e. Hepatitis A, B, C, D, atau E.
C. Patofisiologi
Tumor ganas primer ini berasal dari sel parenkim / epitel  saluran
empedu & mengalami sirosis hati khususnya jenis alkoholik &
postnekrotik. Pedoman dignostik yg paling penting adl terjadinya
kerusakan yg tidak dapat dijelaskan sebabnya & penderita sirosis hati
yg diikuti pembesaran hati mendadak. Tumor hati sering adl metastasis
tumor ganas dari tempat lain. (Sylvia Price, 1996).
Kanker hati biasanya dgn riwayat infeksi hepatitis B & C /
penyakit hati kronik misalnya sirosis & terpajan ke karsinogen–
karsinogen jenis cukup tinggi, termasuk aflatoksin yg diketemukan
pada kacang / jagung berjamur. Kanker hati primer dapat berasal dari
hepatosit (karsinoma hepatoseluler) / dari duktus ampedu. Kanker hati
sekunder timbul akibat metastasis kanker di bagian tubuh lain misalnya
usus & pankreas yg mengalirkan darahnya ke hati melalui vena porta.
Kanker hati primer & sekunder sering bermetastasis keluar hati
terutama jantung & paru. Oleh aliran darah dari hati mula-mula
menyerang kedua organ tersebut. (Corwin, 2001)
D. Pathway

(Corwin, 2001)
E. Manifestasi Klinis
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika
pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut
atau perut terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa
terasa nyeri bila diraba. Tanda dan gejala yang lain berupa:
1. Umumnya tanpa keluhan
2. Pembesaran perut
3. Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas
4. Nyeri perut hebat, karena ruptur hepar
5. Ikterus
6. Sering disertai kista ginjal (Price, 2005)
F. Komplikasi
Orang yang hatinya rusak karena pembentukan jaringan parut (sirosis),
bisa menunjukkan sedikit gejala atau gambaran dari hepatomegali.
Beberapa diantaranya mungkin juga mengalami komplikasi, yaitu:
1. hipertensi portal dengan pembesaran limpa
2. asites (pengumpulan cairan dalam rongga perut)
3. gagal ginjal sebagai akibat dari gagal hati (sindroma hepatorenalis)
4. kebingungan (gejala utama dari ensefalopati hepatikum) atau
5. kanker hati (hepatoma) (Smelter, 2006)
G. Pemeriksaan Penunjang
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama
pemeriksaan fisik. Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh
hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan
awal dari saluran empedu. Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak
teratur, jika penyebabnya adalah sirosis. Benjolan yang nyata biasanya
diduga suatu kanker. Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk
membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
a. Pemeriksaan radiologi
1. Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan
tekanan portal.
2. Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat
perubahan ukuran hati.
3. Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan
pankreas.
4. Laparoskopi :  Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus
kanan dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
5. Biobsi hati :  Menentukan perubahan anatomis pada jaringan
hati
6. Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ
abdomen.
b. Pemeriksaan Laboraturium
Uji Normal Makna klinis
Bilirubin serum Meningkat bila terjadi gangguan
0,1-0,3 mg/dl
terkonjugasi ekskresi bilirubin terkonjugasi.
Bilirubin serum
0,2-0,7 mg/dl Meningkat pada hemolitik.
tak terkonjugasi
Bilirubin serum Meningkat pada penyakit
0,3-1,0 mg/dl
total hepatoseluler.
Urobilinogen 1,0-3,5 Berkurang pada gangguan ekskresi
urine mg/24jam empedu, gangguan hati.
Enzim SGOT 5-35 unit/ml Meningkat pada kerusakan hati.
Enzim SGPT 5-35 unit/ml Meningkat pada kerusakan hati
200-450
Enzim LDH Meningkat pada kerusakan hati
unit/ml

H. Penatalaksanaan
1. Non Pembedahan
a. Terapi Radiasi
1. Suntikan antibodi intravena secara khusus menyerang
antigen yg berkaitan dgn adanya tumor.
2.  Penempatan perkutan sumber berintensitas cukup tinggi
untuk terapi radiasi.
b.  Kemoterapi
1. Kemoterapi sistemik & infus regional yg digunakan untuk
pemberian preparat antineoplastik.
2.  Suatu pompa yg dapat ditanam, digunakan untuk
pemberian kemoterapi dgn konsentrasi cukup tinggi ke
hepar melalui arteri hepatika.

c. Drainase Bilier Perkutan


Digunakan untuk membupase duktus yg tersumbat melalui
hepar.
2. Pembedahan
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik
primer adl setempat / jika tempat primer dapat dieksisi secara
keseluruhan & metastasis dapat dibatasi. Dgn kemampuan pada
kapasitas regenerasi sel hepar, 90 % hepar telah dapat diangkat dgn
berhasil. Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan
dari hepar untuk regenerasi. (Boghman, 2000).

2. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan individu. Dalam hal ini yang perlu dikaji pada pasien berupa:

a. Biodata yang terdiri dari identitas pasien dan penanggung jawab.


b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat  kesehatan sekarang meliputi beberapa informasi seperti
tanggal dan cara (tiba-tiba, bertahap) dimana terjadi masalah,
manifestasi masalah, gejala yang timbul seperti nyeri, perubahan
biasa buang air besar, perubahan nutrisi, sejalan dengan lokasi dan
penyebaran (jika nyeri), kualitas, keparahan dan durasi. Pada kasus
penyakit hati, pengkajian keperawatan awitan gejala dan riwayat
faktor khususnya penggunaan alkohol dalam jangka waktu lama dan
jumlahnya, riwayat kontak dengan zat-zat toksik ditempat kerja atau
selama melakukan aktivitas, rekreasi pejanan dengan obat-obat
potensial bersifat hepatotoksik atau distensi abdomen,metaorismus,
perdarahan gastrointestinal, memar.
2. Riwayat kesehatan dahulu diperoleh dari pengkajian apakah pasien
pernah opname dirumah sakit dan saat usia berapa pasien menderita
penyakit tersebut. Apakah pasien juga riwayat kontak dengan zat-zat
toksik dan pejanan dengan obat-obat bersifathepatotoksik atau obat
anestesi.
3. Riwayat kesehatan keluarga dikaji status kesehatan dan usia  dan
penyebab kematian keluarga dan juga ditanyakan untuk
mengidentifikasi penyakit yang mungkin diturunkan dan menular
atau berhubungan dengan lingkungan hidup.(Brunner & Suddarth,
2002)
c. Pengkajian Pola Fungsional
Dalam hal ini penulis menggunakan konsep fungsional menurut
Virginia Henderson (Harmer dan Henderson, 1955) mencakup seluruh
kebutuhan dasar seorang manusia, Handerson (1964), mendefinisikan
keperawatan sebagai membantu individu yang sakit dan sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang memiliki konstribusi terhadap kesehatan
dan penyembuhannya dimana individu tersebut mampu mengerjakannya
tanpa bantuan. Bila ia memiliki kekuatan dan pengetahuan yang
dibutuhkan dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan
kembali kemandirian secepat mungkin.
d. Pengkajian Fisik
Pada pengkajian fisik didapatkan pada abdomen terjadi
distensi abdomen, serta meteorismus (kembung), pendarahan
gastrointestinal, memar. Pada fokus pengkajian makanan dan cairan
terjadi gejala anoreksia, mual atau muntah sehingga terjadi penurunan
berat badan yang ditandai berat badan turun, perubahan kelembapan
turgor kulit, oedema, berkurangnya masa otot. Mata pada sklera terjadi
ikterus. Hal yang perlu di kaji :
1. Keadaan umum
Bagaimana keadaan umum klien, apakah letih, lemah atau sakit
perut
2. Tanda vital
Bagaimana suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah klien.

3. Kulit
Kaji warna kulit, intregritas kulit utuh/ tidak, turgor kulit kering/
tidak, apakah kulit teraba panas, keadaan turgor kulit apakah normal/
tidak.
4. Kepala
Bagaimana kebersihan kepala, rambut serta bentuk kepala apakah
ada kelainan, benjolan dan lesi pada kepala.
5. Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat atau tidak
6. Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/ tidak, scelra
imterik/tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan
dalam penglihatan.
7. Hidung
Bentuk hidung,keadaan bersih/ tidak,apakah ada sekret pada hidung
serta cairan yang keluar, ada sinus/ tidak da apakah ada gangguan
dalam penciuman.
8. Mulut
Bentuk mulut, membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/ tidak,
apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah,apakah ada gangguan dalam
menelan, dan apakah ada kesulitan untuk berbicara
9. Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah di temukan
distensi vena jugularis
10. Thoraks
Bagaimana bentuk dada simetris/ tidak,kaji pola pernapasan apkah
ada wheezing dan apakah ada gangguan dalam pernapasan.
11. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/tidak, apakah
terdapat nyeri tekan pada abdomen, apakah perut terasa
kembung,lakukan pemeiksaan bising usus, apakah terdapat nyeri
tekan, apakah terjadi peningkatan bising usus/ tidak.
12. Genetalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin. Pada
laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/ tidak. Pada wanita
lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia
mayora.
13. Ekstrimitas atas dan bawah
Lihat kesimetrisan antara kiri dan kanan, apakah ada kelemahan otot,
apakah terjadi trem0r, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
bentuk

3. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d intake yang tidak adekuat, mual, status
puasa/aspirasi nasogestrik.
2. Nyeri akut b/d  proses penyakit, imflamasi
3. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan masukan oral, mual, status puasa/aspirasi nasogestrik
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada perut kanan
atas dan punggung.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan.
4. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI Rasional


O
1 Devisit volume Fluid balance 1. Monitor status 1. Mengetahu
cairan b.d hidrasi tingkat hidrasi
intake yang Setelah dilakukan (kelembapan pasien
tidak adekuat. tindakan keperawatan membran 2. Ttv merupakan
selama ... x ... jam mukosa, turgor suatu acuan
diharapkan defisit kulit, CRT ) untuk melihat
volume cairan dapat 2. Monitor vital keadaan pasien
teratasi dengan kriteria: sign 3. Untuk
1. Mempertahankan 3. Brikan cairan menambah
urine output oral input/ cairan
sesuai dengan 4. Dorong tubuh pasien
usia dan BB . keluarga untuk agar tidak
2. TTV dalam membantu terjadinya
rentang normal pasien makan hidrasi.
3. Tidak ada tanda- 5. Kolaborasi 4. Untuk
tanda dengan dokter memenuhi
dehidrasi,elastis jika tanda input –pasien
turgor kulit baik, cairan berlebih 5. Dengan
lembab, tidak ada berkollaborasi
rasa haus yang dengan dokter
berlebihan agar
4. Intake oral dan mempermudah
intravena adekuat terapi apa yang
di berikan.

2. Nyeri akut b/d  Pain Level 1. Observasi TTV 1. TTV merupakan


proses Setelah dilakukan 2Ajarkan tentang suatu acuan
penyakit. perawatan .. x .. jam teknik non untuk megetahui
diharapkan nyeri pasien farmakologi: napas keadaan pasien
dapat berkurang dan dalam, relaksasi, 2. Untuk
menghilang dengan distraksi, kompres mengajarkan
kriteria hasil: hangat/ dingin. apabila nyeri
1. Tanda-tanda 3. Berikan informasi timbul supaya
vitaldalam tentang nyeri seperti pasien tampak
rentang normal. penyebab rileks
2. Mampu nyeri,berapa lama 3. Agar pasien
mengenali nyeri nyeri akan mengetahui nyeri
(skala, intensitas, berkurang dan yang di rasakan
frekuensi dan antisipasi pada saat itu.
tanda nyeri) ketidaknyamanan 4. Berkolaboraside
3. Pasien dari prosedur. ngan dokter
mengatakan 4. Kolaborasi dengan untuk
nyerinya hilang dokter dalam mempercepat
4. Nyeri berada pemberian terapi penyembuhan
pada skala 0-3 lainnya. pasien.

