Anda di halaman 1dari 6

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Ivon Valentin m.1, Sudirman 2, Ahmad Yani 3


1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu
2) Dosen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Palu
3) Dosen Promosi Kesehatan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Palu

Email : Ivonvalentin83@gmail.com, Sudirman@unismuhpalu.ac.id, Ahmadyani@unismuhpalu.ac.ad

ABSTRAK
Penyakit jantung koroner di Indonesia sendiri sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.
Penyakit ini merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, khususnya di Indonesia.
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, namun
banyak masyarakat yang belum mengetahui factor apa saja yang menyebabkan penyakit ini
terjadi. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa penyakit jantung koroner muncul
dari hal-hal sederhana, seperti kebiasaan kita dalam memakan makanan yang tidak sehat,
pola hidup yang tidak sehat, kepercayaan kita, dan budaya atau adat-istiadat yang turun
temurun yang masih di lakukan oleh masyarakat. Kita dapat mencegah penyakit jantung
koroner dengan memperhatikan asupan makanan yang kita makan, aktivitas fisik yang kita
lakukan dan tidak merokok. Kita juga dapat melakukan promosi kesehatan mengenai
bahayanya penyakit jantung koroner pada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui
faktor apa saja yang harus kita perhatikan sehingga kita dapat terhindar dari penyakit jantung
koroner.

Kata kunci: Jantung koroner, pencegahan penyakit jantung koroner, promosi kesehatan

PENDAHULUAN
Lebih dari 2 juta kasus per tahun di Indonesia masyarakat menderita penyakit Jantung
koroner, Penyakit ini menjadi penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia, penyakit jantung koroner
sampai saat ini masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian bagi
pemerintah dan juga tenaga-tenaga kesehatan(Ghani, Susilawati and Novriani, 2016). Ada beberapa
factor yang menyebabkan penyakit jantung koroner khususnya di Indonesia sampai saat ini belum
dapat di selesaikan, seperti faktor budaya, adat-istiadat, agama dan kepercayaan masing-masing
individu(Kandou, 2009). Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit degenerative, Faktor
resiko utama dari penyakit ini adalah tekanan darah yang tidak stabil atau tekanan darah tinggi,
Tekanan darah ini dapat dipengaruhi oleh faktor usia, perbedaan jenis kelamin, faktor genetik, asupan
makanan, serta gaya hidup yang tidak sehat(Bertalina, 2017).

Penyakit jantung koroner sangat berkaitan erat dengan penyakit Hipertensi, dalam suatu
penelitian menyebutkan bahwa orang yang menderita Hipertensi sangat berisiko untuk terkena
penyakit jantung koroner(Defriman Djafri1 , Monalisa1, Fauziah Elytha1, 2017).Penyakit jantung
koroner merupakan suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada organ jantung yang dapat
mengakibatkan gangguan fungsional atau penyempitanan ateri koroner(Marleni and Alhabib, 2018).
Penyakit ini di sebut sebagai penyakit utama penyebab kematian di dunia, dari tahun-ketahun tingkat
kematian yang di sebabkan oleh penyakit jantung koroner semakin meningkat(Oemiyati and Rustika,
2017).

Penyakit jantung akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang, menurut penelitian
pada usia 30 tahun lambat laun penyakit jantung koroner akan meningkat(Kementerian Kesehatan RI,
2017). Selain faktor risiko yang ada seperti (merokok, obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi,
kurang aktivitas, diabetes mellitus, stres), ada penelitian yang mengatakan bahwa reaksi peradangan
(inflamasi) dari penyakit infeksi kronis mungkin juga menjadi faktor risiko(Balai Informasi Teknologi
LIPI, 2009b). Maka dari itu, perlu adanya perhatian oleh masyarakat khususnya individu agar lebih
memperhatikan factor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner(Nuraeni,
2016).

Selain itu, penyakit jantung koroner juga dapat mengakibatkan penyakit lainnya seperti
hipertensi dan juga penyakit yang lebih parah yaitu stroke, hal ini disebabkan karena pecahnya
pembuluh darah sehingga aliran darah tersumbat sehingga oksigen tidak dapat masuk ke otak, hal
inilah yang mengakibatkan penyakit stroke(Ghani, Mihardja and Delima, 2016). Penyakit yang dapat
mengakibatkan jantung koroner berikutnya adalah kolestrol tinggi, hal ini dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner karena saat kolestrol kita tinggi maka akan menyumbat aliran darah yang
akan mengalir di seluruh tubuh(Balai Informasi Teknologi LIPI, 2009a). Maka dari itu, kita perlu
menjaga pola makan dan juga gaya hidup yang sehat, sehingga kita terhindar dari penyakit khususnya
penyakit jantung koroner, mengingat sangat bahayanya penyakit tersebut, karena penyakit ini bermula
dari kebiasaan kita(Wahyuni, Nurrachmah and Gayatri, 2012).

Penyakit jantung koroner merupakan masalah kesehatan yang sampai saat ini masih menjadi
masalah besar bagi tenaga kesehatan, ada beberapa cara yang dapat di lakukan untuk meminimalisir
kasus jantung koroner, seperti dengan melakukan promosi kesehatan(Majid and Utara, 2008). Dalam
melakukan promosi kesehatan kita dapat mempromosikan kesehatan jantung seperti melalui poster,
panflet, leaflet, media social seperti facebook, Instagram, dan juga melalui film pendek yang memiliki
pesan kesehatan(Darmawan and Zulfa, 2015). Namun sebelum kita melakukan promosi kesehatan
harus ada pendekatan secara langsung pada masyarakat sehingga masyarakat dapat menerima promosi
kesehatan yang kita lakukan, cara ini sangat mempengaruhi apa yang akan kita sampaikan kepada
masyarakat(Risk, Of and In, 2015).

HASIL

Sampai saat ini penyakit jantung koroner masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
dapat menyebabkan kematian nomor 1 di dunia maka dari itu, perlunya kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jantung harus lebih di tingkatkan lagi. Oleh
karena itu, kita dapat menjaga kesehatan jantung dengan cara menjaga pola makan, menjaga
pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik dan tidak merokok. Selain itu kita dapat
mempromosikan kesehatan khususnya penyakit jantung koroner kepada masyarakat sehingga
masyarakat mengetahui apa sja yang harus di lakukan untuk mencegah penyakit jantung
koroner.

PEMBAHASAN
Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi hal yang sangat penting bagi pemerintah
maupun petugas kesehatan, berbagai macam masalah kesehatan yang timbul di karenakan beberapa
faktor(Diastutik, 2016). Di antaranya adalah:
a. faktor budaya
b. adat-istiadat
c. agama,
d. merokok,
e. obesitas,
f. kadar kolesterol,
g. tekanan darah tinggi,
h. kurang aktivitas,
i. diabetes mellitus, stress dan kepercayaan masing-masing individu(Roshifanni, 2016).

Dan jika kita tidak memperhatikan factor-faktor di atas, maka kita akan berisiko mengalami penyakit
jantung koroner, maka dari itu factor tersebut harus sangat di perhatikan(Azwar, 2010).

Dalam bermasyarakat, kebudayaan dan adat-istiadat sangat susah untuk di pisahkan dalam
kehidupan sehari-hari, namun ada beberapa budaya yang harus kita perhatikan dan sesuaikan dengan
kehidupan kita di zaman sekarang ini, seperti budaya masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang
memiliki lemak berlebihan atau makanan yang banyak mengandung minyak(Wenas Mercilia F.,
2014). Agama juga mempengaruhi pola makan masyarakat, ada beberapa agama yang tidak melarang
untuk mengkonsumsi makanan-makanan tertentu, khususnya makanan yang banyak mengandung
lemak atau minyak(LIPI, 2009). Gaya hidup masyarakat juga sangat mempengaruhi kesehatan
masyarakat, seperti gaya hidup merokok, kurangnya aktivitas fisik juga mempengaruhi kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan jantung, dalam rokok banyak terkandung zat-zat berbahaya yang
dapat menyebabkan beberapa penyakit salah satunya adalah penyakit jantung koroner(Nururrahmah,
2014).

Penyakit jantung koroner merupakan kondisi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner)
tersumbat oleh timbunan lemak, jika lemak semakin menumpuk, maka arteri akan semakin
menyempit, dan membuat aliran darah ke jantung berkurang(Oemiyati and Rustika, 2015). Masih
sangat banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang menyepelehkan penyakit jantung koroner,
padahal penyakit ini di sebabkan oleh hal-hal kecil yang tanpa kita sadari menjadi kebiasaan kita yang
sangat sulit untuk diubah(Hendiarto and Hamidah, 2014). Maka dari itu, kita perlu menjaga kesehatan
jantung kita mengingat, penyebab kematian nomor 1 di dunia adalah penyakit jantung koroner,
memang penyakit ini tidak menular, namun kebiasaan buruk yang tanpa kita sadari kita lakukan sangat
berisiko untuk terkena penyakit jantung koroner(Widiastuti, 2012).
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir penyakit jantung koroner,
yaitu dengan cara mempromosikan kesehatan jantung, melaksanakan kegiatan senam jantung sehat dan
lain sebagainya(Mappaompo, 2010). Namun dalam mempromosikan kesehatan harus memperhatikan
kondisi dan situasi yang ada di sekitar masyarakat, sehingga kita dapat menyampaikan pesan kesehatan
tepat sasaran(Putra et al., 2009). Namun, ada hal yang perlu di perhatikan dalam mempromosikan
kesehatan seperti pendekatan yang harus terlebih dahulu kita lakukan sebelum melakukan promosi
kesehatan, karena lewat pendekatan individual pada masyarakat kita dapat lebih mudah menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat(Arovah, 2010).

