Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH CA HEPAR

A. Definisi

Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis
kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar ,
Abdul : 2009 )

Kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia
juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang
berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel
penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari
jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%)
timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau
Karsinoma (carcinoma).

Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer pada hati
yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.

B. Etiologi

Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B kronis


yang terjadi dalam jangka waktu lama.(ghofar, Abdul : 2009)

Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama
didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.
Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C
mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998).

Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang

2. Tidak buang air di pagi hari

3. Pola makan yang terlalu berlebihan

4. Tidak makan pagi

5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan


6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis
buatan.

7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng
saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng bila kita dalam
kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.

8. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban hati. Sayur yang
digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.

9. Alkohol

10. Keturunan

11. Hepatis B, C

D. Patofisiologi

Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa secara langsung
disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu
atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid
sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini sering
disertai dengan infiltrasisel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat
terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi
pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.

Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan Hepatitis C, kontak dengan
racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen), kebiasaan merokok, kebiasaan minum
minuman keras (pengguna alkohol), aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan
Nitrosamin dapat menyebabkan terjadinya peradangan sel hepar.

Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang menyebabkan percabangan pembuluh
hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi portal
terjadi akibat meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan
arteri hepatik ke sistem portal. Dapat menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena
rektum superior dan vena kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan
(hematemesis melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan
arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi penimbunan
cairan abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan volume cairan .

Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara
terus menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu
gangguan metabolik protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),
sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang
rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan
masalah kelebihan volume cairan. Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa
amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP)
yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.

Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme karbohidrat. Sel hati tidak
mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian tetap bahkan meningkat akibat proses
radang, menyebabkan depot glikogen di hati menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan) akibat anoreksia menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul
gejala lemas, perasaan sepat lelah yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hati
menyebabkan pembesaran pada hati yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi
menimbulkan penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.

Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa :

1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.

2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak.

3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke
hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya
untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan
kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan
pankreas.

4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor
yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.

v Pathway

Hepatitis B&C,racun kimia, merokok dll

Racun kimia ( ninil klorida,arsen)

Terjadinya peradangan sel hepar

percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta


hipertensi portal (peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang menetap,
dimana tekanan dalam keadaan normal berkisar 4-8 mmHg)

meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal

pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral dinding perut

perdarahan (hematemesis melena)

perubahan arsitektur vaskuler hati

kongesti vena mesentrika

penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites)

kelebihan volume cairan

memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis)

gangguan kemampuan fungsi hepar

produksi albumin menurun

tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid

terjadinya acites dan oedema

depot glikogen di hati menurun

kanker hati

E. Manifestasi Klinik

Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala seperti :

1. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan kekuatan,
anoreksia, dan anemia.

2. Nyeri abdomen

3. Pembesaran hati yang cepat

4. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler

a. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan nodul
malignan dalam hilus hati.

b. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam
rongga peritoneal.
Manifestasi klinik berupa tanda dan gejala yang meliputi : Kulit menjadi berwarna kuning,
Deman, Menggigil, Merasa lelah yang luar biasa, Nausea, Nyeri pada perut, Kehilangan nafsu
makan, Berat badan yang turun drastis, Nyeri pada punggung dan bahu, Urin yang berwarna
gelap, Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.

F. Klasifikasi

Ca Hepar atau kanker hati dapat digolongkan beberapa type yaitu :

1. Kanker Hati Primer

· Cholangio Carcinoma – kanker yang berawal dari saluran empedu

· Hepatoblastoma – pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami


pubertas

· Angiosarcoma – kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada pada
hati.

· Hepatoma (HCC) – berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ yang lain. Laki-
laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita.

2. Kanker Hati Sekunder

· Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain. Tetapi,
pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.

Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu;

1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium ini
pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal,

2. Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari satu
tumor di hepar.

3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh darah di
dekat hepar,

4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum
mencapai limfonodus,

5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus,

6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru. Saat
stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan
Sherman., 2005).
G. Penatalaksanaan

1. Non Bedah .

a. Terapi Radiasi

Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan kelemahan.

Pelaksanaan metode radiasi meliputi :

· Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang secara spesifik
akan menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor.

· Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi interstisil.

b. Kemoterapi

Tujuan : Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang kelangsungan hidupnya.

Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan reseksi tumor hati.
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan dua metode yang digunakan
untuk memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.

Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam hati melalui arteri
hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian obat dengan
cara infus yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan sendiri
dirumah.

c. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di rumah

Tujuan :

· Membantu pasien dan keluarganya untuk mengatasi gejala yang dapat terjadi serta
prognosis penyakit tersebut

· Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan rasa nyeri serta


pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat terjadi.

d. Drainase Bilier Perkutan

Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh tumor hati, pankreas
atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap beresiko. Dengan bantuan fluroskopi,
sebuah kateter dimasukan melalui dinding abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam
deudenum. Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman, dan kualitas hidup hidup
serta kelangsungan hidupnya meningkat. Selama beberapa hari setelah dipasang kateter tersebut
dibuka untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar di observasi dengan ketat
untuk mengetahui jumlah , warna dan adanya darah serta debris.

Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi penatalaksanaan dan peranan
mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi
serta efek samping kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus
mendapatkan informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek yang di kehendaki serta
yang tidak di kehendaki. Perawat harus menekankan pentingnya kunjungan tindak lanjut untuk
memungkinkan pengkajian yang sering terhadap respon pasien dan tumor yang diderita setelah
dilakukan kemoterapi, kondisi tempat pompa di pasang dan terjadinya efek yang bersifat toksik.
Pasien didorong untuk melanjutkan kembali semua aktivitas rutinya untuk menghindari aktivitas
yang dapat merusak pompa tersebut.

2. Penatalaksanaan Pembedahan

Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempet atau jika tempat
primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapat di batasi. Dengan kemampuan
kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telah dapat diangkat dengan berhasil. Adanya
sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.

H. Asuhan Keperawatan

v Pengkajian

1. Identitas

a. Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua

b. Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki – laki dari pada perumpuan.

c. Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang berlebihan

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama : Keluhan pasien pada waktu dikaji.

b. Riwayat penyakit dahulu : Pasien dahulu pernah menderita penyakit apa dan bagaimana
pengobatanya.

c. Riwayat penyakit sekarang

3. Data fokus terkait perubahan pola fungsi


Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya pada kerusakan atau gangguan hati menurut
doengoes, 1999 adalah :

· Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaise

· Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera, kulit dan membran
mukosa.

· Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.

· Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual dan muntah, terjadi
peningkatan edema, asites.

· Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis

· Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas,
mialgia, sakit kepala, gatal – gatal.

· Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posteior

· Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat meningkatkan
faktor resiko.

4. Pemeriksaan fisik

Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker hati adalah:

1. Tanda – tanda vital : Tekanandarahmeningkat, nadi

bradikardial, suhumeningkat, pernafasan

meningkat.

2. Mata : Skera ikterik

3. Mulut : Mukosa kering, bibir pucat.

4. Abdomen : Terdapat nyeritekanpada kuadran

kanan atas,pembesaranhati, asites,

permukaan teraba ireguler.

5. Kulit : Gatal – gatal ( pruritus )

6. Ekstremitas :Mengalami kelemahan, peningkatan edema.

5. Pemeriksaan penunjang
Hasil :

1. Laboratorium:

500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH,
CPK, Alkali Fostatase.

· AST / SGOT meningkat Nn ( 10 – 40 unit (4,8 -19 U/L)

· ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 – 35 unit (2,4 – 17 U/L)

· LDH meningkat Nn (165 – 400 unit (80 – 192 U/L)

· Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20 – 90 IU/L)

· Albumin menurun Nn ( 3,5 – 5,5 g/dl (35-55 g/L)

· Globulin meningkat Nn ( 1,5 – 3,0 g/dl (15-30g/L)

2. Pemeriksaan radiologi

· Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.

· Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran hati.

· Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.

· Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri sehingga
jika ada kelainan akan terlihat jelas.

· Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati

· Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.

v Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet yang
tidak adekuat,ketidakmampuan untuk memproses/mencerna makanan,anorexia,mual dan muntah.

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium/masukan cairan


,penurunan protein plasma ,malnutrisi.

c. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
pengumpulan cairan intra abdomen (asites).

d. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut (asites).

e. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites.
v Fokus Intervensi dan Rasional

Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet yang tidak
adekuat ,ketidakmampuan untuk memproses/mencerna makanan ,anorexia, mual dan muntah.

Mandiri :

Ø Dorong klien untuk makan,libatkan orang terdekat ,dan pilih makanan yang disukai klien.

Ø Berikan makanan sedikit tapi sering

Ø Berikan perawatan mulut sebelum makan

Ø Timbang BB tiap hari

Ø Tambahkan garam bila diizinkan

Kolaborasi:

Ø Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit TKTP,KH,rendah lemak

Ø Kolaborasi pemberian obat penambah nafsu makan,anti mual/muntah.

Ø Awasi pemeriksaan lab : glukosa serum,albumin,protein total,ammonia.

Diagnosa II

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium/masukan cairan, penurunan


protein plasma,malnutrisi.

Mandiri:

Ø Batasi asupan Na+ dan cairan jika diintruksikan.

Ø Ukur intake dan output,timbang BB tiap hari ,dan catat peningkatan BB> 5 kg/hari

Ø Awasi TD,CVP,dan catat DVJ

Ø Kaji derajat pitting edema

Ø Ukur lingkar abdomen

Ø Dorong untuk tirah baring bila ada asites

Kolaborasi:
Ø Awasi albumin serum dan e- (k+ dan Na+)

Ø Batasi Na+ dan cairan sesuai indikasi

Ø Berikan diuretik = furosemide (lasix),spirolaktan

Diagnosa III

Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
pengumpulan cairan intra abdomen (asites)

Mandiri:

Ø Awasi frekuensi ,kedalaman dan upaya pernapasan

Ø Pertahankan kepala TT tinggi

Ø Ubah posisi dengan sering ,dorong napas dalam,dan latihan

Ø Selidiki perubahan tingkat kesadaran

Ø Monitor TTV tiap 2 jam

Ø Anjurkan klien untuk banyak istirahat

Kolaborasi :

Ø Awasi seri AGD,Ro dada

Ø Berikan O2 sesuai indikasi

Ø Siapkan untuk prosedur parasentesis

Diagnosa IV

TUJUAN :

- Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai


indikasi nyeri.

- Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS.

INTERVENSI :

Ø Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan
penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada
daerah antara perut dan dada.

Ø Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.


Ø Kaji tingkat nyeri.

RASIONAL :

Ø Memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi

misalnya : nyeri adalah individual yang digabungkan baik respons fisik dan emosional.

Ø Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

Ø Kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

Diagnosa V

TUJUAN :

- Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.

- Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan.

INTERVENSI :

Ø Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan
penyembuhan.

Ø Mandikan dengan air hangat dan sabun.

Ø Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada
menggaruk.

Ø Balikkan / ubah posisi dengan sering.

Ø Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin dokter.

RASIONAL :

Ø Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi dalam area
radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering, ulserasi.

Ø Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

Ø Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.

Ø Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak perlu.

Ø Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

v Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi keperawatan, maka hal yang perlu di evaluasi dari

tindakan yang telah kita lakukan yaitu :

1. Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi

2. Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang

3. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh

4. Klien dapat turut berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi.

Sumber:

Gips,CH & CH Wilson 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu. Jakarta:
Gramedia.

Ghofar,Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta: Flamingo.

http://health.kompas.com/read/2011/02/01/18410953/Waspadai.Kanker.Hati

03/10/2013 (13.10)

Medikal Bedah

Comments
ARTIKEL POPULER

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan Sepsis Neonatorum (Sepsis Anak)

March 28, 2016

Image BACA SELENGKAPNYA

Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Anak Chapter 1

April 06, 2016

Image BACA SELENGKAPNYA

Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Gawat Darurat Chapter 2

May 03, 2017

Image BACA SELENGKAPNYA

Contoh Soal Uji Kompetensi Keperawatan Gawat Darurat Chapter 1

May 03, 2017

Image BACA SELENGKAPNYA

Contoh Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Isolasi Sosial

January 20, 2017

Image BACA SELENGKAPNYA

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Sindrom Steven Johnson

February 26, 2016

Image KEEP READING

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan BBLR

August 21, 2016

Image BACA SELENGKAPNYA

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Gagal Jantung (Heart Failure)

March 21, 2016

Image KEEP READING


Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Diare

August 21, 2016

Image BACA SELENGKAPNYA

Powered by Blogger

Theme images by Michael Elkan

My photo

FAHRIN NIZAMI

VISIT PROFILE

ARSIP BLOG

LABEL

FahrinNizami

SUBSCRIBE

Anda mungkin juga menyukai