3 Perubahan Status gizi :Asupan gizi1 1. Untuk


status nutrisi Setelah dilakukan 1. .   – Observasi mengetahui
kurang dari tindakan keperawatan intake makanan keadaan dan
kebutuhan selama ... x ... jam dan minuman kebutuhan
tubuh diharapkan perubahan yang di konsumsi nutrisi pasien,
berhubungan status nutrisi kurang dari klien setiap hari. sehingga dapat
dengan kebutuhan tubuh dapat 14. Observasi diberikan
penurunan teratasi dengan kriteria: tanda-tanda vital tindakan dan
masukan oral, 1. Mencerna jumlah pengaturan diet
mual, status kalori/nutrien 3. 2. - Kaji status nutrisi yang adekuat.
puasa/aspirasi yang tepat pasien 2. Untuk
nasogestrik 2. Menunjukkan - Kaji penurunan mengetahui
tingkat energi nafsu makan status nutrisi
biasanya Klien. pasien sehingga
3. Berat badan stabil 1. Ukur tinggi dapat
atau bertambah dan berat badan menentukan
pasien. intervensi yg di
berikan
4. - Jaga kebersihan 3. – Mulut ysng
mulut, anjurkan bersih dapat
untuk selalu meningkatkan
melakukan oral nafsu makan.
hygiene. - Informasi
1. Berikan yang di berikan
informasi yang dapat
tepat terhadap memotivasi
pasien tentang pasien untuk
kebutuhan nutrisi meningkatkan
yang tepat dan intake nutrisi.
sesuai. - Zat besi dapat
2. Anjurkan pasien membantu
untuk tubuh sebagai
mengkonsumsi zat penambah
makanan yang darah sehingga
tinggi zat besi mencegah
seperti sayuran terjadinya
hijau. anemia.
4. Untuk membantu
5. Kolaborasi dengan memenuhi kebutuhan
ahli gizi pemberian nutrisi yang di
nutrisi yang sesuai butuhkan pasien.
dengan kebutuhan
pasien.

Gangguan pola 1.Monitor 1. Untuk


4 tidur Sleep : Extant ang kebutuhan tidur mengetahui
berhubungan patern pasien setiap hari berapa lama
dengan rasa Setelah dilakukan 2. Kaji adanya pasien tidur
nyeri pada perawatan selama …x faktor penyebab dalam setiap
perut kanan jam diharapkan gangguan pola hrinya
atas dan gangguan pola tidur tidur yang lain 2. Untuk
punggung pasien akan teratasi, seperti cemas, mengetahui
. dengan kriteria hasil: efek obat-obatan apakah
1. Pasien mudah dan suasana gangguan pola
tidur dalam waktu ramai. tersebut
30 – 40 menit 3. Anjurkan merupakan
2. Pasien tenang dan pasien untuk efek dari obat-
wajah segar menggunakan obatan atau
3. Pasien pengantar tidur lingkungan
mengungkapkan dan teknik  sekitar.
dapat beristirahat relaksasi 3. Untuk
dengan cukup 4. Jelaskan merilekskan
pentingnya pikiran
tidur yang sebelum tidur.
adekuat 4. Agar tubuh
5. Kolaborasi tidak mudah
dengan dokter lelah
pemberian 5. Untuk
farmakologi mempercepat
penyembuhan.

5 Gangguan Self care :ADLs 1. Monitoring vital 1. Untuk


mobilitas fisik Setelah dilakukan sign mengetahui
berhubungan tindakan keperawatan sebelum/sesudah keadaan umum
dengan selama ... x ... jam latihan pasien
ketidaknyaman diharapkan mobilitas 2. Kaji kemampuan 2. Untuk
an. fisik dapat teratasi pasien dalam mempengaruhi
dengan kriteria: mobilisasi pilihan intervensi
1. Klien meningkat 3. Ajarkan pasien 3. Mengajarkan
dalam aktivitas bagaimana pasien melakukan
fisik merubah posisi pergeraka seperti
2. Mengerti tujuan dan berikan miring kanan dan
dari peningkatan bantuan jika di kiri
mobilitas perlukan 4. Untuk
3. Memverbalisasik 4. Latih pasien mengetahui
an perasaan dalam seberapa mampu
dalam pemenuhan pasien untuk
meningkatkan ADLs secara melakukan
kekuatan dalam mandiri mobilitas sendiri
kemampuan 5. Kosultasikan 5. Untuk
berpindah dengan terapi meningkatkan
fisik tentang aktivitas secara
rencana bertahap
ambulasi sesuai
dengan
kebutuhan.
Daftar Pustaka

Boughman C.D. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Brunner & suddarth 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3. Volume 2.

Jakarta : EGC

Carpanito. 2007. BukuSaku Keperawatan.Edisi 8. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth. 2001. Buku saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Nanda. 2013. Diagnosi Keperawatan Nanda. Yogyakarta: Medika Salemba

Noer. 2002. Kapita Salemba Kedokteran. Jakarta: FKUI

Smelter, S.C., & Bare, B.G. (2006),  Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi. Konsep Klinis proses-proses Penyakit. Edisi

6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai