Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

GRANULOMA UMBILIKALIS

A. Definisi

Granuloma merupakan benjolan kecil berwarna merah muda yang


timbul pada area pusar bayi. Granuloma umbilikalis adalah salah satu kelainan
paling umum pada bayi yang baru lahir. Granuloma tampak seperti bola
dengan jaringan yang lembab dan merah pada pusar bayi. Kondisi ini paling
sering terjadi pada bayi baru lahir setelah tunggul tali pusar telah lepas. Tali
pusar menghubungkan bayi ke plasenta Mama selama kehamilan. Tali ini
mengandung arteri dan vena yang bertujuan untuk membawa nutrisi, oksigen,
dan kotoran antara Mama dan bayi. Setelah lahir, tali pusar terputus yang
memisahkan bayi dari plasenta. Tunggul kecil tali pusar tertinggal pada pusar
bayi dan biasanya terlepas sendiri dalam 1 hingga 2 minggu. Biasanya, dokter
atau bidan akan memberikan panduan tentang perawat penyembuhan pusar
sebelum bayi dipulangkan dari rumah sakit atau pusat persalinan.Tali pusat
memiliki fungsi sebagai penyalur oksigen dan makanan dari plasenta ke janin
( Saifudin dan Wibowo 2018).
Granuloma umbilikal merupakan jaringan granulasi berlebihan yang
terlihat ditengah umbilikus, yang muncul setelah pemisahan tali pusat pada
neonatus. Granuloma umbilikal merupakan anomaliumbilikalis neonatus yang
paling umum ditemui, granuloma umbilikal umumnya berkembang dalam
beberapa minggu pertama kehidupan dan dapat muncul sebagai massa
bertangkai, berwarna merah mudah, lunak, mudah berdarah, dan berdiameter
1 mm hingga 10 mm.
Granuloma merupakan tumor yang bersifat inflamatorik yang terdiri
dari jaringan granulasi yang muncul sebagai respon terhadap infeksi kronis,
inflamaasi, iritasi terhadap benda asing, atau penyebab yang tidak diketahui.
Granukoma umbilikal dapat disebabkan oleh pemisah tungguil tali pusat yang
tertunda yang tidak teratur. Granuloma umbilikalis merupakan kondisi
munculnya massa kecil seperti daging pada pusar bayi setelah tali pusat
terlepas. Timbulnya daging tersebut terjadi akibat pembentukkan jaringan
parut yang berlebihan( Taufik 2019 ).

B. Etiologi
Granuloma umbilikalis terjadi ketika muncul massa kecil setelah
pemisahan tali pusat, sebuah massa kecil dari jaringan granulasi dapat
terbentuk pada dasar umbilikus. Granuloma ini terdiri dari jaringan granulasi
sejati dengan fibroblas dan kapiler. Secara klasik berupa massa bundar,
lembab, erythematous, bertangkai, dan biasanya berdiameter 3-10 mm.
Kolonisasi bakteri dan infeksi memegang peranan dalam patogenesis penyakit
ini (Cilley, 2018).
Penyebab granuloma umbilikal berhubungan dengan proses
penyembuhan jaringan saat tali pusat akan terpisah dari umbilikus bayi. Pada
granuloma umbilikal, epitelesasi cincin umbilikus tidak sempurna dan
terdapat pertumbuhan jaringan granulasi yang berlebihan. Proses
pembentukkan granuloma umbilikal juga telah dihubungkan dengan adanya
kolonisasi bakteri. Adanya ketidakseimbangan antara flora normal dan
organisme saprofit dianggap mempengaruhi pemisahan tali pusat dari
umbilikus, mengakibatkan terganggunnya epitelisasi kulit dan pembentukkan
granuloma.

C. Patofisilogi
Patofisiologi granuloma umbilikal terjadi pada proses pemyembuhan
setelah pemisahan tali pusat. Sebelum tali pusat yang menempel pada
umbilikus lepas di hari ke 7 hingga 15, terjadi suatu proses fisiologis dimana
jaringan dasar umbilikus akan ditutupi oleh sel epitel skuamosa. Kemudian,
akan terbentuk jaringan granulasi yang berdegenerasi dalam 2-3 minggu
apabila proses degenerasi tidak terjadi, akan terbentuk jaringan granuloma.
Secara histopatologi, jaringan ini terdiri dari fibroblas, kapiler, endotel, dan
sel-sel inflamasi (Hidayat 2019).
Granuloma umbilikal juga dapat terjadi akibat tertundanya proses
pemisahan tali pusat dari umbilikus akibat adanya infeksi. Hal ini
menyebabkan terjadinya proses inflamasi dengan banyaknya jaringan
granulasi yang mencegah terbentuknya jaringan epitel.
Adanya organisme saprofit juga dapat menghambat pemisahan tali
pusat dari umbilikus dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi oleh
organisme patogen. Aadanya iritasi pada umbilikus setelah proses epitelisasi
komplit pada umbilikus juga dapat menyebabkan terbentukknya granuloma
(Damayati 2018).

D. Manifestasi Klinis
Berikut adalah gejala atau tanda granuloma umbilikalis :
1. Benjolan timbul keluar
2. Iritasi ringan pada area sekitar pusar
3. Adanya lendir yang terasa lengket, serta pusar mengeluarkan cairan
bening atau kuning
Gejala yang terjadi sat benjolan pada pusar mengalami infeksi, seperti :
1. Rasa sakit serta ketidaknyamanan saat menyentuk pusar
2. Demam pada anak, sekaligus pusar membengkak dan semakin kemerahan
Granuloma umbilikalis biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau tidak
nyaman. Namun terkadang dapat membuat bayi menjadi terinfeksi jika
tidak diberi perawatan yang benar. Gejala yang timbul jika granuloma
umbilikal semakin parah diantaranya muncul nanah di area pusar, pusar
membengkak dan menjadi kemerahan berair , hingga timbul rasa nyeri.

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan granuloma umbilikal yang paling banyak dipilih
adalah kauterisasi kimia dengan perak nitrat. Pemberian perak nitrat sebanyak
beberapa kali umumnya efektif menghilangkan granuloma. Pilihan terapi lain
adalah ligasi ataupun eksisi bedah. Pemberian perak nitrat merupakan terapi
pertama pada granuloma umbilikal. Potensi efek samping yang dapat muncul
adalah kerusakan jaringan sekitar umbilikus akibat luka bakar.

F. Pemeriksaan penunjang
Granuloma umbilikal dapat dengan mudah diidentifikasi melalui
pemeriksaan fisik dan anamnesis. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
yaitu :
a. USG :
b. Biopsi eksisi

G. Komplikasi
Komplikasi akibat granuloma umbilikal jarang terjadi.
Kemungkinanan kecil komplikasi yang terjadi yaitu infeksi dengan gejala
berupa eritema, bau menyengat, atau muncul sekret purulen. Apabila jaringan
granuloma sangat eksesif, dapat timbul necrotizing fasciitis yang bisa
berujung fatal.
Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda infeksi ini
ditemukan akan terjadi penyebaran. Pada keadaan lebih lanjut infeksi dapat
menyebar kebagian dalam tubuh disepanjang vena umbilikus dan akan
menyebabkan:
1. Trombosit vena porta (sumbatan pada pembuluh darah)
Sumbatan pada pembuluh darah vena porta hati oleh gumpalan darah.
Pembuluh darah ini berfungsi untuk mengalirkan darah dari usus ke hati.
Gumpalan daraah ini terbentuk karena adanya gangguan aliran darah atau
gangguan pada sel darah merah .
2. Abses hepar
Abses hati adalah kantung nanah yang terbentuk akibat cedera dalam
organ hati. Jika dibiarkan kondisi tersebut dapat berkembang menjadi
infeksi. Nanah sendiri terbentuk dari sel darah putih dan sel mati yang
terbentuk saat tubuh melawan infeksi
3. Septikimia
Kondisi dimana seseorang mengalami keracunan darah akibat bakteri
dalam jumlah besar masud kedalam aliran darah. Resiko dalam kondisi
ini bissa mengancam jiwa penderitanya septikimia juga bisa terjadi karena
di picu oleh infeksi didalam tubuh kemudian bakteri dari infeksi tersebut
masuk kealiran darah jika tidak ditangani dengan cepat kondisi ini dapat
memicu sepsis.
H. Pencegahan
Pencegahan granuloma yang paling utama adalah mencegah pusar bayi dari
kelembapan berlebih. Ketika tali pusar bayi belum lepas sepenuhnya dari
perut bayi, biasanya tenaga kesehatan akan meminta keluarga memastikan
agar bagian pusar tidak terkena air. Tujuannya, untuk menghindari area
menjadi lembab area pusar yang lembab akan mudah terkena infeksi. Jika
tidak sengaja terkena air, segera keringkan dengan handuk. Selain cara
tersebut, kemunculan granuloma umbilikalis pada bayi dapat dicegah dengan
perawatan yang benar. berikut hal yang perlu dilakukan orang tua untuk
mencegah kondisi tersebut :
1. Membersihkan tali pusar bayi dengan air bersih dan dengan tangan yang
bersih
2. Menghindari penggunaan obat pada tali pusar bayi kecuali dengan saran
dokter
3. Menghindari penggunaan celana, popok, atau pakaian yang bersentuhan
dengan pusar karena akan memicu iritasi
4. Memandikan bayi untuk menjaga kebersihan pusar, usahakan untuk tidak
terkena terlalu banyak sabun saat mandi
5. Mengerinkan bayi setelah mandi pastikan daerah pusar benar-benar kering

Anda mungkin juga menyukai