A. Definisi
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis
kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar ,
Abdul : 2009 )
Kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia
juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang
berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel
penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari
jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%)
timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau
Karsinoma (carcinoma).
Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer pada hati
yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.
B. Etiologi
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama
didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis.
Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C
mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998).
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng
saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di goreng bila kita dalam
kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban hati. Sayur yang
digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
9. Alkohol
10. Keturunan
11. Hepatis B, C
D. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa secara langsung
disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu
atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid
sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini sering
disertai dengan infiltrasisel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat
terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi
pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan Hepatitis C, kontak dengan
racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen), kebiasaan merokok, kebiasaan minum
minuman keras (pengguna alkohol), aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan
Nitrosamin dapat menyebabkan terjadinya peradangan sel hepar.
Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang menyebabkan percabangan pembuluh
hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi portal
terjadi akibat meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan
arteri hepatik ke sistem portal. Dapat menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena
rektum superior dan vena kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan
(hematemesis melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan
arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi penimbunan
cairan abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan volume cairan .
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara
terus menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu
gangguan metabolik protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),
sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang
rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan
masalah kelebihan volume cairan. Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa
amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat (SSP)
yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.
Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme karbohidrat. Sel hati tidak
mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian tetap bahkan meningkat akibat proses
radang, menyebabkan depot glikogen di hati menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan) akibat anoreksia menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul
gejala lemas, perasaan sepat lelah yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hati
menyebabkan pembesaran pada hati yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi
menimbulkan penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa :
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke
hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya
untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan
kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan
pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor
yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi.
v Pathway
pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral dinding perut
kanker hati
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala seperti :
1. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan kekuatan,
anoreksia, dan anemia.
2. Nyeri abdomen
a. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan nodul
malignan dalam hilus hati.
b. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam
rongga peritoneal.
Manifestasi klinik berupa tanda dan gejala yang meliputi : Kulit menjadi berwarna kuning,
Deman, Menggigil, Merasa lelah yang luar biasa, Nausea, Nyeri pada perut, Kehilangan nafsu
makan, Berat badan yang turun drastis, Nyeri pada punggung dan bahu, Urin yang berwarna
gelap, Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.
F. Klasifikasi
· Angiosarcoma – kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada pada
hati.
· Hepatoma (HCC) – berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ yang lain. Laki-
laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita.
· Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain. Tetapi,
pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium ini
pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal,
2. Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari satu
tumor di hepar.
3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh darah di
dekat hepar,
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum
mencapai limfonodus,
5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus,
6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru. Saat
stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan
Sherman., 2005).
G. Penatalaksanaan
1. Non Bedah .
a. Terapi Radiasi
Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan kelemahan.
· Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang secara spesifik
akan menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor.
· Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi interstisil.
b. Kemoterapi
Tujuan : Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang kelangsungan hidupnya.
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan reseksi tumor hati.
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan dua metode yang digunakan
untuk memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam hati melalui arteri
hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian obat dengan
cara infus yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan sendiri
dirumah.
Tujuan :
· Membantu pasien dan keluarganya untuk mengatasi gejala yang dapat terjadi serta
prognosis penyakit tersebut
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh tumor hati, pankreas
atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap beresiko. Dengan bantuan fluroskopi,
sebuah kateter dimasukan melalui dinding abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam
deudenum. Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman, dan kualitas hidup hidup
serta kelangsungan hidupnya meningkat. Selama beberapa hari setelah dipasang kateter tersebut
dibuka untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar di observasi dengan ketat
untuk mengetahui jumlah , warna dan adanya darah serta debris.
Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi penatalaksanaan dan peranan
mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi
serta efek samping kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus
mendapatkan informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek yang di kehendaki serta
yang tidak di kehendaki. Perawat harus menekankan pentingnya kunjungan tindak lanjut untuk
memungkinkan pengkajian yang sering terhadap respon pasien dan tumor yang diderita setelah
dilakukan kemoterapi, kondisi tempat pompa di pasang dan terjadinya efek yang bersifat toksik.
Pasien didorong untuk melanjutkan kembali semua aktivitas rutinya untuk menghindari aktivitas
yang dapat merusak pompa tersebut.
2. Penatalaksanaan Pembedahan
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempet atau jika tempat
primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapat di batasi. Dengan kemampuan
kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telah dapat diangkat dengan berhasil. Adanya
sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.
H. Asuhan Keperawatan
v Pengkajian
1. Identitas
b. Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki – laki dari pada perumpuan.
2. Riwayat kesehatan
b. Riwayat penyakit dahulu : Pasien dahulu pernah menderita penyakit apa dan bagaimana
pengobatanya.
· Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera, kulit dan membran
mukosa.
· Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.
· Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual dan muntah, terjadi
peningkatan edema, asites.
· Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas,
mialgia, sakit kepala, gatal – gatal.
· Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat meningkatkan
faktor resiko.
4. Pemeriksaan fisik
Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker hati adalah:
meningkat.
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil :
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH,
CPK, Alkali Fostatase.
2. Pemeriksaan radiologi
· Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran hati.
· Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri sehingga
jika ada kelainan akan terlihat jelas.
v Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet yang
tidak adekuat,ketidakmampuan untuk memproses/mencerna makanan,anorexia,mual dan muntah.
c. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
pengumpulan cairan intra abdomen (asites).
e. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites.
v Fokus Intervensi dan Rasional
Diagnosa I
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet yang tidak
adekuat ,ketidakmampuan untuk memproses/mencerna makanan ,anorexia, mual dan muntah.
Mandiri :
Ø Dorong klien untuk makan,libatkan orang terdekat ,dan pilih makanan yang disukai klien.
Kolaborasi:
Diagnosa II
Mandiri:
Ø Ukur intake dan output,timbang BB tiap hari ,dan catat peningkatan BB> 5 kg/hari
Kolaborasi:
Ø Awasi albumin serum dan e- (k+ dan Na+)
Diagnosa III
Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
pengumpulan cairan intra abdomen (asites)
Mandiri:
Kolaborasi :
Diagnosa IV
TUJUAN :
- Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS.
INTERVENSI :
Ø Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 ) dan tindakan
penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada
daerah antara perut dan dada.
RASIONAL :
misalnya : nyeri adalah individual yang digabungkan baik respons fisik dan emosional.
Diagnosa V
TUJUAN :
INTERVENSI :
Ø Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau perlambatan
penyembuhan.
Ø Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada
menggaruk.
Ø Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali seijin dokter.
RASIONAL :
Ø Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi dalam area
radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering, ulserasi.
Ø Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang tidak perlu.
v Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi keperawatan, maka hal yang perlu di evaluasi dari
Sumber:
Gips,CH & CH Wilson 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu. Jakarta:
Gramedia.
Ghofar,Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta: Flamingo.
http://health.kompas.com/read/2011/02/01/18410953/Waspadai.Kanker.Hati
03/10/2013 (13.10)
Medikal Bedah
Comments
ARTIKEL POPULER
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak dengan Sepsis Neonatorum (Sepsis Anak)
Powered by Blogger
My photo
FAHRIN NIZAMI
VISIT PROFILE
ARSIP BLOG
LABEL
FahrinNizami
SUBSCRIBE