Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ABSES, GRANULOMA DAN KISTA

Disusun oleh:

KELOMPOK 3

Dwi bella safira 12100118004

Ayu Insafi M 12100118016

Agista Rohani Yasmin N 12100118026

Rezha Aulia 12100118048

Venny Try A 12100118049

Fenda Khafidhotenty 12100118073

Novi Fauziyah 12100118052

Fasya muhammad ghafar 12100118158

ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RUMAH SAKIT AL-IHSAN

2018-2019
ABSES

Abses adalah kumpulan pus yang terletak dalam suatu kantung yang terbentuk dalam
jaringan yang disebabkan oleh suatu proses infeksi oleh bakteri, parasit, atau benda asing
lainnya. Abses merupakan infeksi yang gambaran utamanya berupa pembentukan pus. Pus
merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat
pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan otot dekat permukaan. Abses merupakan
rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan oleh infeksi bakteri campuran. Bakteri
yang berperan dalam proses pembentukan abses ini yaitu Staphylococcus aureus dan
Streptococcus mutans.

Durasi : kronis

Sakit : terlokalisir

Ukuran : Kecil

Palpasi : Fluktuasi

Lokasi : Berbatas jelas

Adanya pus : Ada

Derajat keparahan : Tidak darurat

Bakteri : Anaerob (staphylococcus)

Gambaran Radiologi : Tampak radiolusen yang diffuse dengan batas yang tidak jelas pada
apeks gigi dan terjadi penebalan ligamen periodonsium tetapi jarang
terjadi.

Penatalaksanaan : Insisi dan drainase.


GRANULOMA

A. Definisi

Suatu granuloma gigi adalah suatu pertumbuhan jaringan granulomatous yang


bersambung dengan ligament periodontal disebabkan oleh matinya pulpa dan difusi
bakteri dan toksin bakteri dari saluran akar ke dalam jaringan periradikular di sekitarnya
melalui foramen apical dan lateral. Suatu granuloma berisi jaringan granulomatous yaitu
jaringan granulasi dan sel inflammatory kronis yang menginfiltrasi stroma jaringan
penghubung fibrusnya.1

B. Etiologi

Sebab perkembangan suatu granuloma adalah matinya pulpa, diikuti oleh suatu
infeksi ringan atau iritasi jaringan periapikal yang merangsang suatu reaksi selular
produktif. Suatu granuloma hanya berkembang beberapa saat setelah pulpa mati. Pada
beberapa kasus, suatu granuloma didahului oleh suatu abses alveolar kronis. Bukti
eksperimental menunjukkan bahwa suatu granuloma adalah suatu reaksi berantakan sel (
mediated cell) terhadap produk bacterial pulpa.1

C. Predileksi

Granuloma periapikal dapat menyerang semua usia dan merupakan kelanjutan


dari infeksi pada pulpa yang nekrotik dan mengalami infeksi yang terus-menerus.

Berdasarkan studi terhadap 800 lesi periapikal yang dilakukan oleh University of
Kentucky College of Dentistry didapatkan hasil bahwa 45,2 %lesi adalah granuloma
periapikal dan 43,8% merupakan kista radikular. Frekuensi baik kista radikuler maupun
granuloma periapikal 1,5 kali lebih banyak di maksila dibandingkan mandibula. Paling
sering terjadi di insisivus maksila rahang atas, molar pertama dan kedua mandibula, dan
molar pertama rahang atas.2
D. Gejala-gejala

Suatu granuloma tidak menghasilkan reaksi subjektif, kecuali pada kasus langka
bila runtuh dan mengalami supurasi. Biasanya granuloma adalah asimptomatik.

E. Diagnosis

Adanya granuloma, yang tanpa gejala, biasanya ditemukan pada pemeriksaan


radiografik rutin. Daerah rarefaksi tampak nyata, dengan tidak adanya kontinuitas lamina
dura. Diagnosis tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan mikroskop. Gigi yang terlibat
biasanya tidak peka terhadap perkusi, dan tidak goyah. Mukosa diatas apek mungkin peka
atau mungkin tidak peka terhadap palpasi. Dapat dijumpai suatu fistula. Gigi tidak bereaksi
terhadap tes termal atau tes pulpa listrik. Pasien memberikan suatu riwayat pulpagia yang
telah reda.

F. Diagnosis banding

abses periapikal dan kista periapikal.

G. Gambaran histopatologi

Jaringan granulomatous menggantikan tulang alveolar dan ligament periodontal.


Terdiri dari anyaman kaya pembuluh, fibroblast berasal dari ligament periodontal, dan
suatu infiltrasi limfosit dan sel-sel plasma. Makrofag dan sel raksasa benda asing
mungkin juga dijumpai. Bila reaksi radang berlanjut, karena iritasi bakteri dan produknya,
eksudat berkumpul dengan merugikan tulang alveolar disekelilingnya. Proses ini diikuti
oleh pembersihan jaringan osseus yang mati oleh makrofag atau sel raksasa benda asing,
sedangkan pada periferi, fibroblast secara aktif membangun suatu dinding fibrus.

Permukaan luar dinding jaringan granulasi ini bersambung dengan ligament


periododntal. Beberapa granuloma mempunyai sel busa, makrofag yang mengandung
bahan lipid, dan kolesterol. Tulang alveolar pada perifer granuloma menunjukkan
resorpsi, dan dijumpai osteoklas. Permukaan akar dapat menunjukkan resorpsi akar
eksternal disebabkan oleh aktivitas sementoklastik atau hipersementosis.1

H. Gambaran radiografis

Pada gambaran radiografi, granuloma periapical tampak sebagai gambaran


radiolusen, berbentuk sirkuler atau ovoid yang menutupi ujung akar dan meluas hingga ke
periapikal. Trabekula dari tulang alveolar mungkin kelihatan seperi superimposed diatas
lesi, karena lesi memiliki penampakan keabu-abuan dan tidak gelap. Tepi dari lesi
berbatas jelas, seringnya dikelilingi oleh sklerosis tulang, dan kadang-kadang ditemukan
suatu localized antral mucositis. antral mucositis merupakan suatu peradangan pada
membrane mukosa di sinus maksilaris dan pada radiograf terlihat sebagai gambaran yang
kecil, pembengkakan radioopak di dasar sinus mengelilingi apeks dari gigi.

Granuloma periapical dan kista periapikal memiliki gambaran radiografi yang


identik, kista periapikal kadang-kadang hanya dapat dibedakan dengan granuloma dari
ukurannya. Granuloma periapikal biasanya berdiameter lebih kecil dari 1 cm, sedangkan
kista periapikal seringnya berdiameter sama atau lebih dari 10 cm dan terkadang mengisi
seluruh rahang. 3

Jika granuloma periapikal kembali terinfeksi, batasnya akan berubah dan tampak
seperti abses. Pada beberapa kasus terdapat resorpsi akar di regio apical.4

I. Perawatan

Terapi saluran akar cukup untuk merawat granuloma. Pengambilan sebab


inflamasi biasanya diikuti oleh resorpsi jaringan granulomatus dan perbaikan jaringan
tulang trabekula. Dapat juga dilakukan ekstraksi atau apicectomy. 1,5

J. Prognosis

Prognosis bagi retensi jangka panjang gigi adalah baik sekali.1


Soft-Tissue Cysts

Kista adalah rongga patologis yang berlapis epitel, biasanya berisi cairan, bahan semi-
padat, atau seluler debris. Kista jaringan lunak adalah histogenetis kelompok heterogen,
ditandai dengan lokasi di atas jaringan lunak. Secara klinis, terlihat sebagai pembengkakan
yang lunak atau berfluktuasi. Kista yang termasuk dalam kelompok ini dapat berupa kista
developmental, odontogenik, dan traumatis.

1. Mucocele
A. Definisi Mucoceles, atau kista mukosa, adalah fenomena umum atau lesi mukosa
mulut, yang berasal dari kelenjar ludah kecil dan saluran mereka.
B. Etiologi
a. Trauma minor lokal dan pecahnya saluran atau obstruksi duktus, mungkin
karena sumbatan mukosa.
C. Gambaran klinis
a. Dua jenis utama dari mucocele, menurut pathogenesis :
D. extravasation mucocele (umum), yang dihasilkan dari pecahnya saluran karena trauma
dan tumpahan mucin ke jaringan lunak sekitarnya; dan
E. kista retensi mukus (tidak umum), yang biasanya dihasilkan dari dilatasi dilatasi
karena obstruksi duktus.
F. Secara klinis, mucocele muncul sebagai pembengkakan yang tidak nyeri, berbentuk
kubah, soliter, kebiruan atau tembus cahaya, berfluktuasi yang bervariasi dalam
ukuran dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter dengan diameter. Temuan
umum adalah bahwa sebagian kista mengosongkan dan kemudian kembali terbentuk
karena akumulasi cairan baru. Bibir bawah adalah tempat keterlibatan paling umum,
biasanya secara lateral, pada tingkat bikuspid. Tempat yang kurang umum adalah
mukosa bukal, lidah, dasar mulut, dan langit-langit lunak. Mutasi ekstravasasi
menunjukkan insidensi puncak selama dekade kedua dan ketiga, sementara tipe
retensi mukus lebih sering terjadi pada kelompok usia yang lebih tua.
G. Laboratory tests : Histopathological examination.
H. Differential diagnosis : Lymphangioma, hemangioma, lipoma, mucoepidermoid
carcinoma, Sjögren syndrome, lymphoepithelial cyst.
I. Treatment
Surgical excision or cryosurgery.