Ada beberapa media yang dapat kita gunakan dalam mempromosikan kesehatan, apalagi di
zaman yang semakin modern saat ini, kita dapat menggunakan teknologi yang ada untuk
mempromosikan kesehatan(Leonita and Jalinus, 2018). Kita dapat menggunakan media yang lebih di
mengerti oleh masyarakat khususnya dalam mempromosikan bahayanya penyakit jantung koroner, kita
dapat menggunakan media social untuk membagikan pesan-pesan kesehatan maupun menghimbau
atau mengingatkan pada masyarakat mengenai bahayanya penyakit jantung koroner(Bahari, 2014).
Media apapun yang kita gunakan, kita harus menyesuaikan dengan pemahaman masyarakat, jika kita
menggunakan media yang kurang tepat, maka pesan yang kita sampaikan kepada masyarakat tidak
akan tersampaikan dengan baik, misalnya kita menyampaikan pesan kesehatan menggunakan media
social pada masyarakat awam yang belum mengenal teknologi, maka pesan kesehatan yang kita
sampaikan tidak akan tepat sasaran, maka dari itu kita harus memperhatikan kondisi masyarakat atau
tingkat pengetahuan masyarakat yang akan kita berikan promosi kesehatan(Restuastuti et al., 2017).

METODE
Makalah ini dibuat berdasarkan literatur pada jurnal yang telah ada, pihak penulis
hanya meriview jurnal yang telah diambil pada beberapa jurnal yang ada dan dijadikan
sebuah referensi, pada review ini penulis mengambil masalah dari beberapa jurnal mengenai
media promosi kesehatan.

SIMPULAN

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit pembunuh nomor 1 di dunia, banyak kasus yang telah
terjadi yang menyebabkan kematian. Hal ini sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat khususnya di Indonesia, maka dari itu perlu ada kesadaran masyarakat mengenai penyakit
jantung koroner. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menyadari bahwa lewat hal-
hal kecil masyarakat dapat menjadi sakit. Penyakit jantung koroner saling berkaitan dengan penyakit
hipertensi dan kolestrol, sehingga ada beberapa factor yang harus kita perhatikan sehingga penyakit
jantung koroner tidak menyerang tubuh kita. Seperti: faktor budaya atau adat-istiadat,agama, merokok,
obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas, diabetes mellitus, stress dan
kepercayaan masing-masing individu. Hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyakit jantung
koroner adalah dengan menjaga pola makan, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok, dan
istirahat yang cukup. Karena sehat itu mahal, maka dari itu jaga jantung anda.
DAFTAR PUSTAKA

Arovah, N. I. (2010) ‘Program Latihan Fisik Rehabilitatif pada Penderita Penyakit Jantung’, Medikora.

Azwar, A. (2010) Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan, Seminar Kesehatan Obesitas, Senat
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Bahari, D. (2014) Promosi Kesehatan menggunakan Facebook Dalam Meningkatkan Pengetahuan


dan Sikap Remaja terhadap Pencegahan HIV/AIDS di SMAN 1 Kutacane Kab Aceh Tenggara, UGM.

Balai Informasi Teknologi LIPI (2009a) ‘Kolesterol’, UPT - Balai Informasi LIPI.

Balai Informasi Teknologi LIPI (2009b) ‘UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI UPT’, UPT - Balai
Informasi LIPI.

Bertalina, B. (2017) ‘HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, GAYA HIDUP, DAN FAKTOR


GENETIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG
KORONER’, Jurnal Kesehatan. doi: 10.26630/jk.v8i2.467.

Darmawan, D. and Zulfa, S. (2015) ‘PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP


MOTIVASI PASIEN HIPERTENSI TENTANG PELAKSANAAN DIET HIPERTENSI DI
POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RS. RAJAWALI BANDUNG’, JURNAL PENDIDIKAN
KEPERAWATAN INDONESIA. doi: 10.17509/jpki.v1i1.1187.

