Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C,
cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan.
(Fong, 2002).
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang utama
didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik
hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit
hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma
dkk., 1993; Mor dkk., 1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh
tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang didiagnosis
menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak
goreng saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi makanan yang di
goreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban hati.
Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
9. Alkohol
10. Keturunan
11. Hepatis B dan C
7. Ascites
Juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut membuncit sering
disertai odeme di kedua tungkai.
8. Lainnya
Selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri bahu belakang, kulit
gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti splenomegali, venodilatasi
dinding abdomen. Pada stadium akhir sering timbul metastase paru, tulang, dan
organ lain.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karenaperdarahan
kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dandefisit besi leukopenia
mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hatiuntuk
menkonjugasi atau obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler danmengeluarkan
enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Darah lengkap ; SGOT,
SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, MRI. Dan Laparoskopi
1) Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
2) Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahanukuran hati.
3) Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
4) Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengankiri sehingga
jika ada kelainan akan terlihat jelas.
5) Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
6) Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran-ukuran organ abdomen
3. Biopsi jaringan liver.
Pemeriksaan diagnostic untuk menetapkan adanya gangguan fungsi hepar meliputi
pemeriksaan terhadap dan tindakan berupa :
1) Bilirubin terkonjugasi dan tak-terkonjugasi (meningkat)
2) Urobilinogen urine (meningkat)
3)
4)
5)
6)
I. PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi
dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi,
radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya
meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat
hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik (Anonim, 2001). Salah satu cara
yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi
Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti
kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).
1. Penatalaksanaan non bedah
a. Terapi Radiasi
Tujuan :
Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas
dan kelemahan.
Pelaksanaan metode radiasi meliputi :
a) Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang
secara spesifik akan menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor.
b) Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi
interstisil.
b. Kemoterapi
Tujuan
Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang
kelangsungan hidupnya.
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah
dilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus
regional merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat
antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam
hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini
menghasilkan pemberian obat dengan cara infus yang kontinyu, dapat di
andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan sendiri dirumah.
c. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di rumah
Tujuan :
a. Membantu pasien dan kulurganya untuk mengatasi gejala yang dapat
terjadi serta prognosis penyakit tersebut
b. Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi penanganan
rasa nyeri serta pendekatan terhadap penanganan masalah yang dapat
terjadi.
Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi
penatalaksanaan dan peranan mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta
untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi serta efek samping
kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan
informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek yang di kehendaki
serta yang tidak di kehendaki. Perawat harus menekankan pentingnya
kunjungan tindak lanjut untuk memungkinkan pengkajian yang sering
terhadap respon pasien dan tumor yang diderita setelah dilakukan kemoterapi,
kondisi tempat pompa di pasang dan terjadinya efek yang bersifat toksik.
Pasien didorong untuk melanjutkan kembali semua aktivitas rutinya untuk
menghindari aktivitas yang dapat merusak pompa tersebut.
d. Drainase Bilier Perkutan
Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh
tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang dianggap
beresiko. Dengan bantuan fluroskopi, sebuah kateter dimasukan melalui
dinding abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam deudenum.
Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa lebih nyaman, dan kualitas hidup
hidup serta kelangsungan hidupnya meningkat. Selama beberapa hari setelah
dipasang kateter tersebut dibuka untuk drainase eksternal. Cairan empedu
yang mengalir keluar di observasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah ,
warna dan adanya darah serta debris.
2. Penatalaksanaan Pembedahan
a. Lobektomi hati
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempet
atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapt
di batasi. Dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90%
1. Gips,CH & CH Wilson 1989. Diagnosis dan Terapi Penyakit Hati dan Empedu.
Jakarta: Gramedia.
2. Ghofar,Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta:
Flamingo.
3. http://lulu-pramono.blogspot.com/2009/06/askep-kanker-hati.html
4. http://www.scribd.com/doc/112840969/Makalah-Askp-CA-Hepar