2. Ranula
A. Definisi

Ranula adalah bentuk mukokel yang terjadi secara eksklusif di dasar mulut.

B. Etiologi

Trauma atau obstruksi duktal.

C. Gambaran klinis

Berfungsi sebagai pembengkakan yang halus, berfluktuasi, tidak nyeri di dasar


mulut, lateral ke garis tengah. Warnanya berkisar dari alorm hingga tembus kebiruan,
dan ukurannya biasanya dalam kisaran 1–3 cm, atau lebih besar. Diagnosis biasanya
didasarkan pada kriteria klinis.

D. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan histopatologi.


E. Diagnosis banding

Kista dermis, abses, hemangioma, limfangioma, kista lymphoepithelial.

F. Perawatan Operasi

pengangkatan atau marsupialisasi.


3. Kista Dermoid

A. Definisi dan etiologi Kista dermoid adalah lesi kistik perkembangan yang jarang
yang timbul dari sisa epitel embrionik.
B. Gambaran klinis

Berfungsi sebagai pembengkakan yang tumbuh lambat dan tidak nyeri


dengan warna normal atau merah kekuningan dan konsistensi yang khas dan lembut
pada saat di palpasi. Ukuran bervariasi dari beberapa milimeter hingga 10 cm, dan
lesi biasanya terjadi di garis tengah lantai mulut. Jika kista terletak di atas otot
geniohyoid, kista dapat menggeser lidah ke atas dan menyebabkan kesulitan dalam
pengunyahan, ucapan, dan menelan. Ketika kista terjadi di bawah geniohyoid otot,
mungkin menonjol secara submental. Kista dermoid atau epidermoid jarang terjadi
di bibir. Kista sering muncul di masa dewasa awal.

C. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan histopatologi.


D. Diagnosis banding Ranula, abses, kista lymphoepithelial, cystichygroma.
E. Perawatan Operasi : pengangkatan.

3. Kista limfepitelial
A. Definisi
a. Kista limfepitelial adalah lesi perkembangan yang jarang terjadi pada mukosa
mulut.
B. Etiologi
a. Disebabkan oleh degenerasi kistik dari kelenjar atau permukaan epitel yang
terperangkap dalam jaringan limfoid selama embriogenesis.
C. Gambaran klinis
Ditandai sebagai nodul asimtomatik, bergerak, terdefinisi dengan baik,
biasanya palpasi kuat dan meningkat, dengan warna kekuningan atau
keputihan. Ukurannya berkisar dari 0,5 cm hingga 2 cmin diameter. Dasar
mulut adalah lokasi yang paling sering, diikuti oleh batas lateral posterior dan
permukaan ventral lidah. Kista limfepitelial secara histologis mirip dengan
kista sumbing branchial yang berkembang di leher lateral.
D. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan histopatologi.
E. Diagnosis banding
Penggolongan jaringan limfoid, kista dermoid, mukosil, lipoma, fibroma dan
tumor jinak lainnya.
F. Perawatan Operasi pengangkatan.

4. Kista Erupsi
A. Definisi

Kista erupsi adalah bentuk jaringan lunak dari kista dentigerous dan
berhubungan dengan gigi sulung atau permanen yang erupsi.

B. Etiologi

Pemisahan folikel gigi dari ujung mahkota gigi.

C. Gambaran klinis

Terjadi sebagai pembengkakan yang berbatas tegas, berfluktuasi, dan lunak


langsung di atas mahkota gigi yang erupsi. Biasanya, warnanya biru atau merah gelap,
tergantung pada jumlah darah dalam cairan kisti. Diagnosis biasanya dibuat
berdasarkan kriteria klinis.

D. Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan histopatologi.


E. Diagnosis banding

Hematoma, hemangioma, tato amalgam, nevi berpigmen, melanoma, tumor


neuroektodermal melanotik pada masa bayi.

F. Perawatan Biasanya tidak diperlukan, karena kista sering pecah secara spontan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Grossman, Louis I, d.k.k. Il mu Endodontic dalam Praktek Edisi Kesebelas. 1995.


Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

2. Ernest R. Lalonde A.B., M.Sc., D.D.S., M.S.D. and Raymond G. Luebke D.D.S.,
M.S.D. The frequency and distribution of periapical cysts and granulomas : An evaluation of
800 specimens . Lexington, Ky., USA (Available online 28 March 2005).

3. Olaf E. Langland, Robert P Langlais, John W Preece. Principles Of Dental Imaging.


2nd Edition.2002. Philadelphia ,Penysylvania, USA

4. John,John R . Essentials of Dental Radiology .Reprint 2008. at Rajkamal Electric


Press, B-35/9, GT Kamal Rod, Delhi-33

5. R. A. Cawson,E. W. Odell . Cawson's Essentials Of Oral Pathology And Oral Medicine


8TH Edition. 2008. British Library Cataloging In Publication Data.

Anda mungkin juga menyukai