Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN CA PARU


A. PENGERTIAN
Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah untuk
penyakit dimana sel-sel membelah secara abnormal tanpa control dan dapat
menyerang jaringan di sekitarnya. Proses ini disebut metastasis. Metastasis
merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (WHO,2009)
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna
hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. (
Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel
abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak
dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus memperbanyak diri.
Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim,2004).
Jenis Klasifikasi
Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu;
1. Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar.
Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal,
2. stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih
dari satu tumor di hepar.
3. Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke
pembuluh darah di dekat hepar,
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun
belum mencapai limfonodus,
5. stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai
limfonodus,
6. stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paruparu. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi
(Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005).
B. ETIOLOGI
Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis B
kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama. ( ghofar, Abdul : 2009 )

Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C,
cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan.
(Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama
didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik
hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit
hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma
dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh
tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis
menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang


Tidak buang air di pagi hari
Pola makan yang terlalu berlebihan
Tidak makan pagi
Terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan
Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna,

pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak
goreng saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di
goreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban hati.
Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
9. Alkohol
10. Keturunan
11. Hepatis B dan C

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG


1. Anatomi
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat badan orang
dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang
dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus
kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus,
dan lobus quadratus.

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu :


a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air,
dan mineral.
b. Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.
Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica
mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat
racun dari darah sinusoid. Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan
sedangkan nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan
disekresikan ke peredaran darah tubuh.
2. Fisiologi Hati
Fungsi utama hati yaitu :
a. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada
kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.
b. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan
berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya :
pestisida DDT).
c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan
detoksifikasi toksin dan obat.
d. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah tua
atau rusak.
e. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam
emulsifikasi dan absorbsi lemak
D. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan Hepatitis
C, Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen), Kebiasaan
merokok, Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol), Aftatoksik atau
karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin dapat menyebabkan terjadinya
peradangan sel hepar.
Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang menyebabkan
percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat menimbulkan
hipertensi portal. Hipertensi portal terjadi akibat meningkatnya resistensi portal dan
aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan arteri hepatik ke sistem portal. Dapat
menimbulkan pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena
kolateral dinding perut. Keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan (hematemesis

melena). Perdarahan yang bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan


arsitektur vaskuler hati menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi
penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan
volume cairan .
Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses regenerasi
sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang mengakibatkan gangguan
kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik protein, yang menyebabkan
produksi albumin menurun (hipoalbuminenia), sehingga tidak dapat mempertahankan
tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik koloid yang rendah mengakibatkan
terjadinya acites dan oedema. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah
kelebihan volume cairan. Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan
berupa amonia bila kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan
saraf pusat (SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.
Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme
karbohidrat. Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian tetap
bahkan meningkat akibat proses radang, menyebabkan depot glikogen di hati
menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan) akibat
anoreksia menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul gejala lemas,
perasaan sepat lelah yang dapat mengganggu aktivitas. Peradangan hati menyebabkan
pembesaran pada hati yang menimbulkan nyari. Nyeri yang tidak dapat ditoleransi
menimbulkan penurunan nafsu makan, asupan berkurang menyebabkan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa:
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran
hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.
Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker.
Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak

tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati,


misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai
penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal
lagi.
E. PATHWAY
F. PATOLOGI
1. Ada 3 type :
a. Type masif tumor tunggal di lobus kanan.
b. Type Nodule tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama.
c. Type difus secara makroskpis sukar ditentukan daerah massa tumor.
2. Penyebarannya :
a. Intrahepatal.
b. Ekstrahepatal.
G. MANIFESTASI KLINIS
Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita, berikut
gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu :
1. Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena tidak nyaman
dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat tumpul atau
menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian area hati terasa terbebat kencang
karena pertumbuhan tumor yang cepat.
2. Massa abdomen atas
Pemeriksaan fisik menemukan splenomegali Kanker hati lobus kanan dapat
menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas, pemeriksaan fisik menemukan
hepatomegali di bawah arcus costae tapi tanpa nodul. Perut kembung timbul
karena massa tumor sangat besar dan gangguan fungsi hati.
3. Anoreksia
Timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak saluran gastrointestinal.
4. Letih, mengurus
Dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan berkurangnya masukan
makanan.
5. Demam
Timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit tumor, umumnya
tidak disertai menggigil.
6. Icterus
Tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah stadium lanjut, juga
karena sumbat kanker di saluran empedu atau tumor mendesak saluran hingga
timbul icterus.

7. Ascites
Juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut membuncit sering
disertai odeme di kedua tungkai.
8. Lainnya
Selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu belakang, kulit
gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti splenomegali, venodilatasi
dinding abdomen. Pada stadium akhir sering timbul metastase paru, tulang, dan
organ lain.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karenaperdarahan
kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dandefisit besi leukopenia
mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hatiuntuk
menkonjugasi atau obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler danmengeluarkan
enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Darah lengkap ; SGOT,
SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

AST / SGOT meningkat Nn ( 10 - 40 unit (4,8 - 19 U/L)


ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 - 35 unit (2,4 - 17 U/L)
LDH meningkat Nn (165 - 400 unit (80 - 192 U/L)
Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20 - 90 IU/L)
Albumin menurun Nn ( 3,5 - 5,5 g/dl (35-55 g/L)
Globulin meningkat Nn ( 1,5 - 3,0 g/dl (15-30g/L)

2. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan Laparoskopi
1) Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
2) Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahanukuran hati.
3) Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
4) Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengankiri sehingga
jika ada kelainan akan terlihat jelas.
5) Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
6) Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran-ukuran organ abdomen
3. Biopsi jaringan liver.
Pemeriksaan diagnostic untuk menetapkan adanya gangguan fungsi hepar meliputi
pemeriksaan terhadap dan tindakan berupa :
1) Bilirubin terkonjugasi dan tak-terkonjugasi (meningkat)
2) Urobilinogen urine (meningkat)

3)
4)
5)
6)

Masa protrombin (memanjang)


Trombosit, eritrosit, leukosit (menurun)
Hipokalemia; Hiponatremia; CT Scan
Enzim-enzim serum : ALT, AST, LDH dan alkalin fosfatase (meningkat)

I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi
dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi,
radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya
meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat
hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik (Anonim, 2001). Salah satu cara
yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi
Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti
kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).
1. Penatalaksanaan non bedah
a. Terapi Radiasi
Tujuan :
Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas
dan kelemahan.
Pelaksanaan metode radiasi meliputi :
a) Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang
secara spesifik akan menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor.
b) Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi
interstisil.
b. Kemoterapi
Tujuan
Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang
kelangsungan hidupnya.
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah
dilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus
regional merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat
antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam
hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini
menghasilkan pemberian obat dengan cara infus yang kontinyu, dapat di
andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan sendiri dirumah.
c. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di rumah

Tujuan :
a. Membantu pasien dan kulurganya untuk mengatasi gejala yang dapat
terjadi serta prognosis penyakit tersebut
b. Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan
rasa nyeri serta pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat
terjadi.
Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi
penatalaksanaan dan peranan mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta
untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi serta efek samping
kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan
informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek yang di kehendaki
serta yang tidak di kehendaki. Perawat harus menekankan pentingnya
kunjungan tindak lanjut untuk memungkinkan pengkajian yang sering
terhadap respon pasien dan tumor yang diderita setelah dilakukan kemoterapi,
kondisi tempat pompa di pasang dan terjadinya efek yang bersifat toksik.
Pasien didorong untuk melanjutkan kembali semua aktivitas rutinya untuk
menghindari aktivitas yang dapat merusak pompa tersebut.
d. Drainase Bilier Perkutan
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh
tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap
beresiko. Dengan bantuan fluroskopi, sebuah kateter dimasukan melalui
dinding abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam deudenum.
Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman, dan kualitas hidup
hidup serta kelangsungan hidupnya meningkat. Selama beberapa hari setelah
dipasang kateter tersebut dibuka untuk drainase eksternal. Cairan empedu
yang mengalir keluar di observasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah ,
warna dan adanya darah serta debris.
2. Penatalaksanaan Pembedahan
a. Lobektomi hati
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempet
atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapt
di batasi. Dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90%

hepar telahg dapat diangkat dengan berhasil. Adanya sirosis menyebabkan


keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.
b. Transplantasi hati
Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial adalah pencegahan yang dilakukan terhadap orang
yang belum terpapar faktor risiko. Pencegahan yang dilakukan antara lain :
a. Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi makanan
dengan gizi seimbang.
b. Hindari makanan tinggi lemak dan makanan yang mengandung bahan
pengawet/ pewarna.
c. Konsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat
antioksidan, peningkat daya tahan tubuh.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan terhadap
orang yang sudah terpapar faktor risiko agar tidak sakit. Pencegahan primer yang
dilakukan antara lain dengan :
a. Memberikan imunisasi hepatitis B bagi bayi segera setelah lahir sehingga pada
generasi berikutnya virus hepatitis B dapat dibasmi.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang virus hepatitis (faktorfaktor risiko kanker hati) sehingga kejadian kanker hati dapat dicegah melalui
perilaku hidup sehat.
c. Menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol karena
alkohol akan semakin meningkatkan risiko terkena kanker hati.
d. Menghindari makanan yang tersimpan lama atau berjamur karena berisiko
mengandung jamur Aspergillus flavus yang dapat menjadi faktor risiko
terjadinya kanker hati.
e. Membatasi konsumsi sumber radikal bebas agar dapat menekan perkembangan
sel kanker dan meningkatkan konsumsi antioksidan sebagai pelawan kanker
sekaligus mangandung zat gizi pemacu kekebalan tubuh.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap orang
yang sudah sakit agar lekas sembuh dan menghambat progresifitas penyakit
melalui diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.
J. KOMPLIKASI
DAFTAR PUSTAKA

1. Gips,CH & CH Wilson 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu.
Jakarta: Gramedia.
2. Ghofar,Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta:
Flamingo.
3. http://lulu-pramono.blogspot.com/2009/06/askep-kanker-hati.html
4. http://www.scribd.com/doc/112840969/Makalah-Askp-CA-Hepar

Anda mungkin juga menyukai