Defriman Djafri1 , Monalisa1, Fauziah Elytha1, R. M. (2017) ‘Efek modifikasi faktor risiko
modifiable penyakit jantung koroner: a hospital-based matched case control study’, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas.

Diastutik (2016) ‘Proporsi Karateristik Penyakit Jantung K0Roner Pada Perokok Aktif Berdasarkan
Karateristik Merokok’, jurnal Berkala Epidemiologi. doi: 10.20473/jbe.v4i3.

Ghani, L., Mihardja, L. K. and Delima, D. (2016) ‘Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di
Indonesia’, Buletin Penelitian Kesehatan. doi: 10.22435/bpk.v44i1.4949.49-58.

Ghani, L., Susilawati, M. D. and Novriani, H. (2016) ‘Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung
Koroner di Indonesia’, Buletin Penelitian Kesehatan. doi: 10.22435/bpk.v44i3.5436.153-164.

Hendiarto, Y. and Hamidah (2014) ‘Hubungan antara Self-Efficacy dengan Perilaku Sehat pada
Penderita Jantung Koroner’, Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. doi:
10.1002/ejoc.201200111.

Kandou, G. D. (2009) ‘Makanan Etnik Minahasa dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner’, Kesmas:
National Public Health Journal. doi: 10.21109/kesmas.v4i1.200.

Kementerian Kesehatan RI (2017) ‘Penyakit Jantung Penyebab Kematian Tertinggi, Kemenkes


Ingatkan Cerdik’, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. doi: 351.077 Ind r.

Leonita, E. and Jalinus, N. (2018) ‘Peran Media Sosial Dalam Upaya Promosi Kesehatan: Tinjauan
Literatur’, INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional dan Teknologi. doi: 10.24036/invotek.v18i2.261.

LIPI (2009) ‘Kolesterol Tinggi’, UPT-BALAI INFORMASI TEKNOLOGI LIPI. PANGAN &
KESEHATAN.

Majid, A. and Utara, U. S. (2008) ‘Penyakit Jantung Koroner ’:, USU e-Repository.

Mappaompo, M. A. (2010) ‘Obesitas Dan Olahraga’, Jurnal Ilara.

Marleni, L. and Alhabib, A. (2018) ‘Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah
Palembang’, Jurnal Kesehatan. doi: 10.26630/jk.v8i3.663.

Nuraeni, A. (2016) ‘Faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup Pasien dengan Penyakit Jantung
Koroner’, Jurnal Keperawatan Padjadjaran. doi: 10.24198/jkp.v4n2.1.

Nururrahmah (2014) ‘Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan Pembentukan Karakter Manusia’, in
Seminar Nasional Pendidikan Karakter.

Oemiyati, R. and Rustika, R. (2015) ‘Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada Perempuan’,
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. doi: 10.22435/hsr.v18i1.4277.47-55.

Oemiyati, R. and Rustika, R. (2017) ‘FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PADA PEREMPUAN (Baseline Studi Kohor Faktor Risiko PTM) (Risk Factors for Coronary Heart
Disease (CHD) in Women [Baseline Cohort Study of Risk Factors for Non Communicable Disease])’,
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. doi: 10.22435/hsr.v18i1.4277.47-55.

Putra, I. M. et al. (2009) ‘Laporan Kasus Intervensi penyakit jantung koroner dengan Sindroma Gagal
Jantung’, Jurnal Kardologi Indonesia.

Restuastuti, T. et al. (2017) ‘Analisis Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan’, Jurnal


Kesehatan Melayu. doi: 10.26891/jkm.v1i1.20.

Risk, D., Of, F. and In, S. (2015) ‘Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Indonesia’, Buletin
Penelitian Kesehatan. doi: 10.22435/bpk.v44i1.4949.49-58.

Roshifanni, S. (2016) ‘RISIKO HIPERTENSI PADA ORANG DENGAN POLA TIDUR BURUK
(Studi di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya)’, jurnal Berkala Epidemiologi. doi:
10.20473/jbe.v4i3.

Wahyuni, A., Nurrachmah, E. and Gayatri, D. (2012) ‘Kesiapan pulang pasien penyakit jantung
koroner melalui penerapan’, Jurnal Keperawatan Indonesia.

Wenas Mercilia F., dkk (2014) ‘Hubungan Antara Rasio Kadar Kolesterol Total Terhadap High-
Density Lipoprotein (HDL) Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner’, e-Clinic.

Widiastuti, A. (2012) ‘Efektifitas edukasi terstruktur berbasis teori perilaku terencana terhadap
pemberdayaan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner di rumah sakit pondok indah
jakarta’, Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai