Anda di halaman 1dari 24

Space Occupying Lession

Definisi
• (space occupying lesion/ SOL) merupakan lesi yang meluas
atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor,
hematoma, dan abses.

• SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan generalisasi


masalah tentang adanya lesi pada ruang intracranial
khususnya yang mengenai otak. Terdapat beberapa penyebab
yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio
serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor pada
intracranial
Tumor

Tumor otak atau tumor intrakranial adalah


neoplasma atau proses desak ruang (space
occupying lesion) yang timbul di dalam rongga
tengkorak baik di dalam kompartemen
supertentorial maupun infratentorial.
Etiologi
Penyebab hingga saat ini masih belum diketahui secara
pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan.
Sebagian besar mengatakan dapa disebabkan oleh beberapa hal
tersebut :
Idiopatik
Herediter
Sisa-sisa sel embrional
Radiasi
Substansi-substansi karsinogenik
Klasifikasi
• Berdasarkan lokasinya lesi desak ruang (SOL) dapat dibedakan menjadi
SOL yang terletak di Supratentorium dan SOL yang terletak di
Infratentorium.
Keganasan
• batas yang jelas, tidak infiltratif dan
hanya mendesak organ-organ sekitar

Benign • Secara histologis : struktur sel yang


reguler, pertumbuhan lama tanpa
mitosis

• Mikroskopis : infiltratif atau ekspansi


destruktur tanpa batas yang jelas,

Maligna tumbuh cepat serta cenderung


membentuk metastasis dan
rekurensi pasca pengangkatan total
• Klasifikasi tumor otak menurut WHO
(modifikasi dengan adaptasi dari
Escourolle) menjadi 9 kategori yaitu:

– Tumor jaringan neuroepithel


– Tumor nervus kranial dan splinal
– Tumor meningen
– Neoplasma hematopoietic
– Germ cell tumor
– Kista dan tumor-like lesion
– Tumor regio sellar
– Ekstensi lokal dari tumor regional
– Tumor metastasis
Manisfestasi Klinis
1. Tanda dan gejala peningkatan TIK :
a) Sakit kepala
b) Muntah
c) Papiledema
Gejala sesuai lesi di lokasi spesifik
1. Tumor di lobus frontalis / kortikal
• Gangguan mental
• kemunduran intelegensi, ditandai dengan gejala “Witzelsucht”
• Kejang adversif
• refleks memegang dan anosmia
• disartri, kelumpuhan kontralateral, dan afasia

2. Tumor di daerah presentralis


• kejang pada sisi kontralateral
• hemiparesis kontralateral
• paparesis inferior

3. Tumor di lobus temporalis


• serangan “uncinate fit” pada epilepsi
• gangguan fungsi penciuman
• halusinasi auditorik dan afasia sensorik
• disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan
kepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial kompleks
4. Tumor di lobus parietalis
• astereognosia dan ataksia sensorik
• thalamic over-reaction
• Agnosia
• afasia sensorik
• Apraksia
• Kurangnya konsentrasi
5. Tumor pada lobus oksipitalis
• sakit kepala di daerah oksiput
• gangguan medan penglihatan
• hemianopsia homonym yang kongruen
• persepsi kontralateral episodik terhadap cahaya senter, warna
atau pada bentuk geometri
6. Tumor pada korpus kalosum
• gangguan mental
• cepat lupa
• kejang
7. Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal
• Hidrosepalus
• sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks, muntah dan kadang-kadang
pingsan (perubhan posisi)
• gangguan ingatan
• amenorea
• galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu

8. Tumor Batang Otak


• disfungsi saraf kranialis
• defek lapangan pandang
• nistagmus
• ataksia dan kelemahan ekstremitas

9. Tumor Cerebellum
• Muntah berulang
• sakit kepala di bagian oksiput
• Pusing, vertigo dan nistagmus
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang:
– Elektroensefalografi (EEG)
– Foto polos kepala
– Arteriografi
– Computerized Tomografi (CT Scan)
– Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Anamnesis yang didapat:

Gejala TTIK: nyeri kepala muntah, papiledema


Nyeri kepala: intermiten, tumpul, berdenyut,
berlokasi di frontal/oksipital. Bayi&anak2:
pembesaran lingk. Kepala yg progresif
Kejang: khususnya di supratentorial  kejang
umum, psikomotor, atau kejang fokal
Gejala neurologis fokal
Perubahan tanda vital pada kasus space occupying
lesion intrakranial

• relatif stabil selama stadium awal


Denyut nadi dari peningkatan ICP

• Perubahan pada pola pernafasan


Pernapasan adalah hasil dari tekanan langsung
pada batang otak

• mekanisme dekompensasi berubah,


peningktan suhu tubuh akan muncul akibta
Suhu Tubuh dari disfungsi dari hipotalamus atau edema
pada traktus yang menghubungkannya
• Reaksi pupil yang lebih lambat
dikarenakan adanya penekanan
pada n.okulomotorius
Reaksi • Penekanan ini menjepit
n.okulomotorius di antara
Pupil tentorium dan herniasi dari lobus
temporal
• mengakibatkan dilatasi pupil yang
permanen
Penatalaksanaan

Terapi Suportif Terapi Definitif


 Antikonvulsan • Pembedahan
 Kortikosteroid • Radiasi
• Kemoterapi
• Imunoterapi
Penanganan tumor
Terapi Operatif

Tindakan terapi operasi tumor ini khusunya yang ganas


bertujuan untuk mendapatkan diagnosa pasti dan
dekompresi internal mengingat bahwa obat**
antiedema tdk dpat dibrikan secara trus menerus.
Prinsip penangan adalah pengambilan tumor
total,sementara pda tumor ganas tujuanya
dekompresi untuk pengobatan selanjut nya.
Terapi Konservatif (non operasi)

Radioterapi
• Radioterapi ini untuk tumor kebanyakan mengunakan sinar X dan
sinar gamma
• Tujuan: menghancurkan tumor dengan dosis yang masi dpt
ditoleransi oleh jaringan normal yang ditembusnya.
• Menggunakan terapi megavolte (energi yaitu >1 juta elektron volt) :
penetrasi yang lebih dalam dan absorpsi pada tulang, kulit, jaringan
subkutan
1. Co60 (mengeluarkan sinar Gamma 1,117 dan 1,33 Mev)
2. Akselerator linier (Sinar X 4-25 Mev)
Kemoterapi
Obat : HU (hidroksiurea), 5-FU (5-fluorourasil), PCV (Prokarbazin, CCNU,
Vincristine), Nitrous urea (PCNU, BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin,
MTX (metrotreksat), DAG (Dianhidrogalaktitol) dan sebagainya

Immunoterapi
• tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan fungsi
immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan melakukan restorasi
sistem immun dapat menekan pertumbuhan tumor
• diterapkan untuk kasus-kasus tumor jenis glioma (dimana sistem
imunnya menurun)
• obat-obat yang sering digunakan sebagai immuno-modulator antara
lain adalah: BCG/Levamizole, Visivanil, dan PS/K
Komplikasi
1. Herniasi Foramen magnum
2. Kerusakan neurologis permanen, progresif, dan
amat besar
3. Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi atau
berfungsi
4. Rekurensi pertumbuhan tumor
Prognosis
• Tergantung jenis tumor spesifik atau tipe tumor.
• Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years
survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan
hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-
40%.
• Prognosis di Indonesia masih buruk.

Anda mungkin juga menyukai